259
Buku Saku Ekologi Pertanian BUDIDAYA PRAKTIS BEBERAPA TANAMAN DI INDONESIA Edisi revisi Buah Tangan Praktikum Ekologi Pertanian Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor 2010/2011

Buku Saku Ekotan 2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buku Saku Ekotan 2011

1

Buku Saku Ekologi Pertanian

BUDIDAYA PRAKTIS BEBERAPA TANAMAN DI INDONESIA Edisi revisi

Buah Tangan Praktikum Ekologi Pertanian Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor 2010/2011

Page 2: Buku Saku Ekotan 2011

2

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah buku saku Ekologi Pertanian yang berjudul “Budidaya Praktis Beberapa Tanaman di Indonesia” edisisi Revisi ini telah terbit.

Informasi yang disampaikan dalam buku ini merupakan kumpulan data yang diperoleh dari peserta praktikum tahun 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011. Hal yang melatarbelakangi disusunnya buku ini adlah karena adanya kebutuhan mahasiswa pertanian akan informasi budidaya komoditas pertanian terutama ketika berada di masyarakat.

Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan buku ini dimasa yang kan datang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Maret 2011

Editor Asisten Praktikum Ekologi Pertanian

Page 3: Buku Saku Ekotan 2011

3

MATA KULIAH EKOLOGI PERTANIAN (AGH 320)

DEPARTEMEN AGRONOMI

DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Koordinator: Dr. Ir. Munif Ghulamahdi

Anggota : Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS Dr. Ir. Maya Melati, MS, MSc Dwi Guntoro, SP, MSi

Asisten Praktikum : 1. Ismail Saleh, SP 2. Mastika Wardhani 3. Kalimatul Jumro 4. Azdy Fransedo 5. Brury Marco Silalahi 6. Sri Ayu Dwi Lestari 7. Yenny Fitria 8. Ricki Susilo 9. Afifah Farida Jufri

10. Andina Fabrini Firdausya

Page 4: Buku Saku Ekotan 2011

4

DAFTAR ISI

TANAMAN PANGAN - Padi sawah (8) - Padi Gogo (9) - Jagung (11) - Gandum (12) - Shorgum (14) - Kedelai (15) - Kacang tanah (16) - Kacang hijau (19) - Ubi jalar (21) - Uwi (23) - Suweg (24) - Ketela pohon (26) - Ganyong (27) - Talas (29) - Iles-iles (31) - Kentang ireng (33)

TANAMAN PERKEBUNAN - Karet (36) - Kopi (37) - Kelapa sawit (39) - Kelapa (40) - Tembakau (41) - Kakao (43) - Teh (44) - Tebu (45) - Kapas (46) - Jarak pagar (47)

TANAMAN SAYURAN - Paprika (50) - Caisin (52) - Asparagus (54) - Kubis (55) - Kangkung (57) - Bayam (58) - Wortel (59) - Kentang (60) - Selada (61) - Cabai (64) - Brokoli (65) - Kacang panjang

(67) - Terung (69) - Bawang merah (70) - Bawang putih (71) - Pakchoy (72) - Labu siam (74) - Jagung manis (76) - Sawi (78) - Timun (80) - Buncis (82) - Seledri (84) - Selada (86) - Melinjo (87) - Belimbing wuluh

(89) TANAMAN BUAH - Nanas (91) - Manggis (92) - Anggur (93) - Pepaya (95) - Apel (96) - Jeruk (97)

Page 5: Buku Saku Ekotan 2011

5

- Melón (98) - Tomat (99) - Semangka (100) - Jambu bol (102) - Stoberi (104) - Mangga (106) - Durian (108) - Pisang (109) - Nangka (110) - Alpukat (111) - Rambután (113) - Buah naga (115) - Markisa (117) - Jambu biji (119) - Sirsak (120) - Arbei (122) - Timun suri (123) - Srikaya (124) - Bengkuang (125) - Lengkeng (126)

TANAMAN REMPAH - Lada (128) - Cengkeh (129) - Lengkuas (130) - Panili (132) - Pala (133) - Kayu manis (135) - Kapulaga (137)

TANAMAN OBAT - Mengkudu (139) - Nilam (140) - Katuk (142) - Legetan (144)

- Tapak dara (145) - Combrang (146) - Asam jawa (147) - Kolesom (148) - Rosela (150) - Sereh wangi (151) - Sirih merah (153) - Som jawa (154) - Artemisia (156) - Cabe jawa (158) - Kencur (160) - Kunyit (161) - Jahe merah (163) - Sambiloto (164) - Mahkota dewa(167) - Coleus (169) - Lidah buaya (170) - Temulawak (171) - Salam (172) - Beluntas (173) - Pandan (175) - Kemuning (177) - Daun dewa (179) - Botrowali (180) - Sambung nyawa

(183) - Kumis kucing (184) - Temu ireng (185) - Temu giring (186) - Gadung (187) - Oyong (188) - Pare (190) - Saga (191) - Kemangi (192) - Jati belanda (195)

Page 6: Buku Saku Ekotan 2011

6

TANAMAN HIAS - Aglaonema (197) - Cabe Hias (199) - Nephentes (201) - Pisang Hias (203) - Caladium (206) - Adenium (209) - Mawar (213) - Anthurium (216) - Melati (219) - Krisan (221) - Sansiviera (223) - Euphorbia (225) - Anggrek (228) - Begonia (230) - Puring (231) - Bunga Matahari(234) - Bugenvil (236) - Sikas (238) - Lili Paris (240) - Dahlia (241) - Anyelir (244) - Philodendron (246) TABULAMPOT - Delima (249) - Belimbing Wuluh

(250) - Tomat (253) - Kedondong (255) - Sawo Kecik (257)

Page 7: Buku Saku Ekotan 2011

7

TANAMAN PANGAN

Page 8: Buku Saku Ekotan 2011

8

PADI SAWAH (Oryza sativa )

Varietas : IR 64 , Fatmawati, Memberamo, Rajalele, Cianjur, Pandan wangi, Pelita, PB 48 Jarak tanam : 20cm x 25cm atau 25cm x 25 cm, 22 cm x 22 cm atau 30 cm x 20 cm tergantung varietas. Syarat tumbuh : di daerah 45 o LU - 45 o LS dengan CH1500-2000 mm/tahun, cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Tanah lumpur ketebalan 18-22 cm, pH tanah 4,0-7,0. dat. rendah: 0-650 m dpl, suhu 22-27 o C; dat tinggi 650-1.500 m dpl suhu 19-23 o C. Dosis pupuk :150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 MST dan 8 MST Umur panen: 95 -110 HST, sesuai dengan varietas. Produktivitas : PTB(padi tipe baru): 9 ton, var lain: ± 6-8 ton meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Sentra produksi: Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, dan Sulawesi.

Page 9: Buku Saku Ekotan 2011

9

PADI GOGO

Varietas : inpago 4, 5,

6, mandel handayani,

situ bagendit, situ

patenggang, batu tugi,

danau gaung, jatiluhur,

way apo buru, ipb 97.

Syarat tumbuh : ditanam di dataran tinggi dengan

ketinggian 650-1500 mdpl, dengan suhu 16-230C,

dengan ketebalan tanah 25 cm, pH tanah 4,0-8,0

Teknik budidaya

Jarak tanam : Jarak tanam 40 cm x 15 cm, 30 cm

x 30 cm atau 50 x 20 cm

Pemupukan : urea 250 kg/ha, sp 18 200 kg/ha, kcl

100 kg/ha (bergantung pada kesuburan lahan)

seluruh pupuk diisikan dalam larikan yang dibuat

sepanjang baris tanaman pada saat tanah dalam

kondisi lembab, kemudian tutupkembali dengan

tanah atau dengan cara tugal pada jarak + 5 cm

dari lubang tanam sedalam 7 cm.

Page 10: Buku Saku Ekotan 2011

10

Hama : wereng, tikus(gropyokan), burung(jarring-

jaring, bebegig), lalat bibit (pestisida marshal),

penyakit : blas(insektisida/bakar sisa jerami),

bercak daun coklat(insektisida rapcide 50 WP,

tungro (insektisida)

Produktivitas : 2,5 ton/ha

Umur panen : 110 – 120 HST (sesuai dengan

varietas)

Sentra penanaman : Jawa, Bali, Madura,

Sulawesi.

Page 11: Buku Saku Ekotan 2011

11

JAGUNG (Zea mays)

Varietas yang beredar : *Komposit (Arjuna), kebutuhan benih = 35 kg/ha *Bisi I,&III,Pioneer 5 & 6, kebutuhan benih = 20 kg/ha *Bisi II, kebutuhan benih = 15 kg/ha *Pioneer 7, 8, & 9, kebutuhan benih = 17 kg/ha Jarak tanam : 75cm x 25cm Syarat tumbuh : Kedalaman lubang 15-20cm, ketinggian 0-1300 m dpl, CH optimal 85-100 mm/bln. suhu 24-30oC,pH 5,6-7.5 Dosis pupuk : Urea 300-450 kg/ha TSP 100 kg/ha KCL 50-100 kg/ha Umur panen : 90-100 hari Produktivitas : Rata-rata 5-9 ton/ha. Potensi 7-

14 ton/ha Sentra produksi : Indonesia timur HPT : ulat tongkol, penggerek daun, belalang tikus, bulai,karat, busuk batang, busuk tongkol

Page 12: Buku Saku Ekotan 2011

12

GANDUM (Triticum aestivum)

Varietas : Dewata, Nias, Selayar Syarat tumbuh : Ketinggian diatas lahan yang sesuai 800 m dpl. Suhu Optimum 20-25° C. Curah hujan 600 825 mm/tahun. Kelembapan rata-rata 80 90%. Intensitas penyinaran 9-12 jam/hari. Jenis tanah adalah Andosol, Regosol kelabu, Latosol dan Aluvial. Derajat keasaman (pH) tanah berkisar 6-7. Produktivitas : Dewata (Dataran tinggi ± 2,96 t/ha. Dataran rendah ± 2,04 t/ha), Nias (2,56 ton/ha), Selayar (± 2,95 t/ha) Teknik Budidaya : Kebutuhan benih 100 kg/ha. Tanah diolah sempurna sampai gembur. Sekeliling bedengan dibuatkan drainase. Tanah berdebu dengan pH 6,0 - 8,5, ditanam pada akhir musim hujan (April - Mei). Buat larikan sedalam ± 5 cm. Jarak antara larikan 25 cm. Benih disebar merata dalam larikan dan ditutup dengan tanah. Takaran pupuk : 300 kg urea/ha + 200 kg SP36/ha + 100kg KCl/ha . Pemupukan 2 kali, pertama 7-10 hari setelah tanam (150 kg urea/ha + 200 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha), dan kedua 30-35 hari setelah tanam (150 kg urea/ha).Pupuk diberikan secara larikan ± 10 cm disamping tanaman dan ditutup dengan tanah. Penyiangan pertama pada umur 15 hari setelah tanam. Penyiangan kedua pada umur 28-30 hari setelah tanam dilakukan sebelum pemupukan kedua. Pengendalian ulat tanah

Page 13: Buku Saku Ekotan 2011

13

dengan pemberian insektisida 20 kg/ha Furadan 3G pada lubang larikan pada saat tanam. Pengendalian Aphids dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC. Pengendalian penyakit Scab dengan pemberian Fungisida Thiophanate methyl (Topsin M70 WP). Pemberian air melalui antara bedengan sehingga tanah cukup lembab setiap 3 - 4 minggu. Pemberian air dapat juga dilakukan melalui sprinkle. Gandum yang siap panen apabila tanaman telah berumur ± 90 untuk dataran rendah, berumur ± 107 hari untuk dataran menengah, dan ± 112 hari untuk untuk dataran tinggi.Ciri-ciri tanaman siap panen biji sudah keras,jika ditekan dengan kuku tidak keluar cairan, batang dan daun mengering berwarna putih keabu-abuan demikian pula kelopak buahnya. Sentra produksi : Sulawesi Selatan (Malino), Jawa Timur (Tosari), Jawa Tengah (Salatiga) dan Sumatra Barat (Sukarami).

Page 14: Buku Saku Ekotan 2011

14

SHORGUM (Shorgum bicolor)

Varietas: Rio, Keller, Wray, Mandau, Sangkur Jarak Tanam : 95 cm x 7,5 cm Syarat Tumbuh:

Tumbuh di daerah tropik dan subtropik 0 - 700 m dpl. hampir semua jenis tanah, kecuali tanah podzolik merah kuning masam. Dapat tumbh.pd kesuburan rendah, solum agak dalam (lebih dari 15 cm).pH 5 -7,5 RH rendah dan CH relatif rendah (375-425 mm/tahun) toleran luas salinitas dan alkalinitas , cocok di daerah bersuhu panas lebih dari 20°

Dosis Pupuk : 90 kg N/ha atau 2 kw Urea/ha : 45 kg P2O5/ha atau 1 kw TSP/ha : 25 kg K2O/ha Umur Panen : 70-110 hari Produktivitas : 1 825 kg/ha. Sentra Produksi : Jawa Tengah (Purwodadi, Pati,

Demak, Wonogiri), DIY, Jawa Timur (Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo), sebagian NTB dan NTT

Page 15: Buku Saku Ekotan 2011

15

KEDELAI (Glicyne max)

Varietas

Wilis, Burangrang, Leuseur, Argomulyo, Lawu, Kerinci, Tampomas, Kawi, Galunggung, Pangrango

Jarak Tanam ; Monokultur :20 x 30 cm, 40 x 15 cm, 40 x 20 cm Tpg sari jagung 30 x 30 cm jagung : 90 x 90 cm

Syarat Tumbuh iklim tropis dan subtropis, CH :100- 400 mm/ bln, pd 400 m dpl, cocok musim kemarau, RH: 60 -70 %, suhu musim panas 35o-39o C. pH 5,8-7,0. ada varietas yg sesuai pada pH 4,5.

Dosis Pupuk:Urea : 100 kg/ha, SP-36 : 200 kg/ha, KCl : 150 kg/ha Panen : Umur 75 – 110 hari Produktivitas :1 – 1,5 ton/ha

Sentra Produksi :Pesisir utara Jawa, Sul-Ut (Gorontalo), Lampung, Sum Sel, Bali, NTB dan NTT.

Page 16: Buku Saku Ekotan 2011

16

KACANG TANAH (Arachis hypogea)

Syarat tumbuh • Iklim : cocok ditanam

didataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C – 32°C, sedikit lembab ( rH 65 % – 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka.

• Media tanah : Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan, Tanah berdrainase dan beraerasi baik, PH antara 6,0 -6,5.

Varietas : Macan, Gajah, Kidang , Banteng, Tapir, Belanduk, Rusa, Anoa, Tupai, Kancil, Jerapah, Kelinci, dan Bison Teknik Budidaya • Benih : Gunakan varietas unggul yang

mempunyai potensi hasil tinggi, ukuran biji seragam, sehat.

• Cara Tanam : Penanaman secara baris tunggal dengan tugal atau alur bajak dengan tanam 35-40 cm x 10-15 cm, satu biji/lubang sehingga populasi sekitar 250.000 tanaman per hektar. Kebutuhan benih antara 90 – 100 biji/ha. Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji/lubang.

Page 17: Buku Saku Ekotan 2011

17

• Pemupukan : Menggunakan 60-90 kg Urea/ha, 60-90 kg SP36/ha dan 50 kg KCI/ha. Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam/disebar merata kedalam larikan.

• Penyiangan : Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam

• Pengairan : Tidak menghendaki air yang menggenang. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah

• Pemanenan : Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ). Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung,Varietasnya. -Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah tua. “ Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kulit biji tipis dan mengkilap

• Hama dan penyakit : Hama utama Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (Plusia chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura), dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, Dursban, Azodrin< Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25, 35 dan 45 hari.Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum),

Page 18: Buku Saku Ekotan 2011

18

bercak daun (leafspot), penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol 45, Baycor, Delsane MX 200 dan Daconil). Untuk pencegahan, fungisida tersebut dapat diaplilkasikan pada umur 35, 45 dan 60 hari.

• Sentra produksi : jawa tengah, jawa timur, Kabupaten Tuban, Bangkalan, Kabupaten Sampang, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Yogyakarta, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Page 19: Buku Saku Ekotan 2011

19

KACANG HIJAU

(Phaseolus radiatus) Varietas unggul kacang hijau, yaitu siwalik, bhakti, No.19, merak, betet, manyar, nuri, walet, parkit, merpati, sriti, murait, perkutut, kutilang dan fore belu. Syarat tumbuh. Kacang hijau adalah tanaman tropis dataran rendah yang dibudidayakan pada ketinggian 5-7500 m dpl. Kacang hijau tumbuh baik pada suhu udara optimal 25-27o C. Kelembaban udara optimal 50-89%. Tanaman memerlukan cahaya lebih dari 10 jam/hari. Curah hujan optimal untuk budidaya 50-200mm/bulan. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol, dan lahan sawah menjelang penanaman padi musim kemarau. Keasaman tanah optimal, yaitu pH antara 5,8-6,5.. Produktivitasnya 0,9-2,5 ton/ha. Jarak tanam 40 cm x 20 cm atau 30 cm x 20 cm dengan 3-5 butit benih per lubang. Dosis pupuk yang diberikan berkisar 50-100 kg urea/ha, 100 kg SP-36/ha, dan 50 kg KCl/ha. Seluruh pupuk diberikan saat tanam. Umur panen berkisar 51-100 hari. Hama yang menyerang kacang hijau, seperti lalat kacang (Ophiomya phaseoli), ulat jengkal, penggerak batang (Helionthis sp., Etiellaa

Page 20: Buku Saku Ekotan 2011

20

zinckenella) dan penusuk penghisap (Nezara viridula). Penyakit yang sering menyerang adalah bercak daun Cercospora sp., embun tepung (Erysiphe polygoni), kudis (Elsinoe iwatae), karat, dan berbagai serangan virus. Oleh karena itu, penggunaan varietas yang tahan, sanitasi lapang, dan rotasi tanaman lebih bermanfaat dari penggunaan pestisida. Sentra produksi kacang hijau adalah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Jawa Tengah.

Page 21: Buku Saku Ekotan 2011

21

UBI JALAR

(Ipomoea batatas L.) VARIETAS Sari, Boko, Sukuh, Jago, Cangkuang, Sewu dan Kidal. Daya, Borobubudur, Prambanan, Mendut dan Kalasan. SYARAT TUMBUH Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan hidup sehingga dapat dibudidayakan pada berbagai jenis lahan, ketinggian tempat, dan tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Ubi jalar baik di tanam pada awal hingga pertengahan musim kemarau. PRODUKTIVITAS Luas panen ubu jalar di Indonesia sekitar 230.000 ha dengan produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah/ha. TEKNIK BUDIDAYA Ubi jalar di tanam di guludan dengan lebar 40 – 60 cm dan tinggi 25- 30 cm. Jarak antar guludan 80-100 cm sedangkan jarak tanam dalam baris sekitar 25-30 cm. Bibit ditanam dari stek pucuk atau tunas semai umbi. Takaran pupuk 100-200 kg urea + 100 kg SP 36 +100 kg KCI + 10 ton pupuk kandang/ha. Pupuk kandang diberikan bersamaan

Page 22: Buku Saku Ekotan 2011

22

pembuatan guludan. 1/3 dosis urea dan KCI serta seluruh SP 36 diberikan pada saat tanam. Sedangkan sisanya, 2/3 Urea dan KCI diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan. Aplikasi pupuk harus ditutup dengan tanah. Secara fisik ubi jalar siap dipanen apabila daun dan batang sudah mulai menguning. Di dataran rendah, ubi jalar umumnya dipanen pada umur 3,5 – 5 bulan. Sedangkan di dataran tinggi ubi jalar dapat dipanen pada umur 2 – 8 bulan. Hama utama adalah hama boleng Cylas formicarius, penggerek batang Omphisa anastomasalis serta nematode Meloidogyne sp yang merugikan ubi jalar. Penyakit utama pada ubi jalar adalah jamur stek Fusarium sp. dan kudis Spaceloma batatas. Pengendaliannya adalah dengan melakukan pengendalian OPT secara terpadu yaitu : penggunaan bibit/stek yang sehat, bebas penyakit, penanaman varietas tahan, rotasi tanaman bukan inang, sanitasi dan eradikasi tanaman pada saat panen. Pemberian mulsa jerami dapat mengurangi serangan penyakit, karena mengurangi percikan air hujan dan siraman yang membawa pathogen dari bagian bawah tanaman kebagian atas tanaman, selain itu pengguguran daun stek pada saat tanam, bertujuan untuk mengurangi sumber inokulum. SENTRA PRODUKSI Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya dan Sumatera Utara.

Page 23: Buku Saku Ekotan 2011

23

UWI

(Discorea spp)

Varietas: D. alatar, D. bulbifera, D. cayensis, D. esculenta, , D aculeata, D. hispida, D. japonica, D. laurifolia,

Jarak tanam: Dalam lubang : 30 – 50 cm x 100 – 130 cm Guludan : 100 cm x 200 cm

Syarat tumbuh: ditanam di lahan kering (tegalan, ladang, dan kebun), tanah gembur, solum dalam, elevasi 850 m. Suhu 20 – 30 oC CH 1500 mm/tahun, musim kering kurang dari 2 - 4 bulan.

Dosis pupuk: Pupuk kandang : 12 – 15 ton/ha, urea : 112 – 135 Kg/ha, NPK : 2 : 2 : 3, saat ± 3 bulan

Umur panen : 6 – 12 bulan , uwi kelapa 8 – 10 bulan. Produktivitas : 7 - 20 ton. Sentra produksi : indonesia timur, 95% Afrika dan

72% dari volume tersebut dari Nigeria.

Page 24: Buku Saku Ekotan 2011

24

SUWEG

(Amorphophallus sp)

varietas : suweg ketan,

suweg beras,

Syarat tumbuh :

Amorphophallus

paeoniifolius tumbuh di

daerah vegetasi sekunder, di

tepi-tepi hutan dan belukar, hutan jati, hutan desa,

biasanya dibawah beberapa naungan, dengan

ketinggian dapat mencapai 700(-900) m dpl. Jenis

tersebut tumbuh dan berkembang paling bagus

pada curah hujan 1000-1500 mm selama masa

pertumbuhan. Naungan dapat mencapai 50-60%,

untuk menaikkan produksi umbi. Rata-rata suhu

optimal berkisar dari 25-35°C, dengan suhu

optimal tanah 22-30°C.. Jenis-jenis

Amorphophallus lebih menyukai tanah-tanah

dengan drainase bagus dengan kandungan humus

yang tinggi. Tanah liat berpasir yang dalam

dengan pH 6-7.5 sangat cocok.

Page 25: Buku Saku Ekotan 2011

25

Produktivitas : Dalam setiap pohon dapat

memanen hasil sebanyak 2 Kg umbi, dan dalam

setiap hektarnya dapat diperoleh 12 ton atau

sekitar 1,5 ton kering.

Teknik budidaya : umtuk jarak tanam sebaiknya

pada periode tumbuh pertama kisaran jarak tanam

37,5x37,5 cm2; periode tumbuh kedua menjadi

57,5x57,5 cm2; dan ketiga meningkat berkisar

menjadi 100x100 cm2. Ditinjau dari kandungan

glukomanan umbi, telah diperoleh informasi

penting mengenai saat panen yakni setelah

tanaman memasuki periode vegetatif minimal dua

kali dengan kadar glukomanan lebih besar

41,8%,dan untuk masa panen dapat dilakukan

setelah berumur 3 tahun (3 kali pertumbuhan).

Tanaman suweg ini termasuk tanaman yang tahan

terhadap serangan organisme pengganggu tanaman

sehingga tidak terlalu intensif untuk perawatannya.

Sentra produksi : Beberapa daerah

pengamatan dan cara pengolahannya yang

dikunjungi antara lain Wonosaridan Malang.

Page 26: Buku Saku Ekotan 2011

26

KETELA POHON ( Manihot esculenta Pohl. )

Lingkungan Tumbuh : Ketinggian 10-1500 m dpl, CH 1.000-2.500 mm/th, Suhu 10-30°C, pH 4,5-8,0 (opt 5,8), Cahaya 10 jam/hari, Tanah gembur jenis alluvial, latosol, podsolik, mediteran, grumosol maupun andosol. Varietas : Valenca, Mangi, Betawi, Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira, Gading, Malang. Jarak tanam: 100 cm x (100 cm, 60 cm atau 50 cm) Pupuk (/ ha) : - Urea: 200 kg, - TSP: 100 kg, - KCl: 200 kg Pemeliharaan : Penyiangan Minimal 2x dan Pembubunan Hama dan Penyakit : Uret (Xylenthropus), Tungau merah (Tetranychus bimaculatus), Bercak daun bakteri, Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), Bercak daun coklat (Cercospora heningsii), Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica) Umur panen : 6-9 bulan Produktivitas : 10-40 ton/ha, Rata2 12 ton/ha. Merupakan komoditas Pangan, Pakan dan Industri. Sentra penanaman : Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatra.

Page 27: Buku Saku Ekotan 2011

27

GANYONG (Canna edulis Kerr.)

Nama spesies : Ganyong

(Canna edulis ) Varietas :Ganyong

merah, putih, verdes, morados

Syarat Tumbuh:Tumbuh pada ketinggian 0-250 meter dpl, berproduksi maksimal ketinggian dibawah 450 meter dpl ketinggian di atas 2.550 meter dpl, Suhu siang hari 320C , malam hari cuma 70C. Curah hujan yang sedang dapat hidup dengan baik di musim kemarau atau didaerah kering, curah hujan tahunan 112 cm. Tanah liat berat tidak baik pertumbuhannya, sebaiknya ganyong ditanam di tanah lempung berpasir kaya humus.

Prduktivitas :Di Jawa per are-nya 30 kuintal, di Hawaii per tahunnya tiap acre (4046,86 meter persegi) 18-20 ton. Hasil umbi bervariasi dari 23 ton per hektar pada 4 bulan menjadi 45-50 ton per hektar atau 85 ton per hektar setelah setahun. Tepung yang dihasilkan adalah 4-10 ton per hektar.

Teknik Budidaya: Jarak tanam jawa tengah 0,5m x 0,5m; jawa timur 0,5 m x0,5 m dan 0,6 m x 0,6m; Sulawesi utara 0,3m x 0,3m dan 0,5m x 0,5m; DI. Yogyakarta, jawa barat, Jambi, Riau, Lampung, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan tidak teratur. Pupuk dasar berupa

Page 28: Buku Saku Ekotan 2011

28

kandang atau kompos sebanyak 25-30 ton tiap hektar, Pemupukan bulanan dengan pupuk cair /buatan. Pemanenan dilakukan 4-8 bulan setelah tanam, dicabut/digali. Ciri umbi matang bila potongan segitiga terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Belalang dan Kumbang diberantasan secara kimiawi, dengan insektisida Agrothion 50, dosis 0,6– 2 l/ha. Agrotis spp. (Ulat Tanah) diberantasan dengan insektisida Dursban 20%E.C., Hostathion 40 % E.C. dan Phosvel 30 % E.C.

Sentra Produksi : di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Page 29: Buku Saku Ekotan 2011

29

TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott)

Varietas : Talas Sutera, Talas Bentul, Talas Ketan, Talas Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), Talas Sente, Talas Bolang. Syarat Tumbuh: Curah hujan optimum 175 cm per tahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih. Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh dan mudah tumbuh pada lingkungan bersuhu 25-30oC dan kelembaban tinggi. Ketinggian tempat 0-1300 m dpl. Di Indonesia talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl. Jarak Tanam : 70 cm x 70 cm atau 50 cm x 70 cm Dosis Pupuk : Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Pemupukan pertama dilakukan pada 4MST, yaitu dengan menggunakan 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada

Page 30: Buku Saku Ekotan 2011

30

umur tanaman 12MST dan 20MST menggunakan 100 kg urea per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada 12MST dan 10 cm pada 20MST. Umur Panen : Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan, tapi ada yang memanennya setelah berumur 1 tahun, dan ada pula kultivar yang 4-5 bulan sudah dapat dipanen; contoh: talas genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas lenvi dan talas dalam. Talas bentul, dipanen setelah berumur 8-10 bulan, Produktivitas: 30 ton / hektar. Sentra Produksi : Bogor dan Malang. HPT: Aphis gossypii, Heppotion calerino, Agrius convolvuli,Tarophagus proserpina Bemisia tabaci , Spodoptera litura, Tetranychus cinnabarinus, Hepialiscus sordida, Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae).

Page 31: Buku Saku Ekotan 2011

31

ILES-ILES (Amorphophallus sp.)

Nama Indonesia: porang, ileus (Sunda), iles-iles (Jawa) Varietas: hortensis, silvestris Jarak tanam: 70 cm x 70 cm Cara tumbuh: generatif dan vegetatif Syarat tumbuh: membutuhkan sinar matahari maksimum sampai 40% pada ketinggian 100-600 mdpl. Tumbuh subur pada tanah yang gembur dan tanah yang tidak tergenang air dengan pH 6-7. Naungan yang ideal untuk tanaman iles-iles adalah jenis Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik Dosis pupuk: pupuk kandang 20 ton/ha, dolomit 2 ton/ha, NPK 121 200 kg/ha. Produktivitas : 3.1 ton/ha, 1.8 ton/ha, 2.1 ton/ha Sentra produksi: Cimanggu, Blitar, Blora, Umur panen: 1 tahun (untuk bahan pangan) atau 3 tahun (untuk bahan baku industri) HPT: Footrot, Dryrot, White leaf disease, Bacterial leaf blight, Galerucida bicolor (daun), Araecerus fascinatus (tuber), Insects, Caterpillars, Nematodes.

Page 32: Buku Saku Ekotan 2011

32

Manfaat: bahan makanan, sebagai perekat, bahan pencampur pada pembuatan kertas, bahan penguat pada jaringan-jaringan tenunan. Kandungan kimia: Glukomannan, pati, gula

Page 33: Buku Saku Ekotan 2011

33

KENTANG IRENG (Coleus tuberosus Benth.)

