Enjoying your free trial? Only 9 days left! Upgrade Now
Brand-New
Dashboard lnterface
ln the Making
We are proud to announce that we are developing a fresh new dashboard interface to improve user experience.
We invite you to preview our new dashboard and have a try. Some features will become unavailable, but they will be added in the future.
Don't hesitate to try it out as it's easy to switch back to the interface you're used to.
No, try later
Go to new dashboard
Like
Share
Download
Create a Flipbook Now
Read more
MATEMATIKA-BG-KLS VII- www.kherysuryawan.id Read More
Home Explore MATEMATIKA-BG-KLS VII- www.kherysuryawan.id
Publications:
Followers:
Follow
Publications
Read Text Version
More from Bendot Pramono
P:01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

Matematika

Sekolah Menengah Pertama

Buku Panduan Guru

VII

Kelas

Tim Gakko Tosho

P:02

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Dilindungi Undang-Undang.

Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

“Mathematics for Junior High School 1st Level”

Disclaimer: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu,

murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak

di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang

senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan

dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel [email protected] diharapkan dapat

meningkatkan kualitas buku ini.

Penulis

Tim Gakko Tosho

Penyadur

Sugiman

Achmad Dany Fachrudin

Penelaah

Budi Poniman

Penyunting

Fristalina

Penyelia

Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Penata Letak (Desainer)

Erwin

Desain Kover

Febrianto Agung Dwi Cahyo

Ilustrator

Suhananto

Fotografer

Dewi Pratiwi

Penerbit

Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Jalan Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta Pusat

Cetakan pertama, 2021

ISBN 978-602-244-516-6 (no.jil.lengkap)

978-602-244-517-3 (jil.1)

Isi buku ini menggunakan huruf Myriad Pro 10/13 pt.

viii, 320 hlm.: 18,2 × 25,7 cm.

P:03

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan

Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

mempunyai tugas penyiapan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan kurikulum serta

pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sistem perbukuan. Pada tahun

2020, Pusat Kurikulum dan Perbukuan mengembangkan kurikulum beserta buku

teks pelajaran (buku teks utama) yang mengusung semangat merdeka belajar.

Adapun kebijakan pengembangan kurikulum ini tertuang dalam Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 958/P/2020

tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,

dan Pendidikan Menengah.

Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dan pendidik

untuk mengembangkan potensinya serta keleluasaan bagi peserta didik untuk

belajar sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya. Pada tahun 2021,

kurikulum ini akan diimplementasikan secara terbatas di Sekolah Penggerak.

Begitu pula dengan buku teks pelajaran sebagai salah satu bahan ajar yang akan

diimplementasikan secara terbatas di Sekolah Penggerak.

Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum serta penyediaan buku teks

pelajaran tersebut, salah satunya dengan melakukan penerjemahan dan

penyaduran Buku “Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII”

dari buku asli berjudul “Mathematics for Junior High School 1st Level” diganti

yang disusun dan diterbitkan oleh Gakko Tosho Co., Ltd.. Buku Matematika

ini diharapkan mampu menjadi salah satu bahan ajar untuk mendukung

pembelajaran pada satuan pendidikan di Indonesia.

Umpan balik dari pendidik, peserta didik, orang tua, dan masyarakat

khususnya di Sekolah Penggerak sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaan kurikulum dan buku teks pelajaran ini.

Selanjutnya, Pusat Kurikulum dan Perbukuan mengucapkan terima kasih

kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini mulai dari

Penerjemah, Penyadur, Penelaah, Penyunting, Ilustrator, Desainer, dan pihak

terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga buku ini dapat

bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Jakarta, Juni 2021

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D.

NIP. 19820925 200604 1 001

iii

Kata Pengantar

P:04

iv

Seri \"Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama\" yang diterbitkan GAKKO

TOSHO.Co.LTD, Tokyo-Japan bertujuan untuk mengembangkan siswa belajar

matematika oleh dan untuk diri mereka sendiri dengan pemahaman yang

komprehensif, apresiasi, dan perluasan lebih lanjut dalam penerapan matematika.

Penemuan matematika adalah harta berharga matematikawan dan kadangkadang aktivitas heuristik seperti itu dianggap bukan masalah belajar siswa di

kelas, karena seseorang percaya bahwa hanya orang-orang hebat yang dapat

menemukannya. Seri buku teks ini memberikan terobosan untuk kesalahpahaman

anggapan ini dengan menunjukkan kepada siswa untuk memahami konten

pembelajaran baru dengan menggunakan matematika yang telah dipelajari

sebelumnya.

Untuk tujuan ini, buku-buku pelajaran dipersiapkan untuk pembelajaran

di masa depan serta merenungkan dan menghargai apa yang dipelajari siswa

sebelumnya. Pada buku teks ini, setiap bab memberi dasar yang diperlukan untuk

pembelajaran kemudian. Pada setiap kali belajar, jika siswa belajar matematika

secara berurutan, mereka dapat membayangkan beberapa ide untuk tugas/

masalah baru yang tidak diketahui berdasarkan apa yang telah mereka pelajari.

Jika siswa mengikuti urutan buku ini, mereka dapat menyelesaikan tugas/masalah

yang tidak diketahui sebelumnya, dan menghargai temuan baru, temuan dengan

menggunakan apa yang telah mereka pelajari.

Dalam hal jika siswa merasa kesulitan untuk memahami konten pembelajaran

saat ini di buku teks, itu berarti bahwa mereka kehilangan beberapa ide kunci yang

terdapat dalam bab dan/atau kelas sebelumnya. Jika siswa meninjau isi pembelajaran

yang ditunjukkan dalam beberapa halaman di buku teks sebelum belajar, itu memberi

mereka dasar yang diperlukan untuk membuat belajar lebih mudah. Jika guru hanya

membaca halaman atau tugas untuk mempersiapkan pembelajaran esok hari,

mungkin akan salah memahami dan menyalahi penggunaan buku teks ini karena tidak

menyampaikan sifat dasar buku teks ini yang menyediakan urutan untuk memberi

pemahaman di halaman atau kelas sebelumnya.

\"Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama\" menyediakan komunikasi

kelas yang kaya di antara siswa. Memahami orang lain tidak hanya isi pembelajaran

matematika dan pemikiran logis, tetapi juga konten yang diperlukan untuk

pembentukan karakter manusia. Matematika adalah kompetensi yang diperlukan

untuk berbagi gagasan dalam kehidupan kita di Era Digital AI ini. \"Bangun

argumen yang layak dan kritik nalar orang lain (CCSS.MP3, 2010)\" tidak hanya

tujuan di AS, tetapi juga menunjukkan kompetensi yang diperlukan untuk

komunikasi matematika di era ini. Editor percaya bahwa buku teks yang diurutkan

dengan baik ini memberikan kesempatan untuk komunikasi yang kaya di kelas

pembelajaran matematika di antara siswa.

Juni, 2021

Prof. Masami Isoda

Director of Centre for Research on International

Cooperation in Educational Development (CRICED)

University of Tsukuba, Japan

Prakata

P:05

v

Fase D (Umumnya untuk kelas 7, 8 dan 9 SMP)

Pada akhir fase D, peserta didik dapat menyelesaikan masalah kontekstual peserta

didik dengan menggunakan konsep-konsep dan keterampilan matematika yang

dpelajari pada fase ini. Mereka mampu mengoperasikan secara efisien pecahan

desimal dan bilangan berpangkat serta akar pangkatnya, bilangan sangat besar

dan bilangan sangat kecil; melakukan pemfaktoran bilangan prima, menggunakan

faktor skala, proporsi dan laju perubahan, menggunakan pengertian himpunan

dan melakukan operasi binier pada himpunan. Peserta didik dapat menyajikan

dan menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan sistem

persamaan linier dengan dua variabel dengan berbagai cara, mengerjakan operasi

aritmatika pada pecahan aljabar, menyajikan dan menyelesaikan persamaan

kuadrat dengan berbagai cara. Peserta didik dapat menerapkan faktor skala

terhadap perubahan keliling, luas, dan volume pada prisma, silinder, limas,

kerucut, dan bola. Peserta didik dapat membuktikan dan menggunakan teorema

yang terkait dengan garis transversal, segitiga dan segiempat kongruen, serta

segitiga dan segiempat sebangun, serta teorema Phytagoras. Peserta didik

dapat melakukan transformasi geometri tunggal di bidang koordinat Kartesian.

Peserta didik juga dapat membuat dan menginterpretasi histogram dan grafik

lingkaran, menggunakan pengertian mean, median, modus, jangkauan, dan

kuartil; menyajikan data dalam bentuk boxplots untuk mengajukan dan menjawab

pertanyaan. Mereka mampu memperkirakan kemunculan suatu kejadian pada

percobaan sederhana dengan menggunakan konsep peluang. Peserta didik

mampu memperkirakan kemunculan dua kejadian pada percobaan sederhana

dengan menggunakan konsep peluang, mengorganisasikan dan menyajikan data

dalam bentuk scatterplots untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.

Capaian berdasarkan domain

Bilangan

Di akhir fase D, peserta didik dapat membaca, menuliskan, dan

membandingkan bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan

desimal, bilangan berpangkat dan bilangan berpangkat tak

sebenarnya, bilangan dengan menggunakan notasi ilmiah.

Mereka dapat melakukan operasi aritmetika pada ragam

bilangan tersebut dengan beberapa cara dan menggunakannya

dalam menyelesaikan masalah Mereka dapat mengklasifikasi

himpunan bilangan real dengan menggunakan diagram Venn.

Mereka dapat memberikan estimasi/perkiraan hasil operasi

aritmetika pada bilangan real dengan mengajukan alasan

yang masuk akal (argumentasi). Mereka dapat menggunakan

faktorisasi prima dan pengertian rasio (skala, proporsi, dan laju

perubahan) dalam penyelesaian masalah.

Capaian Pembelajaran Matematika

P:06

vi

Aljabar

Di akhir fase D peserta didik dapat menggunakan pola dalam

bentuk konfigurasi objek dan bilangan untuk membuat prediksi.

Mereka dapat menemukan sifat-sifat komutatif, asosiatif, dan

distributif operasi aritmetika pada himpunan bilangan real

dengan menggunakan pengertian “sama dengan”, mengenali

pola, dan menggeneralisasikannya dalam persamaan aljabar.

Mereka dapat menggunakan “variabel” dalam menyelesaikan

persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Mereka

dapat menyajikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah

dengan menggunakan relasi, fungsi linear, persamaan linear,

gradien garis lurus di bidang koordinat Kartesius. Mereka dapat

menyelesaikan sistem persaman linear dua variabel melalui

beberapa cara. Mereka dapat menggunakan sifat-sifat operasi

aritmetika dan “variabel” dalam menyelesaikan persamaan

kuadrat dengan berberapa cara, termasuk faktorisasi dan

melengkapkan kuadrat sempurna.

Pengukuran

Di akhir fase D peserta didik dapat menemukan cara

untuk menentukan luas permukaan dan volume bangun

berdimensi tiga (prisma, tabung, bola, limas dan kerucut) dan

menggunakan rumus tersebut untuk menyelesaikan masalah.

Mereka dapat menerapkan rasio pada pengukuran dalam

berbagai konteks antara lain: perubahan ukuran (faktor skala)

unsur-unsur suatu bangun terhadap panjang busur, keliling,

luas dan volume; konversi satuan pengukuran dan skala pada

gambar.

Geometri

Di akhir fase D peserta didik dapat membuktikan teorema

yang terkait dengan sudut pada garis transversal, segitiga dan

segiempat kongruen, serta segitiga dan segiempat sebangun.

Mereka dapat menggunakan teorema tersebut dalam

menyelesaikan masalah (termasuk menentukan jumlah besar

sudut pada sebuah segitiga, menentukan besar sudut yang

belum diketahui pada sebuah segitiga, menghitung tinggi

dan jarak). Mereka dapat membuktikan keabsahan teorema

Pythagoras dengan berbagai cara dan menggunakannya

dalam perhitungan jarak antar dua titik pada bidang koordinat

Kartesius. Mereka dapat menggunakan transformasi geometri

tunggal (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) pada titik, garis,

dan bidang datar di koordinat Kartesius untuk menyelesaikan

masalah.

P:07

vii

Analisa Data

dan Peluang

Di akhir fase D, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan,

mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk

menjawab pertanyaan. Mereka dapat mengunakan proporsi

untuk membuat dugaan terkait suatu populasi berdasarkan

sampel yang digunakan. Mereka dapat menggunakan

histogram dan diagram lingkaran untuk menyajikan dan

menginterpretasi data. Mereka dapat menggunakan konsep

sampel, rerata (mean), median, modus, dan jangkauan (range)

untuk memaknai dan membandingkan beberapa himpunan

data yang terkait dengan peserta didik dan lingkungannya.

Mereka dapat menginvestigasi kemungkinan adanya

perubahan pengukuran pusat tersebut akibat perubahan

data. Mereka dapat menyatakan rangkuman statistika

dengan menggunakan boxplot (box-and-whisker plots).

Mereka dapat menjelaskan dan menggunakan pengertian

peluang (probabilitas) dan proporsi (frekuensi relatif ) untuk

memperkirakan terjadinya satu dan dua kejadian pada suatu

percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul

secara merata).

P:08

viii

P:09

Edisi Praktis

Buku Panduan Guru

Buku Sekolah

S

M

P

Matematika Kelas

VII

P:10

2

Struktur dan Isi Buku Panduan Guru

Edisi Praktis

(volume utama)

Penjelasan dan Materi

(volume terpisah)

Pemanfaatan dan Eksplorasi

(volume terpisah)

Buku ini disusun agar dapat bermanfaat untuk pembelajaran

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan penyampaian

bahan ajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran

dan jawaban soal di dalam buku teks.

Memiliki struktur halaman yang sama dengan struktur

halaman buku teks.

Memuat cetakan buku teks yang diperkecil ditempatkan

di tengah, sehingga kesesuaian antar isi buku teks dengan

jawaban dan penjelasanya dapat dipahami dengan jelas.

Setiap bab diawali dengan tujuan dari setiap bab.

Q (Pertanyaan) dan soal, mencoba, memeriksa,

meningkatkan daya menghitung dan jawaban semua

pertanyaan disampaikan pada akhir bab.

Jika diperlukan, telah disisipkan soal dengan topik serupa

yang dapat digunakan sebagai pertanyaan tambahan.

Tujuan memberikan contoh dan pertanyaan hal yang

menjadi poin untuk pengajaran yang ditampilkan sebagai

penjelasan yang perlu diingat. Sama halnya dengan buku

teks yang ditunjukkan dengan nomor.

Bahan referensi dan topik yang terkait dengan buku teks

ditampilkan sebagai referensi.

→ Tujuan menyunting buku teks

→ Rencana pengajaran tahunan

→ Penjelasan setiap bab

(tujuan bab, kriteria evaluasi bab, diagram sistem bahan

ajar terkait, draf rencana pengajaran, contoh pengaturan

kriteria evaluasi, poin-poin yang harus diperhatikan dalam

pengajaran, pengembangan bab ini)

→ Contoh pengembangan mata pelajaran

→ Soal tes cadangan

→ Contoh soal evaluasi

→ Materi untuk disalin

CD-ROM

(termasuk contoh standar evaluasi rencana bimbingan

tahunan, tes cadangan, contoh pertanyaan evaluasi,

kumpulan ilustrasi dan perangkat lunak pembuatan kuis)

I. Pertanyaan pemanfaatan

II. Materi untuk tugas pembelajaran

P:11

3

Pendalaman

Materi

Pertanyaan untuk memberikan petunjuk

tentang materi ajar baru

Contoh nyata dan contoh pertanyaan tentang

pembelajaran

Aktivitas dan pertanyaan mengenai

pembelajaran baru

Menampilkan pertanyaan yang muncul

saat pembelajaran, yang kemudian akan

dipelajari pada bagian berikutnya

Soal-soal yang sesuai dengan

aktivitas pembelajaran matematika

Menemukan sifat-sifat bilangan dan bentuk

geometris baru berdasarkan materi yang telah

dipelajari hingga kini

Menerapkan pengetahuan dan cara berpikir

yang telah dipelahari dalam berbagai situasi

Menjelaskan ide sendiri agar dapat dipahami dengan

mudah dan bagikan pikiran tersebut bersama orang

lain

Mencakup topik dan

pertanyaan yang terkait dengan

apa yang telah dipelajari

Pembukaan Bab

Komposisi Buku

Akhir bab

Tugas dasar untuk mengonfirmasi

apa yang telah dipelajari

Tugas dapat membantu kemampuan

berpikir dengan memanfaatkan apa

yang telah dipelajari

Memanfaatkan apa yang telah

dipelajarisehari-hari

Untuk matematika tingkat lanjut *

Meringkas apa yang telah dipelajari dalam

sebuah laporan dan menggunakannya untuk riset

pembelajaran

Matematika Sekolah Dasar *

Mempelajari kembali materi mengenai operasi

hitungan Sekolah Dasar

Tinjauan tahun pertama *

Tugas untuk meninjau kembali apa yang telah

dipelajari di tahun pertama

Tugas untuk mengulas dan merangkum apa yang

telah dipelajari

Mencakup materi untuk lebih

mendalami dan memperluas

pengetahuan mengenai apa

yang telah dipelajari

Akhir Buku

Petunjuk Bagaimana Menggunakan Buku Ini

1

Cara berpikir untuk memecahkan

permasalahan tersebut

Soal untuk mempelajari pembelajaran

Tugas untuk memperdalam pembelajaran

Soal

Mari Mencoba

Pendekatan

Penerapan

Komunikasi

Penemuan

Tugas untuk belajar mandiri untuk menambah

pengetahuan dan keterampilan

Akhir Bagian

Mari kita periksa

Diskusi_

Halaman ini merangkum apa saja yang telah di

pelajari hingga sejauh ini

Penggunaan kalkulator untuk menyelesaikan

soal

Tugas untuk menyampaikan pendapat pribadi

dan mendiskusikannya dengan orang lain

Menunjukkan bahwa tugas dan materi yang

melampaui cakupan tingkat 1. Mari belajar

sesuai minat

Penggunaan internet dan komputer dalam

penyelasaian tugas

Ulasan Dari Aritmetika ke Matematika.

Tujuan dari pembelajaran pada materi baru

Pekerjaan Terkait Pekerjaan dengan tugas terkait

Hlm.16

Tujuan

Mari meningkatkan kemampuan berhitung

Soal ringkasan per bab

Gagasan Utama

Penggunaan

Penerapan

Tingkatkan

Menunjukkan acuan jawaban

Contoh

Jawaban

Cara

Berpikir

Tugas untuk memastikan materi yang seharusnya

dikuasai. Jika belum mampu, disarankan untuk

kembali berlatih terkait materi yang belum dipahami

Yang diberi tanda * adalah hanya untuk yang ingin

mengerjakannya.

P:12

4

Pengayaan 4 107

Pengayaan 3 85

Aljabar 60

1 Aljabar dalam Kalimat Matematika

Rahasia di Balik Bilangan pada Kalender 89

2 Menyederhanakan Bentuk Aljabar 75

62

Pengembangan

2

BAB

Pendalaman Materi

12

1 Bilangan Positif dan Negatif

Masalah Perbedaan Zona Waktu 59

Pengayaan 1 35

Pengayaan 2 55

2 Penjumlahan dan Pengurangan 21

3 Perkalian dan Pembagian 36

14

Bilangan Bulat

Ulasan ~ Dari Aritmetika ke Matematika ~ 10

1

BAB

• Bilangan bulat, desimal,

pecahan dan operasi

penyelesaiannya

• Operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian,

dan pembagian

• Bilangan kelipatan dan

pembagi

• Operasi hitung dengan

menggunakan \" □ \" dan \"

△ \"

• Operasi hitung dengan

menggunakan huruf

SMP Kelas VII

Pendalaman Materi

Persamaan Linear

2 Penerapan Persamaan Linear

Tantangan dalam Mengajukan Soal! 122

108

1 Persamaan 92

90 3

BAB

Pendalaman Materi

Kata Penganar

Prakata

Capaian Pembelajaran Matematika

iii

iv

v

Struktur dan Isi Buku Panduan Guru

Petunjuk Bagaimana Menggunakan Buku Ini

Petunjuk Bagaimana Menggunakan Buku Catatan

Mari Mempersiapkan dan Menyajikan Laporan

Cara Berpikir Matematis

2

3

6

7

8

Daftar Isi

124

1 Fungsi

Seberapa Jauhkah Pusat Gempa? 160

2 Perbandingan Senilai 129

3 Perbandingan Berbalik Nilai 141

Menerapkan Perbandingan Senilai

dan Perbandingan Berbalik Nilai

4

149

126

Perbandingan Senilai dan

Perbandingan Berbalik Nilai

Ulasan ~ Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama ~ 123

4

BAB

• Rasio

• Perbandingan senilai

dan perbandingan

berbalik nilai

• Bagaimana

menunjukkan posisi

sebuah bidang atau

ruang

SD

Pendalaman Materi

P:13

5

1 Sifat-Sifat Dasar Bangun Datar

Melukis Garis, Sudut, dan Bangun Datar

Transformasi Bangun Geometri

2

3

Jarak Terpendek Mengangkut Air 193

172

185

164

194

162

Bangun Ruang

Bangun Datar

Sifat-Sifat Bangun Ruang

Berbagai Cara Mengamati Bangun

Ruang

3 Pengukuran Bangun Ruang

2

1

Membandingkan Volume dan Luas Permukaan 230

213

206

196

Menggunakan Data 232

Bagaimana Menyelidiki

Kecenderungan Data

Menggunakan Data

1

2

234

246

Ulasan ~ Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama ~ 231

Ulasan ~ Dari SD ke SMP ~ 161

• Rata-Rata dan Nilai Ukuran

Data

• Diagram Batang, Diagram

Garis, dan Diagram

Lingkaran

• Tabel yang Menyatakan

Diagram Kolom

Menyiapkan Laporan

Contoh Laporan

Cara Presentasi

Mari Menyelidiki

Komachizan

Persegi Ajaib

Kesalahan Besar Hideyoshi

Menghitung Luas Bangun Tidak Beraturan

Menghitung Jari-Jari Jalan Melingkar

Kursi Roda dan Tangga

Sejarah π

Penampang Melintang Kubus yang Dipotong

Bidang Datar Tingkatkan

Kunci Jawaban

Menyajikan Penyelidikan Kita

Profil Penelaah

Profil Penyunting

Profil Desainer

Indeks

Materi Tambhan

Profil Penerjemah

Profil Penyadur

317

318

318

294

306

314

315

268

270

271

272

274

276

285

259

261

262

264

259

258

Eksplorasi Matematika

266

267

266

Matematika Lanjut – Halaman Untuk Belajar Kelompok –

5

7

6

BAB

BAB

BAB

• Garis tegak lurus dan

sejajar

• Poligon dan poligon

beraturan

• Bentuk simetris

• Gambar-gambar

berimpitan

• Bidang dan sisi tegak lurus

dan sejajar

• Sketsa dan jaring-jaring

• Luas segitiga,

jajargenjang,

trapesium dan belah

ketupan

• Rasio keliling dan luas

lingkaran

• Volume prisma dan tabung

SD

SD

Pendalaman Materi

Pendalaman Materi

Piramida Populasi 254

Pendalaman Materi

P:14

6

Petunjuk Bagaimana Menggunakan Buku Catatan

○Hari, ○Bulan

Perhatikan tujuan penggunaan tanda “-“ pada bilangan dan besaran

Termometer di samping ini menunjukkan suhu di dua

tempat yang berbeda. Berapa suhunya masing-masing?

Perhatikan suhu tersebut. Dibandingkan dengan 0o

,

mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah?

Tunjukkan bilangan yang kurang dari 0. Apa artinya?

Ide ku

Artinya kurang dari 0.

Gagasan teman

Seberapa dingin dibandingkan nol?

Seberapa panas dibandingkan nol?

nol tidak memiliki arti

Rangkuman

‘Kecepatan angin buritan 2,3 m per detik’

Artinya ‘Kecepatan angin haluan adalah

2,3 m per detik’

Ini tidak salah, namun kita harus

memikirkan jawaban yang paling

tepat untuk menjawab soal

Kesan

Mula-mula saya berpikir bahwa 0 tidak memiliki arti, ternyata memiliki

makna pangkal acuan untuk membedakan tanda positif dan negatif.

Mempelajari bilangan-bilangan dengan tanda “-”

Dengan memilih 0 sebagai acuan titik

pangkal, kita dapat menyajikan dua

besaran yang berkebalikan dengan

menggunakan tanda positif dan negatif.

- +

kurang → 0 → lebih besar

pangkal

Tanggal Tujuan

Tugas dan permasalahan Gagasanku

Gagasan temanku Hasil pengamatan

Ringkasan Kesan

Mari tuliskan di buku catatanmu.

Apa yang kamu pahami dan bermakna bagimu

Apa saja yang kamu gunakan

Apa yang kamu pikirkan dan yang kamu amati di kelas

Apa saja gagasan yang muncul dan bagaimana

pendapatmu

Apa rencanamu selanjutnya

Masalah yang terkait, dugaan, dan masalah yang belum

terpecahkan

Pada bagian ‘kesan’, mari kita tuliskan rincian

berikut ini.

Tuliskan dengan

jelas menggunakan

kata-katamu sendiri

Kesalahan jangan

dihapus, tetapi

jelaskan letak

kesalahanmu

Buku catatan matematika digunakan untuk mencatat kegiatan belajar. Diharapkan

kamu menggunakan buku catatan tersebut untuk menuliskan dan merefleksikan

pemikiranmu, bagaimana kamu menyelesaikan soal, dan menjelaskan alasannya

selama pembelajaran di kelas.

Gunakan warna

dan kotak-kotak

secara tepat

Tuliskan

penemuanmu pada

catatan tambahan

Gambarlah diagram

dan tuliskan dalam

kalimat yang jelas

Buku Teks Halaman 14-15

Tujuan

Soal 4

6

Seperti yang ditunjukkan dalam pedoman

pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan

dalam merepresentasikan sesuatu, caranya adalah

dengan membuat buku catatan.

Saat membuat buku catatan, perlu

dipikirkan hal berikut di bawah ini

Mendeskripsikan pemikiran siswa, lalu

siswa dapat membandingkannya dengan

siswa lain sehingga dapat memperdalam

pemikiran

Memeriksa sebelum dan sesudah topk

yang diajarkan dan memanfaatkannya di

pembelajaran spiral selanjutnya.

Mmeriksa apa yang siswa tidak kuasai

berdasarkan hal di atas, berikut ini adalah

poin-poin untuk membuat catatan, seperti

bab diawal teks utama. Adapun hal yang

harus ditulis dalam buku catatan

Tanggal

Agar dapat memeriksa kapan isi pelajaran

tersebut dibuat

Tujuan

Petunjuk Bagaimana Menggunakan

Buku Catatan

Perjelas tujuan pembelajaran dengan menunjukkan tujuan dalam waktu 1 jam pembelajaran

dan konsistensi tujuan pembelajaran.

Tugas

Mendeskripsikan tugas-tugas untuk diulas dan pembelajaran spiral

Gagasanku

Catat hal-hal apa saja yang terpikirkan saat itu

Gagasan temanku

Tuliskan apa yang tidak dimengerti atau tidak terpikirkan

Hasil pengamatan

Catat apa yang diamati bahkan dengan memo singkat, sehingga nanti dapat digunakan

Ringkasan

Ringkas pelajaran dengan menggunakan bahasa sendiri

Kesan

Catat apa yang dipahami, dan apa yang baru diketahui. Kemudian, catat juga apa yang ingin

dilakukan atau membuat pertanyaan yang terpikirkan saat itu.

Meskipun dalam buku teks memberikan isi seperti contoh diatas, isi yang ditampilkan disini

kurang optimal. Adanya referensi ini, semoga dapat membuat catatan yang mudah dipahami.

Mungkin pada awalnya perlu beberapa waktu yang cukup lama untuk membuat buku catatan,

penting untuk meluangkan waktu dalam membuat catatan yang baik, mengingat hal ini adalah

salah satu faktor untuk memperdalam pembelajaran.

P:15

7

Untuk menyampaikan gagasanmu pada orang lain secara meyakinkan, sangat

bermakna apabila disampaikan tidak hanya secara lisan, tetapi juga dalam bentuk

laporan yang jelas. Mempersiapkan laporan merupakan kesempatan emas untuk

menyusun ulang dan merangkum gagasan secara sistematis karena harus dapat

dimengerti orang lain. Marilah kita persiapkan laporan, kemudian disajikan. Lihat

acuan pada sampel contoh di halaman 259-263.

Buku teks ini menggunakan satuan pengukuran secara umum sebagai berikut.

Mari Mempersiapkan dan Menyajikan Laporan

Petunjuk Bagaimana Menggunakan Satuan Pengukuran

Persiapkan Laporanmu pada kesempatan-kesempatan berikut ini.

cm3

m3

Isi (Volume)

Centimeter Kubik

Meter Kubik

cm2

m2

km2

Luas

Centimeter Persegi

Meter Persegi

Kilometer Persegi

mm

cm

m

km

Panjang dan Jarak

Millimeter

Centimeter

Meter

Kilometer

g

kg

t

Berat

Gram

Kilogram

Ton

ml

l

Kapasitas

Milliliter

Liter

cm/dtk

m/mnt

km/ jam

Kecepatan

Centimeter per Detik

Meter per Menit

Kilometer per Jam

Per ‘/’ menyajikan pembagian: ‘a/b’

artinya nilai a : b. ’cm/dtk’ adalah besaran

kecepatan yang merupakan hasil bagi

besaran dalam cm dengan

besaran dalam detik. Dapat juga disajikan

sebagai (cm) : (dtk).

Huruf untuk menyajikan *

liter adalah l. Dianjurkan

untuk menggunakan l untuk

membedakan dengan angka 1

(satu).

Merangkum materi yang telah dipelajari di setiap kelas

Merangkum kegiatan matematika di setiap kelas

Merangkum diskusi yang berlangsung pada tugas

Merangkum pertanyaan-pertanyaan dan tugas inkuiri

Penemuan Penerapan Komunikasi

Diskusi

7

Mari Mempersiapkan dan Menyajikan

Laporan

Selain buku catatan yang sudah ditunjukkan

pada halaman 6, siswa dapat meningkatkan

kemampuan dengan membuat dan menyajikan

laporan.

Buku catatan dapat menjadi perbandingan

untuk mengulas diri sendiri. Tetapi disisi

lain, laporan juga sering digunakan untuk

menjelaskan materi kepada orang lain. Oleh

karena itu, penting untuk membuat laporan

yang mudah dipahami dan mudah untuk

dilihat.

Oleh karena pembelajaran yang

menggunakan laporan sering kali memakan

waktu, sehingga sulit dikerjakan di kelas atau

pada pembelajaran biasa. Akan tetapi, ada

beberapa hal yang dapat dipelajari melalui

pembelajaran ini sehingga dapat membuat

laporan. Jjadi disini akan dijelaskan sebisa

mungkin.

Tentu saja, sebenarnya ingin menangani

laporan di kelas atau pada pembelajaran

yang biasanya. Akan tetapi, dapat juga

menggabungkannya saat selesai pembelajaran

atau saat melakukan pembelajaran matematika.

Petunjuk Cara Menuliskan Satuan

Satuan pada buku teks didasarkan pada sistem

satuan internasional (Prancis: Le Système

International d’Unité s Inggris: International

System of Units, disingkat SI).

Hingga kini, pelajaran matematika atau

lainnya, liter dinyatakan dengan “ℓ” dan

kecepatan dinyatakan dengan “km/jam”. Akan

tetapi, notasi ini hanya berlaku di Jepang

dan dalam banyak kasus tidak berlaku diluar

negeri. Oleh karena itu, berdasarkan satuan

internasional, liter dinyatakan dalam buku teks

sebagai “L”, kecepatan “Km/h”. Karena sebagian

besar satuan dipelajari di sekolah dasar, jadi

jika memeriksa kembali disini dan kemudian

mempelajari bukut teks, mungkin ada kesalahan

pada penggunaan satuan.

Selain itu, mengenai satuan liter, saat

memperhatikan botol minuman dalam plastik

atau yang lainnya, sering kali ditulis dengan

huruf kecil “ml”. Namun dalam buku teks

matematika, mungkin akan membuat bingung

jika dituliskan sebagai 1l. Oleh karena itu liter

ditulis dengan huruf kapital.

P:16

8

Menerapkan aturan dan sifat-sifat yang telah diketahui pada situasi serupa, tetapi tidak

sama.

Marilah kita mengecat pagar dengan warna merah.

Tuliskan pernyataan untuk menentukan keliling.

Segitiga beraturan

Segi lima beraturan

Segi delapan beraturan

Segi duabelas beraturan

Tuliskan pernyataan untuk

menentukan keliling segi banyak

beraturan yang memiliki sisi-sisi a

Segi-a beraturan

Menyusun argumentasi (alasan) berdasarkan sifat-sifat, aturan yang telah diketahui dan

kondisi yang diberikan.

Jumlah empat sudut

dalam segiempat

adalah 360o

.

Mari kita jelaskan

alasannya.

Membuat dugaan mengenai sifat-sifat dan aturan umum melalui eksplorasi pada sejumlah

contoh konkret.

Pernyataan dengan Huruf:

(SD Kelas VI)

Jumlah sudut dalam segitiga

adalah 180o

.

Setiap diagonal pada

segiempat membagi segiempat

menjadi dua segitiga.

1 2

1

2

1dl cat dapat dipakai untuk mengecat 4

5 m2

.

2

3 dl cat dapat dipakai untuk mengecat ... m2

?

  4 2

5 3

Yang diketahui dan diberikan Bangun dan Sudut:

(SD Kelas VI)

Luas yang dapat dicat

Jumlah cat

0 (m2

)

0 1 (dl)

Cara Berpikir Matematis

Berpikir Matematis

Berpikir Matematis

Berpikir Matematis Penalaran Analogis

Penalaran Induktif

Penalaran Deduktif

Soal

Soal

Soal

Perkalian dan Pembagian:

(SD Kelas VI)

Menyusun berbagai segi banyak beraturan menggunakan lidi-lidi dengan panjang 6 cm.

4

5

2

3

Pernyataan matematika: ×

×

×

×

×

×

1

2

3

8

Cara Berpikir Matematis

Ada banyak contoh kasus disekitar kita

yang berkaitan mengenai pengukuran dalam

berbagai situasi seperti jual beli barang, suhu,

kecepatan, waktu, dan lain-lain.

Misalnya, “keadaan yang memahami

kebiasaan dan memprediksi masa depan

bedasarkan data masa lalu dan data saat ini”,

“Keadaan dimana sifat kejadian itu dan keadaan

yang umum dengan mengulangi beberapa

percobaan”, “keadaan dimana isi yang telah

disimpulkan, kemudian dijelaskan kepada

orang lain”. Kemampuan seperti ini benarbenar harus dimiliki, karena kemampuan ini

sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Khususnya, aritmatika dan matematika

yang dianggap sebagai mata pelajaran yang

cocok untuk memperoleh kemampuan

menyimpulkan seperti itu.

Oleh karena itu, dalam buku teks ini akan

menyimpulkan 3 hal, yaitu “analogis”, “induktif”,

dan “deduktif” mengenai kesempatan

untuk mempersiapkan matematika Sekolah

Menengah Pertama, bahkan dapat di

sadari pada pembelajaran biasa, khususnya

pentingnya pengajaran.

“Penalaran analogis” adalah cara berpikir

bahwa masalah yang telah dipecahkan

sebelumnya, dapat diselesaikan dengan

metode yang sama kali ini. Khususnya, dalam

matematika Sekolah Dasar ada gagasan yang

sering digunakan, seperti “Apakah mungkin

menghitung pecahan dan desimal dengan

cara yang sama dengan bilangan bulat?”. Oleh

Karena itu, gagasan dalam buku teks adalah

“Terapkan aturan dan jenis yang ditemukan

sebelumnya dan pikirkan dengan cara yang

sama”.

“Penalaran induktif” biasanya dikatakan

sebagai cara berpikir yang digunakan

dalam sains. Mengulangi percobaan,

mempertimbangkan hasil tersebut, dan

menduga hal seperti yang diharapkan terjadi.

Gagasannya adalah untuk mengetahui

aturan dan ide umum dengan memeriksa

banyak data. Dalam matematika, ini sering

digunakan dalam situasi mencari sifat bilangan

bulat, seperti “Memprediksi apakah jumlah

bilangan genap dan ganjil akan menjadi ganjil”.

Oleh karena itu, buku teks memiliki gagasan

“Memikirkan aturan dan sifat umum melalui

beberapa hal konkret”.

“Penalaran deduktif” adalah cara berpikir

yang muncul dalam bentuk “pembuktian”,

yang dianggap sebagai hal penting dalam

matematika Sekolah Menengah Pertama,

misalnya, “Menggunakan definisi dan sifat yang

telah terbukti untuk menemukan sifat baru

dan menjelaskan bahwa sifat itu benar”. Oleh

karena itu, dalam buku teks, gagasannya adalah

“Memikirkan tentang alasan berdasarkan aturan

dan sifat umum yang ditemukan sebelumnya”.

P:17

9

×

Hitung terlebih dahulu keliling segi banyak beraturan.

Jumlah semua sudut dalam segi lima

dan segi enam beraturan dijelaskan

dengan cara yang sama.

Dalam perkalian bilangan desimal, ubahlah

menjadi bilangan bulat terlebih dahulu.

Kemudian letakkan tanda desimal (koma)

sesuai dengan tempat desimal dari kedua

bilangan tersebut.

Dalam mengalikan bilangan pecahan,

pikirkan sebagai perkalian bilangan bulat.

Demikian juga perkalian bilangan desimal.

Segitiga beraturan 3 × 6

Segi lima beraturan 5 × 6

Segi delapan beraturan 8 × 6

Segi duabelas beraturan 12 × 6

n × 6

dengan n adalah jumlah sisi.

Dengan mengamati beberapa contoh

(kasus), kita peroleh rumus untuk

menghitung keliling:

 (panjang sisi) kali (jumlah sisi)

Rumus keliling segi-a beraturan

dengan sisi-sisi 6 cm adalah.

  a × 6 = 6a

× 5 × 3

4 × 2 = 8

: 15

4

× 2

= (4 × 2) : (5 × 3) 5 3

= 4 2

5 × 3

8

= 15

Sebuah segiempat dipotong menjadi

dua segitiga menggunakan salah satu

diagonalnya. Dapat

dilihat pada gambar di

samping bahwa jumlah

empat sudut dalam

segiempat merupakan

dua kali jumlah sudut dalam segitiga.

Kemudian 180° × 2 = 360° . Oktagon 180° × 3 = 540°

Pentagon 180° × 4 = 720°

21 × 23 = 483

× 10 × 10 : 100

2,1 × 2,3 = 4,83

Kalimat yang menyatakan keliling

4

5 × = 2

3

Kelas VI - I Hlm. 34 - 36

Kelas VI- I Hlm. 108 - 109

Kelas VI - I Hlm. 24 - 30

9

Di kelas 7, sambil melihat kembali materi

pembelajaran matematika Sekolah Dasar, ada 3

contoh gagasan yang perlu diperhatikan.

Cara berpikir matematis 1 merupakan contoh

“Penalaran analogis”. Saat mempertimbangkan

perhitungan “pecahan × pecahan”, pengali dan

penyebut pengali dikalikan, diubah menjadi

bilangan bulat dan akhirnya dikembalikan ke

pecahan untuk mendapatkan jawabannya. Pada

saat itu “aturan yang ditemukan sebelumnya”

adalah gagasan untuk mengibahnya menjadi

bilangan bulat dengan “desimal × desimal”. Hal

tersebut sudah berlaku untuk desimal, mungkin

dapat berlaku juga untuk pecahan. Penalaran

analogis ini digunakan dalam situasi seperti

pengenalan pengurangan pada halaman

26. Pengurangan di Sekolah Dasar sebagai

penghitungan kembali operasi penjumlahan,

jadi ini dapat digunakan dalam situasi

mengingat bilangan negatif dimasukkan. Hal

tersebut dapat dipertimbangkan dengan cara

yang sama.

Cara berpikir matematis 2 adalah contoh

“Penalaran induktif”. Saat mempertimbangkan

rumus untuk menghitung panjang keliling

segi banyak beraturan, keteraturan ditemukan

dengan menambah jumlah sisi secara bertahap

seperti segitiga beraturan, segi lima beraturan,

dan seterusnya. Dengan demikian, rumus

untuk menghitung panjang disekitar persegi

adalah “panjang 1 sisi x α”. Seperti pada

halaman 175, penalaran induktif ini adalah

untuk menggambar beberapa lingkaran yang

melewati titik-titik ujung garis, berpusat pada

titik-titik pada garis berat vertikal garis bola,

sehingga titik-titik pada garis-garis vertikal

memiliki jarak yang sama dari kedua ujung garis.

Cara berpikir matematis 3 adalah contoh

dari “Penalaran deduktif”. Alasan jumlah

ukuran keempat sudut segi empat adalah 360°

didasarkan pada fakta bahwa “jumlah sudut

dalam segitiga adalah 180°” dan “segi empat

dapat dibagi menjadi dua segitiga secara

diagonal”. Menemukan jumlah dari sudut dalam

segi empat dan jumlah sudut bagian dalam dari

segi banyak (poligon) lainnya. Cara berpikir

ini digunakan dalam situasi, seperti pada

halaman 182, yang menjelaskan bahwa metode

menggambar untuk memulihkan lingkaran

dengan hanya satu bagian, benar berdasarkan

sifat dari garis-garis vertikal.

Selain itu, pada bagian buku teks, setiap

gagasan secara konkret disajikan sebagai

catatan tambahan di bagian yang khusus,

sehingga dapat melanjutkan pembelajaran

sambil mempelajari setiap gagasan di

pembelajaran biasa.

Selanjutnya, selain menemukan istilah

seperti “Penalaran analogis”, “Penalaran induktif”

dan “Penalaran deduktif”, dengan mengetahui

3 penalaran tersebut dan bertujuan sebagai

pembelajaran untuk diri sendiri, jadi tidak

begitu penting untuk harus mengigat istilah ini.

P:18

Bilangan Bulat

Bilangan-bilangan seperti 1, 6, dan 230 disebut

bilangan bulat.

Desimal

Bilangan-bilangan seperti 0,2; 1,4; dan 2,8 disebut

bilangan desimal.

Pecahan

Bilangan-bilangan seperti 1

3 , 2

5 , dan 7

4 disebut bilangan pecahan.

Persamaan

Tanda sama dengan “ = ” digunakan untuk

menyatakan hasil hitung. Tanda tersebut juga

digunakan untuk menyatakan bahwa bilangan

atau pernyataan di kiri dan di kanannya adalah

sama.

Pertidaksamaan

Tanda pertidaksamaan >, <, >, < digunakan untuk

menyatakan perbandingan dua bilangan atau

pernyataan di kiri dan kanannya.

