JENIS-JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JENIS-JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN"

Transkripsi

1

2

3 JENIS-JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN Kade Sidiyasa KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM Samboja, 2015 K a d e S i d i y a s a i

4 JENIS-JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN Copyright 2015 Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam ISBN : Penanggung Jawab : Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut., M.Si. (Kepala Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam) Redaktur : Ir. IGN. Oka Suparta (Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian) Editor : Prof. Dr. M. Bismark Sekretariat Redaksi : Hari Hadiwibowo, S.Psi, M.T. Eka Purnamawati, S.Hut. Deny Adi Putra, S.Hut. Desain Grafis : Agustina Dwi Setyowati, S.Sn Diterbitkan oleh : Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Jl. Soekarno Hatta Km. 38 Samboja PO BOX 578, Balikpapan, Kalimantan Timur Telepon: (0542) Fax: (0542) bpt.ksda@forda-mof.org; Website: Pencetakan buku ini dibiayai oleh : DIPA BPTKSDA 2015 ii J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

5 KATA PENGANTAR Buku yang menyajikan daftar jenis-jenis pohon endemik Kalimantan ini disusun atas dorongan dan dukungan dari banyak pihak, baik dari kalangan mahasiswa, peneliti, para penentu dan pengambil kebijakan serta para praktisi kehutanan yang umumnya banyak berkecimpung di lapangan. Mereka sadar bahwa dalam melaksanakan tugas rutin yang menjadi beban kerjanya menuntut ketersediaan informasi yang lebih akurat, valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tingkat degradasi hutan dan lahan hutan yang tinggi merupakan menyebab hilangnya banyak sumberdaya hayati dari muka bumi ini. Hal ini telah disadari dengan baik bahwa yang terjadi ini dapat merugikan kita semua karena berakibat pada hilangnya banyak sumberdaya hayati dan informasi yang hingga saat ini masih belum terungkap. Dalam hubungannya dengan konservasi, data yang walaupun masih berupa daftar (check list) ini, tetap akan merupakan sumber informasi yang penting mengingat semua data tersebut bersumber dari buku-buku Flora dan hasil-hasil revisi (penelitian botani) yang telah dipublikasi pada jurnal-jurnal ilmiah bertaraf internasional. Sebagai institusi yang berkecimpung di bidang penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan, sudah sewajarnya data semacam itu perlu dibuat dan dimiliki untuk berbagai keperluan. Penentuan status kelangkaan suatu jenis sumberdaya hayati (dalam hal ini pohon) juga tidak terlepas dari sempit dan luasnya daerah persebarannya, konsentrasi daerah persebarannya (apakah endemik, hanya terdapat di satu wilayah atau pulau tertentu saja), potensi dan populasinya. Bahkan sangat mungkin bahwa masih K a d e S i d i y a s a iii

6 banyak jenis yang belum terdata status kelangkaannya karena informasi (data yang memadai) tidak tersedia. Semoga buku ini bersifat memberikan informasi dasar sesuai yang diharapkan oleh para mahasiswa, pengambil kebijakan, peneliti, dan praktisi lainnya yang berkecimpung di bidang kehutanan, biologi, tumbuhan dan ilmu-ilmu lain yang merupakan turunannya. Selain itu, dengan disusunnya buku Jenis-jenis Pohon Endemik Kalimantan diharapkan semua pihak mengetahui bahwa di Kalimantan banyak terdapat jenis-jenis pohon yang bersifat endemik dan perlu dilindungi agar tidak menjadi punah. Semoga buku ini bermanfaat adanya. Samboja, September 2013 Penulis iv J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

7 KATA SAMBUTAN Telah banyak buku-buku tentang flora yang dipublikasi walaupun penulis dan penerbitnya sebagian besar dilakukan oleh peneliti atau pihak asing. Namun demikian, hal ini tetap penting karena juga mengungkap potensi dan informasi ilmiah tentang kekayaan alam hayati yang terdapat di bumi Indonesia tercinta ini. Tanpa keterlibatan pihak atau peneliti asing tersebut maka sulit bagi kita untuk mampu melakukannya sendiri. Perlu kita ketahui bahwa hingga saat ini potensi dan keterbatasan akan sumberdaya manusia yang tertarik dan mampu untuk bekerja (dalam hal ini) di bidang taksonomi tumbuhan sangat sedikit. Berkaitan dengan masalah tersebut maka perlu dicari jalan keluarnya, perlu dipikirkan bagaimana kita membuat agar ilmu yang berkaitan dengan tumbuhan, khususnya taksonomi tumbuhan Itu menjadi menarik dan diminati oleh banyak orang. Masalah kesulitan dalam identifikasi memang dirasa berat, dan hal ini sangat diperlukan dalam kegiatan inventarisari keanekaragaman sumberdaya hayati, khususnya flora yang kita miliki, namun jika hal tersebut dilakukan secara beramai-ramai maka pekerjaannya akan menjadi ringan. Perlu juga diingat bahwa Indonesia sangat kaya akan jenis tumbuhan. Untuk jenis tumbuhan berbunga (spermatophyta) saja, diperkirakan terdapat jenis yang tersebar di berbagai tipe habitat di sedikitnya pulau besar maupun kecil, mulai dari tepi pantai hingga puncak-puncak gunung yang menjulang hingga ketinggian m di atas permukaan laut. Di Kalimantan sendiri diperkirakan terdapat K a d e S i d i y a s a v

8 Khusus untuk pohon yang jumlahnya sekitar jenis, T.C. Whitmore (Oxford University) bersama para peneliti di Kelompok Peneliti Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Bogor mencatat sebanyak jenis terdapat di Kalimantan. Sumber lain juga menyebutkan bahwa dari jumlah tersebut baru sekitar 400 jenis yang sudah dikenal secara ekonomi, termasuk 260 jenis yang sudah digolongkan ke dalam kelompok kayu perdagangan. Dengan demikian maka sangat jelas bahwa masih banyak jenis pohon yang perlu diidentifikasi, diteliti dan diambil langkah-langkah preventif (bila diperlukan) sebelum jenis-jenis tersebut punah. Diterbitkannya buku ini diharapkan dapat mengungkap dan membantu para peneliti dan pengambil kebijakan dalam menelusuri hal-hal yang dianggap penting sesuai yang diinginkan karena informasi yang lengkap untuk setiap jenis termuat dalam buku-buku flora dan majalah ilmiah tentang tumbuhan yang tercantum dalam daftar. Walaupun buku tentang Jenis-jenis Pohon Endemik Kalimantan ini hanya berupa daftar, namun paling tidak dapat memberi petunjuk awal bahwa jenis-jenis pohon yang terdaftar tersebut merupakan jenis yang endemik. Melihat bentuk penyajiannya yang sekarang ini berupa daftar nama-nama ilmiah yang sangat teknis, maka penggunanya terbatas hanya untuk kalangan tertentu. Agar dapat menjangkau kalangan masyarakat yang lebih luas, maka perlu dikembangkan lebih lanjut ke bentuk yang lebih umum, misalnya dengan menambahkan informasi (deskripsi) yang lengkap dengan menyertakan gambar-gambar atau foto jenis-jenis pohon yang endemik. Samboja, Oktober 2015 Kepala Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si. vi J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

9 UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Nur Sumedi S.Pi, MP. dan Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si (Kepala Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam) dan Ir. I G.N. Oka Suparta (Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian) yang telah memberi dukungan atas tersusun dan terbitnya buku ini. Demikian pula ucapan terima kasih penulis tujukan kepada tim Dewan Redaksi atas masukan, saran dan perbaikan-perbaikan yang diberikan. Kepada tim Sekretariat Redaksi, Hari Hadiwibowo, S.Psi, M.T., Eka Purnamawati, S.Hut, Deny Adi Putra, S.Hut. dan Desain Grafis Agustina Dwi Setyowati, S.Sn. penulis juga mengucapkan terima kasih atas berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penyusunan hingga buku Jenis-jenis Pohon Endemik Kalimantan ini bisa diterbitkan. Kepada National Herbarium of the Netherlands (Leiden University), Prof. Dr. E. Soepadmo (Forest Research Institute Malaysia), Dr. Teguh Triyono (Balai Penelitian Botani, Puslitbang Biologi LIPI) dan Arbainsyah, S.Pd. penulis mengucapkan terima kasih atas pemberian beberapa buku dan jurnal botani yang merupakan material penting dalam penyusunan buku. Terima kasih juga ditujukan kepada rekan-rekan peneliti, terutama Ir. Tajudin Edy Komar, M.Sc., Dr. Ismayadi Samsoedin, Prof. Dr. M. Bismark dan Prof. Dr. Abdullah Syarief Muhktar (Pulitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Bogor) atas dukungannya yang senantiasa membangkitkan semangat kerja bagi penulis. K a d e S i d i y a s a vii

10 CATATAN PENERBIT Beberapa nama famili dan genus dalam naskah awal yang ditulis oleh Dr. Kade Sidiyasa masih menggunakan penamaan konvensional dan sebagian besar sumber pustaka yang digunakan juga terbit sebelum revisi penamaan oleh Angiosperm Phylogenic Group (APG) pada tahun 2009 atau yang dikenal dengan APG III. Beberapa peneliti lain dalam publikasinya juga masih menggunakan sistem konvensional atau menggunakan nama lama dan baru secara bersamaan. Hal ini dapat diterima dikarenakan penamaan seperti itu tidak dianggap salah, namun terkesan tidak aktual. Penyesuaian penamaan ini dilakukan pada saat proses review oleh para editor dan perbaikan ejaan dan aksara oleh sekretariat redaksi. Namun pada saat proses tersebut berlangsung, Dr. Kade Sidiyasa telah terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, sehingga tidak sempat melihat hasil perbaikan yang telah dilakukan. Hal ini sempat menimbulkan ketidaknyamanan bagi kami, penerbit, karena ada proses yang menjadi terlewatkan, yaitu diskusi dan persetujuan langsung dari penulis. Namun kami yakin, sebagaimana biasanya, Dr. Kade Sidiyasa adalah orang yang terbuka terhadap perkembangan pengetahuan dan selalu mendorong para peneliti di bawahnya untuk seperti dirinya, mencari informasi terkini yang bisa didapatkan, walaupun proses pencarian di berbagai jurnal dan buku ini juga sering dikeluhkan beliau karena terbatasnya akses kepada jurnal-jurnal ilmiah international dan buku-buku terkini. Penyesuaian nama famili dan genus kami lakukan sesuai dengan tata nama tumbuhan terkini yang telah dipublikasikan oleh Angiosperm Phylogenic Group (2009) dan Van Balgooy (2010) khusus untuk tumbuhan di wilayah Malesiana. Penyesuaian ini diharapkan akan meningkatkan kekinian dari karya beliau dan dapat dipergunakan lebih luas baik untuk peneliti, mahasiswa dan praktisi botani khususnya yang tertarik dengan keragaman pohon endemik di pulau Kalimantan. Nama terkini kami cantumkan terlebih dahulu dan diikuti nama atau nama-nama lama dalam tanda kurung. Mengikuti Van Balgooy (2010), untuk famili yang tidak seluruh terpecah atau tergabung dalam family baru atau yang lainnnya diberi tanda pp. Sebagai contoh: - Malvaceae (Bombacaceae, Sterculiaceae, Tiliaceae) - Putranjivaceae (Euphorbiaceae pp) - Magnolia sabahensis Dandy ex Noot. (Manglietia) viii J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... iii KATA SAMBUTAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vii CATATAN PENERBIT... viii DAFTAR ISI... ix PENDAHULUAN... 1 PENGERTIAN TENTANG ENDEMIK... 3 MATERI... 4 TEKNIK PENYAJIAN... 8 DAFTAR JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN ACHARIACEAE (FLACOURTIACEAE pp) ANACARDIACEAE ANISOPHYLLEACEAE (RHIZOPHORACEAE pp) ANNONACEAE APOCYNACEAE ARAUCARIACEAE BIGNONIACEAE BURSERACEAE CALOPHYLLACEAE (GUTIFERAE pp) CAPRIFOLIACEAE CASUARINACEAE CELASTRACEAE K a d e S i d i y a s a ix

12 CHRYSOBALANACEAE CLETHRACEAE COMBRETACEAE COMPOSITAE CONNARACEAE CONVOLVULACEAE CORNACEAE (ALANGIACEAE) CRYPTERONIACEAE CUNONIACEAE DAPHNIPHYLLACEAE DILLENIACEAE DIPTEROCARPACEAE EBENACEAE ELAEOCARPACEAE ERYTHROXYLACEAE EUPHORBIACEAE FAGACEAE GUTTIFERAE ICACINACEAE JUGLANDACEAE LAMIACEAE (VERBENACEAE pp) LAURACEAE LECYTHIDACEAE LEGUMINOSAE LOGANIACEAE LYTHRACEAE MAGNOLIACEAE MALVACEAE (BOMBACACEAE, STERCULIACEAE, TILIACEAE) MELASTOMATACEAE MELIACEAE MORACEAE MYRISTICACEAE x J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

13 MYRTACEAE OCHNACEAE OLEACEAE OXALIDACEAE PENTAPHYLACACEAE (THEACEAE pp) PERACEAE (EUPHORBIACEAE pp) PHYLLANTHACEAE (EUPHORBIACEAE pp) PITTOSPORACEAE PODOCARPACEAE POLYGALACEAE PROTEACEAE PUTRANJIVACEAE (EUPHORBIACEAE pp) RHIZOPHORACEAE ROSACEAE RUBIACEAE RUTACEAE SALICACEAE (FLACOURTIACEAE pp, SCYPHOSTEGIACEAE) SAPINDACEAE SAPOTACEAE SCHISANDRACEAE (ILLICIACEAE) SIMAROUBACEAE STAPHYLEACEAE SYMPLOCACEAE THEACEAE THYMELAEACEAE LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS K a d e S i d i y a s a xi

14 xii J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

15 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dikenal memiliki keanekaragaman sumberdaya alam hayati sangat tinggi setelah Brazil (Bisby, 1995; Nontji, 2001). Diantara jenis-jenis sumberdaya alam hayati tersebut, baik flora maupun faunanya, banyak yang bersifat endemik, dan ini merupakan kekayaan yang sangat berharga (Ahmadjayadi, 2001). Menurut Noerdjito dan Maryanto (2001) tingginya keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia didukung oleh beberapa hal, antara lain: 1. Indonesia terletak pada dua kawasan biogeografi yakni Orientalis dan Australasia. Dengan kondisi yang demikian maka Indonesia memiliki jenis hayati yang bersifat Asia dan sebagian lagi bersifat Australia. 2. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas lebih dari pulau besar dan kecil yang memiliki berbagai tipe ekosistem, topografi dan faktor alam lainnya memungkinkan terbentuknya anak jenis dan jenis-jenis baru. 3. Indonesia terletak di daerah tropika yang merupakan salah satu sasaran tempat migrasinya berbagai jenis satwa untuk menghindari cuaca dingin di kutub utara maupun selatan. Selain itu, disebutkan pula bahwa dengan keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang tingginya yang dimiliki Indonesia tersebut beresiko terhadap banyaknya jenis yang populasinya rendah dan sebarannya sempit (endemik atau habitat khusus). Bagi jenis-jenis yang memiliki nilai komersial tinggi, ancaman akibat kegiatan manusia cenderung lebih tinggi yang pada akhirnya berakibat pula pada terancamnya jenis-jenis hayati tersebut menjadi langka dan punah. Hal ini akan menjadi semakin rawan K a d e S i d i y a s a 1

16 terhadap jenis-jenis hayati yang bersifat endemik. Contoh beberapa jenis pohon endemik untuk Kalimantan dengan ancaman tinggi akibat dari eksploitasi yang cenderung berlebihan antara lain Agathis kinabaluensis de Laub. dan A. lenticula de Laub. yang hanya terdapat di sekitar Gunung Kinabalu (Sabah), Dipterocarpus glabrigemmatus P.S. Ashton (Sarawak dan Kalimantan Timur), Shorea alutacea P.S. Ashton (hanya di bagian barat Sarawak) dan lain-lain. Semua jenis pohon tersebut dikenal memiliki kayu yang bernilai komersial tinggi. Di lain pihak, jumlah jenis yang sudah dilindungi perundang-undangan tergolong masih sangat sedikit dan cenderung lebih terbatas pada jenis-jenis yang populasinya rendah (Noerdjito dan Maryanto, 2001). Perlu disadari bahwa di banyak negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, keanekaragaman hayati memegang peran penting bagi kehidupan masyarakatnya yaitu dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik serta lingkungan hidup itu sendiri. Masih banyak penduduk Indonesia, terutama yang bermukim di sekitar hutan, kehidupannya ditopang langsung oleh keberadaan sumberdaya alam hayati, baik flora maupun fauna. Kehadiran keanekaragaman hayati (khususnya flora) juga diperlukan dalam menunjang penyediaan bahan baku bagunan, sumber pangan, obat-obatan, bahan bakar nabati, sumber pakan ternak dan sumberdaya genetik. Berkaitan dengan banyaknya jenis sumberdaya alam hayati yang bersifat endemik di Kalimantan, di lain pihak eksplorasi dan perusakan habitatnya yang semakin tidak terkendali dapat dipastikan bahwa tingkat ancaman kelangkaan dan kepunahan jenisjenis tersebut di waktu mendatang akan semakin tinggi. Buku ini meyajikan daftar jenisjenis sumberdaya alam hati berupa pohon yang terdapat di Kalimantan, yang hingga saat ini belum tersedia secara khusus. Diharapkan agar informasi yang disajikan dapat dijadikan dasar atau informasi awal dalam melakukan berbagai bentuk kegiatan penelitian, pemanfaatan, konservasi dan pengambilan kebijakan lainnya. 2 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

17 PENGERTIAN TENTANG ENDEMIK Beberapa kalangan (mahasiswa, peneliti dan pihak lain), menyebutkan istilah endemik untuk tumbuhan maupun hewan seringkali keliru, dikaburkan dengan istilah indigenous atau native species. Menurut Heywood (1995), endemik adalah keberadaan suatu jenis yang keberadaannya terbatas hanya pada suatu tempat atau daerah tertentu saja, sedangkan indigenous yang biasa juga disebut native species adalah jenis hayati yang secara alami dan turun-temurun terdapat di daerah yang bersangkutan. Daerah tertentu untuk istilah endemik dapat berarti satu pulau atau kepulauan, pembagian wilayah administrasi pemerintahan, satu negara, bahkan satu pembagian wilayah sebaran sumber hayati yang meliputi beberapa negara. Sebagai contoh, Ashton (1982) menyebutkan bahwa Dryobalanops adalah marga tumbuhan yang endemik untuk Malesiana, yang mana diketahui bahwa Malesiana tersebut merupakan satu wilayah yang meliputi beberapa negara yakni Thailand bagian selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina, Timor Leste dan Papua New Guinea (Steenis, 1950). Contoh lain, Gonystylus glaucescens endemik untuk Kalimantan (hanya terdapat di Kalimantan Timur) (Airy Shaw, 1972; Sidiyasa et al., 2010), Coelostegia montana endemik untuk Borneo (terdapat di Sarawak, Sabah dan Kalimantan Timur) (Sidiyasa, 2001; Nadiah dan Soepadmo, 2011); dan lain-lain. Mengingat sifatnya yang endemik maka kehadirannya di suatu tempat sering dijadikan salah satu indikator dalam berbagai bidang penelitian yang berkaitan dengan biogeografi, asal-usul atau sejarah terbentuknya suatu daratan dan lain-lain (Turner, 1995). K a d e S i d i y a s a 3

18 M A T E R I Buku ini memuat daftar jenis tumbuhan yang berupa pohon yang berdiameter batang 10 cm atau lebih, dan bersifat endemik untuk Kalimantan. Namun demikian, untuk menghindari kesalahan dan kehilangan informasi maka jenis-jenis pohon yang berdiameter batang sekitar 6 cm dan tinggi 6 m juga dimasukkan. Hal ini penting mengingat pohon-pohon tersebut sangat mungkin bisa tumbuh menjadipohon yang lebih besar, yakni mencapai diameter batang minimal 10 cm. Data jenis pohon yang disajikan bersumber dari buku-buku flora dan jurnal penelitian taksonomi tumbuhan terutama Flora Malesiana, Blumea, Kew Bulletin, Tree Flora of Sabah and Sarawak, Manual of the Larger and More Important Non Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Manual of Dipterocarps for Foresters: Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods, Tree Flora Check List for Kalimantan, Manual of the Larger and More Important Non Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan Reinwardtia dan Journal Arnold Arboretum. Dalam penyajiannya, sumber acuan tersebut dicantumkan dalam bentuk pustaka sebagaimana biasa berlaku dalam buku-buku flora dan buku-buku/jurnal botani lainnya. Sebanyak jenis pohon yang terdaftar dalam buku ini. Jumlah tersebut termasuk dalam 218 marga dan 65 suku. Untuk takson yang berada di bawah tingkat jenis (anak jenis atau sub species dan forma) masing-masing berjumlah 121 anak jenis 4 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

19 (dalam daftar ditulis ssp. atau var. ) dan tiga forma. Pohon-pohon tersebut tersebar di berbagai tipe habitat dan ekosistem, mulai dari tepi pantai hingga pegunungan dan meliputi berbagai tipe. vegetasi yakni hutan mangrove, hutan lahan pamah, hutan rawa (termasuk rawa gambut), hutan kerangas, hutan dipterokarpa, vegetasi tepi sungai, daerah berbatu kapur dan lain-lain. Secara rinci jenis-jenis pohon endemik untuk Kalimantan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jenis pohon endemik Kalimantan No. Suku Marga Jenis Var./sub spesies forma 1 Alangiaceae Anacardiaceae Anisophyleaceae Annonaceae Apocynaceae Araucariaceae Bignoniaceae Bombacaceae Burseraceae Caprifoliaceae Cassuarinaceae Celastraceae Chrysobalanaceae Combretaceae Compositae Connaraceae Convolvulaceae Cornaceae Crypteroniaceae Dilleniaceae Dipterocarpaceae Ebenaceae Elaeocarpaceae Erythroxylaceae Euphorbiaceae Fagaceae Flacourtiaceae Guttiferae Icacinaceae Illiciaceae 1 2 K a d e S i d i y a s a 5

20 31 Juglandaceae Lauraceae Lecythidaceae Leguminosae Loganiaceae Lythraceae Magnoliaceae Malvaceae Melastomataceae Meliaceae Moraceae Myristicaceae Myrtaceae Ochnaceae Oleaceae Oxalidaceae Pittosporaceae Podocarpaceae Polygalaceae Proteaceae Rhizophoraceae Rosaceae Rubiaceae Rutaceae Sapindaceae Sapotaceae Scyphotegiaceae Simaroubaceae Staphyleaceae Sterculiaceae Symplocaceae Theaceae Thymelaeaceae Tiliaceae Verbenaceae 5 30 Jumlah Suku Dipterocarpaceae tercatat memiliki jumlah jenis endemik paling banyak, yakni 171 jenis, kemudian diikuti oleh Euphorbiaceae (147 jenis), Myrtaceae (123 jenis) Myristicaceae (80 jenis), Guttiferae (55 Jenis), Ebenaceae (51 jenis) dan seterusnya hingga beberapa suku yang jenis endemiknya hanya satu, antara lain Anisophileaceae, 6 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

21 Bignoniaceae, Cassuarinaceae, Combretaceae dan Erythroxylaceae. Khusus untuk Scyphotegiaceae (marga Scyphotegia) dan Simaroubaceae (marga Allantospermum), selain jumlah marga dan jenisnya yang endemik masing-masing hanya satu, jenis-jenis ini juga memiliki potensi alami yang sangat rendah, dan hanya dijumpai pada tempattempat tertentu saja, terutama di Kalimantan bagian utara (Steenis, 1972; Soepadmo, et al., 1996). Khusus untuk Dipterocarpaceae, terdapat perbedaan jumlah (jenis endemik) yang mencolok dengan angka yang disebutkan oleh Ashton (1982) yang jumlahnya 182 jenis. Hal ini karena ada data taksonomi baru, khususnya daerah persebaran sebagai hasil revisi oleh Newman et al. (1998 dan 1999) dalam bukunya: Manual of Dipterocarps for Foresters, Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods; dan Pedoman Identifikasi Pohon -Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan. Namun demikian, beberapa jenis yang termasuk dalam suku ini sangat rentan terhadap ancaman kelangkaan dan kepunahan karena eksploitasinya yang terus berlangsung, sementara upaya pengembangannya masih banyak mengalami kendala, terutama masalah kesesuaian habitat. Hingga saat ini yang sudah mendapat perlindungan perundang-undangan di Indonesia adalah jenis-jenis Dipterocarpaceae yang termasuk dalam kelompok penghasil buah tengkawang dan Dipterocarpus spp. (Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 261 Tahun 1990, Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 54 Tahun 1972 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999). K a d e S i d i y a s a 7