Nama Daerah : Kemili (Aceh), Hombili (Batak), Kemili (Sumatra Barat), Kentang Jawa (Jakarta), Huwit kentang (Sunda), Kentang klici, Kentang ireng (Jawa Budidaya : Karena secara morfologi umum kentang ireng sama dengan kentang biasa maka cara/teknik budidayanya tidak berbeda Jarak tanam menyesuaikan dari ukuran dari tajuk dan tingkat persaingan dalam komunitas tersebut sehingga berpengaruh pada produktivitas. Kentang biasa jarak tanamnya 80 x 40 cm atau 70x 30 cm sedangkan kentang ireng yang jauh lebih kecil pastinya jarak tanamnya kurang dari kentang biasa. Penanaman juga dilakukan pemupukan dasar terlebih dahulu Urea (200 kg/ha) SP-36 (200 kg/ha) dan KCl (75 kg/ha) serta dilakukan pemupukan susulan. Hama dan penyakit pada kentang ireng / kentang jawa ( Coleus tuberosus) Hama : Ulat penggerek daun/ umbi (Phthorimaea operculella Zell), kutu daun persik ( Myzus persicae silz), hama trips ( Thrips palmi karny), penggorok daun ( Liriomyza huidobrensis), ulat grayak ( Spodoptera litura), kutu daun (Aphis sp, orong-orong ( Gryllotalpa sp)).

Page 34: Buku Saku Ekotan 2011

34

Penyakit : Busuk daun ( Phytopthora infestans), layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum), busuk umbi ( Colleotrichum coccodes), penyakit fusarium ( Fusarium sp), bercak kering ( Alternaria solani), penyakit yang disebabkan oleh virus, dan golden cyst nematode ( Globodera rostochiensis) Manfaat :Umbi Coleus tuberosus berkhasiat sebagai obat bengkak-bengkak, disentri, sakit mata, dan sering digunakanan untuk obat sakit maag. Kandungan kimia : Saponin, Flavonoida dan Polifenol.

Page 35: Buku Saku Ekotan 2011

35

TANAMAN PERKEBUNAN

Page 36: Buku Saku Ekotan 2011

36

KARET

(Havea brasiliensis) Varietas : BPM 1, PR 261, BPM 4, PB 260, Auros

2037, PRIM 712 Jarak tanam : 7 x 3 m , 6 x 3 m atau 5 x 4 m. Syarat tumbuh :

Daerah antara 150o LS dan 150oLU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat. CH 2.500 mm - 4.000 mm/thn,hari hujan 100 sd. 150 tahun. Suhu 250C sampai 350C. pH 3, 0 - 8,0

Dosis pupuk : (bulan) Dosis pupuk (gr/ph/aplikasi)

Urea SP 36 KCl Kieserit 3 50 25 25 25 9 75 50 50 25

15 75 75 50 50 21 100 75 75 50 27 100 100 75 50

2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan.

Umur panen : umur 5 - 6 tahun., lingkar batang 46 cm, 60% populasi matang sadap.

Sentra Produksi : Jambi Produktivitas Tanaman (Kg/ha): 1 294

Page 37: Buku Saku Ekotan 2011

37

KOPI (Coffea sp.)

Varietas Yang Beredar :

Arabica (Coffea Arabica), Robusta (Coffea Canephora), Liberika (Coffea liberica) dan hibrida (hasil persilangan antara 2 varietas kopi unggul) dan Kartika 1 dan 3.

Jarak Tanam : 2,5 x 2,5 m atau 2,75 x 2,75 m, arabika : 2,5 x 2,5 m.

Syarat Tumbuh Elevasi; arabika: 500 - 1.700 m dp, lainnya:400 - 700 m dpl,. CH 2.000 - 3.000 mm per tahun, bulan kering : 3 – 4 bulan . tanah gembur, subur dan kaya bahan organik, pH 4,5 – 1(robusta) dan pH 5,0 - 6,5 (arabica).

Dosis Pupuk (gram/poho/tahun) Thn ke Urea TSP KCl

1 2 x 25 2 x 20 2 x 20 2 2 x 50 2 x 40 2 x 40

3 2 x 75 2 x 60 2 x 40 4 2 x 100 2 x 80 2 x 40

5 - 10 2 x 150 2 x 120 2 x 60 > 10 2 x 200 2 x 160 2 x 80

Umur panen: (ideal) 2,5 - 3 tahun tergantung dari lingkungan dan jenisnya.

Page 38: Buku Saku Ekotan 2011

38

Produktivitas: meningkat sejalan dengan meningkat-

nya umur tanaman , puncak umur 7 - 9 tahun, 9 - 15 kuintal kopi beras/ha/tahun (robusta) dan 5 - 7 kuintal kopi beras/ha/tahun (arabika).

Sentra Produksi : Selatan katulistiwa, seperti di Sumatera bagian selatan, NAD, Jawa, Sulawesi bagian selatan, Bali, dan Nusa Tenggara.

Page 39: Buku Saku Ekotan 2011

39

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Varietas: Dura, Psifera, Tenera Jarak tanam: 9 x 9 x 9

m(∆samasisi) Syarat tumbuh :

Iklim:penyinaran matahari 5-7 jam /hari, CH 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun. Tanah lempung, Tanah harus berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, tidak berbatu. pH 4-6. elevasi 1-500 m dpl. RH 60-80% dengan suhu optm: 35 derajat C.

Dosis Pupuk : 1,3 kg N, 0,2 kg P dan 1,8 kg /tnm/tahun. Umur Panen : 2,5 tahun Produktivitas : buah sawit segar 18-30 ton/ha/thn, hasil Sentra Produksi: Pulau Sumatra terutama Sumatera Utara, Lampung, Aceh, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Barat dan timur, Irian Jaya.

Page 40: Buku Saku Ekotan 2011

40

KELAPA (Cocos nucifera L.)

Varietas yang Beredar

West African Tall (kelapa dalam), Genjah Nias Kuning dan Malayan Dwarf (kelapa genjah).

Syarat Tumbuh 15°LU-15°LS ketinggian 0-600 m dpl. penyinaran matahari 2.000 jam/tahun, CH 1200-2500 / tahun merata. Suhu 27-28 °C dan RH 80-90 %. pH 6,5-7,5.

Jarak Tanam genjah 6 m x 6 m, kelapa dalam 9 m x 9 m, 10 m x 9 m dan kelapa hibrida 8 m x 8 m

Dosis Pupuk(disesuaikan dengan hara tanah) tahun ZA NPK Urea TS KCL 0,5 - 250 500 150 600 1 500 500 500 150 600 2 500 750 1000 375 1200 3 750 750 1500 525 1800 4 > 1000 1000 2000 750 2400 Produktivitas: 4.500 butir Sentra Produksi Jawa , Sulawesi Utara, Palu, Bali

Page 41: Buku Saku Ekotan 2011

41

TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L.)

Varietas yang dianjurkan untuk:

a. Cerutu: deli, VorstenladenTembakau Besuki ( H 328, H 392, H 887, H 362 B)

b. Tembakau pipa: K dan SAX)

c. Tembakau sigaret: Dixie Bright, coker 319, coker 48, coker 86

Jarak tanam: :pipa/cerutu: 90 cm x 70 cm / 60 cm x 50 cm . tembakau rakyat/rajangan :90 cm x90 cm dan 120 cm x 50 cm. Syarat tumbuh : Iklim : tidak menghendaki iklim yang kering / sangat basah.(dataran rendah)CH:2000mm/tahun; (dataran tinggi) 1500-3500 mm/ tahun, cukup sinar, Suhu 21-32,3 OC. cocok pada tanah alluvial,regosol dan andosol. mulai dari tanah ringan (berpasir) sampai tanah berat (liat) PH tanah 5-6 secara umum, gembur, remah, mudah mengikat air, aerasi&drainase baik. Makin tinggi tempat makin tinggi kadar nikotinnya.. Dosis pupuk:

Page 42: Buku Saku Ekotan 2011

42

Pupuk dasar :Pupuk kandang yang baik pupuk domba dengan dosis 25-30 ton/ ha.

Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Dosis pupuk yang dianjurkan tergantung dari tempat dan varietas:

Ditanah regosol di kecamatan tempeh Lumajang: 660 kg Urea, 208 kg SP-36, dan 324 kg KCl Ditanah regosol di kecamatan Kunid Lumajang: 445 kg Urea, 187,5 kg SP-36, dan 182 kg KCl

Umur panen: 6 bulan setelah tanam Produktifitas: tahun 1996 = 1.471 ton/ ha, tahun 1997=1,603 ton/ha, tahun1998 = 1,610 ton/ha Sentra Produksi: Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Madura, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan

Page 43: Buku Saku Ekotan 2011

43

KAKAO (Theobroma cacao)

Varietas yang beredar :Criollo :Central American Criollos ;Forastero:Lower Amazone Foraster Upper Amazone Forastero, Trinitario Jarak Tanam :3x3, 4x4, 5x5, 2.5x 3, 4x2 m Syarat Tumbuh 10oLU - 10o LS, elevasi: 800 m dpl, CH: 1.100 – 3.000 mm/th 18-32 oC 20 % dari pencahayaan penuh. Tanah pH : 4 – 7,5. Sifat Fisik; Solum tanah minimal 90 cm Dosis Pupuk

TBM: dari umur 2 bln dan seterusnya dengan intervsal 4 bln adalah masing-masing Urea:TSP :MoP: Kieserit dengan perbandgn 2:2:1:1; bulan ke 2 :60 g, bulan 10: 90g; bulan 16: 140(perb 2 :2:3:1)

Umur Panen: 4 Tahun Produktivitas dasi penen pertama 250 kg – hingga panen ke 10-15 terus mengalami kenaikan 1 000 kg/ Hingga umur 16-20 mengalami penurunan.

Sentra Produksi Sumatra Utara , Sulawesi Selatan,, Jawa Timur Kalimantan Timur, Maluku, Papua

Page 44: Buku Saku Ekotan 2011

44

TEH (Camellia sinensis L. )

Varietas: China, Asam, Cambodia, TR I 2024, TR I

2025, PS I, Kiara 8, SA 35, RB I dan RB 3.

Jarak Tanam: kemiringan sampai 15% : 120cm x 90 cm , baris tunggal lurus. 15-30% :120 cm x 75 cm : baris tunggal lurus. >30% : 120 X 60 Cm baris sesuai kontur. Syarat tumbuh: Iklim CH > 2.000 mm/tahun, penyinaran tinggi, dimana tanaman tidak tahan kekeringan, suhu 13-25ºC, d) RH 70%. Dosis pupuk: SP-36 dan KCl masing-masing 500 gram/m³tanah. Umur panen: periode petik 6-12 hari, Produktivitas : 200 Kg berat kering/ha/tahun. Sentra produksi: Pulau jawa, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan.

Page 45: Buku Saku Ekotan 2011

45

TEBU (Saccharum officinarum Linn)

Varietas : BS 561; PS 58; BS 400; CO 617; PS 56; PS 61;PS 851; CB 6979; F 05 Jarak tanam : Jarak tanam ke pusat (PKP) adalah 1,1m (ditempat miring) atau 1,3 m. Syarat tumbuh: iklim panas, 390LU-350LS. Elevasi 0-1400m dpl Suhu 270-320C. Banyak perlu air, tidak tahan genangan. CH 1800-2500mm tanah tanah liat, liat berpasir, liat berlempung dan tanah lempung.tesktur remah RH tanah tinggi. Kurang O2 tanah ganggu pertumbuhan, sensitif terhadap NaCl. dan tanah masam pH ± 6,6-7,5 Dosis pupuk:Pemupukan 6 Kw ZA/Ha, 2 kali 1/3 bagian pada saat tanam dan 2/3 saat 4 MST. Fospor, pupuk diberikan pada saat tanam dengan ditabur pada alur ± 1,5 Kw/Ha. Umur panen: Varietas genjah : 12 bulan, Varietas sedang :12-14 bulan, Varietas dalam : >14 bulan Produktivitas : 5,375ton/ha Sentra produksi:Daerahnya antara lain : Sumut, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim (paling banyak), Sulut, Sulsel, Kalsel.

Page 46: Buku Saku Ekotan 2011

46

KAPAS ( Gossypium spp.)

Varietas(klon):T-GHs 25, T-GHs 44, T-GHs 18 Jarak tanam :100x30 cm, 60x60 cm, 80x30cm, Syarat Pertumbuhan: CH 700 mm/tahun. Pada saat muda perlun sedikit hujan, saat dewasa perlu CH cukup, menjelang masak hujan hanya diperlukan sedikit. saat merekah tanpa hujan. suhu rata-25- 320 C, pembentukan buah 270C-320C dengan malam yang dingin, elevasi 10 – 150 m dpl Pupuk: Pukan 10 ton/hektar, 00 – 400 kg ZA, 350 –

500 SP-36 dan 100 – 150 kg ZK. Produktivitas: 600 kg/ha Sentra Penanaman: Palembang, Demak, Asembagus dan Nusa Tenggara.

Page 47: Buku Saku Ekotan 2011

47

JARAK PAGAR (Jatropha curcas)

Syarat Tumbuh: ketinggian tempat 0-2000 m dpl, suhu 18-30o C, curah hujan 300-1200 mm/tahun. Dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5.0 – 6.5 Teknik Budidaya :

a. Jarak tanam 2 m x 3 m (populasi 1600 pohon/ha), 2 m x 2 m (populasi 2500 pohon/ha), 1,5 m x 2 m (populasi 3500 pohon/ha). Lubang tanam 40 cm x 40 cm x 40 cm.

b. Dosis pupuk per hektar 80 kg N, 18 kg P2O5, 32 kg K2O, 12 kg CaO dan 10 kg MgO.

c. Umur panen 5-6 bulan. d. Hama : Spodoptera litura (ulat grayak),

Scarabeid (uret), Valanga spp. (belalang daun), Empoasca sp. (wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Pengendalian dengan aplikasi insektisida, tidak menanam tanaman inang, dan rotasi tanaman.

e. Penyakit : Bercak daun cercospora, layu fusarium, dan bercak daun bakteri. Penegndalian dengan mencabut dan

Page 48: Buku Saku Ekotan 2011

48

membakar tanaman yang terserang penyakit, aplikasi fungisida, rotasi tanaman, dan sanitasi lingkungan.

Sentra Produksi: Bancak, Pringapus, Ungaran, dan Ambarawa

Page 49: Buku Saku Ekotan 2011

49

TANAMAN SAYURAN

Page 50: Buku Saku Ekotan 2011

50

PAPRIKA (Capsicum annum var grossum L.)

Varietas: Marengo, New ace, fame (kuning),Spartacus (merah)oranye DRD 3233. Takii ace, Wonder bell dan Jumbo sweet, gold flame Syarat Tumbuh: Suhu udara optimum adalah 16-25 derajat C, maksimal pada 30 derajat C. Curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman ini antara 600-1.250 mm/tahun. keperluan air paprika dewasa adalah 0,5 liter/hari. Kelembaban udara 80-90%. Jenis tanah lempung berpasir.Tanaman ini akan tumbuh subur pada tanah ringan yang subur, mengandung humus, tidak tergenang. pH 5,5-6,5. kelerengan lahan 0-10 derajat, di dataran menengah-tinggi berkisar antara 700-1.500 m dpl. Jarak tanam: varietas green ace dan new ace pada cuaca kering 35 cm (3 baris, lebar 1,2 cm ). Pada cuaca basah 50 cm. farmers evergreen 60 cm (2 baris 1 bedeng, lebar 1,2 cm ) Umur panen: Gold Flame (panen 3,5-8 bulan produksi optimal 2,5 kg/tanaman), paprika merah Spartacus (panen 8 bulan 2,5 kg/tanaman) dan Oranye DRD 3233 (panen 3,5-8 bulan 2,5 kg/tanaman). HPT :Phytium dan Rhizoctonia

Page 51: Buku Saku Ekotan 2011

51

(rebah tanaman pada persemaian). Cercospora capici (busuk buah), busuk batang basah (Erwinia), busuk leher akar (Corticum rolsfii dan Rhizoctonia solani). Sentra produksi: Jawa Barat (Lembang, Cipanas, Bogor, Garut, Cisarua dan Sukabumi) dan Sumatera Utara (Brastagi).

Page 52: Buku Saku Ekotan 2011

52

CAISIN (Brassica juncea)

Caisin (Brasica rapa)

Varietas :

Tosakan, Regency

Syarat tumbuh : Caisin

dapat tumbuh di dataran

rendah sampai tinggi pada tanah gembur dan subur

dengan pH 6-7. Daerah penanaman yang cocok

adalah mulai dari ketinggian 5 m sampai dengan

1.200 meter di atas permukaan laut. Namun

biasanya dibudidayakan pada daerah yang

mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500

meter dpl.

Produktivitas : 6-10 ton / hektar

Teknik Budidaya

Jarak tanam : 40 cm x 40 cm, 20 cm x 20 cm

Umur panen : 40-50 hari

Page 53: Buku Saku Ekotan 2011

53

Hama dan Penyakit

Hama:

Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), Ulat

tritip (Plutella maculipennis),

Ulat Thepa javanica, Cacing bulu (cut worm).

Penyakit :

Rebah kecambah (pythium debarianum), Bercak

daun (Alternaria brassiciae), Embun tepung

(Peronospora parasitica).

Cara pengendalian HPT:

Pengendalian hama dan penyakit dapat

dilakukan secara mekanik, hindari pemakaian

pestisida, namun bila terpaksa ushakan

pemakaiannya 15 hari sebelum panen.

Sentra produksi : Jawa Barat, Jawa Timur.

Page 54: Buku Saku Ekotan 2011

54

ASPARAGUS SP. (Asparagus officinalis ; Asparagus myriocladus ; Asparagus falcatus)

Jarak tanam : 50x60 cm atau 35x45 cm Syarat tumbuh : • Pegunungan tropik

dengan suhu 10°-13° C dan optimal pada suhu antara 15 - 25 C; perbukitan dengan ketinggian 200-1900 mdpl,

• Tanah : andosol; latosol+pasir, • Curah hujan : 2.500 - 3.000 mm/tahun

Dosis pupuk : Pupuk kandang atau kompos 5-10

ton/ha,ZA 15 gram/tanaman (3,5 kw/ha), TS 10 gram/tanaman (2,5 kw/ha).

Produktivitas : 5-7 ton/ha Umur panen : • Daerah subtropis : 18-24 bulan sesudah

penanaman. • Daerah tropis : 8-10 bulan sesudah penanaman. OPT: Fungi (jamur), Fusarium (Fusarium sp.)

Page 55: Buku Saku Ekotan 2011

55

KUBIS (Brassica oleracea)

Varietas :Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L) Daunnya membentuk krop (telur) dan berwarna putih sehingga sering disebut kubis telur atau kubis putih. Kubis Kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C) Daunnya tidak membentuk krop dan berwarna hijau. Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C) Tunas samping dapat membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat beberapa krop kecil. Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L) Jenis ini bakal bunganya mengembang, merupakan telur yang berbentuk kerucut dan berwarna putih kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.

Syarat tumbuh: Tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus. Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 – 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.

Produktivitas : luas panen: 67,793 (Ha); produksi: 1,358,113 (Ton); produktivitas: 20.03 (Ton/Ha)

Page 56: Buku Saku Ekotan 2011

56

Teknik budidaya: jarak tanam 60 x 70 cm. Pada waktu berumur 2 dan 4 MST diberikan urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha. Dapat dipanen saat 3 – 4 BST. Hama ulat kubis (Plutella maculipennis) dikendalikan dengan Diazinon atau Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air.

Sentra produksi : Sumatra Barat

Page 57: Buku Saku Ekotan 2011

57

KANGKUNG ( Ipomoea aquatica )

Varietas kangkung yang beredar yaitu:

kangkung darat : sutra, bangkok dan reptans kangkung

air : aquatica dan aini Jarak tanam kangkung darat : 20x20 cm dan air : 25x25 cm Syarat Tumbuh

Kangkung darat: tanah subur dan cukup air, kangkung air ; air bebas racun atau pencemaran.

Dosis Pupuk (kangkung darat) Pupuk kandang 10 ton / ha; Urea: 200 kg / ha; TSP : 200 kg / ha; KCL :10 kg / ha

Umur panen : Panen I: 60 HST, tiap 2 minggu sekali. Produktifitas : 12 - 44 ton/ha. Sentra produksi dunia dan nasional

Malaysia, Burma, Indonesia, Cina selatan, Australia dan sebagian Afrika.

Page 58: Buku Saku Ekotan 2011

58

BAYAM ( Amaranthus spp. )

Varietas : Amaranthus tricolor L ( bayam cabut ), Amaranthus hybridus L ( bayam kakap/turus ), A. caudatus L., A. spinosus, A. dubius, A. lividus. Jarak Tanam: Benih disebar dalam barisan; jarak antar barisan 20 cm. Syarat Tumbuh: Tanah; Subur, tanah kering , bertekstur gembur, bahan organik tinggi, pH tanah 6-7, Elevasi: 5-2000 m dpl, Iklim; sinar matahari penuh 400-800 fc, suhu 20-30ºC, CH: 1000-2000 mm, kelembapan > 60%. Dosis Pupuk: 100 Kg/ha Urea, 50 Kg/ha TSP, dan 40 Kg/ha KCl, pukan 10 ton. Umur Panen: 21 HST, dan rutinitas panen 3 kali seminggu. Produktivitas :

100 bedengan (1m x15 m) 1 ton per minggu. Sentra Produksi : pulau jawa(55% dari produksi

nasional)

Page 59: Buku Saku Ekotan 2011

59

WORTEL (Daucus carota L.)

Varietas: Red Sky, Torini, Balin, Terracota, Ideal,

Elise, Meride, Royal Cross, Toret dll.

Jarak tanam :40 x 60 cm Syarat tumbuh

Suhu (kecambah ) 90C – 200C, (tumbuh )15.60C – 260C,CH 1500-2300 mm/th, dengan 1,5 – 3 bln kering.RH: 80% - 90%.Cahaya matahari +1200 fc, 9 – 10 jam/hari., elevasi 500 – 1500 m dpl. Tanah jenis andosol, alluvial regosol, latosol, pegunungan. pH 5.5 – 6.5.Kemiringan < 300.

Dosis pupuk (kg/ha) Urea :150, SP-36 : 225 , KCl :100 Pupuk kandang : 30 ton/ha

Umur panen : ± 70 – 120 HST, baby carrot ± 60 HST Produktivitas: 75 ton/ha. Sentra produksi

Jawa Barat : Bandung, Cianjur, Garut, Sukabumi,. Jawa Tengah: Magelang, , Wonosobo, pantura, dll Jawa Timur : tersebar merata

Page 60: Buku Saku Ekotan 2011

60

KENTANG (Solanum tuberosum)

Syarat Tumbuh: Suhu Optimum: suhu malam hari < 20oC dengan suhu tanah 10oC dan suhu pada siang hari 30oC, tanah ringan dan pH 5,0-5,5 ketinggian 1.300 m dpl Jarak Tanam: tergantung varietas 80 x 40 cm, atau 70 x 30 cm. Dosis Pupuk: 10 ton pupuk kandang ayam/ha, urea 165 kg/ha, SP-36 400kg/ha, KCl 100 kg/ha Umur Panen : 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Hama dan Penyakit Tanaman: Layu bakteri (bacterial wilt) : Ralstonia solanacearum (Smith) Smith, sinonim : Burkholderia solanacearum (Smith) Yabuuchi et. Al., Pseudomonas solanacearum (Smith) Smith. Gejala serangan : Daun termuda nampak merunduk. Pada kondisi menguntungkan kelayuan tanaman akan terjadi secara cepat dalam 2 – 3 hari setelah nampak gejala awal. Pada gejala lanjut nampak bercak kebasahan pada permukaan luar, sedangkan apabila tanaman terinfeksi berat air tersebut akan menjadi putih keruh dalam waktu 10 – 15 menit.

Page 61: Buku Saku Ekotan 2011

61

SELADA (Lactuca sativa L)

Syarat Tumbuh :Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji. Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-25°C. Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral. Jika tanah asam, daun selada menjadi kuning. Oleh karena itu, untuk tanah yang asam sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman.

Budidaya : Benih Selada diperbanyak dengan biji. Untuk satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 250 g benih. Umumnya benih selada disemai terlebih dahulu: Penanaman langsung dapat saja dilakukan. Penyemaian dapat dilakukan di dalam kotak ataupun di lahan. Bila di lahan lakukan pengolahan tanah hingga gembur. Tambahkan pasir dan pupuk kandang. Taburkan bibit secara merata. Lalu tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Setelah berumur sekitar 3 minggu bibit siap dipindahkan ke lahan. Tanah dicangkul sedalam 20 cm. Balu-batu kecil maupun besar dikeluarkan

Page 62: Buku Saku Ekotan 2011

62

dari lahan. tanah yang mengeras atau berbungkah dihaluskan. Ini penting karena perakaran tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras. Selada ditanam dalam bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1-1,2 m dengan tinggi permukaan tanah sekitar 20 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Antarbedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kelebihan atau kekurangan air. Sedang jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 25 cm.

Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam.Pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang diberikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.

Hama dan Penyakit :Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun.Insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu- ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips, Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan

Page 63: Buku Saku Ekotan 2011

63

penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi. Panen dan Pasca Panen : Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam.

Page 64: Buku Saku Ekotan 2011

64

CABAI ( Capsicum annum L. )

Varietas :Hot Beuty (457), Hero (459), Long Chili

(455), Passion (451), Amando, Red Beuty, Hot Chili, Wonder Hot, Arimbi, Hybrid TM-999, Hybrid TM-888.

Jarak tanam : 40 x 60 cm² Syarat tumbuh :

CH 1500-2500 mm/tahun. intensitas cahaya cukup tinggi, suhu 24-28°C, RH 80%. Tanah andosol yang berwarna gelap seperti latosol, regosol, ultisol & grumusol., cukup liat & porous. pH 5,5 - 6,8 banyak tersedia air.elevasi < 1400 m dpl.

Dosis pupuk : Pupuk kandang = 200 g/tanaman

Pupuk dasar (saat tanam) : Urea=5 g/tan SP=-36 20 g/tan .Pupuk susulan I (3 MST) :Urea g/tan KCl = 5 g/tan. Pupuk susulan II (6 MST) : Urea = 5 g/tanamanKCl = 5 g/tanaman

Umur Panen : tergantg varietas, lokasi tanam, dan pemupukan. Pada umumnya 75 – 85 HST

Produktivitas Hero :18.870 kg/ha. Hot Beuty :23.000 – 28.000 kg/ha. Rata Nasional : 48,93 kuintal/ha Sentra produksi : - Internas: India, Pakistan, Bangladesh, Cina, - Nasional : Sum-Ut, Sulawesi Selatan.

Page 65: Buku Saku Ekotan 2011

65

BROKOLI (Brassica oleracea Var. botrytis L.)

Varietas: Green king (553), Green king No.2 (559),expres corona (F1), Pynacle, Skiffi, Elegance, Earlie value. Syarat tumbuh: Suhu 13-24 oC, RH 80-90 %, Curah hujan 1000-1500 cm/thn, Jenis tanah subur, andosol,latosol, regosol, alluvial, pH 5.5-6.5, Ketinggian tempat 1000-2000 m dpl. Jarak Tanam: 50cm X 65-70 cm Dosis pupuk: : a) Pupuk dasar pada pengolahan tanah : ZA, Urea,

TSP, KCl = 250 Kg/ha,Borate =10-20 Kg/ha, Pupuk kandang = 0.5 Kg/ha.

b) Pemupukan susulan I (umur 7-10 hari) 250 Kg ZA/ha, 75 Kg Urea/ha, 150 Kg TSP/ha,75 Kg KCl/ha (2:1:2:1)

c) Pemupukan susulan II (umur 20 hari)150 Kg/ha ZA,75 Kg/ha TSP150 Kg/ha KCl (2:1:1:2)

d) Pupuk susulan III (umur 30-35 hari) 150Kg/ha ZA, 100 Kg/ha Urea, 150 Kg/ha KCl (2:1,5:2).

Umur panen: 50-80 hari Produktivitas: 15-40 ton/ha. Sentra produksi: Lembang, Cisarua, Cibodas Hama: Ulat plutella / Ulat tritip (Plutella xylostellaL.), Ulat croci /Hileud bocok (Crocidolomia binotalis zellen), Ulat tanah

Page 66: Buku Saku Ekotan 2011

66

(Agrotis ipsilon hufa), Kutu daun (Aphis brassicae), Ulat jengkal (Trichoplusiana Sp.), Ulat daun (Chrysodzeixis chalcites Esp), Ulat grayak (Trichoplusiana Sp.), Siput, Jangkrik dan Gangsir(Gryllus mitratus dan Brachytrypes portentosus), Orong-orong. Penyakit: Busuk Hitam (Xanthomonas campetris dows), Busuk Lunak (Erwinia caratovora holand), Akar bengkak atau akar pekuk (Plasmodiophora brassicae wor),

Page 67: Buku Saku Ekotan 2011

67

KACANG PANJANG (Vigna sinensis)

Sentra Penanaman: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh, Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu. Varietas: varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll. Syarat tumbuh: Suhu idealnya antara 20-30 oC, Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh), Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun. Jenis tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik. pH tanah sekitar 5,5-6,5. 2.3. Ketinggian Tempat 0-1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah. Pemupukan: Pupuk dasar:10-20 ton/ha pupuk kandang, Kacang panjang tipe merambat: Urea 150 kg + TSP 100 kg + 100 kg/ha. Kacang panjang tipe tegak: Urea 22,5 kg + TSP 45 kg + KCl 45 kg/ha.Kacang hibrida: 85 kg Urea + 310-420 kg TSP + 210 kg KCl/ha. Pupuk Susulantanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa urea 150 kg/ha. Sedangkan pupuk susulan untuk kacang panjang tipe tegak diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa urea 85 kg/ha. Jarak tanam: tipe merambat adalah 50 x 20 cm, 60 x 40 cm, 40 x 30 cm, tipe tegak adalah 40 x 20 cm dan 60 x 30 cm.

Page 68: Buku Saku Ekotan 2011

68

Hama: Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Kutu daun (Aphis cracivora Koch), Ulat grayak (Spodoptera litura F.), Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L), Ulat bunga ( Maruca testualis) Penyakit: Antraknose, Penyakit mozaik, Penyakit sapu, Layu bakteri Panen: Panen polong muda: 3,5-4 bulan Produktivitas: Produksi polong muda: 2,0 ton/ha, tergantung varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Dan produksi kacang panjang tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0 ton biji kering.