Resiprokal

Jika dua bilangan dikalikan menghasilkan 1, maka

bilangan yang satu disebut kebalikan yang lain.

Aturan Hitung ①

Meskipun urutan dua bilangan dibalik, hasil

jumlahnya sama.

□+△=△+□

Jika tiga bilangan dijumlahkan dan urutan

bilangan-bilangan dibalik, hasilnya tetap

sama.

( □ + △ )+ ◯ = □ +( △ + ◯ )

Meskipun urutan dua bilangan dibalik, hasil

kalinya sama.

□ × △=△ × □

Jika tiga bilangan dikalikan dan urutannya

dibalik, maka hasilnya tetap sama.

( □ × △ ) × ◯=□ × ( △ × ◯ )

Aturan Hitung ②

 ( □ + △ ) × ◯=□ × ◯+△ × ◯

 ( □ – △ ) × ◯=□ × ◯ – △ × ◯

Bab 1

Bilangan Positif dan Negatif

Kita dapat juga

menghitung bilangan

desimal dan pecahan.

11

0

213 0,8

6

4,3

Apa yang telah kita pelajari sejauh ini?

~Dari Matematika SD ke SMP~

Cobalah untuk menggelompokkan

berbagai bilangan. Lanjutkan

dengan melakukan mencoba soalsoal hitungan menggunakan +, -,

x, dan : .

Ulasan

10

10

Tujuan

Ulasan

~ Dari Aritmetika ke Matematika ~

Sambil mengulas kembali mengenai “bilangan

dan rumus” yang dipelajari di Sekolah Dasar, hal

tersebut dapat membantu mempersiapkan diri

untuk pembelajaran yang akan datang.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan mengenai ulasan

Materi matematika Sekolah Dasar diantaranya

adalah “Bilangan dan hitungan A”, “Jumlah

dan pengukuran B”, “Bidang geometri C”, dan

“Hubungan kuantitas D” yang berbeda dengan

materi matematika di SMP. Hal ini bertujuan agar

siswa dapat memahami materi pembelajaran

sekaligus menata kembali pembelajaran materi

SMP.

Materi “bilangan dan rumus A” di SMP,

utamanya berasal dari materi “Bilangan dan

Penghitungan A” dan “Hubungan Kuantitas D”

di Sekolah Dasar.

Dengan menggunakan teknik “mengulas

kembali”, posisikan sebagai salah satu langkah

untuk belajar matematika Sekolah Dasar ke

matematika Sekolah Menengah Pertama dan

menghilangkan penolakan untuk mempelajari

materi.

2. Mengulas kembali 4 aturan operasi hitung

Disini akan diingatkan tentang operasi

hitung bilangan bulat, desimal, dan pecahan

yang dipelajari di Sekolah Dasar. Khususnya ada

beberapa siswa yang tidak pandai menghitung

desimal dengan pecahan, dan operasi hitung

campuran desimal dengan pecahan. siswa

tersebut memahami dengan cara meminta

mereka mengerjakan “Operasi hitung Sekolah

Dasar” pada halaman 277.

Hal ini juga bergantung bagaimana cara

memilih angka, beberapa siswa mungkin

membuat rumus seperti “6-11” yang tidak

dipelajari di Sekolah Dasar. Jika begitu,

menanyakan bagaimana operasi hitung ini

dapat dilakukan atau tidak, dan membiarkan

siswa terlibat dalam kegiatan diskusi juga akan

memotivasi mereka untuk mempelajari “Bab 1

Bilangan Positif dan Negatif”.

3. Mengulas kembali setiap karakter

Di kelas 6 Sekolah Dasar, telah belajar bahwa

ketika menyatakan angka dan besaran, selain

menggunakan simbol dan , terkadang juga

menggunakan karakter seperti a dan x.

Memikirkan tentang apa yang dinyatakan

oleh rumus di dalam buku teks, dapat membantu

untuk mempelajari rumus karakter dan nilai

rumus. Bagi siswa yang kesulitan mengungkapkan

pendapatnya, jika sudah terbiasa menjelaskan dan

berkomunikasi dalam aktivitas kelompok kecil,

maka akan dengan mudah pula mengungkapkan

pendapatnya di kelas-kelas selanjutnya.

P:19

Huruf dan Kalimat Matematika

Jika kita ingin menyatakan bilangan dan

besaran, maka kita menggunakan simbol

seperti □ dan ○ , dan huruf-huruf seperti a

atau x.

Contohnya, jika kita membeli x potong kue bolu

masing-masing harganya 800 rupiah, maka

kita dapat menyatakan x × 800.

Bilangan yang Cocok Menggantikan Huruf

Untuk mencari bilangan x pada persamaan

x + 8 = 21, maka nilai x dapat diperoleh dengan

pengurangan (yang merupakan kebalikan atau

invers dari penjumlahan).

x + 8 = 21

x = 21 – 8

x = 13

Bilangan yang Cocok Menggantikan Huruf ②

Untuk menghitung bilangan x pada persamaan

5 × x = 18, maka x dapat diperoleh dengan

menggunakan pembagian yang merupakan

kebalikan dari perkalian.

   5 × x = 18

x = 18 : 5

x = 18

5

Rasio

Jika besaran pertama 2 dan besaran kedua

adalah 3, maka hubungan antara kedua besaran

dapat dinyatakan sebagai 2 : 3. Relasi ini

dinamakan rasio.

Nilai Rasio

Apabila rasio a : b dinyatakan sebagai a

b ,

maka hasil pembagian a oleh b disebut sebagai

nilai rasio. Nilai rasio menyatakan berapa kali b

menghasilkan a.

7 × x = 35

x + 4 = 22

x – 6 = 15

a + 7

x × 3 5 × x

2 + a

2 × x + 4

Bab 2 Pernyataan

Menggunakan Huruf

Bab 1

Bilangan Positif dan Negatif Bab 3

Persamaan Linier

Jika sebuah barang

harganya x rupiah,

maka kita nyatakan:

x x 3.

angka-angka seperti a

dan x telah digunakan

untuk menggantikan

bilangan-bilangan.

Jika kita ganti x dengan bilanganbilangan, maka kita akan

mengetahui apa arti pernyataan

tersebut.

Marilah kita pelajari

pernyataan-pernyataan

di depan saya.

Pikirkan bilangan yang

cocok untuk menggantikan

huruf pada pernyataan di

samping.

11

11

Selain itu, siswa perlu memikirkan apa artinya

yang merupakan dasar untuk membaca rumus,

sehingga dapat menggunakannya dengan sebaik

mungkin di pembelajaran selanjutnya.

4. Mengulas kembali persamaan

Di kelas 6 Sekolah Dasar, pernah mempelajari

bagaimana menemukan angka yang berlaku

untuk huruf dari persamaan yang menyertakan

huruf. Pernah diajarkan juga dengan cara, apa

yang dapat dimasukkan kedalam x dengan

menggunakan angka. Akan tetapi dapat juga

mecari x dengan pengurangan dalam kasus

penjumlahan dan dengan pembagian untuk

perkalian, yaitu dengan menggunakan cara

menghitung mundur. Akan dipelajari pula

mengenai jenis dan transisi persamaan di

pembelajaran selanjutnya, tetapi jika tidak

begitu sulit, bisa juga meminta jawabannya.

Di ekolah Dasar, meskipun belum juga

mempelajari istilah-istilah persamaan, tetapi

telah diajari tentang tanda sama dengan

sebagai simbol yang menunjukkan hubungan

persamaan antara sisi kanan dan sisi kiri.

Banyak siswa menyatakan bahwa tanda

sama dengan adalah simbol yang digunakan

untuk menunjukkan jawaban operasi hitung,

seperti membaca “2+3=5” sebagai “2 ditambah

3 sama dengan 5”. Tetapi, karena aturan operasi

hitungnya juga digunakan untuk menyatakan

hubungan persamaan sebagai a+b=b=a,

jika menyatakan perubahannya disini, akan

mengurangi kegagalan saat mempelajari

persamaan dan pertidaksamaan.

Dengan pengertian yang sudah dikonfirmasi,

bukan hanya menemukan bilangan yang berlaku

untuk x, tetapi juga mengenai persamaannya.

5. Hal yang sudah dipelajari hingga kini

Berikut adalah rangkuman hal-hal penting

yang berkaitan dengan “angka dan rumus A”

dalam materi pembelajaran di Sekolah Dasar.

Selain yang ada disini, karena sedang

mempelajari materi berikutnya, ajarkan

menurut situasi siswa dan kelas.

(garis bilangan)

Bilangan bulat, desimal, dan pecahan

semuanya dapat dinyatakan di atas satu garis

bilangan. Lalu, dapat membandingkan besar

kecilnya juga.

(Jarak, Kecepatan, dan Waktu)

Rumus untuk menghitung jarak, kecepatan

dan waktu adalah sebagai berikut:

Jarak = kecepatan × waktu

Kecepatan = jarak ÷ waktu

Waktu = jarak ÷ kecepatan

(Rasio)

Dengan 1 sebagai jumlah dasar, jumlah yang

menyatakan berapa banyak jumlah yang dapat

dibandingkan disebut rasio.

Rasio = jumlah yang dibandingkan÷jumlah

dasar.

P:20

1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

Bilangan apa yang di awali dengan tanda “-“?

1 Bilangan Positif dan Negatif

Penjumlahan dan Pengurangan

Perkalian dan Pembagian

2

3

suhu maksimum hari ini di berbagai daerah

1

BAB

Bilangan Bulat

Di sekitar kita, ternyata banyak bilangan yang diawali dengan tanda “-“.

Suhu ditulis dengan

tanda “-“. Apa ya artinya

“-“?

Sumber: jabar.tribunnews.com

33

(+1)

29

(+2)

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Ketinggian maksimum kendaraan di gerbang tol

12 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

12 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

1. Dapat memahami artinya dengan

memperhatikan tanda “-“ yang digunakan

untuk menyatakan suhu.

2. Dapat memberikan ketertarikan angkaangka dengan tanda “-“ di sekitar kita dan

memikirkan artinya.

Jawaban

1 (contoh)

- Perbedaan suhu di berbagai daerah

- Ketinggian daerah

- Perbedaan suhu di berbagai daerah

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan halaman ini

(Pembukaan Bab 1 jam)

Bilangan Bulat

BAB

1

Sebagai contoh angka dengan tanda “−“, menampilkan suhu tertinggi hari ini dan perbandingan hari

sebelumnya di wilayah Jawa Barat yang terlihat dalam perkiraan cuaca.

Ada temperatur dengan angka yang menggunakan tanda “−”, pada hari sebelumnya ada angka yang

menggunakan tanda “−“ , namun sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang menyadarkan siswa bahwa

perbedaan itu adalah perbedaan titik acuan. Saat itu, sarankan agar dapat menyampaikan banyak pemikiran

dan pemahaman tentang bilangan apa dan yang bagaimana yang menggunakan bilangan dengan tanda “−“.

Perlu diketahui juga bahwa perbandingan dari hari ke hari adalah selisih dari hari sebelumnya.

Sebagai contoh selain suhu, mengambil foto seperti permukaan laut, skor golf, dan kondisi pasar

saham. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Penjelasan 1

Tujuannya agar siswa tertarik dan menyadari bahwa angka dengan tanda “−“ digunakan dalam

berbagai situasi di sekitar kita. Seperti contoh yang ditunjukan dalam jawaban, tetapi mengenai

itu semua, penting untuk membuat mereka berpikir tentang apa itu titik acuan 0ºC dan bagaimana

menyatakan tanda “−“.

3. Skema Pengembangan

Pembelajaran

Dalam sains kelas 4 SD, ada pembelajaran yang menyatakan suhu 3ºC lebih rendah dari 0ºC

menunjukkan “-3ºC dan membacanya sebagai “3ºC di bawah nol” atau “minus 3”.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:21

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bilangan dengan “-“ berada di manamana.

Bilangan apakah yang ada tanda “-“?

Hlm.14

Bilangan yang di dalam

kurung menyatakan

selisih suhu hari ini

dengan kemarin.

Apakah kamu pernah

menjumpai bilangan

dengan tanda \"-\"?

28

(-3)

31

(-1)

Sumber: https://imcnews.id

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Sumber: beritagar.id

Ketinggian air Pasar Ikan Jakarta Utara

Indeks harga saham gabungan

Batas kecepatan di tol

Bab 1 Bilangan Bulat 13

Bab 1 Bilangan Bulat 13

Disini, pertama-tama kami memberikan

gambaran umum mengenai suhu di berbagai

wilayah di Indonesia. Kemudian, mengenai

beberapa poin, dengan membaca informasi

seperti apa yang akan didapatkan dari ramalan

cuaca.

4. Suhu

Meskipun terkait dengan apa yang telah

disebutkan dalam poin 3 di halaman sebelumnya,

dalam sains SD kita belajar bahwa suhu saat air

membeku adalah 0ºC, dan suhu yang lebih rendah

dinyatakan dengan menggunakan “–“. Disini

dipastikan bahwa ini adalah titik acuannya, yaitu

0ºC.

Dengan cara ini, satuan skala termometer

yang biasa digunakan di Jepang adalah “ºC”, yang

disebut dengan derajat celcius. Adapun suhu

dalam derajat celcius, suhu saat air membeku

adalah 0ºC, suhu saat mendidih adalah 100ºC,

dan satuan suhu dibagi menjadi 100 bagian yang

sama.

5. Penjelasan pada balon percakapan

Melalui apa yang kita pelajari disini, kita

akan mengklarifikasi adanya bilangan dengan

tanda “-”yang banyak terdapat di sekitar kita,

dan bagaimana angka dengan tanda “–“ tersebut

akan digunakan. Penjelasan tersebut dapat

menyadarkan bahwa hal ini akan terhubung pada

pembelajaran di halaman berikutnya. Khususnya

saat memerlukan pemahaman bilangan dengan

tanda “–“ yang diketahui selama ini, kedepannya

juga akan lebih teliti menangani bilangan positif

dan hubungannya dengan 0 yang telah dipelajari

sehingga dapat memahami bilangan negatif

dengan benar.

Referensi Diatas permukaan laut

“Di atas permukaan laut” adalah ketinggian

daratan saat permukaan laut 0 m. Oleh karena

itu, jika ada keterangan, misalnya, -1 m di atas

permukaan laut bermakna daratan yang lebih

rendah dari permukaan laut (walaupun di

Indonesia masih cukup sulit untuk menemui

keterangan gambar semacam ini). Namun, perlu

ditekankan ketinggian permukaan laut sedikit

berbeda tergantung lokasinya.

Referensi Pasar Saham

Informasi tanda “–” yang juga sering

muncul adalah informasi tentang pasar saham.

Pada informasi tentang penurunan harga

saham dibanding dengan hari sebelumnya,

biasa disajikan dalam bentuk bilangan dengan

tanda “–”.

P:22

Jika suhunya 2o

C di bawah 0, maka kita gunakan tanda -, sehingga ditulis -2o

C.

Dibaca “minus/negatif 2o

C”. Jika suhu 27o

C di atas 0, maka kita gunakan tanda +,

dan ditulis +27o

C. Dibaca “plus/ positif 27o

C”.

Jika bilangan memiliki tanda + dan -, maka disebut secara berturut-turut

bilangan positif dan negatif.

Ditetapkan 0o

sebagai suhu acuan (pangkal) ketika air

membeku dan es meleleh. Kita dapat menyatakan suhu

lebih tinggi dari 0o

C dengan tanda positif, dan suhu

lebih rendah dari 0o

dengan tanda negatif. Selain untuk

menyatakan suhu, beberapa besaran juga dinyatakan

dengan tanda positif dan negatif dengan titik acuan 0.

Dengan menggunakan

0 sebagai titik pangkal

(acuan), maka kita

dapat membentuk

bilangan yang lebih

kecil dari 0.

Termometer di samping ini menunjukkan

suhu di Dieng dan Surabaya. Berapa suhunya

masing-masing? Perhatikan suhu tersebut.

Jika dibandingkan dengan 0o

, mana yang lebih

tinggi dan mana yang lebih rendah?

Besaran yang menggunakan Titik Acuan 0

Mempelajari penggunaan bilangan dengan tanda “-“

Nyatakanlah suhu berikut ini dengan tanda positif atau negatif.

Suhu 6,5o

C lebih tinggi

dibandingkan 0o

C

Suhu 10o

C lebih rendah

dibandingkan 0o

C

1 2

Soal 1

1 Bilangan dengan Tanda

1 Bilangan Positif dan Negatif

Tujuan

Dieng Surabaya

Sumber: Dokumen Puskurbuk

27 -2 o o

14 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

14 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

4 jam

1 Bilangan Positif dan Negatif

2 jam

1 Bilangan dengan Tanda

Tujuan

1. Besaran dengan sifat berlawanan dapat

dinyatakan menggunakan tanda positif

dan negatif dengan titik acuan 0.

2. Dapat memahami arti bilangan positif dan

negatif, bersamaan dengan mengetahui

bahwa kisaran bilangan yang dapat

direpresentasikan telah diperluas dengan

pengenalan bilangan negatif.

Jawaban

Deing: -2o

C, Surabaya: 27o

C

Dieng: 2o

C lebih rendah jika dibandingkan

dengan 0o

C

Surabaya: 27o

C lebih tinggi jika dibandingkan

dengan 0o

C

Soal 1

(1) +6.5o

C (2) –10o

C

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan pertanyaan

Berdasarkan pembelajaran di halaman

12-13, sebisa mungkin siswa diarahkan untuk

dapat membaca skala termometer dengan

benar. Berdasarkan gambar tersebut, siswa perlu

memahami bahwa 1 skala termometer memiliki

kenaikan 2o

C . Perbandingan dengan 0o

C tidak hanya

untuk membaca skala, tetapi juga untuk memberikan

pemahaman bahwa 0o

C adalah titik acuannya.

2. tanda positif (+) dan tanda negatif (–)

Pahami bahwa “+” dan “-“ masing-masing

harus dibaca sebagai “plus” dan “minus”, dan

bahwa 27o

C dapat ditulis sebagai +27o

C.

Saat ini, jelaskan bahwa “+” dan “-“ bukanlah

simbol matematika yang menunjukkan

penambahan atau pengurangan, tetapi

simbol (kode positif dan kode negatif) yang

menunjukkan apakah bilangan tersebut lebih

besar atau lebih kecil dari dari titik acuan 0.

Begitu juga, dalam rumus matematika,

penggunaan + dan – sebagai tanda positif dan

negatif sering membingungkan (Penghitungan

dan arti “6 - 8” halaman 33)

3. Penjelasan soal 1

Soal berikut adalah salah satu bentuk

penulisan suhu dengan menggunakan tanda

positif dan negatif. Pada soal pertama dinyatakan

sebagai 6,5o

C, tetapi ajarkan pula bahwa itu

dapat dinyatakan dengan menggunakan tanpa

+6,5o

C dengan menggunakan tanda positif.

Soal 1: Sehubungan dengan soal nomor

1, akan lebih baik jika +18o

C dan -7o

C dapat

dinyatakan sebagai “ suhu 18o

C lebih tinggi dari

0o

C” dan “suhu 7o

C lebih rendah dari 0o

C”.

Ketika mengajarkan “Suhu saat air

membeku atau es mencair, titik acuannya

adalah 0o

C, suhu yang lebih tinggi dari 0o

C

dinyatakan dengan tanda positif, dan suhu yang

lebih rendah dinyatakan dengan menggunakan

tanda negatif”. Perlu dipahami bahwa 0

bukanlah “tidak ada”, tetapi menjadi “titik acuan”,

dan berbagai besaran dapat dinyatakan dengan

menggunakan tanda positif dan negatif.

P:23

BAB 1 │Bilangan Bulat

Ketinggian Gunung Semeru adalah 3.676 meter di atas permukaan laut,

dan kedalaman Palung Jawa adalah 7.140 meter di bawah permukaan laut.

Ditetapkan titik pangkal sebagai acuan adalah garis pantai. Bagaimana

kita menyatakan besaran-besaran pada gambar berikut ini dengan

menggunakan tanda positif dan negatif?

Ditetapkan titik A sebagai titik pangkal 0 km. Titik “6 km di sebelah Timur A”

sebagai +6 km. Titik “4 km di sebelah Barat A” dinyatakan sebagai -4 km.

Berdasarkan contoh 1, titik -7 km dan +2,5 km menyatakan posisi di mana

pada garis? Tunjukkan nilai tersebut dengan ↑. Kemudian, nyatakan dengan

menggunakan kata-kata.

Nyatakan besaran-besaran berikut ini menggunakan tanda positif dan negatif.

“rugi 500 rupiah”, jika “untung 400 rupiah” dinyatakan sebagai +400 rupiah.

“30 menit dari sekarang\", jika “20 menit yang lalu\" dinyatakan sebagai -20

menit.

“40

C lebih rendah dibandingkan suhu tertinggi kemarin\" berdasarkan

suhu tertinggi hari ini, jika 30

C lebih tinggi dibandingkan suhu tertinggi

kemarin\" dinyatakan sebagai +30

C.

Papan pengumuman lomba lari

cepat 100 m menunjukkan bahwa

kecepatan angin buritan adalah 0,9

m per detik dinyatakan sebagai “+0,9

m /detik. ” Apa artinya -2,3 m /detik”?

Barat Timur

0 km +6 km

4 km A 6 km

-4 km

Variasi Penggunaan Tanda \"+\" dan “-”

3

2

1

Contoh 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

-2,3 m/detik?

0

+3000

-5000

-10000

Gunung Semeru m

Palung Jawa m

Permukaan

laut 0 m

...

...

Di manakah titik

pangkalnya?

Bab 1 Bilangan Bulat 15

Bab 1 Bilangan Bulat 15

Jawaban

Gunung semeru: +3676 m

Palung Jawa: -7140 m

Soal 2

Barat Timur

0 km +6 km

4 km A 6 km

-4 km

-7 km: 7 km di sebelah barat A

+2.5km: 2,5 km di sebelah timur A

Soal 3

(1) -500 rupiah (3) -4o

C

(2) +30 menit

Soal 4

Ada angin haluan dengan kecepatan 2.3m/detik

Pertanyaan Serupa

Nyatakan besaran berikut ini menggunakan tanda

positif dan negatif!

(1) Saat titik pangkal permukaan laut 0 m

“ketinggian Gunung Yari adalah 3180 m” dan

“kedalaman terdalam parit jepang adalah

8020 m”

(2) Ditetapkan titik B sebagai titik pangkal 0 km,

titik “3km disebelah selatan B” sebagai -3 km,

titik “10 km di sebelah utara B”

(1) +3180 m, -8020 m

(2) +10 km

4. Penjelasan

Dapat dipahami bahwa besaran selain

suhu juga dapat direpresentasikan dengan

menggunakan tanda positif dan negatif. Pada

saat itu, penting untuk menjelaskan apa itu titik

pangkal 0 dan apa yang dinyatakan dengan + dan

-. Saat titik pangkal sudah ditetapkan, besaran

yang mana, + atau – yang menjadi pertimbangan,

hal yang umum untuk meningkatkan besaran

karakter bertambah menjadi +.

Disini juga perlu mementingkan aktivitas

matematika siswa, seperti membiarkan mereka

berdiskusi secara bebas bagaimana menyatakan

ketinggi dan kedalaman.

5. Penjelasan Contoh 1 , Soal 2

Ditetapkan sebuah titik pangkal, yaitu dimana

titik di sebelah timur titik pangkal dilambangkan

dengan + dan titik barat oleh -.

Hal ini digunakan ketika menentukan hasil

perkalian positif dan negatif seperti yang ada

pada halaman 36-37. Lalu, pada gambar contoh1

terhubung pada pembelajaran garis bilangan

pada halaman 17 (gagasan untuk memperluas

garis bilangan ke daerah negatif).

6. Penjelasan Soal 4

Di papan pengumuman lomba lari,

kecepatan angin buritan adalah +. Angin haluan

dinyatakan dengan tanda -. Pada hal ini, perlu

untuk memastikan bahwa titik pangkal adalah 0

m/s menyatakan keadaan tanpa angin. Dan juga,

satuan kecepatan m/s, biasanya dibaca “meter per

secon” atau “meter per detik”.

P:24

Bilangan yang lebih dari 8, misalnya +8, +10, dan

sebagainya disebut bilangan positif. Bilangan yang

kurang dari 0, seperti -4, -9, dan sebagainya disebut

bilangan negatif.

0 bukanlah bilangan positif maupun negatif.

Nyatakan bilangan-bilangan berikut ini menggunakan tanda positif dan negatif.

Tentukan bilangan-bilangan berikut ini apakah positif atau negatif.

Nyatakanlah selisihnya terhadap 0 (lebih besar atau lebih kecil dari 0).

Di Sekolah Dasar kita telah belajar tentang bilangan positif dan 0. Di Sekolah

Menengah kita akan mempelajari juga bilangan negatif. Jadi, bilangan bulat

mencakup bilangan positif, 0, dan negatif. Bilangan bulat positif juga disebut

bilangan asli.

Bilangan-bilangan seperti

+8 atau +10 berturut-turut

sama dengan 8 atau 10,

seperti yang telah dipelajari

di Sekolah Dasar.

Bilangan Positif dan Negatif

……,-3,-2,-1,  0,  +1,+2,+3,……

bilangan negatif bilangan positif

(bilangan asli)

Bilangan

bulat

1 -6 2 +3 3 +1,2 4

Bilangan 8 lebih dari 0

Bilangan -4 kurang dari 0

1

2

Jadi, jika kita tetapkan titik 0

sebagai pangkal (acuan) kita dapat

menyatakan bilangan-bilangan yang

lebih besar dengan tanda positif,

dan bilangan yang lebih kecil dari 0

menggunakan tanda negatif.

Di SD kita menyatakan bilangan dalam

garis bilangan. Dapatkah kita juga

menyatakan bilangan negatif pada garis

bilangan?

5 -0,1

Hlm.17

Soal 5

2

5

-

16 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

16 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pertanyaan

(1) +8 (2) –4

Soal 5

(1) Bilangan Negatif 6 kurang dari 0

(2) Bilangan Positif, 3 lebih dari 0

(3) Bilangan Positif, 1,2 lebih dari 0

(4) Bilangan Negatif, 2

5 kurang dari 0

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Penjelasan bilangan positif dan bilangan

negatif

Sejauh ini, “besaran dengan sifat

berlawanan” seperti suhu, ketinggian, dan jarak

telah menggunakan tanda positif dan negatif.

Selanjutnya, kita akan menjauh dari objek

konkret atau konteks dan hanya berurusan

dengan bilangan. Berdasarkan hal tersebut,

pemahaman tentang arti bilangan positif dan

bilangan negatif perlu ditekankan kepada siswa.

8. Perpanjangan konsep bilangan

Di tahun ketiga sekolah dasar, saya belajar

Bilangan bulat

Bilangan asli

bahwa 0 dan 1,2,3, ... merupakan bilangan bulat.

Konsep bilangan dengan memasukkan tanda positif dan negatif, angka-angka ini dinyatakan

sebagai 0, + 1, + 2, + 3, ... dan bilangan bulat negatif -1, -2, -3, ... diperluas.

Mulai sekarang, memahami tentang yang dikatakan bilangan bulat adalah bilangan bulat

positif (bilangan asli), 0, bilangan bulat negatif.

Hal tersebut bergantung dari siswa, bahwa +1, +2, +3, ... dan yang telah dipelajari di sekolah

dasar 1, 2, 3, ..., sering diperlakukan sebagai bilangan yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan

kembali bahwa bilangan tersebut (contoh +2 dengan 2) adalah bilangan yang sama.

Selain itu, mengenai perbedaan bilangan bulat dan bilangan asli,

terdapat salah satu cara, yaitu adalah memperlihatkan tahap yang terdapat

di halaman 52 pada buku teks seperti diagram gambar yang ada disebelah

kanan.

9. Penjelasan balon percakapan

Menentukan standar 0, siswa diharapkan belajar memutuskan besar kecilnya dengan menggunakan

tanda positif atau negatif. Angka negatif (angka kurang dari 0) menjadi bentuk baru yang bergabung

kedalam angka yang telah dipelajari saat Sekolah Dasar sampai saat ini. Saat mempelajari bilangan di

Sekolah Dasar, menggunakan garis bilangan sebagai bantuan untuk menghitung besar kecilnya sebuah

angka, penambahan, pengurangan, dan lain-lain. Selama bilangan negatif juga merupakan bilangan,

perlu dilakukan diskusi agar siswa mengetahui mengenai besar kecil dan metode perhitungannya.

Dengan pandangan yang serupa, diharapkan dapat terhubung dengan pembelajaran selanjutnya dengan

membawa kesadaran akan masalah.

P:25

BAB 1 │Bilangan Bulat

Tandai titik-titik yang bersesuaian dengan 2 ; 2,5 ; 1

2 pada garis bilangan

berikut ini. Bandingkan nilainya.

1

Apa yang dibutuhkan untuk menyajikan bilangan negatif pada garis

bilangan? Jawablah menggunakan garis bilangan di atas.

2

Kita dapat menyajikan bilangan positif dan negatif pada garis bilangan (1)

pada dengan memperpanjang garis ke arah kiri dari 0. Tandai titik-titik

dengan menggunakan interval yang sama. Kemudian cocokkan posisi bilangan

pada garis bilangan tersebut. Pada garis bilangan berikut ini titik A bersesuaian

dengan -4 dan B bersesuaian dengan -1,5.

Titik yang bersesuaian dengan 0 disebut pangkal. Arah ke kanan disebut arah

positif, sedangkan arah ke kiri disebut arah negatif.

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6

Pangkal

Arah positif

Arah negatif

Garis Bilangan dengan Bilangan Negatif

Menyajikan bilangan bulat negatif pada garis bilangan dan

membandingkannya.

Gambarlah garis bilangan, tandai titik-titik yang bersesuaian dengan

bilangan-bilangan berikut.

+4, +0,5, -2, -5, -3,5,

2 Membandingkan Bilangan-Bilangan

0123456

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6

A B

Nyatakanlah bilangan-bilangan yang bersesuaian dengan titik A, B, C, D, dan E.

-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5

A BC D E

Tujuan

Soal 1

Soal 2

Bab 1 Bilangan Bulat 17

3

2

-

Bab 1 Bilangan Bulat 17

1.5 jam

2 Membandingkan Bilangan-Bilangan

Tujuan

1. Seperti halnya bilangan positif, bahwa

bilangan negatif pun dapat ditunjukkan

sebagai titik pada garis bilangan. Tanda “+”

dan “–” di depan bilangan, menunjukkan

apakah bilangan tersebut lebih besar atau

lebih kecil dari dari titik acuan 0.

2. Perbandingan besar bilangan positif dan

negatif berdasarkan posisinya pada garis

bilangan dan nilai mutlaknya, ditunjukkan

dengan menggunakan pertidaksamaan.

Jawaban

(1)

012345

1

2 2 3,5

2 lebih besar dari 1

2 3,5 lebih besar dari 1

(2) Perpanjang arah ke kiri dari 0 dan tentukkan

skala garis bilangan sebelumnya dengan

interval yang sama.

Soal 1 – 3

2

Soal 2

A…–3, B…–1,6  8

5





 



 , C…–0,4 





 





2

5 , D…+1,

E…+3,2 (+ 16

5 )

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Mengenai penjelasan pertama, saat masih

Sekolah Dasar kelas 3 siswa mempelajari istilah

garis bilangan. Garis bilangan banyak digunakan

pada pembelajaran selanjutnya. Misalnya, 3,5

adalah 3 1

2 atau

7

2 , dan 1

2 adalah 0,5, dapat

dipastikan kembali bahwa hal tersebut dapat

diwakilkan.

Pada penjelasan kedua, berdasarkan garis

bilangan yang telah dipelajari di sekolah dasar,

diperluas menjadi garis bilangan yang memuat

bilangan negatif. Dengan menggunakan garis

bilangan penjelasan pertama, garis bilangan

diperpanjang ke kiri, saat dalam menyusun,

tentukan “titik pangkal” dan “ 1 satuan panjang”,

dan arahkan bilangan positif ke kanan dan

bilangan negatif ke kiri.

Garis bilangan biasanya ditempatkan

secara horizontal, tetapi karena sumbu

koordinat juga menggunakan garis bilangan

yang ditempatkan secara vertikal, cobalah

menempatkan dengan vertikal, bleh juga

menggunakan skala termometer.

2. Penjelasan Soal 2

Oleh karena siswa terbiasa membaca garis

bilangan arah positif, sering terjadi kesalahan

dalam membaca desimal dan pecahan negatif.

Misalnya, terjadi kesalahan -1,6 menjadi -1,4 atau

-2,4, -

1

5

menjadi -

4

5

. Hal ini perlu diingat saat

mengajar.

P:26

Mana yang lebih besar, -2 atau -5?

Jelaskan dengan menggunakan garis bilangan.

Ingat bahwa pada garis bilangan,

bilangan-bilangan positif yang

letaknya di sebelah kanan adalah

lebih besar, dan yang letaknya

semakin ke kiri adalah lebih kecil.

Pada daerah bilangan-bilangan negatif, bilangan-bilangan yang letaknya semakin ke

kanan adalah lebih besar, sedangkan yang letaknya semakin ke kiri adalah lebih kecil,

demikian juga untuk bilangan-bilangan positif.

Ketika kita sajikan +4 dan +6 pada garis bilangan, bilangan manakah yang

terletak lebih jauh dari titik asal?

Membandingkan Bilangan dengan Menggunakan Garis Bilangan

Nilai Mutlak

+3,+4

+0,1,-0,2

+1,-3,0

1

3

5

-4,-6

6 -2,+5,-5

4

2

Pikirkan, mengapa

kita tidak bisa

menyatakannya

sebagai -2 < +3 > -4.

-4 -2 0 +3

-5 -2 0

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6

semakin besar

semakin kecil

Diskusi

Soal 3

Untuk -2 dan -5, pada garis bilangan -2 terletak di sebelah kanan dari -5.

Dengan demikian, -2 lebih besar dari -5. Hal ini dapat disajikan dengan

menggunakan tanda pertidaksamaan sebagai -5 < -2 atau -2 > -5

Kita dapat menyajikan -2 , +3 dan -4

pada garis bilangan sebagaimana yang

terlihat pada gambar di samping. Dengan

mengggunakan tanda pertidaksamaan dan

disajikan dari terkecil ke terbesar

-4 < - 2 < +3

dari terbesar ke terkecil;

+3 > - 2 > -4

Bandingkan pasangan-pasangan bilangan berikut dengan

menggunakan tanda-tanda pertidaksamaan.

Contoh 2

Contoh 1

Pada daerah bilangan-bilangan negatif, bilangan-bilangan yang letaknya semakin ke

2

3

- 1

3 , -

18 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

18 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Jika -2 dan -5 ditunjukkan pada garis lurus

bilangan, -2 di sebelah kanan -5. Bilangan -2

lebih besar karena bilangan di sebelah kanan

lebih besar begitu juga pada kasus bilangan

positif.

Soal 3

(1) +3 < +4 (4) -

2

3

< -

1

3

(2) -4 > -6 (5) -3 < 0 < + 1

(3) +0,1 > -0,2 (6) -5 < -2 < + 5

+6 lebih jauh dari titik awalnya

Pertanyaan Serupa

Nyatakan besarnya bilangan di masing-masing

pasangan berikut dengan menggunakan tanda

pertidaksamaan.

(1) -10, -15 (3) -

2

5

, -

3

5

(2) -0,7, -0,07 (4) -15, +10, -20

(1) -10 > -15 (3) - 2

5

> -

3

5

(2) -0,7 < -0,07 (4) -20 < 15 < +10

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Penjelasan

Ini adalah soal untuk menjelaskan besarnya bilangan negatif dengan menggunakan garis

bilangan. Dalam kasus bilangan positif, kita telah belajar di sekolah dasar bahwa bilangan di

sebelah kanan pada garis bilangan lebih besar. Di sini, kita menekankan besarnya bilangan negatif,

–2 adalah angka 2 kurang dari 0 dan –5 adalah angka 5 kurang dari 0. Jadi jika mengambil dua

angka pada garis bilangan, dapat diketahui bahwa –2 berada di sebelah kanan –5. Berdasarkan

pernyataan anak pada gambar dan yang disebutkan diatasnya, disimpulkan sebagai “pada garis

bilangan, bilangan di kanan lebih besar dan bilangan di kiri lebih kecil”. Saat pembelajaran,

diharapkan untuk mengambil bilangan positif dan bilangan negatif dan mengembangkannya

dengan cara mengulang pelajaran.

4. Penjelasan Contoh 1 dan Contoh 2

Simbol “>, <” telah dipelajari pada tahun kedua sekolah dasar, dan istilah “pertidaksamaan”

telah dipelajari pada tahun ketiga sekolah dasar. Memang dapat dipahami bahwa simbol yang

menentukkan besarnya hubungan, tetapi dalam kasus bilangan negatif, –5 < –2 dan –2 > –5 memiliki

arti yang sama. Saat menyatakan hubungan besaran 3 angka menggunakan pertidaksamaan,

misalnya, jika menulis –2 < + 3> –4, sulit untuk dapat membaca hubungan besaran antara –2 dan

–4. Penting untuk mengetahui poin-poin yang perlu diingat saat menggunakannya.

P:27

BAB 1 │Bilangan Bulat

Membandingkan nilai-nilai dua bilangan dapat dirangkum sebagai berikut.

Kamu juga dapat

memandang nilai

mutlak sebagai

bilangan tanpa tanda

+ atau - . -3 0 +4

3 4

Berturut-turut, tentukan nilai-nilai mutlak dari – 7 dan + 5,2

Tentukanlah bilangan-bilangan yang nilai mutlaknya 10 dan 2

3 .

Sekarang kita tahu bilangan-bilangan positif

dan negatif. Ketika kita belajar bilangan

baru di SD, kita juga belajar bagaimana kita

menggunakannya dalam menghitung.

Dapatkah kita menjumlahkan

menggunakan bilanganbilangan positif dan negatif,

seperti (+5) + (-3)?

0 +4 +6

4

6

Membandingkan Dua Bilangan

Bilangan-bilangan positif adalah lebih besar dari 0, bilanganbilangan negatif lebih kecil dari 0. Bilangan positif lebih besar

daripada bilangan-bilangan negatif.

Jika ada dua bilangan positif, bilangan yang nilai mutlaknya lebih

besar adalah bilangan yang lebih besar.

Jika ada dua bilangan negatif, bilangan yang nilai mutlaknya lebih

besar, adalah bilangan yang lebih kecil.

1

2

3

Hlm.21

Diskusi

PENTING

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Jarak antara titik asal dengan titik yang bersesuaian dengan suatu bilangan yang

diketahui dinamakan nilai mutlak. Sebagai contoh, nilai mutlak dari + 4 adalah 4,

sedangkan nilai mutlak dari -3 adalah 3. Nilai mutlak dari 0 adalah 0.

Ketika membandingkan dua bilangan positif +4

dan + 6, nilai mutak dari +6 lebih besar.

Pada garis bilangan, +6 terletak lebih ke kanan.

Jadi, untuk dua bilangan positif, bilangan yang

nilai mutlaknya lebih besar merupakan bilangan

yang lebih besar.

Ketika kita membandingkan nilai-nilai mutlak dari dua bilangan negatif,

apa yang dapat kita katakan mengenai nilai-nilai mereka? Jelaskan dengan

menggunakaan gambar.

Bab 1 Bilangan Bulat 19

Bab 1 Bilangan Bulat 19

Jawaban

Soal 4

Nilai mutlak -7 adalah 7

Nilai mutlak +5.2 adalah 5.2

Soal 5

Bilangan dengan nilai mutlak 10 adalah +10 dan -10

Bilangan dengan nilai mutlak 2

3

adalah + 2

3

dan

-

2

3

Soal 6

Penjelasan dari contoh

Jika membandingkan dua bilangan negatif -6

dan -4, -6 memiliki nilai absolut yang lebih besar

sehingga pada garis bilangan -6 ada di sebelah

kiri.

Jadi, dari dua bilangan negatif tersebut,

bilangan yang besar adalah bilangan yang

memiliki nilai mutlak yang paling kecil.

0 +4 +6

4

6

5. Arti dari nilai mutlak

Dari di bagian bawah halaman buku

teks sebelumnya, targetnya adalah untuk

memberikan sudut pandang mengenai jarak

dari titik asal. Untuk menyatakan besarnya angka

menggunakan istilah matematika yaitu nilai

mutlak. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita

harus memperjelas arti dari nilai mutlak.

Nilai absolut atau nilai mutlak sebuah

bilangan adalah jarak yang ada pada garis bilangan

antara titik asal dan titik yang bersesuaian dengan

bilangan tersebut.

Istilah nilai mutlak juga akan digunakan

dalam pembelajaran selanjutnya dari empat

aturan bilangan positif dan negatif, jadi kita

akan mencoba menetapkannya.

6. Besar dan nilai mutlak dari bilangan positif

Jika membandingkan dua bilangan positif

+4 dan +6, nilai mutlak +6 lebih besar dan pada

garis bilangan berada di sebelah kanan.

7. Penjelasan Soal 6

Berdasarkan perbandingan dua bilangan

positif, juga menyelidiki hubungan antara

besarnya dua angka negatif dan nilai mutlaknya.

Di sini, “kegiatan menjelaskan dan berkomunikasi menggunakan ekspresi matematika” menjadi

penting. Untuk itu, saya ingin menemukan cara-cara

seperti mendeskripsikan materi yang akan dijelaskan

pada sebuah catatan dan bertukar pemikiran dalam

kelompok kecil.

Berdasarkan pembelajaran tersebut, kami

merangkum hubungan antara besarnya kedua

bilangan tersebut dan nilai mutlaknya.

8. Penjelasan balon percakapan

Saya mempelajari bilangan negatif sebagai

bilangan baru, dan saya dapat menyimpulkan

besarnya bilangan positif dan negatif. Selanjutnya

dengan memikirkan bagaimana cara menghitung

(penjumlahan), saya ingin terhubung ke pembelajaran pada halaman 21.

P:28

1 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Gunakan tanda positif atau

negatif untuk menyajikan besaran. Berbagai Besaran

dengan “-”

[Hlm.15] Diketahui bahwa A adalah titik 0 km. Titik “3 km sebelah utara A”

dinyatakan sebagai +3 km. Bagaimana menyatakan titik “5 km di

sebelah selatan A”?

Apabila “rugi 200 rupiah” dinyatakan sebagai -200 rupiah,

menyatakan apa +300 rupiah?

1

2

S 3

2

Bilangan Positif dan

Negatif

[Hlm.16]

Diberikan bilangan-bilangan.

1 Mana yang merupakan bilangan positif? Mana yang negatif?

Mana yang merupakan bilangan bulat? Mana yang merupakan bilangan

asli?

2

-12 ; +7 ; 0 ; +0,6 ; -3 ; +25 ; -

S 5

3

Berbagai Besaran

dengan “-“

[Hlm.17]

Tandai titik-titik pada garis bilangan yang bersesuaian dengan bilangan

berikut ini.