22 TEKNIK PENYAJIAN Agar buku ini dapat dibaca dan digunakan dengan mudah, efektif dan efisien oleh banyak kalangan masyarakat maka dalam penyertaan atau penulisan data yang dilingkupi untuk setiap jenis pohon disusun secara konsisten, yakni nama suku, marga dan jenis (termasuk anak jenis dan forma), daerah persebaran, habitat dan ekologi, serta buku pustaka yang dijadikan bahan acuan. Secara rinci, setiap data yang disertakan diuraikan sebagai berikut. Nama suku, marga dan jenis tumbuhan disusun secara alfabetik. Nama suku hanya ditulis satu kali pada awal dari marga dan jenis yang termasuk dalam suku yang bersangkutan, sedangkan nama jenis (yang terdiri atas nama marga dan penunjuk jenis) dan anak jenis (apabila ada) ditulis secara lengkap pada setiap penyebutannya dalam daftar. Hanya nama ilmiah yang saat ini berlaku (baku) yang dicantumkan, kecuali ada nama lain yang juga sangat sering digunakan, maka dicantumkan sebagai sinonim. Untuk kelengkapan nama ilmiah maka setiap nama jenis dilengkapi dengan nama orang pemberi nama jenis hayati (author) yang bersangkutan. Selain itu setiap jenis yang terdaftar tersebut dilengkapi pula dengan daerah persebaran, habitat, dan ekologinya. Persebaran suatu jenis mengacu pada teknik penyajian seperti yang dilakukan oleh Whitmore et al. ( ) dalam bukunya Tree Flora of Indonesia, Check List For Kalimantan atau oleh Newman et al., 1998 dan 1999) dalam buku Manual of Dipterocarps for Foresters dan Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan, yakni dengan menyebutkan di wilayah (provinsi atau district) mana saja jenis pohon tersebut dijumpai. Misal: Sarawak, jika hanya terdapat di Sarawak; Kalimantan Barat, 8 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

23 Kalimantan Tengah, jika hanya terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) dan seterusnya. Apabila daerah persebarannya meliputi seluruh atau hampir seluruh pulau Kalimantan (termasuk Sarawak, Sabah dan Brunei Darussalam) maka penyebutannya adalah Borneo. Alasannya sama seperti yang berlaku untuk ukuran diameter batang pohon, yakni untuk menghindari hilangnya informasi mengingat keberadaan suatu jenis tumbuhan yang tidak mengenal batas-batas politik, dalam hal ini negara, maka jenis-jenis yang hingga saat ini dikenal hanya ada di Sarawak, Sabah atau Brunei Darussalam, sangat mungkin terdapat juga di Kalimantan (yang oleh para ahli biologi sering disebut sebagai the Indonesian part of Borneo). Kesalahan informasi seperti ini sering terjadi karena ketidak tersediaannya koleksi atau tidak disertakannya koleksi herbarium yang ada dalam kegiatan revisi botani. Habitat dan ekologi setiap jenis hanya meliputi kondisi yang bersifat umum, contoh: hutan lahan pamah, hutan Dipterocarpaceae campuran, vegetasi tepi pantai, hutan rawa gambut, hutan pegunungan dan lain-lain. Demikian pula letak ketinggian tempat di atas permukaan laut juga disebutkan secara sangat umum, misal: hutan pegunungan hingga ketinggian m dpl. dan seterusnya. Bagi jenis-jenis yang data habitat dan ekologinya tidak tersedia pada buku acuan (pustaka) yang dipakai maka data tersebut tidak dicantumkan dalam buku. Penyertaan buku acuan mengikuti sistem yang umum dipakai dalam penulisan buku-buku flora maupun jurnal ilmiah bidang botani dan taksonomi tumbuhan. Selain itu, hanya buku-buku yang paling mutakhir yang dijadikan bahan acuan. Khusus bagi pustaka yang penulisannya menggunakan singkatan atau akronim maka dijelaskan sebagai berikut: - J. Arn. Arb. : Journal of the Arnold Arboretum. - Agric. Univ. Wag. Papers : Agricultural University, Wageningan. Paper, sebelumnya dikenal dengan nama Mededelingen van de Landbouwhogeschool te Wageningen. - Blumea Suppl.: Blumea Supplement. - Bot. Jahrb.: Botanische Jahrbucher i i K a d e S i d i y a s a 9

24 - Bull. Bot. Surv. India: Bulletin of the Botanical Survey of India. - Bull. Jard. Bot. Buitenz.: Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg. - CLK: Tree Flora of Kalimantan. Check List for Kalimantan. - Gard. Bull. Sing.: The Gardens Bulletin Singapore. - FM: Flora Malesiana Seri I (tumbuhan berbiji). Flora Malesiana Foundation. - For. Res. Inst. Indon.: Forest Research Institute of Indonesia. - J. Adel. Bot. Gdn.: Journal of the Adelaide Botanic Gardens. - Kew Bull.: Kew Bulletin. - Kew Bull. Add.: Kew Bulletin Additional Series. - MDF-BMHH: Manual of Dipterocarps for Foresters. Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods. - MLMI-NDTCK: Manual of the Larger and More Important Non Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Indonesia. - MNDTS: Manual of the Non-Dipterocarp Trees of Sarawak. - Notizbl. Berlin : Notizblatt des Botanischen Gartens und Museum zu Berlin. - Opera Bot. : Opera Botanica. - Pedoman Ident. Dipt. Kal. : Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan. - Pengumuman LPH Bog. : Pengumuman Lembaga Penelitian Hutan Bogor. - Reinw. : Reinwardtia. - TFSS : Tree Flora of Sabah and Sarawak. Daftar pustaka yang di tempatkan pada halaman terakhir dari buku ini menyertakan khusus bagi buku-buku, jurnal ataupun publikasi dalam bentuk lain yang dijadikan bahan acuan. Dengan kata lain, bahan acuan tersebut tidak secara khusus menyangkut taksonomi tumbuhan. Agar mampu memberi informasi dan manfaat yang lebih efektif, efisien dan mudah dalam membantu mengenal marga atau jenis pohon yang dimaksud, maka beberapa foto atau gambar tentang jenis pohon yang terdaftar juga disertakan di bagian belakang buku ini. 10 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

25 DAFTAR JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN ACHARIACEAE (FLACOURTIACEAE pp) Hydnocarpus anomala (Merr.) Sleum. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. dengan drainase baik. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 261. Hydnocarpus beccariana Sleum. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Pada tanah podsolik dengan struktur liat berpasir Pustaka: FM I,5 (1954) 26; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 261. Hydnocarpus borneensis Sleum. dengan ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,5 (1954) 26; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 262; MLMI-NDTCK 1 (1997) 262. Hydnocarpus calophylla (Ridl.) Sleum., daerah dekat sungai dan perbukitan kapur. Pustaka: FM I,5 (1954) 21; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 264. Hydnocarpus crassifolia Sleum. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: FM I,5 (1954) 30; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 265. Hydnocarpus elmeri Merr. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur.. Pustaka: FM I,5 (1954) 25; MLMI-NDTCK 1 (1997) 262. Hydnocarpus pinguis Sleum. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. dengan ketinggian hingga 400 m. Pustaka: FM I,5 (1954) 21; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 267. Hydnocarpus tenuipetala Sleum. Pustaka: FM I,5 (1954) 21; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 273. Ryparosa baccaurioides Sleum. Persebaran: North Borneo. pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1954) 43. Ryparosa glauca Ridl., daerah punggung bukit pada ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,5 (1954) 43; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 277. K a d e S i d i y a s a 11

26 Ryparosa hirsuta J.J. Smith pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1954) 44; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 277; MLMI-NDTCK 1 (1997) 266. Ryparosa kostermansii Sleum. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,5 (1954) 46; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 279; MLMI-NDTCK 1 (1997) 267. ANACARDIACEAE Drimycarpus maximus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 22; MLMI-NDTCK 1 (1997) 21. Gluta laxiflora Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan.. Pustaka: TFSS 2 (1996) 26; MLMI-NDTCK 1 (1997) 23. Gluta oba (Merr.) Ding Hou. Pustaka: FM I,8 (1978) 454; TFSS 2 (1996) 27; MLMI-NDTCK 1 (1997) 23. Gluta rugulosa Ding Hou, termasuk hutan kerangas. Pustaka: FM I,8 (1978) 452; MLMI-NDTCK 1 (1997) 24. Gluta sabahana Ding Hou Persebaran: Sabah, Kalimantan., kadang-kadang di daerah rawa. Pustaka: FM I,8 (1978) 455; MLMI-NDTCK 1 (1997) 24. Gluta speciosa (Ridl.) Ding Hou, termasuk daerah rawa. Pustaka: FM I,8 (1978) 450; MLMI-NDTCK 1 (1997) 24. Mangifera casturi Kosterm. Persebaran: Kalimantan (kecuali Kalimantan Barat). Habitat dan ekologi: Banyak ditanam di lahan masyarakat. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 29. Mangifera khoonmengiana Kochummen Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: TFSS 2 (1996) 40. Mangifera microphylla Griff. ex Hook.f. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 33. Mangifera pajang Kosterm. Habitat dan ekologi Hutan lahan pamah, termasuk daerah rawa. Pustaka: FM I,8 (1978) 436; MLMI-NDTCK 1 (1997) 33. Melanochyla axillaris Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah.. hingga ketinggian 450 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 495; MLMI-NDTCK 1 (1997) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

27 Melanochyla beccariana Oliver. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1978) 497; MLMI-NDTCK 1 (1997) 37. Melanochyla borneensis (Ridl.) Ding Hou Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.. Pustaka: FM I,8 (1978) 497; MLMI-NDTCK 1 (1997) 37. Melanochyla bullata Ding Hou. hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 496; MLMI-NDTCK 1 (1997) 38. Melanochyla castaneifolia Ding Hou Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan.. Pustaka: FM I,8 (1978) 496; TFSS 2 (1996) 53; MLMI-NDTCK 1 (1997) 38. Melanochyla condensata Kochummen Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: TFSS 2 (1996) 54. Melanochyla elmeri Merr., daerah batu kapur dan hutan rawa, hingga ketinggian 200 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 498; MLMI-NDTCK 1 (1997) 38. Melanochyla minutiflora Ding Hou. Pustaka: FM I,8 (1978) 497. Melanochyla montana Kochummen pegunungan. tengah hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 56; MLMI-NDTCK 1 (1997) 39. Melanochyla scalarinervis Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 57. Melanochyla semecarpoides Ding Hou. Pustaka: FM I,8 (1978) 495. Melanochyla woodiana Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 58. Parishia dinghouiana Kochummen, di tepi sungai. Pustaka: TFSS 2 (1996) 60; MLMI-NDTCK 1 (1997) 39. Parishia sericea Ridl. hingga ketinggian 750 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 544; TFSS 2 (1996) 64; MLMI-NDTCK 1 (1997) 41. Parishia trifoliolata Kochummen kerangas. Pustaka: TFSS 2 (1996) 64; MLMI-NDTCK 1 (1997) 43. Semecarpus angulatus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 74. K a d e S i d i y a s a 13

28 Semecarpus angustifolius Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 75. Semecarpus borneensis Merr. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1978) 507; TFSS 2 (1996) 75. Semecarpus calcicolus Kochummen Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur. Pustaka: TFSS 2 (1996) 76. Semecarpus cupularis Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 77. Semecarpus euodiifolius Kochummen Persebaran: Sabah. Pustaka: TFSS 2 (1996) 78. Semecarpus glaucus Engl., termasuk daerah rawa dan berbatu kapur. Pustaka: FM I,8 (1978) 513; TFSS 2 (1996) 78; MLMI-NDTCK 1 (1997) 45. Semecarpus impressicostatus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 80. Semecarpus kinabaluensis Kochummen Habitat dan ekologi: Subhutan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 81. Semecarpus lineatus Kochummen Habitat dan ekologi: Lahan berbukit, pada ketinggian 700 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 81. Semecarpus minutipetalus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 82. Semecarpus pulvinatus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 83. Semecarpus refovelutinus Ridl.. Pustaka: FM I,8 (1978) 513. Semecarpus sandakanus Kochummen. Pustaka: TFSS 2 (1996) 84. Swintonia minutulata Ding Hou, daerah perbukitan hingga ketinggian 800 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 443; MLMI-NDTCK 1 (1997) 51. Swintonia sarawakana Kochummen pegunungan tengah, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 91; MLMI-NDTCK 1 (1997) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

29 ANISOPHYLLEACEAE (RHIZOPHORACEAE pp) Anisophyllea ferruginea Ding Hou Persebaran : Borneo. Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,5 (1958) 477; MLMI-NDTCK 1 (1997) 55 (dalam Rhizophoraceae) Anisophyllea beccariana Baill. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaaceae campuran, daerah punggung bukit yang sempit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,5 (1958) 476; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 345. Anisophyllea chartacea Madani. Pustaka: TFSS 1 (1995) 18. Anisophyllea ferruginea Ding Hou Persebaran: Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: FM I,5 (1958) 477; SCL (1980) 290. Anisophyllea globosa Madani. Pustaka: TFSS 1 (1995) 22. Anisophyllea ipressinervia Madani. Pustaka: TFSS 1 (1995) 22. Anisophyllea nitida Madani. Pustaka: TFSS 1 (1995) 23. Anisophyllea rhomboidea Baill. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 650 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 23. ANNONACEAE Cyathocalyx havilandii Boerl. Persebaran : Borneo. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 62. Cyathocalyx magnifica Beilschm. Persebaran: Sabah Kalimantan. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 62. Enicosanthum eriantoides Airy Shaw Persebaran : Borneo. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 64. Enicosanthum paradoxon Becc. Persebaran : Borneo. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 64. Miliusa macropoda Miq., daerah tepi sungai. Pustaka: Blumea 48 (2003) 447; MLMI- NDTCK 1 (1997) 66. Miliusa korthalsiana Miq. Persebaran: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur., daerah tepi sungai. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 67. Monocarpus kalimantanensis Kessler Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Rheedea 3,1 (1993) 73; MLMI- NDTCK 1 (1997) 68. K a d e S i d i y a s a 15

30 Phaeanthus impressinervius Merr. Pustaka: Blumea 45 (2000) 220. Phaeanthus splendens Miqr. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 68. Phaeanthus tephrocarpus Merr. Pustaka: Blumea 45 (2000) 226. Polyalthia xanthopetala Merr. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 70. Xylopia coriifolia Ridl. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah. rawa gambut. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 75. APOCYNACEAE Kibatalia borneensis (Stapf) Merr. Habitat dan ekologi: Dataran rendah, daerah rawa dan hutan kerangas. Pustaka: Agric. Univ. Wag. Papers 86-5 (1986) 50; FM 1, 18 (2007) 213. Kopsia dasyrachis Ridl. hingga ketinggian 900 m. Pustaka: FM I,18 (2007) 238. Kopsia pauciflora Hook.f. var. mitrephora (Sleesen) D.J. Middleton primer. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 39; FM I,18 (2007) 251. Kopsia rajangensis D.J. Middleton primer dan sekunder pada ketinggian hingga 300 m. Pustaka: FM I,18 (2007) 253. Kopsia tenuis Leenh. & Steenis Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat berpasir dengan ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 39; FM I,18 (2007) 258. Tabernaemontana antheonycta Leeuwenberg Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. pada ketinggian hingga 250 m. Pustaka: Leeuwenberg (1991) 117; FM I,18 (2007) 373. Voacanga havilandii Ridl., daerah terbuka. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 46; FM I,18 (2007) 417. ARAUCARIACEAE Agathis endertii Meijer Habitat dan ekologi: Derah pantai hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 439. Agathis kinabaluensis de Laub. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

31 Agathis lenticula de Laub. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1(1995) 31. Agathis orbicula de Laub. kerangas, hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1(1995) 32. BIGNONIACEAE Radermachera ramiflora Steen. pegunungan tengah, lereng bukit. Pustaka: FM I,8 (1977) 152. BURSERACEAE Canarium divergens Engl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah.. Pustaka: TFSS 1 (1995) 54. Canarium fusco-calycinum Stapf ex Ridl.. Pustaka: TFSS 1 (1995) 54. Canarium kinabaluense Leenh. hingga hutan pegunungan bawah. Pustaka: FM I,5 (1956) 260. Canarium kostermansii Leenh. hingga hutan pegunungan bawah. Pustaka: TFSS 1 (1995) 56. Canarium latistipulatum Ridl.. Pustaka: FM I,5 (1956) 258. Canarium merrillii H.J. Lam pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1956) 282. Canarium pseudopimela H.J. Lam. Pustaka: TFSS 1 (1995) 63. Canarium sarawakanum Kochummen hingga hutan pegunungan tengah. Pustaka: TFSS 1 (1995) 64. Dacryodes elmeri H.J. Lam. Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah.. Pustaka: FM I,5 (1956) 225. Dacryodes expansa (Ridl.) H.J. Lam Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: FM I,5 (1956) 228. Haplolobus beccarii Husson. Pustaka: FM I,5 (1956) 243. Haplolobus bintuluensis Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 79. Haplolobus borneensis H.J. Lam pegunungan. Pustaka: FM I,5 (1956) 245. K a d e S i d i y a s a 17

32 Haplolobus inaequifolius Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 79. Haplolobus kapitensis Kochummen hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 80. Haplolobus leenhoutsii Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 80. Haplolobus sarawakanus Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 81. Santiria apiculata A.W. Benn. var. pilosa (Engl.) Kalkman hingga hutan pegunungan tengah. Pustaka: TFSS 1 (1995) 86. Santiria dacryodifolia Kochummen pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 87. Santiria grandiflora Kalkman Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: FM I,5 (1956) 232. Santiria impressinervis Kochummen pegunungan bawah. Pustaka: TFSS 1 (1995) 89. Santiria kalkmaniana Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 89. Santiria megaphylla Kalkman Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. Habitat dan ekologi: Lahan berpasir. Pustaka: FM I,5 (1956) 236 Santiria molis Engl.. Pustaka: FM I,5 (1956) 231, MLMI-NDTCK 1 (1997) 123. Santiria nigricans Kochummen hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 93. Santiria rubiginosa Blume var. pedicellata (Ridl.) Kalkman Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: TFSS 1 (1995) 94. Santiria rubiginosa Blume var. latipetiolata Kochummen Pustaka: TFSS 1 (1995) 94. Santiria sarawakana Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

33 CALOPHYLLACEAE (GUTIFERAE pp) Calophyllum andersonii P.F. Stevens Persebaran: Sarawak rawa gambut Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 429 Calophyllum ardens P.F. Stevens rawa gambut. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 649. Calophyllum aurantiacum P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan batu kapur hingga ketinggian 165 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 659 Calophyllum banyengii P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 532. Calophyllum benjaminum Ridl. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. rawa gambut. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 121. Calophyllum borneense Vesque Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit dengan tanah yang subur, pada ketinggian di bawah m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 659. Calophyllum calciola P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur hingga ketinggian 800 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 492. Calophyllum castaneum P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 361. Calophyllum clemensorum P.F. Stevens pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 503. Calophyllum complanatum P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Daerah dengan kandungan logam yang tinggi hingga ketinggian 425 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 394. Calophyllum confertum P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 425. Calophyllum elegans Ridl. Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 410. Calophyllum ferrugineum Ridl. var. orientale P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 462. Calophyllum garcinioides P.F. Stevens pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 412. Calophyllum glaucescens Ridl.. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 384. Calophyllum griseum P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 661. K a d e S i d i y a s a 19

34 Calophyllum havilandii P.F. Stevens rawa gambut hingga ketinggian 760 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 450. Calophyllum mukunense P.F. Stevens Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 490. Calophyllum praetermissum P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 427. Calophyllum pyriforme P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Vegetasi rawa di daerah monsoon dan daerah tepi sungai. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 402. Calophyllum recurvatum P.F. Stevens hingga ketinggian 690 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 657. Calophyllum roseocostatum P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 405. Calophyllum sakarium P.F. Stevens. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 646. Calophyllum tetragonum Merr. Dipterocarpaceae campuran hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 132. Calophyllum teysmannii Miq. var. bursiculum P.F. Stevens kerangas hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 436. Calophyllum woodii P.F. Stevens, kadang-kadang di daerah rawa. Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 378. Mammea acuminata (Kosterm.) Kosterm.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 185. Mammea woodii Kosterm. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. hingga ketinggian m. Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 187; Pustaka: Kosterm., Comm. FRI Bogor 72 (1961) 15. Mesua acuminatissima (Merr.) Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu-batu. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 188. Mesua beccariana (Baill.) Kosterm. Persebaran: Borneo Habitat dan ekologi: Punggung bukit hingga daerah tepi sungai. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 189. Mesua calophylloides (Ridl.) Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

35 Mesua elmeri (Merr.) Kosterm. hingga hutan pegunungan. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 190. Mesua gigantocarpa Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas dan hutan rawa gambut. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 190. Mesua hexapetala (Hook.f.) Ashton Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 191. Mesua macrantha (Baill.) Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 194. Mesua myrtifolia (Baill.) Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 196. Mesua oblongifolia (R.Sl.) Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. rawa air tawar. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 196. Mesua paniculata (Merr.) Kosterm. Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah. pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 197. Mesua pustulata (Ridl.) Ashton hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 197. CAPRIFOLIACEAE Viburnum amplificatum Kern Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: TFSS 1 (1995) 109. Viburnum clemensae Kern Persebaran: Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,4 (1951) 189; TFSS 1 (1995) 110. Viburnum hispidulum Kern pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,4 (1951) 187; TFSS 1 (1995) 113. Viburnum vernicosum Gibbs hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,4 (1951) 187; TFSS 1 (1995) 115. CASUARINACEAE Gymnostoma nobile (Jungh. ex de Vriese) L.A.S. Johnson Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dekat pantai, hutan kerangas, rawa gambut, pada ketinggian hingga m. Pustaka: J. Adel. Bot. Gdn. 6 (1982) 84; MLMI- NDTCK 1 (1997) 130. K a d e S i d i y a s a 21

36 CELASTRACEAE Kokoona leucoclada Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 125. Kokoona littoralis Laws. var. bakoensis Kochummen. kerangas. Pustaka: TFSS 1 (1995) 127. Kokoona littoralis Laws. var. longifolia Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 127. Kokoona ovatolanceolata Ridl. rawa gambut. Pustaka: FM I,6 (1962) 261; MLMI-NDTCK 1 (1997) 135. Kokoona sabahana Kochummen hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 129. Lophopetalum glabrum Ding Hou. Pustaka: FM I,6 (1962) 266; TFSS 1 (1995) 132. Lophopetalum rigidum Ridl. hingga ketinggian m, termasuk daerah rawa. Pustaka: FM I,6 (1962) 267; TFSS 1 (1995) 136. Lophopetalum sessilifolium Ridl. Habitat dan ekologi: Vegetasi tepi sungai dan rawa gambut. Pustaka: FM I,6 (1962) 265; TFSS 1 (1995) 137. Microtropis argentea Kochummen kerangas, pada ketinggian 700 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 141. Microtropis borneensis Merr. & Freem. kerangas dan hutan pegunungan. Pustaka: TFSS 1 (1995) 141. Microtropis fascicularis Kochummen, termasuk hutan kerangas. Pustaka: TFSS 1 (1995) 142. Microtropis grandifolia Kochummen hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 142. Microtropis keningauensis Kochummen. Pustaka: TFSS 1 (1995) 144. Microtropis kinabaluensis Merr. & Freem hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,6 (1962) 277; TFSS 1 (1995) 144. Microtropis ovata Merr. & Freem. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). Habitat dan ekologi: Subhutan pegunungan to m. Pustaka: TFSS 1 (1995) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

37 Microtropis rigida Ridl. hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 146. Microtropis sabahensis Kochummen, termasuk daerah rawa. Pustaka: TFSS 1 (1995) 146. Microtropis sarawakensis Kochummen, daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: TFSS 1 (1995) 147. Microtropis tetrameris Ding Hou Persebaran: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,6 (1962) 275. Sarawakodendron filamentosum Ding Hou Habitat dan ekologi: Tanah ultisol dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 1 (1995) 153. Kostermanthus percocaria Kosterm. Persebaran: Kalimantan Barat.. Reinw. 7 (1965) 14. Parastemon grandifructus Prance, termasuk daerah rawa dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 1 (1995) 171. Parinari argenteo-sericea Kosterm.. Pustaka: Reinw. 7 (1965) 158. Parinari ashtonii Kosterm., hutan kerangas. Pustaka: Reinw. 7 (1965) 164. Parinari gigantea Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Reinw. 7 (1965) 182. Parinari metallica Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei, Sabah.. Pustaka: TFSS 1 (1995) 178. CHRYSOBALANACEAE Atuna cordata Cockburn ex Prance Habitat dan ekologi: Daerah bebatuan yang berkadar logam tinggi, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 158. Kostermanthus heteropetalus (Scort. ex King) Prance. Pustaka: TFSS 1 (1995) 163. CLETHRACEAE Clethra canescens Reinw. ex Blume var. clementis (Merr.) Sleum. hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1971) 145. Clethra pachyphylla Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1971) 150. K a d e S i d i y a s a 23

38 COMBRETACEAE Terminalia creaghii Ridl. Pustaka: FM I,4 (1954) 566. COMPOSITAE Vernonia fimbrillata Koster pegunungan bawah. Pustaka: Blumea 1 (1935) 401. Vernonia phanerophlebia Merr. pegunungan. Pustaka: Blumea 1 (1935) 402. CONNARACEAE Connarus agamae Merr.. Pustaka: TFSS 1 (1995) 195. Ellipanthus beccarii Pierre var. beccarii Persebaran: Sarawak, Kalimantan. dan hutan pegunungan. Pustaka: FM I,5 (1958) 524. Ellipanthus beccarii Pierre var. peltatus (Schllenb.) Leenh. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu vulkanik. Pustaka: FM I,5 (1958) 524; TFSS 1 (1995) 196. CONVOLVULACEAE Erycibe borneensis (Merr.) Hoogl. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 7 (1953) 310; FM I,4 (1953) 424. Erycibe bullata Ridl. ex Hoogl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Blumea 7 (1953) 311. Erycibe glomerata Blume ssp. angustifolia (Hall.f.) Hoogl. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,4 (1953) 419; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 233. CORNACEAE (ALANGIACEAE) Alangium circulare Stone & Kochummen kerangas. Pustaka: TFSS 1 (1995) 7. Alangium havilandii Bloemb. Persebaran: Sarawak, Brunei, Kalimantan Timur. (rawa gambut). Pustaka: TFSS 1 (1995) 8; MLMI-NDTCK 1 (1997) 4. Mastixia eugenioides Matthew hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 93; TFSS 1 (1995) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