Page 69: Buku Saku Ekotan 2011

69

TERUNG (Solanum melongena. L)

Varietas

Ngipik Sari, Putih Cilacap dan Sapi Ciparay. Hibrida: Extra Long, Early Bird, Black Dragon dan Vista, No.29 asal Jepang, Farmers Long

Jarak Tanam 70 x 70 cm

Syarat Tumbuh suhu 22-300 C. Cuaca panas. penyinaran langsung. Toleran pada semua jenis, optm: lempung berpasir, pH 6,8-7,3. elevasi + 1000 m dpl.

Umur Panen Awal :3-4 bulan, susulan 3-7 hari sekali 13-15 kali panen. Tanaman sampai berumur 6-8 bulan.

Produktivitas 30 sampai 40 ton.

Sentra Produksi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah

Page 70: Buku Saku Ekotan 2011

70

BAWANG MERAH ( Allium cepa)

Varietas: Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Kuning Gambong, Bangkok Syarat tumbuh: Ketinggian 10-250 m dpl, penyebaran 0-1000 m dpl, iklim kering, suhu udara 25-32˚C, penyinaran 70%, tanah alluvial atau latosol berpasir, pH 5,5-5,6. Jarak tanam: 15 cm x 15 cm Dosis Pupuk: Majemuk Rustica Yellow (15-15-15) 800 kg/ha, Pupuk kandang atau kompos 10-15 kg/ha, Pupuk anorganik: ZA atau Urea 500-600 kg/ha; TS atau DS 300 Kg/ha; KCl atau ZK 200 Kg/ha Produktivitas: 10 ton/ha Hama dan penyakit tanaman: Ulat daun (Spodoptera exigua) dan hama bodas oleh thrips (Thrips tabaci) Pestisidanya Bayrusil 0.2%, Cendawan busuk leher umbi ( Botrytis allii) Penyakit mati pucuk (Phytophthora porri) gejalanya ujung daun menguning akhirnya putih dan kering. Pestisidanya Dithane M-45 0.2%, Penyakit embun upas (Peronospora destructor), busuk umbi (Erwinia carotovora). Sentra produksi: Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan

Page 71: Buku Saku Ekotan 2011

71

BAWANG PUTIH (Allium sativum)

Varietas: Lumbu putih, lumbu hijau, lumbu kuning, Jati Barang, Bogor, Sanur, bawang lanang Syarat tumbuh: Ketinggian tempat antara 700-1 000 m diatas permukaan laut, kelembaban 60-70 %, penyinaran sedang, cocok pada jenis tanah grumusol, tekstur tanah lempung berpasir, drainase baik, kedalaman air tanah 50-150 cm, kedalaman perakaran diatas 15 cm, curah hujan 100-200 mm/bulan, suhu udara 15-26o C, pH tanah 6,5 - 7,5. Jarak tanam: 20-25 cm x, 10-12 cm, untuk siung besar 15 cm x 10 cm, untuk pembibitan 10 cm x 10 cm. Dosis pupuk: Urea 200 kg/ha, TSP 130 kg/ha, ZA 200 kg/ha. Pemberian dilakukan secara bertahap, yakni saat tanaman berumur 15, 30, dan 40 hari. Umur tanaman: 19 - 120 hari Sentra produksi: Bandung, Majalengka, Tuwel, Tegal, dan Bantul Hama: Thrips tabaci / hama bodas, Tungau, Ulat daun (Spodoptera litura), Ulat grayak (Spodoptera exigua), Penyakit: Mati ujung daun (Phytophthora porri), Downy mildew/embun tepung (Peronospora destructor), Bercak ungu (Alternaria porii), Busuk fusarium (Fusarium sp.)

Page 72: Buku Saku Ekotan 2011

72

PAKCOY, BAKCOY, PAKCHOY (INGGRIS)

Brassica rapa cv. Pakchoy

Syarat Tumbuh Pakcoy tumbuh baik pada suhu 20-25°C. Jenis tanah yang cocok adalah aluvial berpasir sampai dengan lempung berliat. Tingkat kemasaman (pH) yang sesuai adalah 5,5-7,0. Budidaya pakcoy dilakukan selama 40-45 hari. Perkecambahannya terjadi dalam 3-5 hari. Penanaman dapat dilakukan setelah bibit berumur 3-4 minggu. Jarak Tanam Jarak tanam yang dipakai pada penanaman pakcoy adalah 20x15 cm. Dosis Pemupukan Penanaman pakcoy perlu 10-20 ton pukan/ha, 55-75 kg N/ha, 40-80 kg P/ha, dan 80-110 kg/ha. Pemupukan tambahan diberikan saat 3 MST dengan pemberian urea 50 kg/ha. Pemupukan tersebut, dilakukan dengan ditabur dalam larikan kemudian ditutup dengan tanah atau dengan dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada bedengan penanaman. Hama dan Penyakit Hama yang biasa menyerang tanaman diantaranya, ulat, tritip, siput, cacing bulu, ulat Crocidolomia

Page 73: Buku Saku Ekotan 2011

73

binotalis dan Thepa javanica. Penyakit yang biasa menyerang diantaranya, bakteri, virus, jamur, dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi. Hama dan penyakit tanaman ini, dapat diatasi dengan mudah antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat. Umur Panen Pakcoy dipanen pada bagian daun yang belum dewasa sudah membuka sempurna dengan bagian tajuk yang dapat dimakan. Panen dapat dilakukan paling cepat 3 minggu setelah pindah tanam dari persemaian (kurang lebih 30-45 hari). Panjang maksimal pakcoy yang dapat di panen yaitu, 17 cm (pakcoy baby) maksimal 25 cm (pakcoy hijau & putih) Produktivitas Produksi sayur organik monokultur tanaman pakcoy setiap bulan rata-rata 18,91 kg/10 m².

Page 74: Buku Saku Ekotan 2011

74

LABU SIAM (Shecium edule)

Varietas • Varietas Labu Siam • Varietas Labu Anggur

Sentra Produksi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Syarat Tumbuh Wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropics dan dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Produktivitas 20 ton/hari/ha Teknik Budidaya • Jarak Tanam : 4 m x 4 m • Dosis Pemupukan :

1) Pupuk kandang 5 kg per lubang tanam, 2) Pupuk NPK sebanyak 100 g/lubang atau

60-100 kg/ha. • Umur Panen : 4 bulan setelah tanam • Hama Penyakit :

Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan

Page 75: Buku Saku Ekotan 2011

75

bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Penyakit layu, penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Cara pengendaliannya, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.

Page 76: Buku Saku Ekotan 2011

76

JAGUNG MANIS atau SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt)

Syarat Tumbuh Jagung manis cocok ditanam di daerah yang sejuk dan cukup dingin, ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Jagung manis memerlukan air sebanyak 200-300 mm/bulan, sedangkan selama pertumbuhannya sebanyak 300-660 mm/bulan. Keadan suhu yang baik untuk pertumbuhan jagung manis adalah 21-30° C. Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, Jarak Tanam Populasi tanaman optimal yaitu dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman /lubang atau 75 cm x 20 cm,1 tanaman/lubang. Untuk jagung manis hibrida, jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil produksi yang lebih baik. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem dua baris (double row), yaitu jarak tanam (100 cm x 50 cm) x 20 cm dengan 1 tanaman/lubang. Dosis Pemupukan

Page 77: Buku Saku Ekotan 2011

77

N 200 kg/ha, P2O5 150 kg/ha, K2O 150 kg/ha. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman. Hama dan Penyakit Tanaman Hama: Lalat bibit (Atherigona exigua Stein), Ulat Agrotis (Agrotis sp.), Ulat daun (Prodenia litura F), Penggerek daun (Sesamia inferens WLK), Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW), Ulat tongkol (Heliothis armigera) Penyakit: Penyakit bulai atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm), Penyakit bercak daun (Leaf bligh), Penyakit karat (Rust), Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Umur Panen jagung manis siap dipanen pada umur 60-70 hari setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80 hari. Produktivitas : ±14,8 ton/ha berkelobot atau ±11,3 ton/ha tanpa kelobot.

Page 78: Buku Saku Ekotan 2011

78

SAWI (Brassica Juncea)

Syarat Tumbuh Tanaman ini cocok ditanam pada ketinggian 5 - 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl). Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. pH 6 sampai pH 7. Budidaya Sawi a. Pembibitan Sawi ditanam pada bedengan dengan ukuran lebar 80 - 120 cm dan panjang 1 - 3 meter. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Pembibitan dilakukan dengan menaburkan benih dan menutupnya dengan tanah setebal 1-2 cm, kemudian dilakukan penyiraman dengan sprayer. Tanaman dapat dipindahkan ke bedengan setelah berumur 3-4 minggu setelah disemai. b. Penanaman Ukuran bedengan, yaitu lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah dengan tinggi bedeng 20 - 30 cm dan jarak antarbedeng 30 cm. Seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu dengan pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang

Page 79: Buku Saku Ekotan 2011

79

jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm. Hama Dan Penyakit Hama : Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat tritip (Plutella maculipennis), Siput (Agriolimas sp.), Ulat Thepa javanica, Cacing bulu (cut worm) Penyakit : Penyakit akar pekuk, Bercak daun alternaria yang disebabkan oleh cendawan Alternaria solani, Busuk basah (soft root), Penyakit embun tepung (downy mildew), Penyakit rebah semai (dumping off), Busuk daun, busuk Rhizoctonia (bottom root), Bercak daun, Virus mosaik Panen Sawi dapat dipanen setelah berumur 40-70 hari.

Page 80: Buku Saku Ekotan 2011

80

TIMUN ( Cucumis sativus )

Varietas : Dawuan kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura II dan Mentimun Suri. Kultivar lokal unggul adalah jenis Venus dengan keunggulan umurgenjah/pendek, dipanen pada umur 22 hari dengan produksi 50 ton/ha Syarat Tumbuh Untuk pertumbuhan diperlukan kondisi kering dan tidak ternaungi, temperatur 21,1-26,7 oC dan tidak banyak hujan, tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6-7. Ketinggian tempat 1.000-1.200 meter dpl. Sentra Produksi mentimun di Indonesia : Jawa Barat, DI Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jarak Tanam : 100 cm x 50 cm , 60 cm x 50 cm Pemupukan a. Mentimun local :100 kg/ha urea, 200 kg/ha ZA,

100 kg/ha TSP dan 100 kg/ha KCl. b. Mentimun hibrida

a. Pupuk Kandang: pupuk dasar=20.000 kg. b. Urea: pupuk dasar=150 kg; susulan I=150 kg;

susulan II=300 kg; susulan III=250 kg. c. SP-36: pupuk dasar=150 kg; susulan I=100

kg; susulan II=250 kg. d. KCl: pupuk dasar=150 kg; susulan I=100 kg;

susulan II=100 kg; susulanIII=250kg. Umur Panen : Mentimun untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah

Page 81: Buku Saku Ekotan 2011

81

tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang. Produktivitas : Mentimun lokal: 0,9-1.6 kg/tanaman dengan 4-5 buah/tanaman; mentimun hibrida: 10 kg/tanaman dengan jumlah buah 10-12/tanaman.rata-rata produksi di inonesia 3,5-4,8ton/ha Hama : Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver), Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.), Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Penyakit : Busuk daun (Downy mildew ), Penyakit tepung (Powdery mildew ), Antraknose, Bercak daun bersudut, Layu bakteri. Kriteria penyortiran tanaman mentimun adalah: a) Kelas A: panjang=16-20 cm; diameter=1,5 cm; bentuk buah=bagus, lurus, bulat dan mulus. b) Kelas B: panjang=20-23 cm; diameter=2,0 cm; bentuk buah=bagus, lurus, bulat dan mulus. c) Kelas C: panjang=> 23 cm; diameter=< 2,0 cm; bentuk buah=buah afkiran, bengkok, ukuran diameter tidak merata, cacat mekanis. Pembuatan media tumbuh : Bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm, atau guludan dengan lebar bawah 60-80 cm dan lebar atas 40-60 cm, jarak antar guludan 30 cm.

Page 82: Buku Saku Ekotan 2011

82

BUNCIS ( Phaseolus vulgaris L. )

Nama latin : Phaseolus vulgaris Famili : Leguminoceae Varietas : Lebat 1, Gypsy, early bush, Green coat, purple coat. Syarat tumbuh : Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis adalah andosol dan regosol dengan sifat-sifat tanah gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5-6, iklim basah sampai kering dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. Suhu udara ideal adalah 20oC-25oC, kelembaban udara ± 55% (sedang). Tanaman buncis tumbuh baik pada ketinggian 1000-1500 m dpl, meski tidak menutup kemungkinan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian antara 300-600 meter. Produktivitas : 8,79 ton/ha Teknik budidaya : Jarak tanaman yang digunakan adalah 20 x 50 cm, pemupukan dilakukan tiga kali yaitu pada saat sebelum tanam (62kg/ha urea, 250 kg/ha SP36, 90kg/ha KCl), 2 MST (62kg/ha urea dan 45/ha KCl), dan 4 MST (62kg/ha urea dan 45/ha KCl). Buncis dapat dipanen pada umur 60 hari. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman buncis yaitu kumbang daun, penggerek daun, lalat kacang, kutu daun, ulat jengkal semu, ulat penggulung daun, penyakit antraknosa, penyakit embun tepung, penyakit layu penyakit bercak daun, penyakit

Page 83: Buku Saku Ekotan 2011

83

hawar daun, penyakit busuk lunak, penyakit karat, penyakit damping off, dan penyakit ujung keriting. Sentra produksi : Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung), dan Cipanas (Cianjur).

Page 84: Buku Saku Ekotan 2011

84

SELEDRI ( Apium Greveolens L.)

Dikenal sebagai sayuran

bumbu (penyedap rasa), ada juga yang mengatakan sebagai obat, penyembuh demam dan darah tinggi, ada pula yang mengatakan sebagai penyubur rambut. • Varietas : Seledri potong (Varietas Sylvester),

Seledri daun (Varietas Secalium), Seledri berumbi (Varietas Repaceum).

• Syarat Tumbuh : Seledri merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 7-16° C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur dan gembur dengan pH 5,5-6,8.

• Produktivitas : produktivitas seledri rata-rata 8 kg per m2, dengan harga jual Rp4.000 per kg.

• Teknik Budidaya : Tanaman Seledri dapat ditanam dari dataran rendah hingga dataran tinggi, tetapi untuk mencapai hasil optimal penanamannya dilakukan pada ketinggian antara 1.000 - 1.200 m.dpl Cara pengolahan lahan seperti biasa membuat bedengan-bedengan berukuran 80 - 100 cm. panjang sesuai kebutuhan. Jarak antar bedeng ±40 cm dan kebutuhan pupuk kandang ±20 ton per hektar dicampur rata di atas bedengan. Jarak tanam yang biasa digunakan yaitu 25 x 25 cm2

Page 85: Buku Saku Ekotan 2011

85

atau 30 x 30 cm2 dengan dua atau tiga tanaman per lubang.

• Pemupukan : Penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, selain itu tanah juga perlu diberi pupuk susulan berupa pupuk buatan, yaitu urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha.

• Hama penyakit dan pengendalian : Pada Seledri hama yang menyerang adalah Liriomyza atau wereng biasa disebut Aro. Hama ini menghisap cairan daun sampai kering.Pengendalian hama tersebut adalah memakai Curacron, Trigard dan Winder 25 WP. Penyakit pada tanaman Seledri adalah penyakit cacar coklat kuning (Cercospora apii) dan sejenis cendawan (Septoria apii). Kedua penyakit ini gejala yang ditimbulkan hampir sama dan dikendalikan dengan Kocide 77WP.

• Panen : Seledri mulai dapat dipanen pada umur 6-8 minggu setelah tanam. Yang dipanen adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Page 86: Buku Saku Ekotan 2011

86

SELADA (Lactuca sativa)

Varietas :Selada crop (kepala) / Selada telur, Selada rapuh (cos), Selada batang Syarat Tumbuh : dingin dan sejuk, suhu udara antara 15-20 0C, tanah Andosol atau Latosol, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang pH antara 6,5–7, 50 – 2.200 m dpl Jarak Tanam: 20 cm x 20 cm sampai 25 cm x 25 cm Dosis Pupuk : pupuk kandang 10-15 ton/ha, TSP 100 kg/ha, KCL 75 kg/ha Umur Panen : sekitar 2-3 bulan dari waktu menabur Produktivitas : 15-40 ton/ha tergantung varietas Sentra Produksi : Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung) HPT Hama : : Ulat tanah, Kutu daun, Penyakit : Bercak daun (cendawan Cercospora ion gissima Sacc. atau C. lactucae Tev.), Busuk rizoma (cendawan tular tanah), Busuk daun (cendawan Bremia Lactucae Regel), Busuk basah (bakteri Erwinia carotovora), Penyakit mosaik (virus mosaic, yaitu Lettuce Mosaic Virus/LMV)

Page 87: Buku Saku Ekotan 2011

87

MELINJO (Gnetum gnemon)

varietas: varietas kerikil, ketan dan gentong syarat tumbuh: Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60cm X 60cm X 75cm produktivitas: 80 - 100 Kg per pohon/tahun Teknik Budidaya: jarak tanam: 6m x 6m atau 8m x 8m dosis pemupukan: pupuk kandang 40-50 kg, diberikan 1/2 - 1 bulan setelah tanam; pupuk ZA 150 g, TSp 50 g dan KCl 50g setiap tanaman diberikan bersama pupuk kandang. Setiap awal dan akhir musim hujan diberi pupuk kandang 20- 30 kg, ZA 20 g, TSP 100 g dan KCl 100 g setiap tanaman hingga umur tiga tahun, setelah itu pupuk buatan diberikan dengan peningkatan 1/2-1 kalinya umur panen: Melinjo akan dipanen dan menghasilkan buah setelah 5- 6 tahun setelah penanaman biji

Page 88: Buku Saku Ekotan 2011

88

hama penyakit:. Penyakit - penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit layu pembuluh bakteri, penyakit hawar daun bakteri dan penyakit hawar daun cendawan. pengendalian : Pengendalian penyakit layu pembuluh bakteri dapat dilakukan dengan cara eradikasi (membasmi) tanaman yang sakit, untuk mencegah penyebarannya kita harus membersihkan alat - alat yang digunakan untuk menolong tanaman yang sakit, pengendalian penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan dapat dilakukan dengan memusnah kan bagian tanaman yang sakit. Hama-hama yang diketemukan dalam tanaman melinjo masih belum begitu merugikan sehingga belum perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi. Apabila ada yang ingin mencegah serangan hama, maka dianjurkan menggunakan pestisida Demicron dengan dosis 1 - 2 gram per liter air. Pengendalian hama yang efektif, yaitu untuk mencegah serangan hama melalui pengendalian secara mekanik, yaitu dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar sentra produksi: batang (jawatengah),

Page 89: Buku Saku Ekotan 2011

89

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

Syarat tumbuh : Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Dapat ditemui di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab. Jarak tanam: 6 x 6 m atau 5 x 5 Dosis pupuk:

umur Pukan NPK3 bln 25 kg 50 g 1 thn 25 150 g2 thn 50 500g>3 thn 75 1kg

Umur panen Panen perdana umur 3-4 tahun, buah siap panen 35–60 hari atau 65–90 hari setelah bunga mekar dengan produktivitas 6-9 ton/ha. Hama dan Penyakit

Hama Penyakit Lalat buah (Dacus pedestris) Bercak daun kutu daun, semut ngangrang Penyakit kapang jelaga

kelelawar.

Page 90: Buku Saku Ekotan 2011

90

TANAMAN

BUAH

Page 91: Buku Saku Ekotan 2011

91

NANAS (Ananas comosus)

Varietas : Cayene dan Queen Syarat tumbuh

CH 1000-1500 mm/tahun, Toleran terhadap kekeringan, naungan 33-71%, Suhu :23-32 ºC tanah berpasirr, lembur dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. pH 4,5-6,5. elevasi 100-1200 m dpl.

Jarak tanam :75-90 cm, 2 baris setiap bedengan, lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm.

Pemupukan: umur 2-3 bulan Pupuk NPK tablet (Pamafert); omposisi N-P2O5-K2O-MgO-CaO (17-8-12-0-2)+mikro, atau pupuk tunggal :Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar. Pupuk susulan diulang p 4 bulan dengan dosis yang sama.

Panen; 12-24 bulan Sentra produksi : Palembang, Riau, Jambi, Bogor,

Subang, , Tasikmalaya, Kutai, dan Blitar. Produktivitas : 21 ton/ha buah nanas

Page 92: Buku Saku Ekotan 2011

92

MANGGIS (Garcinia Margostana)

Varietas: MBS1,

MBS2, MBS3, MBS4, MBS5, MBS6 dan MBS 7.

Jarak tanam : 8mx10m/10mx10m.. Sayarat tumbuh :

lahan gembur, subur, dan bersolum dalam., air tanahnya dangkal, curah hujan tinggi (berkisar 9-12 bulan per-tahun), pH 5,0-7,0, drainasenya baik, suhu udara 22-32°C, intensitas cahaya harian 40-80%. Elevasi 0-600 m dpl

Dosis pupuk : 6 bln : urea:SP-36 : KCl (3:2:1) 200-250 g/phn. 1-3 thn : 400-500 g Urea, 650-700 g SP-36 dan

900- 1000 g KCl (3:1:2)

4 thn :urea:SP-36:KCl (1:4:3) 3-6 kg/pohon Umur panen : 6 thn setelah tanam – puluhan tahun Produktivitas : 500 btr /phn @ 75 gram /butir /thn Sentra produksi : Sumatera, Tasikmalaya,

Purwakarta, Purworejo, Jasinga (Bogor)

Page 93: Buku Saku Ekotan 2011

93

ANGGUR (Vitis vinifera)

Varietas: Probolinggo Biru, Alphonso Lavalle, Gross Collman, Probolinggo Putih, Isabella, Delaware, Chifung, Australia, Situbondo Kuning, & Golden Champion. Syarat Tumbuh: Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 oC dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 oC dengan kelembaban udara 75-80%. Tanah yang baik adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. pH tanah sekitar netral (6-7). Elevasi antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl. Jarak Tanam: 3 m x 3 m, 4 m x 4 m, 3 m x 5 m, 3m x 4 m, 4 m x5 m, & 4 m x6m. Dosis Pupuk 1. Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun)

Umur 0-3 bulan, 10 gr urea, interval 10 hari Umur 3-6 bulan, 15 gr urea, interval 15 hari Umur 6-12 bulan, 50 gr urea

Page 94: Buku Saku Ekotan 2011

94

2. Pemupukan tanaman dewasa (1 tahun sampai seterusnya) Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang

Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gr TSP/100 gr ZK

Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gr urea Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan menjadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gr, TSP 300 gr, ZK 450 gr.

Umur Panen: Dataran rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105-110 hari. Produktivitas: 7.5 ton/ha Sentra Produksi: Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali & Kupang (NTT). Hama: Phylloxera vitifolia, Kumbang Apogonia destructor, Wereng daun, Kutu putih, Ulat daun, Rayap, Burung, Kalong, Bajing, & Musang Penyakit: Downwy Mildew, Powdery Mildew, Busuk Hitam, Phakospora vitis, Peronospora.

Page 95: Buku Saku Ekotan 2011

95

PEPAYA (Cacarica papay L.)

Jenis pepaya Pepaya semangka, pepaya burung, IPB I, IPB II Jarak Tanam : 2m x 2,5 m Syarat Pertumbuhan

Angin tidak terlalu kencang , CH 1000-2000 mm/tahun. Suhu 22-26 o C.RH 40% subur dan banyak humus, gembur.pH 6-7. Kedalaman air tanah 50-150 elevasi: 700 m-1000 m dpl.

Sentra Penanaman Jawa barat (Sukabumi), Jawa Timur (Malang), Yogya karta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado).

Pemupukan( g/tanaman) • 1 MST: ZA : 50 ;Urea: 25, TSP: 50 dan KCl:

25, • 4 MS: ZA: 75, Urea :35, TSP: 75, dan KCl : 40 • 12 -20 MST: ZA; 75, Urea: 50, TSP: 75, KCl:

50 l • 24 MST: ZA: 100, Urea: 60, TSP: 75, dan KCl:

75 Periode Panen: Panen dilakukan setiap 10 hari sekali Prakiraan Produksi: 30-150 buah/pohon.@ 1-3 kg

Page 96: Buku Saku Ekotan 2011

96

A P E L (Malus sylvestris Mill)

varietas : Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo.

Jarak tanam : 3-3.5 x 3.5 m,

Syarat tanah: Tanah bersolum dalam, lapisan organik tinggi, dan remah , gembur, aerasi baik (Latosol, Andosol dan Regosol), pH 6-7,

Umur panen: 4-5 bulan setelah bunga mekar,.

Produktivitas: 6-15 kg/pohon.

Sentra produksi: Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Kayumas, Situbondo, Banyuwangi, Tawangmangu, Bali NTT, NTT dan Sulawesi Selatan.

Page 97: Buku Saku Ekotan 2011

97

JERUK (Citrus spp.L)

Varietas (spesies): Citrus aurantifolia (Jeruk nipis), Citrus maxima (Jeruk Bali), Citrus medica (Jeruk Sukade), Citrus reticulata (Jeruk Keprok), Citrus x paradisi (Jeruk limau gedang), Citrus sinensis (Jeruk Manis) Syarat Tumbuh: Lintang 40 LU-40 LS; Elevasi Subtropis 650 dpl, tropis 2000 dpl Intensitas cahaya tinggi, Curah hujan 1000 mm-2000mm/tahun, Temperatur : 25-30 ºC, pH tanah : 5-6 Jarak tanam: 6m x 6m Umur panen: 3 tahun, panen optimal 5 tahun Produktivitas: Tropis : 13-22 ton/Ha, Subtropis : 36-40 ton/Ha Sentra produksi : Pontianak, Garut, Tawangmangu, Glabak, Kebunjahe, Brastagi Hama: Kutu sisik salju, Kutu Psyllid jeruk, Lalat hitam jeruk, Lalat putih jeruk, Aphis jeruk tropis Toxoptera citricidus, Aphis jeruk hitam toxoptera aurantii, Aphis kapas Aphis gossypii, Penggerek buah jeruk, Lalat buah asia, Kupu-kupu pasteur, Lalat buah Laut tengah, Kumbang bermoncong jeruk, Tungau, Nematoda Penyakit : CVPD (Citrus Vein Phloem Degradation), Kanker, Cendawan Jelaga, Antraknosa, Embun tepung, Blendok Phytophthora, Busuk akar Armillaria.

Page 98: Buku Saku Ekotan 2011

98

MELON (Cucumis melo L.)

Varietas: retictulatus, cantelupensis, chito, dudain, flexuosus, inodorous Syarat Tumbuh: Suhu 25-30 º, pH tanah 5.8-7.2, Ketinggian 300-900 meter dpl Dosis pupuk: 1. Pupuk kandang/kompos : pupuk dasar 10-20

ton/ha. 2. UREA : pupuk dasar = 440 Kg/ha; pupuk

susulan I = 330 Kg/ha; pupuk susulan II = 220 Kg/ha: pupuk susulan III = 440 Kg/ha.

3. TSP : pupuk dasar = 1200 Kg/ha; pupuk susulan I = 220 Kg/ha; pupuk susulan II = 550 Kg/ha.

4. KCL : pupuk dasar = 330-440 Kg/ha; pupuk susulan II = 150 Kg/ha.

Keterangan :(pupuk dasar = pada pengolahan tanah (sebelum tanam), pupuk susulan I = umur ± 20 hari., Pupuk susulan II = umur + 40 hari, Pupuk susulan III = umur + 60 hari) Umur panen : 3 bulan setelah tanam. Produktivitas: 6.75 ton/ha Hama : Kutu aphids (Aphis gossypii Glover ), Thirps (Thirps parvispinus Karny) Penyakit :Layu bakteri , Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)

Page 99: Buku Saku Ekotan 2011

99

TOMAT (Lycopersicum sculentum)

varietas :

Intan (5-24), Mutiara (15-40), Ratna (5-20) Berlian (11-23), Moneymaker (10-27), TW-375 (20-100) , TW-369 (20-80) , TW-373 (20-40)

Jarak tanam : 80 x 40 cm atau 60 x 40 cm, Syarat tumbuh:

Dataran rendah sampai dataran tinggi, remah, aerasi baik, pH 5,5-6,5, lahan terbuka dan cukup sinar matahari.

Dosis pupuk : Pukan 10-20ton/ha atau (0,5-1 kg/lubang tanam), Urea 175 kg/ha, TSP 350 kg/ha, KCl 200 kg/ha

Umur panen Varietas Indeterminite ± 70-100 hari. Varietas Determinite ± 60 hari.

Produktivitas : 9, 635 ton ...(jawa tengah ) : Sentra produksi : Amerika Latin (Peru, Equador)

Page 100: Buku Saku Ekotan 2011

100

SEMANGKA ( Citrullus vulgaris SCHRAD)

Varietas: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) Syarat Tumbuh: Suhu optimal 25 o C, Kelembaban udara rendah, tanah gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. pH 6-6.7, ketinggian tempat 100-300 m dpl. Sentra Penanaman: Cina, Jepang, India dan Indonesia :Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung. Jarak tanam: 80-100 cm x 100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan Pemupukan: • Pupuk kandang dengan dosis 2 kg/ bedengan. • Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28

dan 35 hari setelah tanam; • Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari

setelah tanam; ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.

Page 101: Buku Saku Ekotan 2011

101

Hama:Thrips, Ulat perusak daun, Tungau, Ulat tanah, Kutu putih dan Lalat buah Penyakit: Layu Fusarium, Bercak daun, Antraknosa, Busuk semai, Busuk buah, Karat daun, Umur panen: 70-100 HST

Page 102: Buku Saku Ekotan 2011

102

JAMBU BOL ( Syzygium malaccense L. )

Lubang Tanam : 30 x 30 x 30 cm. Syarat Tumbuh Curah hujan 500-3.000 mm/tahun, intensitas cahaya matahari sebesar 40-80%, temperatur 18-28 derajat C , dan kelembaban udara antara 50-80 %Tanah Inseptisol dengan antara 5,5-7,5 sangat cocok untuk pertumbuhannya.Tanaman jambu bol mempunyai daya adaptasi yang besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.200 m dpl. Pedoman Budidaya Persemaian dapat dilakukan di dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang sesuai lahan dan jarak antar bedengan 60 cm. Campurkan 2kg/m2 pupuk kandang dengan tanah bedengan. Buat sungkup bedengan berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi pusat lingkaran minimal 50 cm. Naungi sungkup dengan plastik bening. Semai biji di lubang sedalam 3-5 cm dan tutup dengan tanah tipis, siram kembali. Bibit di bedengan dipindahkan ke polybag setelah berumur 6 bulan. Pindah tanam ke lapangan dilakukan setelah bibit berumur 10-12 bulan di persemaian. Pemupukan setiap 3 bulan dengan urea, SP-36 dan KCl (2:1:1) sebanyak 50- 100 g/m2 atau 4 g/polibag.