-5 ; +3 ; -2,8 ;

-1 -2 -3 -4 -5 0 +1 +2 +3 +4 +5

+ S 1

4

Garis Bilangan

dengan Bilangan

Negatif

[Hlm.18]

-3 ; +5

Bandingkan pasangan bilangan-bilangan berikut ini dengan

menggunakan tanda pertidaksamaan.

-1,6 ; -2,4

1 0 ; -7

+1 ; -3 ; -2

2

3 4

Cth.1

Cth.2

Mari Kita Periksa 1 Bilangan Positif dan Negatif

5

Nilai Mutlak

[Hlm.19]

Nyatakan nilai mutlak dari +16 dan - 9

7 . Temukan bilangan-bilangan yang

nilai mutlaknya 9 dan 0 berturut-turut.

S 4

S 5

3

5

8

3

20 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

20 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mari Kita Periksa

0.5 jam

Jawaban

1

(1) -5 km 2) Keuntungan 300 rupiah

2

(1) Bilangan positif ... +7, +0,6, +25

Bilangan negatif...-12,-3, -

2

3

(2) Bilangan bulat...-12, +7, 0 -3

+25

Bilangan asli... +7, +25

3

4

(1) -3 < + 5 (3) -1,6 > 2,4

(2) 0 > -7 (4) -3 < -2 < + 1

5

Nilai mutlak +16 adalah 16

Nilai absolut -

9

7

adalah -

9

7

Angka dengan nilai mutlak 9 adalah +9 dan -9

Angka yang nilai mutlaknya 0 adalah 0

Pertanyaan Serupa

1

2

3

Jawablah pertanyaan berikut.

(1) Sebutkan seluruh bilangan asli di bawah

6

(2) Sebutkan bilangan bulat negatif terbesar.

Jawablah pertanyaan berikut

(1) Diantara +5 atau -6, manakah yang

memiliki nilai mutlak lebih besar?

(2) Sebutkan angka dengan nilai mutlak

terkecil.

Tunjukkan besarnya bilangan pada masingmasing pasangan berikut menggunakan

pertidaksamaan.

(1) + 2

3

, +

3

4 (3) 0, + 1

5

, -

1

4

(2) -

7

4

, -1,8 (4) -

8

3 , -

1

2

, -

5

6

Jawaban

1 (1) 1, 2, 3, 4, 5, 6

(+1, +2, +3, +4, +5, +6)

(2) -1

2 (1) + 2

3

< +

3

4

(2) -

7

4

> -1,8

(3) -

1

4

< 0 < + 1

5

(4) -

8

3

< -

5

6

< -

1

2

3 (1) -6

(2) 0

P:29

BAB 1 │Bilangan Bulat

Dalam permainan kartu pada , jika

seorang pemain menarik kartu +5 pada

giliran pertama dan +3 pada giliran kedua,

maka jumlah langkah perpindahan adalah

Dengan menggunakan kartu permainan , isilah tabel berikut ini dengan kalimat

matematika penjumlahan untuk menyatakan jumlah langkah perpindahan kartu.

Marilah bermain dengan kartu dari Lampiran 1 .

Aturan: kocok sekumpulan kartu terdiri atas 13 kartu

seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Letakkan kartu

menghadap ke bawah. Letakkan gaco (pion) masing-masing

pemain pada titik awal 0 secara bergantian. Pemain mengambil

sebuah kartu dari tumpukan. Kemudian pemain tersebut

memindahkan gaconya sesuai dengan angka yang tertulis

pada kartu. Pemain yang gaconya mencapai tujuan terlebih

dahulu, maka dia dinyatakan sebagai pemenang.

[Cara memindahkan gaco]

Jika kartu     , pindahkan gaco dua langkah mendekati tujuan.

Jika mendapat kartu     , pindahkan gaco 3 langkah menjauhi

tujuan.

Jika mendapat kartu , gaco tidak berpindah (diam).

Banyaknya langkah

pada giliran pertama

Banyaknya langkah

pada giliran kedua

Kalimat matematika penjumlahan untuk

menghitung jumlah total banyaknya langkah

Banyaknya langkah

perpindahan

-5 -3 ?

+5 -3 ?

-5 +3 ?

a

b

c

Menjumlahkan bilangan positif dan negatif menggunakan kartu.

1 Penjumlahan

2 Penjumlahan dan Pengurangan

+8. Kita dapat menyatakannya dalam kalimat penjumlahan sebagai berikut.

(+5) + (+3) = +8

… +2

-3

0

0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8

urutan pertama

Jumlah langkah perpindahan kartu

Tujuan

(Jumlah langkah perpindahan

pada giliran pertama )

(jumlah langkah perpindahan

pada giliran kedua)

(total jumlah langkah

perpindahan)

urutan kedua

Soal 1

Bab 1 Bilangan Bulat 21

Bab 1 Bilangan Bulat 21

8 jam

2 Penjumlahan dan Pengurangan

4 jam

1 Penjumlahan

Tujuan

1. Melalui situasi nyata, kita dapat memahami

arti dari penjumlahan bilangan positif dan

negatif.

2. Metode perhitungan penjumlahan dapat

ditentukkan dengan menggunakan garis

bilangan.

3. Anda dapat memahami aturan perhitungan

penjumlahan dengan memperhatikan

tanda dan nilai mutlak dari dua bilangan,

dan penjumlahan juga dapat dihitung

berdasarkan itu.

4. Pahami bahwa hukum komutatif dan

hukum asosiatif penjumlahan berlaku

untuk bilangan positif dan negatif, dengan

menggunakan itu penjumlahan dapat

dilakukan.

Jawaban

Soal 1

A (-5) + (-3)

I (+5) + (-3)

U (-5) + (+3)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Melalui permainan kartu di akhir buku 1,

siswa diharapkan secara alami akan memiliki

pengalaman dasar berpikir tentang cara

menjumlahkan bilangan positif dan negatif.

Dianjurkan untuk memainkan permainan tersebut

berpasangan. Untuk memahami permainan

tersebut cukup dengan aturan permainan.

2. Permainan Matematika

Lihat kembali pergerakan gaco dan

nyatakan dengan rumus penjumlahan untuk

membuat game ini menjadi matematis. Terlepas

dari apakah bilangan yang menunjukkan

pergerakan kartu adalah bilangan positif atau

bilangan negatif, pengulangan gerakan gaco

dianggap sebagai penjumlahan.

Saat ini, karena konsep tanda positif

dan negatif serta simbol aritmatika berbeda,

maka lebih mudah bagi siswa untuk juga

membedakan cara menuliskannya. Salah satu

cara untuk membedakannya adalah dengan

menuliskan bilangan positif dengan warna biru,

bilangan negatif dengan warna merah, dan

simbol aritmatika + dengan atau warna lain.

Referensi Cara penulisan tanda

positif dan negatif di luar

negeri

Untuk memperjelas perbedaan antara

tanda positif dan negatif dan simbol aritmatika,

di beberapa negara, tanda positif dan negatif

ditulis kecil dan simbol aritmatika ditulis besar

sebagai berikut.

(

+5) + (-

3) = +2 (+5) - (-

3) = +8

Namun, di Indonesia, tanda positif

dan negatif serta simbol aritmetika secara

tradisional ditulis dalam ukuran yang sama.

Oleh karena itu, pada tahap pengenalan operasi

bilangan positif dan negatif, disarankan untuk

merancang seperti yang dijelaskan pada 2.

P:30

+3

(-5) + (-3) = -8

(+5) + (+3) Dari 0, geser 5 langkah satuan ke

arah positif.

Lanjutkan geser 3 langkah ke

arah positif.

1

2

Dari titik 0, geser 5 langkah ke

arah negatif.

Lanjutkan geser 3 langkah ke

arah negatif.

(-5) + (-3)

Dengan menggunakan garis bilangan, hitunglah.

(+3) + (+4) (-2) + (-6)

(+5) + (-3) Mulai dari 0, geser 5 langkah ke

arah positif.

Lanjutkan dengan geser 3

langkah ke arah negatif.

Kita akan menjelaskan penjumlahan (-5) + (+3) menggunakan garis bilangan.

Isilah kotak dengan bilangan atau kata yang tepat.

(-5) + (+3) =

Mulai dari 0, geser ke arah

negatif.

Geser 3 langkah ke arah . +3 ? 0

-5

+5 0

+5

-8 -5 0

0 +5 +8

(+5) + (+3) = +8

0 0

Menjumlahkan Dua Bilangan yang Tandanya Sama

Menjumlahkan Dua Bilangan yang Berbeda Tanda

1

2

(+5) + (-3) = +2

Contoh1

Contoh 2

1 2

Perhatikan kalimat-kalimat penjumlahan matematika yang telah kita pelajari di

halaman sebelumnya. Kita akan menyajikan dalam garis bilangan.

+8

+5

-3 -5

-8

2 1

1 2

+2

+2

-3

-5

-2

1

1

2

2

1

2

1

1

2

2

Jadi, jumlah langkah pergeseran

adalah 8.

Jadi, jumlah langkah pergeseran

adalah 8.

Jadi, jumlah langkah pergeseran

adalah +2.

Jadi, jumlah langkah pergeseran

adalah .

Soal 2

Soal 3

22 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

22 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1)

(+3) + (+4) = +7

(2)

(-2) + (-6) = -8

Soal 3

5, positif, -2, -2

Pertanyaan Serupa

Gunakan garis bilangan untuk melakukan

perhitungan berikut.

(1) (+4) + (+1) (3) (-4) + (-1)

(2) (+2) + (+5) (4) (-2) + (-5)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Penjelasan dari Contoh 1

Pada halaman sebelumnya, pergerakan

gaco telah di matematiskan dengan rumus

penjumlahan. Jawaban ini diperoleh dengan

metode vektor (penjumlahan pada vektor).

Dalam contoh (1), +5 dan +3 diwakili oleh

vektor-vektor yang menunjuk ke kanan, dan

dipastikan kembali pada garis bilangan bahwa

jumlahnya adalah +8. Selain itu, dalam contoh

(2), -5 dan -3 diwakili oleh vektor kiri, dan

dipastikan kembali pada garis bilangan bahwa

jumlahnya adalah -8. Keduanya merupakan

penjumlahan dari dua bilangan dengan tanda

yang sama. Oleh karena merupakan vektor yang

menunjuk ke arah yang sama, penjumlahan

tersebut akan mudah dilakukan oleh siswa.

(1) +5 (3) -5

(2) +7 (4) -7

Garis bilangan dihilangkan

4. Penjelasan dari Contoh 2 , Soal 3 , dan

Soal 4

Dalam Contoh 1 dan Soal 2, kita telah

memikirkan cara mencari jumlah dari dua

bilangan dengan tanda yang sama. Akan

tetapi di sini kita menemukan jumlah dari dua

bilangan dengan tanda yang berbeda.

Dalam Contoh 2, +5 adalah vektor arah

kanan, -3 adalah vektor arah kiri dan jumlahnya

adalah +2 yang merupakan vektor arah kanan.

Dalam Soal 3, -5 adalah vektor arah kiri, +3

adalah vektor kanan dan jumlahnya -2, yang

merupakan vektor arah kiri. Oleh karena

penjumlahan dua bilangan dengan tanda

berbeda mka penjumlahan vektor dalam arah

yang berlawanan, jawabannya bisa positif atau

negatif. Dengan pertimbangan tersebut, saya

ingin dapat mengerjakan Soal 4 .

P:31

BAB 1 │Bilangan Bulat

Kita telah mempelajari bagaimana menjumlahkan dua bilangan yang

bertanda sama dan berbeda tanda. Selanjutnya, marilah kita diskusikan

pengamatan kita akan tanda-tanda pada bilangan dan nilai mutlak.

Operasi penjumlahan bilangan positif dan negatif juga disebut penjumlahan.

Hitunglah dengan menggunakan garis bilangan.

(+2) + (-6) (-2) + (+7)

0 0

Jumlah dua bilangan bertanda sama.

 (+9) + (+3)

= +(9 + 3)

= +12

 (-18) + (-5)

= - (18 + 5)

= -23

Jumlah dua bilangan yang berbeda tanda.

 (-10) + (+6)

= - (10 – 6)

= - 4

 (+27) + (-12)

= +(27 – 12)

= +15

Hitunglah.

Penjumlahan Menggunakan Tanda dan Nilai Mutlak

(+5) + (+3) = +8

(-5) + (-3) = -8

(+5) + (-3) = +2

(-5) + (+3) = -2

1 2

1 2

1 2

(+4) + (+13) (-8) + (-16)

(-7) + (+8) (+14) + (-19)

1 2

3 4

Hitunglah jumlah +3 dan -3.

Diskusi

[jumlah dua bilangan yang

bertanda sama]

[Jumlah dua bilangan yang

berbeda tanda]

Contoh 3

Contoh 4

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Bab 1 Bilangan Bulat 23

Bab 1 Bilangan Bulat 23

Jawaban

Soal 4

(1)

(+2) + (-6) = -4

(2)

(-2) + (+7) = +5

Jelaskan karakteristik berikut dengan caramu

sendiri, akan lebih baik jika bisa menemukannya

dalam kerja sama.

1 Jumlah 2 bilangan bertanda sama… Tanda

sama dengan 2 bilangan, nilai mutlak

adalah penjumlahan dari 2 bilangan.

2 Jumlah dari dua bilangan dengan tanda

berbeda ... Tanda dari nilai mutlak yang

paling besar dari dua bilangan, nilai

mutlaknya adalah selisih bilangan angka

tersebut.

Soal 5

(1) +17 (3) +1

(2) -24 (4) -5

Soal 6

(+3) + (-3) = 0

5. Tambahan

Istilah “jumlah, selisih, hasil kali, hasil bagi”

dipelajari di kelas 4 Sekolah Dasar. Akan tetapi

istilah “penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian” akan dipelajari untuk pertama

kalinya dalam bab ini.

6. Penjelasan

Sejauh ini, penjumlahan dari dua angka

telah dihitung menggunakan metode vektor.

Berdasarkan hasil ini, kami mempertimbangkan

untuk menemukan jumlah dari dua bilangan

dengan berfokus pada tanda dan nilai mutlak

Berdasarkan diskusi siswa, ini adalah

salah satu cara untuk meringkas karakteristik

tanda dan nilai mutlak dua bilangan dan

untuk menunjukkan apakah penjumlahan

dari Soal 2 dan Soal 4 pada halaman

sebelumnya juga termasuk

7. Penjelasan Contoh 3 dan Contoh 4

Berdasarkan pembelajaran , kami menunjukkan metode perhitungan yang berfokus

pada tanda dan nilai mutlak dari dua bilangan.

Penjumlahan dua bilangan dengan tanda yang

sama pada Contoh 3 relatif mudah untuk dipahami,

tetapi penjumlahan dua bilangan dengan

tanda yang berbeda pada Contoh 4 menyulitkan

siswa yang kurang pandai berhitung, karena

melibatkan operasi pengurangan. Mengingat ini

adalah metode kalkulasi yang merupakan dasar

dari gagasan penjumlahan aljabar pada tahap

akhir pengurangan dan penjumlahan, maka

perlu untuk menanganinya dengan hati-hati

menggunakan garis bilangan. Mungkin perlu

untuk menunjukkan satu hasil kalkulasi dengan

menggunakan garis bilangan bergantung pada

situasi siswa.

P:32

Ringkasan Hasil Penjumlahan Bilangan Positif dan Negatif

Bilangan berapapun jika ditambah dengan nol hasilnya sama dengan bilangan

itu sendiri. Sebagai contoh, (3) + 0 = 3. Demikian juga, 0 ditambahkan bilangan

hasilnya adalah bilangan tersebut. Contohnya, 0 + (-2) = -2

 (-1,2) + (-0,5)

= -(1,2 + 0,5)

= -1,7

Hitunglah.

(0,3) + (1,2)

Kita dapat memikirkannya

sebagaimana

penjumlahan bilanganbilangan bulat.

5

Penjumlahan Bilangan Desimal dan Pecahan

(-0,7) + (0,5)

2

4

6

1 2

3

1  (-1,2) + (-0,5)

Hitunglah.

1 (9) + (5) 3 (+8) + (-3)

5 (-21) + (21)

2 (-5) + (-7)

4 (-25) + (16) 6 0 + (-37)

Contoh 5

(1,4) + (-0,9)

|

Hasil Penjumlahan Bilangan Positif dan Negatif

Jumlah dua bilangan berbeda tanda dan memiliki nilai mutlak sama

adalah 0.

1 Tanda: sama dengan tanda dua bilangan tersebut

Nilai mutlak: jumlah tersebut nilai mutlak dari dua

bilangan

Jumlah dua

bilangan bertanda

sama

2

Tanda: sama dengan tanda bilangan dengan

nilai mutlak terbesar

Nilai mutlak: selisih antara nilai mutlak bilangan

yang lebih besar dengan yang lebih kecil

Jumlah bilangan

berbeda tanda

Cobalah

Hlm.35

Pengayaan 1-1

| Penting

Soal 7

Soal 8

1

2 ( )+(- ) 2

2

3

=( )+(- ) 3

6

4

6

= -( )4 +( ) 6 ( )3

6

= - 1

6

(- )+(- ) 1

2

3

4

(- )+(- ) 3

5

4

5

( )+(- ) 1

4

5

6

24 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

24 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 7

(1) +14 (4) -9

(2) -12 (5) 0

(3) +5 (6) -37

Soal 8

(1) +1,5 (4) + 1

5

(2) -0,2 (5) -

5

4

(3) +0,5 (6) - 7

12

Pertanyaan Serupa

Kerjakan perhitungan berikut

(1) (-3,8) + (-5,7) (4) - +

3

8

5

6





 







 





(2) (+1.02) + (-9.4) (5) + -

1

4

0 75 



 



  (0,75) .

(3) - -

1

3

3

4





 







 





(1) -9,5 (4) + 11

24

(2) +0,8 (5) -

1

2

(3) -

13

12

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

8. Ringkasan penjumlahan

Ringkasan ini merangkum pembelajaran Contoh 3, Contoh 4, Soal 5, dan Soal 6 pada halaman

sebelumnya.

Bentuk operasi (+3) + 0 = + 3,0 begitu juga 0 + (-2) = -2 yang tertulis di bawah ringkasan

menunjukkan bahwa 0 adalah elemen satuan penjumlahan. Harap diperhatikan bahwa sangat

mudah bagi siswa untuk membuat kesalahan ini.

9. Penjelasan Contoh 5

Penjumlahan 2 angka yang kita pelajari sampai saat ini hanya bilangan bulat. Disini, target

bilangan diperluas ke desimal dan pecahan. Kemudian, ajak siswa untuk memahami paham bahwa

penjumlahan decimal dan pecahan dapat dihitung dengan cara yang sama seperti penjumlahan

bilangan bulat.

Bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam menyelesaikan operasi desimal dan

pecahan yang telah dipelajari di sekolah dasar, disarankan untuk mengingat kembali kembali

dengan memanfaatkan “Perhitungan Sekolah Dasar” di halaman 277. Saat itu, kita tidak hanya

menyinggung antarsesama desimal dan pecahan saja, tetapi juga perubahan dari desimal ke

pecahan dan dari pecahan ke desimal.

P:33

BAB 1 │Bilangan Bulat

Ulasan Apakah aturan penjumlahan yang telah

kita pelajari di Sekolah Dasar juga berlaku

pada penjumlahan bilangan positif dan

negatif? Hitunglah a dan b kemudian

bandingkan. Periksa kembali dengan

menggunakan beberapa bilangan yang lain.

(5) + (-7)

(-7) + (5)

{(-3) + (6)} + (4)

(-3) + {(6) + (-4)}

1

2

Sifat berikut ini juga berlaku pada jumlahan bilanganbilangan positif dan negatif.

Sifat komutatif penjumlahan

a + b = b + a

Sifat asosiatif penjumlahan

(a + b) + c = a + (b + c)

Kita dapat menggunakan sifat komutatif dan asosiatif

penjumlahan untuk mengubah urutan bilangan

penghitungan (operasi).

Kita dapat mengganti

dengan suatu bilangan,

termasuk bilangan positif,

bilangan negatif, dan 0.

(11) + (-5) + (9) + (-7)

= (11) + (9) + (-5) + (-7)

= (20) + (-12)

= 8

Hitunglah.

Menukar tempat dua bilangan

yang dijumlahkan tidak akan

mengubah hasilnya.

  □+△=△+□

Ketika menjumlahkan tiga

bilangan, mengubah urutan

penjumlahan tidak akan

mengubah hasilnya.

    ( □ + △ ) + ◯

  = □ + ( △ + ◯ )

Kamu dapat menemukan aturan

penjumlahan dengan jawaban dari

pernyataan matematis jumlahan.

Berpikir Matematis

1 (-12) + (7) + (-6) + (3)

2 (19) + (-5) + (-28) + (-14)

Contoh 6

a

b

a

b

Ubah urutan bilangan berdasarkan sifat

komutatif.

Jumlahkan bilangan positif dengan

bilangan positif, bilangan negatif dengan

bilangan negatif menggunakan sifat

asosiatif.

Kita juga dapat menggunakan simbol [ ]

untuk menggantikan { } kurung kurawal

Sekarang kita dapat menjumlahkan bilangan

positif dan negatif seperti yang kita lakukan di

sekolah dasar.

Apakah kita juga dapat

membagi bilangan positif dan

negatif? Hlm.26

Catatan

Kelas VI - I

Hlm. 95

Sifat Komutatif dan Asosiatif Penjumlahan

Soal 9

Bab 1 Bilangan Bulat 25

Bab 1 Bilangan Bulat 25

Jawaban

(1) Baik a dan b sama dengan -2.

Contoh

(-2) + (+6) = +4

(2) Baik a dan b sama dengan -1

Contoh {(-1) + (+5)} + (–2) = +2

(-1) + {(+5) + (-2)} = +2

Soal 9 Contoh

(1) Persamaan yang ditetapkan

= (-12) + (-6) + (+7) + (+3)

= (-18) + (+10)

= -8

(2) Persamaan yang ditetapkan

= (+19) + {(-5) + (-14)} + (-28)

= (+19) + (-19) + (-28)

= 0 + (-28)

= -28

10. Penjelasan

Ini merupakan permasalahan untuk

memastikan apakah aturan penjumlahan

(sifat komutatif dan sifat asosiatif) yang

dipelajari di kelas 4 sekolah dasar berlaku untuk

penjumlahan bilangan positif dan negatif.

Pastikan kembali perbedaan rumus a dan b dan

mengerjakannya.

11. Penjelasan pemikiran matematis 2

Ini adalah contoh cara berpikir induktif,

tapi saya ingin membuat orang menyadarinya

sebagai salah satu cara berpikir matematis

Di sini, selain rumus yang ditunjukkan di

, pastikan dengan angka konkret sehingga

dapat menurunkan rumus yang telah dipelajari

di sekolah dasar

12. Penjelasan Contoh 6

Contoh 6 menunjukkan metode kalkulasi

yang menjadi dasar penjumlahan aljabar. Untuk

membantu memahami cara menggunakan

hukum penghitungan, mungkin ingin memperlihatkan prosedur berikut ini.

Contoh (+3) + (-9) + (+4)

= {(+3) + (-9)} + (+4)

= (+3) + {(-9) + (+4)}

= (+3) + {(+4) + -9)}

= {(+3) + (+4)} + -9)

= (+7) + (-9)

= -2

13. Penjelasan balon percakapan

Mengenai penjumlahan bilangan positif

dan negatif, saya belajar bahwa metode

perhitungan sejauh ini berhasil. Selanjutnya

tentang yang akan dipelajari selanjutnya

saya ingin memperlakukannya seolah-olah

itu mengalir secara alami ke pembelajaran

pengurangan, seperti membiarkan saya

memprediksi apa yang akan saya pelajari.

Sifat asosiatif

Sifat komutatif

Sifat asosiatif

P:34

Pada permainan kartu pada

Lampiran 1 , dua anak kakak

beradik bergantian memindahkan

gaco mereka. Anak yang lebih tua

memindah +2, sementara adiknya

memindahkan +5. Pada giliran

selanjutnya, berapa langkah dan

ke arah mana anak yang lebih tua

harus memindah gaconya agar dapat

menyusul adiknya?

mempelajari pengurangan bilangan-bilangan positif dan negatif.

2 Pengurangan

+1 +2 +3 +4 +5 +6

Pada permainan kartu dalam , anak yang lebih tua melewati adiknya dengan

memindahkan gaco (pion) sejauh langkah pada giliran kedua. Kita

simpulkan ke dalam kalimat matematika jumlahan berikut.

(+2) + ( ) = +5

Jadi, untuk menentukan bilangan pada

maka kita dapat menyelesaikan kalimat

matematika berikut ini.

(+5) - (+2) =

Melanjutkan permainan kartu pada , isilah tabel berikut ini dengan kalimat

pengurangan untuk menghitung banyaknya langkah perpindahan pada

giliran kedua.

Banyaknya langkah

pada giliran pertama

Banyaknya langkah

pada giliran kedua

Jumlah langkah

perpindahan

Kalimat pengurangan untuk menghitung

banyaknya langkah pada giliran kedua

+4 ? +1

-3 ? +2

-2 ? -6

b

a

c

… … …

Seperti telah kita pelajari di sekolah dasar,

kita dapat memandang pengurangan

bilangan positif dan negatif sebagai kebalikan

dari penjumlahan

Berpikir Matematis

Tujuan

(jumlah langkah

perpindahan)

(banyaknya langkah

pada giliran pertama)

(banyaknya langkah

pada giliran pertama)

(banyaknya langkah pada

giliran kedua)

(banyaknya langkah pada

giliran kedua)

(jumlah langkah

perpindahan)

Soal 1

Sumber: Dokumen Puskurbuk

26 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

26 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

2 Pengurangan

Tujuan

1. Memahami arti pengurangan bilangan

positif dan negatif, serta mampu melakukan

pengurangan dengan menggunakan garis

bilangan.

2. Dengan mencari tahu hubungan antara

pengurangan dan penjumlahan, dapat

memahami aturan aturan pada operasi

pengurangan berdasarkan pada operasi

penjumlahan yang telah dipelajari.

Jawaban

Gerakkan 3 ke arah tujuan

Soal 1

.. (+1) - (+4)

.. (+2) - (-3)

.. (-6) - (-2)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Hanya perlu memahami secara intuitif bahwa harus bergerak 3 ke arah tujuan. Hal ini akan

berhubungan dengan pembelajaran berikutnya

2. Permainan Matematika

Permainan matematika dengan mengungkapkan apa yang dibahas di Q dengan operasi

pengurangan. Dengan kata lain, jika pergerakkan kedua adalah ? hubungan ini dapat

ditunjukkan dengan bentuk operasi berikut

(+2) + ( ) = +5

Di sini, karena pengurangan adalah operasi kebalikan dari penjumlahan,

(+5) - (+2) =

3. Penjelasan pemikiran matematis 1

Dalam matematika, menggunakan analogi adalah ide yang sangat penting, dan siswa diarahkan

untuk dapat memahami melalui ide tersebut.

4. Penjelasan pemikiran matematis 1

Buatlah kemungkinan untuk menerapkan “permainan matematika” yang dipelajari di Q

untuk berbagai kasus. Sebagai contoh, A pertama kali menulis (-3) + ( ) = + 2, dan kemudian

diturunkan menjadi bentuk (+2) - (- 3) =

P:35

BAB 1 │Bilangan Bulat

Jelaskan bagaimana menghitung (-6) – (-2) dengan menggunakan garis

bilangan.

Dari +4 ke +1 berjarak 3 satuan ke

arah negatif. Jadi, banyaknya langkah

perpindahan gaco pada giliran kedua

adalah -3.

Hitunglah menggunakan garis bilangan.

(+2) – (+4) (+3) – (-6)

Operasi pengurangan bilangan positif dan negatif juga disebut pengurangan

dan hasilnya disebut selisih.

-6 -2 0

0 0

1 2

Contoh 1

Marilah kita perhatikan kalimat-kalimat pengurangan yang telah kita susun

sebelumnya. Kita akan menyajikannya dalam garis bilangan.

Perhatikan bagaimana mengurangi

bilangan dengan bilangan lain pada

garis bilangan. +5 adalah satuan ke

arah positif dari +2. Jadi, banyaknya

langkah pada giliran kedua adalah

+3. Sehingga kita peroleh.

(+5) – (+2) = +3

+2 +5 0

+5

Pada giliran kedua, pindah

tiga satuan (langkah) ke arah

positif

0 +2 +5

+2 ?

+3

Dari -3 ke +2 berjarak 5 satuan ke

arah positif. Jadi, banyaknya langkah

perpindahan gaco pada giliran kedua

adalah +5.

(+1) – (+4) = -3

(+1) – (+4)

0 +1 +4

-3

(+2) – (-3)

-3 0 +2

(+2) – (-3) = +5

+5

3 (-1) – (+3) 4 (-4) – (-5)

0 0

1 2

2

Diskusi

Contoh 2

Soal 2

Soal 3

Bab 1 Bilangan Bulat 27

Bab 1 Bilangan Bulat 27

Jawaban

Soal 2

-6 adalah, dari -2 bergerak 4 ke arah negatif,

maka gerakkan keduanya adalah -4.

Soal 3

(1)

(+2) - (+4) = -2

(2)

(+3) - (-6) = +9

(3)

(-1) - (+3) = -4

(4)

(-4) - (-5) = +1

5. Operasi pengurangan pada garis bilangan

Bilangan di atas panah sesuai dengan

operasi penjumlahan (+2) + ( ) = + 5. Lihat

gambar pada buku teks, selanjutnya kita akan

beralih ke metode yang dipelajari di sekolah

dasar.

Artinya, operasi a-b (a ≥ 0, b ≥ 0, a ≥ b)

adalah metode pengurangan untuk mencari

seberapa besar a lebih besar dari b.

1 Ambil a dan b pada garis bilangan

2 Lihat a dari posisi b

Dengan demikian diperoleh nilai a-b.

Penjelasan halaman ini berlaku untuk

bilangan positif dan negatif. Disini kita

membahas (+5) - (+ 2) = + 3, namun jika melihat

posisi +5 dibandingkan dengan posisi +2 pada

garis bilangan, itu berarti menjadi +3

6. Penjelasan Contoh 1 dan Contoh 2

Seperti yang kita pelajari di sekolah dasar,

kita dapat membaca nilai a-b menggunakan

garis bilangan. Akan tetapi kali ini kita memperluasnya menjadi bilangan positif dan negatif.

Pada Contoh 1 adalah contoh kasus di mana a > b

dan b adalah bilangan negatif, dan pada Contoh 2

lebih lanjut pada kasus di mana a-b adalah a < b.

P:36

Diberikan soal-soal pengurangan 1 - 4 , di sebelah kiri dan pernyataan

penjumlahan 1 - 4 di sebelah kanan. Untuk setiap kalimat pengurangan,

pilihlah kalimat penjumlahan yang hasilnya sama. Kemudian isilah .

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diskusikan hasil pengamatanmu.

Dari , kita dapat menyimpulkan sebagai berikut.

(+3) – (+5) =

(+3) – (-5) =

(-3) – (+5) =

(-3) – (-5) =

(+3) + (+5)

(+3) + (-5)

(-3) + (+5)

(-3) + (-5)

“mengurangi +5” sama hasilnya dengan “menambah -5”.

“mengurangi -5” sama hasilnya dengan “menambah +5”.

Ubahlah kalimat pengurangan berikut ini menjadi kalimat-kalimat

matematika penjumlahan. Selanjutnya hitunglah hasilnya.

(+5) – (+12)

(-15) – (+10)

Hubungan antara Penjumlahan dan Pengurangan

1

2

3

4

1 2

3 4

1

3

(+3) – (-8)

(-7) – (-7)

2

4

Pengurangan Bilangan Positif dan Negatif

Pengurangan dari bilangan positif dan negatif caranya adalah dengan

mengubah tanda bilangan yang dikurangkan, kemudian menambahkannya.

Pengurangan bilangan positif dan negatif dapat dirangkum sebagai berikut.

1

2

3

4

Diskusi

PENTING

 (+6) – (+9)

= (+6) + (-9)

= -3

 (-4) – (+10)

= (-4) + (-10)

= -14

 (+6) – (-9)

= (+6) + (+9)

= +15

 (-4) – (-10)

= (-4) + (+10)

= +6

Contoh 3

Soal 4

28 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

28 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

(1) 2 (+3) + (-5)

(2) 1 (+3) + (+5)

(3) 4 (-3) + (-5)

(4) 3 (-3) + (+5)

Contoh Diskusi

Pengurangan +5 memberikan hasil kalkulasi yang sama dengan menambahkan -5.

Pengurangan -5 memberikan hasil kalkulasi

yang sama seperti menambahkan +5.

Soal 4

(1) (+5) + (-12) = -7

(2) (+3) + (+8) = +11

(3) (-15) + (-10) = -25

(4) (-7) + (+7) = 0

Pertanyaan Serupa

Hitung pengurangan berikut dengan mengubahnya menjadi penjumlahan.

(1) (+7) - (+3)

(2) (+9) - (-4)

(3) (-8) - (+2)

(4) (-10) - (-3)

(1) (+7) + (-3) = +4

(2) (+9) + (+4) = +13

(3) (-8) + (-2) = -10

(4) (–10) + (+3) = -7

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Penjelasan

Pada halaman sebelumnya, kita telah

membahas metode pengurangan dengan menggunakan garis bilangan. Di halaman ini, kita akan

belajar mempredikisinya dengan berfokus pada

hubungan dengan penjumlahan. Di sini, kita akan

menyelesaikan dua masalah berikut.

Bandingkan operasi pengurangan dan

operasi penjumlahan yang berhubungan

dengan a dan temukan hubungan antara

pengurangan dan penjumlahan secara induktif.

Dapat dikatakan bahwa ini sesuai dengan

aktivitas matematika a (aktivitas yang menemukan

dasar baru berdasarkan apa yang telah dipelajari).

Melalui diskusi siswa, cobalah untuk meringkas

seperti pada kolom menyimpulkan di buku teks.

8. Penjelasan Contoh 3

Berdasarkan apa yang ditemukan di

, ubah operasi pengurangan ke operasi

penjumlahan dan temukan jawabannya.

Bergantung pada kemampuan siswa, jika

diperlukan, gunakan garis bilangan untuk

memastikan bahwa jawabannya benar

Belum lagi disini,masing-masing + dan –

dari angka yang akan dikurangi dan jumlah

penurunan akan ditampilkan. Saat ini, untuk

(1) dan (4), jika nilai mutlak penurunan diubah,

tanda dari hasilnya dapat berubah menjadi +

dan-, seperti yang ditunjukkan pada contoh

berikut.

Contoh (1)‘ (+6) - (+1) = +5

(2)’ (-4) - (-3) = -1

Kasus (1) di atas, sesuai dengan pengurangan

Sekolah Dasar.

P:37

BAB 1 │Bilangan Bulat

Mengurangkan bilangan dari 0 sama dengan mengubah tanda bilangan

tersebut. Mengurangkan bilangan dengan 0, maka selisihnya adalah bilangan

itu sendiri.

(+8) – 0 = +8, (-1) – 0 = -1

Pengurangan Bilangan Desimal dan Pecahan

Hitunglah.

1 0 – (+3) 2 0 – (-5)

Hitunglah.

(+8) – (+2) (+3) – (+7) (+5) – (-4)

(-12) – (+9) (-27) – (-15) (-16) – (-16)

(+38) – (-12) (-10) – 0 0 – (-24)

1 2 3

4 5 6

7 8 9

 (+3,2) – (-1,8)

= (+3,2) + (+1,8)

= +5

1  (+3,2) 2

Hitunglah.

(-2,7) – (-3,4)

3

1

5

(-1) – (+0,8)

4

2

 (- 0,75) –(- ) 6

Saya Bertanya

Apakah sifat komutatif dan

asosiatif juga berlaku dalam

pengurangan?

Hlm.34

Berdasarkan prakiraan cuaca di Jawa Barat pada halaman 13, jawablah

pertanyaan berikut ini.

Susunlah kalimat matematika untuk menentukan suhu pagi dan siang

hari di Bekasi, kemudian tentukan jawabanmu.

Lakukan seperti soal nomor (1) untuk suhu di Cirebon pada siang dan

dini hari.

1

2

Cobalah

Hlm.35

Pengayaan 1-2

Contoh 4

Soal 5

Soal 6

Soal 7

Soal 8

(- )1 –(- ) 2 (- )1

3

=(- )+( ) 1

2

1

3

=(- )+( ) 3

6

2

6

=(- ) 1

6

( )1 –(- ) 5 (- )4

5

(- )3

4

(- )3 –(- ) 4 (- )1

2

(- )– (+0,4) 7

4

Bab 1 Bilangan Bulat 29

Bab 1 Bilangan Bulat 29

Jawaban

Soal 5

(1) -3 (2) +5

Soal 6

(1) +6 (6) 0

(2) -4 (7) +50

(3) +9 (8) -10

(4) -21 (9) +24

(5) -12

Soal 7

(1) (-5) – (-2) = -3 (2) 0 – (-3) = +3

Soal 8

(1) +0,7 (4) -

5

4

(2) -18 (5) 0

(3) +1 (6) -

5

4

9. Penjelasan Soal 5

Di sini, metode perhitungan untuk

mengubah bentuk pengurangan menjadi bentuk

penjumlahan juga diterap-kan pada operasi yang

mengandung 0.

10. Penjelasan Soal 7

Dalam memanfaatkan pengurangan pada

situasi sehari-hari. Dapat juga menggunakan

permasalahan pada halaman 12 dan 13.

Dalam (1), (suhu maksimum hari sebelumnya) + (-2) = -5, dan (suhu maksimum hari

sebelumnya) = (-5) - (-2). Hal yang sama

berlaku untuk (2), yang berhubungan dengan

persamaan yang mengandung 0.

11. Penjelasan Contoh 4 dan Soal 8

Di sini, pengurangan yang telah dilakukan

dengan bilangan bulat, diperluas menjadi

desimal dan pecahan. Pada Contoh 4 menunjukkan

contoh antardesimal dan antarpecahan, tetapi

pada Soal 8 (5) dan (6), desimal dan pecahan

dicampur.

Ada kemungkinan bahwa beberapa siswa

memiliki kemampuan rendah dalam desimal

dan pecahan di sekolah dasar, jadi saya ingin

melakukan perubahan dari desimal ke pecahan

dan dari pecahan ke desimal dengan hati-hati.

Begitu juga, seperti dalam kasus baris

ketiga dari Contoh 4 (2), berhati-hatilah untuk

tidak menambahkan penyebut

12. Penjelasan dari mari coba, beri tahu

Untuk siswa yang menyelesaikan

Soal 8 lebih awal, dengan meminta mereka

mengerjakan “Ayo coba” dan “Katakan padaku!”,

adalah memungkinkan untuk membidik

perhitungan dan memperdalam pemahaman

tentang metode pengurangan.Kita manfaatkan

pembelajaran halaman 34 tentang “Apakah

sifat komutatif atau sifat asosiatif berlaku pada

operasi pengurangan?”

P:38

Kereta Api Argo Bromo Anggrek dari Jakarta ke Surabaya

berhenti di beberapa stasiun. Tabel ini menunjukkan beberapa

stasiun yang dilalui dan jarak antarstasiun di kedua kota

berturutan. Stasiun Gambir ditetapkan sebagai titik awal 0 km,

dan arah dari Gambir ke Surabaya adalah arah positif.

Jika Kota Pekalongan sebagai titik pangkal, bagaimana kita menyatakan jarak

antardua stasiun berturutan? Gunakan bilangan positif dan negatif. Isilah tabel

berikut ini dengan bilangan yang sesuai.

Stasiun Gambir (Jakarta) Cirebon Pekalongan Semarang Bojonegoro Pasar Turi, Surabaya

Jarak (km) 0 +219 +356 +437 +610 +713

Stasiun Gambir (Jakarta) Cirebon Pekalongan Semarang Bojonegoro Pasar Turi, Surabaya

Jarak (km) 0 +81

Mari Mencoba

Kita dapat mengurangkan

bilangan positif dan negatif

dengan mengubah menjadi

penjumlahan.

Meskipun penjumlahan melibatkan tiga

angka, seperti (+2) + (-5) - (-4), kita tetap bisa

mengubahnya menjadi penjumlahan.

Menghitung dengan Menggunakan Kartu

Saya bermain kartu bilangan. Kartu hitam mewakili bilangan positif, dan kartu

merah mewakili bilangan negatif. Permainan terdiri atas empat ronde. Hitunglah

total nilai (skor) untuk masing-masing ronde?

Saya memiliki +5 di tangan saya,

dan saya meletakkan 3 merah. 2

(+5) + (-3) =

+5

4 Saya memiliki +8 di tangan:

+8

(+8) - (-3) =

Tentukan aturan permainan, kemudian kamu dapat mencobanya sendiri.

1

+5

3

Saya memiliki +5 di tangan saya,

dan saya meletakkan 3 hitam.

(+5) + (+3) =

Saya memiliki +2 di tangan:

+2

(+2) - (+3) =

3

3

3

3

2

2

A

A

4

4

3

3

3

3

2

2

5

5

3

3

3

3

4

4

Hlm.31

Cermati

saya mengambil 3 hitam. saya mengambil 3 merah.

Sumber: Dokumen Puskurbuk

30 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

30 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Dari sebelah kiri tabel -356, -137, +254, +357

Cermati

1 +8 3 +2

2 +2 4 +8

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

13. Penjelasan

Saat titik pangkal 0 km adalah dari Stasiun

Gambir. Kita dapat mencari tahu jawabannya

dengan metode pengurangan jarak-jarak dari

Strasiun Pekalongan.

Sebagai penerapan dari masalah ini, perlu

dipikirkan bagaimana mengungkapkannya

ketika titik pangkal 0 km dari Stasiun Semarang

Tawang ke dilakukan perubahan arah ke Stasiun

Gambir menjadi arah positif.

14. Penjelasan dari balon

Tekankan pada bentuk operasi pengurangan, dapat diubah ke metode penjumlahan.

Perhatikan perhitungan di mana bentuk

penjumlahan dan bentuk pengurangan

dicampur pada bagian selanjutnya dan tanyakan

tentang prediksi tersebut.

15. Mari menghitung menggunakan permainan

kartu

Permainan kartu ini diatur untuk

digunakan dalam situasi khusus penjumlahan

dan pengurangan bilangan positif dan negatif.

selain itu permainan kartu ini dapat juga

dipraktikkan sebagai media pembelajaran

untuk mendapatkan aturan perhitungan

penjumlahan dan pengurangan.

Dalam permainan ini, tambahkan “ambil

kartu” dan kurangi “ambil kartu”. Dengan begitu,

pada ronde 4, dengan mengambil -3, +3 yang

telah membatalkan satu sama lain sampai saat

itu dihidupkan kembali, dan menurunkan (+5) -

(- 3) = (+5) + (+3)

Permainan kartu ini juga memungkinkan

untuk menghubungkan perhitungan penjumlahan dengan penjumlahan aljabar (Pengajaran

pada halaman 31).