39 Mastixia glauca Matthew. Pustaka: FM I,8 (1977) 95. CRYPTERONIACEAE Axinandra alata Baill. Pustaka: FM I,8 (1977) 203. Axinandra coriacea Baill. hingga hutan pegunungan tengah hingga pada ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 204; MLMI-NDTCK 1 (1997) 161. Crypteronia borneensis J.T. Pereira & Wong Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan Tengah., termasuk daerah tepi sungai hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 141; MLMI-NDTCK 1 (1997) 161. Crypteronia elegans J.T. Pereira & Wong Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam hingga ketinggian m Pustaka: TFSS 2 (1996) 142. Crypteronia glabriflora J.T. Pereira & Wong Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam pegunungan tengah hingga ketinggian 820 m Pustaka: TFSS 2 (1996) 143 Crypteronia macrophylla Beus.-Osinga Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan. hingga hutan pegunungan tengah, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,8 (1977) 198; TFSS 2 (1996) 145; MLMI-NDTCK 1 (1997) 163. Dactylocladus stenostachys Oliv. rawa gambut dan kerangas. Pustaka: FM I,8 (1977) 200; TFSS 2 (1996) 148; MLMI-NDTCK 1 (1997) 163. CUNONIACEAE Weinmannia clemensiae Steenis Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan dengan bebatuan yang berkadar logam tinggi, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,16 (2002) 146; TFSS 6 (2007) 7. DAPHNIPHYLLACEAE Daphniphyllum borneense Stapf Persebaran: Borneo pegunungan. hingga ketinggian m. Pustaka: FM 1,13 (1997) 152. Daphniphyllum dichotomum (T.C.Huang) T.C.Huang pegunungan tengah hingga ketinggian 960 m. Pustaka: FM 1,13 (1997) 154. K a d e S i d i y a s a 25

40 DILLENIACEAE Dillenia borneensis Hoogl. primer dan sekunder. Pustaka: FM I,4 (1951) 166; MLMI-NDTCK 1 (1997)174. DIPTEROCARPACEAE Anisoptera grossivenia Sloot. dan berbukitan dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 330; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 70. Anisoptera reticulata P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. dengan tanah berpasir. Pustaka: FM I,9 (1982) 333; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 74. Cotylelobium burckii (Heim) Heim pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 342. Dipterocarpus applanatus Sloot., terutama di lembah dan dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 310; MDF-BMHH (1998) 78. Dipterocarpus caudiferus Merr. Persebaran: Borneo kecuali di bagian selatan dan barat daya Pulau Banggi. Habitat dan ekologi: Daerah berbukit hingga ketinggian di bawah 800 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 310; MDF-BMHH (1998) 81. Dipterocarpus confertus Sloot. Persebaran: Borneo, kecuali di bagian barat daya. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan berbukit hingga ketinggian di bawah 800 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 315; MDF-BMHH (1998) 82. Dipterocarpus conformis Sloot. ssp. borneensis P.S. Ashton Dipterocarpaceae di perbukitan pada ketinggian di bawah 800 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 321; MDF-BMHH (1998) 84. Dipetrocarpus cuspidatus P.S. Ashton, daerah bergelombang dan berbukit. Pustaka: FM I,9 (1982) 324; MDF-BMHH (1998) 90. Dipterocarpus fusiformis P.S. Ashton Persebaran: Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur., terutama di punggung bukit, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 319; MDF-BMHH (1998) 93. Dipterocarpus geniculatus Vesque ssp. geniculatus Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 320; MDF-BMHH (1998) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

41 Dipterocarpus geniculatus Vesque ssp. grandis P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. (terutama di daerah yang berbatu-batu). Pustaka: FM I,9 (1982) 321; MDF-BMHH (1998) 95. Dipterocarpus glabrigemmatus P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur., terutama pada tanah liat. Pustaka: FM I,9 (1982) 318; MDF-BMHH (1998) 96. Dipterocarpus globosus Vesque Persebaran: North Borneo., termasuk di perbukitan dekat pantai, hingga pada ketinggian di bawah 400 m.. Pustaka: FM I,9 (1982) 311; MDF-BMHH (1998) 97. Dipterocarpus lamellatus Hook.f. Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan (jarang). Habitat dan ekologi: Dataran rendah, daerah perbukitan dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 312; MDF-BMHH (1998) 105. Dipterocarpus mundus Sloot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit dengan ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 319; MDF-BMHH (1998) 107. Dipterocarpus nudus Vesque Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Lereng dan punggung bukit pada ketinggian hingga 650 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 320; MDF-BMHH (1998) 108. Dipterocarpus ochraceus Meijer Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 325; MDF-BMHH (1998) 110. Dipterocarpus pachyphyllus Meijer Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan lereng bukit, pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 313; MDF-BMHH (1998) 111. Dipterocarpus palembanicus Sloot. ssp. borneensis P.S. Ashton, pada ketinggian hingga 650 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 319; MDF-BMHH (1998) 114. Dipterocarpus stellatus Vesque ssp. parvus P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan perbukitan, pada ketinggian hingga 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 323; MDF-BMHH (1998) 119. Dipterocarpus stellatus Vesque ssp. stellatus Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. perbukitan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 323; MDF-BMHH (1998) 118. Dipterocarpus tempehes Sloot. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat dan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah yang secara periodik tergenang dan vegetasi tepi sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 297; MDF-BMHH (1998) 120. K a d e S i d i y a s a 27

42 Dryobalanops beccarii Dyer. Persebaran: Borneo, kecuali di bagian barat daya. Habitat dan ekologi: Tanah berpasir di daerah perbukitan dekat pantai dengan ketinggian di bawah 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 375; MDF-BMHH (1998) 131. Dryobalanops fusca Sloot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 377; MDF-BMHH (1998) 133. Dryobalanops keithii Sym. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur., di daerah bergelombang dan dekat aliran sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 373; MDF-BMHH (1998) 134. Dryobalanops lanceolata Burck Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur (Sangkulirang dan Kutai Barat). Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dengan bebatuan vokanik, pada ketinggian hingga 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 374; MDF-BMHH (1998) 135. Dryobalanops oblongifolia Dyer ssp. oblongifolia Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan). Habitat dan ekologi: Derah lereng dengan ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 373; MDF-BMHH (1998) 136. Dryobalanops rappa Becc. Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae campuran di rawa gambut, pada ketinggian di bawah 200 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 377; MDF-BMHH (1998) 137. Hopea aequalis P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah (jarang) Pustaka: FM I,9 (1982) 409 Hopea altocollina P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan di pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 409; MDF-BMHH (1998) 145. Hopea andersonii P.S. Ashton ssp. andersonii, daerah berbukit yang berbatu kapur Pustaka: FM I,9 (1982) 425 Hopea basalticola P.S. Ashton Persebaran: Borneo. Pustaka: FM I,9 (1982) 426. Hopea bullatifolia P.S. Ashton (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 433. Hopea centipeda P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

43 Hopea dasyrrhachis Sloot. (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 417. Hopea depressinerva P.S. Ashton (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 420. Hopea enicosanthoides P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) 436. Hopea fluvialis P.S. Ashton, daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 399. Hopea longirostrata P.S. Ashton (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 399. Hopea megacarpa P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, bagian tenggara Kalimantan.. Pustaka: FM I,9 (1982) 426. Hopea mesuoides P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.., hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 413. Hopea micrantha Hook.f., hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 401. Hopea ovoidea P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah tepi pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 426. Hopea pentanervia Sym. ex Wood Persebaran: North Borneo. rawa gambut dan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 425; MDF-BMHH (1998) 154. Hopea pterygota P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 434. Hopea rudiformis P.S. Ashton Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: FM I,9 (1982) 409. Hopea sphaerocarpa (Heim) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: FM I,9 (1982) 411. Hopea tenuinervula P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) 435. Hopea treubii Heim Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 406. Hopea vaccinifolia Ridl. ex P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 414. Hopea vesquei Heim pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 401. K a d e S i d i y a s a 29

44 Hopea wyatt-smithii Wood ex P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) 429. Parashorea macrophylla Wyatt-Smith ex P.S. Ahston Persebaran: Kalimantan., daerah dekat sungai, hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 382; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 188. Parashorea parvifolia Wyatt-Smith ex P.S. Ahston Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dan hutan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 382; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 190. Parashorea smythiesii Wyatt-Smith ex P.S. Ahston Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah lereng bagian bawah bukit, hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 387; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 192. Parashorea tomentella (Sym.) Meijer Persebaran: Sabah, bagian utara Kalimantan Timur. dengan ketinggian di bawah 200 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 385; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 193. Shorea acuminatissima Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah., daerah lereng pada ketinggian di bawah 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 482; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 238. Shorea acuta P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam., pada ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 239. Shorea agamii P.S. Ashton ssp. agamii Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan berbukit, pada ketinggian di bawah 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 241. Shorea agamii P.S. Ashton ssp. diminuta P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan berbukit, pada ketinggian di bawah 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 242. Shorea albida Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. kerangas dan rawa gambut dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 499; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

45 Shorea alutacea P.S. Ashton Persebaran: Sarawak (hanya di bagian barat). Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan dan bukit kapur (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 481; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 245. Shorea amplexicaulis P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Lereng dan punggung bukit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 524; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 246. Shorea andulensis P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. dan daerah yang berbukit, pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 514; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 248. Shorea angustifolia P.S. Ashton Persebaran: Borneo hingga pegunungan, pada ketinggian hingga1.200 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 478; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 249. Shorea argentifolia P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur (di bagian utara Nunukan). hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 539; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 250. Shorea asahii P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 850 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 463; MDF-BMHH (1998) 169. Shorea bakoensis P.S. Ashton Persebaran: Sarawak (hanya di bagian barat). kerangas dekat pantai (sangat jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 479; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 255. Shorea beccariana Burck Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat dan Timur. dan daerah perbukitan dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 526; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 258. Shorea biawak P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit dengan ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 464; MDF-BMHH (1998) 171. Shorea brunescens P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur dan Selatan. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan perbukitan dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 449; MDF-BMHH (1998) 172. Shorea bullata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak bagian timur, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah berpasir di bawah ketinggian 800 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 517; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 262. Shorea carapae P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Dataran tinggi vulkanik, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 551; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 264. K a d e S i d i y a s a 31

46 Shorea chaiana P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian di bawah m. Pustaka: FM I,9 (1982) 477; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 265. Shorea collaris Sloot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan. hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 477; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 265. Shorea confusa P.S. Ashton Persebaran: Borneo, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan berbukit dengan ketinggian di bawah 650 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 266. Shorea cordata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Tanah subur di atas batuan vulkanik (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 495; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 267. Shorea coriacea Burck kerangas dan daerah pegunungan dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 509; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 269. Shorea crassa P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat dan Tengah. Habitat dan ekologi: daerah perbukitan dan berbatu-batu, terutama di dekat pantai, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 457; MDF-BMHH (1998) 172. Shorea cuspidata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak bagian barat. dan kerangas, hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 483; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 273. Shorea dispar P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 502; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 276. Shorea domatiosa P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur (Nunukan) dengan ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 460; MDF-BMHH (1998) 173. Shorea elliptica Burck Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 500; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 278. Shorea faguetioides P.S. Ashton Persebaran: Borneo, kecuali bagian selatan Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah lereng dan punggung bukit di bawah ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 480; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 282. Shorea falciferoides Foxw. ssp. glaucescens (Meijer) P.S. Ashton Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan di bagian barat dan selatan. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 459; MDF-BMHH (1998) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

47 Shorea fallax Meijer Persebaran: Sarawak bagian timur, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur bagian utara. Habitat dan ekologi: Daerah lereng dan perbukitan dengan ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 516; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 286. Shorea ferruginea Dyer ex Brandis Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dengan ketinggian hingga m, kadang pada daerah dengan ketinggian 150 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 288. Shorea flaviflora Wood ex P.S. Ashton Persebaran: Brunei Darussalam, Sarawak bagian timur, Sabah bagian barat. Habitat dan ekologi: Punggung bukit hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 518; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 289. Shorea flemmichii Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam., daerah berpasir, pada ketinggian hingga di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 507; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 290. Shorea foraminifera P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. rawa musiman, jarang di daerah perbukitan. Pustaka: FM I,9 (1982) 538; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 291. Shorea geniculata Sym. ex P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 451; MDF-BMHH (1998) 180; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 294. Shorea havilandii Brandis Persebaran: North Borneo. kerangas dan rawa gambut. Pustaka: FM I,9 (1982) 448; MDF-BMHH (1998) 182; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 298. Shorea hemsleyana (King) King ex Foxw. ssp. grandiflora (Brandis) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan. hingga ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 536; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 300. Shorea hypoleuca Meijer Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tumur (Tidung). Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dengan ketinggian di bawah 300 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 459; MDF-BMHH (1998) 183; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 302. Shorea iliasii P.S. Ashton, daerah perbukitan, hingga ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 480; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 303. Shorea inaequilateralis Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. rawa gambut. Pustaka: FM I,9 (1982) 505; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 304. Shorea induplicata Sloot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dan hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 476; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 306. K a d e S i d i y a s a 33

48 Shorea isoptera P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dengan tanah berbatu kapur, pada ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 468; MDF-BMHH (1998) 185; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 308. Shorea kudatensis Wood ex Meijer dataran rendah, terutama dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 483; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 311. Shorea ladiana P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. dengan ketinggian hingga 300 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 463; MDF-BMHH (1998) 186; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 313. Shorea laxa Sloot. Persebaran: Sarawak bagian timur, Sabah, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dekat pantai dengan kandungan logam yang tinggi. Pustaka: FM I,9 (1982) 474; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 317. Shorea leptoderma Meijer Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur (Berau). Pustaka: FM I,9 (1982) 450; MDF-BMHH (1998) 189; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 320. Shorea longiflora (Brandis) Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. rawa gambut, daerah perbukitan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 473; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 322. Shorea lunduensis P.S. Ashton hingga ketinggian 650 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 458; MDF-BMHH (1998) 190. Shorea macrobalanos P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan punggung bukit hingga ketinggian 900 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 473; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 326. Shorea macrophylla (de Vriese) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan)., daerah tepi sungai dan lereng bukit, di bawah ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 523; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 327. Shorea macroptera Dyer ssp. baillonii (Heim) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat dan Tengah. Habitat dan ekologi: Lereng bukit hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 532; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 328. Shorea macroptera Dyer ssp. macropterifolia P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: Lereng bukit pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

49 Shorea macroptera Dyer ssp. sandakanensis (Sym.) P.S. Ashton Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dengan ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 331. Shorea mecistopteryx Ridl. hingga ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 525; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 334. Shorea micans P.S. Ashton, pada daerah berbatu-batu. Pustaka: FM I,9 (1982) 463; MDF-BMHH (1998) 193; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 336. Shorea monticola P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. pegunungan pada ketinggian m Pustaka: FM I,9 (1982) 519; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 337. Shorea mujongensis P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. hingga ketinggian m Pustaka: FM I,9 (1982) 484; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 338. Shorea myrionerva Sym. ex P.S. Ashton Persebaran: North Borneo,Kalimantan Timur., daerah tepi sungai, lereng, rawa dan hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 530; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 341. Shorea obovoidea Sloot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 477; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 342. Shorea obscura Meijer Persebaran: Borneo, kecuali di ujung barat Sarawak dan Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 457; MDF-BMHH (1998) 193. Shorea ochracea Sym. Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan Tengah dan Selatan. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dan berbukit dengan ketinggian hingga 750 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 492; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 344. Shorea ovalis (Korth.) Blume ssp. sarawakensis P.S. Ashton Persebaran: North Borneo.. Pustaka: FM I,9 (1982) 549; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 348. Shorea pachyphylla Ridl. ex Sym. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan. rawa gambut dan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 511; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 350. Shorea pallidifolia P.S. Ashton kerangas dataran rendah (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 551; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 353. K a d e S i d i y a s a 35

50 Shorea parvistipulata Heim ssp. albifolia P.S. Ashton yang tergenang secara berkala. Pustaka: FM I,9 (1982) 509; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 359. Shorea parvistipulata Heim ssp. nebulosa (Meijer) P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan pada ketinggian m Pustaka: FM I,9 (1982) 509; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 359. Shorea parvistipulata Heim ssp. parvistipulata Persebaran: Borneo, kecuali di bagian ujung barat daya Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan hingga ketinggian m Pustaka: FM I,9 (1982) 508; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 357. Shorea patoiensis P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur., pada daerah berbatu kapur dan vulkanik, di bawah ketinggian 500 m, bersifat lokal. Pustaka: FM I,9 (1982) 476; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 360. Shorea pilosa P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. dengan ketinggian hingga 350 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 521; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 364. Shorea pinanga Scheff. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 526; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 365. Shorea polyandra P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. ; daerah berbatu kapur dan vulkanik, hingga ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 470; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 370. Shorea praetans P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Lembah dan daerah perbukitan dekat pantai (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 524; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 371. Shorea pubistyla P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Pustaka: FM I,9 (1982) 516; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 372. Shorea quadrinervis Sloot. Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 534; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 373. Shorea retusa Meijer pantai dan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 537; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 376. Shorea revoluta P.S. Ashton Persebaran: Sarawak bagian timur, Sabah, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dan kerangas hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 543; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 377. Shorea richetia Sym. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Lahan bergelombang dan hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 574; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

51 Shorea rotundifolia P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Punggung bukit pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 524; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 379. Shorea rubella P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. perbukitan dekat pantai hingga ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 500 Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 380. Shorea rubra P.S. Ashton Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 545; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 381. Shorea rugosa Heim Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan Selatan. hingga ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 540; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 382. Shorea sagittata P.S. Ashton ersebaran: Sarawak, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai hingga punggung bukit dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 531; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 384. Shorea scaberrima Burck Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan Timur dan Selatan. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan hingga pada ketinggian 850 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 515; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 385. Shorea slooteni Wood ex P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dekat pantai dengan ketinggian hingga 400 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 529; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 390. Shorea smithiana Sym Habitat dan ekologi: Lahan bergelombang hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 503; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 392. Shorea splendida (de Vriese) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Tanah aluvial yang tergenang secara berkala. Pustaka: FM I,9 (1982) 522; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 394. Shorea stenoptera Burck Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat dan Tengah., terutama pada tanah dengan endapan basah. Pustaka: FM I,9 (1982) 523; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 395. Shorea subcylindrica Sloot. Habitat dan ekologi: Lahan bergelombang pada ketinggian hingga 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 476; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 396. Shorea superba Sym. Persebaran: Borneo (Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur). hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 459; MDF-BMHH (1998) 197; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 397. K a d e S i d i y a s a 37

52 Shorea symingtonii Wood Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur (Berau). hingga ketinggian di bawah 250 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 495; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 398. Shorea tenuiramulosa P.S. Ashton Persebaran: Sarawak (bagian barat), Sabah (bagian timur). Habitat dan ekologi: Punggung bukit, daerah kering dan berbatu-batu dekat pantai serta daerah perbatasan dengan hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 478; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 400. Shorea venulosa Wood ex Meijer Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan bagian selatan dan timur). kerangas dan hutan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 510; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 403. Shorea waltoni Wood ex Meijer Persebaran: Sabah (Sandakan).. Pustaka: FM I,9 (1982) 510; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 406. Shorea xathophylla Sym. Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: Punggung bukit di bawah ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 479; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 407. Upuna borneensis Sym. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan, termasuk daerah dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 339; MDF-BMHH (1998) 201; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 410. Vatica albiramis Sloot. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 355. Vatica badiifolia P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 367. Vatica borneensis Burck Persebaran: Sarawak, Brunei. Habitat dan ekologi: Daerah pantai hingga ketinggian 900 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 363. Vatica brevipes P.S. Ashton hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 366. Vatica cauliflora P.S. Ashton Persebaran: Kalimantan., daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 370. Vatica chartacea P.S. Ashton, bersifat lokal. Pustaka: FM I,9 (1982) 351. Vatica compressa P.S. Ashton kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 361. Vatica congesta P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

53 Vatica coriacea P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei. kerangas Pustaka: FM I,9 (1982) 362. Vatica dulitensis Sym. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica endertii Sloot. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 366. Vatica glabrata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. pegunungan tengah, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 370. Vatica globosa P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan., bersifat lokal. Pustaka: FM I,9 (1982) 358. Vatica granulosa Sloot. ssp. granulosa Habitat dan ekologi: Punggung bukit pada ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 354. Vatica granulosa Sloot. ssp. sabaensis P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Punggung bukit hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 354. Vatica javanica Sloot. ssp. scaphifolia (Kosterm.) P.S. Ashton Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: FM I,9 (1982) 362. Vatica micrantha Sloot.. Pustaka: FM I,9 (1982) 366. Vatica oblongifolia Hook.f. ssp. crassilobata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica oblongifolia Hook.f. ssp. elliptifolia P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Subcoastal (rare). Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica oblongifolia Hook.f. ssp. multinervosa P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica oblongifolia Hook.f. ssp. oblongifolia hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica oblongifolia Hook.f. ssp. selakoensis P.S. Ashton pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,9 (1982) 356. Vatica parvifolia P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei. kerangas hingga ketinggian 600 m (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 365. Vatica pedicellata Brandis kerangas, daerah dekat pantai. Pustaka: Pustaka: FM I,9 (1982) 356. K a d e S i d i y a s a 39

54 Vatica pentandra P.S. Ashton Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: FM I,9 (1982) 370. Vatica rotata P.S. Ashton Sarawak, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah tepi hutan kerangas. Pustaka: FM I,9 (1982) 357. Vatica rynchocarpa P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan., daerah tepi sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 365. Vatica sarawakensis Heim pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,9 (1982) 354. Vatica umbonata (Hook.f.) Burck ssp. macrocarpa (Sloot.) P.S. Ashton Persebaran: Kalimantan Timur., daerah tepi sungai.pustaka: FM I,9 (1982) 349. Vatica vinosa P.S. Ashton. Pustaka: FM I,9 (1982) 357. EBENACEAE Diospyros alatella Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 451. Diospyros bintulensis Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 453. Diospyros britanno-borneensis Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 333. Diospyros campanulata Bakh. Persebaran: Kalimantan Barat.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 348. Diospyros clementium Bakh. pegunungan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 104. Diospyros crassipes Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 290. Diospyros cubica Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 253. Diospyros curraniopsis Bakh.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 198. Diospyros cylindrocarpa Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 456. Diospyros dajakensis Bakh. Persebaran: Sabah, Kalimantan. hingga hutan pegunungan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

55 Diospyros densa Bakh. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 120; MLMI-NDTCK 1 (1997) 180. Diospyros discocalyx Merr. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 316. Diospyros durionoides Bakh. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 133; MLMI-NDTCK 1 (1997) 182. Diospyros elmeri Merr.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 249. Diospyros endertii Bakh. Persebaran: Sarawak, Timur Kalimantan.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 365. Diospyros euplebia Merr. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 168. Diospyros ferox Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 162. Diospyros ferruginea Bakh.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 409. Diospyros fusiformis Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 457. Diospyros gigantocarpa Kosterm. Persebaran: Kalimantan Bara.t. Pustaka: Blumea 23 (1977) 458. Diospyros hackenbergii Diels Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 133. Diospyros hallierii Bakh. Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 338. Diospyros havilandii Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 114. Diospyros hypoleuca Hiern ex Becc. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 47. Diospyros jaherii Bakh. Persebaran: Kalimantan Barat. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 105. Diospyros lateralis Hiern Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 352. Diospyros longipedunculata Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 462. K a d e S i d i y a s a 41

56 Diospyros monticola Koterm. pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 23 (1977) 463. Diospyros muricata Bakh. Persebaran: Sarawak, Barat Kalimantan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 164. Diospyros nemorosa Bakh. Persebaran: Kalimantan Teangah.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 305. Diospyros neurosepala Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 181. Diospyros nidus-avis Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 464. Diospyros oligantha Merr. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 118. Diospyros orthioneura Diels Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 47. Diospyros paraoesi Bakh. Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 108. Diospyros penibukanensis Bakh. pegunungan tengah hingga ketinggian m Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 124 Diospyros perfida Bakh. Persebaran: Borneo hingga ketinggian 400 m Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 340; MLMI-NDTCK 1 (1997) 185 Diospyros pilosanthera Blanco ssp. elmeri (Merr.) Ng Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat.. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 185. Diospyros piscicapa Ridl. hingga hutan pegunungan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 259. Diospyros plectosepala Hiern Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 106. Diospyros poiensis Bakh. pegunungan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 111. Diospyros pulchrinervia Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Pustaka: Blumea 23 (1977) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

57 Diospyros puncticulosa Bakh. hingga ketinggian 375 m. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 91; MLMI-NDTCK 1 (1997) 186. Diospyros sarawakana Bakh. pegunungan. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 288. Diospyros setosa Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 118. Diospyros soporifera Bakh. Persebaran: Kalimantan Barat.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 351. Diospyros sororia Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 125. Diospyros squamaefolia Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 470. Diospyros sulcata Kosterm. pegunungan, kadang-kadang pada daerah dengan kandungan logam yang tinggi. Pustaka: Blumea 23 (1977) 471. Diospyros swinglei Kosterm.. Pustaka: Blumea 23 (1977) 472. Diospyros tuberculata Bakh.. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 ( ) 191. Diospyros turfosa Kosterm. Persebaran: Timur Kalimantan. kerangas. Pustaka: Blumea 23 (1977) 473. ELAEOCARPACEAE Elaeocarpus acnocarpus Weibel rawa gambut. Pustaka: CLK 1 (1989) 100. Elaeocarpus angustipes Knuth Pustaka: CLK 1 (1989) 100. Elaeocarpus argentellus knuth pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 100. Elaeocarpus baramii Weibel pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 100. Elaeocarpus beccarii A.DC. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. hingga hutan pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 100. Elaeocarpus bruneinescens Knuth pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 101. K a d e S i d i y a s a 43

58 Elaeocarpus canipes Knuth Persebaran: Sabah, Kalimantan. hingga hutan pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Elaeocarpus chrysophyllus Merr. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. hingga hutan pegunungan. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191. Elaeocarpus clementis Merr. ssp. borneensis (Ridl.) Coode Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191. Elaeocarpus clementis Merr. ssp. kostermansii (Ridl.) Coode Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191. Elaeocarpus congestifolius Knuth pegunungan. hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Elaeocarpus conoideus Knuth pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Elaeocarpus cornesi Weibel pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Elaeocarpus cupreus Merr. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: CLK 1 (1989) 102; MLMI-NDTCK 1 (1997) 192. Elaeocarpus dallasensis Knuth Pustaka: CLK 1 (1989) 102. Elaeocarpus dolichobotrys Merr. hingga hutan pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 102. Elaeocarpus euneurus Ridl.. Pustaka: CLK 1 (1989) 102. Elaeocarpus ferrugineus Ng ssp. elliptifolius (Merr.) Coode Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. hingga hutan pegunungan tengah. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 192. Elaeocarpus fulrotomentosus Knuth Persebaran: Sabah, Kalimantan. pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 102. Elaeocarpus glaberrimus Knuth pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus gustaniifolius Knuth pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus hallierii Weibel Persebaran: Kalimantan. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus hochreutineri Weibel Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

59 Elaeocarpus insignis Ridl. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus kalimantanabitii Weibel pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus kinabaluensis Knuth pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus knuthii Merr. pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 103. Elaeocarpus kostermansii Weibel Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: CLK 1 (1989)103; MLMI-NDTCK 1 (1997) 193. Elaeocarpus lawasii Weibel pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: CLK 1 (1989) 104. Elaeocarpus longibarbatus Warb.. Pustaka: CLK 1 (1989) 104. Elaeocarpus marginatus Weibel. Pustaka: CLK 1 (1989) 104. Elaeocarpus matangensis Knuth Pustaka: CLK 1 (1989) 104. Elaeocarpus miriensis Weibel. Pustaka: CLK 1 (1989) 104. Elaeocarpus multinervosus Knuth Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah.. Pustaka: CLK 1 (1989) 105; MLMI-NDTCK 1 (1997) 193. Elaeocarpus muluensis Weibel pegunungan tengah. Pustaka: CLK 1 (1989) 105. Elaeocarpus murudensis Merr. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 105. Elaeocarpus mutabilis Weibel. Pustaka: CLK 1 (1989) 105. Elaeocarpus nooteboomii Coode Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 193. Elaeocarpus pachyophyrus Warb. Pustaka: CLK 1 (1989) 105. Elaeocarpus penibukanensis Knuth pegunungan tengah. Pustaka: CLK 1 (1989) 106. Elaeocarpus pinosukii Weibel pegunungan. Pustaka: CLK 1 (1989) 106. K a d e S i d i y a s a 45

60 Elaeocarpus polyanthus Ridl.. Pustaka: CLK 1 (1989) 106. Elaeocarpus rinae Coode Pustaka: CLK 1 (1989) 105; MLMI-NDTCK 1 (1997) 196. Elaeocarpus roslii spp. opacus Coode Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali Kalimantan Timur). Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196. Elaeocarpus sadikinensis Knuth Persebaran: Sarawak, Sabah pegunungan Pustaka: CLK 1 (1989) 107 Elaeocarpus sphaeroblastus Stapf ex Ridl. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196. Elaeocarpus submonoceras ssp. lasionyx (Stapf ex Ridl.) Weibel Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan Selatan). Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196. Elaeocarpus truncatus Weibel. Pustaka: CLK 1 (1989) 107. Elaeocarpus validus Knuth pegunungan tengah. Pustaka: CLK 1 (1989) 107. Elaeocarpus winkleri Merr. Persebaran: Kalimantan. Pustaka: CLK 1 (1989) 107. ERYTHROXYLACEAE Erytroxylum sarawakanum R.C.K. Chung hingga ketinggian 700 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 171. EUPHORBIACEAE Agrostistachys sessifolia (Kurz) Pax & Hoffm. var. graciliflora Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 27. Cephalomappa beccariana Baill. var. beccariana. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66. Cephalomappa beccariana Baill. var. havilandii Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66 Cephalomappa beccariana Baill. var. hosei Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66. Cephalomappa beccariana Baill. var. tenuifolia Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66. Cephalomappa paludicola Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

61 Claoxylon attenuatum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 70. Claoxylon caricatum Airy Shaw Persebaran: Kalimantan Timur. pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 71. Claoxylon hirsutellum Airy Shaw Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 71. Claoxylon kinabaluense Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 72. Claoxylon praetermissum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 73. Claoxylon pseudo-insulanum Pax & Hoffm. Persebaran: Timur Kalimantan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 73. Claoxylon salicinum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 73. Claoxylon stapfianum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 73. Claoxylon subbullatum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 74. Croton Borneensis J.J. Sm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 91. Croton coriifolius Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 92. Croton rheophyticus Airy Shaw, daerah tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 94. Croton singularis Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan. hingga ketinggian 840 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 94. Dimorphocalyx luzoniensis Merr. var. trichocarpus Airy Shaw, perbukitan batu kapur. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 96. Homalanthus caloneurus Airy Shaw Persebaran: Brunei, Sabah. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 135. Koilodepas brevipes Merr. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 138. K a d e S i d i y a s a 47

62 Koilodepas laevigatum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 139. Koilodepas pectinatum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 139. Macaranga aetheadenia Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 145. Macaranga anceps Airy Shaw ssp. puncticulata Whitmore. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 154. Macaranga beccariana Merr. hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 145. Macaranga brachythyrsa Pax & Hoffm. Persebaran: Kalimantan. kerangas. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 159. Macaranga brevipetiolata Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 154. Macaranga calcicola Airy Shaw var. calcifuga Whitmore. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146. Macaranga costulata Pax & Hoffm. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 156; MLMI- NDTCK 1 (1997) 227. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell. Arg. forma depressa Whitmore Persebaran: Kalimantan Selatan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell. Arg. forma glabra Whitmore Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell. Arg. forma strigosa Whitmore Persebaran: Timur Kalimantan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146. Macaranga eloba Pax & Hoffm. Persebaran: Kalimantan. pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 157. Macaranga endertii Whitmore Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 157. Macaranga fulva Airy Shaw Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 154. Macaranga gossypiifolia Pax & Hoffm. Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 159. Macaranga glandibracteolata S.J. Davies. Pustaka: Gard. Bull. Sing 52 (2000) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

63 Macaranga havilandii Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 147. Macaranga hullettii King ex Hook.f. ssp. borneensis Whitmore Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. hingga hutan pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 147. Macaranga kinabaluensis Airy Shaw hingga hutan pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 156. Macaranga kingii Hook.f. var. platyphylla Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 148. Macaranga lamellata Whitmore Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Gard. Bull. Sing 52 (2000) 24. Macaranga lowii King ex Hook.f. var. kostermansii Airy Shaw Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 155. Macaranga pearsonii Merr. Persebaran: Sabah, Kalimantan. hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 153; MLMI- NDTCK 1 (1997) 228. Macaranga petanostyla Airy Shaw Persebaran: Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 149. Macaranga praestans Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 155. Macaranga puberula Heine pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 153. Macaranga rarispina Whitmore. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 155. Macaranga repando-dentata Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 155. Macaranga rostrata Heine hingga hutan pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 152. Macaranga sarcocarpa Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 152. Macaranga strigosissima Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 155. Macaranga trachyphylla Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 150. K a d e S i d i y a s a 49

64 Macaranga winkleri Pax & Hoffm. hingga hutan pegunungan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 158; MLMI- NDTCK 1 (1997) 229. Macaranga winkleriella Whitmore Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 159. Mallotus brachythyrsus Merr. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah.. Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 49. Mallotus eucaustus Airy Shaw. Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 9; MLMI-NDTCK 1 (1997) 230. Mallotus havilandii Airy haw. Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 52. Neoscortechinia angustifolia (Airy Shaw) Welzen Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 39 (1994) 309. Neoscortechinia nicobarica (Hook.f.) Pax & Hoffm. var. pedicellata Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 178. Phyllanthus kinabaluicus (Blume) Muell. Arg. pegunungan hingga ketinggian m, darerah tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 184. Pimelodendron zoanthogyne J.J. Sm. Persebaran: Kalimantan Barat. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 187. Ptychopyxis arborea (Merr.) Airy Shaw var. arborea Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 188. Ptychopyxis arborea (Merr.) Airy Shaw var. cacuminum Airy Shaw Persebaran: Kalimantan Timur. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 189. Ptychopyxis glochidiifolia Airy Shaw Sarawak, Brunei, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 189. Ptychopyxis grandis Airy Shaw hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 190. Richeriella malayana Hend. var. macrocarpa Airy Shaw Persebaran: Sarawak (daerah berbatu kapur). Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 191. Tapoides villamilii H.J. Lamilii (Merr.) Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 200. Trigonostemon elmeri Merr. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

65 Trigonostemon ionthocarpus Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 203. Trigonostemon merrillianus Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 203. FAGACEAE Castanopsis borneensis King Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah.. Pustaka: FM I,7 (1972) 299; MLMI-NDTCK 1 (1997) 238. Castanopsis clemensii Soepadmo pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 302. Castanopsis densinervia Soepadmo Persebaran: Sabah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 301; MLMI-NDTCK 1 (1997) 238. Castanopsis endertii Hattus. ex Soepadmo. Pustaka: FM I,7 (1972) 301. Castanopsis hypopoenica (von Seemen) Soepadmo Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan Barat dan Selatan). hingga ketinggian 650 m. Pustaka: FM I,7 (1972) 305; MLMI-NDTCK 1 (1997) 240. Castanopsis microphylla Soepadmo Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam) hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 310. Castanopsis motleyana King Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 240. Castanopsis oligoneura Soepadmo. Pustaka: FM I,7 (1972) 300. Castanopsis oviformis Soepadmo. Pustaka: FM I,7 (1972) 302; MLMI-NDTCK 1 (1997) 242. Castanopsis paucispina Soepadmo pegunungan tengah. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 301. Castanopsis pedunculata Soepadmo. Pustaka: FM I,7 (1972) 315. Lithocarpus andersonii Soepadmo Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah. Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: FM I,7 (1972) 365; MLMI-NDTCK 1 (1997) 243. Lithocarpus beccarianus (Benth.) A.Camus pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 329; MLMI-NDTCK 1 (1997) 247. K a d e S i d i y a s a 51

66 Lithocarpus blumeanus (Korth.) Rehd. Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 339. Lithocarpus confertus Soepadmo pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 356. Lithocarpus dasystachyus (Miq.) Rehd. hingga ketinggian 750 m. Pustaka: FM I,7 (1972) 350; MLMI-NDTCK 1 (1997) 348. Lithocarpus echinifer (Merr.) A.Camus Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 333. Lithocarpus echinulatus Soepadmo Persebaran: Borneo. Pustaka: FM I,7 (1972) 382. Lithocarpus ferrugineus Soepadmo Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan Selatan).. Pustaka: FM I,7 (1972) 370; MLMI-NDTCK 1 (1997) 248. Lithocarpus hallieri (von Seemen) A.Camus Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 327; MLMI-NDTCK 1 (1997) 248. Lithocarpus hatusimae Soepadmo pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 358. Lithocarpus jacobsii Soepadmo Persebaran: Sarawak, Sabah; Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah.. Pustaka: FM I,7 (1972) 368; MLMI-NDTCK 1 (1997) 249. Lithocarpus luteus Soepadmo Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 345; MLMI-NDTCK 1 (1997) 249. Lithocarpus mariae Soepadmo Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,7 (1972) 338; MLMI-NDTCK 1 (1997) 249. Lithocarpus meijeri Soepadmo Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah. pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 352; MLMI-NDTCK 1 (1997) 251. Lithocarpus nieuwenhuisii (von Seemen) A. Camus Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 251. Lithocarpus nodosus Soepadmo pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

67 Lithocarpus obtusifolius Soepadmo pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 370. Lithocarpus papillifer Hatus. ex Soepadmo hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 370. Lithocarpus porcatus Soepadmo pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 327. Lithocarpus pseudokunstleri A.Camus Borneo (kecuali Brunei Darussalam). hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 372. Lithocarpus pseudoplatycarpus A.Camus pegunungan. Pustaka: SCL 202. Lithocarpus pulcher (King) Markgr. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 333; MLMI-NDTCK 1 (1997) 251. Lithocarpus pusillus Soepadmo Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam). hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 362. Lithocarpus revolutus Hatus. ex Soepadmo pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 346. Lithocarpus rigidus Soepadmo pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 357. Lithocarpus ruminatus Soepadmo Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat dan Tengah. hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 328; MLMI-NDTCK 1 (1997) 251. Lithocarpus sericobalanus E.F. Warb. pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 340; MLMI-NDTCK 1 (1997) 251. Lithocarpus turbinatus (Stapf) Forman pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 329. Quercus chrysotricha A.Camus Persebaran: pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 394. Quercus karangasensis Soepadmo Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat dan Timur. kerangas. Pustaka: FM I,7 (1972) 395; MLMI-NDTCK 1 (1997) 255. Quercus kinabaluensis Soepadmo hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1972) 395. K a d e S i d i y a s a 53

68 Quercus lowii King Persebaran: Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1972) 393. Quercus percoriacea Soepadmo Persebaran: Sarawak pegunungan hingga ketinggian m Pustaka: FM I,7 (1972) 394 Quercus pseudoverticillata Soepadmo Persebaran: Sabah pegunungan hingga ketinggian m Pustaka: FM I,7 (1972) 389 Quercus valdinervosa Soepadmo Persebaran: Borneo pegunungan hingga ketinggian m Pustaka: FM I,7 (1972) 395 GUTTIFERAE Garcinia apetala Pierre hingga ketinggian m, termasuk hutan rawa gambut. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 156. Garcinia blumei Pierre Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 158. Garcinia borneensis Pierre Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam., termasuk daerah rawa. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 159. Garcinia calophyllifolia Ridl.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 160. Garcinia caudiculata Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 162. Garcinia cuneifolia Pierre Habitat dan ekologi: Umumnya hutan rawa gambut. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 162. Garcinia desrousseauxii Pierre kerangas dan batu pasir. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 162. Garcinia dryobalanoides Pierre. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 164. Garcinia havilandii Stapf Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

69 Garcinia lanceola Ridl. rawa gambut dan hutan kerangas. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 167. Garcinia linearis Pierre Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 167. Garcinia memecyloide Ridl. perbukitan batu kapur. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 169. Garcinia minimiflora Ridl. kerangas dan hutan pegunungan tengah. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 170. Garcinia miquelii Pierre Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 170. Garcinia myristicaefolia Pierre Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 173. Garcinia rheedii Pierre Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 176. Garcinia sarawakensis Pierre Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. hingga ketinggian m. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 177. Garcinia vidua Ridl. rawa gambut. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 178. ICACINACEAE Gomphandra lysipetala Stapf Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,7 (1971) 25. Gomphandra palustris Schori rawa gambut, pada ketinggian hingga 3 m. Pustaka: Blume 55 (2010) 189. Gonocaryum impressinervium Sleum.. Pustaka: FM I,7 (1971) 17. Gonocaryum minus Sleum. Persebaran: North Borneo.. Pustaka: FM I,7 (1971) 18. Platea bullata Sleum. pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1971) 10. Platea sclerophylla Sleum. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1971) 11. K a d e S i d i y a s a 55

70 Stemonurus grandifolius Becc. hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,7 (1971) 57. JUGLANDACEAE Engelhardia danumensis Campbell-Gasis Pustaka: TFSS 1 (1995) 238 Engelhardia kinabaluensis Campbell- Gasis hingga hutan pegunungan tengah. Pustaka: TFSS 1 (1995) 238. Engelhardia mendalomensis Campbell- Gasis. Pustaka: TFSS 1 (1995) 239. Engelhardia mersingensis Campbell-Gasis pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 240. LAMIACEAE (VERBENACEAE pp) Callicarpa anomala (Ridl.) B.L. Burtt Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Vegetasi sekunder, hutan bekas tebangan dan tepi hutan primer, pada ketinggian hingga 120 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 16. Callicarpa barbata Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. primer, daerah lereng dengan tanah yang liat berpasir atau tanah aluvial, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 17. Callicarpa fulvohirsuta Merr. Habitat dan ekologi: Vegetasi sekunder, daerah lereng bukit dan berbatu-batu. Pustaka: TFSS 7 (2011) 19. Callicarpa glabrifolia A. Atkins Habitat dan ekologi: Vegetasi sekunder, hutan Dipterocarpaceae, daerah tepi sungai atau daerah tebing yang curam, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 20. Callicarpa havilandii (King & Gamble) H.J. Lam Habitat dan ekologi: Vegetasi sekunder, daerah tepi jalan atau sepanjang sungai, pada ketinggian m. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3,3 (1921) 17; TFSS 7 (2011). Callicarpa hispida (Moldenke) Bramley dan daerah yang berbatu-batu. Pustaka: TFSS 7 (2011) 22. Callicarpa involucrata Merr. Dipterocarpaceae primer dan vegetasi sekunder, daerah sepanjang sungai atau lereng bukit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

71 Callicarpa kinabaluensis Bakh.f. & Heine Habitat dan ekologi: Vegetasi semak belukar yang berbatu-batu, hutan pegunungan atas dan daerah terbuka, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 24. Callicarpa saccata Steenis Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. primer, kadangkadang dekat aliran sungai, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 15 (1967) 147; TFSS 7 (2011) 28. Callicarpa scandens (Moldenke) Govaerts Persebaran: Sabah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae primer atau daerah di bagian pinggir hutan. Pustaka: TFSS 7 (2011) 29. Callicarpa stapfii Moldenke Dipterocarpaceae perbukitan, daerah dekat aliran sungai, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 30. Callicarpa superposita Merr. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. primer yang terganggu, daerah lereng bukit, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 31. Callicarpa teneriflora Bramley Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. primer, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 31. Gmelina uniflora Staft primer dan sekunder, pada tanah lempung berpasir dengan ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 40. Premna pallescens Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae primer dan daerah terganggu di sepanjang aliran sungai, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 45. Teijsmanniodendron bintuluense Moldenke Dipterocarpaceae dan hutan kerangas, pada ketinggian m. Pustaka: Phytologia 46 (1980) 481; TFSS 7 (2011) 53. Teijsmanniodendron borneensis Moldenke Persebaran: Kalimantan. pegunungan tengah, pada ketinggian 640 m. Pustaka: Phytologia 46 (1980) 479. Teijsmanniodendron bullatum R. Go Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah, Sarawak. Dipterocarpaceae primer dan sekunder, hutan kerangas, pada tanah liat berpasir atau berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 595; TFSS 7 (2011) 56. K a d e S i d i y a s a 57

72 Teijsmanniodendron havilandii (Ridl.) R. Go Dipterocarpaceae campuran, daerah punggung bukit, tanah liat berpasir, pada ketinggian hingga 50 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 56. Teijsmanniodendron kostermansii Moldenke Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Phytologia 46 (1980) 494. Teijsmanniodendron latiffii R. Go Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah. Dipterocarpaceae campuran, daerah punggung, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 62. Teijsmanniodendron obscurinerve R.Go Dipterocarpaceae campuran, umumnya daerah sepanjang sungai, pada ketinggian hingga150 m. Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 605; TFSS 7 (2011) 64. Teijsmanniodendron pendulum Kosterm. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Phytologia 46 (1981) 19. Teijsmanniodendron punctatum R.Go Dipterocarpaceae campuran, tanah liat berpasir, pada ketinggian hingga 150 m. Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 609; TFSS 7 (2011) 66. Teijsmanniodendron renageorgeae R.Go Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, tanah lempung, pada ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 609; TFSS 7 (2011) 66. Teijsmanniodendron sarawakanum (H.H.W. Pearson) Kosterm. primer dan sekunder, kadang-kadang di hutan kerangas, tanah liat hingga lempung berpasir atau berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 68. Teijsmanniodendron scaberrimum Kosterm. ex Moldenke Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Phytologia 46 (1981) 31. Teijsmanniodendron smilacifolium (H.H.W. Pearson) Kosterm. primer atau sekunder, tanah liat atau daerah yang berbatu-batu, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 73. Teijsmanniodendron zainudinii R.Go dan hutan Dipterocarpaceae perbukitan, hutan kerangas, pada ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 622; TFSS 7 (2011) 75. Vitex flava Ridl. Habitat dan ekologi: Punggung bukit, pada tanah yang subur atau tanah liat berpasir, pada ketinggian sekitar 500 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

73 LAURACEAE Alseodaphne elmeri Merr.. Pustaka: Candollea 28 (1973) 105; MLMI- NDTCK 1 (1997) 304. Alseodaphne montana Kosterm. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan tengah. Pustaka: Candollea 28 (1973) 118. Alseodaphne oblanceolata (Merr.) Kosterm.. Pustaka: Candollea 28 (1973) 120. Alseodaphne obovata Kosterm. Pustaka: Candollea 28 (1973) 121. Alseodaphne sulcata Kosterm.. Pustaka: Candollea 28 (1973) 131. Alseodaphne tomentosa Kosterm.. Pustaka: Candollea 28 (1973) 132. Beilschmiedia gemmiflora (Blume) Kosterm. Persebaran: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 306. Beilschmiedia kinabaluensis Kosterm. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Reinw. 4 (1956) 27. Beilschmiedia reticulata Kosterm.. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 158. Beilschmiedia rivularis Kosterm. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Selatan dan Timur. Pustaka: Reinw. 7 (1965) 27; MLMI-NDTCK 1 (1997) 308. Beilschmiedia wieringae Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur (Balikpapan). Habitat dan ekologi: Perbukitan rendah. Pustaka: Reinw. 4 (1956) 35. Cinnamomum angustitepalum Kosterm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae primer, hutan kerangas, pada tanah lempung berpasir dengan ketinggian hingga 800 m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 246. Cinnamomum calciphilum Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan yang berbatu-batu, pada lahan gambut dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 247. Cinnamomum corneri Kosterm. Persebaran: Sabah (Ranau district.) Dipterocarpaceae campuran dadaran rendah, hutan pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 247. Cinnamomum crassinervium Miq. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae primer, hutan kerangas, pada tanah lempung berpasir dengan ketinggian hingga 800 m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 246. K a d e S i d i y a s a 59

74 Cinnamomum grandifolium Kammerl. Dipterocarpaceae campuran, hutan kerangas, hutan pegunungan bawah dengan daerah berbatuan, pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 248. Cinnamomum kerangas Kosterm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. rawa gambut dan hutan kerangas, pada ketinggian hingga 30 m Pustaka: Blumea 56 (2011) 251. Cinnamomum lawang Kosterm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.. Pustaka: Blumea 56 (2011) 252. Cinnamomum paiei Kosterm. Dipterocarpaceae campuran pada tanah liat berpasir, dengan ketinggian hingga 850 m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 253. Cinnamomum pendulum Cammerl. Dipterocarpaceae campuran, hutan pegunungan bawah, punggung bukit. pada tanah liat berpasir dengan ketinggian m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 253. Cinnamomum percoriaceum Kosterm. pegunungan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 253. Cinnamomum politum Miq. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran, hutan kerangas dan hutan pegunungan bawah, pada ketinggian hingga m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 254. Cinnamomum racemosum Kosterm. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Berbagai tipe hutan dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 256. Cinnamomum soegengii Kosterm. Dipterocarpaceae campuran dataran rendah dan hutan pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 258. Cinnamomum sublanuginosum Kosterm. Persebaran: Sabah (Ranau district). pegunungan, pada ketinggian hingga lebih dari m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 260. Cinnamomum tahijanum Kosterm. Dipterocarpaceae campuran dan daerah tepi sungai, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 261. Cinnamomum woulfei Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Pustaka: Blumea 56 (2011) 262. Dehaasia brachybotrys (Merr.) Kosterm.. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

75 Dehaasia coryantha Kosterm.. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 433. Dehaasia firma Blume. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 437; MLMI- NDTCK 1 (1997) 315. Dehaasia gigantocarpa Kosterm. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 439. Dehaasia membranacea Kosterm.. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 463. Dehaasia paradoxa Blume. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 465. Dehaasia titanophylla (Airy Shaw) Kosterm.. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 473. Dehaasia turfosa Kosterm., hutan rawa gambut. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 475. Dehaasia velutinosa Kosterm.. Pustaka: Bot. Jahrb. 93 (1973) 476. Endiandra clavigera Kosterm.. Pustaka: Blumea 46 (2001) 103; MLMI- NDTCK 1 (1997) 317. Endiandra elongata Arifiani. Pustaka: Blumea 46 (2001) 105. Endiandra immersa Arifiani Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 46 (2001) 108. Endiandra ochracea Kosterm. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur., daerah tepi sungai. Pustaka: Blumea 46 (2001) 115; MLMI- NDTCK 1 (1997) 317. Endiandra rhizophoretum Kosterm. ex Arifiani Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Blumea 46 (2001) 118. Litsea chewii Kosterm. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 287. Litsea palustris Kosterm. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 157. Nothaphoebe havilandii Gamble Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 325. Triadodaphne myristicoides Kosterm.. Pustaka: Reinw. 9 (1974) 119. K a d e S i d i y a s a 61