Page 103: Buku Saku Ekotan 2011

103

Hama Dan Penyakit Hama : Ulat parasa/ulat bajra, Ulat trabola,

Lalat megatrioza, Lalat bisul Penyakit : Antraknose, Bercak daun, Kapang jelaga, dan Karat merah Umur Panen Tanaman berasal dari biji berbuah pada umur 4-5 tahun, dari enten pada umur 3-4 tahun dan bila berasal dari cangkok pada umur 1-2 tahun. Produktivitas Buah jambu bol dapat dipanen dua kali dalam setahun, dengan hasil panen ke dua hanya 50% dari panen pertama. Produktivitas jambu bol merah Cianjur berkisar 12,48-15,6 ton/musim/ha atau 18,72-23,4 ton/tahun/ha, jambu bol putih congkili 78,0 ton/musim/ha atau 117,0 ton/tahun/ha. Produktivitas mulai menurun pada waktu tanaman berumur 30 tahun.

Page 104: Buku Saku Ekotan 2011

104

STROBERI (Fragaria chiloensis L. / F. vesca L.)

Sentra Penanaman: Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) Varietas stroberi introduksi: Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah, Petani Lembang (Bandung) varitas lokal Benggala dan Nenas Syarat tumbuh: curah hujan 600-700 mm/tahun, Lamanya penyinaran cahaya matahari 8-10 jam/hari, suhu 17-20 oC, Kelembaban udara 80-90%, tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik, pH tanah 5.4-7.0, Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl. Jarak tanam:40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm. Pemupukan: 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos, 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl. Hama: Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii), Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang

Page 105: Buku Saku Ekotan 2011

105

(O. sulcatus). Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi) Penyakit: Kapang kelabu (Botrytis cinerea), Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks), Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer), Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis), Daun gosong (Diplocarpon earliana ) Bercak daun , Busuk daun (Phomopsis obscurans), Layu vertisillium (Verticillium dahliae)& Virus. Panen: berbunga 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti. Produktivitas: a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun. b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun. c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.

Page 106: Buku Saku Ekotan 2011

106

MANGGA (Mangifera indica)

1.Varietas mangga: Golek 31, Manalagi 69, Arumanis 143, Sukku dan Lanabbu. Manalagi-163, Gedong dan Indramayu. 2.Syarat tumbuh Mangga dapat tumbuh pada berbagai jenis dan struktur tanah, asal tanah tersebut tidak menunjukkan lapisan cadas yang dangkal. Musim kemarau yang cocok untuk tanaman mangga adalah sekitar 2-8 bulan dalam satu tahun, serta memerlukan curah hujan berkisar 750-2.500 mm per tahun. Ketinggian tempat antara 0-300 m dpl cocok untuk tanaman mangga, karena bisa menghasilkan produksi tinggi. Kisaran pH yang cocok untuk tanaman mangga antara 5,5 – 7,0. Musim buah mangga biasanya pada musim kemarau. Pohonnya berbunga 1,5 – 2 bulan pada permulaan musim kemarau dan matang 3 – 4 bulan kemudian. Semakin kering kemaraunya, maka hasil/mutu buah menjadi lebih baik. 3.Produktivitas : 844 000 ton/ha 4. Teknik budidaya Jarak tanam : Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara: a) segi tiga sama kaki, b) diagonal, c) bujur sangkar (segi empat).

Page 107: Buku Saku Ekotan 2011

107

Dosis pemupukan : Pupuk NPK (15:15:15) pada pertngahan musim hujan. Pohon muda 0,5 – 1 kg dan untuk pohon tua 2-3 kg/pohon. Pupuk kandang sebanyak 50-100 kg/ pohon diberikan tiap bulan pada akhir musim hujan. Umur panen: Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Hama penyakit dan pengendalian: Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis), Bubuk buah mangga, Bisul daun(Procontarinia matteiana.), Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus). Pengendalian dengan insektisida Diazinon atau Basudin dan dengan pengendalian secara biologi / hayati.. 5.Sentra Produksi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, NTT, D.I. Aceh, D.I Yogyakarta, Sulawasi Selatan, NTB, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan. Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon.

Page 108: Buku Saku Ekotan 2011

108

DURIAN (Bombaceae sp.)

Varietas:: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (JawaTengah) , sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong

(Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).

Jarak Tanam : 10 m x 10 m. berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Syarat Tumbuh : CH 1 500-3500mm/tahun, .Intensitas cahaya matahari 60-80%,suhu rata-rata 20oC-30oC. pH 5, optimum 6-6,5. ketinggian lahan maksimum 800 meter dpl. Dosis Pupuk : Tiga bulan pertama ,

pupuk NPK (15:15:15), menjelang berbunga NPK 10:30:10.

Umur Panen : ± 8 tahun Produktivitas : 60-70 btr/phn/thn butir perpohon pertahun Sentra Produksi : Jawa dan Sumatra.

Page 109: Buku Saku Ekotan 2011

109

PISANG ( Musa sapientum L)

Varietas: Pisang Embun, Ambon, Emas, kuning, Rastali, Raja, Masak Hijau, Pisang Cavendish, Jarak tanaman :3m x 3m ~~2m x 2m Syarat tumbuh : 1000 m dpl, iklim basah, CH 1000 –3000 mm per tahun, pH 4,5 – 7,5 daerah dengan iklim agak kering dengan musim kemarau 4-6 bulan, tempat terbuka, Tidak tahan angin kencang Dosis pupuk :

Pukan 20 kg per lubang,125 g Urea +100 g TSP + 150 g KCL pertanaman

Umur panen : 1-1,5 tahun setelah tanam Produktivitas : 10- 40 ton / ha

Sentra produksi : Jawa, Sumatera Utara- Barat- selatan¸ Lampung Tengah Lampung Selatan, Kalimantan

Page 110: Buku Saku Ekotan 2011

110

NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk)

Varietas : Nangka bilulang/ nangka celeng, cempedak, dulang, kandel, kunir, merah, salak, mini, dan misin. Jarak tanam : 12 m x 12 m atau 4 m x 6 m. Syarat tumbuh : Curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm. Suhu udara minimum 16-21oC dan maksimum 31-31,5 oC. Kelembaban udara tinggi. pH optimum 6-7, kedalaman air tanah 1-2 m dan lapisan atas tanahnya cukup tebal (kira-kira 1 m). Ketinggian tempat optimum 0-800 m dpl Dosis pupuk : Pupuk kandang 20 kg/lubang dan dolomite 0,5 kg/lubang (2-3 minggu sebelum tanam). Pupuk NPK (15-15-15) 100 g/lubang (seminggu sebelum tanam) Umur panen: 5-6 tahun Produktivitas : 8-12 buah/phn/th. Hama: Ulat Diaphania caesalis (penggerek pucuk), Ulat-ulat Indarbela tetraonis dan Batocera rufomaculata (penggerek kulit batang), Kumbang-kumbang buah, Penyakit : Bakteri mati bujang, Erwinia carotovora Jamur Rhizopus artocarpi menyebabkan busuk akar dan batang.

Page 111: Buku Saku Ekotan 2011

111

ALPUKAT (Persea americana Mill)

Sentra penanaman : Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah Iklim Jawa Barat (Garut), Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Varietas unggul: alpukat ijo panjang dan ijo bundar. Syarat tumbuh: Curah hujan minimum 750-1000 mm/tahun. Ras Hindia Barat dengan curah hujan 2500 mm/tahun. Intensitas cahaya 40-80 %. Suhu optimal antara 12,8-28,3 oC. Tanah gembur, dranase baik, subur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam). pH tanah 5,6 - 6,4. Ketinggian 5-1500 m dpl (tumbuh optimal pada 200-1000 m dpl). alpukat ras Meksiko dan Guatemala pada 1000-2000 m dpl., ras Hindia Barat pada 5-1000 m dpl. Pemupukan: Tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk tanaman umur produksi (5 tahun lebih) diberikan urea, TSP, dan KCl

Page 112: Buku Saku Ekotan 2011

112

masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun. Panen: 6-7 bulan dari saat bunga mekar Produksi rata-rata: 50 kg/pohon/tahun. Hama Daun: Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf), Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.), Aphis gossypii Glov, Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Risso), Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd) Hama Buah: Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.), Codot (Cynopterus sp) Hama pada Cabang/Ranting: Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth atau Xylosandrus morigerus Bldf). Penyakit: Antraknosa, Bercak daun atau bercak cokelat (Cercospora purpurea Cke.), Busuk akar dan kanker batang, Busuk buah.

Page 113: Buku Saku Ekotan 2011

113

RAMBUTAN ( Nephelium sp. )

Varietas Rambutan: Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, Binjai, Sinyonya. Jarak Tanam: Lubang tanam ukuran 60 cmx60cmx50 cm. Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan. Pada lahan miring, jarak tanam lebih rapat. Syarat Tumbuh : Intensitas curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, suhu sekitar 250C, kelembaban udara cenderung rendah, pH antara 6-6,7, kandungan air dalam tanah antara 100-150 cm dari permukaan tanah, tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pemupukan: Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 g Urea dan 20 g ZK, tahun berikutnya perlu dosis pemupukan 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 g Urea dan 250 g ZK, bila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan.

Page 114: Buku Saku Ekotan 2011

114

Produksi : 1000-1600 buah/pohon/tahun atau 18-30 kg per tahun. Sentra Produksi: Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang dan Garut. Umur Panen: Sekitar bulan Nopember sampai Februari dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.Buah rambutan dapat dipetik 120 hari setelah antesis (bunga mekar). Hama dan Penyakit Tanaman : Hama berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing, ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis), Ulat penggerek batang (Indrabela sp), Ulat pemakan daun (Ploneta diducta), ulat Jengkal (Berta chrysolineate). Penyakit berupa ganggang (Cjhephaleusos sp.) dan penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus . Manfaat Tanaman : Mengandung gizi, zat tepung, pohon pelindung di pekarangan, tanaman hias, kayu bakar, akar dan daunnya untuk obat. Kandungan Kimia : Karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin, flavonoida, petic substances dan zat besi.

Page 115: Buku Saku Ekotan 2011

115

BUAH NAGA (Hylocereus sp.)

Jenis: Buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicerius megalanthus). Kandungan Kimia: protein, serat, karotin, kalsium dan fosferos, zat besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C. Sistem Pertanaman: Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, dapat menggunakan tiang dari beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm, dengan tinggi 2 m yang ditancapkan ke dalam tanah 50 cm. Ujung bagian atas tiang diberi besi berbentuk lingkaran untuk penopang cabang tanaman. Satu bulan sebelum tanam, dibuatkan lubang ukuran 40x40x40 cm. Jarak tanam buah naga adalah 2,5 m x 2 m. Setiap tiang dibuat 3-4 lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang penyangga. Buah naga dapat diperbanyak dengan stek dan biji. Stek menggunakan bagian batang tanaman dengan panjang 25-30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.

Page 116: Buku Saku Ekotan 2011

116

Setelah bibit berumur 3 bulan siap ditanam di lahan. Syarat Tumbuh: Dataran rendah dengan ketinggian 20-500 mdpl. Kondisi tanah gembur dan porous, bahan organik tinggi, kandungan unsur hara tinggi, dan pH tanah 5-7. Air tersedia cukup bagi tanaman karena peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air. Membutuhkan cahaya matahari penuh untuk mempercepat proses pembungaan. Umur Panen: Setelah tanaman umur 1,5-2 tahun dapat mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan dilakukan pada buah dengan ciri-ciri warna kulit merah mengkilat, sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Buah dapat dipanen 50 hari setelah bunga mekar. Produktivitas: Setiap tanaman berumur satu tahun minimal bisa menghasilkan 3 kg buah naga. Dalam satu tahun, tanaman bisa berbuah 3 kali dan produksi bisa terus meningkat asalkan tanaman dirawat dengan baik.

Page 117: Buku Saku Ekotan 2011

117

MARKISA (Passiflora edulis)

Varietas atau aksesi: Passiflora edulis f.flvicarp (Markisa konyal/manis) Passiflora edulis sim (Markisa buah negri atau siuh) Syarat tumbuh: Sebetulnya semua jenis markisa lebih cocok tumbuh di dataran tinggi 1000-2000 mdpl dengan tipe iklim basah. Markisa Konyal dapat ditanam di dataran rendah hingga 600 m dpl dengan tipe iklim basah. Kondisi tanah yang dikehendaki banyak mengandung bahan organik(subur) dan pH 5,5-6,5. Lokasi tempat bertanam sebaiknya terbuka. Tanaman tidak tahan terhadap kondisi lahan yang tergenang air. Jarak tanam: 2 m x 5 m Dosis pupuk: Pemupukan dengan NPK (15:15:15) sebanyak 25-100 g per tanaman, tergantung umurnya. Sentra produksi:negara-negara tropika dan sub-tropika terutama di Australia, India, Kenya, New Zealand dan Hawai. Umur panen: 7 bulan. Buah markisa dipanen setelah berwarna kuning (markisa konyal), berwarna ungu (markisa buah negri atau siuh) dan timbul aroma harum. Pemangkasan akan meningkatkan produktivitas.

Page 118: Buku Saku Ekotan 2011

118

HPT: lalat buah (Dacus dorsalis) dan nematoda bengkak akar (Meloidogyne incognita). Kutu daun kuning (Myzus persicae) dan kutu putih (Aphis gossypii) sering terdapat pada daun. Penyakit berupa mati pucuk (Phytophthora parasitica), penyakit layu (Fusarium passiflorae), dan penyakit busuk leher akar (damping-off) pada bibit di persemaian yang disebabkan oleh cendawan (Rhizoctonia solani). Manfaat tanaman: minuman, pulpa markisa boleh dijadikan jem, agar-agar, perasa atau campuran pada yoghurt dan es krim. Jus markisa merupakan sumber yang kaya dengan pro-vitamin A, vitamin C, niacin, dan riboflavin. Markisa dapat dijadikan komponen untuk minuman sirup, roti dan susu. Kulit buah markisa juga dapat dijadikan makanan ternakan.

Page 119: Buku Saku Ekotan 2011

119

JAMBU BIJI (Psidium guajava)

Varietas: Jambu sukun, Jambu Bangkok, Jambu merah, Jambu pasar minggu, Jambu sari, Jambu apel, Jambu palembang, Jambu merah getas. Syarat Tumbuh: Ketinggian antara 5-1200 m dpl, Curah hujan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun, Suhu optimal berkisar 23-28o C, Kelembaban udara sekeliling tanaman cenderung rendah, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, pH tanah 4,5-8,2. Jarak Tanam: 3m x 2m Dosis Pupuk: Pada umur 0-1 tahun 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK. Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 g/pohon (setiap 3 bulan sekali). Umur Panen: 2-3 tahun Sentra Produksi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Hama: Ulat daun (Trabala pallida), Ulat keket (Ploneta diducta), Semut dan tikus, Kalong dan Bajing. Penyakit: Cercospora psidil , Jamur karat Puccinia psidil, Jamur Allola psidil, cendawan Rigidoporus Lignosus.

Page 120: Buku Saku Ekotan 2011

120

SIRSAK (Annonaceae)

Syarat Tumbuh Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan

pembungaan dalam batas-batas tertentu. Jika kelembapan cenderung rendah, dianjurkan untuk memberikan naungan agar transpirasi dapat dikurangi (juga karena pohon sirsak dangkal perakarannya). Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Pedoman Budidaya Perbanyakan dan penanaman Pohon sirsak dapat diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai, Akan tetapi, umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian. Setelah 2030 hari, 85-90% dapat berkecambah dan semai itu dapat dipindahkan ke lapangan setelah 6-8 bulan. Jarak tanam di kebun buah sebaiknya antara 3 m x 4 m dan 4 m x 6 m.

Page 121: Buku Saku Ekotan 2011

121

Hama dan Penyakit Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang serius disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit utama pada sirsak di daerah yang lembap. Penyakit busuk coklat batang (Corticium sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan busuknya cabang dan mungkin membunuh pohonnya juga. Kutu perisai seringkali menyerang pohon sirsak, dan kutu bubuk dapat bergerombol banyak sekali pada buah sirsak. Panen dan Pasca Panen Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih keras. Buah ini dianggap tua jika duri-durinya sudah saling berjauhan dan warna kulitnya yang tadinya hijau berkilat telah berubah menjadi hijau kusam atau hijau kekuning-kuningan.

Page 122: Buku Saku Ekotan 2011

122

ARBEI (Fragaria sp.)

Varietas : Hokowaze (dari Jepang), varietas lokal Benggala dan Nenas Syarat Tumbuh : Dapat tumbuh dengan baik dengan curah hujan 600-700 mm/tahun, temperatur 17-20 °C, penyinaran 8-10 jam/hari, kelembaban 80-90%, pH 5.4-7.0, ketinggian tempat 1.000-1.500 m dpl Jarak Tanam : 40 x 30cm, 50 x 50 cm, atau 50 x 40 cm Dosis Pupuk : 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCL Produktivitas : ± 0,6-1,2 kg/tanaman/tahun Umur Panen : Dua minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah Sentra Produksi : Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) Hama : Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii), Tungau Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus), Kutu putih (Pseudococcus sp.), Nematoda Penyakit : Kapang kelabu, Busuk buah matang, ,Busuk rizopus (Rhizous stolonifer), Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman), Embun tepung, Daun gosong ,Bercak daun, Busuk daun Layu verticillium (Verticillium dahliae), Virus

Page 123: Buku Saku Ekotan 2011

123

TIMUN SURI (Cucumis sativus)

Syarat Tumbuh : Iklim yang panas, tidak tahan terhadap hujan lebat, tanah yang ringan. Jarak Tanam. Antar baris : 120-150 cm.. Antar tanaman: 40-60 cm, 2-3 biji/Llubang Umur Panen : 3 BST Pemupukan. Pupuk diberikan sebagai berikut : Pada tanah berpasir diberi pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 2 : 2, dengan jumlah N sebanyak 50-70 kg/ha. Pada tanah lempung diberi pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 2 : 1, dengan jumlah N sebanyak 50-70 kg/ha. Hama dan Penyakit Tanaman. Tanaman setelah berkecambah rentan terhadap damping off. Sentra Produksi. Sentra prodduksi dari timun suri adalah Indramayu.

Page 124: Buku Saku Ekotan 2011

124

SRIKAYA (Annona squamosa)

Vareitas :Cherimoya, African pride, Langsar Syarat tumbuh :daerah tropis iklim yang lembab dan panas. 1000 m dpl. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah tergenang, pH 5,5-7.4. Jarak tanam : 4 X 3 m, 5 X 3 m, 6 X 6 m Dosis pupuk: Kalium = 2-4 kg/tahun, Boraks = 2 g/m2 untuk mengatasi kekurangan boron, Zink sulfat heptahidrat = konsentrasi 0.19 Produktivitas : +24 buah/pohon Sentra produksi : Pulau Jawa dan NTB Umur panen : berumur 3-4 tahun, buah matang110-120 hari setelah berbunga, berwarna kekuningan Hama : Kutu jenis Planococcus spp. ,Amblypelta spp. Parasa issetia spp., Lalat buah Dacus spp. Penyakit : Busuk akar oleh Pseudomonas solanacearum, Kanker hitam pada buah oleh Phomopsis spp., Pembusuksn oleh Botryodiplodia spp., Bercak ungu oleh Phytopththora spp. Pengendalian : Penyemprotan dengan manozeb

Penyemprotan dengan copperoksikhlorid

Page 125: Buku Saku Ekotan 2011

125

BENGKUANG ( Pachyrhizus erosus L.)

Syarat Tumbuh Tanaman bengkuang dapat tumbuh pada 0 m-1000 m dpl, (di Meksiko ditanam ketinggian 1700 m dpl). Tumbuh optimal di daerah dengan CH rata-rata 250-1500 mm/tahun dan suhu berkusar antara 20oC-30oC. Lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bengkuang ialah daerah yang lembab panas dan bebas bunga es (frost). Sentra Produksi : India, Afrika Timur dan Asia Tenggara. Produktivitas : Umbi yang bihasilkan dari budidaya bengkuang di Indonesia baru mencapai 16,5 ton/hadengan hasil pertanaman 0,5-1,5 kg, sedangkan panen umbi bengkoang di meksiko dapat mencapai 60-80 ton/ha Jarak Tanam ditanam pada bedengan dengan ukuran 60-100 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. dengan jarak tanam 20-30 cm x 20-30 cm. Jika dilakukan dengan traktor ada beberapa tahapan, yaitu : pembajakan, perataan tanah dan pembuatan bedengan. Panen Penanaman bengkuang denga benih dapat dipanen antara 5-9 bulan setelah tanam, sedangkan yang menanam dengan umbi dapat dipanen hanya dalam waktu 3 bulan setelah tanam.

Page 126: Buku Saku Ekotan 2011

126

LENGKENG (Euphoria longanatus)

Jenis Varietas / Jenis Tanaman Batu, kopypr, lumut (Temanggung), Di kalimantan timur, Serawak, Sumatera Utara : isau (kulit hijau), kakus (kulit coklat) Jarak Tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m, lubang tanam 60 cm x 60 cm x 50 cm.. Dosis Pupuk 100-300 g urea, 300-800 g TSP (400-1000 kg SP-36), dan 100-300 g KCL/tanaman. Pupuk diberikan 3 x dalam selang 3 bulan. Setelah panen 300 g urea, 800 g TSP, dan 300 g KCL/pohon Syarat Tumbuh Cocok ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl dengan iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1500-3000 mm/ tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering Hama dan Penyakit : Hama penghisap buah ( Tessaratoma javanica), kelelawar Penyakit mildu (musim hujan, seperti pada rambutan). Pembungkusan buah untuk mencegah serangan kelelawar Panen : Musim panen : Januari-Februari dengan produksi 300-600 kg per pohon, harus masak di pohon karena tidak dapat diperam

Page 127: Buku Saku Ekotan 2011

127

TANAMAN

REMPAH

Page 128: Buku Saku Ekotan 2011

128

LADA

(Piper nigrum L.)

Varietas : Natar 1, Lampung, Bangka, Arabika, Bulog

Belantung dan Varietas 59 yang berasal dari India.

Jarak tanam :2m x 2m. Syarat tumbuh :

Dataran rendah 0 – 200m dpl, suhu 25-27˚C,iklim lembab dan panas (kemarau 2-3 bln), tanah banyak BO, humus ±1-2,5m, pH 5,5-7,0.

Dosis pupuk pupuk organik; 0,75 – 100 g/lubang tanaman pupuk anorganik; NPK 20g/lubang tanaman umur 5-6 bulan urea: 35 g/ tanaman, TSP: 20-30 g/tanaman, KCL: 25-35 g/tanaman.

Umur panen :3-5 tahun atau >, sesuai varietas . Produktivitas umur 2.5 – 6 th 2500-8600 Kg/ Ha Lada basah dan 1060-2900 Kg/ Ha Lada kering. Central produksi pertanaman Lada Bangka (lada

putih), Lampung (Lada hitam), Belitung dan Kalimantan.

Page 129: Buku Saku Ekotan 2011

129

CENGKEH (Syzigium aromaticum)

Varietas-varietas unggul cengkeh Siputih, cengkeh Sikotok, dan cengkeh Zanzibar. Jarak Tanam Dataran rendah :7 x 7 m, 6 x 8 m atau 8 x 8 Dataran tinggi :10 x10 m atau 8 x 12 m Syarat Pertunbuhan meliputi: iklim panas, CH 1500-4500 mm/tahun, sinar matahari > 8 jam/hari, suhu 22-300C, RH 60-80%.tanah gembur,drainase baik., pH 5,5-5,6, air tanah tidak >3 m.elevasi 0-900 m dpl Pemupukan Pupuk organik (1x/th) :60 kg/pohon Pupuk NPK 0-500/pohon. Pupuk kandang 5-10 kg dan dolomit 150-200 gr (3-4 minggu sebelum tanam) Umur panen Umur panen tanaman cengkeh adalah 4,5-8,5 tahun Produksi produksi 12-15 kg cengkeh/phn/thn(umur 15-20 thn).

Page 130: Buku Saku Ekotan 2011

130

LENGKUAS (Alpinia galanga)

Syarat / cara tumbuh Ketinggian tempat : 1 - 1200 m diatas permukaan laut. Curah hujan tahunan : 2500 - 4000 mm/tahun. Bulan basah (di atas

100 mm/bulan) : 7 - 9 bulan. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 - 5 bulan. Suhu udara 29 0C – 25 0C, kelembapan sedang. Penyinaran tinggi. Tanah latosol merah coklat, andosol, aluvial.Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, lateristik. Drainase baik, kesuburan sedang – tinggi. Kedalaman air tanah : 50 - 100 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran : 10 - 30 cm dari permukaan tanah Jarak tanam : 60-90 cm x 30-60 cm Dosis pupuk : Umur 1 bulan: pupuk Urea 75 Kg, TSP 200 Kg dan KCl 100 Kg. Umur 3 bulan: pupuk Urea sebanyak 75 Kg Produktivitas : 1,93 ton/ha Umur panen : Untuk minyak atsiri 7 bulan, konsumsi segar < 4 bulan Kandungan kimia : minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil

Page 131: Buku Saku Ekotan 2011

131

sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning. kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, , galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, hidroksi-3,5-dimetoksiflavonkariofilen oksida, kario- filenol.

Hama dan Penyakit : Ulat kirana diocres dan Udaspes, bercak daun oleh jamur Phyllosticta sp. dan Phytium sp. Manfaat : Reumatik, Sakit limpa, membersihkan darah, Membangkitkan gairah seks, obat kuat, Membangkitkan nafsu makan, Bronkhitis, Morbili, Panu.

Page 132: Buku Saku Ekotan 2011

132

PANILI (Vanilla planifolia Andrews)

Varietas: Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis JW. Moore, Vanilla pompana Schiede Syarat tumbuh: Tumbuh pada iklim tropis pada posisi 200 LU dan 200 LS. Suhu 9-38o C dengan suhu udara optimal 20o C. Kelembaban udara 60-80 %. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir dan lempung berpasir berkerikil. Intensitas cahaya 30% - 50%. Curah hujan 1000 – 3000 mm/ tahun. Keadaan tanah (pH) 5,5 – 7. Jarak tanam: 1m x 1,5m; 1,5m x 1,5m; 1m x 2m; atau 1,5m x 2,5m Dosis pupuk: Pupuk kandang : 10 – 20 kg/ pohon/ thn, Urea 8 kg/ Ha/ thn, TSP 4 kg/ Ha/ thn, KCl 14 kg/ Ha/ thn, CaO 5 kg/ Ha/ thn, Mg 5 kg/ Ha/ thn. Produktivitas : Umur panili 1 – 4 tahun 0,13 – 0,38; Umur 5 – 7 tahun 1,39 – 1,50; Umur 7 – 8 tahun 1 – 0,15. Sentra produksi: Jawa, Sumatera, Bali, Lampung, Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Timur. Hama: Bekicot, Belalang pedang, Penggerek batang. Penyakit: Busuk akar, Busuk batang, Busuk buah, Busuk pangkal batang, Bercak coklat pada buah, Bercak hitam, Bercak coklat pada batang, Antraknosa, Karat merah.

Page 133: Buku Saku Ekotan 2011

133

PALA (Myristica fragrans Houtt)

Tanaman pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman asli Indonesia. Beberapa jenis pala yang dibudidayakan, yaitu: (1) Myristica succedawa BL., jenis ini di Ternate disebut Pala Patani., (2) M. speciosa Warb, dikenal dengan nama pala Bacan atau pala Hutan, (3) M. schefferi Warb dikenal dengan nama pala Onin atau Gosoriwonin, (4) M. fragrans Houtt dikenal dengan nama Pala Banda, (5) M. fatua Houtt dikenal dengan nama laki-laki, pala Fuker (Banda) atau pala Hutan (Ambon), (6) M. argantea Warb dikenal dengan nama Pala Irian atau Pala Papua, (7) M. tingens BL. dikenal dengan nama Pala Tertia dan (8) M. sylvetris Houtt dikenal dengan nama Pala Burung atau Pala Mendaya (bacaan) atau Pala Anan (Ternate). SYARAT TUMBUH Rata-rata curah hujan di daerah asal tanaman pada, yaitu Banda adalah sekitar 2.656 mm/tahun dengan jumlah hujan 167 hari merata sepanjang tahun. Meskipun terdapat bulan-bulan kering, tetapi selama bulan kering tersebut masih terdapat 10 hari hujan dengan sekurang-kurangnya 100 mm. Tanaman pala dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 – 700 m di atas permukaan laut. Suhu yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman pala antara 25 OC – 35 OC.

Page 134: Buku Saku Ekotan 2011

134

Kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan pala yaitu tanah dengan pH 5,5 – 7. TEKNIK BUDIDAYA • Jarak tanam

Jarak tanam pala yaitu 10 x 10 m • Umur panen

Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 – 8 tahun dan pada umur 10 tahun dapat berproduksi secara menguntungkan. Umumnya buah pala telah dapat dipanen setelah cukup tua, umur buah ± 6 bulan sejak dari bunga. Tanda-tanda buah pala yang sudah tua adalah jika sebagian buah pala dari suatu pohon sudah merekah. • Hama penyakit dan pengendaliannya

Penyakit utama pada pala yaitu: 1. Penyakit busuk kering

Disebabkan oleh sejenis jamur Stigmina myrtaceae,. Gejala penyakit pada buah yang terinfeksi ditemukan bercak coklat atau hitam kehijauan.

2. Penyakit busuk basah Disebabkan jamur Colletotrichum gloesporiodes Penzig. Pemupukan

Dosis pupuk yang diperlukan, yaitu 120 kg N/Ha, 100 kg P2O5/Ha, 150 kg K2O

• Produktivitas Produktivitas pala yaitu 482,8 kg/Ha.

• Sentra produksi di kepulauan Maluku, Irian Jaya dan Sulawesi Utara.