Contoh cara melanjutkan permainan

Jumlah pemainnya 4 sampai 6 orang,

setiap orang memperoleh 4 kartu. Misalnya,

dimainkan untuk 5 orang, gunakan 20 kartu

dari 1 sampai 5 ditambah 1 joker (0 poin).

1. Bagikan semua 21 kartu, dan orang yang

telah dibagikan 5 kartu membuat orang

di sebelahnya mengambil 1 kartunya.

Sisanya, ambillah kartu satu per satu secara

berurutan.

2. Setelah satu ronde, jika anda memutuskan

bisa menang dengan total poin di tangan

anda, hentikan, akhiri permainan, dan

hitung total poin anda.

3. Jika orang yang menghentikan tidak di

tempat pertama, tukar poin dengan orang

di paling terakhir

Setelahnya, aturan harus diubah sesuai

dengan situasi siswa, dan tabel skor harus

dibuat dan dicatat.

P:39

BAB 1 │Bilangan Bulat

Diberikan kalimat matematika yang memuat dua operasi. Dapatkah kamu

menemukan cara menjawabnya?

Mempelajari hitungan yang melibatkan dua operasi penjumlahan dan

pengurangan sekaligus.

Kita dapat mengubah kalimat matematika

yang mengandung penjumlahan dan

pengurangan menjadi penjumlahan saja.

Perhatikan contoh di samping ini.

Pada kalimat matematika penjumlahan (+2)

+ (-5) + (+4), maka bilangan-bilangan yang

dijumlahkan: +2, -5, dan +4 disebut sukusuku dari pernyataan matematika tersebut.

+2 dan +4 adalah suku-suku positif

-5 adalah suku negatif.

K i t a d a p a t m e n u l i s k a n k a l i m a t

m a t e m a t i k a p e n j u m l a h a n t a n p a

menuliskan tanda + dalam kurung. Selain

itu, jika suku pertama positif, maka tanda +

bisa dihapus.

(+2) + (-5) – (-4)

= (+2) + (-5) + (+4)

Suku negatif

Suku-suku positif

(+2) + (-5) + (+4)

(+2) + (-5) + (+4)

= 2 - 5 + 4

1 (+2) + (-5) – (-4) 2 (-6) – (+7) – (-6)

3 Hitungan dengan Dua Operasi: Penjumlahan dan Pengurangan

Ubahlah pernyataan-pernyataan berikut ini menjadi kalimat penjumlahan

saja. Sebutkan suku-suku positif dan negatifnya.

(+4) – (-3)

(-9) + (-4) – (-6)

1

3 4

2 (+7) – (+2)

(-5) – (-3) – (-8)

Tujuan

Soal 1

Bab 1 Bilangan Bulat 31

Bab 1 Bilangan Bulat 31

1,5 jam

Hitungan dengan Dua Operasi:

Penjumlahan dan Pengurangan

3

Tujuan

Memahami arti suku-suku pada operasi

dan dapat menghitung operasi campuran

penjumlahan dan pengurangan menjadi

bentuk operasi jumlah aljabar.

Jawaban

Hitung dengan mengonversi ke rumus tambahan

saja

(1) (+2) + (-5) _ (-4)

= (+2) + (-5) + (+4)

= +1

(2) (-6) – (+7) – (-6)

= (-6) – (+7) + (+6)

= -7

Soal 1

(1) bentuk penjumlahan = (+4) + (+3)

bentuk positif +4, bentuk positif +3

(2) bentuk penjumlahan = (+7) + (-2)

bentuk positif +7, bentuk negatif -2

(3) bentuk penjumlahan = (-9) + (-4) + (+6)

bentuk positif...+6,

bentuk negatif...-9, -4

(4) bentuk penjumlahan = (-5) + (+3) + (+8)

bentuk positif..+3, +8

bentuk negatif...-5

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Dimungkinkan untuk menghitung operasi

dari depan, tetapi cobalah untuk memanfaatkan

apa yang telah Anda pelajari sejauh ini. Operasi

penjumlahan dan pengurangan campuran

harus dihitung dengan mengubahnya menjadi

rumus dengan hanya penambahan. Saya ingin

membuat para siswa menyadari hal ini, dan

menjadikannya tempat kegiatan untuk saling

menjelaskan dan berkomunikasi.

Selain itu, jika ada siswa yang

memperhatikan bahwa -6 dan +6 dapat

diimbangi dengan memodifikasi (2) menjadi

rumus tambahan saja, itu harus diambil.

2. Istilah ekspresi

Saat menekankan pemahaman suku pada

operasi, penting untuk mengatakan bahwa

tiap suku tersebut dihubungkan dengan

tanda penjumlahan (+). Oleh karena itu, ketika

memberikan pemahaman istilah tersebut,

diberikan penekanan bahwa suatu operasi

dapat diubah menjadi bentuk penjumlahan

saja. Oleh karena itu, pada contoh 2 dan 3 di

halaman berikutnya perlu dibahas dengan hatihati.

3. jumlah aljabar

Di sekolah dasar, “5-3” dianggap sebagai

operasi pengurangan, tetapi ketika angka

negatif dimasukkan, operasi tersebut dapat

diubah menjadi operasi penjumlahan yang

berarti “(+ 5) + (-3)”. Dengan cara ini, jika

semua ekspresi dianggap sebagai bentuk

penjumlahan, mereka disebut jumlah aljabar.

P:40

Ubahlah pernyataan berikut ini menjadi pernyataan penjumlahan saja,

kemudian hapus tanda kurung dan sajikan dengan susunan suku-sukunya.

(+10) – (+15)

(-1) + (-4) – (-7)

(+7) – (+3) + (-5) – (-1)

Nyatakan dalam menggunakan tanda + dan kurung.

6 – 8 -4 + 9 – 7

Kita dapat menulis suku-suku yang

b e r t u r u t a n m e n g g u n a k a n s i f a t

komutatif dan asosiatif. Jika hasilnya

positif, maka tanda + dapat dihapus.

Perhatikan contoh berikut ini.

 2 – 4 + 6 – 1

= 2 + 6 – 4 – 1

= 8 – 5

= 3

Saya Bertanya

Apakah tanda “ - \" pada “6 – 8” merupakan tanda pengurangan

atau tanda negatif? Hlm.33

1

3

5

(-7) – (-9)

4 (+6) – (-8) – (+16)

2

1 2 -14 – 13 3 4 7 – 8 + 6 – 2

6 (-2) + (+9) – (+1) – (-4)

 (+2) + (-4) + (+6) + (-1)

=(+2) + (+6) + (-4) + (-1)

=(+8) + (-5)

=+3

Hitunglah 7 + (-8) – 5 – (-4)

Untuk menyelesaikan pernyataan matematis yang menggunakan tanda kurung,

penjumlahan, dan pengurangan, maka pertama-tama susunlah suku-sukunya.

Selesaikan Soal 2 dan Soal 3.

7 + (-8) – 5 – (-4)

= 7 – 8 – 5 + 4

= 7 + 4 – 8 – 5

= 1 1 – 13

= -2   Jawab : -2

Pastikan untuk

menjelaskan

bagaimana

caranya

memperoleh

jawaban.

Cara

Penyelesaian

7 + (-8) – 5 – (-4)

= 7 + (-8) + (-5) + (+4)

        

= 7 – 8 – 5 + 4

Contoh 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

32 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

32 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1) (+10) + (-15)

= 10 - 15

(2) (-7) + (+9)

= -7 + 9

(3) (-1) + (-4) + (+7)

= -7 - 4 + 7

(4) (+6) + (+8) + (-16)

= 6 + 8 - 16

(5) (+7) + (-3) + (-5) + (+1)

= 7 - 3 - 5 + 1

(6) (-2) + (+9) + (-1) + (+4)

= -2 + 9 -1 + 4

Soal 3

(1) (+6) + (-8)

(2) (-14) + (-13)

(3) (-4) + (+9) + (-7)

(4) (+7) + (-8) + (+6) + (-2)

Soal 4

hasil Soal 2

(1) -5 (3) 3 (5) 0

(2) 2 (4) -2 (6) 10

hasil Soal 3

(1) -2 (3) -2

(2) -27 (4) 3

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

4. Rancangan dalam menghitung jumlah

aljabar

Pada operasi penjumlahan yang ditulis

dalam bentuk (+2) + (-4) + (+ 6) + (-1), suku-suku

tersebut mudah dipahami karena dibedakan

antara tanda positif dan negatif dengan

simbol operasi aritmetikanya. Sebaliknya, pada

penjumlahan aljabar 2 - 4 + 6 - 1, ada sebagian

yang mengacaukan tanda positif dan negatif

dengan simbol aritmatika.

Oleh karena itu, pada awalnya, dianjurkan

untuk mengajarkan mereka berpikir dengan

memisahkan suku-suku dengan /, seperti 2 /

-4 / + 6 / -1. Selain itu, saat menghitung jumlah

aljabar, instruksikan mereka untuk membaca +

sebagai “plus” dan sebagai “minus”.

5. Penyelesian Soal 4

Hitung operasi yang dikonversi ke dalam

bentuk jumlah aljabar. Saat ini, kita memahami

perhitungan dua angka seperti 10-15, -7 + 9, dan

-14-13.

6. Penyelesian Contoh 1

Ekspresi dengan campuran penjumlahan

dan pengurangan, seperti pada Contoh 4 , pahami

bahwa itu dapat dihitung secara efisien dengan

mengubahnya menjadi bentuk penjumlahan

aljabar. Dalam jawabannya, baris kedua

langsung mengoreksi jumlah aljabar. Apabila

terbiasa dengan penghitungannya, Anda harus

menginstruksikan pengurangan tersebut menjadi

penjumlahan dan kemudian jumlah aljabar,

seperti yang ditunjukkan pada balon di sebelah

kanan.

Selain itu, pahami bahwa dengan

menghitung simbol yang sama terlebih

dahulu, dapat menghitung secara efisien dan

mengurangi kesalahan.

P:41

BAB 1 │Bilangan Bulat

Hitunglah.

-3 + (-2) – (-9) 8 – (+7) – 5

-2 – (-3) + 7 + (-4) 3 + (-8) – (-5) – 1

Hitunglah.

11 – 17 + 13

-3,1 – 5,9

-14 + 19 + 12 – 20

-0,6 – (-1)

5 6

1 2

3 4

1 2

3 4

Cobalah

Hlm.35

Pengayaan 1-3

Soal 6

Soal 5

Apakah kita dapat melakukan perkalian

dan pembagian bilangan-bilangan

positif dan negatif dengan cara yang

sama?

Sekarang kita dapat menyelesaikan soal

dengan mengubah penjumlahan dan

pengurangan bilangan-bilangan positif

dan negatif dengan susunan suku-suku. Hlm.36, 43

Makna dan cara menghitung “6 – 8”

Jadi, kita dapat memandang

tanda “_“ dalam ”6 – 8”

sebagai tanda pengurangan

juga sebagai tanda negatif.

Di Sekolah Dasar kita belum belajar bilangan lebih kecil dikurangi bilangan yang

lebih besar. Sebagai contoh, “6 – 8”. Dengan menggunakan bilangan-bilangan

negatif, 0, dan positif, maka kita dapat melakukan pengurangan tersebut.

Kita dapat memandang “6 – 8” sebagai “6 minus 8”. Berdasarkan penjelasan pada

halaman 31, kita juga dapat melihatnya sebagai susunan suku-suku atau “6 plus

-8”.

6 – 8

= 6 – ( + 8)

= 6 + ( - 8)

= 6 - 8

Susun suku-sukunya

Ubah kalimat pengurangan

menjadi menjadi penjumlahan

Tambahkan tanda positif + pada 8

Cermati

Pengurangan

minus

( ) 1 –( ) 6 ( )3

4 (- ) 2 +( )– ( ) 7 ( )6

7 ( )3

7

Bab 1 Bilangan Bulat 33

Bab 1 Bilangan Bulat 33

Jawaban

Soal 5

(1) 4 (3) 4

(2) -4 (4) -1

Soal 6

(1) 7 (4) 0.4

(2) -3 (5) - 7

12

(3) -9 (6) 1

7

7. Penyelesaian Soal 5 dan Soal 6

Ada kecenderungan banyak kesalahan

terjadi dalam penghitungan jumlah aljabar. Jadi

perhatikan panduan ini dengan cermat ketika

memeriksa operasi di tengah.

Misalnya, di Soal 5 (3), disarankan untuk

menggarisbawahi bagian-bagian yang perlu

ditata ulang menjadi bentuk berjajar, seperti

-2- (-3) + 7 + (-4). Instruksikan mereka untuk

membaca + sebagai “plus” dan sebagai “minus”.

8. Keterangan pada balon teks

Ditemukan bahwa penjumlahan dan

pengurangan bilangan positif dan negatif

akhirnya dihitung dalam bentuk penjumlahan

aljabar. Kemudian disarankan untuk membuat

prediksi dan konfirmasi tentang cara menghitung perkalian (perkalian) dan pembagian

(pembagian) bilangan positif dan negatif

sehingga akan mengarah pada pembelajaran

di halaman 36 dan selanjutnya.

9. Cermati

Pada rumus (+6) + (-8), tanda positif +

dan simbol aritmatika + memiliki arti yang

berbeda. Oleh karena itu, operasi ini biasanya

dibaca sebagai “plus 6 plus minus 8”. Ini akan

lebih mudah dipahami jika tanda ditulis lebih

kecil dari simbol aritmatika dan ditulis sebagai

(

+ 6) + (- 8), seperti yang digunakan di beberapa

negara.

Tidaklah diinginkan untuk secara tidak

sadar membaca “6-8” sebagai “6 dikurangi

8” atau “6 dikurangi 8”. Akan tetapi, untuk

mempelajari penjumlahan aljabar, ambil salah

satu dari dua pembacaan tersebut.

“6-8” dapat dibaca sebagai “6 dikurangi

8” jika dianggap sebagai perpanjangan dari

metode pengurangan ke sekolah dasar. Di sisi

lain, dalam studi tentang penjumlahan aljabar

(halaman 31-33), dipelajari bahwa rumus

penjumlahan “(+ 6) + (-8)” dapat ditulis sebagai

“6 -8” hanya dengan menyusun suku-suku.

Artinya, “6-8” dapat dibaca sebagai “6 dikurangi

8” dengan menganggapnya sebagai ekspresi

penjumlahan. Oleh karena itu, pada tahap ini,

“6-8” dapat dibaca sebagai “6 dikurangi 8” atau

“6 minus 8”.

P:42

1 Hitunglah.

(+3) + (-2) (-4) + (-6)

(-14) + (+5) (-8) + (+8)

2 Hitunglah.

(+2) – (+9) (+1) – (-5)

(-6) – (-17) 0 – (-12)

3 Hitunglah.

(+5) + (-18) + (-5) (-9) – (-8) + (-4)

2 – 7 -4 – 5

-2 + 10 – 5 3 – 7 – 4 + 8

16 – (+17) – 13 (-3) + 6 + (-7) – (-9)

Penjumlahan

[Hlm.23]

Pengurangan

[Hlm.28]

[Hlm.29] S 5

Hitungan dengan

Penjumlahan dan

Pengurangan

[Hlm .32]

1 2

3 4

1 2

3 4

1 2

3 4

5 6

7 8

Cth.3

Cth.4

Cth.3

Cth.1

Mari Kita Periksa 2 Penjumlahan dan pengurangan

S 4

Apakah Sifat Komutatif dan Asosiatif Berlaku pada

Pengurangan?

Pada halaman 25, kita telah mempelajari bahwa dalam penjumlahan bilangan

positif dan negatif berlaku

Sifat Komutatif a + b = b + a

Sifat Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c)

Apakah sifat-sifat tersebut berlaku juga dalam pengurangan? Marilah kita

bandingkan berikut ini.

Pada 1 dan 2 hasil pada a dan b berbeda. Dapat kita lihat bahwa sifat komutatif

tidak berlaku karena hasil pengurangan pada 1 a dan b berbeda. Demikian

juga, hasil pengurangan pada 2 a dan b berbeda. Jadi, sifat asosiatif tidak

berlaku. Namun, apabila kita mengubah pengurangan menjadi kalimat matematika

penjumlahan, maka sifat komutatif dan asosiatif keduanya berlaku.

b (+3) – (+2)

b (+2) – {(+3) – (+5)}

1 a (+2) – (+3)

2 a {(+2) – (+3)} – (+5)

S 6

Cermati

34 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

34 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mari Kita Periksa

0.5 jam

Jawaban

1

(1) +1 (3) -9

(2) -10 (4) 0

2

(1) -7 (3) +11

(2) +6 (4) +12

3

(1) -18 (3) -5 (5) 3 (7) -14

(2) -5 (4) -9 (6) 0 (8) 5

Pertanyaan Serupa

Kerjakan perhitungan berikut

(1) 0,7 – 1,9 (3) -

1

3

5

6

+

(2) -2,6 - 3,7 (4) - -

3

8

1

6

(1) -12 (3) -

1

2

(2) -6.3 (4) -

13

24

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

10. Rancangan dalam menghitung jumlah

aljabar

Apakah sifat komutatif/sifat asosiatif berlaku

sama dengan metode reduksi 10? Mengenai (1)

dan (2), terlihat bahwa jawaban masing-masing

berbeda sebagai berikut.

(1) (+2) - (+3) = -1

(+3) - (+2) = 1

(2) {(+2) - (+3)} - (+5) = -6

(+2) - {(+3) - (+5)} = +4

Inilah materi untuk mempertimbangkan

apakah hukum pertukaran dan hukum kombinasi

berlaku, bahkan dalam metode reduksi mengikuti

metode penjumlahan. Tentu saja, konten di sini

banyak berkaitan dengan close-up “Perhitungan

dan arti ”6-8“ di halaman sebelumnya. Bagi

siswa yang memahami bahwa 8-6 dan 6-8 adalah

jawaban yang berbeda, mereka secara intuitif

akan merasa bahwa sifat komutatif tidak berlaku.

Mari melangkah lebih jauh dan memperhatikan bahwa hasil perhitungan (1) adalah dua

angka dengan nilai mutlak yang sama dan tanda

yang berbeda. Kemudian, konfirmasikan bahwa

hal yang sama berlaku untuk persamaan berikut di

mana angka negatif dikurangi dari angka negatif.

-2- (-3) dan -3- (-2) Selain itu, dalam hukum koneksi

seperti (2), perbedaan antara kedua persamaan

dapat diperoleh dengan mengasumsikan situasi

aktual menggunakan benda konkret.

Namun selisih hasil perhitungan kedua rumus

tersebut merupakan selisih antara penjumlahan

(+5) pada suku terakhir dengan menguranginya,

dan itulah alasan mengapa selisih hasil

perhitungan kedua rumus tersebut adalah 10. Jika

pembahasan dapat dikembangkan sampai batas

tertentu, pemahaman tentang metode reduksi

akan semakin diperdalam.

P:43

BAB 1 │Bilangan Bulat

(+11) + (+4)

(-6) + (-12)

(+8) + (-1)

(+3) + (-10)

(+16) + (-16)

(-7) + (+2)

(-9) + (+13)

(+0,6) + (-1,8)

(-2,7) + (-3,5)

Penjumlahan

Pengurangan

1

2

Hitungan dengan Penjumlahan dan 3 Pengurangan

(+8) – (+4)

(+3) – (+9)

(+5) – (-2)

0 – (-13)

(-7) – (+2)

(-9) – (-1)

(-2) – (-15)

(-1,9) – (+1,4)

(-3) + (+2) – (+5)

(+6) – (-7) + (-13)

(-6) – (+1) + (-3) – (-8)

3 – 8

-6 + 9

-7 – 4

-18 + 18

5 – 19

-2 + 6 – 8

7 – 9 – 5

4 – 7 + 10 – 1

-12 + 4 – 3 + 7

0,4 – 1,9

-1,3 + 2,7

-2 + (-10) – 6

13 + (-2) – 5 – (-7)

-7 – (+8) – (-3) + 9

1 + (-0,6) – 0,8

9

 (- )+(+ )

3 5  (- 4

)+(- 12 )

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

3

4

5

6

7

8

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

10

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Penjumlahan dan

Pengurangan

Mari kita terapkan pengetahuan kita

untuk belajar secara mandiri dan

berlatih.

Pengayaan 1

Jawaban di hlm..285

(- )2 –(+ ) 7

5

14

(+ )–(- ) 1

6

1

2

(- )2 –( ) 5

3

5

( )4 –( ) 9

5

6

(- )1 +( )– (- ) 3

1

6

2

3

1

3

1

2

Bab 1 Bilangan Bulat 35

Bab 1 Bilangan Bulat 35

Pengayaan 1

Jawaban

1

(1) +15 (7) +4

(2) -18 (8) -1,2

(3) +7 (9) -6,2

(4) -7 (10) + 1

6

(5) 0 (11) -

7

6

(6) -5

2

(1) +4 (6) -8

(2) -6 (7) +13

(3) +7 (8) -3,3

(4) +13 (9) +

2

3

(5) -9 (10) - 9

14

3

(1) Persamaan = -3 + 2 - 5

= -6

(2) Persamaan = 6 + 7 - 13

= 0

(3) Persamaan = -6 - 1 - 3 + 8

= -2

(4) -5

(5) 3

(6) -11

(7) 0

(8) -14

(9) -4

(10) -7

(11) 6

(12) -4

(13) -1,5

(14) 1,4

(15) -1

(16) Persamaan = 8

18

15

8

-

= - 7

18

(17) Persamaan = -2 - 10 - 6

= -18

(18) Persamaan = 13 - 2 - 5 + 7

= 13

(19) Persamaan = -7 - 8 + 3 + 9

= -3

(20) Persamaan = 1 – 0,6 - 0,8

= -0,4

(21) Persamaan = -

2

6

1

6

4

6

+ +

= 1

2

P:44

36 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mempelajari mengalikan bilangan-bilangan positif dan negatif dengan cara

perpindahan ke timur dan barat.

Berdasarkan , di titik-titik manakah Munir 5 menit sesudahnya dan 10

menit sebelumnya? Nyatakanlah lokasinya dengan kalimat matematika.

1

2 Nyatakanlah lokasi Munir pada saat-saat yang ditentukan dengan

mengisi ( ) dan dengan angka yang tepat.

+70 m per menit

Barat Timur

-210 -140 -70 0 +70 +140 +210 (m)

Sebelum (-) Sekarang (0) Sesudah (+)

1 Perkalian

3 Perkalian dan Pembagian

Waktu

2 menit sesudahnya

1 menit sesudahnya

Sekarang

1 menit sebelumnya

2 menit sebelumnya

(+2) (+140) (+70) × (+2)=+140

(+1 ) (   ) ( ) × ( )=

( 0 ) (   ) ( ) × ( )=

( -1 ) (   ) ( ) × ( )=

( -2 ) (   ) ( ) × ( )=

Lokasi (Kecepatan) × (waktu) (lokasi)

140 m Timur

70 m Timur

0 m

70 m Barat

140 m Barat

Munir berjalan ke arah timur dengan kecepatan 70 m per menit. Titik awal

ditetapkan sebagai 0 m. Arah ke timur sebagai arah positif. Melewati satu

menit dihitung sebagai +1 menit.

Di titik manakah Munir setelah berjalan satu menit? Setelah dua menit?

Di titik manakah dia semenit sebelumnya? Dua menit sebelumnya?

Tandai (dengan anak panah) lokasi Munir menggunakan diagram berikut

ini.

Tujuan

Soal 1

36 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

10 jam

3 Perkalian dan Pembagian

4 jam

1 Perkalian

Tujuan

1. Siswa dapat memahami arti perkalian

bilangan positif dan negatif secara nyata.

2. Pahami aturan untuk mengalikan bilangan

positif dan negatif dan dapat menghitung

hasil perkalian berdasarkan aturan tersebut.

3. Pahami bahwa sifat komutatif dan asosiatif

perkalian berlaku untuk bilangan positif

dan negatif. Pahami bahwa hukum

koneksi menjadi pegangan dan dapat

menggunakannya.

4. Memahami arti dari pangkat serta mampu

mengekspresikan rumus perkalian dalam

bentuk pangkat dan menghitung pangkat.

Jawaban

(1)

Barat Timur

-140 -70 0 +70 +140 (m)

2 menit

sebelumnya

1 menit

sebelumnya

1 menit

setelahnya

2 menit

setelahnya

+70 m per menit

(2) Dari keterangan di atas, diperoleh bahwa

Titik jarak +70, 0 , -70, -140

Rumus/persamaan (+70) × (+1) = +70

(+70) × 0 = 0

(+70) × (-1) = -70

(+70) × (-2) = –140

Soal 1

5 menit setelahnya (+70) × (+5) = +350

350 m ke timur

10 menit sebelumnya (+70) × (-10) = -700

700 m ke barat

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan

Selain bilangan positif dan negatif,

permainan kartu digunakan untuk memberi

makna pada operasi. Akan tetapi dalam perkalian,

bilangan positif dan negatif diterapkan pada

hubungan kuantitatif yang perkaliannya sudah

ditetapkan dan perhitungannya didasarkan pada

kenyataannya.

Pertama, kuantitas tertentu diekspresikan

dengan menerapkan tanda positif dan negatif ke

arah (timur dan barat) dan waktu (sebelum dan

sesudah). Kemudian, terapkan besaran ini pada

hubungan (1) (kecepatan) × (waktu) = (jarak)

untuk merumuskan rumusnya. Di sini, perhatikan

kasus di mana perkaliannya positif (saat berjalan

ke timur). Di halaman selanjutnya kita akan

sajikan saat kasus di mana perkaliannya negatif

(saat berjalan ke barat).

P:45

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 37

Berdasarkan , di titik-titik manakah Toni 5 menit sesudahnya dan 10 menit

sebelumnya? Nyatakanlah lokasinya dengan kalimat matematika.

1

2 Nyatakanlah lokasi Toni pada saat-saat yang ditentukan dengan mengisi

( ) dan dengan angka yang tepat.

-70 m per menit

Operasi mengalikan bilangan positif dan negatif juga disebut perkalian.

Pada contoh di di halaman sebelumnya dan di atas, bagaimanakah

perubahan hasil kali dengan mengubah besaran waktu? Bandingkan dan

diskusikan perbedaannya.

Barat Timur

-210 -140 -70 0 +70 +140 +210 (m)

Sesudah (+) Sekarang (0) Sebelum (-)

Diskusi

Toni berjalan ke arah barat dengan kecepatan 70 m per menit. Posisi Toni

sekarang ditetapkan sebagai titik 0, ke arah ke timur sebagai arah positif, ke

barat negatif, melalui selama satu menit sebagai +1 menit.

Di titik manakah Toni setelah 1 menit? Setelah 2 menit? Pada titik mana

Toni semenit sebelumnya? Dua menit sebelumnya? Tandai lokasinya

(dengan anak panah) pada diagram di bawah ini.

Waktu

2 menit sesudahnya

1 menit sesudahnya

Sekarang

1 menit sebelumnya

2 menit sebelumnya

(+2) (+140) (+70) × (+2)=+140

(+1) (   ) ( ) × ( )=

( 0) (   ) ( ) × ( )=

(-1) (   ) ( ) × ( )=

(-2) (   ) ( ) × ( )=

Lokasi (Kecepatan) × (waktu) (lokasi)

140 m Barat

70 m Barat

0 m

70 m Timur

140 m Timur

Soal 2

Soal 3

Bab 1 Bilangan Bulat 37

Jawaban

(1)

-70 m per menit

Barat Timur

-140 -70 0 +70 +140 (m)

2 menit

setelahnya

1 menit

setelahnya

1 menit

sebelumnya

2 menit

sebelumnya

(2) Dari gambar di atas, diperoleh bahwa

Jarak -70, 0 , +70, +140

Persamaan (-70) × (+1) = -70

(-70) × 0 = 0

(-70) × (-1) = +70

(-70) × (-2) = +140

Soal 2

5 menit kemudian (+70) × (+5) = -350

350 m ke barat

10 menit sebelumnya (-70) × (-10) = +700

700 m ke timur

Soal 3

Siswa harus mengetahui karakteristik berikut

dan mendiskusikannya.

(Dalam kasus Q pada halaman 36)

*Hasil bertambah sebesar 70. Pengali berubah

dari negatif ke positif pada batas 0.

(Dalam kasus Q di halaman 37) Hasil

berkurang 70. * pengali berubah dari positif ke

negatif pada batas 0.

2. Penjelasan

Perhatikan kasus di mana perkaliannya

negatif. Mengenai kenyataan kecepatan ke arah

barat sebagai -70 m, akan lebih baik jika anak

diajak untuk mengingat soal 4 pada halaman 15

(menyatakan kecepatan penarik sebagai + dan

kecepatan angin haluan sebagai -). Siswa lebih

cenderung memiliki pertanyaan ketika

(-) × (-) → +

Membingungkan untuk memahami dalam

bentuk gambar bahwa “plus → kenaikan” dan

“minus → penurunan”. Sekali lagi, dasar rumusnya

adalah hubungan (kecepatan) × (waktu) = (jarak),

dan pastikan bahwa tanda positif dan negatif

mewakili arah timur-barat juga waktu sebelum (-)

dan sesudah (+).

7. Penyelesaian Soal 3

Bandingkan kedua Q, perhatikan

perubahan hasil perkalian dan tandai ketika

pengali (bilangan pengali) bertambah 1,

dan perhatikan aturan perhitungan untuk

bilangan positif dan negatif. Secara khusus,

dapat melihat dua tabel Q dan berpikir secara

induktif dari perubahan hasil perkalian saat

pengali bertambah 1, sehingga siswa sendiri

dapat menemukan aturan penghitungan untuk

metode perkalian.

(-70) × (+2) = -140

(-70) × (+1) = - 70

(-70) × 0 = 0

(-70) × (-1) = + 70

(-70) × (-2) = +140

-70

-70

-70

-70

P:46

38 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Dalam mengalikan bilangan positif dan negatif,

bagaimana hubungan antara nilai mutlak hasil

kali dengan nilai mutlak bilangan-bilangan yang

dikalikan? Diskusikan pada di halaman 36 dan

pada halaman sebelumnya.

Perkalian bilangan positif dengan negatif dapat dirangkum sebagai berikut.

Hasil kali dua bilangan bertanda sama.

Hasil kali dua bilangan berbeda tanda.

Perkalian dengan Menggunakan Tanda Positif, Negatif, dan Nilai Mutlak

1 2

1 2

Hitunglah.

(+6) × (+5) (-7) × (-8)

(+12) × (-3) (-2) × (+10)

1 2

3 4

Tanda hasil kali pada

(-70) x (+2) = -140 adalah

(-) x (+) → (-).

Perkalian Bilangan Positif dan Negatif

1

2

Tanda: positif

Nilai mutlak: hasil kali nilai-nilai mutlak

dua bilangan yang dikalikan

Tanda: negatif

Nilai mutlak: hasil kali nilai mutlak dua

bilangan yang dikalikan

Hasil kali bilangan

dengan tanda

sama

Hasil kali bilangan

dengan tanda

berbeda

Diskusi

PENTING

(+2) × (+3)

= +(2 × 3)

= +6

(+) × (+) → (+)

 (-6) × (-2)

= +(6 × 2)

= +12

(-) × (-) → (+)

 (+9) × (-3)

= -(9 × 3)

= -27

(+) × (-) → (-)

 (-4) × (+5)

= -(4 × 5)

=-20

(-) × (+) → (-)

Soal 4

Contoh 2

Contoh 1

38 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Anda harus dapat menjelaskan karakteristik

berikut dengan cara Anda sendiri dan siswa

dapat menemukannya dalam kerja sama.

1. Perkalian dua bilangan bertanda sama

menghasilkan bilangan positif

2. Perkalian dua bilangan dengan tanda yang

berbeda menghasilkan bilangan negatif

Soal 4

(1) +30 (3) -36

(2) +56 (4) -20

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

4. Penjelasan

Dari kedua Q (pembelajaran pada halaman

36-37), kita perhatikan bagaimana menentukan

tanda dan nilai mutlak dari hasil perkalian dari

tanda dan nilai mutlak kedua bilangan yang akan

dikalikan. Pertanyaan 3 di halaman sebelumnya

menganggap perubahan pengali dan hasil

perkalian antara siswa sebagai langkah awal,

tetapi di sini sekali lagi, anda akan menemukan

bahwa

(+) × (-) = (-)

(-) × (-) = (+).

Sekali lagi, saya ingin menemukan keteraturan

itu dengan berpikir secara rekursif.

5. Penjelasan Contoh 1 dan Contoh 2

Setelah mempelajari bagian Q, cari hasil

perkalian bilangan positif dan negatif dengan

memperhatikan tanda dan nilai mutlak dari

kedua bilangan yang akan dikalikan. Contoh 1

berkaitan dengan hasil kali dua angka dengan

tanda yang sama, dan Contoh 2 berkaitan dengan

hasil kali dua angka dengan tanda yang

berbeda.

6. Ringkasan materi perkalian

Menggunakan apa yang diringkas di

, penghitungan sebenarnya dilakukan

di Contoh 2 . Di sini, kita akan merangkum

“perkalian bilangan positif dan negatif” dengan

memusatkan perhatian pada tanda dan nilai

mutlak. Untuk kasus khusus di mana salah

satu angkanya adalah 0, +1 atau -1, periksa

di halaman berikutnya. Yang ingin saya

tekankan di sini adalah perbedaan dari tanda

“penjumlahan bilangan positif dan negatif”.

Dalam penjumlahan yang dipelajari sejauh ini,

perhatikan kasus berikut

(+) + (-),

kita mengetahui bahwa tanda ditentukan oleh

besarnya nilai mutlak kedua bilangan tersebut.

Mengenai metode perkalian, saya ingin

menekankan bahwa hubungan

(+) × (-) = (-)

berlaku dan kode hasil perhitungan ditentukan

oleh kode dua angka sebagai kebalikan dari

metode penjumlahan.

P:47

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 39

Tentukan hasil kali +14 dengan +1. Kalikan -6 dengan +1. Tentukan hasil +14

dengan -1, dan -6 dengan -1.

Berapapun bilangannya, jika dikalikan dengan 1 hasilnya sama dengan bilangan

tersebut. Hasil kali -1 dengan bilangan menghasilkan negatif bilangan tersebut.

Berapa hasilnya -8 dikalikan 0, dan jika 0

dikalikan +2?

Berapapun bilangannya, jika dikalikan 0 hasilnya 0.

Contohnya, (8) × 0 = 0

0 × (-2) = 0.

Di SD kita telah belajar

bahwa bilangan

dikalikan 0 hasilnya 0.

 (+2,1) × (-0,8)

= -(2,1 × 0,8)

= -1,68

1  (+2,1) 2

(+0,5) × (-2)

3

1 (-3,6) × (-1,4)

4

2

Hitunglah.

Hitunglah.

(+4) × (+2)

(+3) × (-10)

1

4

(-4) × (-8)

(-18) × (-3)

2

5

(-7) × (+9)

0 × (-5)

3

6

7 (-4,8) × (+1,3) 8 9

Soal 5

Soal 6

Contoh 3

Soal 7

Soal 8

(- )3 ×(- ) 4 (- )2

7

= +( )3 ×( ) 4 ( )2

7

= + 3

14

(- )2 ×(- 9) 3 (- )4 ×(+ ) 7 (+ )7

8

(+ )×(- ) 2

3 (- )9

2 (-2,5)×(- )4

3

Bab 1 Bilangan Bulat 39

Jawaban

Soal 5

(+14) × (+1) = +14 (+14) × (-1) = -14

(+6) × (+1) = -6 (-6) × (-1) = +6

Soal 6

(-8) × 0 = 0

0 × (+2) = 0

Soal 7

(1) -1 (3) +6

(2) +5.04 (4) -

1

2

Soal 8

(1) +8 (4) -30 (7) -6.24

(2) +32 (5) +54 (8) -3

(3) -63 (6) 0 (9) +

10

3

Pertanyaan Serupa

Kerjakan soal berikut

(1) (+9) × (+4) (2) (+6) × (-7)

(3) (-5) × (+10) (5) 





 



   2

5  -15

(4) (-13) × (-2) (6) - -

3

4

7

12





 



 



 



 

(1) +36 (4) +26

(2) -42 (5) -6

(3) -50 (6) +

7

16

7. Penyelesaian Soal 5

Di sini, kami menunjukkan kasus-kasus

di mana bilangan positif dan negatif dikalikan

dengan +1 dan kasus di mana bilangan tersebut

dikalikan dengan -1. Hasilnya dirangkum dalam

Soal 5.

Karena

a × (+1) = a dan (+1) × a = a,

+1 adalah elemen unit perkalian. Selain

itu, gagasan bahwa tanda berubah ketika

bilangan positif atau negatif dikalikan dengan

-1 juga digunakan dalam persamaan linier dan

perkalian bilangan (Contoh 5 dari pelajaran

halaman 79).

8. Penyelesaian Soal 6

Pertimbangkan kasus di mana bilangan

positif dan negatif dikalikan dengan 0 dan kasus

di mana 0 dikalikan dengan bilangan positif

dan negatif. Kita telah mempelajari tentang

bilangan positif dengan 0 di sekolah dasar, dan

memastikan bahwa meskipun kita memperluas

bilangan tersebut menjadi bilangan negatif,

perkalian dari 0 akan selalu menjadi 0.

9. Penyelesaian Contoh 2

Dalam perkalian bilangan positif dan

negatif, tanda hasil perkalian secara alami

ditentukan oleh tanda dua bilangan tersebut.

Namun yang mengejutkan banyak siswa yang

melakukan kesalahan dalam hal hasil kali nilai

absolut daripada melakukan kesalahan pada

tanda hasil perhitungan. Oleh karena itu,

dengan menggunakan Contoh 3, hasil perkalian

pecahan dan pecahan dikonfirmasi. Tampaknya

beberapa siswa kurang pandai sejak sekolah

dasar, sehingga perlu diperlakukan dengan

hati-hati.

P:48

40 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sifat-sifat berikut ini berlaku pada perkalian bilangan positif dan negatif.

Sifat komutatif perkalian

a × b = b × a

Sifat asosiatif perkalian

(a × b) × c = a × (b × c)

Ketika mengalikan bilangan positif dan negatif, maka urutan bilangan dapat

disusun ulang dengan urutan berbeda-beda menggunakan sifat komutatif dan

asosiatif.

Pada halaman 25 kita

telah mempelajari

tentang sifat

komutatif dan asosiatif

penjumlahan.

Hitunglah.

(-50) × (+17) × (-2)

3  (- ) × (+3,6) × (-8)

1 (+9) × (-4,5) × (+2)

4  (+ )× (-10) × (- )

2

Hitunglah, kemudian bandingkan hasilnya

antara a dan b .

(+4) × (-3)

(-3) × (+4)

{(+2) × (-4)} × (-5)

(+2) × {(-4) × (-5)}

1

2

Sifat Komutatif dan Asosiatif Perkalian

Menukar urutan dua bilangan yang

dikalikan tidak mengubah hasilnya.

  □ × △ = △ × □

Mengubah urutan pengalian tiga

bilangan tidak mengubah hasilnya.

    ( □ × △ ) × ◯

   = □ × ( △×◯ )

Ulasan

a

b

a

b

Yuli menghitung sebagai berikut.

(-4) × (+9) × (-25) seperti ditunjukkan

hitungan ke samping. Jelaskan

proses di balik hitungan 1 dan 2 .

(-4) × (+9) × (-25)

= (+9) × (-4) × (-25)

= (+9) × (+100)

= +900

Diskusi

Kelas VI - 1 Hlm. 95

Soal 9

Soal 10

 (- ) 1

8  (+ )1

3 (- )3

5

40 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

1) A, B sama-sama menghasilkan -12

2) A, B sama-sama menghasilkan +40

Soal 9

1) Tukar -4 dan +9 menggunakan hukum

Komutatif perkalian

2) kerjakan (-4) × (-25) terlebih dahulu menggunakan hukum Asosiatif perkalian

Soal 10

(1) Persamaan = (-50) × (-2) × (+17)

= (+100) × (+17)

= +1700

(2) Persamaan = (+9) × {(-4.5) × (+2)}

= (+9) × (-9)

= -81

(3) Persamaan = - -

1

8

8 3 6 



 



       .

= (+1) × (+3.6)

= +3.6

(4) Persamaan = + - - 1

3

10 3

5





 



   



 



 









  

= +

1

3

6 



 



  

= +2

Pertanyaan Serupa

Pikirkan cara mudah untuk menghitung,

kemudian kerjakan soal berikut

(1) (-9) × (-125) × (-8)

(2) + - - 2

3

7 3

2





 



   



 



  

(3) - +14 + -18 2

7

5

6





 



   



 



    

(Contoh)

(1) Persamaan = (-9) × {(-125) × (-8)

= (-9) × (+1000) = -9000

(2) Persamaan = + - -7 2

3

2

3





 



 



 



   

= (-1) × (-7) = +7

(3) Persamaan

= - + + + 2

7

14 5

6

18 



 



   















 



   









   

= (-4) × (-15) = +60

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

10. Penjelasan

Di kelas 4 Sekolah Dasar, telah dipelajari

bahwa sifat komutatif dan sifat asosiatif perkalian

dalam kisaran bilangan positif dan 0 berlaku. Di

sini, kami menunjukkan bahwa sifat ini berlaku

untuk bilangan negatif.

11. Penjelasan Soal 9

Membaca prosedur penghitungan dan

mampu menjelaskannya menggunakan istilah

“sifat komutatif” dan “sifat asosiatif”.

12. Penjelasan Soal 10

Oleh karena berbagai metode penghitungan

dapat dipertimbangkan untuk digunakan,

mari melanjutkan sambil membandingkan dan

memeriksanya dengan menuliskannya di papan

tulis.

P:49

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 41

Hitunglah, amati, kemudian diskusikan bagaimana tanda dari hasil kalinya.

Hitunglah.

Perkalian beberapa bilangan dapat dirangkum sebagai berikut.

(+5) × (-2)

(+5) × (-2) × (-3)

(+5) × (-2) × (-3) × (-1)

Apa yang terjadi

jika kita mengalikan

empat atau lima

bilangan?

 (-3) × (+2) × (-4)

= +(3 × 2 × 4)

= +24

(-5) × (-6) × (+2)

Tanda Hasil Kali Beberapa Bilangan

2

2

 (-16) × (- ) × (-3)

= -16 × × 3

= - 40

1  (-3)

1

1

2

3

Hitunglah.

1 4 × (-2) × 6

8 × (-3) × × (- )

3 (-3,5) × (-2) × 9

5

4

-5 × 2 × (-7)

6

2

 - × 6 × (-4) × (-9)

(-5) × (-5) × (-5)

Tanda dan Nilai Mutlak Hasil Kali

Ketika bilangan negatif muncul sebanyak genap kali, maka

tanda hasil kalinya adalah +.

Ketika bilangan negatif muncul sebanyak ganjil kali, maka tanda

hasil kalinya -.

Nilai mutlak hasil kali sama dengan hasil perkalian nilai-nilai

mutlak bilangan-bilangan yang dikalikan.

