Palaquium obovatum adalah pohon yang tumbuh di hutan Asia Tenggara dan dapat mencapai tinggi 40 m. Spesies ini berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara dan tumbuh baik di hutan hujan tropis. Kayu Palaquium obovatum berwarna merah dan keras, sering digunakan untuk furnitur, lantai, dan konstruksi karena tahan terhadap serangan rayap.
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
1. Deskripsi Palaquium Obovatum
EDI SUMARNO
M1A1 13 136
Jurusan Kehutanan
Fakultas Kahutanan dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo
2. Umum di hutan Asia Tenggara, Palaquium obovatum
dapat mencapai tinggi 40 m dengan diameter batang 80
cm
3. Spesies ini berasal dari Kalimantan, Kamboja, India, Kepulauan Sunda
Kecil, Myanmar, Semenanjung Malaysia, Filipina, Singapura, Sulawesi,
Sumatera, Thailand dan Vietnam, di mana ia tumbuh di hutan cemara
lembab, merupakan salah satu spesies dominan, pada rendah dan
ketinggian menengah.
Nama genus adalah salah satu yang digunakan di Filipina; nama spesies
adalah kata sifat Latin "obovatus, sebuah, um" = obovate, dengan mengacu
pada bentuk daun. Nama-nama umum: getah putih (English); hangkang,
mayang katapong, njatuh (Indonesia); getah Taban putih, nyatoh
(Malaysia);nyatoh Puteh (Singapura);balam putih (Sumatera);Xay Đào,
Chay, Cot, Giao Moc Trung ngược (Vietnam).
The Palaquium obovatum (Griff.) Engl.(1890) adalah pohon cemara
dengan mahkota silindris, 30-40 m, dengan batang sampai 80 cm
diameter, yang, dalam spesimen tertua menyajikan pada akar tabular
dasar (akar diratakan mirip dengan penopang berkontribusi terhadap
dukungan pohon); kulit coklat keabu-abuan adalah, secara vertikal
fissured dan cabang muda ditutupi oleh tomentum kemerahan.
4. Daun, pada 1,5-3 cm tangkai daun yang panjang, dikelompokkan di
puncak cabang, yang alternatif, sederhana, seluruh, obovate-lanset dengan
tumpul atau kasar menunjuk puncak, dasar cuneate dan nervation pusat
menonjol, 10-30 cm panjang dan 4-12 cm luas, seperti kulit, glossy warna
hijau intens di atas, ditutupi oleh tomentum sayu bawah.Perbungaan
dalam kelompok axillar dari 1-10 bunga, pada 0,7-1,5 cm pedicel panjang
ditutupi oleh tomentum kemerahan, dengan lonceng kelopak dengan 6
sepal diatur dalam dua verticils, tiga orang luar menunjuk, sekitar 4 mm,
dan 3 yang batin tumpul, 2 mm panjang, mahkota 2-3 cm diameter, berisi
1-2 biji ellipsoid warna coklat, panjang sekitar 2 cm.
Memaksakan spesies praktis tidak dikenal keluar dari zona asal, diolah di
bawah sinar matahari penuh di zona iklim lembab tropis dan subtropis; itu
tidak khusus tentang tanah, yang disediakan dalam, menguras dan
dipelihara hampir terus-menerus lembab. Di masa lalu, lateks itu
digunakan untuk mendapatkan getah perca, tapi kualitas lebih miskin
daripada yang diperoleh dari spesies lain yang termasuk dalam genus,
khususnya dari Palaquium gutta (Hook.) Baill. (1884).
5. Kayu, warna kemerahan, memiliki karakteristik yang baik dari kekerasan
dan perlawanan terhadap serangga xylophagous, digunakan untuk
furnitur, perlengkapan, lantai dan bengkel tukang kayu internal, menjadi
tahan lama juga di dalam air, digunakan juga untuk struktur terendam
dan perahu.
Sinonim: Isonandra obovata Griff. (1854); Bassia
hypoleuca Miq. (1861); Bassia krantzii Hance (1876); Dichopsis
krantziana Pierre (1881); Dichopsis helferi CBClarke (1882); Dichopsis
obovata (Griff.) CBClarke (1882); Palaquium celebicum Burck
(1885); Palaquium cinereum Burck (1885); Palaquium cupreum Burck
(1885); Palaquium minahassaeBurck (1885); Palaquium
montgommerianum Burck (1885); Palaquium oxleyanum Burck
(1885); Palaquium helferi(CBClarke) Engl. (1890); Palaquium
obovatum King & Gamble (1906); Palaquium theoideum Elmer
(1910); Isonandra krantziana (Pierre) Pierre (1920); Palaquium
krantzianum Pierre ex Lecomte (1930); Palaquium punctatum Fletcher
(1937).
7. Secara umum klasifikasi Palaquium spp. yaitu (Plantamor.com, 2011):
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Ebenales
Family : Sapotaceae
Genus : Palaquium
Spesies : Palaquium spp.
8. Palaquium spp. merupakan pohon yang memiliki tinggi 30 – 45 m,
panjang batas bebas cabangnya 15 – 30 m, diameter 50 – 100 cm,
kecuali pada P. rostratum dapat mencapai 175 cm atau lebih. Bentuk
batang lurus dan silindris, kadang-kadang berbanir 2 – 3 m terutama
pada P. Rostratum. Kulit luar berwarna coklat, kelabu coklat, merah-
coklat atau merah tua sampai agak hitam. Warna kayu teras bervariasi
dari coklat-kuning, coklat muda, coklat ungu, coklat-merah sampai
coklat atau merah tua. Kayu gubal berwarna lebih muda, tetapi biasanya
hanya sedikit berbeda dari kayu teras, tebal seringkali sampai 10 cm.
Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar dan merata. Arah serat lurus
sampai agak berpadu, permukaan kayunya agak licin dan kadang-
kadang mengkilap (Martawijaya dkk., 2005).
Daun mengumpul di ujung ranting, tunggal, berbentuk bulat telur
sungsang (obovate) sampai lonjong elliptik, berukuran 6 – 25 × 2 ½ - 7
½ cm, daun yang kering menyerupai kertas tetapi sangat kaku, di
bagian atas gundul, di bagian bawah berwarna cokelat keemasan, tulang
daun utama di bagian atas tenggelam, tulang daun sekunder berjumlah
16 – 30 pasang, umumnya mempunyai satu atau lebih tulang daun
tertier yang sangat jelas di antara tulang daun sekunder dan sejajar
dengannya (Tantra, 1979).
9. Bunga dari Palaquium spp. berjumlah sampai 6 berkumpul pada ketiak
daun. Buahnya bulat telur sampai bulat, diameternya kurang lebih 2 ½
cm, berbulu halus dan berbiji 1 – 2 buah. Biji mempunyai lampang (scar)
yang hampir meliputi setengah dan bagian dari biji itu tidak terdapat
endosperma tetapi kotiledonnya tebal (Tantra, 1979). Lebih lanjut lagi,
Yuniarti dkk. (2011) menambahkan bahwa pohon Palaquiumspp.
berbuah setiap tahun pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.
Kayu Palaquium secara umum termasuk kelas awet II – III, kelas kuat I
– II dan ketahanan II – IV. Selain itu, kayu ini memiliki berat jenis
minimum yaitu 0,39 dan maksimal 1,07 dengan rata-rata 0,67 (Tantra,
1979; Heyne, 1987).
10. # Penyebaran Palaquium spp.
Palaquium spp. dapat ditemukan di seluruh Indonesia, khususnya di
Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku dan
Sulawesi (Sastrapradja dkk., 1997; Martawijaya dkk., 2005). Di Sulawesi,
dapat ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu, di Cagar Alam
Tangkoko Batuangus dan di hutan dataran rendah hutan rawa air tawar
dekat tepi Danau Ranu, Sulawesi Tengah (Whitten dkk., 1987).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Achmad
(2001), Palaquiumsp. merupakan jenis penghuni khusus habitat bukit
sisa di kawasan kars Maros-Pangkep (Achmad, 2011).
Palaquium spp. tumbuh pada tanah berawa dan sebagian pada tanah
kering, dengan jenis tanah liat atau tanah berpasir. Selain
itu, Palaquium spp. juga dapat tumbuh di daerah banyak hujan pada
ketinggian 20 – 500 m dari permukaan laut (Martawijaya dkk., 2005).
11. # Kegunaan Palaquium spp.
Secara umum kayu Palaquium spp. baik digunakan sebagai bahan
bangunan. Selain itu beberapa jenis diantaranya seperti P. burckii, P.
obtusifolium dan P. rostratum dapat dipakai untuk membuat perahu
atau kano, sedangkan kayu banirnya biasa dipakai untuk dayung, roda
gerobak, gagang pacul dan tangkai kapak. Kayu P. javense biasa dipakai
untuk membuat gamelan dan mebel halus, khususnya di Jawa Tengah
(Martawijaya dkk., 2005).
Kayu Palaquium spp. dapat dikupas tanpa perlakuan pendahuluan
dengan sudut kupas 910 dan menghasilkan venir yang cukup baik.
Kemudian venir direkatkan dengan urea-folmaldehida umumnya
menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Jerman
(Martawijaya dkk., 2005). Lebih lanjut lagi Sastrapradja dkk. (1997)
mengemukakan bahwa, biji dari beberapa
jenis Palaquium spp.mengandung lemak yang tinggi kadarnya dan jenis
ini juga biasa disadap untuk diambil getahnya (getah perca/getah merah).
12. Menurut Tjitrosoepomo (2005), getah perca atau gutta
perchamengandung sampai 85% zat hidrokarbon berwarna putih yang
dinamakan gutta (C10H6) , 13 – 20% dua macam oksida dari resin yang
disebut alban (C10H6O) dan fluavil (C20H32O). Bahan tersebut terutama
digunakan dalam pembuatan bahan isolasi, alat-alat pembedahan, alat-
alat penunjang (spalk, statif dan lain-lain) dan sebagai bahan penutup
luka. Selain itu, bahan ini digunakan pula untuk pembuatan semen
(glassionomer cement) atau komposit yang dipakai untuk menambal gigi
yang berlubang.
Kayu Palaquium spp. mempunyai pita berjarak rapat, serupa dengan
parenkim pada kayu jelutung. Frekuensi jari-jarinya lebih banyak
daripada frekuensi jari-jari kayu jelutung. Oleh karena itu, kayu ini cocok
untuk digunakan sebagai pengganti kayu jelutung dalam pembuatan
batang pensil. Hasil percobaan menunjukkan bahwa batang pensil yang
dibuat dari kayuPalaquium spp. dengan kerapatan 0,40 – 0,60 gr/cm3,
ternyata mudah diserut seperti halnya kayu jelutung. Selain mudah
diserut, kayu Palaquium spp. mempunyai kelebihan tertentu dibanding
dengan kayu jelutung sebagai bahan pembuatan batang pensil sebab
kayu Palaquium spp. berwarna coklat merah sehingga tidak memerlukan
pewarnaan lagi seperti halnya yang dilakukan terhadap kayu jelutung
selama ini (Mandang dan Suhendra, 2003)
13. ABOUT ME :
E-mail : edisumarno007@gmail.com
Facebook : Edi sumarno
Twitter : @edisumarno007
Web : edisumarnoblog.blogspot.com