Page 135: Buku Saku Ekotan 2011

135

KAYU MANIS (Cinnamomum Sp)

• Jarak Tanam : Jarak tanam

persemaian 20 x 20 cm. Jarak tanam yang baik sekitar 4 x 4

meter • Syarat tumbuh Pohon kayu manis dapat tumbuh sampai 2000 m dpl, akan tetapi dapat tumbuh baik pada ketinggian 500-1500 m dpl. Di atas ketinggian 1.200 m dpl pertumbuhannya lebih lebat serta mutunya lebih baik. • Teknik budidaya Pembiakan pohon kayu manis dapat dilakukan dengan cara stek, tetapi yang terbaik melalui biji. Tahapan budidaya tanaman kayu manis adalah sebagai berikut : Tanah untuk lahan semai harus dicangkul dalam, dan batu serta sisa akar harus dibuang. Kemudian dibuat tempat persemaian dengan lebar 100 - 150 cm, yang ditimbun tanah yang berasal dari parit yang dibuat diantara tempat persemaian. Biji yang telah cukup masak dapat disebarkan dan sesudah 5-15 hari atau sudah bertunas. Biji-biji yang digunakan untuk bibit adalah biji yang berasal dari pohon yang tumbuh baik, tidak terlalu muda, kulit batangnya cukup tebal dan mempunyai aroma kayu yang manis keras; biji yang jatuh dari pohon tidak dapat digunakan sebagai bibit. Sesudah bibit tumbuh dan mempunyai dua lembar daun, lalu dipindahkan

Page 136: Buku Saku Ekotan 2011

136

ketempat persemaian dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Bibit tersebut dibiarkan tumbuh selama 8 - 12 bulan, sebelum dipindahkan ke kebun. Pemindahan dapat dilakukan jika tinggi tanaman sudah mencapai 60 - 80 cm. Tanaman muda dipangkas sampai tinggal 60 - 70 cm, dan juga akarnya sedikit dipotong. Umur panen Waktu panen yang pertama dimulai setelah pohon tanaman tumbuh lebat dan pertumbuhan selanjutnya tidak menguntungkan. Pemanenan pertama ini dilakukan dalam rangka penjarangan, dengan tujuan agar diperoleh dengan produksi yang lebih tinggi. Penjarangan dilakukan pada saat berumur 3 tahun, sedangkan panen tahap kedua pada 4 - 5 tahun, menghasilkan kulit yang memenuhi persyaratan ekspor.

Page 137: Buku Saku Ekotan 2011

137

KAPULAGA (Amommum cardamomum)

Syarat Tumbuh : Daerah tropis basah, Curah hujan 1500-7000 mm/tahun, suhu rata-rata 35°C, ternaungi. Hidup pada ketinggian 200-1000 meter dpl Jarak Tanam : 1m x1m (dengan lubang penanaman 50x50x35 cm) Dosis Pupuk : -Pupuk kandang dan Pupuk NPK 40g/tahun/rumpun Umur Panen : 3 ½ - 4 tahun Produktifitas : 170 – 225kg/ha (750 -1000 rumpun ) Sentra Produksi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogya Penyakit : Mosaic marble atau katle (oleh kutu Pentalonia nigronervosa) Coniothyrium sp. (Menyerang benih waktu persemaian) Cephalosporium sp. (Menyebabkan umbi batang membusuk) Chlamydomyces thirum (Bintik-bintik merah pada daun) Uredo elettariae (Menyebabkan daun kemerah-merahan) Hama : Tupai (Memakan buah dan bunga) Lampides elips (Menghabiskan isi dalam buah) Coccidae Dechocrocis punctiferalis (Penggerek tunas dan buah), Tikus (Menghabiskan buah).

Page 138: Buku Saku Ekotan 2011

138

TANAMAN OBAT

Page 139: Buku Saku Ekotan 2011

139

MENGKUDU (Morinda citrifolia)

Syarat tumbuh: Dataran rendah sampai dataran tinggi (> 1000 m dpl). Pada tanah yang gembur lebih baik, namun dapat tumbuh pada tanah yang agak padat atau berlempung. Jarak Tanam: 1.2m x 1.2m Dosis pupuk: Pupuk kandang atau kompos dengan dosis 5-10 kg per tanaman. Setelah tahun dosis pupuk ditingkatkan 2x lipat Umur panen: 4-5 bulan. Mulai berbuah pada tahun pertama sampai tahun keduapuluh setelah tanam. Produktivitas: 15-20 ton/ha/tahun Sentra produksi: Kabupaten Lamongan, Jawa Timur HPT: Ulat daun dan Kutu putih Manfaat: Obat batuk, radang amandel, sariawan, darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, liver, kencing manis, cacingan, cacar air, kegemukan, sakit pinggang, sakit perut, dan perut mulas karena masuk angin.

Page 140: Buku Saku Ekotan 2011

140

NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Nilam dapat tumbuh dan berkembang di dataran rendah sampai pada dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 1.200 m diatas permukaan laut. Akan tetapi, nilam akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat antara 50 - 400 m dpl . Pada dataran rendah kadar minyak lebih tinggi tetapi kadar patchouli alcohol lebih rendah, sebaiknya pada dataran tinggi kadar minyak rendah, kadar patchouli alcohol (Pa) tinggi. • Jarak tanam Penanaman yang dilakukan dalam barisan menggunakan jarak tanam antar barisan 60 – 100 cm dan jarak tanam dalam barisan 40 – 60 cm. Dosis Pemupukan Dosis pupuk anjuran untuk nilam adalah 10 ton pupuk kandang, 250 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl. Pupuk kandang atau kompos diberikan seminggu sebelum tanam agar pupuk tersebut dapat bercampur dalam tanah dengan baik. • Umur Panen Panen pertama dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan sebelum daun berubah warnanya menjadi coklat, dilakukan pada waktu pagi atau sore hari agar kandungan minyak dalam daun tetap tinggi.

Page 141: Buku Saku Ekotan 2011

141

panen selanjutnya 3 – 4 bulan setelah panen pertama. • Manfaat Tanaman Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida • Kandungan Kimia Patchouli alkohol (PA). PA merupakan komponen terbesar (50 - 60%) dari minyak dan memberikan bau (odour) yang khas pada minyak nilam, karena antara lain mengandung norpatchoulene

Page 142: Buku Saku Ekotan 2011

142

KATUK (Sauropus androgynous)

Syarat Tumbuh : Di Indonesia, tanaman katuk dapat tumbuh dan berproduksi di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi yang memilki ketinggian antara 5 m – 1300 m dpl. Jarak Tanam :20 x 20 cm, 30 x 30 cm Dosis Pemupukan :Setiap hektar pertanaman katuk memerlukan pupuk dengan kombinasi 190 kg N, 87,50 kg P2O5, dan 87,50 kg K2O, serta 20 ton pupuk kandang. HPT : Hama; Bekicot yang menyerang kulit, batang, dan daun menjadi rusak (layu), ulat daun yang menyebabkan daun berlubang hingga tersisa tulang daun, kutu daun yang menyebabkan pucuk mengecil, keriting dan pertumbuhan tanaman terhambat, belalang yang menyebabkan daun rusak secara tidak teratur dan kadang-kadang berlubang. Penyakit; busuk akar oleh cendawan yang menyebabkan daun menguning, tanaman layu dan kadang-kadang menyebabkan kematian pada tanaman, layu bakteri yang mneyebabkan tanaman layu seperti tersiram air panas, akar tanaman membusuk dan akhirnya mati. Umur Panen :Dipanen setelah berumur 2-2.5 bulan, pemangkasan selanjutnya dilakukan 40-60 hari berikutnya.

Page 143: Buku Saku Ekotan 2011

143

Produktivitas :Hasil panen pertama berkisar 3-4 ton/ha, selanjutnya meningkat mencapai 21-40 ton/ha. Kandungan Kimia : alkaloid papaverin, protein, lemak, vitamin, mineral, saponin, flavanoid dan tanin.

Page 144: Buku Saku Ekotan 2011

144

LEGETAN (Spilanthes acmela L; S. Iabadicencis)

Nama Daerah : Legetan (jawa), Jotang (sunda) Deskripsi : Tumbuhan semusim, berbatang merebah atau tegak, berbuku dan berbulu kasar, tinggi mencapai 0,6 m. Pada setiap buku yang mengenai tanah akan keluar akar. Daun duduk berhadapan, berwarna hijau, berbulu, berbentuk oval sampai lonjong. Panjang daun 1-10 cm dan lebar 0,5-6 cm. Bunga terminal, berkelompok, tangkai bunga panjangnya 1-12 cm, dalam satu tangkai terdapat 1-2 bunga. Bunga berwarna kuning, tebal, bentuk pipa. Mahkota bunga bewarna kuning, panjang 0,5-2 cm. Biji tersusun dalam kelopak, tiap biji tertutup 2 keping kelompok biji. Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji. Habitat : Legetan tumbuh liar di areal terbuka, atau agak terlindung, di tegalan, di padang rumput, pada lahan bekas kebun yang terlantar. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 3100 m dpl. Kandungan kimia: legetan mengandung minyak asiri, spilanthol, sphilantin, fitosterin, lemak, kholin, dan kalium. Khasiat : tumbuhan ini berkhasiat sebagia obat sariawan, sakit gigi, bronchitis, batuk rejan, tuberkolosis, bengak, bisul, dan gigitan ular.

Page 145: Buku Saku Ekotan 2011

145

TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.))

Varietas : varietas vinca hibrida. Sentra Produksi : Indonesia Syarat tumbuh : Tumbuh pada daratan rendah sampai ketinggian 800 m dpl. Menyukai tempat terbuka, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat tumbuh di tempat yang agak terlindung. Tumbuh pada pH optimum 5-6 pada suhu 200 C – 400C. Cara perkembangbiakan : biji,stek batang/akar. Jarak tanam : 50 cm x 50 cm Pemupukan : pupuk kandang atau kompos sebanyak 1,5 kg/lubang. Pupuk urea sebanyak 5g/lubang. SP-36 3g/lubang. Hama dan Penyakit : infeksi penyakit virus mosaik ketimun (CMV). Kandungan kimia :vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (LR), vincadioline, leurodisine, dan catharanthine, tetrahydroalstonine. Manfaat : Zat vindoline berkhasiat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan sebagai obat penenang. Zat vinblastin dan vincristine sebagai anti kanker. Sebagai obat diabetes mellitus, batu ginjal, pendarahan akibat penurunan trombosit, hipertensi, kanker payudara, radang hati, bronkhitis, asma, batuk.

Page 146: Buku Saku Ekotan 2011

146

COMBRANG/HONJE (Nicolaia speciosa Horan.)

Nama umum/dagang :

Kecombrang Syarat Tumbuh : ketinggian 600 - 1200 m dpl. Di hutan primer dan sekunder Khasiat : Bunga Nicolaia speciosa berkhasiat sebagai obat penghilang bau badan, memperbanyak air susu ibu (ASI) dan pembersih darah. Untuk obat penghilang bau badan dipakai ± 100 gram bunga segar Nicolaia speciosa, dicuci dan dikukus sampai matang, dimakan sebagai sayur. Kandungan Kimia : Daun, batang, bunga dan rimpang Nicolaia speciosa mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu rimpangnya juga mengandung polifenol dan minyak atsiri. Tanaman ini juga kaya akan vitamin dan mineral.

Page 147: Buku Saku Ekotan 2011

147

ASAM JAWA (Tamarindus indica)

Manfaat: sebagai bahan obat alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara lain: asma, batuk kering, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, alergi (biduren), sariawan, mencegah rambut rontok, bisul, jerawat, haid bau anyir, keputihan, campak, borok, luka baru,gatal-gatal, sengatan ular, sengatan lipan, eksim. Bagian lain juga dimanfaatkan, yaitu kayunya untuk meubel,kayu bakar dan arang. Daunnya untuk makanan ternak, daging buahnya dimanfaatkan untuk teh, selai, sirop,permen.selain itu tanaman ini juga cocok untuk tanaman penghalang angin. Sentra Produksi : Asia tenggara ( Malaysia, Indonesia, Thailand), Afrika tropis Syarat tumbuh : Dapat hidup di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat hidup di kisaran tanah luas. Suhu < 47ºC. Curah hujan 500-1500 mm/th, bahkan sampai 350 mm/th jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah yang masa keringnya panjang menghasilkan benih yang lebih panjang Umur panen : 8-12 tahun Sentra Produksi : Kalimantan, Pulau jawa, sampai ke daerah timur Indonesia.

Page 148: Buku Saku Ekotan 2011

148

KOLESOM ( Talium triangulare)

Jarak tanam : 70 x 40 cm Cara tumbuh : Kolesom dapat tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.250 m diatas permukaan laut. Dengan curah hujan 2.000- 4.000 mm/tahun. Jenis tanah yang dikhendaki adalah tanah liat berpasir, tanah berpasir dan cukup gembur/subur banyak mengandung humus atau kandungan bahan organik tinggi. Dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya tidak kurang 75 %. Dosis pemupukan : pupuk kandang 0,5 Kg / tanaman dan pupuk Urea 5 gram / tanaman , TSP 3 gram / tanaman, KCl : 6 gram / tanaman. Tanaman diberi pupuk kandang dan pupuk dasar sebanyak 1 gram urea, 3 gram TSP dan 3gram pupuk KCl diberikan satu hari sebelum tanam, Umur panen : pengambilan daun dapat dipanen mulai umur 3 bulan sampai 6 bulan. Untuk pemanfaatan akar dilakukan setelah tanaman umur 7 bulan hingga lebih dari satu tahun. OPT : pada musim hujan penyakit yang menyerang adalah busuk bakteri batang dengan hama yang tidak significant. Manfaat : memanfaatkan umbi tanaman ini untuk dikeringkan sebagai ramuan obat. Daunnya biasa dijual sebagai sayuran. Daun kolesom sangat

Page 149: Buku Saku Ekotan 2011

149

cocok ditumis, dibuat cah (dimasak dengan sedikit air) atau sebagai campuran sayur bening atau Daun kolesom dapat digunakan sebagaiu obat bisul dan digunakan untuk mempelancar ASI. Akarnya digunakan sebagai obat luar dan obat dalam.up. temurun akar dan daunnya dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Kolesom dapat menaikan jumlah dan motilitas spermatozoa. Kandungan kimia : akar kolesom mengandung zat aktif seperti saponin, flavonoid dan tanin. Yang pasti bagian daun mengandung vitamin A yang cukup tinggi, serat dan beragam mineral penting lainnya. Kandungan kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan steroid

Page 150: Buku Saku Ekotan 2011

150

ROSELA (Hibiscus sabdariffa)

Syarat tumbuh : Ketinggian 0-900 m di atas permukaan laut pH 6-7, Curah hujan: 800-1670 mm/5 bulan atau 180 mm/bulan, Kelembapan:60--75%, Jenis tanah tanah regosol, aluvial, dan latosol a. Bibit : biji, disemai dahulu sebelum

dipindahkan ke loahan produksi, Kebutuhan ton/ha 400 gram/hektar

c. Penanaman • Jarak tanam awal: 20 cm x 20 cm • Dalam lubang tanam : 20 cm • Kebutuhan bibit/lubang : 1-2 bibit atau 2-3

biji/lubang d. Pemupukan • Anorganik : Urea • Pemupukan pada Lahan sebelum tanam

dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.

f. Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama kutu daun dan penyakit Phytopthora. Dikendalikan oleh pestisida.

g. Pascapanen Sesudah dijemur di bawah terik matahari seLama 3-5 hari, untuk rendemennya daLam bentuk kering 10% dari bobot basah.

Page 151: Buku Saku Ekotan 2011

151

SEREH WANGI (cymbopogon nardus)

Persemaian • Pengolahan tanah dengan dicangkul dan

dicampur pasir dengan perbadingan 2:1 Dilakukan 3 minggu sebelum stek bibit disiapkan.

• Membuat bedengan berukuran ukuran: lebar 80-120cm, tinggi sekitar 25-30cm, dan panjang disesuaikan kondisi lapang. Lalu diberi naungan dari daun kelapa, alang-alang serta diberi kompos secara merata

Penanaman a. Waktu tanam

Ditanam permulaan musim hujan, yakni bulan November-Desember sebab membutuhkan air banyak.

b. Cara tanam Setiap lubang tanam dengan panjang 30cm, lebar 30 cm dan kedalaman 10cm dapat dimasukkan 3-4 stek bibit dengan jarak tanam 1m x 1m untuk tanah subur dan 75 cm x 75 cm untuk tanah kurang subur.

Pemupukan Dosis pupuk / ha/ thn , 150-300 kg Urea, 25-50 kg TSP, dan 125-25 kg KCl. Dimasukkan ke lubang melingkar sedalam 10 cm, dan ditutup tanah kembali. Hama dan penyakit Kadang-kadang ditemukan ulat daun Pemanenan

Page 152: Buku Saku Ekotan 2011

152

1. Waktu panen Bila setiap batang mempunyai 6 lembar daun tua, sedangkan daun ketujuh masih menguncup. Panen perdana dilakukan sekitar 6-8 bulan, dan panen-panen berikutnya diulangi setiap 75-90 hari sekali.

2. Cara panen Pemengkasan daun dilakukan jangan sampai terlalu ke pangkal, minimal 5cm di atas pelepah daun.

Pascapanen Penjemuran Mencegah proses fermentasi yang dapat mengurangi aroma minyak. Lama penjemuran sekitar 3-4 jam. Penyimpanan dapat dilakukan dengan cara meletekkan daun sereh wangi di atas para-para atau di lantai beralaskan papan berkaki. Gudang penyimpanan tidak boleh lembab dan sirkulasi udara harus baik.

Page 153: Buku Saku Ekotan 2011

153

SIRIH MERAH (Piper crocatum)

Jarak tanam : Lubang tanam berukuran 30cm x 30cm x 30 cm jarak tanam 1 m x 1 m, 1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan meter. Syarat tumbuh : Sirih merah membutuhkan intensitas cahaya matahari 60-70%.dengan tempat teduh. Dosis pupuk :Pemupukan berkala: 2 bulan sekali pupuk kandang + kompos, Pemupukan pada musim kemarau: 3 kali dalam 6 bulan menggunakan pupuk cair, Pemupukan pada musim hujan : 1 bulan sekali pupuk padat (kotoran ayam + kotoran kambing Produktifitas : 6-8 kg daun segar/100 pohon Umur panen : 6-7 bulan setelah tanam Cara Perbanyakan : biji, stek, cangkok dan merunduk Hama dan penyakit : Belalang, Bekicot, Semut Tikus, dan Jamur daun Manfaat tanaman : Menyembukan penyakit (ambeien, keputihan, kanker, darah tinggi, hepatitis, asam urat, kencing manis, maag dll), obat kumur, dan anti mikroba. Kandungan kimia : Minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propada.

Page 154: Buku Saku Ekotan 2011

154

SOM JAWA (Talinum paniculatum (Jacq.)Gaertn.)

Nama Daerah: Gelang porselen Nama Simplisia: Talini paniculati radix (akar som jawa) Sifat dan Khasiat :Akar berkhasiat menguatkan paru-paru, tonikum, dan afrodisiak.Daunnya mengandung stomakik yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan. Kandungan Kimia: saponin, flavonoid, tamin dan steroid (Kalium 41,44 %, Natrium 10,03 %, Kalsium 2,21 %, Magnesium 5,50 % Besi 0,32 %). Syarat tumbuh: Dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.250 m dpl, curah hujan 2.000-4.000 mm/tahun. Jenis tanah yang dikehendaki adalah tanah liat berpasir, tanah berpasir dan cukup gembur/subur banyak mengandung humus atau kandungan bahan organik tinggi. Dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya tidak kurang 75 %. Bahan tanaman: Som Jawa dapat diperbanyak menggunakan setek batang atau cabang yang berukuran panjang 12 cm. Jarak Tanam: 70 x 40 cm ( Talinum triangulare) dan 50 x 40 cm (Talinum paniculatum). Keperluan bibit per Ha 40.000-50.000 setek batang bibit. Pemupukan: Dosis pupuk kandang 0,5kg/tanaman, Urea 5 gr/tanaman, TSP 3 g/tanaman, KCl 6 g/tanaman

Page 155: Buku Saku Ekotan 2011

155

Panen: Daun tanaman Som Jawa dapat dipanen mulai umur 3-6 bulan. Panen akar dilakukan setelah tanaman umur 7-lebih dari 12 bulan. Cara Pemakaian:

a. Lemah syahwat: Akar Som Jawa sebanyak 50 gram diiris tipis-tipis. Seduh dengan ¾ cangkir air panas. Tambahkan sedikit garam, dan minum selagi hangat.

b. ASI sedikit, kurang nafsu makan : Daun Som Jawa segar secukupnya ditumis, lalu dimakan sebagai sayuran.

Bisul :Daun Som Jawa segar dicuci. Tambahkan gula merah secukupnya, lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul lalu dibalut.

Page 156: Buku Saku Ekotan 2011

156

ARTEMISIA

Aksesi: Hibrida klon China, Hibrida klon Vietnam, Indonesia mempunyai klon lokal Artemisia papuana, Artemisisa annua L Syarat Tumbuh: Daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1000 –1500 mdpl, curah hujan 700 – 1000 mm/tahun, pH antara 5,5-8,5 (pH optimum 6-8). Ketersediaan air merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman terutama pada umur 1-2 bulan. Jarak Tanam: 30 cm x 30 cm dan 30 cm x 60 cm Dosis Pemupukan: Kebutuhan pemupukan bervariasi menurut daerahnya dan tergantung jenis tanah dan status ketersediaan haranya di dalam tanah. Di Missisipi pemberian pupuk anorganik dengan dosis 100 kg N, 100 kg P dan 100 kg K, menghasilkan bobot kering daun 1-2 t/ha. Umur Panen: Lima bulan setelah tanam. Khasiat: obat cacing, obat malaria dan obat rematik, mengatasi sakit haid, keguguran, disentri, keputihan, susah punya anak, muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan. Selain itu Artemisia juga dapat dibuat minyak atsiri. Kandungan Kimia: alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan

Page 157: Buku Saku Ekotan 2011

157

ridentin. Daun mengandung skopoletin dan isoskopoletin. Produktivitas: Artemisia yang ditanam pada bulan Januari dan dipanen saat masih dalam fase vegetatif (4 BST) menghasilkan produksi biomas kering 5,3 t/ha dengan kandungan maksimum artemisinin 0,86% (produksi artemisinin 45,5 kg/ha). Panen yang kedua dilakukan pada saat tanaman akan berbunga menghasilkan biomas kering 3.8 t/ha dengan kandungan artemisinin 0,46%. Artemisia hibrid persilangan klon asal Cina dan Vietnam (ditanam bulan Maret), menghasilkan produksi biomas kering 4.7 t/ha dan produksi artemisinin 41,3 kg/ha saat tanaman dipanen umur 5 BST. Sentra Produksi Di Pulau Jawa

Page 158: Buku Saku Ekotan 2011

158

CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.)

Syarat Tumbuh: Curah hujan antara 1500-3000 mm per tahun. Tidak terdapat adanya bulan-bulan kering dengan curah hujan lebih besar 60 mm per bulan, dan kelembaban dengan kisaran 60-80 %, tanah yang cocok Andosol, Grumosol, Latosol, Podsolik, dan Regosol asalkan memiliki tingkat kesuburan dan drainase yang baik, danpH yang dikehendaki 5,5 – 7. Tumbuh baik pada ketinggian 1-600 mdpl. Suhu yang cocok berkisar 20-34 0C dengan suhu rata-rata siang hari 290C. Perbanyakan: biji dan stek batang. Jarak Tanam: bedengan dengan jarak tanam 1,5-2 m. Penanaman tiang panjat hidup dilakukan dengan jarak tanam 2m x 2 tau 3m. Jarak penanaman bibit dari tiang/pohon panjatan kira-kira 20-30cm. Ukuran lubang tanam 20 cm x 20 cm x 10 cm. Bibit ditanam dengan kemiringan 450 menghadap tiang panjat. Dosis Pupuk: Pupuk organic 1-5 kg/pohon/3 bulan, 50-350 g urea/pohon, 25-175 g TSP/pohon, dan 20-140 g KCl/pohon. Tergantung umur pohon. Umur Panen: buah telah menguning (1 tahun) dengan panen bertahap, dimulai Maret, April,

Page 159: Buku Saku Ekotan 2011

159

sampai Mei, kemudian berlanjut pada Juni, Juli sampai Agustus setiap tahun. Produktivitas: 1,2 ton/ha HPT: Thrips sp., busuk kuning (Rotylenchus similis), , penyakit busuk pangkal batang (Phytophthora capsici). Kandungan Kimia: zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri , N-isobutyldeka-trans-2-trans-4- dienamide, dan sesamin. Akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Manfaat Tanaman: menghilangkan nyeri (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), mengobati diare, kejang perut, kolera, rematik, dan sebagai bumbu masakan. Sentra Produksi: Madura, Lampung, dan Lamongan Negara Pengimpor: Singapura, Malaysia, Cina, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika

Page 160: Buku Saku Ekotan 2011

160

KENCUR (Kaempferia galanga L)

Varietas: Boro, Kalipare, Ketawang, Arjosari, dan Kopral. Syarat Tumbuh: Suhu 19 – 30 °C, Curah hujan 1500 – 4000 mm / tahun, Cukup sinar matahari, Jenis tanah Latosol, regosol, dan kombinasi regosol-latosol. Jarak tanam: 20cm x 20cm Dosis pupuk: Pupuk organik (pupuk kandang) + 20 ton/ha atau + 0,5 kg/lubang tanam. Pupuk anorganik yang digunakan adalah Urea, SP–36, dan KCl dengan dosis antara 200 – 250 kg/ha tergantung tingkat kesuburan tanah. Umur panen: Untuk bumbu dipanen saat berumur 4 bulan, sedangkan apabila digunakan untuk bibit saat berumur 10 bulan. Produktivitas: 4,56 ton/ha Sentra produksi: Bogor, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis, Ungaran, Boyolali, dan Magelang. HPT: Busuk akar rimpang yang disebabkan phytium sp. dan bercak daun yang disebabkan Curvularia sp. Manfaat: menghangatkan, menyingsetkan, menghilangkan rasa sakit, memudahkan pengeluaran air dan angin dari tubuh, mengencerkan dahak. Walau cuma sedikit, kencur segar mengandung anti bakteri.

Page 161: Buku Saku Ekotan 2011

161

KUNYIT (Curcuma domestica Val)

Kunyit varietas Turina 3 ini memiliki ciri tinggi tanaman 150-200 cm, bentuk tanaman tegak, bentuk daun oval, dan warna daun hijau muda. Umur tanaman mulai berbunga yaitu 4-5 bulan dan dapat mulai dipanen setelah berumur 10 bulan. ciri tanaman siap dipanen adalah 80% daun berwarna coklat luruh ketanah, bentuk rimpang oval, warna kulit rimpang coklat, warna daging rimpang kuning-oranye, dan rata-rata jumlah rimpang/rumpun 15 buah dan berat rimpang/rumpun 500-3500 gram. Syarat tumbuh bagi tanaman yaitu pada ketinggian tempat 80-500 m dpl, jumlah curah hujan/tahun 2000-4000 mm/tahun, tipe iklim C, dan jenis tanah latosol. Produktivitas hasil kunyit varietas Turina 3 cukup tinggi yaitu mencapai 30 ton/ha bila dibudidayakan sesuai dengan teknik budidaya kunyit.

Bibit yang digunakan yaitu rimpang induk atau anak rimpang dari tanaman cukup umur (11-12 bulan) dengan ukuran seperempat bagian (satu rimpang induk dibelah menjadi empat bagian membujur) untuk rimpang induk, dan 15–20 g/potong untuk anak rimpang. Sebelum ditanam benih ditumbuhkan dahulu sampai mata tunasnya tumbuh 0,5-1,0 cm. Tanah diolah agar gembur,

Page 162: Buku Saku Ekotan 2011

162

dibuat petakan/bedengan dan saluran drainase. Jarak tanam sistem monokultur adalah: 50 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm, 40 cm x 40 cm atau 50 cm x 60 cm, pola tumpang sari dengan tanaman sisipan kacang tanah atau cabai rawit yang ditanam bersamaan. Pupuk kandang 10–20 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam. Pupuk yang digunakan adalah urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 100 kg, 200 kg dan 200 kg/ha. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam dan urea diberikan dua kali pada umur 1 dan 3 bulan setelah tanaman tumbuh.

Hama pada tanaman kunyit yaitu ulat penggerek akar tanaman, pengendaliannya dengan disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3. Sedangkan penyakit yang sering menyerang yaitu busuk bakteri rimpang dan karat daun kunyit, pengendaliannya dengan mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang, dan penyemprotan fungisida dithane M-45. Di Indonesia, sentra penanaman kunyit di Jawa Tengah, dengan produksi mencapai 12.323 kg/ha. Di India, Srilanka, Cina, Haiti, dan Jamaika dengan produksi mencapai > 15 ton/ha.

Page 163: Buku Saku Ekotan 2011

163

JAHE MERAH (Zingiber officinalis var. Rubrum)

Jarak Tanam: 60 cm x 60 cm Syarat Tumbuh: curah hujan antara 2.500-4.000 mm/ tahun, penyinaran penuh. Suhu optimum 20-35o C. Tanah subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. pH tanah 4,3-7,4. ketinggian 0-2 000 m dpl. Dosis Pupuk Anjuran: Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Umur Panen: 4 bulan (untuk bumbu masakan), 10-12 bulan (untuk pasar) Produktivitas: 10-15 ton/ hektar. Hama: Kepik, ulat penggerek akar, dan kumbang Penyakit: Penyakit layu bakteri, penyakit busuk rimpang, dan penyakit bercak daun Manfaat Tanaman: Menambah nafsu makan, menghangatkan badan, pencahar, anti reumatik, meredakan asma, mengobati pusing, dan bronkhitis.

Page 164: Buku Saku Ekotan 2011

164

SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

1. Varietas : Blali-1, Cmg-1, Cmg-2

2. Syarat tumbuh : Iklim: Tipe iklim A, B dan C menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan curah hujan 2000- 3000 mm/tahun. Ketinggian tempat: Ketinggian tempat dari daerah pantai sampai ketinggian 600 m dpl. Intensitas cahaya: Sambiloto menghendaki banyak sinar matahari. Namun demikian tanaman ini masih tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kondisi ternaungi sampai 30%. Gambar sambiloto Jenis tanah: Sambiloto mampu tumbuh hampir pada semua jenis tanah. Pada habitat alamnya, sambiloto ditemui hutan-hutan pada kondisi solum tanah yang dangkal. Namun untuk hasi maksimal sebaiknya di tanah Andosol dan Latosol.