76 LECYTHIDACEAE Barringtonia ashtonii Payens Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. (umumnya di daerah tepi sungai). Pustaka: Blumea 15 (1967) 218. Barringtonia curranii Merr. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 15 (1967) 255. Barringtonia gigantostachya Koord. & Val. var. megistophylla (Merr.) Payens Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah dan Timur.. Pustaka: Blumea 15 (1967) 206; MLMI- NDTCK 1 (1997) 333. Barringtonia hallieri Knuth Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Blumea 15 (1967) 240 Barringtonia havilandii Ridl. Persebaran: Kalimantan Barat. Pustaka: Blumea 15 (1967) 242. Barringtonia lanceolata (Ridl.) Payens Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan Selatan). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 15 (1967) 250; MLMI- NDTCK 1 (1997) 333. Barringtonia longisepala Payens Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan batu pasir. Pustaka: Blumea 15 (1967) 191. Planchonia brevistipitata Kuswata Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 179; MLMI-NDTCK 1 (1997) 340. LEGUMINOSAE Adenathera malayana ssp. andersonii Nielsen Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur. Pustaka: MLMI-NDTCK 2 (1997) 346. Albizia kostermansii Nielsen Persebaran: Sabah, Kalimantan Tengah., daerah tepi sungai, hingga ketinggian 500 m. Pustaka: Opera Bot. 81 (1985) 40; MLMI- NDTCK 2 (1997) 348. Archidendron cockburnii Nielsen Persebaran: Brunei Sarussalam, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai hingga pada ketinggian 450 m. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) 63; MLMI- NDTCK 2 (1997) 352. Archidendron fagifolium (Blume ex Miq.) Nielsen var. borneense Nielsen. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) 39. Archidendron havilandii (Ridl.) Nielsen Persebaran: Borneo hingga ketinggian m. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) 75. Archidendron kinabaluense (Kosterm.) Nielsen pegunungan. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

77 Archidendron sabahense Nielsen. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) 64. Archidendron triplinervium Nielsen hingga ketinggian m. Pustaka: Opera Bot. 76 (1984) 66. Copaifera palustris (Sym.) de Wit, terutama di daerah rawa. Pustaka: FM 1,12 (1996) 573. Crudia beccarii Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan.. Pustaka: FM I,12 (1996) 579. Crudia ornata de Wit. Pustaka: FM I,12 (1996) 587; MLMI-NDTCK 2 (1997) 353. Crudia reticulata de Wit Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan.. Pustaka: FM I,12 (1996) 589 MLMI-NDTCK 2 (1997) 353. Crudia ripicola de Wit Persebaran: Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: FM I,12 (1996) 590. Crudia splendens de Wit Persebaran: Kalimantan. Pustaka: FM I,12 (1996) 591. Crudia tenuipes Merr. Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat dan Tengah.. Pustaka: FM I,12 (1996) 593; MLMI-NDTCK 2 (1997) 354. Crudia venenosa de Wit Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: FM I,12 (1996) 595. Endertia spectabilis Steenis & de Wit Persebaran: Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur hingga ketinggian m Pustaka: FM I,12 (1996) 619 Ormosia stipulacea van Meeuwen Persebaran: Brunei Darussalam.. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 234. Peltophorum racemosum Merr.. Pustaka: FM I,12 (1996) 653. Pithecellobium rosulatum Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Pustaka: KCL 2,1 (1990) 205; SCL 238. Saraca hulletii Prain dan daerah tepi sungai. Pustaka: FM I,12 (1996) 667. Sindora affinis de Wit Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: FM I,12 (1996) 694. K a d e S i d i y a s a 63

78 Sindora beccariana de Wit Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah dan Timur. hingga ketinggian 300 m. Pustaka: FM I,12 (1996) 694; MLMI-NDTCK 2 (1997) 370. Sindora irpicina de Wit Persebaran: Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur., daerah tepi sungai hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,12 (1996) 700; MLMI-NDTCK 2 (1997) 374. Sympetalandra borneensis Stapf. Pustaka: Blumea 22 (1975) 163; FM I,12 (1996) 710. LOGANIACEAE Fagraea caudata Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: TFSS 2 (1996) 203. Fagraea collina Wong & Sugau hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 203. Fagraea crenulata Maingay ex Clarke Persebaran: Kalimantan. rawa gambut dan daerah tepi sungai. Pustaka: MLMI-NDTCK 2 (1997) 381. Fagraea floribunda Wong & Sugau Persebaran: Sarawak hingga. ketinggian 700 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 206. Fagraea kinabaluensis Wong & Sugau pegunungan. Pustaka: TFSS 2 (1996) 209. Fagraea montana Wong & Sugau Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 209; MLMI-NDTCK 2 (1997) 382. Fagraea recinosa Leenh. dan pegunungan, hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,6 (1962) 331; TFSS 2 (1996) 211; MLMI-NDTCK 2 (1997) 384. Fagraea rugulosa Wong & Sugau Persebaran: Sarawak, Sabah Brunei, Darussalam., termasuk hutan kerangas. Pustaka: TFSS 2 (1996) 212. Fagraea stenophylla Becc. ex Merr. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai hingga ketinggian 180 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 214. Fagraea teysmannii Cammerl. pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 215. Fagraea dulitensis Wong & Sugau. Pustaka: TFSS 2 (1996) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

79 LYTHRACEAE Lagerstroemia borneensis Furtado & Montien Persebaran: Kalimantan., terutama daerah tepi sungai. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 24 (1969) 234; MLMI-NDTCK 2 (1997) 386. Lagerstroemia pustulata Furtado & Montien. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 24 (1969) 224. MAGNOLIACEAE Magnolia candolii (Blume) H. Keng var. beccarii (Ridl.) Noot. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat dan Timur. hingga ketinggian 800 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 586; MLMI-NDTCK 2 (1997) 392. Magnolia carsonii Dandy ex Noot. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 571. Magnolia lasia Noot. Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 587. Magnolia mariusjacobsia Noot.. Pustaka: FM I,10 (1988) 588. Magnolia persuaveolens Dandy Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 587. Magnolia sabahensis Dandy ex Noot. (Manglietia) pegunungan tengah. Blumea 31 (1985) 95. Magnolia sarawakensis (Agostini) Noot. hingga ketinggian 750 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 588. Magnolia uvariifolia Dandy ex Noot. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. dan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 574; MLMI-NDTCK 2 (1997) 396. MALVACEAE (BOMBACACEAE, STERCULIACEAE, TILIACEAE) Brownlowia arachnoidea Kosterm. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 16. Brownlowia calciphila Kosterm. Persebaran: Kalimantan., daerah berbatu pasir. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 21. K a d e S i d i y a s a 65

80 Brownlowia clemensiae Burret (Sinonim: Jarandersonia clemensiae (Burret) Kosterm.) Habitat dan ekologi: Daerah tepi anak sungai dan tanah aluvial. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 29; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 432. Brownlowia cuspidata Low ex Pierre Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 26; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 432. Brownlowia elliptica Ridl. Persebaran: Sarawak Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 27; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 432. Brownlowia ferruginea Kosterm. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Res. Inst. Indon. 73 (1961) 23. Brownlowia fluminensis Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 17. Brownlowia glabrata Stapf ex Ridl. Habitat dan ekologi: Daerah lereng bagian bawah pada bukit kapur. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 29; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 433. Brownlowia grandistipulata Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai dekat pantai. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 296; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 433. Brownlowia havilandii Stapf Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat., daerah dekat sungai. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 25; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 434. Brownlowia ovalis Kosterm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran, daerah dekat sungai. Pustaka: Reinw. 6 (1962) 298; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 434. Brownlowia palustris Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah rawa yang beriklim musim. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 129. Brownlowia peltata Benth. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 20; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 430. Brownlowia purseglovei Kosterm. (Sinonim: Jarandersonia purseglovei (Koster.) Kosterm.) rawa gambut. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 28; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

81 Brownlowia riparia Ridl. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 15. Brownlowia rubra Kosterm. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73(1961) 30. Brownlowia sarawakensis Pierre Habitat dan ekologi: daerah tepi sungai. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73(1961) 14; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 435. Brownlowia sarwonoi Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah rawa yang beriklim musim. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 129. Brownlowia stipulata Kosterm. Persebaran: North Borneo. Pustaka: Kostermans, For.Res.Inst.Indon. 73 (1961) 22. Coelostegia chartacea Soegeng Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Reinw. 5 (1960) 273. Coelostegia kostermansii Soegeng Persebaran: Kalimantan. hingga ketinggian 300 m. Pustaka: Reinw. 5 (1960) 277; MLMI-NDTCK 1 (1997) 97. Coelostegia montana Sidiyasa Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. pegunungan tengh, daerah lereng dan punggung bukit. Pustaka: Bull. Sing. 63,1 & 2 (2011) 131. Coelostegia neesiocarpa Soegeng Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Reinw. 5 (1960) 279; MLMI-NDTCK 1 (1997) 97. Diplodiscus aureus Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 131. Diplodiscus decumbens Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Pustaka: Reinw. 5 (1960) 264. Diplodiscus longifolius (Merr.) Burret Pustaka: Reinw. 5 (1960) 261. Diplodiscus microlepis Kosterm. musin (seasonal forests). Pustaka: Reinw. 5 (1960) 263. Diplodiscus parviflorus Kosterm. Pustaka: Reinw. 5 (1960) 262. Durio acutifolius (Mast.) Kosterm., jarang pada ketinggian di atas 450 m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 365; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 65; MLMI-NDTCK 1 (1997) 99. Durio affinis Becc. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan Barat.. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 406; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 66. K a d e S i d i y a s a 67

82 Durio beccarinus Kosterm. Persebaran: Kalimantan Barat; Kalimantan Tengah.. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 407; MLMI-NDTCK 1 (1997) 99. Durio crassipes Kosterm. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 405; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 66. Durio dulcis Becc.. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 378; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 62; MLMI-NDTCK 1 (1997) 101. Durio excelsus (Korth.) Bakh. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan. dengan tanah liat berpasir, pada ketinggian hingga 200 m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 367; MLMI-NDTCK 1 (1997) 101. Durio grandiflorus (Mast.) Kosterm. hingga ketinggian 500 m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 369; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 69; MLMI-NDTCK 1 (1997) 102. Durio kinabaluensis Kosterm. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 391. Durio kutejensis (Hassk.) Becc., banyak ditanam oleh masyarakat. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 392. Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 72; MLMI- NDTCK 1 (1997) 102. Durio lanceolatus Mast. hingga pegunungan dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 394; MLMI-NDTCK 1 (1997) 104. Durio lissocarpus Mast. Persebaran: Kalimantan Barat., umumnya di daerah rawa. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 397; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 72. Durio oblongus Mast. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 409; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 74. Durio purpureus Kosterm. Persebaran: Barat Kalimantan.. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 374. Durion testudinarum Becc. (sinonim: D. macrophylus (King) Ridl.) hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Reinw. 4 (1958) 410; MLMI-NDTCK 1 (1997) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

83 Hibiscus borneensis Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 14 (1966) 49; MLMI-NDTCK 2 (1997) 399. Heritiera albiflora (Ridl.) Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei, Kalimantan., hutan kerangas, pada ketinggian di bawah 120 m. Pustaka: Reinw. 4 (1959) 527; TFSS 7 (2011) 342. Heritiera aurea Kosterm. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan., hutan Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: Reinw. 4 (1959) 518; TFSS 7 (2011) 344. Heritiera globosa Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah dekat rawa di belakang hutan mangrove dan tepi sungai, pada ketinggian di bawah 50 m. Pustaka: Reinw. 4 (1959) 484; TFSS 7 (2011) 346. Heritiera impressinervia Kosterm. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam., pada ketinggian di bawah 900 m. Pustaka: Reinw. 4 (1959) 508; TFSS 7 (2011) 348. Heritiera macroptera Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur. Pustaka: Reinw. 4 (1959) 513. Heritiera magnifica Kosterm. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang dengan tanah liat yang berwarna kuning. Pustaka: TFSS 7 (2011) 352. Jarandersonia parvifolia Kosterm.. Pustaka: Reinw. 8 (1970) 18. Jarandersonia rinoreoides Kosterm.. Pustaka: Reinw. 8 (1970) 17. Jarandersonia spinulosa Kosterm. Pustaka: Reinw. 7 (1962) 300. Microcos borneensis (Burret) Warb. ex P.S. Ashton (Sinonim: Grewia borneensis Burret) Habitat dan ekologi: Daerah rawa gambut dan kerangas. Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) 772; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 442. Microcos cinnamomifolia (Burret) Stapf ex P.S. Ashton (Sinonim: Grewia cinnamomifolia Burret). Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) 770; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 443. Microcos ossea (Burret) Stapf ex P.S. Ashton (Sinonim: Grewia ossea Burret) Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) 779; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 446. K a d e S i d i y a s a 69

84 Microcos ovata-lanceolata Burret Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) 163. Microcos paucicostata Burret Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) 602. Microcos pearsonii (Merr.) Burret (Sinonim: Grewia pearsonii Merr.). Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) 771; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 447. Microcos phaneroneura Burret Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) 163. Microcos stylocarpa (Warb.) Burret var. longipetiolata Merr.. Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) 780. Microcos stylocarpoides Burret Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) 162. Pentace borneensis Pierre, pada daerah yang bergelombang. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 13; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 454. Pentace chartacea Kosterm. Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur.. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 32. Pentace discolor Merr. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 19. Pentace erectinervia Kosterm. Persebaran: North Borneo. Dipterocarpaceae campuran, daerah bergelombang pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 24; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 453. Pentace laxiflora Merr. hingga ketinggian di bawah 500 m. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 33; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 453. Pentace macroptera Kosterm. Pustaka: Kostermans, For. Re. Inst. Indon. 87 (1964) 20; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 460. Pentace rigida Kosterm.. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

85 Pentace truncata Kosterm. Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: daerah punggung bukit. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87 (1964) 18; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 454. Pterocymbium splendens Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Pustaka: Reinw. 2 (1953) 363. Pterospermum subpeltatum Merr. hingga ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 374. Scaphium burkillfilii Kosterm. rawa. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 22 (1968) 444; TFSS 7 (2011) 380. Scaphium longipetiolatum (Kosterm.) Kosterm. primer, daerah punggung bukit hingga ketinggian 800 m. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 128; TFSS 7 (2011) 381. Scaphium parviflorum P. Wilkie Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam., hingga ketinggian di bawah 450 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 385. Sterculia longipetiolata Merr., terutama hutan sekunder, pada ketinggian di bawah 650 m. Pustaka: Tantra, Pengumuman LPH Bog. 102 (1976) 92; TFSS 7 (2011) 395. Sterculia rhoidifolia Stapf ex Ridl. Habitat dan ekologi: Daerah rawa gambut pada, pada ketinggian di bawah 650 m. Pustaka: Tantra, Pengumuman LPH Bog. 102 (1976) 116; TFSS 7 (2011) 399. Sterculia stipulata Korth., daerah tepi sungai, pada ketinggian di bawah m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 405. MELASTOMATACEAE Pternandra angustifolia Maxwell. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 13. Pternandra cogniauxii Nayar pegunungan. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 23. Pternandra coriacea (Cogn.) Nayar Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 37. Pternandra crassicalyx Maxwell. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 40. Pternandra gracilis (Cogn.) Nayar. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 54. Pternandra hirtella (Cogn.) Nayar. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 58. K a d e S i d i y a s a 71

86 Pternandra multiflora Cogn. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 60. Pternandra tessellata (Stapf) Nayar Persebaran: Sabah, Kalimantan. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 67. Pternandra teysmanniana (Cogn.) Nayar Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 69. MELIACEACE Aglaia bullata Pannell Dipterocarpaceae campuran, pada daerah lereng dan bukit, pada ketinggian hingga 420 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 41. Aglaia densisquama Pannell Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai dan hutan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,12 (1995) 240; TFSS 6 (2007) 47. Aglaia lancifolia (.Hook.f.) Harms Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: TFSS 6 (2007) 64. Aglaia laxiflora Miq. Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai dan punggung bukit, kadangkadang pada perbukitan kapur, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,12 (1995) 294; TFSS 6 (2007) 68. Aglaia neotenica Kosterm. Persebaran: Sarawak, Kalimantan. Dipterocarpaceae campuran, lereng bukit, daerah berbatu kapur hingga ketinggian 900 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 78. Aglaia ramotricha Pannell pegunungan, pada daerah berbatu kapur dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,12 (1995) 234; TFSS 6 (2007) 83. Aglaia rivularis Merr. Persebaran: Sabah, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, tanah berpasir, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,12 (1995) 280; TFSS 6 (2007) 84. Aglaia sessilifolia Pannell Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan batu kapur, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 89. Aglaia stellatopilosa Pannell Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. Dipterocarpaceae campuran dan kerangas, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 98. Aglaia sterculioides Kosterm.. Pustaka: TFSS 6 (2007) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

87 Aglaia subsessilis Pannell Sarawak, Sabah, Sarawak, Kalimantan. hingga ketinggian 830 m. Pustaka: FM I,12 (1995) 286; TFSS 6 (2007) 100. Aglaia tenuicaulis Hiern ssp. semengohensis Pannell Dipterocarpaceae campuran dengan topografi bergelombang, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 102. Chisocheton crustularii Mabb. Habitat dan ekologi: Daerah berhutan. Pustaka: FM I,12 (1995) 146; TFSS 6 (2007) 121. Chisocheton cumingianus (C.DC) Harms ssp. kinabaluensis (Merr.) Mabb. Pustaka: FM I,12 (1995) 166; TFSS 6 (2007) 122. Chisocheton granatum Mabb. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur., daerah berbatu kapur. Pustaka: FM I,12 (1995) 142; TFSS 6 (2007) 124. Chisocheton lansiifolius Mabb., termasuk hutan rawa gambut, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,12 (1995) 169; TFSS 6 (2007) 125. Chisocheton medusae Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur., kadang-kadang daerah berbatu kapur, pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 130. Chisocheton polyandrus Merr. hingga ketinggian 300 m. Pustaka: FM I,12 (1995) 144; TFSS 6 (2007) 135. Chisocheton ruber Ridl. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,12 (1995) 160; TFSS 6 (2007) 136. Chisocheton setosus Ridl. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. hujan tropis. Pustaka: FM I,12 (1995) 146; TFSS 6 (2007) 141. Chisocheton velutinus Mabb. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan. hujan tropis pada ketinggian hingga 650 m. Pustaka: FM I,12 (1995) 186; TFSS 6 (2007) 141. Dysoxylum crassum Mabb. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran dan hutan kerangas, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,12 (1995) 98; TFSS 6 (2007) 158. K a d e S i d i y a s a 73

88 Dysoxylum pachyrhache Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,12 (1995) 119; TFSS 6 (2007) 171. Reinwardtiodendron kinabaluense (Kosterm.) Mabb. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan hujan tropis hingga ketinggian 900 m Pustaka: FM I,12 (1995) 325; TFSS 6 (2007) 188. Sandoricum borneense Miq. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, mulai pada ketinggian 330 m. FM I,12 (1995) 352; TFSS 6 (2007) 192; MLMI- Pustaka: NDTCK 2 (1997) 422. Sandoricum caudatum Mabb. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam., hutan kerangas, pada ketinggian hingga 350 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 194. Sandoricum dasyneuron Baill. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,12 (1995) 345; TFSS 6 (2007) 194. Sandoricum dehiscens T. Clark. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. Pustaka: TFSS 6 (2007) 208. Sandoricum grandifolia Ridl. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur, pada ketinggian hingga 200 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 210. Walsura decipiens Mabb., pada ketinggian hingga 150 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 208. Walsura pachycaulon T. Clark Pustaka: FM I,12 (1995) 51; TFSS 6 (2007) 211. Walsura sarawakensis T. Clark Habitan dan ekologi: Hutan lahan pamah hingga ketinggian 300 m. Pustaka: FM I,12 (1995) 52; TFSS 6 (2007) 214. MORACEAE Artocarpus albobrunneus C.C. Berg Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: FM I,17 (2006) 110. Artocarpus annulatus F.M. Jarrett, daerah berbatu kapur. Pustaka: FM I,17 (2006) 87. Artocarpus brevipenduculatus (F.M. Jarrett) C.C. Berg. Pustaka: FM I,17 (2006) 88. Artocarpus excelsus F.M. Jarrett Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 22 (1975) 409; FM I,17 (2006) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

89 Artocarpus longifolius Becc. ssp. longifolius. Pustaka: FM I,17 (2006) 120. Artocarpus longifolius Becc. ssp. adpressus C.C. Berg Persebaran: Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah.. Pustaka: FM I,17 (2006) 120. Artocarpus obtusus F.M. Jarret SCL 255. Pustaka: FM I,17 (2006) 99. Artocarpus tamaran Becc. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 40 (1959) 352; FM I,17 (2006) 103; HLMI-NDTCK 2 (1997) 437. Artocarpus tomentosulus F.M. Jarret hingga ketinggian 650 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 41 (1960) 117; FM I,17 (2006) 125. Ficus albomaculata C.C. Berg, vegetasi tepi sungai. Pustaka: FM I,17 (2005) 397. Ficus androchaete Corner Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 49; FM I,17 (2005) 125. Ficus auricoma Corner ex C.C. Berg pegunungan tengah pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 48 (2003) 533; FM I,17 (2005) 128. Ficus aureocordata Corner Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 49; FM I,17 (2005) 128. Ficus borneensis Kochummen Persebaran: North Borneo. Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,17 (2005) 634. Ficus bruneiensis Corner, daerah tepi sungai. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 48; FM I,17 (2005) 129. Ficus bruneoaurata Corner Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 48; FM I,17 (2005) 129. Ficus bukitrayaensis C.C. Berg. Pustaka: Blumea 52 (2007) 320. Ficus kalimantana C.C. Berg Persebaran: Kalimantan Barat.. Pustaka: Blumea 55 (2010) 115. K a d e S i d i y a s a 75

90 Ficus cereicarpa Corner Persebaran: Borneo (bagian utara). hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91. FM I,17 (2005) 410. Ficus corneri Kochummen Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: FM I,17 (2005) 643. Ficus diamantiphylla Corner, daeran sepanjang tepi sungai. Pustaka: FM I,17 (2005) 130. Ficus endospermifolia Corner Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 58; FM I,17 (2005) 130. Ficus eumorpha Corner Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketingian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 49; FM I,17 (2005) 133. Ficus francisci H.J.P Winkler Habitat dan ekologi: Sepanjang tepi sungai hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91; FM I,17(2) (2005) 421. Ficus geocharis Corner. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 92; FM I,17 (2005) 424. Ficus hemsleyana King Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) 273. Ficus inaequipetiolata Merr. Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga (-2.300) m. Pustaka: FM I,17 (2005) 133. Ficus ixoroides Corner Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah. Habitat dan ekologi: Sepanjang tepi sungai hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 94; FM I,17 (2005) 429. Ficus jaheriana Corner Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) 277. Ficus kuchinensis C.C. Berg. Pustaka: Blumea 48 (2003) 579; FM I,17 (2005) 277. Ficus leptocalama Corner Habitat dan ekologi: Tepi sungai yang berbatu-batu pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) 279. Ficus leptogramma Corner Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 73; FM I,17 (2005) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

91 Ficus limosa C.C. Berg, daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Blumea 49 (2004) 172; FM I,17 (2005) 431. Ficus macilenta King Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: FM I,17 (2005) 134; Blumea 56 (2011) 161. Ficus megaleia Corner Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Blumea 52 (2007) 322; FM I,17 (2005) 433. Ficus midotis Corner Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) 280. Ficus paracamptophylla Corner Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 17; FM I,17 (2005) 672. Ficus rubrocuspidata Corner Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) Ficus rubromidotis Corner Persebaran: Sarawak, Brunei., daerah tepi sungai. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM I,17 (2005) 287. Ficus sandanakana C.C. Berg Persebaran: Sabah (Sandakan). Pustaka: Blumea 48 (2003) 583; FM I,17 (2005) 250. Ficus setiflora Stapf Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 50; FM I,17 (2005) 135. Ficus soepadmoi Kochummen. Pustaka: FM I,17 (2005) 678. Ficus stolonifera King Persebaran: Sarawak, Brunei. Habitat dan ekologi: Daerah dengan ketinggian hingga m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91; FM I,17 (2005) 455. Ficus subfulva Corner hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 47; FM I,17 (2005) 122. Ficus subglabritepala C.C. Berg Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah. Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 48 (2003) 543; FM I,17 (2005) 135. Ficus subsidens Corner Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). Habitat dan ekologi: Daerah berbatu di sepanjang sungai, pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 64; FM I,17 (2005) 254. K a d e S i d i y a s a 77

92 Ficus subterranea Corner Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Sepanjang tepi sungai hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 92; FM I,17 (2005) 457. Ficus tarennifolia Corner Persebaran: North Borneo (Sabah). Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 93; FM I,17 (2005) 458. Ficus treubbi King pegunungan hingga ketinggian 1.600(-2.000) m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91; FM I,17 (2005) 460. Ficus uncinata (King) Becc. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 52 (2007) 324; FM I,17 (2005) 461. Ficus venenosus (Zoll. & Mor.) Becc. ssp. borneensis (Becc.) Jarret Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur., daerah berbukit pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: MLMI-NDTCK 2 (1997) 442. Ficus virescens Corner Persebaran: North Borneo (Sabah). Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91; FM I,17 (2005) 463. MYRISTICACEAE Endocomia rufirachis (Sinclair) W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 30 (1984) 192. Endocomia virella W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 30 (1984) 194. Gymnacranthera ocellata Schouten Pustaka: Blumea 31 (1986) 469. Horsfieldia affinis W.J. de Wilde hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 217. Horsfieldia ampelomontana W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 4. Horsfieldia androphora W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 2. Horsfieldia borneensis W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 27. Horsfieldia carnosa Warb. Habitat dan ekologi: Daerah rawa dan hutan kerangas. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