1

2

Diskusi

PENTING

Contoh 4

Soal 11

Soal 12

Berapa kalipun bilangan dikalikan dengan bilangan positif, maka tanda hasil

kalinya tidak berubah. Namun, setiap kali kita mengalikan dengan bilangan

negatif, maka tanda dari hasil kalinya berubah. Dengan perkataan lain, tanda

dari hasil kalinya ditentukan oleh berapa kali dikalikan dengan bilangan negatif.

(-7) × (- ) × (- )

Dalam melakukan perkalian, maka tanda positif + dalam kalimat

matematika dan pada hasil kalinya dapat dihapus. Tanda kurung pada

bilangan pertama juga dapat dihapus.

(- ) 5

6

5

6

(- ) 3

14 (- ) 3

4

1

6

1

4

1

3

Bab 1 Bilangan Bulat 41

Jawaban

(1) -10 (3) -30

(2) +30

Anda harus dapat menjelaskan karakteristik

berikut dengan cara Anda sendiri agar siswa

dapat menemukannya dalam kerja sama. Tanda

hasil perkalian berubah seiring bertambahnya

jumlah bilangan negatif. Jika hanya ada

1 bilangan negatif maka tandanya “-”, jika

terdapat 2 bilangan negatif tandanya jadi “+”,

jika terdapat 3 bilangan negatif tandanya jadi “-”

begitu seterusnya.

Soal 11

(1) +60 (2) -2

Soal 12

(1) -48 (4) -72

(2) 70 (5) 1

(3) 63 (6) -125

Pertanyaan Serupa

Kerjakan soal berikut

(1) (-4) × (-5) × (-2)

(2) 3 × (-10) × 0 × (-2)

(3) -0,2 × 5 × (-8)

(4) - - 14 - - 3

10

5

6   1 



 



 



 



    

(1) -40 (3) 8

(2) 0 (4)

7

2

13. Penjelasan

Perhatikan persamaan (1) sampai (3) dengan

saksama dan perhatikan fakta bahwa jumlah

bilangan negatif yang akan dikalikan bertambah

satu. Di sini, saya ingin menekankan kegiatan di

mana siswa menjelaskan dan mengomunikasikan

apa yang telah mereka perhatikan dengan bahasa

mereka sendiri.

14. Penyelesaian Contoh 4

Di sini, berdasarkan Q, tekankan bagaimana

cara untuk menemukan hasil kali tiga angka.

Saat ini, pastikan bahwa penghitungan

dilakukan dengan urutan berikut.

1) Periksa banyaknya bilangan negatif yang

akan dikalikan dan tentukan tanda hasil

perkaliannya.

2) Tentukan hasil kali nilai mutlak dari angka

yang akan dikalikan.

15. Penyelesaian Soal 12

Ekspresi ini termasuk konvensi seperti

menghilangkan tanda kurung dan tanda

positif. Penjelasannya ditulis di bagian atas

Soal 12, tetapi karena aturan ini mungkin sulit

dipahami oleh siswa. Dari sudut pandang

penggunaan simbol sesederhana mungkin

dalam matematika, tanda positif dari jawaban

dihilangkan dari poin ini dan seterusnya dalam

buku teks kecuali tanda tersebut benar-benar

dibutuhkan, seperti pengenalan metode.

P:50

42 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sebuah bilangan yang dikalikan dengan dirinya beberapa kali Soal 12 6 di

halaman sebelumnya merupakan bilangan yang dinyatakan dalam bentuk

eksponen.

5 × 5 dituliskan sebagai 52

, dan dibaca

“5 pangkat dua atau 5 kuadrat”

5 × 5 × 5 dituliskan sebagai 53

, dan disebut “lima pangkat tiga”.

Angka kecil yang muncul di atas angka yang pertama menunjukkan berapa kali

bilangan dipangkatkan. Bilangan pangkat tersebut dinamakan eksponen.

Nyatakan perkalian berikut dalam bentuk perpangkatan eksponen.

2 × 2 × 2

2

Nyatakan luas persegi dengan panjang sisi 5

cm, kemudian hitung volume kubus dengan

panjang sisi 5 cm. Nyatakan dalam bentuk

eksponen. Satuan apa yang paling cocok

digunakan?

Hitunglah.

Makna dari

pernyataan

matematika (-3)2

berbeda dengan -32 .

1

  ×  (-5) × (-5) × (-5)

= (-5)3

1  (-5)

3  (- ) × (- )

 (-3)2

=(-3) × (-3)

=9

2  -32

= - (3 × 3)

= -9

 (-10)2 1 2  -10 3 2

 0,32 4 5  (-2) 6 3  -23

 (- )

2

1 2 (-4) × (-4)

=( )

2

5 cm

5 cm

5 cm

5 cm

5 cm

“dipangkatkan dua” sering disebut “kuadrat”.

Kita memperlakukan

pengurangan sebagai kebalikan

dari penjumlahan. Saya ingin

tahu apakah pembagian

merupakan kebalikan dari

perkalian?

Jika kita berhati-hati dalam menggunakan

tanda, kita dapat mengalikan bilangan

positif dan negatif seperti kita lakukan

di SD. Kita seharusnya juga mampu

melakukan pembagian dengan cara yang

serupa.

Perpangkatan (Eksponen)

Hlm.43

Catatan

Cobalah

Hlm.55

Pengayaan 2-1

← Eksponen 53

Contoh5

Soal 13

Soal 14

Contoh 6

Soal 15

2

3

2

3

=( ) 2

3

3

5

3

5

 (- )4

7

42 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 13

(1) 23 (3) -

3

5

2





 





(2) (-4)2

Soal 14

(1) 100 (4) 0.09

(2) -100 (5) -8

(3) 16

49 (6) -8

Pertanyaan Serupa

Kerjakan soal berikut

(1) (-0.7)2

(4) -24

(2) -0.72 (5) (2 × 3)2

(3) (-2)4

(1) 0.49 (4) -16

(2) -0.49 (5) 36

(3) 16

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

16. Perpangkatan

Berkaitan dengan satuan luas dan

volume dari kubus dan persegi (cm2

dan

cm3

), hal ini dapat digunakan sebagai salah

satu contoh penerapan bentuk eksponen

atau perpangkatan. Area dan volume spesifik

dibahas di hal.14. Juga, perhatikan bahwa

ketika persamaan dalam bentuk pangkat

dimasukkan, adalah umum untuk keliru antara

5³ dengan 5 × 3.

17. Penyelesaian Contoh 5

Dalam pangkat bilangan negatif dan

pangkat pecahan, lakukan dengan tanda kurung

sambil memikirkan cara menyelesaikannya.

18. Penyelesaian Soal 15 dan Contoh 6

Ada banyak kesalahan yang seringkali membuat siswa bingung, yaitu bentuk (-3) ² dengan -3².

Perjelas bahwa (-3)² adalah kuadrat dari -3 dan -32

adalah bilangan 3² dengan tanda negatif. Di Soal

15, siswa akan diinstruksikan untuk menulis rumus

di tengah. Dengan demikian, dapat dipahami

bahwa (-2) ³ dan -2³ memiliki arti yang berbeda

meskipun hasil perhitungannya sama.

19. Penyelesaian dari balon percakapan

Saat meringkas perkalian bilangan positif

dan negatif, disarankan untuk menjelaskan

tentang prediksi metode pembagian. Saat itu,

siswa ingin memperluas ke pembelajaran di

halaman berikutnya, sambil mengingat kembali

bahwa bahwa penjumlahan dan pengurangan

adalah perhitungan mundur.

P:51

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 43

Mempelajari pembagian bilangan positif dan negatif menggunakan

perkalian.

Perhatikan 3 dan 4 pada , isilah dengan bilangan yang sesuai.

Isilah dengan bilangan yang sesuai.

(    ) × (+2) = +6

(    ) × (-2) = +6

Menentukan bilangan untuk diisikan di , kita menggunakan pembagian

sebagai kebalikan perkalian.

Operasi pembagian bilangan positif dan negatif juga disebut pembagian. Hasil

dari pembagian disebut hasil bagi.

Perhatikan 1 dan 2 pada , kita memperoleh persamaan pembagian berikut ini

1 Karena (+3) × (+2) = +6, (+6) : (+2) = +3

2 Karena (-3) × (+2) = -6, (-6) : (+2) = -3

3 Karena (-3) × (-2) = +6, (+6) : (-2) =

4 Karena (+3) × (-2) = -6, (-6) : (-2) =

Apa hubungan antara tanda dan nilai mutlak dari hasil bagi serta tanda dan

nilai mutlak dari bilangan-bilangan dalam pembagian bilangan positif dan

negatif? Gunakan empat pernyataan matematika pada Contoh 1 dan Soal 1.

Hasil bagi dua bilangan dengan tanda berbeda.

1 2

1

3

(    ) × (+2) = -6

(    ) × (-2) = -6

2 (    )

4

2 Pembagian

Pembagian Menggunakan Tanda dan Nilai

Diskusi

(+14) : (+7)

= +(14 : 7)

= +2

 (+) : (+) → (+)

(-18) : (-3)

= +(18 : 3)

= +6

 (-) : (-) → (+)

Tujuan

Soal 1

Soal 2

Contoh 1

Contoh 2

Bab 1 Bilangan Bulat 43

2 jam

2 Pembagian

Tujuan

1. Memahami aturan penghitungan untuk

pembagian bilangan positif dan negatif.

2. Kebalikan dari suatu bilangan dapat

digunakan untuk mengubah pembagian

menjadi perkalian.

3. Mampu untuk melakukan operasi campuran

perkalian dan pembagian.

Jawaban

(1) +3 (3) -3

(2) -3 (4) +3

Soal 1

(3) -3 (4) +3

Soal 2

Siswa harus dapat menjelaskan

karakteristik berikut dengan cara sendiri dan

menemukannya secara berkelompok. Tanda :

Positif bila bilangan yang akan dibagi sama, dan

negatif bila keduanya berbeda.

Nilai mutlak: Hasil bagi dari nilai mutlak

kedua bilangan tersebut.

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan

Cobalah mencari bilangan yang sesuai

dengan [ ] dengan mengingat kembali hasil

perhitungan perkalian bilangan positif dan

negatif.

2. Penyelesaian Contoh 1 dan Soal 2

Mengingat bahwa pembagian adalah

perhitungan kebalikan dari metode perkalian

maka metode pembagian bilangan positif dan

negatif diperkenalkan. Karena siswa membuat

empat bentuk operasi perkalian di Q, maka

dalam membuat bentuk operasi pembagian juga

berdasarkan bentuk tersebut.

3. Penyelesaian Soal 2

Merupakan masalah untuk menentukan

bagaimana mencari hasil bagi dengan

memperhatikan tanda dan nilai mutlak dari

angka yang akan dibagi. Oleh karena siswa sudah

mempelajari aturan hitung perkalian bilangan

positif dan negatif, selanjutnya ajarkan mereka

penggunaan istilah-istilah matematika seperti

tanda yang sama dan tanda yang berbeda.

4. Penyelesaian Contoh 2

Terapkan hasil soal 2 ke hasil bagi dari dua

bilangan bertanda sama. Pertama-tama tentukan

tanda hasil bagi, kemudian temukan nilai mutlak

dari hasil bagi.

P:52

44 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Hasil bagi dua bilangan dengan tanda berbeda.

1

Pembagian bilangan positif dan negatif dapat dirangkum sebagai berikut.

2

Jika 0 dibagi bilangan positif atau negatif, maka

hasil bagi selalu 0.

Saya Bertanya

Dapatkah kita membagi

dengan 0? Hlm.46

Hitunglah.

(+18) : (+9)

(+25) : (-5)

1

3

(-12) : (-2)

(-100) : (+10)

2

4

Hitunglah.

(+10) : (+2)

(-24) : (+8)

(+84) : (-12)

1

4

7

(-8) : (-4)

0 : (-5)

(-1,2) : (+4)

2

5

8

(+16) : (-2)

(-3) : (-6)

(-6,3) : (-9)

3

6

9

Penggunaan tanda

sama seperti pada

perkalian.

Pembagian Bilangan Positif dan Negatif

1

2

Tanda: positif

Nilai mutlak: Hasil bagi nilai-nilai mutlak dua

bilangan dalam pembagian

Tanda: negatif

Nilai mutlak: Hasil bagi nilai-nilai mutlak dua

bilangan dalam pembagian

Hasil bagi dua

bilangan dengan

tanda sama

Hasil bagi dua

bilangan dengan

tanda berbeda

PENTING

 (+8) : (-2) = -(8 : 2)

= -4

 (-21) : (+3)

= -(21 : 3)

= -7

(+) : (-) → (-) (-) : (+) → (-)

Contoh 3

Soal 3

Soal 4

Dalam melakukan pembagian, kita menghapus tanda + pada penyataan

matematika dan pada jawaban. Kita juga dapat menghapus tanda kurung pada

bilangan pertama.

44 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 3

(1) +2 (3) -5

(2) +6 (4) -10

Soal 4

(1) +5 (6) + 1

5

(2) +2 (7) -7

(3) -8 (8) -0,3

(4) -3 (9) +0,7

(5) 0

Pertanyaan Serupa

Tuliskan rumus pembagi untuk mencari bilangan

yang sesuai untuk [ ] berikut.

(1) ( ) × (–3) = -27

(2) ( ) × (–6) = +36

(3) (-7) × ( ) = -21

(4) (-8) × ( ) = -40

(1) (-27) : (-3) = +9

(2) (+36) : (-6) = -6

(3) (-21) : (-7) = +3

(4) (-40) : (+8) = -5

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

5. Penyelesaian Soal 3 dan Contoh 3

Terapkan hasil soal 2 pada halaman sebelumnya pada hasil bagi dari dua bilangan dengan

tanda berbeda. Kemudian, setelah membahas Contoh 3 dan 2 di halaman sebelumnya, berlatihlah

dengan Pertanyaan 3 dan rangkum cara membagi bilangan positif dan negatif.

6. Penyelesaian tentang 0

Khusus kasus pembagian, biarkan siswa memahami bahwa hasil bagi ketika 0 dibagi dengan

bilangan positif dan negatif adalah 0, dengan memberi siswa kesempatan untuk mendiskusikannya.

Referensi Makna Pembagian

Pembagian dapat berarti dua makna, yaitu (1) pembagian sebagai pengurangan yang berulang,

(2) Dibagi menjadi berapa bagian yang sama besar. Pada halaman sebelumnya, aturan perhitungan

pembagian diturunkan dari bentuk (2).

P:53

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 45

Hitunglah a dan b kemudian bandingkan hasilnya.

15 : (-3)

(- )×(- )= 1

Jadi, kebalikan dari - 2

3 adalah - 3

2 ,

kebalikannya dari - 3

2 adalah - 2

3 .

15 ×(- )

Tentukan kebalikannya.

1  - 2  - 3 -5 4 -1

Pembagian dan Kebalikannya

:

a b

Berdasarkan di atas, membagi bilangan positif atau negatif sama dengan

mengalikan dengan kebalikan pembaginya.

Membagi bilangan positif atau negatif sama dengan mengalikan dengan

kebalikan pembaginya.

Jika hasil kali dua bilangan adalah

1, maka salah satu bilangan

merupakan kebalikan.

Ulasan

Karena hasil kali sembarang bilangan dengan 0 menghasilkan 0, dan tidak mungkin 1, maka 0

tidak memiliki kebalikan

Catatan

Kelas VI - II Hlm. 95

Soal 5

Bagaimanakah caranya menghitung hasil pembagian bilangan-bilangan

pecahan berikut ini?

Kalian dapat mengubah pembagian menjadi perkalian dengan kebalikan

pembagi. Bilangan negatif juga memiliki kebalikannya.

Sebagai contoh

Marilah kita menggunakan kebalikan untuk mengubah pembagian menjadi

perkalian.

2  (- ) :(- ) =(- )×(- )

= + ( × )

=

Hitunglah.

1

3

2

4

=10 × ( - )

= - (10 × )

= -

1  10 : (-6)

 6 : (- )

 (- ):

 (- ): (-3)

 (- ) : (- ) Cobalah

Hlm.55

Pengayaan 2-2

Contoh

Soal 6

: 5

7

2

3

2

3

3

2

4

7

1

6

1

3

)1

6

)1

6

5

3

 (- ) :(- 2

5

2

3 =(- )2

5 (- )3

2

2

5 )3

2

3

5

 (- ): 1

3

3

4

 6 : (- )4

3

) : (- ) 3

5

9

10

 (- 5

6

Bab 1 Bilangan Bulat 45

Jawaban

Seperti yang ditunjukkan di bawah ini,

bilangan yang akan dibagi dapat dibalik dan

diubah menjadi perkalian.

5

7

2

3

5

7

3

2

15

14

:   

Soal 5

(1) -

7

4

(3) -

1

5

(2) -6 (4) -1

A, B sama sama menghasilkan -5

Soal 6

(1) -

4

9

(3) -

1

5

(2) -

2

3

(4) 5

18

7. Penjelasan

Ada dua soal yang dibagi dengan pecahan

yang dipelajari di sekolah dasar, dan kita akan

mempertimbangkan kebalikan dari 2

3

.

Mengenai bilangan invers, di kelas enam

sekolah dasar, siswa belajar bahwa “ketika hasil

perkalian dua bilangan adalah sama dengan 1,

satu bilangan disebut invers dari bilangan lainnya”,

dan invers dari bilangan bulat dan pecahan dapat

dicari setelah mengubahnya menjadi pecahan.

Di sekolah menengah pertama, tekankan

kepada siswa bahwa kebalikan dari bilangan

negatif adalah bilangan negatif juga.

8. Penyelesaian Soal 5

Pada (3), -5 = -

5

1

, pada (4), -1 = -

1

1

lebih

baik mengubahnya menjadi bentuk pecahan

terlebih dahulu dan kemudian menentukan

invers atau kebalikan dari bilangan tersebut.

9. Penjelasan

Di kelas 6 sekolah dasar, siswa pernah belajar

bahwa “operasi pembagian pecahan dengan

pecahan dihitung dengan mengalikan kebalikan

dari bilangan yang dibagi.” Siswa dapat menghitung dengan memodifikasi metode perkalian

yang digunakan. Di sini, dengan membandingkan

hasil dari (a) dan (b), ternyata keduanya memiliki

hasil yang sama, sehingga dapat digeneralisasikan

bahwa “membagi dengan bilangan positif

atau negatif sama dengan mengalikan dengan

kebalikan dari bilangan itu.”

10. Penyelesaian Contoh 4 dan Soal 6

Hitung dengan mengubah bentuk pembagian menjadi bentuk perkalian dengan

menggunakan kebalikan dari bilangan positif

dan negatif. Pengurangan dapat dinyatakan

ke dalam bentuk penjumlahan berdasarkan

gagasan penjumlahan aljabar, tetapi pembagian

dapat dinyatakan ke dalam bentuk perkalian

dengan menggunakan kebalikan kebalikan dari

bilangan.

P:54

46 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sekarang kita dapat melakukan

penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian

bilangan positif dan negatif.

Menurut saya, sekarang kita dapat

melakukan hitungan dengan

menggunakan kombinasi empat operasi

tersebut, misalnya 25 + (-2) x 10.

Yuda menyelesaikan soal 24 : (-3) × 2 seperti

ditunjukkan di samping ini. Apakah menurutmu

benar? Jelaskan alasanmu.

Operasi Campuran Perkalian dan Pembagian

Dapatkah Kita Membagi dengan 0?

Jika kita menulis 0 : 0 = ,

maka kita dapat menyatakan

× 0 = 0. Kita dapat

menempatkan sembarang

bilangan pada . Jadi, tidak

ada jawaban pasti untuk 0 : 0

1 Jika kita menulis 3 : 0 = , 2

maka kita dapat menyatakan

× 0 = 3. Tidak ada bilangan

yang jika dituliskan di , Jadi,

tidak ada hasil pembagian 3 : 0

Dalam matematika, kita tidak membagi dengan 0, seperti 3 : 0. Berikut ini

alasannya.

24 : (-3) × 2

= 24 : (-6)

= -4

Hlm.47

Diskusi

Benarkah?

Cermati

Untuk menyelesaikan pernyataan matematika yang melibatkan perkalian dan

juga pembagian, sebaiknya diubah dahulu menjadi bentuk perkalian saja.

Hitunglah.

1 (-7) : 2 × (-4) 2  20 × (-5) : (- )

3 6 :(- ) × (- ) 4   : (- ): 4

4 : (- ) × (-9)

= + (4 × × 9)

= 42

= 4 × (- ) × (-9)

Jika kita sudah mengubah

pembagian menjadi

perkalian, maka kita

dapat menggunakan sifat

komutatif dan asosiatif.

Ubah pembagian

menjadi bentuk

perkalian.

Cobalah

Hlm.55

Pengayaan 2-3

Soal 7

Contoh 5 6

7

(- ) 7

6

7

6

6 :(- ) 2

3 (- )5

9

(-5) : (- )1

3

2

3 : (- ): 4 3

8

46 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Tidak benar

persamaan yang ditetapkan

= (-8) × 2 = -16

yang benar adalah menjawab dari

sebelah kiri

Soal 7

(1) 14 (3) 5

(2) 300 (4) -

4

9

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

11. Penjelasan

Dalam perhitungan campuran antara

pembagian dan perkalian, prinsipnya adalah

menghitung berurutan dari sebelah kiri,

dan merupakan hal yang harus dipastikan.

Dengan memberikan kesempatan siswa untuk

berdiskusi, selanjutnya guru bisa menunjukkan

kesalahan yang dilakukan oleh Yuda.

12. Penjelasan Contoh 5

Dalam campuran perhitungan perkalian

dan pembagian, akan berurusan dengan

metode perhitungan dengan merubah rumus

hanya untuk perkalian.

Mengubah rumus hanya untuk metode

selanjutnya, jawaban berikut ini mejadi lebih sulit.

salah a b c a bc a

bc

: :   

benar a b c a

b

c

ac

b

:     

1

dari jawaban Yuda salah seperti

contoh diatas. jika kita mengubah rumus

hanya untuk metode perkalian selanjutnya,

maka memungkinkan untuk menghitung

menggunakan metode pertukaran dan metode

kombinasi atau metode berikutnya.

13. Penjelasan dari balon percakapan

Tapi, kita harus mengingat kembali tentang

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian bilangan negatif. Jika waktu

pembelajaran masih ada, ajak siswa untuk

mengingat kembali poin-poin yang penting

yang telah dipelajari sebelumnya. pada

halaman berikutnya akan dibahas mengenai

operasi campuran penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Jadi, ada baiknya

guru memastikan apakah siswa mengingat

materi yang pernah diajarkan di sekolah dasar.

14. Bisakah dibagi bilangan 0

Dalam matematika, kita tidak mengenal

pembagian dengan 0. Akan tetapi, dimungkinkan bagi guru untuk memperdalam pembelajaran perkalian dan pembagian dengan

menunjukkan kepada siswa alasannya.

Salah satu metodenya terdapat pada

halaman 44, yang dibahas kembali pada

halaman ini. Cobalah untuk mengajarkannya

dengan mempertimbangkan situasi siswa dan

kemajuan kelas.

Ada pula cara menjelaskan soal seperti

pada halaman ini

(1) 3 : 0 = ? (2) 0 : 0 = ?

Ada baiknya berdiskusi untuk mengetahui

apakah dapat dihitung atau tidak.

P:55

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 47

Mia mengerjakan hitungan 25 + (-2) × 10 seperti

yang ditunjukkan berikut ini. Apakah benar?

Jelaskan alasanmu.

Mempelajari hitungan yang melibatkan kombinasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian.

Penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian disebut empat operasi.

Dalam pernyataan yang memuat empat operasi, pikirkan bagaimana urutan

mengerjakannya.

3 Hitungan dengan Kombinasi Empat Operasi

Jika ada eksponen, maka hitung

terlebih dahulu eksponen.

Dalam melakukan hitungan yang

melibatkan penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian, maka perkalian

dan pembagian didahulukan.

Jika ada tanda kurung, maka

kerjakan terlebih dahulu operasi

yang ada di dalam kurung tersebut.

Hitunglah.

1 -7 + (-3) × 2

3 14 – 10 × (-3)

2 8 + (-20) : (-4)

4 (-6) × (-5) – (-18) : 6

Hitunglah.

1 (7 – 19) : 3

3 21 : (-2 – 5)

2 (-2) × (4 – 9)

4 {6 – (-3)} × 8

Dengan menggunakan

urutan operasi, jelaskan

apakah hitungan yang

dilakukan benar atau salah.

Berpikir Matematis

25 + (-2) × 10

= 23 × 10

= 230

Diskusi

45 : (-3)2

= 45 : 9

= 5

5 + (-2) × 4

= 5 + (-8)

= -3

(-12 – 20) : 4

= (-32) : 4

= -8

Benarkah?

Tujuan

Contoh 1

Soal 1

Soal 2

Contoh 2

Contoh 3

Hitunglah.

1 12 : (-2)2 2 -3 3 4 2 + 10 6 – (-4)2 (-6)2 + (-72

)

Soal 3

Bab 1 Bilangan Bulat 47

2 jam

Hitungan dengan Kombinasi

Empat Operasi

3

Tujuan

1. Memahami urutan penghitungan operasi

yang melibatkan kombinasi empat operasi

dan tanda kurung, dan mampu melakukan

penghitungan tersebut.

2. Memahami bahwa sifat distributif berlaku

untuk bilangan positif dan negatif, dan

menggunakannya dalam menyelesaikan

operasi hitungan.

Jawaban

Salah

persamaan yang ditetapkan

= 25 + (-20)

= 5

yang benar adalah

Soal 1

(1) -13 (3) 44

(2) 13 (4) 33

Soal 2

(1) -4 (3) -3

(2) 10 (4) 72

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan Pertanyaan

Mengenai urutan hitungan campuran yang

melibatkan empat operasi yang telah dipelajari

di kelas 4 sekolah dasar.

(1) persamaan biasanya dihitung berurutan

dari kiri.

(2) untuk perhitungan yang ada tanda

dalam kurung, bilangan dalam tanda

kurung tersebut dihitung terlebih dahulu

(3) pada operasi dengan campuran +, -,

×, dan ÷, perkalian dan pembagian

dihitung terlebih dahulu.

Di sini, siswa perlu diingatkan kembali bahwa

operasi hitung campuran yang melibatkan empat

operasi hitung memili aturan terkait urutan

operasi yang didahulukan. Beberapa siswa

mungkin bertanya-tanya mengapa perkalian dan

pembagian harus didulukan. Tidak mudah untuk

menjelaskan secara logis.

Operasi perkalian merupakan penyederhanaan dari operasi penjumlahan (contoh, 4 +

2 × 3 = 4 + 2 + 2 + 2), sedangkan bentuk notasi

bilangannya adalah sebagai berikut.

423 = 4 × 100 + 2 × 10 + 3 × 1

Ada baiknya hal tersebut dijelaskan secara

singkat.

2. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Pastikan perkalian dan pembagian dihitung

sebelum penjumlahan dan pengurangan, bahkan

saat menghitung bilangan positif dan negatif.

dalam pertanyaan 1 (3), “-” di depan 10 dapat

dianggap sebagai simbol pengurangan (kiri

bawah) atau sebagai tanda negatif (kanan bawah).

14 - 10 × (-3) 14 - 10 x (-3)

= 14 - (-30) = 14 + {-10 x (-3)}

= 14 + 30 = 14 + 30

= 44 = 44

P:56

48 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Hitunglah soal a dan b di bawah ini, kemudian bandingkan hasilnya.

Hitunglah.

1 4 + 7 × (6 – 7)

3 (6 – 23

) × (-3)

5

(-5) × {(-4) + 6} (-5) × (-4) + (-5) × 6

Sifat berikut ini juga berlaku untuk bilangan-bilangan positif dan negatif.

a × (b + c) = a × b + a × c

(b + c) × a = b × a + c × a

Sifat Distributif {

b + c

a

b c

1

3 17 × 9 + 17 × (-8)

12 × ( – ) = 12 × + 12 × (- )

= 6 – 4

= 2

2

4 69 × (-7,2) + 31 × (-7,2)

Sifat Distributif

  +(- )2

2 10 - (-8 + 5) × 6

4

6   – :

 (-4)2 + 25 : (-52

)

 28(- + )  ( – )× 36

a b

Mari mengulas materi yang telah kita

pelajari sejauh ini tentang hubungan

antarbilangan.

Dalam kasus seperti apakah

kita perlu melakukan hitungan

menggunakan bilangan positif dan

negatif? Hlm.50 Hlm.52

Soal 4

Soal 5

 28(- + ) 1

4

1

7  ( 3

4 )5

6

+(- ) 1

3

+(- ) 2

3

1

4 :

3

7

4

7

Contoh 4 1

2 + 12 1

2 ) = 12 1

3 (- ) 1

3

Cobalah

Hlm.55

Pengayaan 4-4

Jawablah soal-soal berikut ini dengan menerapkan sifat distributif.

48 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 3

(1) 3 (3) -10

(2) 1 (4) -13

Soal 4

(1) -3 (4) 17

(2) 28 (5) 7

9

(3) 6 (6) -

1

2

Hasilnya sama-sama -10.

Soal 5

(1) persamaan yang ditetapkan = -7 + 4

= -3

(2) persamaan yang ditetapkan = 27 - 30

= -3

(3) persamaan yang ditetapkan = 17 × (9 -8)

= 17

(4) persamaan yang ditetapkan = (69 + 31) × (-7,2)

= -720

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

3. Penjelasan Contoh 3 halaman sebelumnya

Jika ada bilangan yang lebih besar, buat

mereka mengerti bahwa bilangan tersebut itu

dihitung terlebih dahulu. Di sini ditegaskan

kembali perbedaan makna antara (-3)2

dan -32

yang dipelajari di halaman 42.

4. Penjelasan Soal 4

Berkaitan dengan operasi campuran dari

beberapa operasi yang melibatkan urutan

perhitungan, pertama-tama penting untuk

melihat seluruh operasi dan memiliki perspektif

tentang penghitungan. Salah satu caranya

adalah dengan mengilustrasikan urutan

perhitungan seperti berikut ini.

5. Penjelasan

Telah dipelajari di kelas 4 sekolah dasar sifat

distributif berlaku untuk bilangan positif dan

0. Di sini, ditekankan bahwa hal tersebut juga

berlaku untuk bilangan negatif.

6. Sifat distributif

Berikut adalah istilah pertama untuk sifat

distributif. Representasi geometris (tentang

luas daerah) yang ditunjukkan pada buku teks

berguna untuk memahami makna hukum

distribusi.

7. Penjelasan dari balon percakapan

Sebaiknya mengajukan pertanyaan seperti

apa yang telah di pelajari dan nomor apa yang

telah di pelajari dari pembelajaran tersebut

sejauh ini.

P:57

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 49

Dari Manakah Tanda “+” dan “−” Berasal?

Kapan tanda-tanda dalam hitungan yang sekarang kita gunakan ini muncul

pertama kali?

Sebenarnya, penggunaan simbol-simbol tersebut semuanya diselesaikan

antara abad 15 dan 17. Periode antara abad 15 dan 17 adalah Abad

Eksplorasi Eropa, yaitu saat negara-negara Eropa berlayar dalam upaya

perdagangan dan kolonisasi. Kebutuhan akan pengamatan astronomi

untuk navigasi dan keamanan pelayaran, serta menghitung cepat dalam

perdagangan memicu lahirnya hitungan menggunakan tanda-tanda dan

simbol untuk menyederhanakan dan mempermudah.

Sebagai contoh,

adalah Bahasa Latin untuk “dan”

artinya “kurang”

Tanda + dan – mula-mula digunakan untuk menunjukkan kelebihan atau

kekurangan. Di kemudian hari, tanda tersebut juga digunakan dalam

hitungan. Terdapat teori bagaimana sejarah timbulnya simbol-simbol

tersebut. Berikut ini dua teori tersebut.

5 minus 3 sama dengan 2 5 – 3 = 2

Pada buku Arithmetics karya Widmann,

simbol + dan – dipergunakan untuk

menyatakan kekurangan.

+,- 1489 Widmann, Jerman

= 1557 Recorde, Inggris

* 1631 Oughtred, Inggris

<,> 1631 Harriot, Inggris

/ 1659 Rahn, Swiss

Tahun simbol-simbol digunakan pertamakali

dalam buku dan nama pengarangnya.

Selain penemuan tanda-tanda hitungan, banyak perkembangan

penting selama Abad Eksplorasi, antara lain penemuan desimal dan

berbagai metode hitungan. Akan bermanfaat jika melihat kembali

perkembangan masa itu.

Cermati

Bab 1 Bilangan Bulat 49

8. Asal muasal simbol “+ dan -”

Ada berbagai topik tentang simbol kalkulasi,

seperti sejarah, pencipta, dan alasannya.

Zaman dahulu, tidak perlu memproses

dalam jumlah yang besar, permasalahan

kalkulasi dihitung santai dengan “Abacus (asal

usul dari Sempoa)”.

Namun, selama era Age of Discovery,

kebutuhan untuk keperluan perdagangan dan

observasi astronomi membutuhkan banyak

perhitungan yang cepat.

Oleh karena itu, sebuah metode dirancang

untuk mendeskripsikan isi yang telah ditulis

menjadi kalimat dengan simbol.

Saat itu, “kalkulator” yang memegang

peranan penting dalam hal berikut.

1. pembuatan tanda

2. perhitungan aritmetika yang

cepat

3. penemuan desimal dan pecahan

1. perhitungan dalam kontrak

bisnis

2. sekolah menghitung

3. buku teks perhitungan

dunia

matematika

dunia

nyata

Selain memainkan peran penting tersebut,

tanda tersebut menjadi dasar untuk berbagai

perhitungan matematika saat ini.

9. Penemuan simbol utama

Tanda “+, -” digunakan dalam buku

aritmatika yang ditulis oleh Widman dari Jerman

pada tahun 1489. Namun, beliau menggunakan

“+, -” bukan sebagai tanda penyesuaian tetapi

sebagai tanda yang menunjukkan kelebihan

atau kekurangan.

Menurutnya pada tahun 1514, Hokke

dari Belanda pertama kali menggunakan “+, -”

sebagai simbol aritmatika.

Simbol “=” pertama kali digunakan oleh

catatan Inggris dalam buku aljabar pada tahun

1557. Simbol ini dikatakan dibuat karena “tidak

ada yang lebih dari dua garis paralel.” Setelah

itu, Wallis, Newton, Leibniz dari Jerman dan

lainnya mulai menggunakan “=” dan menyebar

luas.

Simbol “X” pertama kali digunakan oleh

British Auto Red pada tahun 1631. Selain itu,

tanda “⋅” dapat dimasukkan di antara angka

untuk menjadikannya simbol perkalian, tapi “⋅”

digunakan lebih awal dari pada “×”.

Terdapat catatan bahwa simbol “÷”

digunakan oleh liese dari jerman pada tahun

1522 sebagai simbol pengurangan. Simbol

pengurangan pertama kali digunakan oleh larn

dari swiss dalam buku-buku aljabar pada tahun

1659.

P:58

50 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mempelajari bagaimana menggunakan bilangan positif dan negatif pada

dunia nyata dan kehidupan sehari-hari.

Rata-rata sama dengan jumlah total nilai dibagi banyaknya nilai.

Sebuah uji kebugaran telah dilakukan di Sekolah

Menengah Pertama Harapan Bangsa. Berikut ini

tabel yang menyajikan lompatan terjauh dari

empat anak. Berdasarkan tabel tersebut, hitunglah

rata-rata lompatan empat anak tersebut.

Tabel Data Loncatan Terjauh

Nama Toni Ucok Desi Sari

Loncatan Terjauh (cm) 181 208 169 194

Berdasarkan , Toni mengamati bahwa data keempat anak tersebut lebih dari

150 cm. Dia menyusun kalimat matematika untuk menentukan rata-rata data

lompatan. Diambil 150 cm sebagai titik acuan.

Kalimat matematika: 150 + (31 + 58 + 19 + 44) : 4

1

Toni

Ucok

Desi

Sari

0

181 cm

208 cm

169 cm

194 cm

50 100 150 200

4 Penggunaan Bilangan Positif dan Negatif

Jelaskan arti kalimat matematika Toni di atas. Hitunglah rata-rata menggunakan

cara tersebut. Periksa apakah hasilnya sama dengan hitungan menggunakan

rumus yang diberikan di .

Penerapan

[ Kegiatan Matematis ]

Tujuan

Bukankah ada cara lebih

mudah untuk mengitung

rata-rata bilanganbilangan besar?

Sumber: Dokumen Puskurbuk

50 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

Penggunaan Bilangan Positif

dan Negatif

4

Tujuan

Untuk jumlah tertentu, dimungkinkan

menggunakan metode ini untuk menghitung

rata-rata secara efisien yang menyatakan

kenaikan atau penurunan dari nilai data yang

ditetapkan (rata-rata sementara) dengan

menggunakan bilangan positif dan negatif.

Jawaban

Dari data berikut (181 + 208 + 169 + 194) ÷ 4

= 188, rata-rata lompatan empat anak tersebut

adalah 188 cm.

1

catatan empat orang direpresentasikan dengan

angka positif relatif terhadap 150 cm, hitung

rata-rata, kemudian ditambahkan ke referensi

150 cm.

150 + (31 + 58 + 19 + 44) : 4

= 150 + 152 : 4

= 150 + 38

= 188 (cm)

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Aktivitas matematika saat ini

Saat ini yang kita bahas adalah “kegiatan

mencari rata-rata jauh lompatan dari beberapa

anak dengan memanfaatkan bilangan positif dan

negatif” sebagai kesempatan untuk melakukan

aktivitas matematika matematika yang ditunjukkan dengan pedoman pembelajaran.

2. Penjelasan

Pada saat di kelas 5 SD telah dipelajari

bahwa rata-rata merupakan “jumlah atau

kuantitas beberapa ukuran yang dibuat

menjadi satu ukuran yang sama disebut ratarata dari jumlah atau kuantitas asli” dan “ratarata = jumlah total nilai ÷ banyaknya nilai”.

Mengingat pembelajaran di sekolah dasar,

tekankan bahwa rata-rata dapat diperoleh

dengan membagi total semua data dengan

jumlah orang.

3. 1 Penjelasan

Saat membaca arti sebuah bentuk

matematika, biarkan mereka berpikir dengan

membandingkan bentuk tersebut tersebut

dengan diagram batang. Siswa yang tidak dapat

memahami arti bentuk matematika tersebut

hendaknya berpikir dengan urutan sebagai

berikut.

(1) nilai 150 mewakili angka standar.

(2) +31, +58, +19, dan +44 mewakili perbedaan

dari 150 digunakan sebagai pengganti 0.

(3) (31 + 58 + 19 + 44) ÷ 4 adalah rata-rata

jumlah yang melebihi standar (150).

(4) untuk 150+ (31 + 58 + 19 + 44) ÷ 4, standar

dikembalikan ke 0 cm dan rata-rata dihitung.

Dalam kelas, guru menekankan pada

aktivitas matematika siswa, seperti menjelaskan

dan berkomunikasi dalam kelompok dan

membuat presentasi secara keseluruhan.

P:59

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 51

Hasan menyusun kalimat matematika untuk menghitung rata-rata data

lompatan dengan menetapkan datanya sendiri 194 cm sebagai titik acuan.

Isilah dengan kalimat matematika yang sesuai, kemudian hitunglah rataratanya.

Kalimat matematika: 194 + ( ) : 4

Berdasarkan di halaman sebelumnya, titik manakah yang dijadikan titik

acuan agar lebih mudah dalam menghitung rata-rata? Tentukan titik acuanmu

sendiri, kemudian hitunglah rata-rata dengan menggunakan acuan tersebut.

Tabel di samping ini menunjukkan data

kecepatan lari 50 m dengan peserta 12 anak

perempuan di kelas Marni. Tentukan titik acuan,

kemudian hitung rata-ratanya.

Berdasarkan yang telah kita pelajari dari 1 sampai dengan 4 , buatlah

rangkuman bagaimana kita memudahkan dalam menghitung rata-rata.

(Satuan: detik)

9,1 8,7 8,5

9,5 9,0 8,6

8,3 8,8 9,2

9,1 8,7 9,3

0

181 cm

208 cm

169 cm

194 cm

50 100 150 200

2

3

4

5

0

181 cm

208 cm

169 cm

194 cm

50 100 150 200

Toni

Ucok

Desi

Sari

Toni

Ucok

Desi

Sari

Bab 1 Bilangan Bulat 51

Jawaban

2

194 + ( -134 + 14 - 25 + 0 ) : 4

= 194 + (-24) : 4

= 194 - 6

= 188 (cm

3 Contoh 3

190 cm sebagai acuan

190 + (-9 + 18 -21 + 4) : 4

= 190 + (-8) : 4

= 190 - 2

= 188 (cm)

4 Contoh 4

9,0 detik sebagai acuan

9,0 + 0,1 - 0,3 - 0,5 + 0,5 + 0

-0,4 - 0,7 - 0,2 + 0,2 + 0,1

-0,3 + 0,3 : 12

= 9,0 + (-1,2) : 12

= 9,0 - 0,1

= 8,9 detik

5 Contoh 5

Permudah penghitungan dengan menentukan nilai standar.

Untuk menjaga jumlah sekecil mungkin,

disarankan untuk menetapkan nilai standar

sehingga bilangan positif dan negatif

muncul dengan tepat.

4. Penjelasan 2

Karena telah menetapkan standar, angka

positif dan negatif muncul dalam selisih dari

standar, rata-rata kenaikan/penurunan lebih

kecil dari 1.

Dari pembelajaran 1 dan 2, biarkan mereka

memahami bahwa rata-rata itu sama terlepas

dari nilainya.

5. Penjelasan 3

Biarkan siswa memikirkan di mana harus

menetapkan standar untuk mempermudah

penghitungan dan menghitung rata-rata

dengan mandiri. Di sini akan dijelaskan

bagaimana untuk mendapatkan dan

berkomunikasi satu sama lain dan juga

mengevaluasi poin-poin yang telah disusun.

Ketahuilah bahwa selisih antar data

tidak terlalu besar, dan lebih mudah untuk

menghitung dengan menggunakan bilangan

yang mudah. Misalnya, 180 cm, 190 cm sebagai

acuan. Cara ini disebut “cara berpikir rata-rata

sementara”.

6. Penjelasan 4

Di sini, kami akan menyelesaikan masalah

dengan pandangan di mana harus menetapkan

standar untuk mempermudah penghitungan.

Misalnya pada contoh jawaban, jika standarnya

adalah 9.0 detik, dapat diketahui bahwa

bilangan awal dan bilangan negatif saling

meniadakan dan total menjadi lebih kecil.

7. Penjelasan 5

Singkatnya, ada baiknya juga meminta

siswa memikirkan di mana gagasan rata-rata

sementara dapat digunakan, misalnya, skor

rata-rata suatu tes.

P:60

52 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Merangkum materi yang sudah kita pelajari sejauh ini tentang kaitan

antara bilangan.