3. Produktivitas: Produksi sambiloto dapat mencapai 35 ton biomas segar per ha, atau sekitar 3 - 3,5 ton simplisia per ha.

4. Budidaya Pengolahan tanah: Pengolahan tanah dilakukan agar diperoleh tanah yang gembur dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam ± 30 cm. Saluran drainase harus

Page 165: Buku Saku Ekotan 2011

165

diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Pembuatan dan pemeliharaan drainase dimaksudkan untuk menghindari berkembangnya penyakit tanaman. Penanaman: Untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm, atau 30 x 40 cm, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pemupukan: Meliputi pupuk kandang, Urea, SP-36 dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang anjuran berkisar antara 10-20 ton/ha, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Dosis pupuk buatan yang dianjurkan adalah 100-200 kg Urea, 150 kg SP-36, 100-200 kg KCl per hektar. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedang Urea diberikan dua kali, yakni pada umur 1 dan 2 bulan setelah tanam, masing-masing setengah dosis. Pemeliharaan: Penyiangan, hindari terjadinya genangan air. Pengendalian organisme pengganggu tanaman: Hama dan penyakit yang ditemukan menyerang pertanaman sambiloto adalah Aphis spp dan Sclerotium sp. Sclerotium sp seringkali menyerang sambiloto khususnya pada musim hujan, dan menyebabkan tanaman layu. Penggunaan bubuk cengkeh atau eugenol dapat mencegah penyebaran Sclerotium sp. Panen: umur 3 - 4 bulan setelah tanam, yakni pada saat 50% pertanaman mulai berbunga.

Page 166: Buku Saku Ekotan 2011

166

Panen dilakukan dengan cara memangkas batang utama sekitar 10 cm diatas permukaan tanah.

5. Sentra produksi : Dijumpai hampir di seluruh kepulauan nusantara terutama di jawa dan Bali.

Page 167: Buku Saku Ekotan 2011

167

MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa)

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) termasuk dalam famili Thymelaece. Mahkota dewa tumbuh subur pada ketinggian 10-1200 mdpl. Umurnya dapat mencapai puluhan tahun

dengan masa produktivitas mencapai 10-20 tahun. Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun. Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm. Ketika muda, warna buah hijau dan setelah masak, warnanya berubah menjadi merah. Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Buah mahkota dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol. Mahkota dewa dapat diperbanyak secara vegetatif maupun generatif. Tanah lebih dulu digemburkan serta diberi pupuk dasar yang berupa pupuk kandang. Takaran pupuk kandang yang diberikan adalah 20ton/ha. Sebagai tanaman keras, mahkota dewa membutuhkan lubang tanam. Lubang tanam digali (30x30x30) cm. Untuk pemupukan dianjurkan berasal dari

Page 168: Buku Saku Ekotan 2011

168

bahan alami atau pupuk organik. Penyiraman perlu dilakukan pada saat tanam dan sesudah tanam saat tanaman masih kecil. Bila hari hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan. Setelah tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, penyiraman relatif tidak diperlukan karena jangkauan perakarannya sudah dalam. Penyiangan pada mahkota dewa dilakukan 3-4 kali. Hama yang biasanya mengganggu mahkota dewa adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah. Beberapa gejala serangan penyakit seperti busuk buah oleh jamur Phytoptora infestans memang terkadang tampak,. Ciri buah mahkota dewa yang siap dipetik antara lain: kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula pasir. Sentra produksinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia

Page 169: Buku Saku Ekotan 2011

169

COLEUS

Coleus scutellarioides (L.) Benth. Banyak jenis coleus asal Indonesia dikembangbiakan komersial di Amerika dan Eropa sejak zaman VictoriaSedangkan nama dagangnya adalah coleus atau miana. Cara Budidaya memotong bagian dari batang coleus (setek). Gardenerdi Amerika menumbuhkon setek coleus pada gelas yang diisi dengan air. Setelah tumbuh akar baru dipindahkan ke kebun. Kalau di Indonesia kebanyakan setek langsung ditanam di penyemaian hingga tumbuh akar. Semaian ditanam pada tanah gembur yang dicampur dengan kompos. Agar kelembapan terjaga, perlu disungkup dengan plastik. Disiram hingga tumbuh akar dan daun baru. Baru kemudian di-tanam di tanah atau di pot. Selain itu, bisa juga dengan biji yang ditaburkan ke media. Biji coleus dihasilkan oleh bunga yang tangkainya panjang. Pada masing - masing tangkai terdapat kelopak cekung yang menyerupai mahkota bunga. Sedangkan bunganya yang asli menyembul dari dalam kelopak bunga bulat tersebut. Mahkota bunga melengkung berwarna putih dan ungu tergantung jenisnya. Bunga hanya mekar sehari, ukurannya seki-tar setengah sentimeter.

Page 170: Buku Saku Ekotan 2011

170

LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Varietas: lokal Jawa, lokal Pontianak dan Aloe barbadensis Miller Syarat tumbuh: Tanah berdrainase baik, subur dengan bahan organik tinggi, jenis tanah latosol, regosol, grumosol, dan podsolik, pH tanah 5.8 – 6.0, elevasi 0 – 1.500 m dpl, intensitas cahaya tinggi, lama penyinaran matahari : 10 - 12 jam/ hari Jarak tanam: 100 cm x 75 cm, 100 cm x 80 cm atau 100 cm x 100 cm, dengan sistem zig-zag. Dosis Pupuk: pupuk kandang 20 – 30 ton /Ha, pupuk kimia 10 g urea, 8 g SP-36 dan 9 g KCl per lubang tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan tiap 3 bulan sebanyak 10 g urea dan 9 g KCl UmurPanen: 8 – 10 Bulan Produktivitas: 12,8 ton pelepah per bulan/Ha Sentra produksi: Pontianak- Kalimantan Barat Hama: ulat, belalang Penyakit: busuk basah akibat cendawan/bakteri Manfaat: 1. Cacingan, susah buang air kecil 2. Sembelit 3. Penyubur rambut 4. Luka bakar / tersiram air panas (ringan) 5. Bisul 6. Jerawat, noda-noda hitam 7. Batuk (yang membandel) 8. Diabetes 9. Radang tenggorokan.

Page 171: Buku Saku Ekotan 2011

171

TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)

Syarat tumbuh: Suhu udara 19-30o C. Curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun. Tanah subur, gembur dan berdrainase baik. Ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Jarak tanam: 60 cm x 60 cm. Dosis pupuk: pupuk organik sebagai pupuk dasar 0.5-1 kg/tanaman, pupuk anorganik SP 36 100 kg/ha (pupuk dasar), urea 95 kg/ha dan KCl 85 kg/ha (susulan). Umur panen: 9-10 bulan Produktivitas: rata-rata 2 ton/ha Hama : Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.), Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) dan Lalat rimpang Penyakit : jamur fusarium & penyakit layu Manfaat tanaman: Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.

Page 172: Buku Saku Ekotan 2011

172

SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)

Syarat tumbuh: Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi. Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau stek. Nama lokal: Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),; Salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura); Manfaat: mengobati Diare, Sakit maag (gastritis), Kencing manis, Mabuk akibat alkohol. Sifat kimia dan efek farmakologis: Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. Kandungan Kimia: Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida.

Page 173: Buku Saku Ekotan 2011

173

BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less.)

Deskripsi Beluntas merupakan tumbuhan semak atau setengah semak. Tanaman ini tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih kotor.Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuhan ini cukup cahaya matahari atau naungan. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk berbentuk malai rata, mahkota lepas, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras, berwarna coklat Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih, lokos. Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Habitat Pluchea indica banyak dijumpai sebagai tanaman pagar yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuh khususnya sepanjang pantai dan rawa-rawa pasang surut, pada tanah liat atau keras dan berbatu, kadang-kadang dekat mata air asin di bagian pedalaman, pada daerah-daerah terbuka atau agak ternaungi. Jenis ini

Page 174: Buku Saku Ekotan 2011

174

dibudidayakan sebagai batas kebun dan pagar, karena itu seringkali ditanam sampai di dataran tinggi dan pada tanah-tanah subur. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Perbanyakan Pluchea indica umumnya diperbanyak dengan stek batang yang tua, tetapi juga dengan biji. Manfaat Sebagai tanaman obat dan tanaman pagar • Kandungan kimia: Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain : Alkaloid (antiseptic) dan minyak atsiri. Kandungan kimianya antara lain amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan C.

Page 175: Buku Saku Ekotan 2011

175

PANDAN P. Amaryllifolius, P. Latifolius, P.

Hasskarlii, P. Odorus

Syarat Tumbuh Tanaman: Pandan merupakan tumbuhan khas kawasan tropik. Pandan wangi banyak tumbuh secara liar di lahan terbuka, tetapi ada juga yang menanamnya di perkebunan. Tumbuhan ini akan tumbuh subur bila ditanam di tepi sungai, rawa dan di tempat-tempat yang agak lembab. Tetapi hendaknya tidak ditanam di dataran yang ketinggiannya melebihi 500 mdpl. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi Pemanfaatan: Di Indonesia terdapat dua jenis pandan yang kita kenal, yaitu pandan wangi yang sering digunakan untuk masakan serta pandan duri (pandan yang memiliki duri di tepi daunnya serta baunya tidak wangi) yang digunakan untuk pembungkus makanan. Selain digunakan untuk masakan (sebagai aroma pewangi) tanaman pandan wangi juga memiliki kegunaan yang lain. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa daun tanaman ini mengandung zat kimia alami

Page 176: Buku Saku Ekotan 2011

176

yang berdampak positif bagi kesehatan, antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tannin, polifenol dan zat warna alami. Dalam uji coba beberapa kali yang dilakukan oleh ahli herbal, pandan wangi direkomendasikan dapat digunakan untuk pengobatan beragam gangguan seperti rambut rontok, ketombe, lemah syaraf dan rematik.

Page 177: Buku Saku Ekotan 2011

177

KEMUNING (Murraya paniculata [L..] Jack.)

Varietas Kemuning Jawa dan Kemuning Jepang. Pemupukan Tanaman kemuning masih muda dan belum berbunga • Campuran Urea :

TSP : KCl (2:1:1) sebanyak 4 gram per tanaman, atau

• NPK (15:15:15) sebanyak 1 sendok makan per tanaman

Tanaman kemuning yang telah berbunga • Campuran Urea : TSP : KCl (1:2:2) sebanyak 1

sendok makan per tanaman Umur Panen Bagian tanaman yang dapat dipanen dapat berupa akar, daun, atau rantingnya. • Akar yang dipanen = umur 10-12 bulan • Daun atau ranting yang dipanen = > 1 tahun,

disarankan tanaman berumur 2 tahun lebih karena tanaman sudah sempurna

Hama dan Penyakit Tanaman • Mati pucuk (Damping off), disebabkan oleh

jamur • Penggerek batang, disebabkan oleh ulat dari

kumbang Zeuzera coffeae

Page 178: Buku Saku Ekotan 2011

178

• Hama ulat, disebabkan oleh ulat dari kumbang Lecopholis rorida

• Ulat pemakan daun, disebabkan oleh hama Hyblae puera dan Eutectona machaeralis

• Layu bakteri, disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae

• Karat daun, disebabkan oleh jamur Olivea tectonae

• Jamur upas, disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor

Kandungan Kimia • Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-

anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin.

• Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin.

• Bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone.

Sentra Produksi Dijual sebagai tanaman hias di Bogor dan Bandung.

Page 179: Buku Saku Ekotan 2011

179

DAUN DEWA ( Gynura pseudochina )

Syarat tumbuh : dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 1.200 m dpl, dengan curah hujan antara 1.500 – 3.500 mm/th dan di tanah yang agak lembab dan subur. Jarak Tanam:jarak tanam 50 cm x75 cm Dosis Pupuk: pupuk dasar digunakan TSP, KCL dan Urea, masing – masing 5 gram untuk setiap tanamn. diberikan 3 – 7 hari sebelum penanaman Umur Panen : 4 bulan Sentra Produksi : Jawa Tengah, Kebumen dan Banjar Negara. Hama dan Penyakit tanaman Hama utama yang menyerang tanamn daun dewa adalah ulat jengkal ( Nyctemera coleta ) dan kumbang Psyllides sp. Ulat jengkal memakan daun sampai habis dan yang tersisa hanya tulang daun. Serangan kumbang menyebabkan daun meanjadi berlubang. Apabila terjadi ledakan hama, perlu digunakan insektisida sintesis seperti dikhlorvos atau fentrotion dengan dosis 1 ml atau 1 gram per liter. Waktu penyemprotan diperhitungkan dengan saat panen sebanyak 4 – 5 helai ke arah pucuk.

Page 180: Buku Saku Ekotan 2011

180

BROTOWALI (Tinospora crispa L)

Klasifikasi Tanaman Kingdom : Plantae Divisio : Spermathophyta Class : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Tinospora Species : Tinospora crispa (L.) Miers Deskripsi Tanaman Brotowali merupakan perdu yang pertumbuhannya memanjat. Tinggi batang dapat mencapai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat, rasanya pahit. Daun brotowali merupakan daun tunggal, berbentuk jantung dengan ujung meruncing, tepi daun rata, tulang daun menjari, berwarna hijau muda. Panjang daun 7 – 12 cm dan lebar 5 – 10 cm. Panjang tangkai daun 3 – 11 cm dengan pangkal bengkok dan membesar. Bunga brotowali berwarna hijau keputihan dan berbentuk tandan semu. Syarat Tumbuh Brotowali dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di hutan, ladang, atau halaman rumah. Brotowali menyukai tempat terbuka dan membutuhkan banyak sinar matahari.

Page 181: Buku Saku Ekotan 2011

181

Budidaya Tanamanan: Penyiapan lahan tempat pembudidayaan brotowali sebaiknya disiapkan sebulan sebelum tanam, yaitu dengan membuat lubang tanam atau alur tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 30 cm. Pada setiap lubang tanam dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 – 1 kg yang dicampur dengan tanah atau dibenamkan pada alur-alur tanam. Tanaman brotowali membutuhkan tiang panjat agar pertumbuhannya baik. Tiang panjat dapat ditanam di samping lubang tanam sebelum penanaman brotowali. Tiang panjat dapat berupa panjatan hidup atau mati. Panjatan hidup dapat menggunakan tumbuhan yang pertumbuhannya relatif cepat dan kuat. Bibit diperoleh dari stek batang yang sehat dan cukup tua sepanjang 10 cm. Pemindahan bibit dari polybag ke lapangan adalah dengan cara menyobek salah satu bagian polybag. Untuk menjaga kelembaban tanah dan menghambat pertumbuhan gulma sebaiknya diberi mulsa berupa jerami, serasah atau daun-daun kering. Jarak tanam brotowali yang dianjurkan adalah 1 m x 1 m. Pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk organik dapat berupa pupuk kandang atau kompos. Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma dan sebaiknya secara manual. Apabila digunakan panjatan hidup, pemangkasan cabang dan daun tanaman perambat harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan brotowali. Batang brotowali dapat dipanen apabila

Page 182: Buku Saku Ekotan 2011

182

warnanya coklat kehitaman. Panen dapat dilakukan dengan cara memangkas batang. Untuk mendapatkan simplisia brotowali, batang dipotong kasar lalu dikeringkan. OPT Jamur Cercosporella dioscoreophylli sering menimbulkan penyakit bercak bertepung pada daun brotowali. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengurangi kerimbunan tanaman perambat agar kelembaban berkurang khususnya dari embun atau sisa air hujan yang menempel di permukaan daun. Jamur Colletotrichum sp. dan Trichocladium sp. juga dapat menyerang batang brotowali. Batang yang terserang akan berwarna coklat dan akhirnya menjadi kering. Hama yang sering mengganggu brotowali adalah Othreis fullonia yaitu ulat pemakan daun. Serangan hama ini menyebabkan daun rontok sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan ekstrak mimba. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sebelum panen.

Page 183: Buku Saku Ekotan 2011

183

SAMBUNG NYAWA ( Gynura procumbens ( Lour. ) Merr. )

Syarat Tumbuh: tumbuh pada ketinggian 0-1.200 m dpl dengan curah hujan antara 1.500 – 3.500 mm/th dengan tanah yang agak lembab sampai lembab dan subur, serta agak teduh (naungan 60%) Jarak Tanam ditanam pada lubang dengan ukuran sekitar 20 X 20 X 20 cm. Jika sambung merupakan stek yang sudah berakar bisa ditanam dilubang-lubang tanam dengan jarak ideal 50 X 70 cm. Dosis Pupuk: pupuk organic, berupa pupuk kandang atau kompos. sekitar 5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan 3 – 7 hari sebelum penanaman atau ditambah dengan pupuk anorganik Umur dan Cara Panen tanaman berumur4 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun sebanyak 4 – 5 helai daun kearah pucuk Hama dan Penyakit Tanaman: ulat jengkal ( Nyctemera coleta ) memakan daun sanpai habis dan kumbang Psyllides sp. mengakibatkan daun menjadi berlubang-lubang. Untuk mengurangi serangan hama tersebut harus dilakukan pemangkasan daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun menyentuh tanah.

Page 184: Buku Saku Ekotan 2011

184

KUMIS KUCING (Orthopsiphon spicatus)

Jenis Varietas / Jenis Tanaman Spesies kumis kucing yang terdapat di pulau Jawa adalah O.aristatus ; O.thymiflorus ; O.petiolaris ; O.tementosus var.glabratus. klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia adalah klon yang berbunga putih dan ungu. Jarak Tanam : 40 cm x 40 cm Dosis Pupuk: Dosis pupuk anjuran 75kg/ha urea. Sedangkan untuk pemupukan organic dapat diberikan setiap bulan sekali sebanyak 1-2 kg setiap tanaman Syarat Tumbuh Curah hujan yang > 3000 mm/tahun, sinar matahari penuh pada tanah Andosol dan Latosol dengan aerasi dan drainase yang baik. Ketinggian tempat optimum sekitar 500-1200m dpl. Hama dan Penyakit kutu daun dan ulat daun. Penyakit oleh patogen Upasia salmonicolor atau Corticium salmonicolor, biasa disebut dengan Jamur Upas. Umur panen : 1 BST, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50cm. Produktivitas : 6-9ton daun basah =1-2 ton daun kering Sentra Produksi Sentra penanaman kumis kucing ini banyak terdapat di pulau Jawa. Baik itu di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Page 185: Buku Saku Ekotan 2011

185

TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa)

Syarat Tumbuh: ketinggian 450 - 750 m dpl (sumber lain : >1500 m dpl atau 1750 m dpl), dapat ditanam di lahan datar sampai miring di berbagai jenis tanah asal subur, banyak air, terkena sinar matahari langsung Jarak Tanam : 100cm x 75cm. (monomkultur)Untuk tumpang sari dengan ubi kayu, jagung, kacang tanah jarak tanamnya 50cm x 100cm. Dosis Pupuk : Pupuk kandang 0.5-1kg diberikan 2 minggu sebelum tanam pada tiap lubang. Ukuran lubang tanam 20cm x 20cm x 20cm. SP-36 150 kg/ha, KCl 200 kg/ha, Urea 100 kg/ha diberikan 2 kali @ 50 kg, pertama saat tanam, kedua saat tanaman berumur 4 bulan. Umur Panen : 8-10 bulan HPT: hama daun, penggerek batang, lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons) ketiganya bisa ditanggulangi dengan menggunakan insektisida. Produktivitas: tahun 2002 sebesar 11400 kg/ha. Produktivitas tertinggi terdapat di Jambi dan Sumatera Utara, masing-masing 14600 kg/ha dan 14400kg/ ha. Sentra produksi temu ireng di Indonesia adalah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produksinya pada tahun 2002 masing-masing sebesar 1.424.352 kg dan 1.110.309 kg. Produksi temu ireng di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 3.040.390 kg.

Page 186: Buku Saku Ekotan 2011

186

TEMUGIRING (Curcuma heyneana val)

Syarat tumbuh: tumbuh pada ketinggian 750 m dpl dengan kondisi lembab dan sedikit ternaungi. Kisaran suhu 19-35oC, tanah ynag baik adalah tanah ringan yang berpasir, subur, tak tergenang (drainase baik). Tanaman temugiring toleran terhadap naungan. Jarak tanam 20 cmx 20cm 20 cm. Jarak dalam barisan adalah 45-60 cm, sedangkan jarak antarbarisan yaitu 60 cm. Dosis pupuk: pupuk organik sebanyak 15 ton per hektar. Umur panen: pada umur 9 bulan (bibit rimpang) dan umur 2 tahun (bibit rimpang cabang). Produktivitas Setiap rumpun yang subur dapat menghasilkan 0.5-0.8 kg rimpang segar. Perkiraan produktivitas rimpang segar adalah10-20 ton per hektar. Hama dan penyakit tanaman Hama yang sering menyerang tanaman ini adalah ulat penggerek daun. Pengendaliannya dapat menggunakan pestisida nabati dari ekstrak biji nimba, ekstrak daun sirsak, atau ekstrak akar tuba. Untuk penyakit jenis cendawan dapat dikendalikan dengan ekstrak cengkih sedangkan pengendalian jenis penyakit cendawan dengan ekstrak daun atau rimpang kencur dan umbi bawang putih. Sentra produksi : Sentra produksinya yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Page 187: Buku Saku Ekotan 2011

187

GADUNG (Dioscorea hispida)

Varietas :Gadung berdaging umbi putih: gadung punel, ketan, srintil, kapur dan putih. Gadung berdaging umbi kuning: gadung kunyit (bunganya harum) Syarat tumbuh tumbuh di daerah hutan hujan tropik dibawah 500m dpl. Di Peg Himlaya tumbuh pada 1200 m dpl. Jarak tanam : Dosis Pupuk : Panen : panen dilakukan setelah tanaman berumur 12 bulan, dengan potensi produiktivitas mencapai 20 ton/ha Manfaat : dapat dijadikan bahan pangan alternatif. Gadung mengandung protein 1,81%, lemak 0.16%, karbohidrat 18%, serta, 0.93%, dan abu 0.66%. Selain untuk pangan gadung juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Selain itu gadung juga bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional antara lain untuk keputihan, Kencing manis, Kusta, Mulas, Nyeri empedu, Nyeri haid, Radang kandung empedu, Rematik (nyeri persendian), dan Kapalan (obat luar), juga sebagai Khasiat Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog.

Page 188: Buku Saku Ekotan 2011

188

OYONG (Luffa acutangula)

Klasifikasi Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus: Luffa Spesies: Luffa acutangula L. Roxb. Teknik Budidaya:

a. Melakukan pemupukan dasar dengan 1 kg/m2 atau 1 ton/ha pupuk kandang.

b. Membuat jarak tanam dengan tugal 50 cm x 100 cm dengan 2 butir benih dan ditutup dengan tanah tipis.

c. Pemupukan pertama dengan TSP 10 gram/tanaman dan KCL 5 gram/tanaman pada saat tanam. Pemupukan susulan dilakukan pada umur 2-3 MST dengan urea 5-10 gram/tanaman dengan ditebar pada jarak 5-10 cm dari batang tanaman.

d. Memasang bilah bambu sepanjang 1-2 meter sebagai tempat merambat.

e. Melakukan pemangkasan ujung-ujung tanaman. Cara ini berpengaruh terhadap pertumbuhan cabang dan mempercepat terjadinya pembuahan.

Page 189: Buku Saku Ekotan 2011

189

f. Panen pada umur 12 minggu. Harganya sekitar Rp 2300/kg.

Syarat tumbuh tanaman oyong: tumbuh di dataran rendah mapun tinggi pada 1300 meter dpl. Tanah ber-pH 6-7 dan tanaman ini harus mendapat banyak sinar matahari. Varietas unggulnya antara lain hibrida huay kaew 501 dengan produktifitas 22.5 ton/ha, hibrida viset 165 mempunyai produktivitas 25.6 ton/ha , dan hibrida offen 315 yang memiliki potensi produksi 30 ton/ha.

Hama yang terdapat pada tanaman Oyong : 1. Cacantal (seperti ulat) 2. Chrysomelidae (Aula copora) : menyebabkan

daun dan buah berlubang. 3. Liriomyza sp. : menyebabkan korokan pada

daun. 4. Ulat(Pyrallidae) : daun menjadi trasnparan. 5. Thrips : banyak terdapat di permukaan bawah

daun sehingga daun menjadi kering. 6. Emphoasca (Cicadellidae)

Pengendalian: penyakit korokan dapat diatasi dengan menggunakan insektisida Agrimec 18EC sebanyak 0.5-1 ml/L. Sedangkan penyakit Thrips dengan dosis 0.25-0.5 ml/L.

Sentra produksi oyong terdapat di karawang, purwakarta, subang, dan Bandung.

Page 190: Buku Saku Ekotan 2011

190

PARE (Momordica charantia)

Varietas : Pare Kodok, Pare Gajih, Pare Hutan, Pare Hijau, Pare Belut. Syarat Tumbuh : mudah tumbuh di mana saja pada ketinggian 1 – 1.500m dpl, pH tanah 5 – 6 Jarak Tanam : 0,75m x 0,75m atau 1m x 1m dengan jumlah benih 2-3 butir/lubang. Pemupukan : 10–15 ton/ha pupuk organik., NPK 20g/lubang atau sekitar 170-200 kg/ha Hama dan Penyakit : Hama oteng-oteng atau lembing ( Epilachna sparsa ) merupakan hama yang sering menyerang daun tanaman pare. Siput juga merupakan hama yang perlu diwaspadai. Penyakit embun bulu juga dapat menyerang tanaman pare. Disebabkan cendawan Pseudoperonospora cubensis. Umur Panen: 2 bulan setelah tanam. KHASIAT, Akar : obat disentri dan wasir. Bunga : mengobati gangguan pencernaan. Daun : pencahar, perangsang muntah, penurun panas, kanker, diabetes, malaria, darah tinggi, batuk dan pembersih darah. Buah : merangsang nafsu makan, obat sakit kuning, malaria, radang tenggorokan, sariawan, panas dalam, kencing manis, rematik, menambah ASI, dan menyegarkan badan.

Page 191: Buku Saku Ekotan 2011

191

SAGA (Abrus precatorius, Linn.)

Syarat tumbuh : tumbuh baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl Hama dan penyakit : Penyakit Yang Dapat Diobati 1. Amandel Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu secukupnya. Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal separonya.Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan pagi, sore. 2. Radang Mata Bahan: 1 genggam daun Saga. Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan 2 gelas air untuk diambil uapnya. Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat tetes mata. 3. Sariawan Bahan: daun Saga secukupnya; Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa menit agar agak layu.Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk kumur.

Page 192: Buku Saku Ekotan 2011

192

KEMANGI ( Ocimum sanctum Linn)

Syarat Tumbuh Kemangi tidak menuntut syarat tumbuh yang rumit. Dapat dikatakan semua wilayah di Indonesia bisa ditanami kemangi. Kemangi juga toleran terhadap cuaca panas maupun dingin. Kemangi yang ditanam di daerah dingin daunnya lebih lebar dan lebih hijau. Sedang kemangi di daerah panas daunnya kecil, tipis, dan berwama hijau pucat. Pedoman Budidaya Benih Kemangi diperbanyak dengan bijinya. Biji diperoleh dari buah kemangi yang masak di batang. Ciri biji yang tua ialah berwama - hitam dan kering. Biji kemangi harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. Tanah untuk persemaian diolah hingga gembur. Campur dengan sedikit pupuk kandang. Bila tanah terlalu lengket tambahkan pasir. Lalu taburkan biji kemangi dan tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Rawatlah tanaman yang sudah tumbuh di persemaian. Tanaman yang terlalu rapat dikurangi. Cabut tanaman yang lemah atau pertumbuhannya terganggu. Setelah berumur sekitar 4 minggu tanaman muda ini sudah bisa dipindah ke lahan. Kebutuhan benih kemangi untuk penanaman satu hektar lahan sekitar 2-5 kg. Penanaman Kemangi

Page 193: Buku Saku Ekotan 2011

193

biasanya ditanam dalam bedengan-bedengan. Bedengan berukuran 1-1 m dengan panjang sesuai ukuran lahan. Sebelum penanaman, bedengan diberi pupuk kandang. Antar bedengan dibuat parit pengairan selebar 35 cm. Jarak tanam kemangi ialah 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm. Pemeliharaan Pemeliharaan Tanaman muda yang sudah di lahan perlu dicek apakah tumbuh dengan baik. Bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya jelek, harus segera disulam. Penyiangan perlu juga dilakukan. Gulma yang tumbuh dicabut atau dikored. Waktu penyiangan tak perlu menunggu hingga rumput tumbuh besar atau banyak. Bunga-bunga yang tumbuh harus dibuang. Bila tidak maka produksi pucuk segarnya akan menurun. Kuncup bunga dibuang seminggu sekali seraya melakukan pemangkasan. Aturlah agar percabangan menjadi kompak dan pertumbuhan pucuk nantinya tidak berat sebelah, melainkan merata ke segala penjuru. Pemupukan Dosis pupuk kandang yang diberikan ialah 10 ton/ha. Kemangi perlu mendapat tambahan pupuk yang banyak mengandung nitrogen, sepeni Urea. Unsur ini penting untuk merangsang perlumbuhan daun kemangi secara terus-menerus. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu. Pemupukan kedua saat tanaman berumur 5 minggu. Setiap kali memetik, berikan 3 g pupuk nitrogen per tanaman. Kebutuhan pupuk Urea untuk tanaman kemangi ialah 150 kg/ha.

Page 194: Buku Saku Ekotan 2011

194

Hama dan Penyakit Hama-penyakit yang menyerang tanaman kemangi sangat sedikit. Bahkan petani kemangi sangat jarang melakukan penyemprotan insektisida. Penyemprotan ini memang dihindari karena dikhawatirkan residunya masih tertinggal di daun yang dipanen rutin. Meskipun demikian, bila ditemukan ulat yang menyerang daun kemangi dalam jumlah besar, dapat dilakukan pengendalian dengan insektisida Azodrin sebanyak 20-30 cc/1 air; atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air. Panen dan Pasca Panen Sejak umur 50 hari sesudah tanam, daun kemangi sudah bisa dipetik. Lakukan pemetikan pada daun-daun muda seperti melakukan pemetikan pucuk teh. Pemetikan akan merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru yang memungkinkan lebih banyak tunas baru tumbuh.