93 Horsfieldia discolor W.J. de Wilde pegunungan. Pustaka: Blumea 32 (1987) 469. Horsfieldia disticha W.J. de Wilde Persebaran: Brunei Darussalam.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 10. Horsfieldia endertii W.J. de Wilde pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 24. Horsfieldia fragillima Airy Shaw Dipterocarpaceae campuran dataran rendah, daerah tepi sungai. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 29; MLMI-NDTCK 2 (1997) 448. Horsfieldia gracilis W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 211. Horsfieldia laticostata (Sinclair) W.J. de Wilde rawa gambut dan hutan kerangas. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 15. Horsfieldia montana Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 35. Horsfieldia motleyi Warb. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985); 209 MLMI-NDTCK 2 (1997) 452. Horsfieldia nervosa W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 16. Horsfieldia obscura W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 730 m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 42. Horsfieldia obtusa W.J. de Wilde Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 9. Horsfieldia oligocarpa Warb. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 22. Horsfieldia pachyrahis W.J. de Wilde Persebaran: Kalimantan Barat.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 6. Horsfieldia pallidicaula W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 190. Horsfieldia paucinervis Warb. kerangas. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 212. Horsfieldia polyspherula Sinclair var. maxima W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 17. K a d e S i d i y a s a 79

94 Horsfieldia reticulata Warb.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 218. Horsfieldia rufo-lanata Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 216. Horsfieldia sabahulosa Sinclair Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) Horsfieldia sessifolia W.J. de Wilde rawa ganbut. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 210. Horsfieldia splendida W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 213. Horsfieldia sterilis W.J. de Wilde. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 224. Horsfieldia subalpina Sinclair ssp. kinabaluensis W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 40. Horsfieldia sucosa (King) Warb. ssp. bifissa W.J. de Wilde Persebaran: Sabah, Kalimantan. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 188. Horsfieldia tenuifolia (Sinclair) W.J. de Wilde Sarawak, Sabah.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 11. Horsfieldia xanthina Airy Shaw ssp. macrophylla W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 47. Horsfieldia xanthina Airy Shaw ssp. xanthina pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 46. Knema ashtonii Sinclair Persebaran: Brunei Darussalam, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai hingga ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 385; MLMI- NDTCK 2 (1997) 454. Knema curtisii (King) Warb. var. amoena Sinclair Persebaran: Brunei Darussalam.. Pustaka: Blumea 25 (1979) 420. Knema curtisii (King) Warb. var. arenosa Sinclair Persebaran: Borneo (Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur).. Pustaka: Blumea 25 (1979) 420. Knema elmeri Merr.. Pustaka: Blumea 25 (1979) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

95 Knema emmae W.J. de Wilde Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 41 (1996) 384. Knema galeata Sinclair, hutan kerangas. Pustaka: Blumea 25 (1979) 422. Knema hirtella W.J. de Wilde Persebaran: Borneo, kecuali Brunei Darussalam dan Kalimantan Selatan. dan pegunungan, hingga ketinggian di bawah m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 459; MLMI- NDTCK 2 (1997) 455. Knema kinabaluensis Sinclair pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 450. Knema korthalsii Warb. ssp. rimosa W.J. de Wilde hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Blumea 43 (1998) 242. Knema kostermansiana W.J. de Wilde hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 455. Knema krusemaniana W.J. de Wilde Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.. Pustaka: Blumea 41 (1996) 385. Knema kunstleri (King) Warb. ssp. alpina (Sinclair) W.J. de Wilde pegunungan. Pustaka: Blumea 25 (1979) 469. Knema kunstleri (King) Warb. ssp. coriacea (Warb.) W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. rawa gambut dan hutan kerangas. Pustaka: Blumea 25 (1979) 469. Knema kunstleri (King) Warb. ssp. leptophylla W.J. de Wilde Persebaran: Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Lereng bukit, pada ketinggian 750 m. Pustaka: Blumea 41 (1996) 386. Knema kunstleri (King) Warb. ssp. pseudostellata W.J. de Wilde Persebaran: Kalimantan Barat. perbukitan pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 43 (1998) 244. Knema latericia Elmer ssp. albifolia (Sinclair) W.J. de Wilde Pustaka: Blumea 25 (1979) 397. Knema latericia Elmer ssp. ridley (Gand.) W.J. de Wilde forma nana W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. hingga ketinggian 550 m. Pustaka: Blumea 43 (1998) 246. Knema latericia Elmer ssp. ridley (Gand.) W.J. de Wilde form. olivacea W.J. de Wilde Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Blumea 43 (1998) 248. K a d e S i d i y a s a 81

96 Knema linguiformis (Sinclair) W.J. de Wilde Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah, Kalimantan Tengah dan Timur. Pustaka: Blumea 25 (1979) 416; MLMI- NDTCK 2 (1997) 456. Knema longepilosa (W.J. de Wilde) W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.. Pustaka: Blumea 41 (1996) 389. Knema lunduensis (Sinclair) W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 41 (1996) 391. Knema luteola W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 451. Knema mamillata W.J. de Wilde Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea 25 (1979) 424. Knema membranifolia Winkler hingga hutan pegunungan tengah. Pustaka: Blumea 25 (1979) 422. Knema minima W.J. de Wilde Persebaran: Brunei Darussalam.. Pustaka: Blumea 43 (1998) 249. Knema mogeana W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 32 (1987) 136. Knema muscosa Sinclair Pustaka: Blumea 25 (1979) 466. Knema oblongata Merr. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 400. Knema pallens W.J. de Wilde Persebaran: Sabah, Kalimantan. Pustaka: Blumea 25 (1979) 391; MLMI- NDTCK 2 (1997) 456. Knema pectinata Warb. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 430. Knema pedicellata W.J. de Wilde hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 474. Knema percoriacea Sinclair kerangas. Pustaka: Blumea 25 (1979) 392; MLMI- NDTCK 2 (1997) 456. Knema piriformis W.J. de Wilde pegunungan hingga ketinggian 2000 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 400. Knema psilantha W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 41 (1996) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

97 Knema pubiflora W.J. de Wilde Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. hingga ketinggian di bawah 300 m. Pustaka: Blumea 25 (1979) 466; MLMI- NDTCK 2 (1997) 456. Knema riangensis W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: Blumea 32 (1987) 138. Knema riparia W.J. de Wilde, daerah tepi sungai. Pustaka: Blumea 32 (1987) 126. Knema sericea W.J. de Wilde pegunungan (daerah berbatu kapur). Pustaka: Blumea 41 (1996) 394. Knema subhirtella W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 32 (1987) 131. Knema stylosa (W.J. de Wilde) W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 32 (1987) 119. Knema tridactyla Airy Shaw ssp. salicifolia W.J. de Wilde, pada ketinggian 650 m. Pustaka: Blumea 43 (1998) 251. Knema tridactyla Airy Shaw ssp. sublaevis W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 43 (1998) 251. Knema tridactyla Airy Shaw ssp. tridactyla Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. Pustaka: Blumea 43 (1998) 251. Knema uliginosa Sinclair Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: Blumea 25 (1979) 428. Knema viridis W.J. de Wilde. Pustaka: Blumea 32 (1987) 121. Knema woodii Sinclair. Pustaka: Blumea 25 (1979) 429. Myristica beccarii Warb. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 23 (1968) 319; MLMI-NDTCK 2 (1997) 460. Myristica corticata W.J. de Wilde Persebaran: Brunei, Sabah.. Pustaka: Blumea 42 (1997) 157. Myristica extensa W.J. de Wilde hingga ketinggian 800 m. Pustaka: Blumea 42 (1997) 164. Myristica papyracea Sinclair Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 23 (1968) 133; MLMI-NDTCK 2 (1997) 461. K a d e S i d i y a s a 83

98 Myristica simiarum A.DC. ssp. calcarea W.J. de Wilde Persebaran: Sarawak, Kalimantan. hingga ketinggian 700 m, daerah berbatu kapur. Pustaka: Blumea 42 (1997) 184. Myristica smythiesii Sinclair Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 23 (1968) 316. Myristica villosa Warb. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Tengah dan Timur.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 23 (1968) 311; MLMI-NDTCK 2 (1997) 462. MYRTACEAE Cleistocalyx paradoxus (Merr.) Merr. & L.M. Perry Pustaka: KCL 2,1 (1990) 274. Cleistocalyx perspicuinervius (Merr.) Merr. & L.M. Perry Pustaka: KCL 2,1 (1990) 274. Rhodamnia mulleri (Korth.) Blume Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. kerangas dan daerah dekat pantai hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. 33 (1979) 441; FM I,7 (2011) 115. Syzygium adenophyllum Merr. & L.M. Perry kerangas dan daerah pegunungan yang berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 306. Syzygium aegiceroides Korth. Persebaran: Borneo, Kalimantan (Martapura). Pustaka: TFSS 7 (2011) 296. Syzygium ampullarium (Stapf) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 166. Syzygium anthicoides P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: TFSS 7 (2011) 166. Syzygium anthicum (Ridl.) Merr. & L.M. Perry kerangas di daerah pegunungan pada ketinggian 900 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 167. Syzygium apiarii P.S. Ashton pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 169. Syzygium arcanum P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran, tanah liat, pada ketinggian sekitar 300 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

99 Syzygium badescens P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Lereng bukit, pada ketinggian sekitar 100 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 173. Syzygium bakoense P.S. Ashton Persebaran: Sarawak (Taman Nasional Bako). kerangas dan daerah perbatasannya dengan hutan Dipterocarpaceae. Pustaka: TFSS 7 (2011) 173. Syzygium baramense (Merr.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah dekat tepi sungai, hutan Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian di bawah 300 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 176. Syzygium barringtonioides (Ridl.) Masam. var. barringtonioides Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 177. Syzygium barringtonioides (Ridl.) Masam. var. quadrisepalum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat., daerah tepi sungai yang berlumpur. Pustaka: TFSS 7 (2011) 177. Syzygium baramense (Merr.) Merr. & L.M. Perry kerangas dataran rendah, hutan pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 177. Syzygium bicostatum P.S. Ashton kerangas pegunungan bawah, pada ketinggian di bawah m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 178. Syzygium urceolatum (Korth.) Merr. & L.M. Perry ssp. urceolatum kerangas dan hutan Dipterocarpaceae campuran dengan batuan induk yang berkadar logan tinggi, pada ketinggian sekitar 800 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 296. Syzygium brachyrachis Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah bagian atas hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 181. Syzygium bujangii P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran lahan pamah dan hutan rawa gambut, pada ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 182. Syzygium calyptrocalyx P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. rawa gambut dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 7 (2011) 183. Syzygium capitatum (Merr.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran lahan pamah dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 7 (2011) 184. K a d e S i d i y a s a 85

100 Syzygium caryophylliflorum (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah sekitar tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 184. Syzygium castaneum (Merr.) Merr. & L.M. Perry ssp. altecastaneum P.S. Ashton pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. 61 (2006) 116; TFSS 7 (2011) 186. Syzygium caudatum (Merr.) Airy Shaw Dipterocarpaceae campuran dan tanah liat berpasir dekat pantai, hutan pegunungan bawah pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 188. Syzygium cephalophorum (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran dengan tanah liat yang subur, pada ketinggian hingga 650 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 189. Syzygium chaii P.S. Ashton pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 190. Syzygium claviflorum (Roxb.) Wall. ex Steudel ssp. tavaiense P.S. Ashton di atas batuan yang mengandung logam berat. Pustaka: TFSS 7 (2011) 193. Syzygium cleistocalyx (Merr.) P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah limpasan sungai, di belakang hutan mangrove dan hutan pegunungan atas dengan ketinggian sekitar m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 193. Syzygium cornuflorum P.S. Ashton pegunungan, pada ketinggian sekitar m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 195. Syzygium creaghii (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat berpasir, terutama di lereng bukit, atau di bagian atas hutan Dipterocarpaceae pada ketinggian sekitar 900 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 197. Syzygium crypteronioides P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah peralihan antara hutan Dipterocarpaceae dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 7 (2011) 198. Syzygium cuneiforme Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat atau daerah berbatu kapur, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 198. Syzygium dasyphyllum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

101 Syzygium durifolium Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran, pada tanah yang mengalami pencucian. Pustaka: TFSS 7 (2011) 200. Syzygium elliptilimbum (Merr.) Merr. & L.M. Peryy Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran, hutan sekunder dan hutan rawa gambut di dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 201. Syzygium elopurae (Ridl.) Merr. L.M. Perry di atas batuan induk yang mengandung logam berat. Pustaka: TFSS 7 (2011) 202. Syzygium erythranthum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 202. Syzygium eugeniforme P.S. Ashton Persebaran: Sarawak (Lawas district). Pustaka: TFSS 7 (2011) 203. Syzygium faciflorum P.S. Ashton pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 203. Syzygium filiforme (Wall. ex Duthie) Chantar. & J. Parn. ssp. paraiense (Merr. & L.M. Perry) P.S. Ashton Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 207. Syzygium flagrimonte P.S. Ashton pegunungan berbatu kapur (karst), pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 207. Syzygium fossiramulosum P.S. Ashton dan daerah berbatu kapur, pada ketinggian di bawah 400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 209. Syzygium fulvotomentosum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. primer dan sekunder dekat sungai, pada ketinggian 800 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 209. Syzygium georgeae P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah berbatu-batu di tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 212. Syzygium gladiatum (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Tengah. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: TFSS 7 (2011) 214. Syzygium glanduligerum (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran, hutan kerangas, di bagian atas hutan Dipterocarpaceae dan daerah berbatu kaapur dengan ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 215. K a d e S i d i y a s a 87

102 Syzygium gracilipaniculatum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur. kerangas, hutan pegunungan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 215. Syzygium havilandii (Merr.) Merr. & L.M. Perry rawa gambut, hutan kerangas dan hutan pegunungan atas, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 218. Syzygium houttuynii Merr. & L.M. Perry pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 220. Syzygium houttuniifolium P.S. Asthon Habitat dan ekologi: Derah bagian atas hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 221. Syzygium idrisii P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran dan tanah berbasir dalam. Pustaka: TFSS 7 (2011) 222. Syzygium iliasii P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran, kadangkadang pada tanah berpasir dengan ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 222. Syzygium imperiale P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran dadaran rendah, pada tanah liat yang subur. Pustaka: TFSS 7 (2011) 224. Syzygium jaherii Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: TFSS 7 (2011) 226. Syzygium kalahiense Korth. Dipterocarpaceae campuran dan daerah limpasan sungai, hutan rawa gambut dan hutan perbukitan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 228. Syzygium khoonmengianum P.S. Ashton pegunungan bawah, pada ketinggian sekitar m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 229. Syzygium kiauense Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah dekat sungai, daerah berbatu-batu dan bagian atas hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 229. Syzygium kinabaluense (Stapf) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam. pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 230. Syzygium kudatense P.S. Ashton Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

103 Syzygium lambirense P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. dan hutan pegunungan bawah, punggung bukit pada ketinggian hingga 695 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 234. Syzygium lamii Merr. & L.M. Perry Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah (Buntok). Pustaka: TFSS 7 (2011) 307. Syzygium leucocladum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. primer dan sekunder. Pustaka: TFSS 7 (2011) 235. Syzygium leucophloium Merr. & L.M. Perry Persebaran: Kalimantan Selatan. Pustaka: TFSS 7 (2011) 306. Syzygium lunduense (Merr.) Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran, pada daerah lembah dan lembab. Pustaka: TFSS 7 (2011) 238. Syzygium medium (Korth.) Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 241. Syzygium monticolum Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan. Pustaka: TFSS 7 (2011) 242. Syzygium moultonii (Merr.) Merr. & L.M. Perry kerangas. Pustaka: TFSS 7 (2011) 243. Syzygium multibracteolatum (Merr.) Merr. & L.M. Perry kerangas, daerah perbukitan dan hutan dekat pantai, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 244. Syzygium myrtilloides Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah (Kinabalu). Habitat dan ekologi: Daerah punggung di hutan pegunungan, daerah berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 246. Syzygium neriifolium Becc. ex Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai yang berarus deras. Pustaka: TFSS 7 (2011) 248. Syzygium nigropunctatum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. pegunungan, pada ketinggian sekitar m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 250. Syzygium nummularium Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. pegunungan atas, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 251. K a d e S i d i y a s a 89

104 Syzygium oblanceolatum (C.B. Rob.) Merr. ssp. kihamense (Merr. & L.M. Perry) P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 252. Syzygium oblanceolatum (C.B. Rob.) Merr. ssp. kinabaluense P.S. Ashton pegunungan bawah, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 253. Syzygium odoardoi Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang sungai, hutan Dipterocarpaceae campuran dan hutan perbukitan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 254. Syzygium oligomyrum Diels Dipterocarpaceae campuran pada ketinggian di bawah 400 m dan hutan pegunungan pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 254. Syzygium pachysepalum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 300 m dan hutan pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 256. Syzygium paludosum P.S. Ashton jarang di hutan Dipterocarpaceae campuran di daerah perbukitan dekat pantai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 257. Syzygium panzeri Merr. & L.M. Perry dan di bagian atas hutan Dipterocarpaceae, pada tanah lempung yang subur dengan ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 258. Syzygium paradoxum (Merr.) Masam. Persebaran: Brunei Darussaalam, Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 258. Syzygium penibukanense Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran dekat pantai yang tanahnya berpasir dan bagian atas hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 261. Syzygium perspicuinervium (Merr.) Masam. Dipterocarpaceae campuran, termasuk daerah berbatu kapur di dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 262. Syzygium petrophilum Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu) pegunungan bawah dengan bebatuan yang mengandung logam berat, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

105 Syzygium phryganodes Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu di dataran rendah dan hutan kerangas di pegunungan bawah, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 263. Syzygium pontianakense Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran dataran rendah, kadang-kadang daerah punggung bukit yang tinggi hingga pada ketinggian 800 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 265. Syzygium praestantilimbum Merr. & L.M. Perry rawa gambut, hutan kerangas, kadang-kadang hutan Dipterocarpaceae campuran dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 266. Syzygium pterophorum Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit di hutan pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 267. Syzygium punctilimbum (Merr.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Borneo. pegunungan pada ketinggian m, menurun di daerah bukit berbatu hingga ketinggian 300 m, hutan kerangas dan daerah batu kapur. Pustaka: TFSS 7 (2011) 267. Syzygium quadricostatum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. pegunungan bawah dan atas, pada ketinggian m, kadang di hutan kerangas, daerah lereng dan dekat sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 272. Syzygium racemosum (Blume) DC. ssp. calcimontanum (P.S. Ashton) P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah batu kapur. Pustaka: TFSS 7 (2011) 274. Syzygium ramiflorum Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, tanah liat berpasir, dan bagian atas hutan Dipterocarpaceae, hingga pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 274. Syzygium rejangense Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang sungai hingga di bagian punggung bukit, hingga pada ketinggian 700 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 275. Syzygium remotifolium (Ridl.) Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran di dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 276. Syzygium resulentum Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Tanah berpasir di hutan Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian di bawah 700 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 280. K a d e S i d i y a s a 91

106 Syzygium selukaifolium P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. pegunungan bawah dan hutan kerangas dataran rendah, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 283. Syzygium silamense P.S. Ashton pegunungan, pada tanah dengan batuan induk yang berkadar logam tinggi, pada ketinggian sekitar 850 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 284. Syzygium soepadmoi P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran dengan bebatuan yang berkadar logam tinggi. Pustaka: TFSS 7 (2011) 285. Syzygium steenisii Merr. & L.M. Perry kerangas dan hutan pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 287. Syzygium stipitatum P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 287. Syzygium subisense P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah bukit kapur, pada ketinggian sekitar 400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 289. Syzygium subsessilifolium (Merr.) Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai di dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 289. Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. dan rawa gambut, pada ketinggian dibawah 400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 291. Syzygium tenuicaudatum Merr. & L.M. Perry Dipterocarpaceae campuran dan daerah sepanjang sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 292. Syzygium tenuilimbum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 293. Syzygium treubii Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.. Pustaka: TFSS 7 (2011) 294. Syzygium tubiflorum P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit di hutan pegunungan, pada ketinggian sekitar m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 294. Syzygium ultramaficum P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah batu kapur dan bebatuan yang berkadar logam tinggi di hutan Dipterocarpaceae campuran dataran rendah, pulau karang dan hutan pegunungan bawah. Pustaka: TFSS 7 (2011) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

107 Syzygium urceolatum (Korth.) Merr. & L.M. Perry ssp. urceolatum kerangas dan hutan Dipterocarpaceae campuran dengan batuan induk yang berkadar logan tinggi, pada ketinggian sekitar 800 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 296. Syzygium urceolatum (Korth.) Merr. & L.M. Perry ssp. kuchingense (Merr.) P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan (di Sarawak) pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 297. Syzygium valdecoriaceum P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Selatan. Dipterocarpaceae campuran, terutama di bagian punggung bukit, tanah berpasir, pada ketinggian 800 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 297. Syzygium valentissimum P.S. Ashton Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: TFSS 7 (2011) 299. Syzygium velutinum A.P. Davis Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran dan daerah yang berbatasan dengan hutan kerangas, pada ketinggian di bawah 500 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 299. Syzygium villamilii (Merr.) Merr. & L.M. Perry Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam. primer dan sekunder, hutan Dipterocarpaceae, daerah tepi sungai dan kadang-kadang pada daerah yang batuan induknya berkadar logam tinggi. Pustaka: TFSS 7 (2011) 300. Syzygium villiferum (Ridl.) Masam. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran dan hutan kerangas dataran rendah, hutan pegunungan pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 301. Tristaniopsis anomala (Merr.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah punggung bukit dan hutan kerangas di daerah pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 311. Tristaniopsis beccarii (Ridl.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas dan rawa gambut, pada ketinggian hingga m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 313. Tristaniopsis bilocularis (Stapf.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 313. K a d e S i d i y a s a 93

108 Tristaniopsis elliptica (Stapf.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. pegunungan pada ketinggian m, kadang di daerah dengan batuan induk yang berkadar logam tinggi dan batu kapur, pada ketinggian di atas 900 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 314. Tristaniopsis kinabaluensis P.S. Ashton pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 315. Tristaniopsis marguensis (Griff.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. ssp. tavaiensis P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah bebatuan yang berkadar logam tinggi. Pustaka: TFSS 7 (2011) 317. Tristaniopsis microcarpa P.S. Ashton ssp. microcarpa Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae campuran dengan ketinggian hingga m, kadang-kadang di daerah tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 319. Tristaniopsis microcarpa P.S. Ashton ssp. corymbosa P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah bebatuan yang berkadar logam tinggi dan hutan kerangas di daerah pegunungan bawah, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 319. Tristaniopsis pentandra (Merr.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei Darussalam., rawa gambut dan hutan kerangas di daerah pegunungan, pada ketinggian hingga m Pustaka: TFSS 7 (2011) 320 Tristaniopsis rubiginosa S.Teo ex P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas dan hamparan pasir dekat pantai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 321. Tristaniopsis whiteana (Griff.) P.G. Wilson & J.T. Waterh. ssp. monostemon P.S. Asthon Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. kerangas dan daerah tepi sungai. Pustaka: TFSS 7 (2011) 322. Whiteodendron moultonianum (W.W. Sm.) Steenis Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian hingga 450 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 325. OCHNACEAE Schuurmansiella angustifolia (Hook.f.) Hall.f. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

109 OLEACEAE Chionanthus pluriflorus (Knobl.) Kew Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan Selatan. Pustaka: MLMI-NDTCK 2 (1997) 489. Schrebera kusnotoi Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur. Pustaka: Reinw. 2 (1953) 360. OXALIDACEAE Sarcotheca glauca (Hook.f.) Hall.f. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah.. Pustaka: FM I,7 (1971) 172; TFSS 1 (1995) 291. Sarcotheca macrophylla Blume Persebaran: Sarawak, Kalimantan., daerah dekat pantai. Pustaka: FM I,7 (1971) 174; MLMI-NDTCK 2 (1997) 490. Sarcotheca ochracea Hall.f. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: FM I,7 (1971) 173. Sarcotheca rubrinervis Hall.f. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, pada tanah berlempung. Pustaka: FM I,7 (1971) 173. PENTAPHYLACACEAE (THEACEAE pp) Adinandra acuminata Korth. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 73. Adinandra borneensis Kobuski. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 81. Adinandra caudatifolia Kobuski pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 72. Adinandra clemensiae Kobuski pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 77. Adinandra collina Kobuski Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 76 Adinandra colombonensis Kobuski. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 59. Adinandra cordifolia Ridl. var. cordifolia hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 65. Adinandra cordifolia Ridl. var. strigosa Kobuski pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 65. Adinandra dasyantha Korth. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 82. Adinandra hullettii King Persebaran: Sarawak Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 68 K a d e S i d i y a s a 95

110 Adinandra impressa Kobuski pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 54. Adinandra magniflora Kobuski pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 79. Adinandra myrioneura Kobuski. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 83. Adinandra nunkokensis Kobuski pegunungan tengah hingga ketinggian 800 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 70. Adinandra plagiobasis Airy Shaw. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 80. Adinandra quenquepartita Kobuski pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 53. Adinandra subsessilis Airy Shaw pegunungan tengah hingga ketinggian 900 m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 66. Adinandra verrucosa Stapf pegunungan pada ketinggian m. Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 58. PERACEAE (EUPHORBIACEAE pp) Trigonopleura macrocarpa Airy Shaw. Pustaka: Blumea 40 (1995) 371. PHYLLANTHACEAE (EUPHORBIACEAE pp) Antidesma hosei Pax & Hoffm. var. angustatum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 212. Antidesma leucopodum Miq. var. kinabaluense Airy Shaw pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213. Antidesma leucopodum Miq. var. platyphyllum Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213. Antidesma linearifolium Pax & Hoffm Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213. Antidesma montis-silam Airy Shaw hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 214. Antidesma polystylum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