Kelompok yang dibentuk dengan syarat keanggotaan tertentu, seperti “semua

bilangan asli” atau “semua bilangan bulat” disebut himpunan.

Berdasarkan , di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa himpunan bilangan

asli merupakan subset (himpunan bagian) dari himpunan semua bilangan bulat.

Himpunan bilangan bulat merupakan subset dari himpunan semua bilangan.

Hubungan antara himpunan semua bilangan asli, himpunan bilangan bulat,

dan himpunan semua bilangan dapat digambarkan dalam diagram. Penyajian

himpunan dalam bentuk diagram disebut Diagram Venn.

6,9

0,7

8

5

3

74

0

21

48 13 5 1

Termasuk dalam kelompok yang manakah bilangan berikut ini pada gambar

di atas? Tulislah bilangan-bilangan berikut pada tempat yang sesuai pada

gambar.

  -16,  92,  1.000,  0,3,  -

1

60

Bilangan Asli

Semua Bilangan

Bilangan Bulat

Diberikan bilangan-bilangan berikut ini. Manakah yang merupakan bilangan

asli? Bilangan manakah yang merupakan bilangan bulat?

  -50,  -3,  -1,5,  0,  1,   7

3 ,  2

5 Himpunan Bilangan dan Empat Operasi Hitung

Tujuan

Soal 1

1

2

18

7

1

3

52 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

0.5 jam

Himpunan Bilangan dan Empat

Operasi Hitung

5

Tujuan

1. Memahami hubungan dari bilangan

asli, bilangan bulat, dan semua bilangan

yang telah di pelajari sejauh ini dengan

merepresentasikannya dalam bentuk

himpunan.

2. Memahami perhitungan 4 jenis operasi

hitung pada himpunan bilangan.

Jawaban

bilangan asli...1, 2

bilangan bulat...-50, -3, 0, 1, 2

Soal 1

Masing-masing dari lima angka tersebut ada

dipada gambar berikut.

semua bilangan

0.3

bilangan asli

bilangan bulat

-16

92

1000

- 1

60

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan

Di sini, akan dijelaskan arti dari “bilangan

asli” dan “bilangan bulat” yang telah kita pelajari

dengan bilangan riil, serta dijelaskan bahwa

semua bilangan asli adalah bilangan bulat.

2. Himpunan

Pada buku siswa kelas VII ini, himpunan

disajikan tidak terlalu banyak. Akan tetapi,

diharapkan guru dapat memberikan contoh

lebih tentang himpunan baik contoh-contoh

anggota himpunan maupun bagaimana

cara menyajikan himpunan. Istilah dan cara

penyajian himpunan dengan menggunakan

diagram venn perlu dijelaskan oleh guru dan

diberikan contoh-contohnya.

3. Macam-macam himpunan bilangan

Istilah pecahan dan desimal tidak dimasukkan di sini karena pecahan dan desimal adalah

istilah yang terkait dengan notasi bilangan.

bilangan riil

angka rasional

bilangan bulat

bilangan asli

P:61

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 53

Diberikan empat operasi berikut ini. Jika kita isi dengan sembarang

bilangan asli, operasi manakah yang selalu menghasilkan bilangan asli?

Berdasarkan , di atas, penjumlahan dan perkalian dua bilangan asli selalu

menghasilkan bilangan asli. Akan tetapi, selisih dan hasil bagi dua bilangan asli

bukan merupakan bilangan asli.

Dengan kata lain, jika kita membatasi pada himpunan bilangan asli, maka

penjumlahan dan perkalian selalu dapat dikerjakan, tetapi tidak demikian

dengan pengurangan dan pembagian.

Pada tabel berikut ini kita melakukan empat operasi dengan membatasi

pada himpunan yang ditentukan di kolom pertama. Apabila kita selalu dapat

melakukan operasi pada himpunan tersebut, maka isilah dengan . Jika

operasi tidak selalu dapat dilakukan, maka isilah dengan X. Jika jawabmu X,

berikan contoh yang menunjukkan operasi tidak dapat dikerjakan.

Catatan: Pembagian dengan nol tidak diperbolehkan.

Dengan himpunan semua bilangan asli, penjumlahan dan perkalian dapat

selalu dilakukan. Jika kita memperluas menjadi himpunan semua bilangan

bulat, maka penjumlahan, perkalian, dan pengurangan juga selalu dapat

dijalankan.

Dengan memperluas lebih lanjut menjadi himpunan semua bilangan, dengan

mengeluarkan 0 sebagai pembagi, maka semua operasi dapat dilakukan.

Himpunan bilangan-bilangan telah diperluas agar dapat melakukan semua

operasi secara bebas.

Penjumlahan Pengurangan Perkalian Pembagian

Bilangan asli Contoh       Contoh      

Bilangan bulat

Semua bilangan

a + b - c × d :

Hubungan antara Himpunan Bilangan dan Hitungan Empat Operasi

Soal 2

Bab 1 Bilangan Bulat 53

Sejauh ini menurut siswa, \"semua bilangan\"

adalah bilangan yang telah mereka pelajari,

kecuali untuk phi yang nilainya 3,141592,

semuanya adalah bilangan rasional. Namun,

bilangan rasional dan irasional adalah materi

yang dipelajari di kelas tiga SMP (istilah

\"bilangan riil\" digunakan pada matematika

SMA). Di sini, \"semua bilangan termasuk

pecahan dan desimal\" digunakan. Akan tetapi,

dapat dipastikan bahwa bilangan tersebut dapat

dijelaskan sebagai \"bilangan yang dinyatakan

dalam bentuk pecahan\" di pembelajaran yang

akan datang.

Pada halaman 53 Soal 2 akan lebih

mudah diselesaikan dengan cermat jika dijelaskan bahwa semua pecahan dapat diubah

menjadi desimal. Harapannya siswa memahami

“semua bilangan” sesuai dengan situasi siswa.

Jawaban

Soal 2

Bagian kosong di tabel, dari kiri ke kanan

Bilangan asli ... Contoh 5-6, Contoh 2 : 3

bilangan bulat ... , , , × (Contoh 2 : 3)

Semua bilangan ... , , ,

4. Penjelasan

Untuk b dan d, alangkah baiknya jika kita

memberikan satu counterexample yang hasil

perhitungannya bukan bilangan asli.

Untuk a dan c, secara induktif dapat

diketahui bahwa hasil operasi selalu berupa

bilangan asli.

Dalam kedua kasus, siswa diharapkan

memahami sambil berdiskusi, seperti

memberikan nilai bilangan tertentu untuk

dijelaskan.

5. Penjelasan Soal 2

Hubungan subsumsi dari tiga himpunan,

yaitu “bilangan asli”, “bilangan bulat”, dan

“semua bilangan” dipahami dari sudut pandang

kemungkinan empat operasi aritmetika, dan

himpunan bilangan tersebut telah diperluas

sehingga “empat operasi aritmatika dapat selalu

dilakukan”.

Artinya, jika kita berbicara pada domain

“anggota himpunan bilangan asli”, penjumlahan

dan perkalian semuanya dapat dilakukan, tetapi

pengurangan dan pembagian mungkin tidak

dapat dilakukan. Namun, jika kita memperluas

cakupan bilangan menjadi “himpunan bilangan

bulat”, operasi pengurangan, penjumahan dan

perkalian akan dapat dilakukan. Kemudian,

dengan memperluas cakupan bilangan menjadi

“anggota himpunan semua bilangan”, maka

keempat operasi aritmatika dapat dilakukan

dengan bebas.

P:62

54 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Hitunglah.

(+8) × (-9)

-10 × 6

2 Hitunglah.

(-27) : (+3)

15 : (-9)

3 Hitunglah.

18 : (-6) × (-2)

Perkalian

[Hlm.38]

[Hlm.41]

[Hlm.42]

Pembagian

[Hlm.43]

[Hlm.44]

[Hlm.45]

Hitungan dengan

Perkalian dan

Pembagian

[Hlm.46]

4 Hitunglah.

Hitungan

Menggunakan

Empat Operasi

[Hlm.47]

10 + 2 × (-7)

-5 × (6 – 9)

5 Hitunglah berikut ini dengan sifat distributif.

Sifat Distributif

[Hlm.48] (-6) × 55 + (-6) × 45

6 Di antara empat operasi, nyatakan operasi yang selalu dapat dilakukan

untuk himpunan bilangan asli. Sebutkan operasi yang selalu dapat

dilakukan pada himpunan bilangan bulat. Himpunan

BilanganBilangan dan

Empat Operasi

[Hlm.53]

(-7)2 5

1 18(- + )

1

3

1

3

1

1

3

(-7) × (-3)

8 × (-2) × (-4)

(-30) : (-6)

(-4) – 15 : (-3)

18 + 4 × (1 – 7)

4

2

 (- ):(- )

-62 6

 5 × (-4) :

16 : (-4)2 5 12 – 52 6

2

4

2

2

4

2 Cth.4

Cth.1

Cth.2

Cth.3

Cth.2

Cth.3

Cth.4

Cth.5

Cth.1

Cth.2

Cth.6

S 2

Mari Kita Periksa 3 Perkalian dan Pembagian

S 12

5

8

3

4

2

3

1

6

7

9

54 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mari Kita Periksa

0.5 jam

Jawaban

1

(1) -72 (4) 64

(2) 21 (5) 49

(3) -60 (6) -36

2

(1) -9 (3) -

5

3

(2) 5 (4) 5

6

3

(1) Persamaan yang ditetapkan

= 18 × -

1

6





 



 × (-2)

= 6

(2) Persamaan yang ditetapkan

= 5 × (-4) × 3

2 = -30

4

(1) Persamaan yang ditetapkan

= 10 + (-14)

= -4

(2) Persamaan yang ditetapkan

= (-4) - (-5)

= -4 + 5

= 1

(3) Persamaan yang ditetapkan

= -5 × (-3)

= 15

(4) Persamaan yang ditetapkan

= 18 + 4 × (-6)

= 18 + (-24)

= -6

(5) Persamaan yang ditetapkan

= 16 : 16

= 1

(6) Persamaan yang ditetapkan

= 12 - 25

= -13

5

(1) Persamaan yang ditetapkan

= 18 × -

3

2





 



 + 18 ×

7

9

= -3 + 14

= 11

(2) Persamaan yang ditetapkan

= (-6) × (55 + 45)

= (-6) × 100

= -600

6

kumpulan bilangan asli ... penjumlahan, perkalian

set bilangan bulat ... penjumlahan, pengurangan,

perkalian

Pertanyaan Serupa

Gunakan sifat distributif untuk melakukan hal

berikut:

(1) (- 1

6

- 3

7

) × (-42)

(2) 62 × 3,14 × 82 × 3,14

(3) 25 (2) 314

P:63

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 55

(+2) × (+5)

(+3) × (-8)

(-4) × (+9)

(-6) × (-7)

2 × (-6) × (+10)

-3 × 8 × (-2)

Perkalian

Pembagian

1

2

Hitungan dengan Operasi Perkalian 3 dan Pembagian

(+12) : (+6)

(+10) : (-2)

(-18) : (+6)

(-42) : (-7)

0 : (-3)

(+3,2) : (-8)

(-4) : (-2) × 7

20 × (-3) : (-5)

6 : (-9) × 15

(-3) × 6 : (-12)

(-48) : (-8) : (-4)

7

8

9

6

7

Hitungan dengan Kombinasi

Empat Operasi 4

Jawaban di hlm.285, 286

 (- ) × (+ )

 8 × ( - ) × (-7)

(-9)2 7

8

9

-92

(-4)3

0,72

 (- ) : 6

 (-12) : (- )

  : (- )

  : (- ) × 4

  × (- )+ (- )

1

36 : (-2)2

10 - 42

2

3

4

5

6

7

(-4) + 2 × (-3)

-8 – 6 × 3

18 – 72 : (-9)

3 × ((-7) – 5)

(5 - 19) : (-2)

4 × (-2) + (-14) : 2

8

(-5)2 + (-52 9 )

(-45) : 32 + 15

20 + 6 × (7 – 10)

12 – 7 × {8 + (-9)}

  + (- ) : 2

  – (- )2

6

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

6

5

4

3

2

1

10

11

12

10

11

12

13

14

Perkalian dan Pembagian

Mari kita terapkan yang telah kita

pelajari untuk belajar mandiri dan

latihan.

Pengayaan 2

3

5

5

8

1

4

2

3

9

4

1

7

10

9

5

14

2

3

4

7

5

8

3

4

3

4

2

3

7

9

1

3

Bab 1 Bilangan Bulat 55

Pengayaan 2

Jawaban

1

(1) 10 (5) -120 (9) -64

(2) -24 (6) 48 (10) 0.49

(3) -36 (7) 81 (11) -

3

8

(4) 42 (8) -81 (12) 14

2

(1) 2 (4) 6 (7) -

1

9

(2) -5 (5) 0 (8) 21

(3) -3 (6) -0.4 (9) -

5

6

3

(1) 14 (4) 3

2

(7) 4

9

(2) 12 (5) -

3

2

(3) -10 (6) -

32

27

4

(1) persamaan yang ditetapkan

= (-4) + (-6) = -10

(2) persamaan yang ditetapkan

= -8 - 18 = -26

(3) persamaan yang ditetapkan

= 8 - (-8)

= 8 + 8

= 16

(4) persamaan yang ditetapkan

= 3 × (-12) = -36

(5) persamaan yang ditetapkan

= (-14) : (-2) = 7

(6) persamaan yang ditetapkan

= (-8) + (-7) = -15

(7) persamaan yang ditetapkan

= 36 : 4 = 9

(8) persamaan yang ditetapkan

= 10 -16 = -6

(9) persamaan yang ditetapkan

= 25 + (-25) = 0

(10) persamaan yang ditetapkan

= (-45) : 9 + 15

= (-5) + 15

= 10

(11) persamaan yang ditetapkan

= 20 + 6 × (-3)

= 20 + (-18)

= 2

(12) persamaan yang ditetapkan

= 12 - 7 × (-1)

= 12 – (-7)

= 12 + 7

= 19

(13) persamaan yang ditetapkan

= 3

4

1

3





 



 -

= 9

12

4

12

-

= 5

12

(14) persamaan yang ditetapkan

= 7

9

1

9

-

= 6

9

= 2

3

P:64

56 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1

Nyatakanlah bilangan atau kata yang cocok diisikan ke .

Bilangan yang tiga lebih kecil dari dua adalah ; bilangan 6 lebih

besar dari -4 adalah .

Jika kita menyatakan “lima tahun yang lalu” sebagai -5 tahun, kita dapat

menyatakan “+5 tahun dari sekarang” sebagai .

Bilangan yang memiliki nilai mutlak 7 adalah dan .

Jika bilangan negatif ditambahkan ke suatu bilangan, maka hasilnya

dibandingkan bilangan awal. Jika bilangan negatif dikurangkan

dari sebuah bilangan, maka hasilnya adalah dibandingkan

bilangan awalnya.

1

2

3

4

2 Hubungkanlah bilangan-bilangan berikut ini dengan menggunakan tanda

pertidaksamaan.

-3,1

3 Hitunglah.

6 + (-4)

(-8) × (+2)

(-28) : (-4)

4 Hitunglah.

-2 × 9 × (-5)

36 : (-32

)

-2 × (5 – 9)

4

7

 (- ) – (- )

 ( – ) × 12

1 (-7) – (+8)

3 – (+4) – (-9)

0,4 × (-0,2)

 (- ) : ( )

3

6

9

(-1) + (-9)

-2 + 6 – 5 + 7

9 : (-12)

8  (- )2

2

5

7

1

3

5

3 : (-6) × 8

9 + 2 × (-3)

(-6) × 2 – 21 : (-7)

8   – : (-3)

2

4

6

1 2 -6,-7 3 4,-5,-2

10 11 12

BAB 1 Soal Ringkasan Jawaban di hlm.287

Gagasan Utama

2

3

1

3

3

4

9

14

6

7

1

4

2

3

5

6

1

2

56 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

BAB 1 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Utama

1

(1) -1, +2

(2) +5 tahun

(3) +7, -7 (tanpa urutan tertentu)

(4) kecil, besar

2

(1) -3 < 1 (3) -5 < -2 < 4

(2) -6 > -7

3

(1) 2 (7) -16

(2) -10 (8) 9

16

(3) -15 (9) -0,08

(4) -

1

3 (10) 7

(5) 6 (11) -

3

4

(6) 8 (12) -

3

4

4

(1) persamaan yang ditetapkan

= + (2 × 9 × 5)

= 90

(2) persamaan yang ditetapkan

= 3 × -

1

6





 



 × 8

= -4

(3) persamaan yang ditetapkan

= 9 - 6

= 3

(4) persamaan yang ditetapkan

= -2 × (-4)

= 8

(5) persamaan yang ditetapkan

= -12 + 3

= -9

(6) persamaan yang ditetapkan

= 36 : (-9)

= -4

(7) persamaan yang ditetapkan

= 1

4 × 12 + -

2

3





 



 × 12

= 3 + (-8)

= -5

(8) persamaan yang ditetapkan

= 5

6

1

2

1

3 - - 



 





= 5

6

1

2

1

3 - - 



 





= 1

P:65

3

4

7

12

4

9

5

18

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 57

5 Tabel berikut ini menunjukkan suhu maksimum dan minimum harian di Kota

Tsuruoka Jepang sejak tanggal 20 sampai 28 Februari 2013.

2 Tabel di samping ini menunjukkan

skor hasil uji kebugaran yang

dilakukan lima orang A, B, C, D, E baris

pertama. Baris kedua menunjukkan

skor. Baris ketiga menunjukkan skor

jika skor C dijadikan sebagai titik

acuan. Jawablah pertanyaan berikut

ini.

ABCDE

skor 52 56 55 60 47

Skor (C sebagai titik

acuan) +1 0

1 Lengkapi tabel tersebut.

2 Dengan menetapkan C sebagai titik acuan, hitunglah rata-rata skor lima

orang tersebut. Tuliskan kalimat matematika yang kamu gunakan untuk

menghitung hasilnya.

Tanggal 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Suhu maksimum

(

o

C) 0,8 -0,2 2,1 2,1 1,7 -0,4 3,0 7,5 8,5

Suhu minimum

(

o

C) -4,7 -4,4 -2,6 -4,8 -5,1 -4,2 -3,5 -7,3 0,9

Suhu maksimum dan minimum harian

di Kota Tsuruoka Jepang sejak tanggal 20 sampai tanggal 28 Februari 2013

1 Tanggal berapakah yang selisih suhu maksimum dan minimum hariannya

yang paling besar?

2 Tanggal berapakah yang selisih suhu maksimum dan minimum hariannya

yang paling kecil?

1 Hitunglah.

5

7   – (- )2

: 3

- + ×

2

6

8  6 : (- )+ × (-4)

  – (- ) :

(-4)2 + 16 : (-42 -6 4 ) 2 – (5 – 8)2 3

1 -2,4 : (-0,6) × 3

Penerapan

5

14

6

7

1

3

1

8

1

3

7

8

7

2

3

2

5

2

  – – (- )

Bab 1 Bilangan Bulat 57

Jawaban

5

(1) 27 februari (2) 25 februari

tentukan selisih suhu per harinya dengan cara.

lalu temuhan hari dimana selisih tersebut paling

tinggi dan paling rendah

20 0,8 - (-4,7) = 5.5

21 -0,2 - (-4.4) = 4,2

22 2,1 - (-2,6) = 4,7

23 2,1 - (-4,8) = 6,9

24 1,7 - (-5,1) = 6,8

25 -0,4 - (-4,2) = 3,8

26 3,0 - (-3,5) = 6,5

27 7,5 - (-7,3) = 14,8

28 8,5 - 0,9 = 7,6

Penerapan

1

(1) persamaan yang ditetapkan

= + (2.4 : 0.6 × 3)

= 12

(2) persamaan yang ditetapkan

= 21

36

16

36

10

36 - +

= 15

36

5

12

=

(3) persamaan yang ditetapkan

= -36 - (-3)2

= -36 - 9

= -45

(4) persamaan yang ditetapkan

= 16 + 16 : (-16)

= 16 - 1

= 15

(5) persamaan yang ditetapkan

= -

5

4

2

7

+

= - 1

14

(6) persamaan yang ditetapkan

= 1

3

7

8

2

7 - -





 





= 1

3

1

4

+

= 7

12

(7) persamaan yang ditetapkan

= 1

8

9

6

1

3 - ×

= 1

8

3

16

-

= - 1

16

(8) persamaan yang ditetapkan

= 6 × -

2

3





 



 +

5

2

× (-4)

= -4 - 10

= -14

2

(1) ......., -3, +5, -8

(2) 55 + (-3 + 1 + 0 + 5 - 8) : 5

= 55 - 1

= 54

P:66

58 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1

2

Joko memasang panel surya di atap rumahnya

untuk membangkitkan tenaga listrik untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Dia

berpikir “Jika tenaga listrik yang dihasilkan

melebihi kebutuhan, maka Joko tidak perlu

Estimasi atau taksiran. Sebuah truk menghasilkan emisi gas karbon monoksida (CO)

sebesar 2,8 g/km. Jika truk tersebut telah menempuh perjalanan sejauh 4,129 km.

Dengan melakukan pembulatan bilangan ke satuan terdekat, kita dapat menentukan

estimasi emisi yang dihasilkan oleh truk tersebut.

Emisi yang dihasilkan: 3 g/km (pembulatan ke atas)

Jarak yang ditempuh: 4 km (pembulatan ke bawah)

3 x 4 = 12 g.

Berdasarkan penjelasan di atas, jika truk tersebut menempuh jarak 21,891 km setiap

harinya, tentukan estimasi emisi yang dihasilkan oleh truk tersebut selama setahun (365

hari). Jelaskan.

Jadi, estimasi emisi yang dihasilkan selama perjalanan adalah 12 g.

membayar listrik”. Tabel berikut ini menunjukkan tenaga listrik yang dibangkitkan,

listrik yang dikonsumsi atau digunakan, dan kelebihan(surplus) selama 24 jam.

(Surplus) = (tenaga yang dibangkitkan) – (tenaga yang dikonsumsi/ digunakan).

1 Ada hari di mana energi listrik yang dihasilkan adalah 0. Jelaskan mengapa?

Lengkapi tabel di atas.

Nyatakan kapan surplusnya terbesar dan terkecil.

Berdasarkan data di atas, dapatkah kita mengatakan kalau Joko tidak

perlu membayar listrik? Jelaskan alasan kesimpulanmu. (Kamu tidak perlu

menemukan jawaban).

2

3

Durasi (jam) 0〜2 2〜4 4〜6 6〜8 8〜10 10〜12

Tenaga dibangkitkan (kWh) 0 0 0,02 1,12 2,53

Tenaga digunakan (kWh) 0,9 0,8 2,4 1,6 0,8

Surplus (kWh) -0,9 -0,6 -1,28 0,93 2,3

12〜14 14〜16 16〜18 18〜20 20〜22 22〜24

2,98 2,05 1,41 0

0,6 1,2 3,46 2,74 2,2

2,38 0,85 -1 -2,63 -2,74 -2,2

1 kWh (kilowatt jam) merupakan satuan energi sama dengan

1 kWh yang dibangkitkan (dikonsumsi) dalam satu jam.

BAB 1 Soal Ringkasan

[Insinyur]

Pekerjaan Terkait

Penggunaan Praktis

Sumber: poskotanews.com

58 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Penggunaan Praktis

1

(1) Karena sinar matahari tidak mengenai

panel surya, daya yang dihasilkan sebesar

0 kWh.

(2) 2 ~ 4...0.6

4 ~ 6...-0.78

10 ~ 12...3.1

16 ~ 18...2.41

18 ~ 20...0.83

20 ~ 22...0

(3) Daya terkecil dibangkitkan dari pukul 20:00

hingga 22:00 (-2,74 kWh). Daya terbesar

yang dibangkitkan dari pukul 12:00 hingga

14:00 (2,38 kWh)

(4) Mengenai perlu membayar listrik atau

tidak, hal ini bisa didapatkan dari total

surplus pada tabel. Jika hasilnya negatif,

maka Joko masih harus membayar listrik.

<Verifikasi>

-0,9 + (-0,6) + (-0,78)

+ (1,28) + 0.93 + 2,3 + 2,38

+ 0,85 + (-1) + (-2,63)

+ (-2,74) + (-2,2)

= -5,67

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan dari 1(1)

Karena panel surya ada disekitar kehidupan

siswa, maka dianggap tidak ada siswa yang

tidak dapat memahami arti dari soal, akan

tetapi perlu dijelaskan jika memang ada siswa

yang masih belum mengenalnya. Guru perlu

memberikan bimbingan jika masih ada siswa

yang belum memahami bahwa panel surya

tidak dapat membangkitkan tenaga listrik saat

malam hari.

2. Penjelasan dari 1(2)

Daya yang dikonsumsi dikurangi daya yang

dihasilkan sama dengan daya surplus. Soal ini

bertujuan agar siswa dapat menulis rumus

kalkulasi untuk melengkapi tabel.

3. Penjelasan dari 1(3)

Untuk menentukan zona waktu dengan daya

surplus terkecil dan zona waktu dengan daya

surplus terbesar, harus dilihat berdasarkan

besaran nilai daya suplus. Beberapa siswa

mungkin berpikir bahwa nilai yang pasti dari

perbedaan nilai yang dihasilkan dan daya yang

digunakan itu besar dan bisa kecil. Maka akan

diberi bimbingan yang benar.

4. Penjelasan dari 1(4)

Tidak menunggu jawaban disini, tetapi

para siswa mungkin akan mengkhawatirkan

jawaban tersebut. jika ada celah, penting

untuk benar-benar menghitung menggunakan

kalkulator atau sejenisnya. Selain itu jika ada

panel surya di rumah, ada baiknya untuk di

tanyakan nilai sebenarnya

P:67

BAB 1 │Bilangan Bulat

Bab 1 Bilangan Bulat 59

-6

Waktu yang kita acu bergantung pada bagian mana kita berada. Perbedaan waktu antara

berbagai tempat dan negara-negara disebut perbedaan zona waktu.

Gambar berikut ini menunjukkan perbedaan-perbedaan zona waktu berbagai kota di

dunia. Kita tetapkan Tokyo sebagai titik acuan.

Tentukan waktu di Wellington dan Rio de Janeiro, ketika di Tokyo pukul 20.00.

Jika kita tetapkan waktu London sebagai acuan, tentukan perbedaan zona

waktu Doha dan Honolulu. Nyatakanlah dalam bilangan positif dan negatif.

Berdasarkan gambar di atas, ketika Tokyo pukul 20.00, kita tahu bahwa:

Waktu di Sydney adalah 20 + 1 atau jam 21.00.

Waktu di London adalah 20 – 9 atau jam 11.00.

1

2

3

Date line

Honolulu

London

Doha

Tokyo

Sydney

Wellington

-9

0

-19

-12 +1

+3

Milan

-8 New York -14

Masalah Perbedaan Zona

Waktu

Pendalaman

Materi

Suatu pertandingan sepakbola direncanakan

tanggal 1 Desember mulai pukul 21.00 waktu

Milan. Pada tanggal dan jam berapakah orang

di Tokyo harus menghidupkan TV-nya supaya

dapat menyaksikan siaran langsung?

Rio de Janeiro

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Bab 1 Bilangan Bulat 59

Tujuan

Ungkapan bilangan menggunakan tanda

positif dan tanda negatif serta perhitungan

bilangan positif dan negatif dapat digunakan

untuk soal perbedaan waktu.

Jawaban

1. Waktu Wellington adalah dari 20 + 3, 23:00

waktu Rio de Janeiro adalah dari 20-12,

jam 8

2. Perbedaan waktu antara Doha dan London

adalah

-6 - (-9) = +3

Perbedaan waktu antara Honolulu dan

London adalah

-19- (-9) = -10

Masalah Perbedaan Zona Waktu

3. Jika berdasarkan waktu di Milan, perbedaan

waktu di Tokyo adalah

0- (-8) = +8

Oleh karena itu, pukul 21:00 pada tanggal

11 desember di Milan adalah pukul 5

pada tanggal 12 Desember, delapan jam

kemudian di Tokyo.

Penjelasan/Poin yang Perlu Diperhatikan

1. Penjelasan 1

Pada gambar di buku teks, waktu di tokyo

adalah standar 0, sehingga dapat dipahami

bahwa waktu di wellington harus ditambah

dengan perbedaan waktu +3 pada 20:00 di

Tokyo. Hal yang sama berlaku untuk waktu di

Rio de Janeiro.

2. Penjelasan 2

Pahami bahwa perbedaan waktu antara

Doha dan London dapat diperoleh dengan

mengurangkan perbedaan waktu antara

London dan Tokyo -9 dari perbedaan waktu -6

antara Doha dan Tokyo yang ditunjukkan pada

gambar. Sebagai alternatif, dapat dianggap

bahwa referensi digeser +9 jam, dan dapat

dihitung dengan rumus -6 + 9. Hal yang

sama berlaku untuk perbedaan waktu antara

Honolulu dan London.

3. Penjelasan 3

Dalam masalah ini, perlu mempertimbangkan waktu di Tokyo berdasarkan waktu di Milan.

Dengan asumsi waktu di Milan adalah 0,

perbedaan waktu di Tokyo dinyatakan sebagai

+8. Oleh karena itu, pukul 21:00 pada tanggal

11 Desember di Milan adalah 8 jam kemudian

di Tokyo, yaitu pukul 5 keesokan harinya.

Masalah seperti itu sesuai dengan aktivitas

matematika a. Dapat dilihat bahwa bilangan

positif dan negatif juga digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa yang

sudah lebih berminat dapat didorong untuk

melakukan kegiatan seperti penyelidikan

lebih lanjut, seperti memastikan lokasi yang

merupakan standar sebenarnya.

P:68

60 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2

Bilangan-bilangan 1,

3, dan 4 menyajikan

apa?

Berapa banyak lidi yang kita perlukan?

Persegi dapat dibentuk dengan menghubungkan lidi-lidi yang panjangnya

sama secara berdampingan.

Berapa banyak lidi diperlukan untuk membentuk 4 persegi?

Berapa banyak lidi diperlukan untuk membentuk 10 persegi?

1 + 4 × 3

???

1

Untuk membuat 2

persegi kita butuh

7 lidi.

Aljabar dalam Kalimat Matematika

Menyederhanakan Bentuk Aljabar

1

2

BAB

Aljabar

Yuni menggunakan kalimat matematika berikut untuk menentukan

banyaknya lidi yang diperlukan untuk membentuk empat persegi

berdampingan. Jelaskan idenya.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

60 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

Dalam adegan, menyusun lidi menjadi persegi,

metode penghitungan jumlah lidi dapat

dinyatakan dalam bentuk persamaan dan

idenya dapat dijelaskan.

Jawaban

1

Pertama, hitung terebih dahulu lidi paling

kiri, dan di sebelah kanan terdapat empat

buah kelompok yang terdiri dari tiga buah lidi

berbentuk U (menghadap ke kiri), jadi jumlah

lidinya adalah

1 + 3 × 4

Jadi, dengan mencari pola dari lidi, kita dapat

menghitung banyaknya lidi.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan halaman ini

Kegiatan pada halaman ini memotivasi siswa

untuk mengenal bentuk aljabar yang disajkan

pada halaman 62.

Melakukan kegiatan merangkai lidi, sehingga

tugas-tugas siswa menjadi lebih familiar.

Selain itu, mencari cara untuk menghitung

jumlah lidi akan mengarah pada rumus yang

ditampilkan di halaman ini.

2. Kecerdikan kegiatan operasi

Siapkan sekitar 20 lidi per anak dan biarkan

mereka membuat persegi dar lidi tersebut. Cara

membuat persegi merupakan petunjuk untuk

menemukan cara menghitung banyaknya lidi

yang dibutuhkan.

Jika ada 4 persegi maka akand dengan

mudah terlihat bahwa 13 lidi yang dibutuhkan.

Namun, jika ada 10 persegi, (dimana dibutuhkan

(Pembukaan Bab 1 jam)

Aljabar

BAB

2

31 lidi) maka lidi yang disediakan tidak cukup

untuk menyusunnya. Oleh karena itu, perlu

dicari cara untuk menghitung banyaknya lidi.

Lidi bisa juga diganti dengan batang korek

api, sedotan atau sejenisnya.

3. Penjelasan 1

1 menjelaskan cara berpikir Yuni, 3 di

halaman berikutnya menjelaskan cara berpikir

Heru, dan 4 menjelaskan cara berpikir siswa

yang lain. Dalam kelas, disarankan untuk

mengungkapkan dan mempresentasikan

gagasan masing-masing operasi aritmetika

berdasarkan kegiatan yang dilakukan, dan

memikirkan arti dari rumus tersebut. Dengan

membaca berbagai rumus, dapat menikmati

kebaikan dalam mengungkapkan rumus.

Untuk menjelaskan makna cara Yuni, yaitu

1 + 3 × 4. Pahami terlebih dahulu apa yang

makna dari bilangan 1, 3, dan 4, gunakan

gambar tersebut sebagai petunjuk, setelah itu,

jelaskan makna simbol aritmatika + dan ×.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:69

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 61

4 + (4 – 1) × 3

4

3

2

Bagaimana cara

yang tepat untuk

menentukan

banyaknya lidi?

Mari kita pikirkan

cara lain untuk

menghitung

banyaknya lidi yang

diperlukan

Hlm.82

Dengan menggunakan cara Yuni, bagaimana

menyusun kalimat matematika untuk

menghitung banyaknya lidi yang diperlukan

untuk membentuk 5 persegi, 6 persegi?

Bagaimana dengan 10 persegi?

Heru menyajikan kalimat matematika untuk menentukan banyaknya lidi yang

diperlukan untuk membuat empat persegi. Jelaskan gagasannya.

Gunakan cara yang berbeda dengan Heru dan Yuni. Susunlah kalimat

matematika dari cerita di atas, kemudian hitunglah banyaknya lidi yang

dibutuhkan. Jelaskan idemu.

Dengan menggunakan cara seperti di

atas, susunlah penyataan matematika

untuk menentukan banyaknya lidi yang

diperlukan untuk membentuk persegipersegi yang diminta. Hlm.62

Mengapa ada banyak

sekali pernyataan

berbeda, tetapi

jawabannya sama?

Bab 2 Aljabar 61

Jawaban

2

5 buah persegi, 1 + 3 × 5

6 buah persegi, 1 + 3 × 6

10 buah persegi, 1 + 3 × 10

3

Pertama-tama, sebanyak 4 buah lidi yang

ada pada persegi di sebelah kiri dan karena di

sebelah kanan ada 3 buah lidi yang membentuk

dengan (4 - 1), maka jumlah lidi dapat dicari

dengan menggunakan cara 4 + 3 × (4 - 1).

4

(a)

4 buah persegi, 5 + 4 × 2

5 buah persegi, 6 + 5 × 2

6 buah persegi, 7 + 6 × 2

(b)

4 buah persegi, 4 × 4 - 3

5 buah persegi, 4 × 5 - 4

6 buah persegi, 4 × 6 - 5

4. Penjelasan 2

Pada cara 1 + 3 × 4 di halaman sebelumnya,

4 adalah jumlah bagian persegi, tetapi 1, 3

adalah bilangan tetap yang bukan merupakan

bagian dari persegi. Oleh karena itu, bilangan

4 pada cara ini dapat diganti dengan bilangan

berapapun, bergantung pada banyaknya

persegi. Tujuan di sini adalah untuk memahami

rumus tersebut.

5. Penjelasan 3

Memahami bahwa hasil yang didapatkan

sama meskipun menggunakan cara yang berbeda.

Pelajaran ini akan dibahas kembali pada

bab “Menggunakan Aljabar dengan huruf”

mengganti banyaknya bagian persegi pada

cara yang didapatkan menjadi a, sehingga

dapat memahami keuntungan dari hubungan

penjumlahan bentuk aljabar.

6. Penjelasan balon percapakan

Berdasarkan pertanyaan dari siswa pola

buku teks, maka kita pembelajaran akan

dilanjutkan berdasarkan pertanyaan tersebut.

Di sini, dengan munculnya pertanyaan

“apa kita tidak bisa menggunakan rumus

yang umum berapapun jumlah kotaknya?” Hal

tersebut didapat di bagian 2 dan pelajaran

yang didapat di Sekolah Dasar. Semua ini

berhubungan dengan pelajaran di halaman

selanjutnya.

Di sisi lain, dengan memunculkan

pertanyaan “kenapa bisa mendapatkan hasil

yang sama meskipun menggunakan cara yang

berbeda?” untuk menjawab tentang pelajaran

tersebut, akan dijelaskan saat memasuki

pelajaran di halaman 82.

P:70

62 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Kalimat Matematika Menggunakan Huruf atau Variabel

1Aljabar dalam Kalimat Matematika

[Banyaknya persegi]

Pada , 3 lidi ditambahkan setiap kali

menambah satu persegi. Banyaknya lidi

yang diperlukan selalu dapat ditentukan

ketika banyaknya persegi diketahui. Kalimat

matematika untuk menentukan banyaknya lidi

adalah sebagai berikut:

1 + 3 × (banyaknya persegi).

Jika banyaknya persegi kita nyatakan sebagai a,

maka kalimat matematikanya menjadi

1 + 3 × a.

Kalimat matematika dengan menggunakan

huruf disebut bentuk aljabar.

Siswa mampu menyusun pernyataan tentang hubungan antarbilangan

dengan kalimat matematika dengan menggunakan huruf atau variabel

1 + ( 1 × 3 )

1 + ( 2 × 3 )

1 + ( 3 × 3 )

1 + ( 4 × 3 )

1

2

3

4

[Kalimat matematika untuk menentukan

banyaknya lidi yang diperlukan]

Kita membuat berbagai pernyataan

matematis dengan mengubah

banyaknya persegi, kemudian kita

dapat menentukan banyaknya lidi yang

diperlukan. Dengan demikian, kita

mampu menentukan bentuk umum.

Berpikir Matematis

a persegi

Pernyataan matematika untuk

menghitung banyaknya lidi yang

diperlukan

1 + 3 × ( banyaknya persegi )

1 + 3 ×

1 + 3 × a

Pada soal-soal di halaman 60 dan 61, jika banyaknya persegi bertambah,

bagaimana perubahan kalimat matematika yang digunakan untuk

menentukan banyaknya lidi yang diperlukan? Mari kita cermati cara Yuni.

Tujuan

62 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

Aljabar dalam Kalimat

Matematika 1

8 jam

1 Menggunakan Huruf

Tujuan

1. Mampu memahami arti huruf sebagai

pengganti bilangan.

2. Mampu menggunakan bentuk aljabar yang

menggunakan huruf untuk memudahkan

dalam menyelesaikan masalah.

Jawaban

Kalimat matematikanya menjadi 1 + 3 × (jumlah

persegi).

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan pertanyaan

Mengadopsi rumus yang digunakan oleh

Yuni di halaman 60.

Di sini, berapapun jumlah perseginya,

jumlah lidi dipastikan dengan menggunakan

kalimat matematika 1 + 3 × (jumlah persegi).

Lalu, gunakan bentuk aljabar ke dalam rumus

ini. Seperti yang telah dipelajari di SD, pertamatama gunakan kotak sebagai ganti dari jumlah

persegi. Setelah menentukan bilangan yang akan

di masukan ke kotak sebagai jumlah persegi, lalu

ubah kotak menjadi a, kalimat matematika akan

menjadi 1+ 3 × a. Rumus yang menggunakan

huruf ini disebut sebagai bentuk aljabar.

2. Penjelasan cara berpikir sestematis 2

Hal ini menunjukkan bahwa cara berpikir

induktif menggunakan “Cara berpikir sistematis

2” yang ada di halaman 8-9. Siswa diharapkan

mendapat kesempatan untuk mendapat kesempatan dan memahami bahwa cara berpikir

ini sering digunakan dalam matematika.

Secara detailnya, dengan menyusun 1, 2,

3 persegi yang terbuat dari lidi dengan begitu

dapat dibuat rumus untuk menghitung jumlah

lidi yang diperlukan. Kemudian paham bahwa

akan muncul bentuk rumus umum seperti

berikut, 1 + 3 × (jumlah persegi).

Referensi cara penulisan huruf

Mengenai penulisan huruf x

dalam matematika, ada baiknya

memberikan sedikit sentuhan

dalam penulisannya agar

mudah untuk membedakannya

dengan × yang digunakan

untuk perkalian.

P:71

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 63

Dengan menggunakan metode pada halaman 62, kalimat matematika

untuk menentukan banyaknya lidi yang diperlukan membentuk a persegi

dinyatakan sebagai 1 + a × 3. Banyaknya lidi yang dapat dinyatakan sebagai (1 +

3 × a).

Dengan kata lain, pernyataan matematika dengan menggunakan huruf

berperan sebagai cara untuk menentukan banyaknya lidi, dan menyatakan hasil

perhitungan.

Banyaknya lidi yang diperlukan untuk

membentuk persegi pertama adalah

.

Setelah membuat persegi pertama,

kita menambahkan

lidi untuk membentuk persegi lagi. Jika persegi pertama tidak

disertakan, maka ada a persegi. Jadi, banyaknya persegi adalah

. Kesimpulannya, kalimat matematika untuk menentukan banyaknya lidi

yang diperlukan adalah 4 + 3 ( a – 1).

(     ) persegi

a persegi

(     ) persegi

Hlm.64

Soal 1

Soal 2

Gunakan metode pada halaman sebelumnya untuk menentukan berapa

lidi dibutuhkan untuk membuat 20 persegi. Berapa lidi yang diperlukan untuk

membuat 30 persegi?

Pada kalimat matematika di halaman 60 dan 61, jika kita menggunakan cara

Heru untuk menentukan banyaknya lidi yang diperlukan untuk membuat

a persegi, maka kalimat matematikanya adalah 4 + 3 × (a – 1). Lengkapi

penjelasan di bawah ini dengan mengisi dengan bilangan atau kalimat

matematika.

Soal 3 Menggunakan pendekatan pada Soal 2, tentukan banyaknya lidi yang

diperlukan untuk membentuk 20 persegi dan 30 persegi. Bandingkan

jawabanmu dengan jawaban di Soal 1.

Soal 4 Dengan menggunakan Soal 2, dapatkah kamu menyatakan banyaknya lidi

yang diperlukan untuk membuat a persegi?

Kalimat matematika dengan

menggunakan huruf membuat kita

mampu menemukan banyaknya

lidi yang diperlukan berapa pun

banyaknya persegi yang diminta.

Dapatkah kamu menyatakan

hubungan berbagai besaran

dengan menggunakan huruf?

Bab 2 Aljabar 63

Jawaban

Soal 1

untuk membuat 20 persegi 1 + 3 × 20 = 61 buah

lidi.

untuk membuat 30 persegi 1+ 3 × 30 = 91 buah

lidi.