Page 195: Buku Saku Ekotan 2011

195

JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.)

Syarat tumbuh : tumbuh pada ketinggian 0-1200 m di atas permukaan laut (dpl), dengan musim kering 4-7 bulan dan curah hujan tahunan berkisar 700-1500 mm dan tumbuh baik di bawah sinar matahari penuh. Dosis pupuk : ZA 200 kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 150 kg/ha. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan dan setengah dosis lagi saat berbuah atau menjelang musim kemarau Pemanenan : bagian tanaman yang dipanen terdiri dari batang, kulit dan daun. Tanaman dapat dipanen setelah mencapai ketinggian 4 meter.

Sentra Produksi : Jawa Timur

Page 196: Buku Saku Ekotan 2011

196

TANAMAN HIAS

Page 197: Buku Saku Ekotan 2011

197

AGLAONEMA

Syarat Tumbuh :Lokasi yang ideal untuk merawat aglaonema yaitu daerah yang berketinggian 300 - 400 m diatas permukaan laut, sesuai

habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%, kelembaban yang cocok untuk merawat aglaonema sekitar 50-70% dikisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28–30oC pada siang hari dan 20–22oC malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik. Hama Dan Penyakit Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda diantaranya ; 1) Ulat, ada yang menyerang daun yaitu spodoptera sp dan ada juga yang menyerang batang, yaitu Noctuidae 2) Kutu putih (kutu kebul), sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun. 3) Kutu Perisai, menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk seperti perisai pada bagian punggungnya

Page 198: Buku Saku Ekotan 2011

198

4) Root mealy bugs, menyerang bagian akar tanaman, bentuknya seperti kutu putih, tanaman menjadi kurus, kerdil, daunya mengecil dan layu. > Penyakit penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan bakteri. 1) Layu fusarium, gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tanggkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi tersebut membuat Fusarium oxysporium leluasa berkembang. 2) Layu Bakteri, ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap 3) Busuk Akar, ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, akarnya berwarna coklat kehitaman, yang disebabkan media terlalu lembab sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembang. Memperbanyak Aglaonema Aglaonema bisa diperbanyak melalui 2 cara, yaitu generatif (kawin) dilakukan dengan cara menanam biji sedangkan vegetatif (tidak kawin) dilakukan melalui stek, pemisahan anakan, cangkok, dan kultur jaringan. Dapat membudidayakan Aglaonema dengan menanam bonggolnya. Dari satu bonggol Anda bisa mendapatkan 2-3 anakan baru. Setelah 6 bulan,dapat memisahkan anakan baru tersebut dari induknya. Tips untuk mengembangbiakan Aglaonema dengan lebih cepat adalah dengan pemotongan pucuk.

Page 199: Buku Saku Ekotan 2011

199

CABE HIAS

(Capsicum frustencens) Varietas :untuk varietas cabe hias tidak berbeda jauh dengan varietas cabai yang ditanam pada umumnya untuk tujuan konsumsi. Contohnya seperti Hot beauty dan Thai Dragon

Syarat Tumbuh : Hampir sama dengan cabe pada umum nya. Curah hujan pertahun antara 600-1250 mm/tahun. Intensitas cahaya cukup tinggi atau rendah .pH media tanam antara 5,5-7. Media tanam mempunyai sifat porous dan gembur. Ketinggian atau elevasi >1500 dpl Teknik Budidaya

Penyemaian Sebelum ditanam didalam pot benih cabai harus disemai terlebih dahulu dengan media semai. Penyemaian dilakukan denganmenggunakan tray, kemudian wada semai diisi dengan media berupa campuran tanah : pasir : Pupuk kandang = 1:1:1.

1. Menyapih Semaian Setelah umur 1-2 minggu bibit sudah dapat dipindahkan kewadah yang lebih besar (disapih)sebelum ditanam dipot permanen. Media penyemaian sama dengan media utuk menyemai. Pemberian pupuk dilakukan

Page 200: Buku Saku Ekotan 2011

200

sekali pada umur bibit 15-18 hari setelah semai.

2. Pemindahan ke pot Sambil menunggu bibit mancapai umur 5-9 minggu setelah semai. Pot ynag digunakan sebaiknya tidak berupa pot yang ceper, melainkan dipilih pot yang dalam karena tanaman cabai mepunyai perakaran yang dalam. Beberapa campuran media tanam yang digunakan Pasir + pupuk kandang, Tanah + sekam+ pupuk kandang. dengan perbandingan 1:1:1.

3. Pemupukan Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan jenis pupuk urea yang telah dicampur dengan air atau pupuk cair. Dosis pupuk sesuai dengan umur tanaman

Hama dan Penyakit - Hama yang sering dijumpai pada tanaman

cabai yaitu Thrips, tungau merah, dan aphid hijau (kutu Hijau)

- Penyakit yang sering menyerang yaitu layu Cendawan (Fusarium sp), antraknosa (Colletotrichum sp), bercak daun (Cercospora sp), busuk daun (Phytophthora sp), damping off (Pythium sp) dan busuk hitam pada daun (Xanthomonas sp)

Page 201: Buku Saku Ekotan 2011

201

NEPENTHES

Syarat tumbuh nepenthes Jenis dataran rendah memerlukan suhu antara 20-35 C untuk dapat tumbuh normal, sedangkan jenis dataran tinggi dapat hidup dengan suhu terendah 4 C dimalam hari dan

25 c di siang hari, cenderung menyukai tempat yang mendapatkan cahaya yang banyak, kelembaban yang tinggi, setidaknya kelembaban 75% diperlukan agar nepenthes dapat membentuk kantung. Untuk tanaman yang sudah dibudidayakan, biasanya nepenthes ditanam di media spagnum moss, peat, cocopeat, pasir, moss, ataupun campuran media lainnya. Media-media ini umumnya dapat menyimpan air yang banyak untuk keperluan tanaman.

Teknik budidaya

Perbanyakan: Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan anakan.

Pemupukan: Tanaman dapat dipupuk mengunakan pupuk daun seperti untuk anggrek dengan konsentrasi 1/4 dari yang dianjurkan. Pemberian ke daun cukup satu bulan sekali. Jika tanaman memiliki kantung, pemupukan tidak diperlukan asal kantung mendapat cukup mangsa.

Page 202: Buku Saku Ekotan 2011

202

Perlu diperhatikan agar kantung tidak menangkap/diberikan terlalu banyak makanan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembusukan di dalam kantung, dan kantung pun akan ikut busuk.

Hama Penyakit: Hama yang dapat menyerang nepenthes antara lain adalah ulat yang memakan daun, aphid, kutu putih, kutu kebul, belalang, keong dan siput. Hama dapat dikendalikan secara manual dengan mengumpulkannya dengan tangan atau dengan pestisida sesuai dengan anjuran. Sedangkan penyakit yang menyerang biasanya adalah busuk batang. Hal ini biasanya disebabkan karena terlalu banyak air atau drainase media yang kurang baik.

Umur panen: umur 6 bulan tanaman sudah dewasa dan dapat diperbanyak. Manfaat: Sebagai tanaman hias, sebagai indikator iklim (Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembapan diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara), tumbuhan obat (Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk), sumber air minum bagi petualang, sebagai pengganti tali.

Page 203: Buku Saku Ekotan 2011

203

PISANG HIAS ( Heliconia sp.)

Varietas lokal: Pisang hias Varietas Hibrida:Heliconia psittacorum Syarat Tumbuh Suhu : 15° C – 29° C. Kelembaban: sekitar 60% Cahaya :Tanaman yang baru

ditanam atau baru dipindah sebaiknya diberi peneduh sekitar 30 – 40% Media : Tekstur tanah gembur berupa campuran pasir, pupuk kandang dan tanah Ketinggian : 0 –2000 m dpl Kebutuhan air : 1.000 mm – 15.000 mm per tahun Kelembaban : 60 Tanah: Tektur tanah yang gembur berupa campuran pasir, pupuk kandang, tanah, pH sekitar 5 – 10 Teknik Budidaya a. Perbanyakan : Vegetatif : perbanyakan dengan pemotongan rhizome atau rimpang, pemisahan anakan.Heliconia sp diperbanyak dengan anakan yang muncul dari rimpangnya. b. Pemupukan Pupuk dasar yang digunakan adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote. Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk

Page 204: Buku Saku Ekotan 2011

204

tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang munculnya bunga.

Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus steril. c. Hama/Penyakit

Hama dan penyakit yang sering menyerang Heliconia sp yaitu ulat bulu dan ulat penggulung. Hama ini paling dominan, dapat diberantas menggunakan insektisida dengan takaran/dosis yang tepat. Penyakit bercak daun dan busuk akar, juga banyak dijumpai, dibasmi dengan fungisida. d. Umur Berbunga

Tanaman heliconia yang ditanam dari rhizome berbunga rata-rata 5 - 7 bulan. Paling cepat 3 bulan dan sudah dapat dipanen jika 2 - 3 buah seludang bunganya telah terbuka. Ketahanan mekar bunga jika ditanam dalam pot bisa mencapai 21 - 24 hari. e. Manfaat Semula pemakaian Heliconia lebih banyak digunakan sebagai elemen penunjang pada taman. Pembentukan varietas hibrida mendorong beberapa alih fungsi dari tanaman ini menjadi lebih komersial yaitu sebagai bagian dari floral

Page 205: Buku Saku Ekotan 2011

205

desain dalam bentuk bunga potong. Tangkai daun Heliconia berkhasiat sebagaai obat sakit mencret. Bunga dan daun Hc mengandung saponin dan flavonida, disamping itu daunnya mengandung tanin dan bunganya mengandung polifenol.

Page 206: Buku Saku Ekotan 2011

206

Caladium. Sp

Syarat tumbuh Caladium. sp dapat

tumbuh pada tanah dengan pH berkisar antara 5,5–6,2. Tempat tinggal Caladium. sp tersebar di ketinggian 0-1.000 m dpl dan bersuhu ideal 21-31°C.

Selain itu, Caladium. sp membutuhkan kelembaban tinggi, 70-95% dan sirkulasi udara lancar. Caladium. sp mentolerir sinar matahari 50-70% di pagi dan siang hari. Media tanam

Media tanam yang disenangi Caladium. sp adalah media tanam yang basah tetapi poros. Oleh karena itu, media tanam yang terbaik berasal dari campuran media organik (kompos atau humus daun bambu) dan pasir kasar atau tanah subur dengan perbandingan 2:1. Campuran sekam padi juga bisa digunakan. Bila menggunakan sekam padi, perbandingan antara humus, pasir kasar, dan sekam padi yang digunakan adalah 1:1:1. Untuk mencegah umbi agar tidak membusuk, pastikan kondisi media tanam tidak becek. Umbi ditanam dengan kedalaman sekitar 2 inci (sekitar 5 cm). Penanaman dapat dilakukan pada pot atau pada tanah dipekarangan rumah.

Page 207: Buku Saku Ekotan 2011

207

Pemupukan

Satu sendok makan pupuk guano berbentuk butiran-butiran kecil dapat anda taburkan pada permukaan media tanam, terutama pada pinggiran pot. Hindari penggunaan pupuk kimia karena jenis pupuk ini justru membuat kerusakan pada tangkai daun dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dapat pula menggunakan kotoran kambing yang telah disterilkan sebagai pupuk. Pemupukan cukup dilakukan dua bulan sekali. Pengembangbiakkan

Caladium. sp dapat dikembangbiakkan secara generatif maupun vegetatif. Secara generatif, Caladium. sp dikembang biakkan dengan mengawinkan benang sari dan putik bunga. Pada cara ini, indukan spesies sering digunakan karena indukan jenis ini memiliki sifat murni. Secara vegetatif, Caladium. sp dapat diperbanyak dengan cara memisahkan anakan maupun langsung membelah umbi sebelum muncul anakannya. Caladium. sp yang terawat baik akan menghasilkan anakan setelah beberapa bulan. Pemisahan anakan hendaknya dilakukan saat tinggi tanaman antara 5-10 cm. Pemisahan anakan hendaknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari yaitu saat sinar matahari tidak terlalu terik. Letakkan tanaman yang baru dipindahkan ketempat yang teduh selama beberapa hari.

Page 208: Buku Saku Ekotan 2011

208

Serangan OPT Organisme Tanaman Pengganggu (OPT) yang umunya menyerang tanaman Caladium sp adalah kutu daun, predator, parasitoid dan hiperparasitoid. Selain itu umbi pada tanaman ini dapat terserang jamur yang bisa mengakibatkan kebusukan. Salah satu gejala yang dapat mengindikasikan tanaman ini terserang penyakit adalah warna daun yang tidak terlihat tajam atau mencolok. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan fungisida pada bagian umbi yang terserang phytium ataupun fusarium, hal ini sangat penting agar umbi Caladium. sp tidak terserang organisme yang dapat merangsang munculnya jamur.

Page 209: Buku Saku Ekotan 2011

209

ADENIUM

(Adenium obesum).

Syarat Tumbuh: Menyukai media tanam yang porous, tanah yang mengandung unsur hara dengan struktur porous dengan tingkat keasaman atau pH antara 5.5-6.5, memerlukan sinar matahari langsung minimal 7 jam per hari, tidak memerlukan banyak air,

sering dipangkas, agar bentuk dan pertumbuhannya baik. Perbanyakan Tanaman : Tanaman adenium dapat diperbanyak dengan menggunakan tiga cara, antara lain : (1.) Perbanyakan Generatif : Adenium dapat diperbanyak dengan menggunakan biji hasil persilangan. Perbanyakan generatif bertujuan untuk mendapatkan variasi tanaman yang baru, karena sifat anakan berbeda dengan induknya. 2. Perbanyakan Vegetatif : Perbanyakan vegetatif yang dapat dilakukan antara lain stek batang, cangkok, pemecahan akar, sambung lengkung dan penyambungan (grafting). Stek : Pemisahan atau pemotongan beberapa bagian tanaman (daun, batang, akar) agar bagian-bagian tersebut membentuk akar yang akan menjadi tanaman baru. Untuk adenium stek yang dapat dilakukan adalah stek cabang dan akar. ^ Cangkok/air layerage/aerial layering : Yaitu melukai cabang tanaman dan menutupnya dengan

Page 210: Buku Saku Ekotan 2011

210

media cangkok, sehingga dari luka tersebut keluar akar. Bagian yang dicangkok masih menyatu dengan tanaman induknya sebelum akar keluar, sehingga keberhasilan cangkok lebih tinggi. Cangkok yang dapat dilakukan pada adenium adalah cangkok sayat, cangkok belah. ^ Graffing/enten/sambung pucuk : Penggabungan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda, sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi yang akan tumbuh terus menjadi tanaman baru. Pemupukan: Pemberian pupuk yang berlebihan akan mengakibatkan daun-daunnya menguning dan akhirnya mati. Oleh karena itu pemupukan adenium sebaiknya menggunakan jenis slow release dengan dosis rendah. Beberapa nama pupuk slow release untuk adenium yang beredar di pasaran diantaranya Magamp, Decastar dan Osmocote. Pemupukan menggunakan pupuk relatif praktis karena cukup 3-6 bulan sekali, tergantung pada kecepatan pupuk melepas unsur hara yang dikandungnya. c. Media Tanam --> Syarat media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman adenium adalah memiliki porositas yang tinggi, dengan derajat keasaman (pH) berkisar antara 5,5 – 6,5. Beberapa media tanam yang dapat digunakan antara lain : (1.) Tanah bakar, (2.) Arang, (3.) Serbuk sabut kelapa, (4.) Sekam biasa, (5.) Arang sekam, (6.) Pasir malang . Hama dan Penyakit [a.]Pengendalian hama : * Larva Lepidoptera : Ulat : memakan daun-daun

Page 211: Buku Saku Ekotan 2011

211

adenium yang masih muda dan yang sudah tua. Cara pengendalian: Jika ulat sedikit, dapat dilakukan dengan mekanis, yaitu diambil satu persatu dan kemudian dibunuh. Jika ulat banyak, dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida Sevin yang dosisnya bisa dibaca pada label kemasannya. * Aphids : Serangga semacam kutu berwarna kuning : memakan daun-daun adenium yang masih muda. Tunas daun yang dimakan aphids akan menjadi keriting, hitam, dan mengering. Cara pengendalian : dengan menyemprotkan insektisida Confidor dengan dosis 0,5 ml dalam 1 liter air. * Thrips : Serangga kecil yang masih termasuk jenis kutu berwarna hitam yang bergerak sangat cepat : menyukai bunga-bunga yang belum mekar, sehingga kuncup gagal menjadi bunga. Cara pengendalian : menggunakan Agrimex dengan dosis 1 ml/liter air. [b.] Pengendalian Penyakit : * Penyakit layu kuning : Gejala : Tangkai daun berwarna kecoklatan dan seperti mengandung air, dan daunnya berwarna kuning. Penyebab : Penyiraman yang berlebihan dan drainase tanah atau media tanam kurang baik. Pencegahan : Penyiraman jangan terlalu banyak, sebaiknya struktur tanah atau media tanam dibuat menjadi porous agar air siraman bisa mengalir lancar. * Layu Pucuk : Gejala : Pucuk tanaman yang terserang penyakit ini tidak mau bertunas lagi. Pucuk tanaman menhitam dan akhirnya membusuk. Penyebab : Jamur Fusarium sp. Pengendalian : Menyemprotkan fungisida Daconil dengan dosis 1 gr/liter air. * Busuk Akar : Gejala :

Page 212: Buku Saku Ekotan 2011

212

Daun menguning dan mengecil, pada akar tanaman terdapat bagian-bagian yang berair atau membusuk. Penyebab : Penyiraman yang berlebihan dan drainase yang tidak baik. Pencegahan : Dengan mengurangi frekuensi dan volume penyiraman, jika serangan sudah terlanjur datang, sebaiknya tanaman dibongkar, akar-akar yang membusuk dipotong dan diolesi fungisida, media tanam diganti dengan komposisi yang lebih porous dan selanjutnya tanaman ditanam lagi.

Page 213: Buku Saku Ekotan 2011

213

MAWAR Syarat Pertumbuhan Iklim a. Angin tidak mempengaruhi

dalam pertumbuhan bunga mawar.

b. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar

yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. c. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di

daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.

d. Dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

Media Tanam Penanaman dilakukan secara langsung pada

tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30%), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.

Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. VARIETAS Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe

Page 214: Buku Saku Ekotan 2011

214

Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. TEKNIK BUDIDAYA 1. Perbanyakan: Untuk bibit bisa berasal dari biji, stek, maupun okulasi. 2. Pemupukan: Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. 3. Hama dan penyakit Hama : Kutu daun, kumbang, siput berbulu, tungau, thrips, nematode akar, ulat daun, serangga malam, serangga penghisap sel tanaman, lalat, kutu batang, dan kumbang kecil. Penyakit : bercak hitam, karat daun, tepung mildew, bengkak pangkal batang, mosaic, bercak

Page 215: Buku Saku Ekotan 2011

215

daun, jamur upas,busuk bunga, dan penyakit fisiologis akibat defisiensi hara. 4. Umur panen Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun. 5. Manfaat tanaman

a. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).

b. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.

c. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.

d. Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).

Page 216: Buku Saku Ekotan 2011

216

ANTHURIUM Syarat Tumbuh Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 24—28º C pada siang hari dan 18—21º C pada malam hari. Kelembaban: Anthurium dapat hidup pada kelembapan

cukup tinggi, yakni 60—80%. Sinar Matahari: anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan intensitas cahaya sekitar 30-60 %. Angin Dan Sirkulasi Udara: Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa menjaga kestabilan kelembaban. Air: Anthurium membutuhkan media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. PERBANYAKAN Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek). 1.Perbanyakan dengan cara generatif (biji)

Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.

2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek) Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Cara

Page 217: Buku Saku Ekotan 2011

217

perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar, bagian atas tanaman 'yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.

PEMUPUKAN Pupuk yang diberikan untuk tanaman muda,

yaitu pupuk daun dengan kadar N dan K tinggi, misalnya Gandasil D. Untuk tanaman dewasa dapat diberikan Gandasil B. Pupuk pelepas lambat yang dianjurkan untuk pemupukan anthurium, yaitu Dekasatar 15:15:15 sebanyak 5 g per pot, setiap 3 bulan sekali.

GANGGUAN HAMA DAN PENYAKIT Hama utama pada tanaman anthurium adalah

Helopeltis sp. Dan untuk penyakit adalah hawar daun. Gejala serangan berupa bercak nekrotik kecil-kecil, berwarna coklat sampai hitam yang tersebar merata di seluruh permukaan daun. Hama menyerang daun yang masih muda bahkan yang masih menggulung. Daun yang terserang menjadi mengerut atau berlubang-lubang. Hama juga menyerang bunga yang masih muda.

Penyakit hawar daun pada tanaman anthurium disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. dieffebachiae. Gejala dapat dijumpai di semua bagian tanaman. Pada daun, infeksi terjadi melalui lubang hidatoda di tepi daun

Page 218: Buku Saku Ekotan 2011

218

dengan warna kuning kebasahan. Bercak yang sudah lanjut berwarna hitam, biasanya dikelilingi oleh jaringan klorotik. Tingkat serangan kedua OPT tersebut pada anthurium lokal masih rendah.

Page 219: Buku Saku Ekotan 2011

219

MELATI

Teknik Budidaya: umumnya bibit berasal dari stek cabang yang keras, dan setengah keras dengan panjang 5 atau 6 ruas. Penanaman melati pada umumnya tidak diperlukan

pengolahan tanah secara total seperti akan menanam sayuran, tetapi cukup dibuat lubang tanam dengan ukuran panjang, lebar dan kedalaman berturut-turut yaitu: 35 cm x 35 cm x 30 cm dan gulma disekitamya dibersihkan. Namun demikian,dapat juga dilakukan pengelolaan tanah secara intensif untuk menanam melati. Pertama dibuat alur sedalam 30 cm dan lebar 30-40 cm, kemudian alur tersebut diisi dengan kompos dari berbagai bahan limbah pertanian seperti rumput kering, pupuk kandang dan lain-lainnya, kemudian ditutup tanah dan dibuat guludan setinggi 20-30 cm dengan maksud untuk memperkaya bahan organik di dalam tanah. Selanjutnya sekitar 1 bulan kemudian bibit ditanam pada guludan tersebut dengan jarak yang telah ditentukan. Jarak tanam untuk Jasmine sambac pada umumnya sekitar 30-40 cm di dalam barisan dan 100-120 cm antar barisan. Macam pupuk yang digunakan adalah urea, super fosfat dan K2S04 dan diberikan dua kali masing-masing setengah dosis dan ditambah 10 kg pupuk kandang untuk setiap

Page 220: Buku Saku Ekotan 2011

220

tanaman. Budidaya melati Jasmine sambac yang tidak produktif karena telah berumur tua dapat dilakukan pemangkasan berat sampai sekitar 1/4 – 1/3 tinggi tanaman aslinya. Varietas melati seperti J. sambac Ait, J. multiflorum dan J. grandiflorum dapat dirangsang pembungaannya dengan zat pengatur tumbuh (ZPT). Waktu penyemprotan ZPT biasanya dikaitkan dengan waktu pemangkasan. Zat pengatur tumbuh yang bersifat menghambat pertumbuhan dan merangsang pembungaan antara lain paclobutrazol pada J. sambac umur 1 tahun yang ditanam dalam pot dengan media tanah:sekam:pupuk kandang = 1 : 1 : 1. Volume pemberian air 75 % dari air tersedia memberikan produksi bunga tertinggi, periode tanpa bunga terpendek, bobot basah dan bobot kering tanaman tertinggi. Bunga melati untuk berbagai keperluan komersial seperti untuk roncean dan pewangi teh, dipetik pada stadia kuncup penuh. Kriteria bunga kuncup penuh yaitu apabila kuncup bunga tersebut berwarna putih merata dan apabila dipetik pada pagi hari, maka sore harinya sudah terbuka sempurna.

Page 221: Buku Saku Ekotan 2011

221

KRISAN

Spesies : Chrysanthemum x grandiflorum Krisan merupakan tanaman hias perdu. Varietas C. maximum C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i. hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning)

Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink). Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama. Media Tanam Tanah liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik serta pH sekitar 5,5-6,7. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m dpl. Teknik Budidaya Pembibitan Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan. Penanaman

- Penentuan Pola Tanam

Page 222: Buku Saku Ekotan 2011

222

Tanaman bunga krisan dapat dibudidayakan secara monokultur.

- Pembuatan Lubang Tanam Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Pembuatan lubang tanam dengan cara ditugal. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.

- Pemupukan Pupuk Dasar merupakan campuran pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram, KCl 25 gram (3:3:1)/m2.

- Cara Penanaman Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm. Untuk insektisida diberikan Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang

Panen Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman. Harga Bunga Potong Krisan Tipe Standar Rp 12.000,00 dan Bunga Potong Krisan Tipe Spray Rp 10.000,00.

Page 223: Buku Saku Ekotan 2011

223

SANSIVIERA

Tanaman ini sangat rsisten

terhadap terhadap polutan dan bahkan mampu menyerapnya. Hal itu dikarenakan bahan aktif pregnane glikosit yang mampu mereduksi polutan menjadi asam

organik,gula dan beberapa senyawa asam amino. Oleh karena itu tanaman ini baik ditaroh diruangan yang berfungsi sebagai (air freshener). Penelitian NASA menunjukkan tanaman ini mampu menyerap 107 unsur berbahaya, diantaranya : kloroform, benzene, xylene, formaldehid, dan trichloro etien. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku industri di Cina dan New Zaeland.Jenis seperti Sansiviera aetiophica, Sansiviera kirkii” periini” dan sansiviera zaelanika. Sansiviera zaealanika brown memiliki kanungan serat yang tinggi. Sementara di Afrika getahnya digunakan sebagai anti ular dan serangga.Merupakan tanaman perintis yang mampu hidup pada kondisi yang ekstrem.

Cara pemupukan melalui akar dan daun. Pupuk yang digunakan berupa pupuk majemuk, yaitu:Growmore (hijau)20-20-20, Gandasil D 20-15-15, Nutra phos N 16-14-14, Bayfolan 11-8-6, Dekastar, Osmote, dll. Sansiviera bukan merupakan tanaman yang rakus akan pupuk, pupuk cukup diberikan 3 bulan sekali dengan cara

Page 224: Buku Saku Ekotan 2011

224

dimasukkan dalam media. Berikan cukup satu sendok teh.

Perbanyakan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji, keunggulannya didapattanaman dalam jumlah banyak dan seragam.Kelemahannya di butuhkan waktu yang lama untukmenumbuhkan tanaman selain itu tidak semua tanaman dapat tumbuh bunga dan bij. Secara vegetatif dapat menggunaka stek, pemisahanan anakan,teknik cabut pucuk, dan kultur jaringan.

Hama penting yang menggangu adalah siput,baik siput yang telanjang maupun yang berumah aka menyerang daun dan akar, Thrips: menghisap caira dalam tanaman sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyakitt yang menyerang biasanya Busuk Lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora yang menyerang daun dan akar, Busuk akar yang disebabakan oleh jamur Aspergilus niger.. Jamur ini muncul ketika kaondisi tanaman dalam keadaan basah. Bercak daun oleh jamur Fusarium monoliforme yaitu munculnya warna ungu kemerahan pada bagian yang terserang.

Page 225: Buku Saku Ekotan 2011

225

EUPHORBIA

Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain

dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Syarat Tumbuh

Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40° Celsius. Tanam bibit pada media yang telah di siapkan dan letakan di tempat teduh dengan intensitas cahaya 60-70%. Dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan mempengaruhi pertumbuhan

Page 226: Buku Saku Ekotan 2011

226

tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas. Menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %). Perbanyakan

Cara generatif/menggunakan biji biasanya akan dihasilkan keturunan yang berbeda dengan induknya. Sedangkan cara vegetatif, baik itu setek batang dan sambung batang (grafting) akan dihasilkan tanaman yang lebih cepat berbunga dan tidak berbeda dengan tanaman induk. Perbanyakan euphorbia dengan biji jarang dilakukan karena lama dan tingkat keberhasilannya rendah. Setek batang cara cara mudah memperbanyak si cantik ini. Selain mudah, tingkat keberhasilannya tinggi dan tanaman cepat berbunga. Pilih batang yang sehat dengan diameter 2 cm dan tidak terlalu tua. Potong menggunakan pisau tajam dan steril agar luka tidak menjadi busuk. Panjang batang ideal untuk setek sebaiknya 15-20 cm. Buang daunnya, sisakan 3-4 lembar saja. Lap hingga bersih getah susu yang keluar dari pangkal batang. Diamkan di tempat teduh 4-5 jam agar luka mengering. Olesi dengan zat perangsang akar dan bibit siap ditanam. Perawatan dan Pemeliharaan

Euphorbia tergolong tanaman tahan banting dan sangat suka berjemur di bawah sinar matahari. Lakukan penyiraman 2 hari sekali pada pukul 08.00-10.00 pagi, saat intensitas sinar matahari belum tinggi. Menyiram terlalu banyak akan mengakibatkan busuk akar dan batang karena

Page 227: Buku Saku Ekotan 2011

227

media tergenang air. Kurang siraman juga berakibat tanaman berdaun kerdil, menguning bahkan mati. Agar tanaman tampil prima dan banyak berbunga, lakukan pemupukan secara berkala. Pupuk NPK dengan dosis 1 g/tanaman diberikan secara rutin setiap 1 bulan sekali. Jika tak mau repot, pupuk slow release seperti Osmocate, Dekastar dan Magamp bisa diberikan setiap 4 bulan sekali dengan dosis 5 g/tanaman. Hama dan Penyakit

Banyak penyakit dan hama yang bisa menyerang tanaman euphorbia, diantaranya kutu putih atau Homophtera aleyrodidae dan mealy bug, serangan akan lebih banyak jika musim kemarau tiba. Kutu ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida seperti Agrimex atau Metindo dengan dosis sesuai anjuran pada label. Busuk batang dan akar akibat serangan bakteri Erwina carotavora juga banyak terjadi jika media terlalu lembab dan terjadi luka pada batang atau akar. Semprot dengan bakterisida seperti Starner secara berkala agar tanaman terhindar dari busuk batang atau akar.