111 Antidesma riparium Airy Shaw, daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 215. Antidesma stenocarpum Airy Shaw, daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 216. Antidesma stenophyllum Merr. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 216. Antidesma venenosum (Merr.) Airy Shaw Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam). hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 219. Aporusa acuminatissima Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 32. Aporusa alia Schot, termasuk hutan rawa dan hutan kerangas. Pustaka: Blumea 40 (1995) 453. Aporusa bullatissima Airy Shaw hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 34. Aporusa caloneura Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 34. Aporusa chalarocarpa Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 34. Aporusa elmeri Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 35. Aporusa fulvovittata Schot pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 40 (1995) 455. Aporusa granularis Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 37. Aporusa illustris Airy Shaw hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 37. Aporusa lagenocarpa Airy Shaw Persebaran: Borneo hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 37. Aporusa lucida (Miq.) Airy Shaw var. trilocularis Schot Pustaka: Blumea 40 (1995) 457. Aporusa nitida Airy Shaw Habitat dan ekologi: Daerah pantai hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 39. K a d e S i d i y a s a 97

112 Aporusa rhacostyla Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 40. Aporusa sarawakensis Schot hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Blumea 40 (1995) 458. Aporusa stenostachys Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 41. Aporusa symplocoides (Hook.f.) Gag var. chondroneura (Airy Shaw) Airy Shaw hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 42. Ashtonia excelsa Airy Shaw, hutan rawa dan kerangas, hingga pada ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 175; MLMI- NDTCK 1 (1997) 207. Baccaurea angulata Merr. hingga ketinggian 800 m. Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 96; MLMI- NDTCK 1 (1997) 209. Baccaurea dolichobotrys Merr. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 110. Baccaurea sarawakensis Pax & K.Hoffm. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 177. Baccaurea stipulata J.J. Sm. hingga ketinggian m. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 210. Baccaurea trigonocarpa Merr. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 188. Borneodendron aenigmaticum Airy Shaw hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 60. Bridelia adusta Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 41 (1996) 304. Bridelia glauca Blume var. sosopodonica (Airy Shaw) S. Dressler Persebaran: Sabah, Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 41 (1996) 315. Cleistanthus acuminatissmus Merr.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 77. Cleistanthus bakonensis Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

113 Cleistanthus beccarianus Jabl. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 78. Cleistanthus coriaceus Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 79. Cleistanthus elongatus Jabl. pantai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 80. Cleistanthus glabratus Jabl.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 81. Cleistanthus paxii Jabl.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 84. Cleistanthus podopyxis Airy Shaw Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 84. Cleistanthus peudopodocarpus Jabl. var. leptosus Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 85. Cleistanthus pubens Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 85. Cleistanthus pyrrhocarpus Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. hingga ketinggian 700 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 86. Cleistanthus sarawakensis Jabl. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 86. Cleistanthus striatus Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 86. Cleistanthus winkleri Jabl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 88. Dicoelia beccariana Benth. Dipetocarpaceae dataran rendah, daerah tepi sungai, hutan kerangas serta hutan bekas tebangan dan hutan sekunder, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 56 (2011) 212. Flueggea gracilis (Merr.) Petra Hoffm Richeriella malayana Hend. var. macrocarpa Airy Shaw Persebaran: Sarawak (daerah berbatu kapur). Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 191. PITTOSPORACEAE Pittosporum linearifolium J.B. Sugau perbukitan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 300. K a d e S i d i y a s a 99

114 Pittosporum silamense J.B. Sugau Habitat dan ekologi: Daerah berbukit dengan kandungan logam yang tinggi pada ketinggian 800 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 303. PODOCARPACEAE Dacrycarpus kinabaluensis (Wasscher) de Laub. Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 381. Dacrycarpus steupii (Wasscher) de Laub. Persebaran: Kalimantan Timur. pegunungan. Pustaka: FM I,10 (1988) 380. Dacrydium ericoides de Laub. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 371. Dacrydium gibbsiae Stapf Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 369. Dacrydium gracilis de Laub. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 367. Palcatifolium angustum de Laub. Habitat dan ekologi: Daerah dekat pantai. Pustaka: FM I,10 (1988) 374. Podocarpus borneneensis de Laub. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat. kerangas, hutan pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 403; MLMI-NDTCK 2 (1997) 501. Podocarpus brevifolius (Stapf) Foxw. Persebaran: Sabah (Kinabalu). Habitat dan ekologi: Daerah berbatu granite hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 414. Podocarpus confertus de Laub. Habitat dan ekologi: Daerah berbukit dengan kandungan logam yang tinggi hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 408. Podocarpus gibbsii Gray Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 408. Podocarpus globulus de Laub. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 406. Podocarpus laubenfelsii Tiong Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. kerangas hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 416. Podocarpus micropedunculatus de Laub. Persebaran: Sarawak, Brunei, Sabah.. Pustaka: FM I,10 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

115 POLYGALACEAE Xanthophyllum adenotus Miq. var. lineare Meijden Pustaka: FM I,10 (1988) 516. Xanthophyllum beccarianum Chodat Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai, pada ketinggian hingga 200 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 522; TFSS 6 (2007) 236. Xanthophyllum bicolor W.J. de Wilde & Duyfjes Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai atau perbukitan di dataran rendah. Pustaka: TFSS 6 (2007) 238. Xanthophyllum borneense Miq. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, lereng bukit dengan ketinggian di bawah 300 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 508; TFSS 6 (2007) 239. Xanthophyllum brachystachyum W.J. de Wilde & Duyfjes Dipterocarpaceae campuran, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 241. Xanthophyllum brevipes Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai dan lereng bukit, pada ketinggian di bawah 100 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 536; TFSS 6 (2007) 241; MLMI-NDTCK 2 (1997) 505. Xanthophyllum ceraceifolium Meijden Dipterocarpaceae campuran dataran rendah. Pustaka: FM I,10 (1988) 517; TFSS 6 (2007) 242. Xanthophyllum clovis Meijden Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran dataran rendah, daerah lereng atau hutan kerangas. Pustaka: FM I,10 (1988) 517; TFSS 6 (2007) 244. Xanthophyllum contractum Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. tepi sungai dataran rendah. Pustaka: FM I,10 (1988) 532; TFSS 6 (2007) 246. Xanthophyllum ecarinatum Chodat Dipterocarpaceae campuran dataran rendah dan hutan pegunungan, daerah tepi sungai atau lereng bukit yang terjal, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 539; TFSS 6 (2007) 247; MLMI-NDTCK 2 (1997) 505. Xanthophyllum ferrugineum Meijden Dipterocarpaceae campuran, daerah punggung bukit, pada ketinggian hingga 500 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 503; TFSS 6 (2007) 250; MLMI-NDTCK 2 (1997) 508. K a d e S i d i y a s a 101

116 Xanthophyllum havilandii Chodat Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, daerah tepi sungai atau lereng di dataran rendah. Pustaka: TFSS 6 (2007) 255. Xanthophyllum heterophyllum Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah., di daerah lereng atau punggung bukit. Pustaka: FM I,10 (1988) 519; TFSS 6 (2007) 257. Xanthophyllum hildebrandii Meijden Persebaran: Sabah (Kinabalu). Dipterocarpaceae campuran di perbukitan, pada ketinggian sekitar m. Pustaka: FM I,10 (1988) 532; TFSS 6 (2007) 258. Xanthophyllum hosei Ridl. Pustaka: FM I,10 (1988) 502. Xanthophyllum lineare (Meijden) W.J. de Wilde & Duyfjes Habitat dan ekologi: Daerah berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 260. Xanthophyllum longum W.J. de Wilde & Duyfjes, daerah tepi sungai dan perbukitan. Pustaka: TFSS 6 (2007) 261. Xanthophyllum macrophyllum Baker Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae campuran dataran rendah dan hutan pegunungan, daerah tepi sungai atau lereng bukit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,10 (1988) 507; MLMI-NDTCK 2 (1997) 510; TFSS 6 (2007) 261. Xanthophyllum montanum Meijden pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 532; TFSS 6 (2007) 262. Xanthophyllum neglectum Meijden Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan bawah, daerah tepi sungai yang berbatu-batu, pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 509; TFSS 6 (2007) 263; MLMI-NDTCK 2 (1997) 510. Xanthophyllum nigricans Meijden Habitat dan ekologi: Daerah dan punggung bukit pada ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 508; TFSS 6 (2007) 264. Xanthophyllum nitidum W.J. de Wilde & Duyfjes Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur., pada daerah yang berbatu-batu, pada ketinggian m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 265. Xanthophyllum ovatifolium Chodat Pustaka: FM I,10 (1988) 508; TFSS 6 (2007) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

117 Xanthophyllum pachycarpon W.J. de Wilde & Duyfjes Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Barat. Dipterocarpaceae campuran, daerah perbukitan, pada ketinggian hingga 650 m. Pustaka: TFSS 6 (2007) 267. Xanthophyllum parvifolium Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran dan hutan kerangas, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 510; TFSS 6 (2007) 268. Xanthophyllum pauciflorum Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran dan hutan perbukitan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,10 (1988) 509; TFSS 6 (2007) 268. Xanthophyllum pedicellatum Meijden Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur., di lereng dan punggung bukit, hutan rawa, pada ketinggian hingga 500 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 522; TFSS 6 (2007) 270; MLMI-NDTCK 2 (1997) 510. Xanthophyllum penibukanense Heine Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,10 (1988) 521; TFSS 6 (2007) 271. Xanthophyllum pseudoadenotus Meijden Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai, pada ketinggian sekitar 200 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 521; TFSS 6 (2007) 272. Xanthophyllum purpureum Ridl. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan bawah, daerah tepi sungai hingga punggung bukit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,10 (1988) 522; TFSS 6 (2007) 275. Xanthophyllum ramiflorum Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Kalimantan Barat. rawa gambut dan kerangas. Pustaka: FM I,10 (1988) 530; TFSS 6 (2007) 276. Xanthophyllum rectum W.J. de Wilde & Duyfjes kerangas, daerah punggung bukit dan daerah kering yang berbatu-batu. Pustaka: TFSS 6 (2007) 278. Xanthophyllum reflexum Meijden Dipterocarpaceae campuran dataran rendah. Pustaka: FM I,10 (1988) 519; TFSS 6 (2007) 278. Xanthophyllum petiolatum Meijden Persebaran: Brunei. Pustaka: FM I,10 (1988) 517. K a d e S i d i y a s a 103

118 Xanthophyllum resupinatum Meijden Dipterocarpaceae campuran, daerah datar, lereng hingga punggung bukit dengan ketinggian hingga 600 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 504; TFSS 6 (2007) 280; MLMI-NDTCK 2 (1997) 511. Xanthophyllum reticulatum Chodat Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran, daerah rawa, tepi sungai atau lereng, pada ketinggian hingga 400 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 523; TFSS 6 (2007) 281. Xanthophyllum rufum A.W. Benn. Dipterocarpaceae campuran hingga ketinggian 300 m. Pustaka: MLMI-NDTCK 2 (1997) 511. Xanthophyllum schizocarpon Chodat Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam). Dipterocarpaceae campuran, tepi sungai dan bagian bawah lereng, pada ketinggian hingga 800 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 504; TFSS 6 (2007) 285. Xanthophyllum subcoriaceum (Chodat) Meijden Persebaran: North Borneo, Kalimantan Tengah. Dipterocarpaceae campuran, daerah rawa, lereng dan punggung bukit, pada ketinggian hingga 700 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 509; TFSS 6 (2007) 287. Xanthophyllum tardicrescens Meijden Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: FM I,10 (1988) 510; TFSS 6 (2007) 289. Xanthophyllum tenue Chodat Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan, daerah tepi sungai atau lereng bukit, pada ketinggian hingga m. Pustaka: FM I,10 (1988) 509; TFSS 6 (2007) 290; MLMI-NDTCK 2 (1997) 511. Xanthophyllum trichocladum Chodat Sarawak, Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran, daerah dekat sungai dan lereng bukit, pada ketinggian hingga 500 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 523; TFSS 6 (2007) 290. Xanthophyllum velutinum Chodat Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur. Dipterocarpaceae campuran atau hutan sekunder tua, daerah tepi sungai dan hutan hutan pegunungan bawah, pada ketinggian hingga 900 m. Pustaka: FM I,10 (1988) 505; TFSS 6 (2007) 291; MLMI-NDTCK 2 (1997) 514. PROTEACEAE Helicia fuscotomentosa Suesseng. Dipterocarpaceae campuran dan hutan pegunungan, daerah punggung bukit, hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1955) 170; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

119 Helicia maxwelliana Gibbs Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan. Pustaka: FM I,5 (1955) 178. Helicia pterygota Sleum. Persebaran: Sabah (Kinabalu). pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1955) 178. PUTRANJIVACEAE (EUPHORBIACEAE pp) Drypetes aetoxyloides Airy Shaw hingga hutan pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 100. Drypetes caesia Airy Shaw Persebaran: Sabah, Kalimantan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 100. Drypetes castilloii Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 100. Drypetes eriocarpa Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 101. Drypetes fusiformis Airy Shaw Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 101. Drypetes impressinervis Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 102. Drypetes macrostigma J.J. Sm. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 104. Drypetes polyalthioides Airy Shaw Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 106. Drypetes prunifera Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 106. Drypetes rheophylla Airy Shaw Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 107. Drypetes stylosa Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 108. Glochidion aluminescens Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 119. Glochidion andersonii Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 119. Glochidion azaloen Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 120. Glochidion calospermum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 122. Glochidion cupreum Airy Shaw Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 123. K a d e S i d i y a s a 105

120 Glochidion elmeri Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 123. Glochidion kerangae Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah.. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 124. Glochidion korthalsii (Muell. Arg.) Boerl. Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 124. Glochidion lanceisepalum Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 125. Glochidion littorale Blume var. caudatum Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 126. Glochidion littorale Blume var. culminicola Airy Shaw hingga hutan pegunungan. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 126. Glochidion mehipitense Pax & Hoffm. Persebaran: Kalimantan. pegunungan tengah hingga ketinggian 900 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 128. Glochidion monostylum Airy Shaw pegunungan hingga ketinggian 1680 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 129. Glochidion pubicapsa Airy Shaw var. brunneiforme Airy Shaw hingga ketinggian 800 m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 131. Glochidion punctatum Pax & Hoffm. Persebaran: Kalimantan., daerah sepanjang tepi sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 131. Glochidion styliferum J.J. Sm. Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Darussalam). Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 133. Glochidion tenuistylum Stapf. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 134. Glochidion trusanicum Airy Shaw Persebaran: Sarawak. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 134. RHIZOPHORACEAE Carallia coriifolia Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.. Pustaka: FM I,5 (1958) 483; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 357. Pellacalyx cristatus Hemsl. hingga ketinggian 900 m. Pustaka: FM I,5 (1958) 493; TFSS 1 (1995) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

121 Pellacalyx symphiodiscus Stapf Persebaran: Sarawak, Brunei, Kalimantan. hingga ketinggian 650 m. Pustaka: FM I,5 (1958) 492; TFSS 1 (1995) 345. ROSACEAE Prunus beccarii (Ridl.) Kalkman Habitat dan ekologi: Daerah pantai hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Blumea 13 (1965) 104. Prunus kinabaluensis Kalkman pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 13 (1965) 64. Prunus laxinervis Kalkman pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 13 (1965) 69. Prunus mirabilis Kalkman pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 13 (1965) 49. Prunus oocarpa (Stapf) Kalkman Persebaran: North Borneo. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 13 (1965) 102. Prunus turfosa Kalkman rawa gambut. Pustaka: Blumea 13 (1965) 90. RUBIACEAE Lasianthus myrtifolius Ridl. ssp. vicarius H.Zhu kerangas di daerah pegunungan atau hutan berlumut, pada ketinggian m. Pustaka: Blumea 57 (2012) 64. Ludekia borneensis Ridsdale Pustaka: Blumea 24 (1978) 335. Myrmeconauclea stipulacea Ridsdale Pustaka: Blumea 24 (1978) 344. Nauclea parva (Havil.) Merr. Pustaka: Blumea 24 (1978) 328. RUTACEAE Clausena calciphila Stone, daerah berbatu kapur. Pustaka: Fed. Mus. J. 23 (1978) 111. Glycosmis longisepala Stone pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: Proc. Acad. Nat. Sci. Phil. 137 (1985) 10; TFSS 1 (1995) 375. Glycosmis macrantha Ridl., hingga ketinggian 1400 m. Pustaka: Proc. Acad. Nat. Sci. Phil. 137 (1985) 11; TFSS 1 (1995) 375. K a d e S i d i y a s a 107

122 Glycosmis superba Stone Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: Proc. Acad. Nat. Sci. Phil. 137 (1985) 20; TFSS 1 (1995) 376. Maclurodendron parviflorum Hartley kerangas. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 35 (1982) 14. Maclurodendron pubescens Hartley. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 35 (1982) 11. Melicope clemensiae T.G. Hartley pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 388. Melicope jugosa T.G. Hartley pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 392. Melicope sororia T.G. Hartley pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 393. Melicope subunifoliolata T.G. Hartley pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 394. Monanthocitrus oblanceolata Stone & Jones hingga ketinggian 600 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 402. Pleiospermium latialatum Swingle. Pustaka: TFSS 1 (1995) 409. Pleiospermium longisepalum Swingle hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 410. SALICACEAE (FLACOURTIACEAE pp, SCYPHOSTEGIACEAE) Casearia elliptifolia Merr. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur. hutan rawa gambut dan kerangas, hutan Dipterocarpaceae campuran serta hutan pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1954) 96; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 246. Casearia impressinervia Merr. Persebaran: Sarawak Pustaka: FM I,5 (1954) 91 Casearia kostermansii Sleum. Persebaran: Kalimantan Selatan Pustaka: FM I,5 (1954) 96 Casearia rugulosa Blume Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Daerah peralihan antara hutan Dipterocarpaceae campuran dan kerangas, hutan pegunungan, hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,5 (1954) 87; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 248. Casearia stapfiana Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: FM I,5 (1954) 88; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

123 Homalium moultonii Merr. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. kerangas dan daerah sekitarnya yang berdampingan dengan hutan Dipterocarpaceae campuran. Pustaka: FM I,5 (1954) 63; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 257. Scyphostegia borneensis Satpf hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 376. SAPINDACEAE Dimocarpus dentatus Leenh. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur. hingga ketinggian 750 m. Pustaka: Blumea 19 (1971) 116; TFSS 2 (1996) 284. Guioa pterorhachis Welzen hingga ketinggian 500 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 303. Lepisanthes bengalan Leenh. Persebaran: Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 17 (1969) 75. Lepisanthes divaricata (Radlk.) Leenh. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Daerah rawa, hutan kerangas hingga ketinggian 400 m. Pustaka: Blumea 17 (1969) 72; TFSS 2 (1996) 314. Lepisanthes kinabaluensis Leenh. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 17 (1969) 73. Lepisanthes multijuga (Hook.f.) Leenh. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 17 (1969) 73; TFSS 2 (1996) 321. Lepisanthes ramiflora (Radlk.) Leenh. (daerah berbatu pasir). Pustaka: Blumea 17 (1969) 81; TFSS 2 (1996) 322. Nephelium aculeatum Leenh. sekunder. Pustaka: FM 1, 11 (1994) 672. Nephelium copressum Radlk. Pustaka: FM I,11 (1994) 672. Nephelium cuspidatum Blume var. ophiodes (Radlk.) Leenh. subvar. beccarianum (Radlk.) Leenh. Pustaka: FM I,11 (1994) 677. Nephelium cuspidatum Blume var. cuspidatum subvar. cuspidatum Pustaka: FM I,11 (1994) 676. Nephelium cuspidatum Blume var. multinerve (Radlk.) Leenh. Pustaka: FM 1, 11 (1994) 676. Nephelium daedaleum Radlk.. Pustaka: FM I,11 (1994) 677; MLMI-NDTCK 2 (1997) 567. K a d e S i d i y a s a 109

124 Nephelium havilandii Leenh. Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: FM I,11 (1994) 678. Nephelium lappaceum L. var. xanthioides (Radlk.) Leenh. hingga ketinggian 600 m. Pustaka: FM I,11 (1994) 683. Nephelium macrophyllum Radlk. hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,11 (1994) 684. Nephelium meduceum Leenh. Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat. hingga ketinggian 450 m. Pustaka: FM I,11 (1994) 686; MLMI-NDTCK 2 (1997) 567. Nephelium papillatum Leenh. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM 1, 11 (1994) 688. Nephelium reticulatum Radlk. Persebaran: Kalimantan Tengah., sering ditanam oleh masyarakat lokal. Pustaka: FM I,11 (1994) 691; MLMI-NDTCK 2 (1997) 569. Paranephelium joannis Davids. Pustaka: Blumea 29 (1984) 434. Pometia pinnata Forst. f. acuminata (Hook.f.) Jacobs Pustaka: Reinw. 6 (1962) 128. Trigonachras sp.a Habitat dan ekologi: Low hill. Pustaka: TFSS 2 (1996) 365. Trigonachras sp.b, termasuk daerah berbatu kapur. Pustaka: TFSS 2 (1996) 365. Tristiropsis ferruginea Leenh. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur., daerah berbatu kapur. Pustaka: Blumea 13 (1966) 395; TFSS 2 (1996) 366; MLMI-NDTCK 2 (1997) 573. Xerospermum laevigatum Radlk. ssp. acuminatum (Radlk.) Leenh., daerah rawa dan hutan kerangas. Pustaka: TFSS 2 (1996) 371; MLMI-NDTCK 2 (1997) 573. Zollingeria borneoneensis Adema. Pustaka: Blumea 37 (1992) 75. SAPOTACEAE Aulandra beccarii (Pierre) van Royen Pustaka: Blumea Suppl. 4 (1958) 263. Aulandra cauliflora H.J. Lam. Pustaka: Blumea Suppl. 4 (1958) 266. Aulandra longifolia H.J. Lam Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea Suppl. 4 (1958) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

125 Ganua beccarii Pierre & Dubard Pustaka: Blumea 7 (1953) 380. Ganua daemonica van den Assem Pustaka: Blumea 7 (1953) 394. Ganua fusca (Engler) Merr. Pustaka: Blumea 7 (1953) 373. Ganua pierrei van den Assem Pustaka: Blumea 7 (1953) 392. Ganua prolixa Pierre & Dubard Pustaka: Blumea 7 (1953) 375. Ganua sarawakensis Pierre & Dubard. Pustaka: Blumea 7 (1953) 375. Isonandra borneensis H.J. Lam Pustaka: Blumea 6 (1952) 574. Madhuca beccarii (Engler) H.J. Lam Pustaka: Blumea 10 (1960) 52. Madhuca borneensis van Royen Pustaka: Blumea 10 (1960) 20. Madhuca costulata (Pierre) H.J. Lam Pustaka: Blumea 10 (1960) 18. Madhuca elmeri Merr. ex H.J. Lam. Pustaka: Blumea 10 (1960) 21. Madhuca endertii H.J. Lam pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 75. Madhuca eriobrachyon van Royen Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea 10 (1960) 40. Madhuca glabrescens H.J. Lam Persebaran: Sabah, Kalimantan. Pustaka: Blumea 10 (1960) 34. Madhuca heynei H.J. Lam Persebaran: Kalimantan Tengah (Sampit). Pustaka: Blumea 10 (1960) 88. Madhuca lancifolia (Burck) H.J. Lam Persebaran: Sabah, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Pustaka: Blumea 10 (1960) 18. Madhuca montana van Royen. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 76. Madhuca primoplagensis Vink kerangas, daerah tepi sungai. Pustaka: Blumea 46 (2001) 195. Madhuca pubicalyx Ridl.. Pustaka: Blumea 10 (1960) 35. Madhuca sandakanensis van Royen. Pustaka: Blumea 10 (1960) 71. K a d e S i d i y a s a 111

126 Madhuca sarawakensis (Pierre) H.J. Lam Pustaka: Blumea 10 (1960) 26. Madhuca sepilokensis van Royen. Pustaka: Blumea 10 (1960) 46. Madhuca spectabilis van Royen Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: Blumea 10 (1960) 24. Madhuca stylosa H.J. Lam Persebaran: Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 67. Madhuca vulpina Vink. Pustaka: Blumea 46 (2001) 197. Madhuca woodii van Royen hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 36. Palaquium beccarianum (Pierre) van Royen. Pustaka: Blumea 10 (1960) 461. Palaquium crassifolium Pierre ex Dubard Pustaka: Blumea 10 (1960) 490. Palaquium cryptocariifolium van Royen Pustaka: Blumea 10 (1960) 504. Palaquium decurrens H.J. Lam Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Blumea 10 (1960) 487. Palaquium edenii Pierre ex Dubard Pustaka: Blumea 10 (1960) 499. Palaquium elegans Griff. & H.J. Lam Pustaka: Blumea 10 (1960) 465. Palaquium eriocalyx H.J. Lam Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea 10 (1960) 483. Palaquium ferrugineum Pierre ex Dubard. Pustaka: Blumea 10 (1960) 561. Palaquium kinabaluense van Royen pegunungan tengah hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 475. Palaquium lisophyllum Pierre ex Dubard Pustaka: Blumea 10 (1960) 496. Palaquium majas H.J. Lam Persebaran: Kalimantan. Pustaka: Blumea 10 (1960) 470. Palaquium multiflorum Pierre ex Dubard. Pustaka: Blumea 10 (1960) 491. Palaquium pierrei Burck Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea 10 (1960) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

127 Palaquium pseudocuneatum H.J. Lam, daerah rawa. Pustaka: Blumea 10 (1960) 588. Palaquium rigidum Pierre ex Dubard Pustaka: Blumea 10 (1960) 564. Palaquium rivulare H.J. Lam Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Blumea 10 (1960) 474. Palaquium rufolanigerum van Royen. Pustaka: Blumea 10 (1960) 580. Palaquium sericeum H.J. Lam. Pustaka: Blumea 10 (1960) 463. Palaquium stenophyllum H.J. Lam Persebaran: Sarawak Pustaka: SCL (1980) 319; KCL (1990) 326. Palaquium stipulare Pierre ex Dubard. Pustaka: Blumea 10 (1960) 488. Palaquium vexillatum van Royen Persebaran: Kalimantan Timur., daerah berbatu pasir hingga ketinggian 600 m. Pustaka: Blumea 10 (1960) 494. Payena gigas van Bruggen pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 9 (1958) 108. Payena lamii van Bruggen Pustaka: Blumea 9 (1958) 127. Payena microphylla (de Vriese) Pierre. Pustaka: Blumea 9 (1958) 120. SCHISANDRACEAE (ILLICIACEAE) Illicium kinabaluense A.C.Sm. Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu). pegunungan hingga ketinggian m. FM 1,13 (1997) 179. Illicium stapfii Merr. pegunungan hingga ketinggian m. FM 1,13 (1997) 181. SIMAROUBACEAE Allantospermum borneense Forman var. rostratum Noot.. Pustaka: FM I,6 (1972) 972. STAPHYLEACEAE Turpinia calciphila J.T. Pereira Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur hingga ketinggian 900 m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 457. K a d e S i d i y a s a 113

128 Turpinia grandis v.d. Linden Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,6 (1960) 55. TFSS 1 (1995) 457. Turpinia nitida Merr. & Perry pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,6 (1960) 58. Turpinia sphaerocarpa Hassk. var. microcerotis J.T. Pereira Persebaran: Sabah, Kalimantan. hingga ketinggian m. Pustaka: TFSS 1 (1995) 461. Turpinia stipulacea v.d. Linden pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,6 (1960) 55; TFSS 1 (1995) 461. SYMPLOCACEAE Symplocos borneensis Brand. Pustaka: FM I,8 (1977) 242. Symplocos brachybotrys Merr. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 243. Symplocos buxifolia Stapf pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 243. Symplocos colombonensis Noot. pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 255. Symplocos costatifructa Noot. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Sabah.. Pustaka: Blumea 31 (1986) 277. Symplocos deflexa Stapf pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 258. Symplocos gambliana Brand Pustaka: FM I,8 (1977) 260. Symplocos goodeniacea Noot. Persebaran: Sabah, Kalimantan.. Pustaka: FM I,8 (1977) 261. Symplocos iliaspaiensis Noot. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.. Pustaka: Blumea 31 (1986) 279. Symplocos johniana Stapf pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 261. Symplocos laeteviridis Stapf pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

129 Symplocos raya Noot. Persebaran: Kalimantan. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 30 (1984) 73. Symplocos riangensis Noot. Persebaran: Kalimantan. hingga ketinggian m. Pustaka: Blumea 30 (1984) 74. Symplocos trichoccata Noot. hingga hutan pegunungan. Pustaka: FM I,8 (1977) 272. Symplocos trichomarginalis Noot. pegunungan hingga ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 272. Symplocos zyzyphoides Stapf Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan, pada ketinggian m. Pustaka: FM I,8 (1977) 273. THEACEAE Gordonia borneoneensis Keng. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 37 (1984) 11. Gordonia grandiflora Merr. hingga ketinggian m. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 37 (1984) 13. Gordonia havilandii Burck. hingga hutan pegunungan. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 37 (1984) 15. Gordonia marginata (Korth.) End. ex Walp. Persebaran: Kalimantan.. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 37 (1984) 24. Gordonia sarawakensis Keng. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 37 (1984) 36. THYMELAEACEAE Aetoxylon sympetalum (Steen. & Domke) Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan.. Pustaka: FM I,4 (1953) 365. Amyxa pluricornis (Radlk.) Domke Habitat dan ekologi: Daerah lahan kering. Pustaka: FM I,4 (1953) 363. Gonystylus affinis Radlk. var. elegans Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. 28 (1973) 268. Gonystylus areolatus Domke ex Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 353. Gonystylus augescens Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: FM I,4 (1953) 353. K a d e S i d i y a s a 115

130 Gonystylus borneensis (Tiegh.) Gilg. Pustaka: FM I,4 (1953) 355. Gonystylus calophylloides Airy Shaw Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai yang berbatu-batu. Pustaka: FM I,4 (1953) 979. Gonystylus calophyllus Gilg. Pustaka: FM I,4 (1953) 354. Gonystylus consanguineus Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 979. Gonystylus costalis Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 980. Gonystylus decipiens Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 980. Gonystylus eximius Airy Shaw. Pustaka: Kew Bull. 28 (1973) 268. Gonystylus glaucescens Airy Shaw Persebaran: Kalimantan Timur., daerah punggung bukit. Pustaka: FM I,4 (1953) 980. Gonystylus keithii Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 356. Gonystylus lucidulus Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.. Pustaka: FM I,4 (1953) 981. Gonystylus micranthus Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan Selatan. lahan pamah.pustaka: FM I,4 (1953) 361. Gonystylus nervosus Airy Shaw, dekat daerah yang berbatu kapur. Pustaka: FM I,4 (1953) 981. Gonystylus nobilis Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 981. Gonystylus pendulus Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 359. Gonystylus spectabilis Airy Shaw, punggung bukit. Pustaka: FM I,4 (1953) 982. Gonystylus stenosepalus Airy Shaw. Pustaka: FM I,4 (1953) 355. Gonystylus xylocarpus Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat., hutan kerangas. Pustaka: FM I,4 (1953) J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

131 LAMPIRAN

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155 DAFTAR PUSTAKA Airy Shaw, H.K Thymelaeaceae-Gonystyloideae. Flora Malesiana I, Vol. 4 (4): Ashton, P.S Dipterocarpaceae. Flora Malesiana Ser. I, 9: Ahmadjayadi, C Kata pengantar. Dalam Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.) Jenisjenis hayati yang dilindungi perundang-undangan di Indonesia. Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI, the Nature Conservancy dan USAID. Cibinong. Bisby. F.A Characterization of biodiversity. Dalam Heywood, V.H. (ed.). Global biodiversity assessment. UNEP. Cambridge University Press. p Heywood, V.H. (ed.) Global biodiversity assessment. UNEP. Cambridge University Press pp. Nadiah, I. dan E. Soepadmo A synopsis of Coelostegia (Bombacaceae/Malvaceae: Helicteroideae: Durioneae) and new records from Borneo. Proceeding of the 8th Flora Malesiana Symposium. Garden Bulletin Singapore 63 (1&2): Sidiyasa, K Coelostegia montana, a new species of Bombacaceae from Borneo. Blumea 46: Sidiyasa, K., M. Mansur, T. Triono dan S. Rachman Panduan identifikasi jenis-jenis ramin (Gonystylus spp.) di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore Manual of Dipterocarps for Foresters, Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods. Royal Botanic Garden Edinburgh dan CIFOR Indonesia, Bogor. Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan. PROSEA Indonesia, Bogor. Nontji, A Kata pengantar. Dalam Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.) Jenis-jenis hayati yang dilindungi perundang-undangan di Indonesia. Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI, the Nature Conservancy dan USAID. Cibinong. K a d e S i d i y a s a 11

156 Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.) Jenis-jenis hayati yang dilindungi perundangundangan di Indonesia. Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI, the Nature Conservancy dan USAID. Cibinong. Siong, K.H Indigenous Fruits of Sarawak. International Tropical Timber Organization (ITTO) Yokohama, Japan and Sarawak Forest Department, Kucing Malaysia. Soepadmo, E., K.M. Wong dan L.G. Saw (eds.) Tree Flora of Sabah and Sarawak Vol. 2. Forest Research Institute Malaysia (FRIM), Kepong, Kuala Lumpur. Steenis, C.G.G.J. van Addenda, corrigenda et emendanda. Flora Malesiana Vol. I Ser. 6: Turner, H Cladistic and biogeographic analyses of Arytera Blume and Misharytera Gen. Nov. (Sapindaceae), with notes on methodology and full taxonomic revision. Blume Supplement 9: J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

157 BIODATA PENULIS Dr. Ir. Kade Sidiyasa. Dilahirkan di Jembrana, Bali pada tanggal 12 Oktober Menyelesaikan pendidikan S1 bidang ekologi hutan di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun Gelar S3 bidang taksonomi tumbuhan diperoleh di Universitas Leiden, Belanda pada tahun Karir bekerja penulis dimulai pada bulan Mei 1982, yakni di Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (saat itu masih bernama Balai Penelitan Hutan). Mulai tahun 1990 diperbantukan dalam rangka proyek kerjasama antara Kementeriann Kehutanan Republik Indonesia dengan yayasan internasional yang bergerak di bidang penelitian kehutanan, yakni Tropenbos Belanda yang lokasi kerjanya di Kalimantan Timur. Pada saat itulah, tepatnya pada tahun1994 penulis secara resmi pindah ke Balai Penelitian Hutan Samarinda (sekarang menjadi Balai Besar Penelitian Dipterokarpa). Saat itu status Wanariset Samboja merupakan salah satu stasiun penelitian yang berada di bawah pengelolaan Balai Penelitian Hutan Samarinda. Sekarang nama Stasiun Wanariset Samboja sudah tidak ada lagi, kini sudah berubah menjadi Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Di sinilah penulis ditempatkan dan berkarir sampai akhir hayatnya. Jabatan fungsional terakhir yang diduduki adalah Peneliti Utama. Buku ini merupakan buku karya terakhir penulis sebelum tutup usia. K a d e S i d i y a s a 123

158 124 J e n i s - j e n i s P o h o n E n d e m i k K a l i m a n t a n

159

160

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) I. KULIAH A. Mata Kuliah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya

Lebih terperinci

KOMPOSISI FAMILI TINGKAT SEMAI DAN SAPIHAN PADA HUTAN SEKUNDER BERBEDA UMUR DI SARAWAK MALAYSIA

KOMPOSISI FAMILI TINGKAT SEMAI DAN SAPIHAN PADA HUTAN SEKUNDER BERBEDA UMUR DI SARAWAK MALAYSIA Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P 1412-6885 ISSN O 2503-4960 KOMPOSISI FAMILI TINGKAT SEMAI DAN SAPIHAN PADA HUTAN SEKUNDER BERBEDA UMUR DI SARAWAK MALAYSIA Karyati 1, Isa B. Ipor 2,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DATA POHON DAN ENDEMIK PADA HUTAN HUJAN TROPIS KALIMANTAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DATA POHON DAN ENDEMIK PADA HUTAN HUJAN TROPIS KALIMANTAN Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 2, September 2017 e-issn 2540-7902 dan p-issn 2541-366X PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DATA POHON DAN ENDEMIK

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Faktor Fisik Lingkungan Faktor fisik lingkungan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda nyata atau tidak berbeda nyata pada masing-masing lokasi penelitian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan

I. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan menjadi salah satu pulau yang memiliki keragaman biologi dan ekosistem yang tinggi (MacKinnon, 1997). Hakim

Lebih terperinci

INVENTARITATION OF TREES IN THE FOREST ON PINANG MAKMUR TIMPEH DHARMASRAYA

INVENTARITATION OF TREES IN THE FOREST ON PINANG MAKMUR TIMPEH DHARMASRAYA BioCONCETTA Vol. II No.1 Tahun 2016 ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737 BioCONCETTA: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/bioconcetta INVENTARITATION OF

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas ABSTRACT

ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas ABSTRACT ANALISIS VEGETASI POHON DI KAWASAN HUTAN BATU BUSUAK PADANG Rival Yuhendri 1, Erizal Mukhtar dan Elza Safitri 1 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jurusan Biologi FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Ruddy Polosakan. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI

Ruddy Polosakan. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 93-98 SEBARAN JENIS-JENIS MANGIFERA DI INDONESIA Ruddy Polosakan Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI E-mail: ruddypolos@yahoo.co.id Abstrak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Syzygium merupakan marga dari suku Myrtaceae (jambu-jambuan) yang memiliki jumlah spesies yang sangat banyak. Tercatat kurang lebih 1200 spesies Syzygium yang tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun Raya Bogor (KRB) memiliki keterikatan sejarah yang kuat dalam pelestarian tumbuhan obat. Pendiri KRB yaitu Prof. Caspar George Carl Reinwardt merintis kebun ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan lainnya dipisahkan

Lebih terperinci

POLICYBrief. Pulau Pejantan: Ekosistem Unik. Ekspedisi Awal Keanekaragaman Hayati. P. Pejantan. Volume 1, No. 1, 2017

POLICYBrief. Pulau Pejantan: Ekosistem Unik. Ekspedisi Awal Keanekaragaman Hayati. P. Pejantan. Volume 1, No. 1, 2017 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN Jl. Gunung Batu No. 5; POLICYBrief Te l p. (0251) 8633234, 7520067; Facs. 8638111

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN PAKAN DAN KONDISI HABITAT UNTUK KEPENTINGAN PELEPAS-LIARAN OWA (HYLOBATES AGILIS ALBIBARBIS LYON.) DI HUTAN HAMPAPAK KALIMANTAN TENGAH

KETERSEDIAAN PAKAN DAN KONDISI HABITAT UNTUK KEPENTINGAN PELEPAS-LIARAN OWA (HYLOBATES AGILIS ALBIBARBIS LYON.) DI HUTAN HAMPAPAK KALIMANTAN TENGAH KETERSEDIAAN PAKAN DAN KONDISI HABITAT UNTUK KEPENTINGAN PELEPAS-LIARAN OWA (HYLOBATES AGILIS ALBIBARBIS LYON.) DI HUTAN HAMPAPAK KALIMANTAN TENGAH Milad Madiyawati 1, Chandradewana Boer 2 dan Sutedjo

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA. Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA. Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI KEHATI INDONESIA Paling tidak terdapat 47 ekosistem buatan dan alam yang kemudian direklasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan TINJAUAN PUSTAKA Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan sebagai kawasan strategis karena kawasan penyangga ini memiliki peranan yang sangat besar dalam melindungi dan

Lebih terperinci

EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan)

EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan) EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR (Exploration of Dipterocarps Species in Paser Regency, East Kalimantan) Oleh/By : Ngatiman dan Amiril Saridan Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor STRUKTUR DAN KOMPOSISI HUTAN PAMAH BEKAS TEBANGAN ILEGAL DI KELOMPOK HUTAN SEI LEPAN, SEI SERDANG, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA (Structure and Species Composition of Lowland Disturbed Forest

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB 3 BAHAN DAN METODE 9 BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2016 di Kawasan Deleng Macik Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo Sumatera Utara dan dilanjutkan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH (Dyera costulata Hook.f) YANG DITANAM PADA LAHAN KERING DAN LAHAN BASAH DI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh/by SULAIMAN BAKRI Program Studi Budidaya Hutan

Lebih terperinci

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor 2 Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor 2 Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN HUTAN PAMAH DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CARITA, PROVINSI BANTEN (Structure and Species Composition of Lowland Primary Forest at the KHDTK Carita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan

I. PENDAHULUAN. Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan satwa endemik di Kalimantan Tengah. Distribusi owa (H. albibarbis) ini terletak di bagian barat daya

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN KONSERVASI TUMBUHAN BUAH LANGKA INDONESIA ABSTRACT. Dodo

KEANEKARAGAMAN DAN KONSERVASI TUMBUHAN BUAH LANGKA INDONESIA ABSTRACT. Dodo KEANEKARAGAMAN DAN KONSERVASI TUMBUHAN BUAH LANGKA INDONESIA Dodo Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI email: dodortl@gmail.com Foto: Wisnu H.A. ABSTRACT Durio kutejensis Southeast Asia has about

Lebih terperinci

Galuh Mochammad Riyadi, Syafruddin Said, Erianto

Galuh Mochammad Riyadi, Syafruddin Said, Erianto KARAKTERISTIK DAN KERAPATAN SARANG ORANGUTAN (PONGO PYGMAEUS WURMBII, TIEDEMANN 1808) DI AREAL IUPHHK-HA PT. KARDA TRADERS KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Characteristic and Density Of Orangutan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan tropis ini merupakan habitat flora dan fauna (Syarifuddin, 2011). Menurut

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan ' Dari penelitian ini disimpulkan antara lain: "

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan ' Dari penelitian ini disimpulkan antara lain: BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ' i Dari penelitian ini disimpulkan antara lain: " Kemsakan hutan rawa gambut di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu dipengaruhi secara langsung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Luas laut Indonesia sekitar 3,1

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai sekitar 80.791,42 km (Soegianto, 1986). Letak Indonesia sangat

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM A. Mata

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2- 1 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gunungapi Merapi merupakan salah satu gunung aktif paling aktif di dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-7 tahun sekali merupakan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) ARIS-ARIS BSAR PRORAM PNAJARAN (BPP) Nama Mata Kuliah : Taksonomi Tumbuhan Nomor Kode/SKS : PAB 212/4 SKS (3-1) Deskripsi Perkuliahan : Mata kuliah Taksonomi Tumbuhan diberi kepada Mahasiswa Biologi semester

Lebih terperinci

Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl)

Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl) Lampiran 1. Peta sebaran pohon pakan Orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan kelas diameter pohon Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya raya akan keberagaman alam hayatinya. Keberagaman fauna dan flora dari dataran tinggi hingga tepi pantai pun tidak jarang

Lebih terperinci

EKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA

EKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA EKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA Jito Sugardjito Fauna & Flora International-IP Empat species Great Apes di dunia 1. Gorilla 2. Chimpanzee 3. Bonobo 4. Orangutan Species no.1 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu lingkup pengelolaan lingkungan hidup adalah keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan suatu fenomena alam mengenai keberagaman makhluk hidup,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Tanah Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah.

Lebih terperinci

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis

Lebih terperinci

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang Apriyono Rahadiantoro, Rodliyati Azrianingsih, Brian Rahardi Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang the_reddishsky@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia sekitar 3.735.250 ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang (tersebar di Pulau Sumatera), Nycticebus javanicus (tersebar di Pulau Jawa), dan Nycticebus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar peranannya dalam Pembangunan Nasional, kurang lebih 70% dari luas daratan berupa hutan. Hutan sangat

Lebih terperinci

DIVERSITAS POHON SEKITAR ALIRAN MATA AIR DI KAWASAN PULAU MOYO NUSA TENGGARA BARAT. Trimanto Kebun Raya Purwodadi - LIPI ABSTRAK

DIVERSITAS POHON SEKITAR ALIRAN MATA AIR DI KAWASAN PULAU MOYO NUSA TENGGARA BARAT. Trimanto Kebun Raya Purwodadi - LIPI ABSTRAK 18-176 DIVERSITAS POHON SEKITAR ALIRAN MATA AIR DI KAWASAN PULAU MOYO NUSA TENGGARA BARAT Trimanto Kebun Raya Purwodadi - LIPI E-mail: triman.bios08@gmail.com ABSTRAK Jenis tumbuhan di sekitar aliran mata

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa hutan mangrove di Kota Bontang merupakan potensi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Umum Habitat Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat merupakan hutan hujan tropis primer yang sebagian besar merupakan areal konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Penilaian perlindungan keanekaragaman hayati dalam peringkat hijau dan emas ini meliputi: 1) Konservasi insitu, meliputi metode dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan lindung sebagai kawasan yang mempunyai manfaat untuk mengatur tata air, pengendalian iklim mikro, habitat kehidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi salah satu sarana pengembangan i1mu dan budaya yang penting. Sejak semula lembaga ini selalu bergerak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005). I. PENDAHULUAN Hutan adalah masyarakat tetumbuhan dan hewan yang hidup di lapisan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan

Lebih terperinci

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2 SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI Pertemuan ke 2 Sumber daya habis terpakai yang dapat diperbaharui: memiliki titik kritis Ikan Hutan Tanah http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/148111-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

KONDISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN* [Vegetation in the Forest at Balikpapan Botanical Garden]

KONDISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN* [Vegetation in the Forest at Balikpapan Botanical Garden] KONDISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN* [Vegetation in the Forest at Balikpapan Botanical Garden] Syamsul Hidayat Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Jln Ir H Juanda No.13

Lebih terperinci

MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI KODE JUDUL : N.2 LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR

Lebih terperinci

STUDI KEANEKARAGAMAN POHON PADA TIGA ZONA KETINGGIAN HUTAN PEGUNUNGAN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO

STUDI KEANEKARAGAMAN POHON PADA TIGA ZONA KETINGGIAN HUTAN PEGUNUNGAN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO Volume 18 (3) 006 STUDI KEANEKARAGAMAN POHON PADA TIGA ZONA KETINGGIAN HUTAN PEGUNUNGAN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO T. Alief Aththorick, *) Abstract A study on tree diversity in three zones Sinabung

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DI STASIUN PENELITIAN HUTAN BRON DESA WAREMBUNGAN KABUPATEN MINAHASA

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DI STASIUN PENELITIAN HUTAN BRON DESA WAREMBUNGAN KABUPATEN MINAHASA STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DI STASIUN PENELITIAN HUTAN BRON DESA WAREMBUNGAN KABUPATEN MINAHASA STRUCTURE AND COMPOSITION OF TREE VEGETATION IN BRON RESEARCH STATION WAREMBUNGAN VILLAGE, REGENCY

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN ADAT BUKIT BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN ADAT BUKIT BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA KEANEKARAGAMAN JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN ADAT BUKIT BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA (The Diversity Of Family Tree Of Dipterocarpaceae In Indigenous Forest Of Bukit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sancang, Kecamatan Cibalong,, Jawa Barat, merupakan kawasan yang terletak di Selatan Pulau Jawa, yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Hutan Sancang memiliki

Lebih terperinci

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN 05-09 Prof. DR. M. Bismark, MS. LATAR BELAKANG Perlindungan biodiversitas flora, fauna dan mikroorganisme menjadi perhatian dunia untuk

Lebih terperinci

10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan

10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan 10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan 10 tumbuhan langka di Indonesia, Kekayaan Indonesia tidak perlu diraguan lagi. Baik dari flora dan fauna, Indonesia sangat kaya akan hal itu. Namun, seiring bertambahnya

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan banyak keanekaragaman flora dan dan fauna. Salah satu jenis flora tersebut adalah tumbuhan paku (Pteridophyta). Pteridophyta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai tumbuhan, hewan, dan mikrobia yang berinteraksi dengan lingkungan di habitat mangrove (Strategi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar 17.000 pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau menjadikan Indonesia berpotensi memiliki keanekaragaman habitat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni hutan tropis sumatera yang semakin terancam keberadaannya. Tekanan terhadap siamang terutama

Lebih terperinci

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan EDARAN KE DUA Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Tema: Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan BUKITTINGGI, 9-11 SEPTEMBER 2014

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa flora dan fauna yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bambu merupakan salah satu taksa yang sangat beragam dan mempunyai potensi ekonomi yang tinggi. Bambu termasuk ke dalam anak suku Bambusoideae dalam suku Poaceae. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk serta variabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak jenis hutan. Jenis jenis hutan yang ada di Indonesia yaitu hutan alam, hutan buatan, hutan lindung, dan hutan produksi. Salah satu jenis hutan

Lebih terperinci

3/8/2017. KETUA TIM Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Peneliti Utama. Wanda Kuswanda, S.Hut. M.Sc. Ir. Adi Susilo, M.Sc.

3/8/2017. KETUA TIM Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Peneliti Utama. Wanda Kuswanda, S.Hut. M.Sc. Ir. Adi Susilo, M.Sc. KETUA TIM Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Peneliti Utama Wanda Kuswanda, S.Hut. M.Sc. Peneliti Utama Ir. Adi Susilo, M.Sc. Peneliti Madya Tri Atmoko, S.Hut. M.Si Peneliti Madya 1 Sugito, S.Hut.M.Sc Ka. Resort

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada, dua per tiga wilayah Indonesia adalah kawasan perairan.

Lebih terperinci

Kade Sidiyasa. *Diterima: 10 Desember 2010; Disetujui: 10 September 2012

Kade Sidiyasa. *Diterima: 10 Desember 2010; Disetujui: 10 September 2012 KARAKTERISTIK HUTAN RAWA GAMBUT DI TUANAN DAN KATUNJUNG, KALIMANTAN TENGAH (Characteristic of Peat Swamp Forest in Tuanan and Katunjung, Central Kalimantan)* Kade Sidiyasa Balai Penelitian Teknologi Konservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Keberadaan pakan, tempat bersarang merupakan faktor yang mempengaruhi kekayaan spesies burung

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik flora

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik flora BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik flora maupun fauna. Salah satu famili dari flora yang menjadi ciri khas di Indonesia adalah Rafflesiaceae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan mungkin paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti rawa,

Lebih terperinci

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) Mendefinisikan restorasi ekosistem (di hutan alam produksi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi objek wisata yang tersebar di seluruh pulau yang ada. Salah satu objek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah kawasan konservasi hutan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Page 1 of 9 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tumbuhan dan satwa adalah bagian dari

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN Oleh: Dini Ayudia, M.Si. Subbidang Transportasi Manufaktur Industri dan Jasa pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA & LH Lahan merupakan suatu sistem yang kompleks

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP DAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KALIMANTAN

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP DAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KALIMANTAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN HIDUP DAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KALIMANTAN Oleh : Susetio Nugroho (Kabid.Inventarisasi dan PSIL) Latar Belakang UUD 1945, Pasal 28 H (hak atas LH

Lebih terperinci

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5794. KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 326). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah,

Lebih terperinci