Soal 2

4, 3, a -1, a -1

Soal 3

untuk membuat 20 persegi

4 + 3 × (20 - 1) = 61 buah

untuk membuat 30 persegi

4 + 3 × (30 - 1) = 91 buah

Soal 4

{4 + 3 × (30 - 1)= 91 buah

4. Penjelasan Soal 3

Membuat siswa memahami penggunaan

huruf sebagai pengganti bilangan dengan

menghitung banyaknya lidi yang terdapat pada

20 persegi dan 30 persegi.

Kemudian memberikan pemahaman

dengan membadingkan hasil yang telah

diperoleh dengan hasil yang telah diperoleh di

Soal 1 , meskipun bentuk kalimat matematikanya

berbeda, keduanya dapat digunakan untuk

mencari banyaknya lidi.

Pada tahap ini perlu diingat bahwa siswa

belum sepenuhnya terbiasa menggunakan

huruf ke dalam kalimat matematika. Perlu

juga menjelaskan perbandingannya dengan

bilangan secara rinci, agar siswa dapat

memahami bentuk aljabar dengan benar.

5. Mengungkapkan makna dari bentuk

aljabar

Siswa memiliki gambaran bahwa semua

hasil perhitungan suatu operasi itu berupa

sebuah bilangan, mereka belum terbiasa

untuk menyatakan hasil perhitungan dalam

bentuk aljabar seperti 1 + 3 × a. Padahal

bentuk tersebut tidak hanya menjadi cara

untuk mencari banyaknya lidi tetapi juga dapat

sebagai representasi hasil perhitungan.

6. Penjelasan balon percakapan

Huruf dapat digunakan untuk membuat

kalimat matematika untuk menghitung jumlah

lidi untuk berapapun jumlah perseginya.

Berdasarkan hal tersebut,, dengan memberikan

pertanyaan “apakah huruf bisa digunakan

untuk menyatakan hubungan berbagai macam

besaran dalam situasi yang lain?” Mari kita

melanjutkan pelajaran ke halaman berikutnya.

P:72

64 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa mampu menjelaskan hubungan antarbesaran dengan menggunakan

bentuk aljabar.

Kita dapat menyatakan berat

5 kotak yang masing-masing

beratnya a kg sebagai (5 × a) kg.

1

2

3

Tentukan harga total 5 pensil dan 3 buku pada Contoh 2.

Nyatakan besaran-besaran berikut ini menggunakan bentuk aljabar.

1

2

a pensil

6.000 rupiah per pensil

10.000 rupiah per buku

b buku

Hlm.65

Harga a pensil yang harga satuannya 6.000

rupiah adalah (a × 6.000)

Harga b buku yang harga satuannya 10.000

rupiah adalah (b × 10.000)

Jadi, harga total dapat dinyatakan sebagai:

(a × 6.000 + b × 10.000)

Jawab: (6.000a + 10.000b) rupiah

Tujuan

Contoh 1

Soal 5

Soal 6 Nyatakan besaran-besaran berikut ini dengan menggunakan bentuk

aljabar.

Total harga 8 satuan jika masing-masing harganya x rupiah.

Kembalian yang diterima ketika membeli barang seharga a rupiah

dengan uang selembar 10.000 rupiah.

Panjang sepotong pita yang diperoleh dengan memotong pita

sepanjang x meter menjadi 4 bagian sama panjang.

Contoh 2

Penyelesaian

Berapa biaya total untuk membeli a pensil yang masing-masing harganya

6.000 rupiah dan b buku yang masing-masing harganya 10.000?

Soal 7

Soal 8

Total harga x perangko yang masing-masing seharga 520 rupiah, dan y

perangko masing-masing seharga 820 rupiah.

Berat total 3 barang masing-masing seberat a gram dan sebuah barang

seberat b gram.

Dengan menggunakan huruf, kita

dapat menyatakan hubungan

antarbesaran dengan bentuk

aljabar.

Ada aturan dalam menuliskan

bentuk aljabar. Mari kita selidiki

aturan-atauran tersebut.

a kg a kg a kg a kg a kg

Tentukan total berat kotak di Contoh 1 jika masing-masing beratnya 12 kg.

64 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 5

60 kg

Soal 6

(1) (x × 8) rupiah (3) (x : 4) m

(2) (10.000 - a) rupiah

Soal 7

60.000 rupiah

Soal 7

(1) (520 × x + 820 × y ) rupiah

(2) (a × 3 + b × 1) gram

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 6

Bagi siswa, meskipun mereka sudah

pernah menemui soal serupa di sekolah dasar,

menyatakan besaran dengan menggunakan

huruf adalah hal yang sulit. Oleh karena itu,

agar mereka mendapatkan gambaran, dengan

menggunakan gambar yang ada pada Contoh 1

, bahwa berat 1 kotak adalah 1 kg, 2 kg, dan

seterusnya, dengan mengarahkannya untuk

menggantinya menggunakan bilangan.

Lalu, agar terhubung dengan pembelajaran

cara menyatakan bentuk aljabar, sebaiknya

guru dapat mengambil beberapa contoh

bentuk seperti a × 1, x/4, dan lain-lain, kemudian

memeriksanya apakah bentuk tersebut benar

atau tidak.

8. Penjelasan Soal 5 dan Soal 7

Dengan menghitung jumlah total dari

berat atau harga yang menggunakan angka

tertentu, membuat siswa memastikan bahwa

huruf dapat menggantikan bilangan dan

memperdalam pemahaman mengenai bentuk

aljabar.

9. Penjelasan Contoh 2 dan Soal 8

Ini adalah soal tentang melibatkan 2 buah

huruf ke dalam sebuah kalimat matematika.

Dalam perhitungan bentuk aljabar di tahun

pertama, menggunakan rumus 1 huruf,

sedangkan untuk rumus yang menggunakan 2

huruf dipelajari di tahun kedua. Akan tetapi di

sini, rumus itu diambil sebagai salah satu rumus

dasar.

10. Balon percakapan

Sampai di sini, siswa sudah dapat

menyatakan berbagai hubungan antar

besaran menggunakan bentuk aljabar seperti

menyatakan berat dan harga.

Akan tetapi, masih dimungkinkan akan ada

siswa yang merasa kesulitan mengenai bentuk

aljabar meskipun sama-sama menyatakan

hubungan antar besaran, dan dapat dinyatakan

dalam beberapa bentuk aljabar yang berbeda. Di

sini, dengan menyebut bahwa ada aturan dalam

menyatakan bentuk aljabar, pelajaran berlanjut

ke halaman selanjutnya.

P:73

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 65

1 Aljabar dalam Kalimat Matematika

Aturan berikut ini berlaku untuk menyatakan

perkalian dalam bentuk aljabar.

Cara Menyatakan Perkalian

Dalam bentuk aljabar hapus tanda perkalian (×).

Ketika mengalikan bilangan dan huruf, tulislah bilangan di depan

huruf.

1

2

Cara Menyatakan Perkalian

Nyatakan besaran-besaran berikut ini menggunakan bentuk aljabar.

2 Menuliskan Bentuk Aljabar

Siswa mampu menyatakan perkalian dan pembagian bentuk aljabar

1 3 × a = 3a 2 x × (-4) = -4x

3 b × a = ab 4 x × 6 × y = 6xy

5 (x + y) × 2 = 2(x + y) 6 10 – a × 2 = 10 - 2a

1 12 × x 2 a × 7 3 (-5) × a

4 y × 5 x × 0,4 6 y × 10 × x

7 (a - b) × (-8) 8 x × 6 - 3 9 x × 2 + 3 × y

Jika dua huruf dikalikan, misalnya b × a, biasanya hasil kalinya dinyatakan terurut

secara alpabetis, yaitu ab.

1 × a = a

(-1) × a = -a

Catatan

PENTING

Tujuan

Banyaknya materai dalam satu lembar adalah a

buah. Nyatakan banyaknya materai pada gambar

di samping ini ke dalam bentuk aljabar.

Contoh 1

Soal 1

1 × a ditulis a, tidak ditulis 1a. Angka 1 di depan a

dihapus. (-1) × a ditulis -a, bukan -1a. Akan tetapi,

untuk 0, tetap ditulis 0.

2

3

a materai 3 materai

a materai

Bab 2 Aljabar 65

2 Menuliskan Bentuk Aljabar

Tujuan

1. Memahami perkalian dengan menggunakan bentuk aljabar.

2. Dapat menyatakan berbagai besaran

meng-gunakan bentuk aljabar perkalian.

3. Dapat memahami bentuk aljabar pada soal

tertentu.

Jawaban

(a × 3) perangko, (3 × a) perangko, (a + a + a)

perangko

Soal 1

(1) 12x (2) 7a (3) -5a

(4) 2

3

y (5) 0.4x (6) 10xy

(7) -8(a - b) (8) 6x - 3 (9) 2x + 3y

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Bagaimana merepresentasikan bentuk

aljabar

Bagi siswa, meskipun telah mempelajari

cara menyatakan bentuk aljabar, bisa jadi akan

ditemui bentuk kesalahan siswa seperti 3 + a

= 3a, berarti mereka belum dapat menuliskan

bentuk aljabar dengan tepat.

Melalui pelajaran bagian ini, akan diukur

apa yang telah dipelajari siswa dan ditekankan

kembali mengenai bagaimana cara menyatakan

bentuk aljabar.

2. Penjelasan

Buatlah siswa paham melalui diskusi

antarsiswa bahwa jumlah perangko dapat

dinyatakan dengan rumus a + a + a, 3 × a atau

a × 3.

Setelah itu, menjelaskan cara menyatakan

perkalian bentuk aljabar, lalu membuat siswa

untuk berpikir tentang bentuk aljabar yang

mana yang sebaiknya digunakan.

3. Penjelasan Contoh 1

Contoh 1/(5) dan (6) adalah contoh

kalimat matematika yang tidak hanya

menggunakan simbol perkalian × saja, tetapi

juga menggunakan simbol penjumlahan + dan

simbol pengurangan -.

Bimbing siswa agar tidak melupakan halhal tersebut.

4. Urutan penuslisan abjad

Biasanya besaran akan di tulis sesuai dengan

urutannya, tetapi berikan penjelasan singkat

bahwa untuk penulisan seperti V = Lt (Hal. 221)

atau V = πr

2

t merupakan pengecualian.

5. Penghilangan angka 1

Menjelaskan kembali yang telah dipelajari

pada hal. 39, bahwa penulisan 1 × a = a dan (-1)

× a = -a. Hal itu berdasarkan “ hasil perkalian

akan tetap sama dengan bilangan sebelumnya

walaupun dikalikan dengan +1” dan “ bila

dikalikan dengan -1, maka tanda sebelum

bilangan akan berubah”.

2 jam

P:74

66 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Kita telah menyajikan 5 × 5 sebagai 52

, dan 5 × 5 × 5

sebagai 53

. Kita dapat menyatakan a × a sebagai a2

dan a × a × a sebagai a3

.

Cara Menyatakan Perpangkatan Bentuk Aljabar

Nyatakanlah pernyataan berikut ini dengan menggunakan tanda perkalian (×).

1 -8x 2 3a + 5b 4y2 3

Nyatakanlah pernyataan berikut ini dengan menggunakan eksponen.

1 a × 7 × a 2 x × x × (-2) × x 3 x × y × y × x × y

x × x × 3 = 3x2 1 a × (-1) × a × a = -a3 2

a × a × a × b × b = a3

b2 3

Aturan berikut ini berlaku dalam menyatakan

perkalian huruf yang sama menggunakan bentuk

aljabar.

Cara Menyatakan Perpangkatan Bentuk Aljabar

Hasil kali huruf yang sama ditulis dengan

menggunakan eksponen.

Dapatkah kita menulis a1

dan a0

?

1

2

Luas persegi dengan sisi a cm.

Volume kubus dengan panjang sisi a cm.

1 x × 1 2 a × (-1) × b 3 y × (-0,1)

1

2

Hlm.71

Eksponen

a cm

a cm

a cm a cm

a cm

Kita dapat menyatakan bentuk aljabar

sama dengan perpangkatan dalam

bentuk eksponen dalam menyatakan

bilangan-bilangan.

Berpikir Matematis

PENTING

a3

Saya Bertanya

Soal 2

Soal 3

Nyatakanlah bentuk perkalian berikut ini menggunakan aturan penulisan bentuk

aljabar.

Nyatakanlah kalimat-kalimat berikut ini dengan bentuk aljabar dan gunakanlah

aturan penulisan bentuk aljabar.

Panjang total x gulungan pita yang masing-masing panjangnya 2 m.

Berat total sebuah kotak seberat a kg dan lima kotak yang masing-masing

beratnya b kg.

Nyatakan besaran-besaran berikut ini

menggunakan bentuk aljabar.

Soal 4

Soal 5

Contoh 2

66 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1) x (2) -ab (3) -0.1y

Soal 2

(1) 2xm (2) (a + 5b) kg

(1) (a × a) cm2

(2) (a × a × a) cm3

Soal 4

(1) 7a2 (2) -2x3

(3) x2

y2

Soal 5

Boleh salah satu dari rumus berikut.

(1) (-8) × x atau x × (-8)

(2) 3 × a + 5 × b atau a × 3 + b × 5

(3) 4 × y × y atau y × 4 × y atau y × y × 4

Pertanyaan Serupa

Nyatakan besaran berikut dengan menggunakan

bentuk aljabar.

1. Keliling persegi panjang dengan panjang a

m dan lebar b m.

2. Volume balok dengan alas berbentuk

persegi, dengan panjang sisi x cm, dan

tinggi 10 cm.

(1) (2a + 2b)m, 2(a + b) m

(2) 10x2

cm3

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan Cara Berpikir Matematis

Ini adalah soal untuk mendapatkan

perpangkatan (eksponen) bentuk aljabar.

Memberikan pemahaman bahwa hasil kali huruf

atau variabel yang sama dalam bentuk aljabar

dapat dinyatakan dengan menggunakan

eksponen.

Lalu ada baiknya juga memastikan

perbedaan arti dari a3

dengan 3a yang ada pada

Q di halaman sebelumnya.

7. Penjelasan “pertanyaan”

Di SMP, pengkat eksponen 0 dan 1 tidak

dijelaskan. Dengan menggunakan hal ini

sebagai pertanyaan sederhana untuk siswa,

kemudian diharapkan siswa dapat merasakan

bahwa metematika itu dibuat secara logis.

8. Penjelasan Contoh 2

Membuat mereka berpikir tentang

cara menyatakan bentuk pangkat dengan

menggunakan cara menyatakan bentuk

perkalian dan penghilangan angka 1 yang telah

dirangkum pada halaman sebelumnya.

9. Penjelasan Soal 5

Bentuk aljabar menunjukan seperti apa

hasil dari perhitungan dan menekankan cara

membaca arti dari bentuk aljabar dengan

benar. Pada saat hasil perhitungan didapat,

perlu diingat bahwa proses inilah yang sangat

diperlukan.

P:75

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 67

Seorang atlet lompat jauh melakukan dua kali

lompatan. Lompatan pertama sejauh a cm, dan

lompatan kedua sejauh b cm. Nyatakan ratarata dari dua kali lompatan tersebut dengan

menggunakan bentuk aljabar.

Cara Menyatakan Hasil Bagi Bentuk Alajbar

Nyatakanlah pernyataan berikut ini dengan menggunakan tanda perkalian (×).

Cara Menyatakan Hasil Bagi

Di dalam bentuk aljabar yang digunakan adalah bentuk pecahan,

bukan simbol pembagian.

x : 3 = 5 : a =

(a + b) : 2 = 3 4 x : (-4) = = -

1 2

1 x : 6 2 a : b 3 (x - y) : 5 4 a : (-7)

1

2

3

Nyatakanlah pernyataan berikut ini menggunakan tanda pembagian ( : ) .

1 2 3 -

x : 3 sama dengan x × 1

3 ; x

3 dapat dinyatakan juga sebagai 1

3

x. Dengan cara yang sama, kita

dapat menyajikan a + b

2 .

PENTING

Gunakan aturan penulisan bentuk aljabar berikut ini untuk menyelesaikannya.

Contoh 3

Catatan

Soal 6

Soal 7

Soal 8

Nyatakanlah bentuk berikut ini menggunakan aturan penulisan bentuk

aljabar.

Nyatakanlah besaran-besaran berikut ini dalam bentuk aljabar. Gunakan

aturan penulisan bentuk aljabar yang sesuai.

Panjang sepotong pita yang diperoleh dengan menggunting satu

gulung pita yang panjangnya a meter menjadi lima bagian sama

panjang.

Lebar empat persegi panjang yang panjangnya x cm dan luasnya 20 cm2

.

Rata-rata panjang kotak yang beratnya masing-masing a kg, b kg, dan c

kg

Sumber: Dokumen Puskurbuk

a + b

2

x

3

x

-4

x

4

5

a

a

7

x + y

3

x

9

y

5

Bab 2 Aljabar 67

Jawaban

{(a + b) : 2} cm

Soal 6

(1) x

6

(3) x - y

5

(2) a

b (4) -

a

7

Soal 7

(1) a

5

m (3) a+ +b c

3 kg

(2) 20

cm

x

Soal 8

(1) a : 7 (3) x : 9 - y : 5

(2) (x + y) : 3

10. Penjelasan

Ini adalah soal untuk mendapatkan

rumus pembagian. Bagi siswa yang tidak bisa

merumuskannya, gantilah a dan b dengan

menggunakan angka untuk mengingatkan

kembali pembagian yang telah dipelajari di

sekolah dasar.

11. Cara menyatakan pembagian

Pembagian dengan menggunakan bentuk

pecahan sudah dipelajari di sekolah dasar.

Disini, bersamaan dengan menerapkan bentuk

pecahan, membuat siswa memahami cara

menyatakan pembagian dengan menggunakan

bentuk pecahan.

12. Penjelasan Contoh 3

Di nomor (3), memperdalam pemahaman

bahwa dengan mengubah (a + b) ÷ 2 ke dalam

bentuk pecahan   ab

2

, dan meskipun tanda

kurungnya dihilangkan arti dari rumus tersebut

tidak berubah. Dengan menunjukan a + b ÷

2 =

a + b

2 , memperdalam pemahaman siswa

perbedaan antara keduanya dan bahwa tanda

kurung tersebut dapat dihilangkan

Lalu untuk pembagian bilangan negatif

seperti pada nomor (4), memastikan agar tanda

negatif tidak terlupakan dan tetap ditambahkan

sebelum penyebut seperti pembagian yang

biasanya.

13. Penjelasan Soal 8

Sama seperti Soal 5 , yang merupakan soal

agar siswa dapat membaca dan memahami arti

dari pernyataan bentuk aljabar.

Pada petunjuk yang berada di bawah

Contoh 3 , membuat siswa berpikir bahwa dengan

menggunakan simbol perkalian ×, nomor (1)

dan (2) masing-masing bisa dinyatakan menjadi

1

7 × a dan

1

3

  x y  .

Lalu, mengenai nomor (2), memastikan

bahwa penting untuk menambahkan tanda

kurung, berbeda dengan penghilangan tanda

kurung yang dijelaskan pada Contoh 3 nomor (3).

P:76

68 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Nyatakanlah besaran-besaran berikut ini dengan bentuk aljabar.

1

2

3

4

Cara Menyatakan Besaran

Kita telah mempelajari

hubungan antara

kecepatan, jarak, dan

waktu tempuh di SD.

v = s : t

s = v × t

Ulasan

Kelas VI - I Hlm. 83

Jarak tempuh selama a menit dengan

kecepatan 70 m per menit adalah

70 × a.

Jadi, jarak antara Mia dengan sekolah

adalah (1.500 – 70a) m.

Jawab: (1.500 – 70a) m

70 m per menit

1500 m

70a m ?

Rumah Sekolah

Cara

Berapa jarak yang ditempuh jika kita

melakukan perjalanan selama 2 jam

dengan kecepatan 80 km per jam? Berapa

jarak tempuhnya jika waktu tempuhnya a

jam?

Mia berjalan 1.500 m dari rumahnya ke sekolah dengan kecepatan 70 m per

menit. Berapa jarak Mia ke sekolah setelah a menit berangkat dari rumah?

Jarak antara Mia ke sekolah adalah selisih antara jarak rumah ke sekolah dengan

jarak yang telah ditempuh Mia.

Jarak yang ditempuh setelah berjalan a menit dengan kecepatan 60 m

per menit.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak x km dengan kecepatan 4

km per jam.

Kecepatan ketika menempuh 1.200 m selama a menit.

Jarak yang tersisa setelah 2 jam menempuh perjalanan dengan

kecepatan x km per jam di jalan raya yang panjangnya 140 km.

Pada Contoh 4, tentukan jarak antara Mia ke sekolah setelah dia berjalan

selama 12 menit.

Soal 10

Penyelesaian

Contoh 4

Soal 9

Sumber: Dokumen Puskurbuk

dengan: s adalah jarak

v adalah kecepatan

t adalah waktu

68 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

80 × 2 = 160, jadi 160 km

80 × a = 80a, jadi 80a km

Soal 9

1500 – 70 × 12 = 660, jadi 660 m

Soal 10

(1) 60am (2) x

4

jam

(3) kecepatan (per menit) 1200

a

m

1200m / min

a





 





(4) Jarak setelah 2 jam (140 - 2x)km

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

14. Cara menyatakan berbagai macam besaran

Disini, kecepatan, rasio, dan volume

sebuah benda dinyatakan dalam bentuk

kalimat matematika sesuai dengan aturan

pernyataan bentuk aljabar. Pada bagian ini,

perlu dipahami bahwa mungkin ada siswa yang

kurang memahami materi terkait kecepatan

dan rasio. Jadi pembelajaran perlu dilakukan

dengan berhati-hati agar dapat melanjutkan

pelajaran sambil memperhatikan setiap

situasinya. Di dalam buku pelajaran, ada

dan juga “mengingat kembali” agar siswa dapat

mengingat kembali apa yang telah dipelajari di

sekolah dasar.

15. Penjelasan

Di kelas 6 sekolah dasar kita telah

mempelajari bahwa kecepatan dinyatakan

dengan jarak tempuh per satuan waktu,

dengan kata lain dapat dihitung dengan rumus

(kecepatan) = (jarak) ÷ (waktu). Lalu, mempelajari

tentang mencari jarak dari kecepatan dan waktu,

dan mencari waktu dari jarak dan kecepatan.

Dengan mengingat hal itu, memastikan agar

siswa mendapat gambaran mengenai besaran

dengan menggantinya menggunakan bilangan.

16. Penjelasan Contoh 4

Dapat berpikir dengan urutan berikut.

1. Jarak yang telah ditempuh Mia.

2. Sisa jarak ke sekolah.

Diberikan sebuah diagram garis untuk

mendapatkan dan menyatakan hubungan

besaran. Gambar tersebut diberikan sebagai

petunjuk berpikir bagi siswa.

17. Penjelasan Soal 9

Perlu diperhatikan bahwa membaca bentuk

aljabar merupakan dasar untuk mempelajari nilai

yang ada disuatu rumus pada pelajaran selanjutnya.

18. Penjelasan Soal 10

Pada Contoh 4 , bukan hanya jarak saja yang

dinyatakan dalam bentuk aljabar, tetapi waktu

dan kecepatan juga dinyatakan dalam bentuk

aljabar. Selain itu, perlu juga dengan melihat

kondisi siswa, gantilah huruf dengan bilangan

tertentu dan meninjau kembali setiap metodenya.

P:77

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 69

1 1% … 100 ,0,01

Ulasan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

2

3

Nyatakanlah pernyataan berikut dengan menggunakan bentuk aljabar.

1 9% dari x g 2 12% dari y rupiah 3 3% dari a orang

1 10% … 10 ,0,1

Jika kita menyajikan

persentase dalam

bentuk desimal,

bagaimanakah

kita menyatakan

banyaknya orang?

1 Di tahun 2013, produsen beras utama di Jawa

Barat adalah Cianjur, yang memproduksi 7,7%

produksi nasional. Jika kita nyatakan jumlah

beras yang dihasilkan di 2013 adalah x ton,

berapa ton beras yang dihasilkan Cianjur?

Kelas V - II Hlm. 60

Jawab: x

Berapa orang kah 5% dari 200 orang?

Berapakah 40% dari 5.000?

,0,1

Pada bulan Juli, 31% pengunjung akuarium

raksasa adalah anak-anak. Jika ada x

pengunjung, berapa banyak anak-anak yang

mengunjungi akuarium di bulan Juli?

Banyaknya anak-anak yang mengunjungi

akuarium raksasa di bulan Juli dapat

dinyatakan sebagai:

(Total banyaknya pengunjung) kali (persentase)

31% disajikan dalam bentuk pecahan

menjadi

Jadi, 31% dari x orang adalah

x × = x

31

100

31

100

= 31

100

31

100

Pada Contoh 5, berapakah banyaknya anak-anak jika total pengunjung

adalah 1.400 orang?

Sebuah toko memberikan potongan 20%. Berapakah harga suatu barang

jika harga normalnya a rupiah?

Sebuah sekolah menengah pertama dengan x siswa tahun lalu, tahun ini

meningkat 3%. Berapakah banyaknya siswa tahun ini?

Contoh 5

Cara

Penyelesaian

Soal 11

Soal 12

Soal 13

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Sumber: news.detik.com

Bab 2 Aljabar 69

Jawaban

200 5

100

× = 10, jadi 10 orang

5000 4

10

× = 200, jadi 2000 rupiah

Soal 11

31

100 ×1400 = 434, jadi 434 orang

Soal 12

(1)

9

100

xg (0.09xg)

(2) 12

100 y rupiah 3

25 y y rupiah, 0.12 rupiah 



 





(3) 3

10

a a orang,   0.3 orang

Soal 13

(1) x x  77

1000

77

1000

 , jadi 77

1000 x x ton(0.007 ton)

(2) a a - - 1 2

10

4

5





 



 , jadi

4

5 a rupiah (0,8a rupiah)

(3) x x  1 3

100

103

100

 



 



 jadi,

103

100

x orang o   1 0. 3x rang

19. Penjelasan

Pada saat kelas 5 SD, siswa menyelesaikan

permasalahan persentase dengan (persentase)

= (jumlah perbandingan) ÷ (jumlah dasar).

Sehubungan dengan itu, kita juga mempelajari

bahwa (jumlah perbandingan) = (jumlah dasar)

× (persentase). Selain itu, kita mempelajari juga

tentang pangkat dan pemfaktoran.

Di SD, persentase banyak dinyatakan

dengan bentuk desimal, tetapi di SMP, karena

banyak persoalan yang dinyatakan dengan

bentuk pecahan, maka persentase juga

dinyatakan dengan bentuk pecahan.

20. Penjelasan Contoh 5 dan Soal 12

Ini adalah soal setelah mempelajari

untuk memikirkan mengenai bagaimana cara

menyatakan besaran ke dalam bentuk aljabar

dengan menyatakan jumlah dasar menggunakan

huruf. Soal ini membuat siswa berpikir tentang

cara menyatakan persentase menggunakan

bentuk pecahan dan bentuk desimal.

21. Penjelasan Soal 11

Seperti pada Soal 9 di halaman sebelumnya,

ini adalah soal membaca bentuk aljabar yang

akan menjadi materi dasar pelajaran mengenai

nilai rumus di pembelajaran selanjutnya.

Memperdalam ketertarikan terhadap bentuk aljabar dengan memastikan bahwa bentuk

aljabar dan rumus biasa memiliki struktur

yang sama dan dapat menggunakan bilangan

tertentu sebagai pengganti huruf.

22. Penjelasan Soal 13

Pada no (1), bertujuan untuk memastikan

kepada siswa agar tidak menuliskan bentuk

desimal kedalam penyebut atau pembilang

seperti 7 7

100

. .

Lalu memastikan arti masing-masing dari

“diskon 20%” dan “bertambah 3%” di nomor (2)

dan (3).

P:78

70 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Berdasarkan Contoh 7, tentukan makna dari:

a. 5x rupiah b. (x + 14y) rupiah

Menyatakan Besaran Menggunakan Bentuk Aljabar

2

Nyatakanlah luas berikut ini dengan bentuk aljabar.

1 Sebuah segitiga dengan

alas a cm dan tinggi h cm.

Sebuah trapesium dengan alas atas a

cm, alas bawah b cm, dan tinggi h cm.

10 cm

6 cm

a cm

h cm

h cm

a cm

h cm

b cm

a cm

Hitung luas jajargenjang dengan alas 10 cm

dan tinggi 6 cm. Hitung luas segitiga dengan

alas dan tinggi yang sama dengan alas dan

tinggi jajargenjang.

Karena luas jajargenjang adalah

(alas) kali (tinggi), maka luas jajargenjang

yang alasnya a cm dan tingginya h cm dapat

dinyatakan sebagai ah cm2

.

Harga karcis masuk kebun binatang adalah x

rupiah untuk orang dewasa dan y rupiah untuk

pelajar. Harga karcis untuk dua orang dewasa

dan tujuh pelajar adalah (2x + 7y) rupiah.

Contoh 6

Soal 14

Soal 15

Contoh 7

Sumber: trivindo.com

70 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Luas jajargenjang 10 × 6, jadi 60 cm2

Luas segitiga 10 × 6 : 2 = 30, jadi 30 cm2

Soal 14

1. Karena luas segitiga adalah (alas) × (tinggi) : 2,

Maka a × h : 2 = ah

2 , jadi ah

2

cm2

atau 1

2

ah

cm2

.

2. Karena luas trapesium adalah (alas atas +

alas bawah) × tinggi : 2,

jadi   a b h

2

cm2

atau 1

2

(a + b)h cm2

.

Soal 15

5x rupiah adalah jumlah harga karcis untuk 5

orang dewasa.

(x + 14y) rupiah adalah jumlah harga karcis

untuk 1 orang dewasa dan 14 orang pelajar.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

23. Penjelasan

Di kelas 5 SD, kita mempelajari cara

menghitung luas dari jajargenjang, segitiga,

trapesium, dan belah ketupat.

Mengingatkan bahwa rumus menghitung

luas segitiga (alas × tinggi : 2) itu didapat dari

membagi jajargenjang menjadi 2 bagian

dengan menarik garis diagonal.

24. Penjelasan Soal 14

Menerapkan rumus dasar luas segitiga ah

2 yang telah dipelajari di sekolah dasar, tapi

dengan mengingat kembali “perhatian” pada

halaman 67, rumus tersebut bisa dinyatakan

dengan 1

2

ah.

Lalu, rumus mencari luas trapesium yang

telah dipelajari di sekolah dasar adalah

Luas trapesium = (alas atas + alas bawah) × tinggi : 2.

Dengan mengingat hal itu, cobalah untuk

menyatakannya dalam bentuk aljabar.

Memastikan kembali bahwa nomor (2) sama

halnya dengan nomor (1), dapat dinyatakan

dengan   a b h

2

atau 1

2

(a + b).

25. Penjelasan Contoh 7 dan Soal 12

Tujuan dari bagian ini adalah untuk

memperdalam pemahaman mengenai arti

dari huruf dan cara menyatakan bentuk aljabar

dengan membaca rumus. Oleh karena ternyata

ada banyak siswa yang dapat melakukan

oprasi dalam bentuk aljabar tetapi tidak dapat

membaca arti dari rumus tersebut, maka

berikanlah bimbingan dengan cermat.

P:79

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 71

1 a + b 2 +

Seperti ditunjukkan pada

gambar di samping, eksponen

bertambah 1, artinya dikalikan

dengan a. Jadi, menurunkan

eksponen 1, artinya membagi

dengan a.

Dapatkah Kita Menggunakan a1

dan a0

?

Kita dapat menyatakan hasil kali dari huruf-huruf yang sama dengan

menggunakan eksponen, seperti a × a = a2

dan a × a × a = a3

. Dapatkah

kita menggunakan 1 dan 0 sebagai eksponen dan menuliskan a1

dan a0

?

1 3a 2 2 (a + 3) 3 m

a m

a4 = a × a × a × a

a3 = a × a × a

a2 = a × a

a1 = a

a0 = 1

: a

: a

: a

: a

× a

× a

× a

× a

3 a + a + 3 + 3

Marilah kita pikirkan -1 sebagai eksponen. Kapankah eksponen nya

menjadi negatif, misalnya a-1. Apa artinya?

Hlm.72 Hlm.75

Cermati

Tingkatkan

Soal 16

Soal 17

Saya bersepeda dari rumah ke perpustakaan dengan kecepatan 250 m

per menit pada jarak a m. Kemudian dilanjutkan berjalan b meter dengan

kecepatan 40 m per menit. Menyatakan apakah kalimat matematika di bawah

ini? Sebutkan satuan besarannya.

Perhatikan persegi panjang seperti pada gambar

di samping. Jelaskan bentuk matematika berikut

ini dan sebutkan satuannya.

Marilah kita mencoba

meletakkan beberapa

bilangan dalam bentuk

matematika.

Pada Soal 17 (2) dan (3) besarnya sama.

Apakah ada cara lebih baik dalam

menyatakan bentuk aljabar?

+ a

250

b

40

Bab 2 Aljabar 71

Jawaban

Soal 16

(1) Jarak dari rumah ke perpustakaan. Satuannya adalah m.

(2) Waktu yang dibutuhkan untuk sampei ke

perpustakaan. Satuannya adalah menit.

Soal 17

(1) Luas persegi panjang. Satuannya adalah m2

.

(2) Keliling persegi panjang. Satuannya adalah m.

(3) Keliling persegi panjang. Satuannya adalah m.

26. Penjelasan Soal 17

Meskipun (2) dan (3) menyatakan keliling

persegi panjang, keduanya dinyatakan dalam

bentuk yang berbeda. Diharapkan hal tersebut

dapat menjadi pertanyaan pemantik untuk siswa

karena telah mempelajari bahwa bentuk aljabar

digunakan untuk menyatakan hasil. Membuat

siswa agar tetap memperhatikan perhitungan

bentuk aljabar dengan menggunakan balon

percakapan berikut.

27. Penjelasan balon percakapan

Sampai di sini, siswa telah memperdalam

pemahaman mengenai menyatakan berbagai

macam hubungan besaran, membaca hubungan besaran dari bentuk aljabar, dan perhitungan

dengan mengganti huruf yang berada dalam

rumus dengan memasukkan bilangan tertentu.

Kemudian rahkan siswa ke pembelajaran

selanjutnya bahwa “untuk mencari nilai

tertentu, kita dapan menggunakan rumus

dasar dari bentuk aljabar” yang menunjukkan

kemungkinan akan adanya penggunaan bentuk

aljabar. Pada saat itu, ingatkan kembali tentang

cara mencari harga dan jarak yang ada pada

Soal 7 di halaman 64 dan Soal 9 dihalaman 68.

Lalu, setelah membandingkan hasil

yang ada pada Soal 17 nomor (2) dan (3), dan

memastikan bahwa mereka mendapatkan

hasil yang sama meskipun menggunakan

bentuk matematika yang berbeda, dan

dengan “jika dihitung dengan menggunakan

konsep yang sama seperti bilangan, akankah

bentuk aljabar tersebut mengarah pada

bentuk aljabar yang sama?” Hal ini bermaksud

untuk menghubungkannya ke palajaran yang

menggunakan perhitungan bentuk aljabar

yang ada pada halaman 75 dan seterusnya.

28. Apakah a1

dan a0 itu ada?

Dapat memahami arti a1 dan a0

dan

memikirkan keadaan jika pangkat eksponen

adalah bilangan negatif dengan berdasarkan

cara pernyataan yang menggunakan pangkat

eksponen.

Buatlah siswa merasakan bahwa matematika

itu diciptakan secara logis dengan mengambil

topik pangkat eksponen sebagai subjek.

Selain itu, dengan memberikan contoh

kasus untuk beberapa bilangan tertentu

dengan cara yang sama, maka dapat lebih

mendalami pemahaman mengenai bentuk

aljabar yang dipelajari pada bagian ini.

Menggunakan topik pangkat eksponen,

diharapkan siswa dapat memahami keindahan

dan betapa menariknya matematika dengan

menjelaskan bahwa berapapun angkanya jika

pangkat eksponennya adalah 0 maka hasilnya

akan menjadi 1 dan akan menjadi bentuk

pecahan jika eksponennya bilangan negatif.

P:80

72 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mengganti huruf dengan bilangan dalam

bentuk aljabar disebut mensubstitusi bilangan

ke bentuk aljabar.

Hitunglah nilai bentuk aljabar untuk x = 5. Lalu hitung kembali untuk x = -3.

-8x

Hitunglah nilainya untuk a = 1

3 .

1 -12a 2 9a – 2

1 2 4x + 7 3 16 – 2x

Berdasarkan soal di halaman 60 dan 61,

banyaknya lidi yang diperlukan untuk

membuat a persegi berdampingan dapat

dinyatakan sebagai (1 + 3a). Dengan

menggunakan kalimat matematika,

hitunglah banyaknya lidi yang diperlukan

untuk membuat 50 persegi.

Siswa mampu menentukan substitusi bentuk aljabar dengan mengganti

huruf dengan bilangan

3 Substitusi Bentuk Aljabar

(1 + 3a) lidi

Persegi 1 Persegi 2 Persegi a

(Nilai

bentuk aljabar)

Substitusi

a = 50

Tentukan nilai 3x – 5 untuk x = -2

Gunakan tanda kurung

ketika mensubstitusikan

bilangan negatif.

4

 3x – 5

= 3 × (-2) – 5

= -6 – 5

= -11         Jawab: -11

Persegi 1 Persegi 2 Persegi

1 + 3 a

= 1 + a × 3

= 1 + 50 × a

= 151

Substitusi x dengan -2

Penyelesaian

Contoh 1

Soal 1

Soal 2

Tujuan

x – 5

2

72 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

3 Substitusi Bentuk Aljabar

Tujuan

Dapat memahami makna dari mensubtitusikan

huruf dengan bilangan dan dapat mencari nilai

rumus dengan mensubtitusikan huruf dengan

berbagai macam bilangan.

Jawaban

1 + 3 × 50 = 151, jadi 151 lidi

Soal 1

Hasil saat x = 5 dan saat x = -3.

(1) -40, 24 (3) 6, 22

(2) 27, -5 (4) 0, -4

Soal 2

(1) -4 (2) 1

Pertanyaan Serupa

Carilah nilai bentuk aljabar berikut jika x = -2

(1) 10x (3) x+8

3

(2) 7 - x (4) -3x2

(1) -20 (3) 2

(2) 9 (4) -12

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Pada Soal 7 halaman 64 dan Soal 9 halaman

68 juga menggunakan perhitungan bentuk

aljabar dengan menggantikan huruf dengan

bilangan tertentu.

Di sini, membuat siswa memahami

bahwa huruf bisa digunakan sebagai

pengganti berbagai bilangan, dan pentingnya

menggunakan tanda perkalian (×) pada saat

melakukan perhitungan dengan mengubah a

menjadi bilangan tertentu.

2. Mengenai hal mencari nilai bentuk aljabar

Nilai bentuk aljabar adalah kebalikan dari

apa yang telah dipelajari, di mana bilangan

2 jam

digeneralisasikan dan dinyatakan dengan

huruf, dan meringkas penulisan operasi dengan

menghilangkan tanda perkalian (×).

Pada saat menjelaskan, menggunakan

kartu yang bertuliskan huruf dengan bilangan

yang berada di atasnya agar mendapatkan

gambaran tentang subtitusi juga cukup efektif.

3. Penjelasan Contoh 1

Pertama-tama, pastikan 3x – 5 adalah 3

× x – 5, dan subtitusikan nilai x = -2, sehingga

penulisan bentuk aljabar akan menjadi 3 ×

(-2) – 5. Lalu, ingatkan dalam mensubtitusikan

bilangan negatif harus menggunakan tanda

kurung pada bilangan negatif tersebut.

4. Penjelasan Soal 1

Pada saat mensubtitusikan ke dalam bentuk

pecahan seperti di (4), mungkin siswa akan

mengalami kesulitan dalam menghadapi bentuk

aljabar yang berbentuk pecahan. Di situlah

pastikan untuk memberikan penambahan tanda

bagi (:) dan tanda kurung sehingga bentuk

aljabar dinyatakan menjadi (x – 5) : 2.

P:81

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 73

Kapan nilai x menjadi

bilangan positif?

-x

= (-1) × x

= (-1) × (-7)

= 7

Hitunglah nilai dari bentuk aljabar berikut untuk a = -4.

1 -a

Jika x = -7, maka nilai untuk -x dan x2

adalah sebagai berikut.

1 x2

= (-7)2

= (-7) × (-7)

= 49

2

2 a2 3 -2a2

Hitunglah nilai dari 2x + 4y untuk x = 3 dan y = -5.

Hitunglah nilai bentuk di bawah ini untuk x = -2 dan y = 4.

1 2x + 5y 2 3x – 4y 3 x2 – y

Ulang tahun Jakarta diperingati dengan pesta

kembang api di Monas. Ketika menyaksikan dari

rumah, suara kembang api terdengar tepat 2

detik setelah sinar kembang api terlihat. Suhu

udara hari itu adalah 30o

C. Tentukan jarak dari

Monas ke rumah.

2 x + 4 y

= 2 × x + 4 × y

= 2 × 3 + 4 × (-5)

2x + 4y

2 × 3 + 4 × (-5)

6 – 20

-14 Jawab: -14

Penyelesaian

Contoh

Contoh

3

2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Contoh 4 Kecepatan suara bergantung pada angin dan suhu. Jika suhu t

o

C, kecepatan

suara dapat dinyatakan sebagai (331,5 + 0,6t) m/dtk.

Jika suhu udara 10o

C, maka (331,5 + 0,6 × 10) = 337,5.

Jadi, kecepatan suaranya adalah 337,5 m/dtk.

Sumber: jakrev.com

=

=

=

Bab 2 Aljabar 73

Jawaban

Soal 3

(1) -a = (-1) × a

= (1) × (-4)

= 4

(2) a2

= (-4)2

= 16

(3) -2a2

= (-2) × a2

= (-2) × (-4)2

= (-2) × 16

= -32

Soal 4

(1) Nilai bentuk aljabar = 2 × (-2) + 5 × 4

= -4 + 20

= 16

(2) Nilai bentuk aljabar = 3 × (-2) - 4 × 4

= -6 - 16

= -22

(3) Nilai bentuk aljabar = (-2)2

- 4

= 4 - 4

= 0

Soal 5

Jika nilai t = 30 disubtitusikan pada rumus 331,5

+ 0,6t, maka kecepatan suara adalah 349.5 m/s.

Dengan begitu, jarak dari rumah ke kembang

api adalah 349.5 × 2 = 699 m

5. Penjelasan Contoh 2

Pada halaman 73 nomor (1), pastikan

bahwa -x adalah hasil dari (-1) × x. Kita bisa

membayangkan bahwa -x adalah bilangan

negatif, dan pada saat mensubtitasikan x

dengan bilangan negatif maka -x akan menjadi

bilangan positif.

Pada nomor (2), siswa sering membuat

kesalahan dengan menuliskan x2

= -72

. Pastikan

kembali untuk menambahkan tanda kurung

pada bilangan -7, seperti pada pelajaran di

halaman sebelumnya.

Agar dapat mencari nilai dari bentuk aljabar

dengan tepat, pastikan kembali pentingnya

membaca bentuk aljabar dengan benar.