Page 228: Buku Saku Ekotan 2011

228

ANGGREK

Jenis Anggrek : Vanda tricolor, Vanda hookerian, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan /

Phalaenopsisamabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun

praestans serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum Syarat tumbuh : Angin dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Kelembaban udara di siang hari 65-70%. Ketinggian tempat anggrek panas 0 - 650 m dpl, anggrek sedang 150-1500 m dpl, dan anggrek dingin diatas 1500 m dpl. Media Tanam: Media tanam anggrek meliputi serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang kulitnya, serabut kelapa, potongan batang pohon, arang kayu, pecahan genting/batu bata. Pemupukan : Pupuk-pupuk buatan untuk anggrek ukuran kecil/bibit N:P:K dengan perbandingan 6:3:1, ukuran sedang N:P:K = 3:3: dan ukuran berbunga N:P:K = 1:6:1 Hama : Tungau/ kutu perisai, semut, Trips, kutu babi, keong, red spinder, kumbang, ulat daun, kepik, dan kutu tudung. Penyakit : buluk, rebah kecambah bercak coklat, bercak hitam, busuk akar, layu, busuk lunak, bercak bercincin, cymbidium, dan busuk hitam.

Page 229: Buku Saku Ekotan 2011

229

Umur Panen : Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman anggrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

Page 230: Buku Saku Ekotan 2011

230

BEGONIA Jenis / Varietas Begonia : Kelompok Rex : Rosy Morn, Helen Teupel, Lettuce Magic, Christmas, Silver Sweet, Maculata. Kelompok Rhizomatous : B. mazae, B. erythophylla, B. masoniana, B. bowerae Kelompok Basket : Foliosa,

D’artagnon, B.brevirimosa Kelompok Semperflorens : pink dan red SYARAT TUMBUH :

Hidup di daerah sejuk (20°-30°C) Lingkungan tidak terkena sinar matahari langsung (ternaungi) Intensitas cahaya matahari yang diperlukan 2000-25000 fc (footcandles)

TEKNIK BUDIDAYA : • Media tanam : media tanam yang digunakan

yang tidak terlalu bersifat porous seperti tanah, pasir, dan pupuk kandang, dan perlu dilakukan repotting setelah tanaman dirasa sudah perlu diganti pot.

• Pemupukan : pupuk kandang dan pupuk daun ( 1 kali/bulan).

• Perbanyakan : biji, pemisahan anakan, stek batang, irisan daun

• Pengendalian hama dan penyakit : sanitasi, langsung (ulat, kutu aphids, kutu putih), insektisida (kutu aphids dan kutu putih)

MANFAAT : Sebagai obat luka dan demam (flavonoid dan polifenol)

Page 231: Buku Saku Ekotan 2011

231

PURING

Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Ordo : Malpighiales

Family : Euphorbiaceae Subfamili : Crotonoideae

Suku/Rumpun : Codiaeae Genus/Jenis : Codiaeum A. Juss Spesies : Codiaeum affine, Codiaeum hirsutum, Codiaeum megalanthum, Codiaeum tenerifolium, Codiaeum variegatum. Keunggulan Puring

Tidaklah salah bila orang dulu menanam puring di kuburan karena dianggap dapat menetralisir polusi di sana. Bakteri dikuburan dapat diminimalkan oleh rimbunan puring. Puring mampu menurunan polusi oksida nitrogen (NOx) yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor. Syarat Tumbuh

Agar puring tumbuh dan berkembang menawan, diperlukan iklim ynag pas dan sirkulasi udara yang lancer.Usahakan puring tidak ditanam di lingkungan yang terlalu lembab karena dapat menyebabkan munculnya serangan penyakit. Selain itu, cahaya matahari peril diatur. Puring secara alami membutuhkan cahaya matahari pada pagi hingga menjelang siang hari, mulut daunnya biasanya terbuka pada waktu pagi dan sore hari. Bila kurang cahaya, dapat mengalami

Page 232: Buku Saku Ekotan 2011

232

pertumbuhan kurang sempurna, yakni batang dan daun tampak layu dan warna daun kurang cerah. Secara umum perawatan putting tidak terlepas dari kegiatan penyiraman, penyiraman ini bertujuan untuk menghasilkan daun lebat dan segar. Pemilihan Media Tanam

Puring akan tumbuh danberkembang secara baik dalam media tanam yang tidak terlalu porous dan tidak terlalu keras. Media tanam puring bisa berupa tanah, sekam bakar, atau sekam mentah, dan humus bambu, dicampur dengan kompos (pupuk kandang). Keasaman media yang cocok untuk puring adalah 5-6. Prospek Bisnis Puring Puring merupakan tanaman hias dengan harga yang stabil. Sebagai tanaman hias asli Nusantara, purin berpeluang menggeser dominasi tanaman hias dari luar negeri. Puring merupakan tanaman hias yang potensial sebagai penghias banyak ruang dan tempat, seperti taman kota, serambi hotel, rumah mewah. Puring sering dijual dalam pot, tidak kalah dengan tanaman hias lainnya. Harga yang ditawarkan beragam sesuai dengan keindahan, ukuran, dan bentuknya. Mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 3.000.000. Perbanyakan puring

Puring bisa diperbanyak secara generatif menggunakan biji. Tetapi dengan alasan efektivitas waktu, cara vegetatif lebih banyak diterapkan. Cangkok dianggap paling pas untuk menganakinakkan. Persentase keberhasilan cangkok lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 233: Buku Saku Ekotan 2011

233

perbanyakan cara lain. Cara ini pun relatif lebih cepat. Kalau dicangkok calon tanaman baru masih mendapat suplai hara dari tanaman induk sehingga akarnya bisa cepat tumbuh. Kalau disetek calon tanaman tidak memperoleh pasokan hara sehingga akar lama munculnya.

Page 234: Buku Saku Ekotan 2011

234

BUNGA MATAHARI

Syarat Tumbuh Bunga matahari (Helianthus annuus L.) ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Cocok di segala alam,

tetapi tanaman ini paling subur di daerah pegunungan, daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Bunga matahari dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Bunga matahari tidak dapat hidup di daerah yang tergenang air. Karena akar-akarnya akan membusuk. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost. Kerapatan tanam biasanya 60000 hingga 70000 tanaman/ha.

Budidaya Bunga matahari merupakan tanaman semusim, menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah, cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Bunga matahari diperbanyak dengan biji. Biji benih berasal dari bunga pertama induknya yang sudah tua. Caranya dengan penyemaian. Biji

Page 235: Buku Saku Ekotan 2011

235

benih diambil dan ditabur dalam bekas yang mengandung tanah basah, ia mudah berkecambah dan cepat membesar. Satu lubang, cukup satu bibit. Jarak tanam minimal 1 m2. Tanaman sebaiknya ditanam pada tanah gembur. Di awal penanaman, taburkan 3 kg pupuk kandang (kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran lembu) per bibit. Ulangi saat tanaman berumur sebulan. Berikan 25 gram ZA per batang. Di usia 1,5 bulan, tambahkan 15 gram TSP per batang. Untuk pemeliharaan lakukan penyiraman setidaknya sekali sehari. Manfaat bunga matahari

• Penghasil minyak, dimanfaatkan minyak bijinya. Biji kelompok ini memiliki cangkang biji yang tipis. Kandungan minyaknya berkisar 48% hingga 52%. Untuk menghasilkan satu liter minyak diperlukan biji dari kira-kira 60 tandan bunga majemuk.

• Pakan ternak, dipanen daunnya sebagai pakan atau pupuk hijau.

• Tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga,

• Bahan pangan, dipanen bijinya sebagai kuaci.

Page 236: Buku Saku Ekotan 2011

236

Bugenvil (Bougainvillea glabra) Syarat Tumbuh Di wilayah tropis Indonesia, Bugenvil dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan ± 1.400 mdpl. Meskipun demikian, tanaman ini paling optimum produktif berbunga dan warnanya cerah adalah di daerah yang mempunyai ketinggian antara 700-1.000 mdpl. Pada fase awal pertumbuhan, bugenvil memerlukan curah hujan/air tanah yang memadai. Namun setelah fase reproduktif justru lebih menyenangi iklim kering. Bugenvil menghendaki sinar matahari langsung yang intensitasnya panjang, sehingga cocok ditanam di luar ruangan. Sebaliknya di tempat teduh, bugenvil tumbuh kurus dan tinggi serta bunga kurang produktif. Teknik Budidaya Budidaya tanaman Bugenvil biasanya menggunakan cara stek. Stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan atau pemotongan bagian tanaman seperti batang, daun, pucuk, dan akar. Pemupukan Bugenvil diberi pupuk kandang/kompos dan NPK dengan perbandingan (2:1:1). Pemangkasan Pemangkasan bentuk dilakukan untuk memperoleh bentuk tanaman yang diinginkan. Misalnya, Anda menginginkan bentuk bulat, mirip bonsai, atau dibiarkan tumbuh menjalar seperti pergola. Untuk

Page 237: Buku Saku Ekotan 2011

237

memperoleh bentuk-bentuk tersebut, lakukan pemangkasan sebagian daun, tunas, cabang atau ranting. Pembentukan bisa dibantu dengan bilahan-bilahan bambu. Penyiraman penyiraman dilakukan 1-2 minggu hingga daun-daunya tampak layu dan mulai berguguran. Waktu Berbunga : waktu berbunga bugenvil sekitar 2 minggu. Bunga bugenvil dapat tumbuh seterusnya setelah di panen. Hama dan Pengendalian kutu atau kumbang hijau yang menyerang daun, serta cendawan yang menyerang bibit. Kutu bisa dibasmi dengan obat cair khusus yang telah dicampur dengan air, sedangkan untuk jamur yang membandel basmi dengan detergen.

Page 238: Buku Saku Ekotan 2011

238

SIKAS Varietas Nama Latin : 1. Encephalartos

horridus 2. Encephalartos nubimontanus

Famili : Cycadinea Nama Lokal: Pakis Haji

Tanaman ini termasuk famili

Cycadaceae, dan terdiri lebih dari 90-an spesies. Tanaman ini tergolong tanaman sangat kuno, karena telah ada sejak ribuan tahun lalu. Banyak jurnal ilmiah yang mengaitkan tanaman ini dengan jaman Jurrasic yang terjadi ratusan ribu tahun yang lalu.

Secara umum daun sikas berwarna hijau, bentuknya menyerupai bulu dan tumbuh mengarah ke luar dari batang. Sikas adalah tanaman tidak berbunga yang secara fisik baik batang maupun daun menyerupai palem, walaupun secara kekerabatan sikas lebih berkerabat dekat dengan conifers yang ber-reproduksi melalui pembentukan cones and biji (bibit). Salah satu jenis sikas yang paling umum dan banyak dikenal adalah Sikas Revoluta / biasanya disebut Sago Palm. Sama seperti palem, batang daun tumbuh /muncul dari permukaan atas batang tanaman dan membentuk struktur daun dengan pelbagai bentuk maupun warna yang unik sehingga menjadikan sikas sebagai salah satu tanaman hias yang sangat ornamental.

Page 239: Buku Saku Ekotan 2011

239

Teknik Budidaya Pertumbuhan tanaman ini terbilang lambat.

Dalam satu tahun, hanya bertambah tinggi kira-kira 10 cm. Begitu pula dengan kemunculan daunnya. Tidak lebih dari satu helai daun, setiap tahun.

Keistimewaan tanaman yang termasuk langka ini adalah tidak menuntut banyak perhatian. Sikas bisa diletakkan di dalam maupun luar ruangan. Penyiraman tanaman ini tidak perlu sering dilakukan. Cukup satu sampai dua kali dalam satu minggu.

Kunci kesuburannya, seperti juga pada tanaman lain, adalah media tanam. Sikas membutuhkan media tanam yang porositasnya tinggi, seperti campuran pasir malang dan tanah. Agar lebih subur, dapat diberi pupuk kandang.

Secara alami sikas berkembang biak secara generatif, dengan kawin dan biji. Bisa juga secara vegetatif, dengan pemisahan anakan.

Meski sulit dibudidayakan, perawatan Sikas sangat mudah. Hanya saja, daunnya sering terserang penyakit seperti kutu putih. Sentra Produksi

Habitat sikas tersebar di berbagai benua di dunia. Asia termasuk di dalamnya. Sebagai bagian dari Asia, Indonesia merupakan salah satu habitat sikas. Sumatera adalah habitat terbesar sikas.

Page 240: Buku Saku Ekotan 2011

240

LILI PARIS (Chlorophytum comosum)

Famili : Liliaceae Varietas : 1. Chlorophytum comosum variegatum. 2. Chlorophytum comosum vitatum. 3. Chlorophytum comosum mandaianum.

Teknik Budidaya : Syarat Tumbuh : 1. suhu 45o F di musim dingin 2. tidak terkena cahaya langsung 3. Pengairan dilakukan secara teratur 4. Kadang-kadang lakukan pengkabutan 5. Penggantian media 1 tahun sekali Perbanyakan : anakan Perawatan : Pemupukan untuk satu pot ukuran 20 cm, beri pupuk NPK sebanyak 4 gram (sekitar 1 sendok teh). Umumnya dipupuk 3 bulan sekali. Sedangkan repotting dilakukan secara insidental. Media Tanam : Bila langsung ditanam di lahan, sebaiknya sebelumnya telah dibuatkan lubang-lubang tanam (ukuran panjang 10 cm, lebar 10 cm, kedalaman 10 cm). Tanah galian ditambah pupuk kandang. Biarkan satu minggu, dan setelah itu tanah galian dikembalikan. Bila ingin menanam di pot gantung, siapkan 1 bagian tanah subur, 1 bagian pasir, dan 1 bagian pupuk kompos. Pada dasar pot diberi sedikit pecahan genting atau bata merah.

Page 241: Buku Saku Ekotan 2011

241

DAHLIA (Dahlia pinnata Cav.)

Spesies : D. pinnata, D. variabilis, D. coccinea, D. juarezii Varietas : Figaro dan Rigoletta. Syarat tumbuh: Memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan, dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung humus, memiliki tata udara baik dan gembur, keasaman tanah dengan pH=6,0-8,0, dan dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700-1.000 m dpl. Produktivitas : Bunga untuk areal tanam 1 tumbak (14 m2), dihasilkan bunga sebanyak 1500 kuntum setiap minggu selama 4 bulan panen. Besar ubi dan produksi ubi per batang tergantung dari jenis dahlia. Dahlia kaktus menghasilkan ubi yang besar dan dapat mencapai 2 kg/tanaman. Dalam 10 tumbak (140 m2) dihasilkan 400 kg ubi. Teknik budidaya : • Pembibitan : Teknik penyemaian bibit :

perbanyakan generatif dengan benih, perbanyakan vegetatif dengan stek, perbanyakan vegetatif dari ubi.

• Pengolahan media tanam : Penanaman di polybag (dahlia mini dan dahlia besar) dengan media tanam sekam dan pupuk kandang (6:1) ke dalam polybag 30x20 cm, pembentukan bedengan dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm, dan panjang sesuai dengan

Page 242: Buku Saku Ekotan 2011

242

kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm.

• Penanaman : Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm. penanamannya, ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh.

• Pemupukan : Dilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengan tanah.

• Panen : Bunga, tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm. Ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah tanam.

• Hama : Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) dengan gejala ulat menyerang tanaman ubi dan batang. Pengendalian dilakukan dengan membunuh ulat bersamaan dengan pembubunan dan penyiangan gulma, pemberian furadan walau tidak selalu efektif dan penyemprotan insektisida Indofuran 3G atau Hostathion.

• Penyakit : (1) Embun tepung/Powdery mildew, penyebab adalah jamur Oidium tingitanium Sphaetotheca mascularis atau

Page 243: Buku Saku Ekotan 2011

243

Uncinula necator) dengan gejala bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, daun akan mengering dan gugur serta pengendaliannya dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC dan (2) Virus, penyebabnya jenis virus CMV, TSV, TSWV dan DMV, dengan gejala pertumbuhan tanaman abnormal sehingga tanaman kerdil dan pengendaliannya dengan mengendalikan perkembangan vektor serangga seperti aphid atau trips, merendam benih dalam air panas, menghancurkan tanaman terinfeksi dan menyemprotkan insektisida.

Sentra produksi : Di Indonesia untuk tujuan komersil, dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).

Page 244: Buku Saku Ekotan 2011

244

ANYELIR Deskripsi : Anyelir merupakan tanaman Herba, tinggi tanaman 30-100 cm. Batangnya bulat, beruas-ruas, licin, permukan berlilin, hijau kebiruan. Daun tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal

memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau. Susunan bunga majemuk, bentuk malai terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempurna, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm. benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum. Ekologi dan penyebaran

Anyelir merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah dataran tinggi dan udara serta cahaya matahari mendukung. Tanaman ini menyukai tanah yang gembur dan subur dapat dipanen sepanjang tahun. Perbanyakan Tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang dan generatif, dengan ,enggunakan biji. Bagian yang digunakan sebagai obat

Page 245: Buku Saku Ekotan 2011

245

Daun dan bunga dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan. Kegunaan Obat diare, penenang dan anti-radang. Khasiat dan pemanfatan 1. Obat diare : daun anyelir segar sebanyak 60

gram, dicuci, direbus dengan 40 ml air dingin diminum sekaligus. sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum. Lakukan pengobatan sebanyak 3 kali sehari.

2. Obat pusing: bunga anyelir segar sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 20 ml air mendidih selama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum.

Kandungan kimia Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.

Page 246: Buku Saku Ekotan 2011

246

PHILODENDRON

Syarat Tumbuh: • Tumbuh pada Suhu

65-70O F pada malam hari dan 75-85OF pada siang hari.

• Tanaman philodendron tanaman yang memerlukan sinar matahari tidak langsung dengan intensitas rendah sekitar 50%. Untuk pembibitan diperlukan naungan dengan paranet/shading net 75%.

• Kelembaban udara yang ideal 50-75%. • Pertumbuhan Philodendron pada area

ditempat yang lebih tinggi relatif lebih bagus dan lebih kompak dibanding ditempat dataran rendah.

Perbanyakan: • Vegetatif: layering, stek batang, stek

pucuk/tunas,mencangkok. • Generatif: penyerbukan

Pemupukan: Kegiatan pemupukan sebaiknya dilakukan pada saat proses penanaman.Umumnya menggunakan jenis pupuk lambat urai dengan komposisi 15-9-12 yang mengandung banyak unsur Mg (Magnesium) pada saat penanaman awal, gunanya untuk pertumbuhan akar. Enama sampai delapan minggu setelah penanaman, pada kondisi pertumbuhan akar yang optimum, dapat diberikan pupuk cair dengan kandungan NPK 24-8-26 atau 20-10-20.

Page 247: Buku Saku Ekotan 2011

247

Umumnya dosis yang digunakan adalah 0,5-1 gr/liter air atau ikuti petunjuk dosis yang ada pada label produk pupuk yang digunakan. Media Tanam: Campuran media yang digunakan untuk penanaman dalam pot umumnya terdiri dari sekam bakar,sekam biasa,pupuk kandang , akar pakis, humus dan tanah. Umur Panen OPT: Bakteri Aphids, Kutu putih (Mealy Bugs), Tungau (Thrips), Bakteri Erwinia Carotovora, Bakteri Pseudomonas. Varietas:Philo katak, Philo Emerald Duke, Philo Kabel Busi, Philo Black Congo, Philo Mary Body,Philo Red Congo, Philo Melonii, Philo King Dragon. Manfaat: menurut penelitian yang dilakukan NASA, Philodendron sp. Termasuk tanaman yang baik untuk diletakkan didalam rumah. Tanaman ini bisa menyerap polutan diudara didalam ruangan seperti formaldehid yang biasa terdapat pada bahan busa dan partikel debu pada bahan karpet. Zat polutan ini jika terhirup oleh manusia dalam jumlah yang banyak akan merugikan kesehatan, bahkan jika menumpuk terlalu lama akan mengakibatkan kangker.

Page 248: Buku Saku Ekotan 2011

248

TABULAMPOT

Page 249: Buku Saku Ekotan 2011

249

DELIMA (Pinica granatum)

- Varietas Delima merah, delima putih, dan delima hitam - Syarat tumbuh Ketinggian optimal 500 mdpl dan pencahayaan baik - Perbanyakan Cangkok - Pemupukan NPK 3 butir/pot pada umur < 1 tahun. NPK 5 butir/pot pada umur > 1 tahun. Pupuk daun (POB 2000) 10-15 hari sekali. - Hama penyakit Penyakit pada delima adalah antraknosa (cendawan Sphaceloma punicae) - Umur panen Umur panen pada tabulampot delima ialah 2-3 tahun (jika perawatan intensif dan sungguh-sungguh - Manfaat Kulit kayu dan akar delima mengandung alkaloid, triterpenoid, glukosa, estron, lendir, dan tanin. Manfaat dari delima antara lain, menghilangkan keputihan, melangsingkan tubuh, sariawan, muntah-muntah, cacingan.

Page 250: Buku Saku Ekotan 2011

250

BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi L.) Varietas. Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas tanaman ini, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi,

Demak kapur, Demak Kunir, Demak Jingga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas Malaysia. Syarat Tumbuh. Belimbing ini dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering. Belimbing membutuhkan cahaya matahari penuh, tetapi toleran terhadap naungan, dan tidak menyenangi angin yang terlalu kencang karena dapat merontokkan bunga atau buahnya. Teknik Budidaya. Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif. Pemupukan. Pemupukan dimulai saat tanaman berumur satu bulan dengan campuran urea, SP36, dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 20

Page 251: Buku Saku Ekotan 2011

251

gr atau dua sendok makan per pohon. Setiap satu atau tiga bulan sekali diberi pupuk urea atau ZA sebanyak 10 gr yang dilarutkan dalam 10 liter air. Larutan pupuk tersebut disiramkan pada media tanam. Belimbing yang akan mulai berbunga diberi pupuk NPK 16:16:16 sebanyak 25-50 gr/pohon/tahun. Waktu pemupukan tanaman sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan setelah panen dengan dosis 1/3 bagian. Dapat pula digunakan NPK tablet (20:12:10:2:1+unsur hara mikro) sebanyak 3-4 tablet/pohon/tahun atau 1-2 tablet/pemupukan untuk masa TBM, dan NPK tablet (14:11:23:4:2 + unsur hara mikro) sebanyak 10-15 tablet/pohon/tahun atau 3-5 tablet/pemupukan untuk masa TM. .Pot atau wadah tanaman yang digunakan dapat berupa pot dari tanah liat, drum, atau wadah bekas lainnya. Diameter wadah 30-60 cm atau lebih. Media tanam dapat berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Dapat pula digunakan campuran sekam, humus bambu, dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang dianjurkan untuk digunakan berasal dari kotoran kambing. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari tergantung pada kondisi cuaca, yang terpenting media tanam tidak mengalami kekeringan. Manfaat. Belimbing ini banyak digunakan sebagai tanaman obat dan konsumsi sehari-hari. Manfaat lainnya adalah sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan.

Page 252: Buku Saku Ekotan 2011

252

Hama dan Penyakit. Hama yang selalu menyerang tanaman ini antara lain lalat buah (Dacus pedestris). hama lainnya sepeti kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar. Penyakit yang biasanya menyerang adalah bercak daun, Selain itu penyakit kapang jelaga juga bisa menyerang tanaman ini. Panen. Periode panen buah belimbing, umumnya panen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.

Page 253: Buku Saku Ekotan 2011

253

TOMAT (Lycopersicum esculentum)

Tanaman tomat adalah salah satu jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam. Mengandung banyak vitamin A, C dan sedikit vitamin B. Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada tanah gembur, porous, kandungan bahan organic tinggi dengan pH tanah 5-6. Umumnya ditanam didaerah dataran tinggi, namun beberapa varietas unggul dapat tumbuh di dataran rendah. Waktu tanam yang baik dua bulansebelumm musim hujan. Penanaman Tomat diperbanyak dengan biji yang diperoleh dari penyemaian terlebih dahulu. Pemindahan bibit ke lapang dilakukan sewaktu bibit berumuur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Gondol, Intan, Ratna dan Berlian. Kebutuhan benih 200 – 300 gram/ha. Pemupukan Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha adalah urea 150 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg. Pemupukan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam dan ureadiberikan 14 hari setelah tanam sebanyak 75 kg dan sisanya 35 hari setelah tanam.

Page 254: Buku Saku Ekotan 2011

254

Hama dan Penyakit Hama: Siput, nematode, ulat penggerek buah, ulat

tanah, ulat granyak Penyakit: bercak cokelat, busuk daun, layu

fusarium, layu bakteri Panen Pemanenan sudah dapat dilakukan pada saat

tanaman berumur 60-100 hari.

Page 255: Buku Saku Ekotan 2011

255

KEDONDONG (Spondias dulcis Forst.)

Kedondong merupakan tanaman buah yang berasal dari famili Anacardiaceae. Jenis-jenis kedondong unggul yang potensial dan banyak ditanam diantaranya adalah kedondong karimunjawa, kedondong bangkok, dan kedondong kendeng. Kedondong

karimunjawa merupakan kedondong yang buahnya berukuran raksasa/super. Produksi kedondong ini dapat terjadi sepanjang tahun. Bentuk buahnya lonjong dengan berat 0,7-1 kg/buah.

Manfaat buah kedondong manis kultivar unggul dimakan dalam keadaan segar, tetapi sebagian buah matang diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Selaian itu, daun dan batang dapat dijadikan pakan ternak, lalapan/sayuran, obat-obatan. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%.

Tanaman kedondong tabulampot biasanya diperbanyak dengan secara vegetatif/generatif, dengan cara disemai terlebih dahulu. Tanaman ini mampu tumbuh pada tanah batu kapur dan tanah pasir asam, terutama tanah yang porous, gembur,

Page 256: Buku Saku Ekotan 2011

256

dan mengandung bahan organik. Secara umum tanaman kedondong ditanam dengan jarak tanam 7 m x 7 m. Dengan pH tanah sekitar 5,5-6,2 dan tidak suka digenangi, curah hujan yang diinginkan antara 1.000-1.500 mm/tahun(permukaan air tanah sekitar 50-200cm). Selain itu, untuk mendapat hasil yang baik tanaman kedondong tabulampot tidak diternaungi karena memerlukan banyak cahaya dan ketinggian 700 m dpl.

Pemupukan yang baik untuk tanaman kedondong tabulampot adalah menggunakan pupuk organis dapat berupa pupuk kandang, kompos, sampah, pupuk hijau. Penggunaan pupuk kimia dianjurkan jenis N : P2O5 : K2O = 2:1:1 untuk tanah yang subur, sedangkan untuk tanah yang kurus perbandingannya ialah 1:2:2.

Hama yang menyerang seperti ulat perusak daun (Cricula trifenestrata) dan Kumbang (Podontia affinis Grond), hama tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan populasinya secara alami dan penyemprotan insektisida. Sedangkan, penyakit pada pohon kedondong sama seperti pada tanaman buah-buahan lainnya. Jenis penyakit yang sering muncul ialah penyakit kulit (Phytopthora), Fusarium, Diplodia, Gloeosporium, Phoma, dll yang disebabkan oleh cendawan, bakteri atau virus. Penyakit biasanya menyerang bagian daun, buah, dan batang. Pengendalian: menggunakan fungisida zat-zat aditif lainnya seperti bubur bordo dan bubur belerang.

Page 257: Buku Saku Ekotan 2011

257

SAWO KECIK (Manilkara kauki)

Syarat Tumbuh Tanaman Sawo kecik dapat berkembang dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai 700 m dpl. Jenis tanah

yang sesuai untuk sawo yaitu alluvial loams, lateritic soils, medium black soils, dan loamy soils dengan pH antar 4-6. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman sawo yaitu 12 bulan basah, atau 10 bulan basah 2 bulan kering, atau 9 bulan basah 3 bulan kering, atau 7 bulan basah 5 bulan kering, atau 5 bulan basah 7 bulan kering. Kedalaman air tanahnya 50 sampai 200 cm. Media Tanam Media tanam sawo kecik di dalam pot berupa campuran pupuk kandang/kompos, sekam dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Kedua bahan ini dicampur rata sebelum dimasukkan ke dalam pot. Cara Penanaman Pertama-tama, lepaskan tanaman dari polybag atau pot. Iris salah satu sisi polybag dari atas ke bawah. Lepaskan polybag secara perlahan agar bola akar tidak pecah. Lalu isi dasar pot dengan media tanam dengan ketinggian 1/3 dari kedalaman pot. Setelah itu masukkan tanaman ke dalam pot. Isi ruang-ruang kosong di sekeliling bola akar dengan media campuran hingga mendekati permukaan atas pot. Tanaman siap ditempatkan.

Page 258: Buku Saku Ekotan 2011

258

Hama dan Penyakit Hama yang biasa menyerang yaitu buah busuk di bagian dalam buah, disebabkan oleh lalat Ceratitis capitata atau lalat Dacus sp dan kutu hijau (Lecanium viridis atau coccus viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra),yang menyebabkan ranting muda dan daun-daun sawo mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya,. Untuk mencegah busuk buah, dilakukan dengan memberongsong buah sawo dengan kertas semen atau dilakukan pengasapan dengan Diasinon 60 EC dosis 1-2 cc/l atau basudin 50 EC dosis 2 cc/l. Sedangkan untuk mengatasi kutu hijau / coklat dilakukan penyemprotan fungisida cupravit OB21 4 g/l setiap 3 minggu sekali. Perawatan Perawatan yaitu pemupukan, pemangkasan, dan penggantian media tanam. Penyiraman setelah tanam dilakukan bila tanah dan media tanam kering. Bila tanah dan media tanam telah lembab, penyiraman tidak perlu dilakukan. Pemupukan dilakukan 3 bulan setelah tanam. Pengendalian gulma secara manual. Pemupukan perlu dilakukan untuk membuahkan tanaman sawo dalam pot setiap 2 bulan sekali pupuk NPK (10:20:15) diberikan sebanyak 50g/tanaman.

Page 259: Buku Saku Ekotan 2011

259

PENUTUP

Buku saku ini merupakan panduan singkat bagi mahasiswa khususnya untuk budidaya dan aspek penting lainya dari beberapa komoditas tanaman yang banyak berjembang dan diusahakan oleh masyarakat serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Dengan terselesaikannya buku ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa serta mampu memberikan masukan baru bagi petani didaerah terutama dalam aspek budidaya. Namun buku ini juga masih banyak memiliki kekurangan sehingga untuk kedepannya diharapkan lebih sempurna lagi.

Akhirnya kami mengucapkan syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini.