Jurnal Ilmiah
Kesehatan
ARTIKEL PENELITIAN
p-ISSN : 1412-2804
e-ISSN : 2354-8207
Vol. 18 No. 3 Tahun 2019
DOI : 10.33221/jikes.v18i3.386
Uji aktivitas Anti Hiperlipidemia Minyak Ikan Gindara (Lepidocybium flavobrunneum) pada Tikus Putih Jantan Dewasa Galur Wistar
Nur Cholis Majid1, Partomuan Simanjuntak2, Tisno Suwarno3
1,2
Magister Ilmu Kefarmasian Universitas Pancasila, Jakarta
3Institut Sains dan Teknologi Al Kamal, Jakarta
nurcharismajid@gmail.com , partomuansimanjuntak@lipi.go.id
Recieved
Revised
Accepted
ABSTRAK
Minyak ikan telah banyak diteliti mengandung senyawa EPA, DHA dan berbagai asam lemak yang
diduga dapat memperbaiki kadar kolesterol, salah satunya adalah minyak ikan gindara yang menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antihiperlipidemia dari minyak ikan gindara terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL
dan trigliserida pada tikus putih jantan. Minyak ikan gindara diberikan secara oral pada 15 ekor
tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok selama 14 hari. Kelompok I sebagai
kontrol normal hanya di berikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol negatif hanya diberikan induksi dari lemak sapi, kelompok III sebagai kontrol positif diberikan fenofibrat dengan
dosis sebesar 5,4 mg/kg bb tikus, kelompok IV dan V sebagai kelompok uji diberikan minyak ikan
gindara dengan dosis sebesar 2,7 mg/kg bb tikus dan 5,4 mg/kg bb tikus. Setelah 14 hari pemberian, dilakukan pemeriksaan terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian minyak ikan gindara dengan dosis 5,4 mg/kg bb tikus dapat
menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL lebih
baik dari perlakuan 2,7 mg/kg bb tikus. Hasil identifikasi senyawa yang terkandung dalam minyak
ikan gindara adalah Caprolactam; n-Pentadecanol; E-1,9-Hexadecadiene; 9-Tetradecan-1-ol, acetate; Squalene dan (9E)-9-Octadecenoic acid.
Kata Kunci
: Minyak ikan gindara, tikus putih jantan galur wistar, anti hiperlipidemia, kolesterol
ABSTRACT
Fish oil has been widely studied containing EPA, DHA and various fatty acids which are thought
to be able to improve cholesterol levels in the body, one of which is gindara fish oil which attracts
researchers to conduct this research. This study aimed to determine the antihyperlipidemic activity
of gindara fish oil on total cholesterol, HDL, LDL and triglyceride levels in male white rats. Gindara
fish oil was administered orally in 15 wistar strain male rats which were divided into 5 groups for 14
days. Group I as a normal control was only given 0.5% CMC, Group II as a negative control was only
given induction from beef fat, Group III as a positive control was given phenofibrate with a dose of 5.4
mg / kg bw rat, Group IV and V as the test group was given gindara fish oil at a dose of 2.7 mg / kg
bw rat and 5.4 mg / kg bw rats. After 14 days of administration, an examination of total cholesterol,
HDL, LDL and triglycerides was carried out. The results showed that the administration of gindara
fish oil with a dose of 5.4 mg / kg bw rat could reduce total cholesterol, LDL and triglyceride levels and
increase HDL levels better than the treatment of 2.7 mg / kg bw of rats. The identification results of
the compounds contained in gindara fish oil are Caprolactam; n-Pentadecanol; E-1,9-Hexadecadiene;
9-Tetradecan-1-ol, acetate; Squalene and (9E) -9-Octadecenoic acid.
Key Words
gindara fish oil, wistar strain male white rat, anti hyperlipidemia, cholesterol
: 01 Oktober 2019
: 12 Novemver 2019
: 16 Novemver 2019
77
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Nur Cholis Majid
tal. Metode yang digunakan dalam menganalisa kadar kolesterol pada tikus yaitu menggunakan metode
spektrofotometri yang terdiri dari 5 sampel darah dari
tiap kontrol yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan minyak ikan gindara hasil isolasi yang didapatkan dari hasil Rendering
(pemanasan), NaCl, Natrium Sulfat, Karbon Aktif,
penginduksi kolesterol, pakan tikus standar, pembanding fenofibrat 300 mg, hewan uji yang digunakan
adalah 15 ekor tikus percobaan galur wistar rmerupakan tikus albino spesies Rattus norvegicus.
Pembuatan minyak ikan gindara
Ikan dipotong kecil-kecil untuk memudahkan
proses. Ikan ditimbang seberat 250 gr dan aquadest
100 ml kemudian masukkan ke dalam blender. Hasil
dari blender di ambil 200 ml tambahkan NaCl 25 gr
lalu dipanaskan pada kompor listrik selama 15 menit
sambil diaduk. Hasil pemanasan diperas dengan kain
saring. Hasil pemerasan diendapkan dalam tabung untuk memisahkan kandungan air dengan minyak. Tarik
minyak yang sudah muncul diatas permukaan menggunakan spuit.6
Filtrasi minyak ikan gindara
Natrium sulfat exicatus dan carbon arang dipanaskan terlebih dahulu di dalam oven sampai kering selama 24 jam pada suhu 120ºC. Setelah itu didinginkan
selama 60 menit di desikator dengan silica gel yang sudah di aktifkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan di dalam oven selama 4 jam pada suhu 105ºC
sampai berwarna biru. Minyak ikan gindara sebanyak
50 ml di tambahkan natrium sulfat exicatus 2,25 gr di
aduk sampai homogen kemudian dipisahkan menggunakan corong pisah secara perlahan. Hasil minyak
lalu ditambahkan carbon arang 2,25 gr dipanaskan
menggunakan kompor listrik selama 10 menit. Hasil
di saring menggunakan kertas saring sebanyak 2 lapis.7
Pengujian farmakologi
Hewan uji yang akan dipakai dipersiapkan terlebih
dahulu.8 Periksa kadar kolesterol pada tikus. Induksi
hewan uji dengan memberikan makanan campuran
antara lemak sapi 100 gr + air 100 ml + tween 80 2
gr diberikan secara oral masing-masing 5 ml/tikus
selama 7 hari dalam bentuk sediaan emulsi. Setelah
pemberian penginduksi selama 7 hari, lakukan pengambilan darah tikus untuk mengetahui kadar kolesterol. Lakukan pemberian minyak ikan gindara kepada hewan coba dengan perlakuan 150 mg dan 300 mg
selama 7 hari dalam bentuk sediaan emulsi.9 Lakukan
pengambilan sampel serum darah pada hari ketiga
dan ketujuh. Darah tikus diambil dengan cara mencari
pembuluh vena pada ekor tikus.10 Darah dikumpulkan
dalam spuit 1 cc dan kemudian dipindahkan kedalam
tabung reaksi dan biarkan mengendap agar serum
naik dengan sendirinya. Tabung yang berisi darah
tersebut di centrifuge selama 15 menit. Serum diambil,
lalu dimasukkan kedalam tabung eppendorf yang baru.
Pendahuluan
Pada saat ini, kelebihan hiperlipidemia menjadi hal yang sangat ditakuti oleh banyak orang karena
sebagai salah satu penyebab penyempitan pembuluh
darah yang dinamakan aterosklerosis, ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas pembuluh darah
arteri.1 Kadar kolesterol dalam darah normalnya adalah dibawah 200 mg/dl.
Hubungan antara aterosklerosis dan metabolisme
lemak telah menjadi perhatian para ahli patologi, dilaporkan bahwa kadar plasma hiperlipidemia pada
penderita penyakit jantung koroner lebih tinggi dari
pada orang normal Gofman pada 1950 mendapatkan
peningkatan Low densit lipoprotein (LDL) pada penderita penyakit jantung koroner. Pada tahun 1959 Albrink dan Mank mendapatkan bahwa kadar trigliserida pada penyakit jantung koroner juga meningkat.2
Aterosklerosis bersifat reversibel, oleh karena itu
dilakukan usaha untuk mencegah dan memperbaiki
aterosklerosis antara lain dengan menurunkan kadar
hiperlipidemia, LDL dan trigliserida pada plasma.2
Kekayaaan hayati kelautan Indonesia merupakan salah
satu yang terbesar di dunia, yang dikenal sebagai mega
marine biodiversity yang meliputi kekayaan nabati
dan hewani. Kekayaan alam hayati tersebut masih belum diolah dan dimanfaatkan secara optimal untuk
meningkatan kemakmuran rakyat Indonesia.3
Kekayaan hewani yang dimanfaatkan baru
pada batasan pemanfaatan konsumsi dan belum pada
pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari
kekayaan hewani tersebut. Berbagai jenis ikan, hewan
bercangkang (crustaceae), mamalia dan beragam jenis
burung merupakan kakayaan bangsa Indonesia yang
belum diteliti dan diolah secara optimal.3 Berbagai jenis ikan yang hidup di perairan Indonesia, diantaranya adalah ikan gindara yang dikenal juga dengan ikan
mentega atau escolar (Lepidocybium flavobrunneum)
merupakan salah satu jenis ikan yang dijual di restoran
sebagai butterfish (ikan mentega) karena tekstur dan
rasanya yang lembut. Ikan ini hidup di laut dalam dan
dapat tumbuh mencapai panjang hingga 2 meter.4 Namun minyak ikan gindara diduga dapat memperbaiki kadar hiperlipidemia dalam tubuh, karena banyak
mengandung EPA, DHA, berbagai asam lemak termasuk omega 3, omega 6 dan omega 9 dalam jumlah yang
cukup besar. 5
Sementara itu penelitian terhadap manfaatnya
sebagai anti hiperlipidemia belum pernah diteliti sehingga perlu dilakukan kajian terhadap efektivitas dari
minyak ikan gindara sebagai anti hyperlipidemia. Berdasarkan latar belakang tersebutlah dilakukan pengujian aktivitas minyak ikan gindara untuk penurunan
hiperlipidemia.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen-
78
Uji aktivitas Anti Hiperlipidemia Minyak Ikan Gindara
Serum yang didapat digunakan untuk pengukuran kadar kolesterol. Ukur kadar kolesterol menggunakan
alat spektrofotometri dengan panjang gelombang 520
( 492-546 ) nm.11
Prosedur pengerjaan uji kolesterol dilakukan dengan A. Siapkan sampel kolesterol; B. Siapkan reagent
kolesterol; C. Siapkan standar kolesterol; D. Masukkan reagent kolesterol sebanyak 1000 μl kedalam tiga
tabung ( masing-masing 1000 μl tiap tiga tabung ); E.
Masukkan sampel standar kolesterol sebanyak 10 μl
kedalam tabung yang berisi 1000 μl reagen kolesterol; F. Masukkan sampel serum sebanyak 10 μl kedalam
reagen kolesterol; G. Inkubasi selama 10 menit di suhu
370C; H. Setelah 60 menit, baca pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 520 ( 492-546 ) nm.12
Tabel 2. Rata-rata Kadar LDL
Hari
Induksi
Perlakuan
Kontrol
ke-0
14 hari
14 hari
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
29,67
13,7
17,53
Normal
69,86
46,43
Negatif
Perlakuan 1
Perlakuan 2
52,3
55,46
46,46
64,8
72,96
62,46
70,23
46,36
43,2
66,56
16,6
Negatif
Perlakuan 1
22,4
20,92
66,82
80,21
82,70
14,56
Perlakuan 2
16,8
73,06
14,67
Tabel 3. Rata-rata Kadar HDL
Induksi
Perlakuan
Hari ke-0
Kontrol
14 hari
14 hari
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
62,33
60,39
57,73
Normal
Tabel 1. Rata-rata Kadar Kolesterol Total
Induksi
Perlakuan
Hari ke-0
Kontrol
14 hari
14 hari
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
75,67
53,56
47,03
Normal
53,03
15,33
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan
1 dan 2 memiliki kadar LDL yang lebih rendah dari
kontrol positif. Hal ini menunjukan bahwa pemberian
kedua varian dosis tersebut dapat menurunkan kadar
LDL dalam darah.
Hasil
Telah dilakukan uji efektivitas farmakologi minyak
ikan gindara (Lepidocybium flavobrunneum) untuk
menurunkan kadar kolesterol terhadap tikus putih
jantan. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok kemudian dilakukan pengujian kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol negatif (induksi + tanpa perlakuan),
kontrol pembanding 1 (induksi + MIF 150 mg), kontrol pembanding 2 (induksi + MIF 300 mg), dan kontrol positif (induksi + fenofibrat 300 mg).
Positif
Positif
Positif
41
13,7
52,43
Negatif
Perlakuan 1
39,43
41,4
25,56
14,03
19,5
56,4
Perlakuan 2
39,63
11,2
59,43
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa dosis 1 dan 2
memiliki kadar yang lebih tinggi dari kontrol positif.
Hal ini menunjukan bahwa pemberian kedua varian
dosis tersebut dapat meningkatkan kadar HDL dalam
darah.
Tabel 4. Rata-rata Kadar Trigliserida
Induksi
Perlakuan
Hari ke-0
Kontrol
14 hari
14 hari
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
Normal
75
85,67
85,9
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan 1
dan 2 memiliki kadar kolesterol total yang lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini menunjukan bahwa pemberian kedua variasi dosis tersebut
dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistika.
Terdapat beberapa tikus yang memiliki kadar
kolesterol melebihi batas normal (10-54 mg/dl) pada
Hari ke-0 pengambilan darah, diduga kadar kolesterol
yang naik sebelum induksi ini adalah akibat dari pakan tikus yang sudah mengandung kolesterol.
Positif
Negatif
Perlakuan 1
Perlakuan 2
82,67
90,03
97,56
60,76
174,5
139,23
130,6
147,06
74.3
187,16
108,06
75,83
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa dosis 1 dan
2 memiliki kadar Trigliserida yang lebih tinggi dari
kontrol positif tetapi masih dalam range kadar normal
(26-145 mg/dl). Hal ini menunjukan bahwa pemberian kedua varian dosis tersebut dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
Berdasarkan analisis data One Way Anova
menunjukan bahwa dalam uji normalitas data yang
79
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Nur Cholis Majid
didapatkan terdistribusi dengan normal karena
didapat nilai signifikansi >0,05 , dan uji homogenitas
menunjukan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau identik karena didapat dinilai
signifikansi >0,05, sedangkan pengujian analisis data
One Way Anova menunjukan bahwa data yang digunakan dalam penelitian tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antar perlakuan karena nilai signifikansi
yang didapat >0,05.
Berdasarkan pemeriksaan komponen minyak
ikan gindara menggunakan metode GCMS (Gas Chromatography Spectrometri Mass) yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA) didapatkan kandungan minyak ikan fatmorgensia adalah
Caprolactam; n-Pentadecanol; E-1,9-Hexadecadiene;
9-Tetradecan-1-ol,acetate; squalene dan (9E)-9-Octadecenoic acid. Dimana kandungan minyak ikan yang
paling terbesar adalah (9E)-9-Octadecenoic acid atau
yang biasa dikenal dengan Omega 9, serta diduga
kandungan Omega 9 dan squalene lah yang berperan
dalam aktivitas perununan kolesterol pada tikus
dalam penelitian menggunakan minyak ikan gindara
lebih terlihat dapat menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan menaikan HDL pada tikus dibandingkan
penelitian dengan pemberian minyak ikan tuna.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pemberian minyak ikan tuna tidak menurunkan
kolesterol secara signifikan pada kelompok tikus diet
tinggi lemak yaitu : 1) Dosis kurang (dibawah dosis
terapi) sehingga tidak menimbulkan efek atau perlu
diberikan multiple dose. Kurangnya dosis dapat membuat khasiat obat jadi kurang efektif dan bila terus dibiarkan akan sangat berbahaya dan membuat penyakit
tambah parah.15 2) Makanan yang diberikan pada tikus
adalah pelet, dimana pelet pada dasarnya mengandung
lemak. Pakan yang diberikan pada tikus umumnya tersusun dari komposisi alami dan mudah diperoleh dari
sumber daya komersial. Namun demikian, pakan yang
diberikan pada tikus sebaiknya mengandung nutrien
dalam komposisi yang tepat. Pakan ideal untuk tikus
yang sedang tumbuh harus memenuhi kebutuhan zat
makanan antara lain protein 12%, lemak 5%, dan serat
kasar kira-kira 5%, harus cukup mengandung vitamin
A, vitamin D, asam linoleat, tiamin, riboflavin, pantotenat, vitamin B12, biotin, piridoksin dan kolin serta
mineral-mineral tertentu.16
Pada dosis 300 mg minyak ikan gindara juga
diuji cobakan dalam 2 tahap, yaitu pengukuran darah
sebelum dan sesudah diberikan minyak ikan gindara.
Diketahui minyak ikan gindara berpengaruh terhadap
penurunan kolesterol total dari awal rata-rata sebelum
pemberian adalah 73,06 mg/dl menurun menjadi 14,67
mg/dl dan penurunan LDL rata-rata sebelum pemberian adalah 73,06 mg/dl menjadi 14,67 mg/dl, serta
mengalami kenaikan kadar HDL rata-rata dari sebelum pemberian minyak sebesar 11,2 mg/dl meningkat
menjadi sebesar 56,4 mg/dl, namun setelah dimasukan
kedalam statistik dihasilkan bahwa pada tiap kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Pada penelitian lain tentang efek minyak ikan
toman (Channa micropeltes) terhadap kadar profil lipid mencit jantan (Mus musculus) model dislipidemia
dengan dosis 400 mg, diketahui minyak ikan toman
berpengaruh terhadap penurunan kolesterol total rata-rata dari yang berawal 103,5 mg/dl menurun menjadi 87,26 mg/dl, dan LDL menurun dari rata-rata sebelum pemberian minyak sebesar 47,25 mg/dl menjadi
32,56 mg/dl namun didalam penelitian ini HDL yang
seharusnya meningkat justru mengalami penurunan
dari rata-rata sebesar 50,04 mg/dl menurun menjadi
40,91 mg/dl.
Jika kita bandingkan anatara penelitian
menggunakan minyak ikan gindara dengan minyak
ikan toman dapat kita lihat bahwa keduanya dapat
menurunkan kolesterol pada hewan uji namun jika
kita kaji terhadap batas normal antara kolesterol total,
Pembahasan
Hasil analisis dengan One Way Anova menunjukan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan
antar tiap kelompok. Pada dosis 150 mg minyak ikan
gindara, uji coba dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pengukuran darah sebelum dan sesudah diberikan minyak
ikan gindara dan diketahui minyak ikan gindara berpengaruh terhadap penurunan kolesterol total pada
penelitian ini dari awal rata-rata sebesar 72,96 mg/
dl menurun menjadi sebesar 46,36 mg/dl, pada LDL
rata-rata sebelum pemberian LDL pada tikus adalah
sebesar 80,21 mg/dl dan menurun menjadi 14,56 mg/
dl, serta kenaikan HDL rata-rata dari sebelum pemberian minyak sebesar 14,03 mg/dl meningkat menjadi
sebesar 56,4 mg/dl namun setelah dimasukan ke dalam statistik dihasilkan tidak adanya perbedaan yang
signifikan dalam tiap kontrol.
Jika kita sandingkan dengan penelitian lain
tentang pengaruh pemberian minyak ikan tuna terhadap kolesterol total, HDL dan LDL diketahui minyak
ikan tuna pada dosis 122 mg berpengaruh terhadap
penurunan kolesterol total dari rata-rata 187,93 mg/
dl menurun menjadi 135,59 mg/dl dan LDL menurun
dari rata-rata sebesar 78,56 mg/dl menjadi sebesar
41,87 mg/dl serta meningkatkan HDL rata-rata dari
awal sebesar 26,19 mg/dl meningkat menjadi 47,57
mg/dl dan memiliki perbedaan yang signifikan di
tiap kontrolnya dalam statistik.13 Namun jika dikaji
lagi terhadap batas normal yang ada diketahui batas
normal kolesterol total pada tikus adalah 10 – 54 mg/
dl, batas normal LDL adalah 7 – 27,2 mg/dl dan batas
normal HDL adalah >35 mg/dl.14 dimana dapat dilihat
80
Uji aktivitas Anti Hiperlipidemia Minyak Ikan Gindara
LDL dan HDL pada hewan uji dapat kita lihat bahwa
penurunan kolesterol pada ikan minyak ikan gindara
lebih menurunkan hingga batas normal kolesterol total, LDL dan HDL dibandingkan dengan minyak ikan
toman yang penurunannya tidak masuk kedalam range
normal dan meskipun kadar HDL pada penelitian ini
masih dalam range normal namun HDL yang seharusnya mengalami peningkatan justru malah mengalami
penurunan kadar.
Pada penelitian menggunakan minyak ikan
toman menunjukan penurunan kadar HDL mencit,
diduga dengan mekanisme omega 3 yang terkandung
didalam minyak ikan dapat meningkatkan transpor
balik HDL ke hati dan terjadi peningkatan reseptor
SR-B1 dihati sehingga serapan HDL dihati meningkat
dan terjadi peningkatan katabolisme HDL. Hal itulah
yang diduga membuat kadar HDL darah pada mencit
menurun.17
6.
7.
8.
9.
10.
Kesimpulan
Pemberian minyak ikan gindara dengan dosis
150 mg/bb dan 300 mg/bb memiliki aktivitas antihiperlipidemia pada tikus putih jantan galur wistar, dan
dosis 300 mg/bb memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompok dosis 150 mg/bb, secara perhitungan kadar rata-rata menunjukan adanya
perbedaan yang tidak bermakna secara statistik. Senyawa yang terdapat pada minyak ikan gindara adalah
Caprolactam; n-Pentadecanol; E-1,9-Hexadecadiene;
9-Tetradecan-1-ol,acetate; Squalene, dan (9E)-9-Octadecenoic acid, dimana kandungan yang pada minyak
ikan farmorgensia yang berfungsi sebagai penurun
kadar kolesterol adalah (9E)-9-Octadecenoic acid atau
omega 9 dan squalene.
11.
12.
13.
14.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
Pujiastuti, Eny., Herbal Penakluk Kolesterol. Jakarta :
Trubus Swadaya. 2017.
Farmakologi dan Terapi (edisi 4). Jakarta : Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995. hal. 364-379
Kelautan dan Perikanan dalam angka. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2009. p. 27.
Bahar, B. 2010. Panduan Praktis memilih dan menangani produk Perikanan. http://.minyak–gindara.html.
diakses pada tanggal 8 Desember 2016.
Sentosa, Manshurin [Internet].2013 [diperbaharui
15.
16.
17.
81
19 Januari 2013; diakses 11 April 2016]. Diakses dari
http://www.puredeepoceanpdo.com/2013/03/ikan-fatmorgensia-kelezatannya.html
Basmal, j. Modifikasi teknik Ekstraksi minyak ikan
gindara ( tidak dipublikasi ). 2010
Damongilala LJ. Kandungan asam lemak tak-jenuh
minyak hati ikan cucut botol (Cenctrophorus sp.) yang
diekstrak dengan cara pemanasan. Jurnal Ilmiah Sains
8(2). 2008. Hal. 249-253.
Kusumawati, diah. Bersahabat dengan hewan coba. Edisi pertama, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2004.
h 88-91
Hairunnisa. Pengaruh Pemberian Jus Pare terhadap
Kadar LDL Kolesterol Serum Tikus Jantan Wistar yang
Diberi Diet Tinggi Lemak. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2008.
Malole MBM, Pramono USC. Penggunaan hewan – hewan percobaan di laboratorium, pusat antar universitas, institute pertanian Bogor, Bogor. 1989.
Kee, Joyce LeFever. Pedoman Pemeriksaan Laboraturium & Diagnostik. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2007.
Kosasih, E.N dan A.S Kosasih. Tafsiran Hasil pemeriksaan Laboratorium Klinik edisi kedua. Karisma Publishing Group : Tangerang, 2008
Fitriani, Hikmah. M. Satrio Primaeso dan Venty Muliana S. S. Pengaruh pemberian minyak ikan tuna albakora (Thunnus alalunga) terhadap kadar kolesterol
total, HDL, dan LDL pada tikus putih jantan dengan
hiperkolesterol. Jurnal Kedokteran & Kesehatan. 2018.
hal 63 – 74.
Smith, B. J. B dan S. Mangkoewidjojo. Pemeliharaan
Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di
Daerah Tropis. Universitas Indonesia. Jakarta. 1998. hal
228 – 233.
Hakim, Lukman. Optimasi Dosis. Bursa Ilmu : Yogyakarta. 2016.
Upa, Fernandez T. Komposisi Pakan Tikus Ekor Putih
(Maxomys hellwandii) Di Kandang. Jurnal Ilmiah Sains
Vol. 18 No. 1. 2017. Hal 7 – 11.
Sinulingga, Sadakata. Efek minyak ikan toman (Channa
micropeltes) terhadap kadar profil lipid mencit jantan
(Mus musculus) model dislipidemia. Majalah Kedokteran Andalas Vol. 42 No. 2. 2019. Hal 70 – 79.