6. Penjelasan Contoh 3

Di sini, diberikan permasalahan untuk

mencari nilai aljabar dengan memasukkan 2

buah huruf atau 2 variabel. Hal ini dimaksudkan

siswa dapat mensubtitusikan bilangan ke dalam

bentuk aljabar (yang melibatkan 2 variabel)

dengan mudah di tahun kedua, pada tahun

pertama mempelajari subtitusi rumus dasar.

7. Penjelasan Contoh 4 dan Soal 5

Contoh 4 adalah soal aplikasi bentuk aljabar

pada persoalan tertentu. Diketahui bahwa kita

bisa mencari kecepatan suara di berbagai suhu

dengan menggunakan rumus 331.5 + 0.6t.

Lalu Soal 5 adalah soal di mana 2 buah

besaran yang berkaitan dengan bilangan

tertentu dimasukkan kedalam soal. Sebaiknya

membaca dengan benar apa yang dinyatakan

oleh rumus yang ada di Contoh 4 , lalu membuat

siswa memikirkan cara untuk menggunakan

rumus tersebut.

P:82

Mari Kita Periksa

1 jam

Jawaban

1

(1) 5x (4) -xy (7) a

9

(2) -

1

4

a (5) 4y2 (8) a b+

5

(3) 6(x - y) (6) 2x + 8y

2

(1) 5a kg

(2) x

3

L

(3) (4a + 7b)

3

(1) Total harga

(2) Uang sisa (kembalian)

4

(1) Nilai bentuk ajabar = -4 × (-3)

= -12

(2) Nilai bentuk ajabar = (-3)2

= 9

(3) Nilai bentuk ajabar = 5 × (-3) + 1

= -15 + 1

= -14

5

Nilai bentuk ajabar = 2 × 10 - 3 × (-7)

= 20 + 21

= 41

Pertanyaan Serupa

1. Saya berjalan menuju taman yang berjarak

2000 m dari rumah. Jika berjalan dengan

kecepatan 50 m per menit selama x menit,

besaran apa yang dinyatakan dalam bentuk

matematika berikut.

(1) 50x m (2) (2000 - 50x)m

2. Carilah nilai bentuk aljabar berikut jika x = 4

dan y = -2.

(1) 9xy (2) 6x - 5y (3) 3x + y2

1. (1) Jarak yang ditempuh.

(2) Sisa jarak yang diperlukan

untuk sampai ke taman.

2. (1) -72 (2) 34 (3) 16

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

Referensi Penulisan satuan liter (L)

Dalam buku pelajaran, satuan liter dan

mililiter dinyatakan sebagai L dan mL mengikuti

cara penulisan satuan internasional (sama

halnya untuk buku pelajaran SD).

Lalu, banyak yang menggunakan huruf

kecil dari L yaitu l, dengan angka 1, maka

digunakan huruf l kecil dalam bentuk l.

Selain itu, ada juga satuan kecepatan yang

sering kita lihat di kehidupan sehari-hari yaitu

satuan km/jam dan m/menit. Sebaiknya guru

membimbing siswa agar dapat dengan mudah

menggunakan satuan tersebut sesuai dengan

keadaan.

74 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Substitusi Bentuk

Aljabar

[Hlm.73]

Substitusi Bentuk

Aljabar

[Hlm.72]

[Hlm.73]

Menyatakan

Besaran dengan

Menggunakan

Bentuk Aljabar

[Hlm.70]

Menuliskan Bentuk

Aljabar

[Hlm.66]

[Hlm.67]

[Hlm.68]

[Hlm.69]

Menuliskan Bentuk

Aljabar

[Hlm.65]

[Hlm.66]

[Hlm.67]

1 Nyatakan dalam bentuk aljabar (gunakan aturan penulisan aljabar).

x × 5 (- ) × a

(x - y) × 6 (-1) × x × y

2 Nyatakan besaran-besaran berikut ini dengan menggunakan bentuk

aljabar.

3 Saya membeli 5 apel masingmasing harganya a rupiah.

Saya membayar dengan uang

pecahan 10.000 rupiah. Besaran

apakah yang dinyatakan bentuk

matematika berikut ini?

5a rupiah

(10.000 - 5a) rupiah

S 7

1 2

3 4

1

2

1

2

Mari Kita Periksa 1 Bentuk Aljabar

y × 4 × y 2 × x + y × 8 5 6

a : 9 (a + b) : 5 7 8

Berat a koper jika masing-masing beratnya 5 kg.

Banyaknya air yang diterima setiap orang jika x l air dibagi sama banyak

ke 3 orang.

Banyaknya orang secara keseluruhan, jika ada 4 tim masing-masing

terdiri dari a orang dan 7 tim masing-masing terdiri a dari b orang.

3

4 Tentukan nilainya ketika a = -3.

1 -4a a2 2

5 Hitung nilai dari 2x – 3y untuk x = 10 dan y = -7.

3 5a + 1

S 3

Cth.1

Cth.2

Cth.3

Cth.4

Cth.5

Cth.7

Cth.1

Cth.2

Cth.3

harga sebutir apel a rupiah

1

4

74 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:83

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 75

Siswa memahami cara menggabungkan suku-suku bentuk aljabar

1 Bentuk Aljabar Linear

23. Menyederhanakan Bentuk Aljabar

Karena -2x – 5 = -2x + (-5), maka sukusuku pada bentuk aljabar -2x – 5

adalah -2x dan -5. Koefisien dari x pada

suku -2x adalah -2.

Sebutkanlah suku-sukunya. Tentukan koefisien dari huruf-huruf pada bentuk

aljabar berikut ini.

1 5a – 20 2 -9a + 8 3 4 – x 4 + 7

Selisih luas persegi panjang di jika dibandingkan dengan 1 dapat

dinyatakan sebagai 3a - 7. Dengan menggunakan

tanda +, pernyataan tersebut dapat dituliskan

sebagai 3a + (-7), 3a dan 7 disebut suku-suku.

Pada suku 3a, bilangan 3 disebut koefisien dari a.

Koefisien

Suku

3 a + (-7)

Kita telah belajar tentang

bilangan positif dan negatif.

Suku-suku akan mudah

dilihat ketika bentuk diubah

ke dalam bentuk matematika

penjumlahan saja.

2

a

3

a

7

1

Berdasarkan , di atas, bandingkan luas (3) dengan luas (2) dan nyatakanlah

selisih luas tersebut menggunakan bentuk aljabar. Sebutkan suku-sukunya.

Untuk suku dengan huruf, sebutkan koefisiennya.

Suku dan Koefisien

Nyatakanlah luas tiga persegi panjang pada gambar

di samping ini dengan menggunakan bentuk aljabar.

Hitunglah selisih luas antara dua gambar di (1) dan (2)

Tujuan

Contoh 1

Soal 1

Soal 2

+ 7

x

2

(1) (2)

(3)

Bab 2 Aljabar 75

Menyederhanakan Bentuk

Aljabar

2

7 jam

2 jam

1 Bentuk Aljabar Linear

Tujuan

1. Dapat memahami makna suku dan koefisien

dari bentuk aljabar dan memahami makna

bentuk linear.

2. Dapat memahami bahwa suku yang

memiliki karakter huruf yang sama dapat

digabungkan menjadi 1 suku dan dapat

disederhanakan.

Jawaban

Luas persegi panjang 3a

(1) 3a - 7 (2) 3a - 2a

Soal 1

1. Sukunya adalah 5a dan -20.

Koefisien a dari suku 5a adalah 5.

2. Sukunya adalah -9a dan 8.

Koefisien a dari suku -9a adalah -9.

3. Sukunya adalah 4 dan –x.

Koefisien x dari suku –x adalah -1.

4. Sukunya adalah x

2

dan 7

Koefisien dari x dari suku x

2

adalah 1

2

.

Soal 2

Selisih luasnya adalah 3a – 2a.

Sukunya adalah 3a dan -2a.

Koefisien a dari suku 3a adalah 3.

Koefisien a dari suku -2a adalah -2.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Urutan perhitungan penyederhanaan rumus

Pada bagian ini, guru mengajarkan dasar

perhitungan dengan urutan penjumlahan

→ pengurangan → perkalian → pembagian

→ dan perhitungan campuran. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan yang ada di bawah.

1. Perhitungan untuk menyederhanakan

istilah yang serupa (pelajaran hal. 76).

2. Penjumlahan dan pengurangan persamaan

linear (pelajaran hal. 77-78).

3. Perkalian dan pembagian bilangan

persamaan linear (pelajaran hal. 78-80).

4. Perhitungan campuran penjumlahan,

pengurangan, dan perkalian (pelajaran hal. 81).

3. Penjelasan

Dengan menggunakan gambar, memberikan pemahaman pada siswa bahwa huruf dan

bilangan tidak dapat digabungkan dan akan

digabungkan jika memiliki suku yang serupa.

Dari sini kita bisa memiliki pandangan terhadap

pembelajaran kedepannya.

4. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Menetapkan pengetahuan mengenai suku

dan koefisien dalam bentuk aljabar. Soal 1 nomor

(3) dan (4) mengingatkan bahwa -x adalah (–1) × x,

dan x

2

adalah 1

2

× x.

4. Penjelasan Soal 2

Di sini, dengan melihat gambar pada

, membuat siswa memahami bahwa pada

suku yang terdapat huruf yang sama dapat

digabungkan menjadi 1 suku.

P:84

76 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Ketika terdapat suku-suku dengan huruf yang

sama seperti pada Soal 2 di halaman 75, kita dapat

menerapkan sifat distributif untuk menggabungkan

suku-suku dengan huruf yang sama.

3a - 2a = (3 – 2)a = a

3

a

Sederhanakan.

1 5x + 2x 2 9a – 6a

a + 5a = (1 + 5)a

= 6a

1 4x – 6x = (4 – 6)x

= -2x

2

3 -7b + b

4 -y – 4y 5 0,4x + 0,6x 6 a – a

7a + 5 – a – 8

= 7a – a + 5 – 8

= (7 – 1)a + 5 – 8

= 6a – 3

Sederhanakanlah.

1 4x + 7 + 5x + 8 2 -3a + 5 + 9a – 2

3 2x – 12 – 6x + 15 4 -a + 2 – 3 – 8a

6a dan -3 tidak

bisa digabungkan

lebih lanjut dalam

satu kelompok.

Saya Bertanya

Bagaimana pendapatmu tentang

suku-suku kuadrat pada bentuk

aljabar? Hlm.81

Manakah yang merupakan bentuk aljabar linear?

-8x x2 a b + 1 c 2a + 8 d a – 7

Susunlah ulang suku-sukunya.

Kumpulkan suku-suku

dengan huruf yang sama,

juga suku-suku bilangan.

Hlm.77

Cobalah

Hlm.85

Pengayaan 3-1

Suku yang dinyatakan sebagai hasil kali satu huruf

dan bilangan positif atau negatif seperti 2x atau -8a

disebut suku linear.

Sekarang kita dapat menggabungkan

suku-suku yang memuat huruf yang

sama dengan menerapkan sifat

distributif.

Kita dapat melakukan berbagai operasi

hitung yang telah kita pelajari untuk

menggabungkan suku-suku yang

memuat huruf yang sama.

Contoh 2

Soal 3

Contoh 3

Soal 4

Soal 5

4

5

1

5

2

5

76 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 3

(1) 7x (4) -5y

(2) 3a (5) x

(3) -6b (6) 3

5

a

Soal 4

(1) 9x + 15 (3) -4x + 3

(2) 6a + 3 (4) -9a - 1

Soal 5

(a), (c), dan (d)

Pertanyaan Serupa

Sederhanakan bentuk aljabar berikut!

(1) 3x + 7x (4) x

x

3

2

3

+

(2) y - 5y (5) x - 4 + 2x + 6

(3) 0.5a - 0.4a (6) -2y + 7 - 5y - 3

(1) 10x (4) x

(2) -4y (5) 3x + 2

(3) 0.1a (6) -7y + 4

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

5. Istilah yang mengandung huruf yang sama

Mengingat kembali bahwa penambahan

bilangan positif dan negatif adalah

penghitungan dengan menyederhanakan

suku-sukunya. Jika terdapat huruf yang sama

dalam sebuah persamaan, maka gabungkanlah.

Guru menjelaskan sifat distributif untuk

meringkas suku yang serupa dengan dengan

mengintepretasikannya dalam bentuk luas

daerah persegi panjang.

6. Penjelasan Contoh 2 dan Soal 3

Untuk suku a dan -y, mudah untuk

mengabaikan koefisien 1 dan -1 jadi guru

membimbing siswa untuk menuliskan rumus di

tengah hingga perhitungan selesai.

7. Penjelasan Contoh 3 dan Soal 4

Ingatah kembali penghitungan jumlah aljabar,

bahwa urutan dan kombinasi suku dapat diubah

menggunakan sifat komutatif dan sifat asosiatif

penjumlahan. Perhatikan juga bahwa 6a-3 adalah

persamaan yang tidak dapat disederhanakan lagi

atau merupakan bentuk paling sederhana.

8. Jelaskan aljabar linear!

Penjelasan Soal 5

Dalam bentuk aljabar linear ax + b ( a ≠

0), ingatlah bahwa ax + b dengan b ≠ 0 dan ax

dengan b = 0 .

Guru menyampaikan rumus kuadrat pada

“Saya bertanya!” dan soal 5 untuk memberikan

gambaran tentang pembelajaran persamaan

kuadrat.

9. Penjelasan balon percakapan

Setelah mempelajari cara untuk

mengelompokkan persamaan yang

mengandung huruf yang sama. Pada kolom

ini siswa ingin bertanya bahwa perhitungan

dapat dilakukan walaupun mengandung huruf

dan dijelaskan pada pembelajaran di halaman

berikutnya.

P:85

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 77

Penjumlahan dan Pengurangan dalam Bentuk Linear

2 Menyederhanakan Bentuk Linear

Siswa mampu menyederhanakan bentuk aljabar linear

1 Berapakah panjang pita kakak digabungkan dengan pita adik mula-mula?

2 Berapa cm pita adik lebih panjang dari pita kakak?

(a - 7) + (2a + 5)

= a – 7 + 2a + 5

= a + 2a – 7 + 5

= 3a – 2

Ketika menambahkan dua bentuk aljabar linear, gabungkan suku-suku yang

memuat huruf yang sama. Demikian juga suku-suku bilangan. Tujuannya adalah

untuk menyederhanakan bentuk aljabar tersebut.

Sederhanakanlah.

5 (-7 + 5x) + (2 – 5x) ( x – )+( x + ) 6

3 (3a + 5) + (-2a + 8) 4 (-7a – 1) + (a + 4)

1 (5x – 4) + (3x – 6) 2 (2x + 9) + (4x – 3)

Ketika menghitung secara

vertikal pastikan suku-suku

yang memuat huruf dan

suku-suku bilangan sejajar

secara vertikal.

a – 7

2a + 5

3a – 2

pita kakak

pita adik

7 cm

a cm 5 cm

a cm a cm

Tujuan

Ketika pita kakak sepanjang a cm saya potong, maka pitanya berkurang 7

cm. Ketika saya memotong pita adik sebanyak dua potong masing-masing

sepanjang a cm, maka pitanya tinggal 5 cm.

Contoh 1

Soal 1

+

( 3

5 )+( 2

3

2

5 + ) 1

3

Bab 2 Aljabar 77

4 jam

2 Menyederhanakan Bentuk Linear

Tujuan

1. Dapat menghitung perkalian dan pembagian bentuk aljabar linear.

2. Dapat menghitung perkalian dan pembagian bentuk aljabar linear.

3. Dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sifat distributif.

Jawaban

(1) (3a - 2) cm

(2) (a + 12) cm

Soal 1

(1) 8x - 10 (4) -6a + 3

(2) 6x + 6 (5) -5

(3) a + 13 (6) x -

1

3

Pertanyaan Serupa

Sederhanakanlah!

(1) (3x + 2) + (x - 5)

(2) (3 - 4x) + (-2x - 5)

(3) 2

3

2 4

3

a a  7 



 







 



 -

(1) 4x - 3

(2) 6x - 2

(3) 2a - 5

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Ini adalah masalah intuitif untuk memahami

arti dan metode penghitungan bentuk aljabar

dalam Contoh 1 dan Contoh 2 di halaman berikutnya

berdasarkan contoh yang tersedia. Pertama,

panjang masing-masing pita dinyatakan dalam

bentuk aljabar linear. Kemudian, gunakan

gambar tersebut untuk memikirkan tentang

perbedaan panjang pita mereka dalam cm.

Sekali lagi, siswa diharapkan dapat memahami

dan menjelaskan satu sama lain.

2. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Berdasarkan , penjumlahan pada bentuk

aljabar linear dihitung dengan tujuan bahwa

suku yang berbentuk huruf dan bilangan harus

disajikan lebih sederhana.

P:86

78 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sederhanakanlah (2a + 5) – (a – 7).

Ketika mengurangkan bentuk aljabar linear, ubahlah tanda dari pengurang,

kemudian jumlahkan pada suku linear lainnya.

Ulasan

Dalam melakukan pengurangan,

kamu dapat mengubah suku

bertanda negatif menjadi suku

bertanda positif.

(+3) - (+5) = (+3) + (-5)

Sederhanakanlah.

1 (7x + 2) – (3x – 1) 2 (x – 8) – (2x – 5)

(-4a + 9) – (a + 3) 4 (5a + 6) – (-2a + 6)

( x – 2) –( x – 5) 6

3

5 (7 – x) – (2x + 8)

Perkalian Bentuk Aljabar dan Bilangan

Terdapat 5 orang yang masing-masing menerima

4 buah kotak berisi kelengkeng. Tiap kota tersebut

berisi seberat a gram kelengkeng. Nyatakan berat

total kelengkeng (yang diterima 5 orang) tersebut.

Pastikan berat kotak tidak dihitung.

4a × 5

= 4 × a × 5

= 4 × 5 × a

= 20a

1 4 8 × (-x)

= 8 × (-1) × x

= -8x

2 8

Hlm.28

(2a + 5) – (a – 7)

= (2a + 5) + (-a + 7)

= 2a + 5 – a + 7

= a + 12

Jawab: a + 12

Cara

Cobalah

Hlm.85

Pengayaan 3-2

2a + 5

a – 7

2a + 5

- a + 7

a + 12

Contoh 2

Penyelesaian

Soal 2

Ubahlah tanda negatif pada a – 7,

Kemudian jumlahkan dengan bentuk aljabar

linear lain.

Contoh 3

_

+

1

3 ( 1

2

Sumber: Dokumen Puskurbuk

78 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1) 4x + 3 (4) 7a

(2) -x - 3 (5) -3x - 1

(3) -5a + 6 (6) -

1

6

x+3

(4a × 5)g, (4a + 4a + 4a + 4a + 4a) g, 20a g

Pertanyaan Serupa

1. Sederhanakanlah

(1) (x + 3) - (3x - 8)

(2) (-a - 3) - (-a + 6)

(3) 1

2

1

3

2

3

1

4

x x  



 



 



 



 - -

2. Sederhanakanlah

(1) (-6a) × 7 (3) 2.5x × 4

(2) -2 × (-8b) (4) 15 2

9  - x





 





1 (1) -2x + 11 (3) -

1

6

7

12

x+

(2) -9

2 (1) -42a (3) 10x

(2) 16b (4) -

10

3

x

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Penjelasan Contoh 2 dan Soal 2

Ingatlah bahwa pengurangan bilangan

dapat dihitung dengan mengubah tanda

operasi menjadi bentuk penjumlahan,begitu

juga pada bentuk aljabar linier juga

dapat dihitung dengan mengubah tanda

pengurangan menjadi bentuk penjumlahan.

Selain itu, ketika mengubah tanda dari

suatu bentuk aljabar, sering terjadi kesalahan

dengan mengubah tanda hanya satu suku, jadi

berhati-hatilah untuk mengubah tanda dari

semua suku. Karena, sebelum kita mempelajari

bentuk aljabar linear dan perkalian bilangan, kita

belum mempelajari bentuk perkalian bentuk

aljabar linear dengan -1 menggunakan sifat

distributif, tetapi di sini kita akan mempelajari

apa artinya mengubah tanda.

4. Perhitungan dengan cara bersusun

Dalam perhitungan bilangan, penulisan

vertikal dihitung dengan cara menyamakan

posisi bilangan berdasarkan nilai tempatnya,

sedangkan pada perhitungan bentuk aljabar

linear, penulisan vertikal dihitung dengan

cara menyamakan posisi berdasarkan suku.

Perhitungan ini juga digunakan pada metode

penjumlahan dan pengurangan persamaan

yang akan dipelajari selama 2 tahun. Jadi,

biasakanlah siswa dengan metode perhitungan.

5. Penjelasan

Merupakan masalah untuk secara intuitif

memahami arti dari bentuk aljabar 4a × 5 dan

hasilnya. Karena berat 4 bungkus yang dibagikan

kepada tiap satu orang adalah 4a g, sebanyak 5

orang, berat total kelengkeng dapat dinyatakan

sebagai 5 × 4a atau 4a × 5 (sifat komutatif). Jadi

di sini siswa mengevaluasi bahwa 4a + 4a + 4a

+ 4a + 4a adalah bentuk penjumlahan untuk

perkalian 5 × 4a yang menjadi 20a.

P:87

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 79

Sederhanakanlah 2(x + 4).

hapus tanda kurung dengan menerapkan sifat

distributif.

(2x + 5) × (-3)

= 2x × (-3) + 5 × (-3)

= -6x – 15

1 (2

-(7x – 8)

= (-1) × (7x – 8)

= (-1) × 7x + (-1) × (-8)

= -7x + 8

2 -(7

Sederhanakanlah.

1 5(x + 2) 2 -2(4x + 5) 3 (1 – 6x) × 3

4 (a – 4) × (-6) 5 -(-9x + 8) 6 (9y + 6)

Sederhanakanlah.

1 × 4 2 12 ×

× 6 =

= (x – 5) × 3

=3x – 15

Sederhanakanlah.

1 6x × 2 2 (-7) × 2y 3 -3a × 4

4 -b × (-9) 5 10 × 0,8x 6 a × 6

Ulasan

a(b + c) = ab + ac

(x – 5) × 6

b + c

b c

a ab ac

Ulasan

(b + c)a = ab + ac

2(x + 4)

= 2 × x + 2 × 4

= 2x + 8       Jawab: 2x + 8

Soal 3

Cara

Contoh 4

Penyelesaian

Contoh 5

Soal 4

Contoh 6

Soal 5

× 6

2 = (x – 5) × 3

2

3

(9 2

3

x – 5

2

x – 5

2

3x + 1

2

x – 3

4

Kelas VII Hlm. 92, 127

Bab 2 Aljabar 79

Jawaban

Soal 3

(1) 12x (4) 9b

(2) -14y (5) 8x

(3) -12a (6) 4a

Soal 4

(1) 5x + 10 (4) -6a + 24

(2) -8x - 10 (5) 9x - 8

(3) 3 - 18x (6) 6y + 4

Soal 5

(1) Jadi = (3x + 1) × 2

= 6x + 2

(2) Jadi = 3 × (x - 3)

= 3x - 9

Pertanyaan Serupa

Sederhanakanlah

(1) 0.8(5x - 20)

(2) (6a - 9) × -

1

3





 





(3) 3 4

5

10 x 

(4) -6 × -2 1

3

x+

(1) 4x - 16 (3) 6x + 8

(2) -2a + 3 (4) 4x - 2

6. Penjelasan Contoh 3 dan Soal 3

Pada bagian ini berhubungan dengan

bentuk aljabar linear dan perkalian bilangan.

Dengan menekankan dan menjelas-kan tata

cara penghitungan menggunakan sifat-sifat

perkalian, maka kita akan memahami bahwa

hasil perkalian bilangan menjadi koefisien dari

huruf yang akan dikalikan.

7. Penjelasan Contoh 4 , Contoh 5

dan Soal 4

Menjelaskan polinomial dan perkalian

bilangan. Hukum distributif yang mendasari

penghitungan ini perlu diajarkan. Meskipun ini

diperlakukan sama dengan aturan menghitung

luas di halaman 48. Guru menegaskan lagi

bahwa ini umumnya dinyatakan dengan dua

persamaan berikut.

a(b + c) = ab + ac, (b + c)a = ab + ac

Perhitungan (7x - 8) dalam Contoh 5 (2) juga

terkait dengan pembelajaran pengurangan

bentuk aljabar. Jika kita mempelajari pengurangan sekali lagi, kita dapat memperdalam

pemahaman.

8. Penjelasan Contoh 6 dan Soal 5

Ini adalah bentuk aljabar linear atau

monomial yang dinyatakan dalam bentuk

pecahan dan perkalian bilangan. Cara

perhitungan yang ditunjukkan pada Contoh 6

adalah hukum reduksi → distributif. Akan tetapi,

jika kalian mencoba membalik urutan, hal

tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan

Soal 8 di halaman 80.

x - - 4 3

2 =

Sebaiknya perhatikan penghitungan dengan

memberi tanda kurung pada pembilangnya.

P:88

80 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sederhanakanlah 6x : 4.

Pembagian Bentuk Aljabar dengan Bilangan

Sederhanakanlah.

1 8x : 2 2 12x : (-4) 3 -10x : (-5)

4 -a : 5 5 9x : 12 6 15x : (- )

Sederhanakanlah.

1 (2x + 6) : 2 2 (12a – 8) : (-4) 3 (10x – 5) :

Ilzar mengubah (8x – 3) : 2 ke dalam pecahan

seperti ditunjukkan di samping ini. Apakah

yang dilakukan Ilzar benar? Koreksilah

kesalahannya jika ada.

Jawaban Contoh 7 adalah 3

2 x atau dapat ditulis juga 3x

2 . Koefisien 3

2 merupakan pecahan

tidak sebenarnya dari suku 3

2 x.

(3x + 9) : 3

= (3x + 9) ×

= 3x × + 9 ×

= x + 3

Diubah ke perkalian.

6x : 4 = 6x ×

= 6 × × x

= x

Diubah ke bentuk pecahan

6x : 4 =

=

Ubah pembagian menjadi perkalian.

Hapus tanda kurung dengan

menerapkan sifat distributif.

(8x – 3) : 2

= 4x – 3

= 8x - 3

2

4

1

Penyelesaian

Catatan

Cobalah

Hlm.85

Pengayaan 3-3

Benarkah?

Jawab:   x

Jawab:

Soal 6

Contoh 7

Contoh 8

Soal 7

Soal 8

1

4

1

4

3

2

3

2

6x

4

3x

2

3x

2

) 3

2

1

3

+ 9 1

3

1

3

5

2

80 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 6

(1) 4x (4) - a

5

atau -

1

5

a

(2) -3x (5) 3

4

x atau 3 x

4

(3) 2x (6) -10x

Soal 7

(1) x + 3 (3) 4x - 2

(2) -3a + 2

Soal 8

Tidak benar

(8x - 3) : 2

= 8 3

2

x-

= 8

2

3

2

x

-

= 4 3

2

xPenjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

9. Penjelasan Contoh 7 dan Soal 6

Kita sedang membahas tentang pembagian “monomial ÷ bilangan”.

Jawaban (1) dari Contoh 7 adalah cara menghitung dengan mengubah pembagian menjadi

perkalian dengan menggunakan kebalikan. Cara ini mudah digunakan bila bilangannya adalah

pecahan seperti pada Soal 6 atau bila koefisiennya adalah pecahan.

Dalam Soal 6 , siswa harus mencoba kedua metode ini untuk memastikan bahwa hasilnya cocok

dan biarkan siswa memikirkan metode mana yang harus dipilih untuk menyelesaikan soal.

10. Penjelasan Contoh 8

Berhubugan dengan pembagian “polinomial ÷ bilangan”. Di sini, metode perhitungan

berdasarkan gagasan jawaban (1) dalam Contoh 7 yang ditampilkan.

11. Penjelasan Soal 8

Jika menghitung berdasarkan gagasan jawaban (2) pada Contoh 7 , terlihat contoh jawaban salah

(kesalahan reduksi) yang sering dilakukan oleh siswa.

Saya ingin siswa memahami metode reduksi yang benar melalui diskusi.

Dasar reduksi di sini adalah sebagai berikut:

b c

a

b

a

c

a



 

P:89

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 81

Apa Pengertian Suku Aljabar Kuadrat

dan Bentuk Aljabar Kuadrat?

Sederhanakanlah.

(6x + 1) + 3(x + 2) 2(-a + 6) + 4(a – 3)

-3(3x – 5) + 7(2x – 1) 2(a + 5) – 8(a + 1)

1 2

3 4

5 6(x – 2) – 2(3x – 7) 6 -(a – 8) – 5(-2a + 4)

Sederhanakanlah.

(6x + 4) + (6x – 3) 1

(9a – 6) – (2a – 10) 2

[Bentuk Aljabar kuadrat] 3x2 + 2x + 1 ; -4xy + 3 ; 5a2

Berbagai Penyederhanaan

2(a – 4) + 3(5a + 2)

= 2a – 8 + 15a + 6

= 17a – 2

3(2x + 1) – 8(x – 2)

= 6x + 3 – 8x + 16

= -2x + 19    

Hapus tanda kurung dengan

menerapkan sifat distributif.

Berdasarkan apa yang telah kita pelajari

sejauh ini, pikirkan kembali soal di halaman 60

dan 61.

Sekarang kita dapat

menyederhanakan bentuk

aljabar dengan cara

menerapkan sifat distributif.

Contoh

Hllm.82

Suku-suku yang menyatakan hasil kali dua huruf dan bilangan seperti 2x2

atau

-5a2

b disebut suku aljabar kuadrat. Bentuk aljabar yang memuat suku kuadrat

disebut bentuk aljabar kuadrat.

Cermati

Cobalah

Hlm.85

Pengayaan 3-4

Tingkatkan

-8 ( x – 2 )

= ( -8 ) × x + ( -8 ) × (-2)

= -8x + 16

Soal 10

Soal 9

Contoh 9

Contoh10

(6 1

2

(2 1

2 (9 2

3

Bab 2 Aljabar 81

Jawaban

Soal 9

(1) 9x + 7 (4) -6a + 2

(2) 2a (5) 2

(3) 5x + 8 (6) 9a - 12

Soal 10

(1) 5x + 1 (2) 5a + 1

Pertanyaan Serupa

Sederhanakanlah

(1) 2(3x + 1) + 3(x -1) (3) 4(x - 1) - (2x + 6)

(2) 3(a - 2) - 2(3a - 3) (4) 1

2

4 1

3   x x     - 9

(5) 3

4

8 12 1

6   a a - -   12 18 -

(1) 9x - 1 (4) 5

6

x-1

(2) -3a (5) 4a - 6

(3) 2x - 10

12. Macam-macam Penyederhanaan

Di sini, kita berhubungan dengan empat

operasi aritmatika kompleks menggunakan

sifta distributif dan sifat aritmatika lainnya.

13. Penjelasan Contoh 9

Pertama, pastikan bahwa persamaan ini

berarti “jumlah persamaan yang diperoleh

dengan mengalikan bentuk aljabar a - 4 dengan 2

dan bentuk yang diperoleh dengan mengalikan

bentuk aljabar 5a + 2 dengan 3”. Saya ingin

mengarahkan bahwa perhitungannya harus

dilakukan berdasarkan pengertian ini.

14. Penjelasan Contoh10

Di sini, tanda “-” sebelum angka 8 dianggap

sebagai tanda negatif. Ingatlah tanda tersebut

saat mengalikan angka negatif menggunakan

sifat distributif.

Selain itu, jika ada siswa yang menganggap

bahwa “-” adalah simbol aritmatika seperti

berikut ini berikut, maka siswa harus

membandingkan kedua metode tersebut

agar dapat mem-perdalam perspektif mereka

tentang cara tersebut.

3(2x + 1) - 8(x - 2)

= (6x + 3) - (8x -16)

= 6x + 3 - 8x + 16

15. Penjelasan Balon Percakapan

Sampai sini, kita telah belajar untuk dapat

menghitung operasi bentuk aljabar. Di sini,

kita mengingat soal pada halaman 60-61,

dan bertanya “Mengapa bentuk aljabar yang

berbeda dapat menghasilkan nilai yang sama”

dapat diselesaikan dengan menggunakan

menyederhanakan bentuk aljabar.

16. Apa Pengertian Suku Aljabar Kuadrat dan

Bentuk Aljabar Kuadrat?

Itulah penjelasan tentang bentuk

aljabar kuadrat. Di sini, kita akan dapat

mengembangkan dan memikirkan tentang

bagaimana bentuk aljabar kubik, aljabar

kuaterner, dan lain-lain.

P:90

82 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Banyaknya lidi yang disusun vertikal, satu lebih banyak dibanding

banyaknya persegi ( ). Banyaknya lidi yang disusun secara horisontal

dalam satu baris sama dengan banyaknya persegi ( ). Karena terdapat

dua baris lidi yang disusun secara horisontal, maka total lidi yang disusun

secara horisontal adalah ( ). Oleh karena itu, bentuk aljabar untuk

menghitung banyaknya lidi secara total adalah

Siswa mampu menyelesaikan soal-soal bentuk aljabar di halaman 60 dan 61

3 Menggunakan Aljabar dengan Huruf

Pada soal di halaman 60 dan 61, Yuni dan Heru menyusun kalimat matematika

berikut ini untuk menentukan banyaknya lidi yang diperlukan membentuk

empat persegi.

Kita akan membuat bentuk aljabar menentukan

banyaknya lidi yang diperlukan untuk menyusun

persegi menggunakan ide Heru dan Yuni. Jelaskan

bagaimana membuat bentuk aljabar dengan

mengisi dengan bilangan atau kalimat

matematika yang sesuai.

1

1

2

Pemikiran Yuni Pemikiran Heru

Kalimat matematika 1 + 4 × 3 Kalimat matematika 4 + (4 – 1) × 3

Kalimat matematika (a + 1) + 2a

a persegi

Jelaskan bagaimana membuat

kalimat matematika menggunakan

cara penyusunan lidi dan cara

meningkatkan banyaknya persegi.

Berpikir Matematis

Komunikasi

[ aktivitas matematika ]

Tujuan

Jelaskan ide di balik kalimat matematika yang diajukan Yuni dan Heru.

Dengan menggunakan ide Yuni dan Heru, tentukan banyaknya lidi yang

diperlukan untuk membentuk 10 persegi.

82 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1.5 jam

Menggunakan Aljabar dengan

Huruf

3

Tujuan

Saat mencari jumlah lidi, kita dapat

mengungkapkan hubungan antarbesaran

menggunakan bentuk aljabar, menjelaskan arti

kalimat matematika dengan cara yang mudah

dipahami, dan saling berhubungan.

Jawaban

(1) Pemikiran Yuni

Karena ada 5 lidi yang disusun vertikal dan

4 lidi yang disusun secara horizontal dalam 2

baris maka jumlah sedotannya adalah

5 + 4 × 2

Bisa dihitung seperti itu.

Pemikiran Heru

Ada 4 pasang 4 kotak. Namun, karena

setiap kotak memiliki satu sisi yang tumpang

tindih dan hanya tiga yang tumpang tindih,

jumlah sedotannya adalah:

4 × 4 - 3

Bisa dihitung seperti itu.

(2) Pemikiran Yuni

11 + 10 × 2 = 31 Jadi, 31 lidi

Pemikiran Heru

4 × 10 - 9 = 31 Jadi, 31 lidi

1

Agar sesuai dengan penjelasannya, a + 1, a, 2a

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Aktivitas Matematika Saat Ini

Saat ini, berkesempatan untuk mengerjakan

aktivitas matematika yang berhadapan dengan

“kegiatan menjelaskan dan mengomunikasikan

makna bentuk aljabar untuk mencari jumlah lidi

yang dibutuhkan untuk membuat persegi”.

Pada pembelajaran di tahun pertama ini,

kita berlatih dan meng-ekspresikan dengan

baik juga menafsirkan dengan benar. Kita

memiliki pengalaman berpikir tentang aturan

matematika dan mengekspresikannya dengan

cara kita sendiri. Dengan mengumpulkan

pengalaman itu, ber-tujuan untuk memperbaiki

cara bermatematika secara bertahap.

2. Penjelasan

Merupakan masalah untuk memikirkan

tentang hubungan antara jumlah kotak dan

jumlah lidi menggunakan bilangan dan

menjelaskan serta mengomunikasikan proses

berpikir dengan kata-kata sendiri.

Ciri dari masalah ini adalah menjelaskan

dari sudut pandang dan cara berpikir Yuni dan

Heru. Guru menggunakan teknik semacam

ini dalam pelajaran sehari-hari siswa. Selain

itu, dengan mengatur suasana untuk

menanyakan bagaimana menemukan jumlah

kotaknya, seperti pada (2). Siswa harus lebih

memperhatikan hubungan antara jumlah kotak

dan jumlah lidi.

Lalu, karena ide yang didapat akan menjadi

cara untuk mengekspresikan jumlah lidi dalam

bentuk aljabar, guru ingin siswa belajar dengan

sangat teliti.

P:91

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 83

Dengan menggunakan ide Yuni dan Heru, jelaskan bagaimana membuat

bentuk aljabar berikut ini. 2

Dengan menggunakan ide Yuni dan Heru, banyaknya lidi yang diperlukan untuk

menyusun a persegi dapat dinyatakan sebagai

3

a persegi

Kalimat

matematika 1 + 3a

4 + 3(a – 1)

(a - 1) persegi

a persegi

Sederhanakanlah kalimat matematika Heru, kemudian bandingkan dengan

bentuk aljabar Yuni.

Apa keuntungan menggunakan bentuk aljabar dalam mencari banyaknya lidi

yang dibutuhkan? Rangkumlah hasil pemikiranmu sambil mengingat kembali

apa saja yang telah kamu pelajari sejauh ini.

5

(a – 1) menyatakan

besaran apa?

Kalimat matematika 4a – (a – 1)

a persegi

Beberapa segitiga digabungkan dengan sisi menghadap ke bawah dan ke atas

menggunakan lidi yang panjangnya sama. Perhatikan gambar di bawah ini.

Berapa banyak lidi diperlukan untuk membuat a segitiga? Pikirkan beberapa

cara menggunakan bentuk aljabar untuk menghitungnya.

4

Yuni

Heru

a segitiga Sederhanakan

bentuk aljabar yang

sudah kamu buat.

Kalimat

matematika

Bab 2 Aljabar 83

Jawaban

2 (Contoh Penjelasan)

Terdapat sebanyak a buah persegi yang

disusun dari lidi. Namun, setiap persegi memiliki

satu sisi yang tumpang tindih, dan banyaknya

lidi yang tumpang tindih adalah (a - 1), jadi

jumlah lidinya adalah

4a – (a – 1)

Dapat dihitung seperti itu

3

Bentuk aljabarnya akan menjadi 1 + 3a

4 (Contoh)

1 + 2a

.........

.........

3 + 2(a - 1)

.........

(a + 1) + a

5 (Contoh)

Kita dapat mengungkapkan aturan secara

ringkas dan menyampaikannya kepada siswa

dengan cara yang mudah dipahami.

3. Penjelasan 1

Untuk membaca dan menjelaskan arti soal

persamaan (a + 1) + 2a. Siswa mendapatkan

pengalaman menjelaskan agar orang lain

dapat mengerti dengan berpikir sambil mengisi

rumpang, belajar berpasangan dan tergabung

dalam kelompok kecil. Bagi siswa yang tidak

dapat membaca arti rumus, ada baiknya

memiliki tempat untuk berpikir secara induktif

seperti yang kita lakukan pada halaman 62.

Rumus persegi untuk menghitung jumlah lidi:

4 (4 + 1) + 4 × 2

5 (5 + 1) + 5 × 2

 

a (a + 1) + a × 2

4. Penjelasan 2

Simak penjelasan cara berpikir Yuni di 1 halaman sebelumnya juga cara berpikir

Heru dalam bentuk aljabar, dan jelaskan cara

membuat rumus.

5. Penjelasan 3

Setiap cara akan menghasilkan bentuk

aljabar 1 + 3a, yang membuat kita memahami

bahwa perbedaan rumus adalah perbedaan

cara berpikir.

6. Penjelasan 4

Di sini, siswa ingin mengungkapkan

proses berpikir dengan kalimat matematika

dan mementingkan aktivitas menjelaskan juga

mengomunikasikan.

7. Penjelasan 5

Membuat siswa memahami bahwa bentuk

aljabar dapat dipahami dari sudut pandang

ekspresi dan penjelasan umum.

P:92

84 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Perkalian Bentuk

Aljabar dan

Bilangan

[Hlm.78]

[Hlm.79]

Pembagian Bentuk

Linear dengan

Bilangan

[Hlm.80]

Menyederhanakan

Bentuk Aljabar

Linear

[Hlm.77]

[Hlm.78]

1

3

Sederhanakanlah.

2a – 9a 4x + x

3a – 7 + 6a – 1 -x + 9 + 5x – 2

1 2

3 4

Sebutkan suku-sukunya dan koefisiennya berdasarkan huruf-hurufnya.

1 -5x + 9 2 – 5

4 Sederhanakanlah.

(3a + 1) + (5a – 8) (2x – 4) + (-x + 6)

(x – 7) – (-8x + 3) (-3a – 5) – (-9a – 7)

1 2

3 4

Mari Kita Periksa 2 Menyederhanakan Bentuk Aljabar

5 Sederhanakanlah.

4a × (-2) (-6) × (-5x)

2(3x – 7) (x – 8) × (-3)

× 6 (-18a) : 6

4x : 10 (20a – 12) : 4

1 2

3 4

5 6

7 8

6 Sederhanakanlah.

2

Bentuk Aljabar

Linear

[Hlm.75]

Manakah yang merupakan bentuk aljabar linear?

6x + 1 3x2 a b c 10 – 7x

2(3a – 4) + 3(a + 2) 6(5x + 3) + 4(-7x – 4)

7(x + 2) – 4(2x – 5) -2(-3a + 1) - 5(a – 8)

Berbagai

Penyederhanaan

[Hlm.81]

1 2

3

Bentuk Aljabar

Linear

[Hlm.76]

4

Bentuk Linear

[Hlm.76]

S 5

Cth.1

Cth.2

Cth.3

Cth.1

Cth.2

Cth.3

Cth.4

Cth.5

Cth.6

Cth.7

Cth.8

Cth.9

Cth.10

a

3

2x – 1

3

84 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mari Kita Periksa

0.5 jam

Jawaban

1

(1) Bentuk suku -5x, 9, suku -5x, dan koefisien x

adalah -5.

(2) Bentuk suku a

3

, -5

Dalam bentuk a

3

, Koefisien a adalah 1

3 2

(1) -7a (3) 9a - 8

(2) 5x (4) 4x + 7

3

a, c

4

(1) 8a - 7 (3) 9x - 10

(2) x + 2 (4) 6a + 2

5

(1) -8a (5) 4x - 2

(2) 30x + 2 (6) -3a

(3) 6x - 14 (7) 2

5

x

(4) -3x + 24 (8) 5a - 3

6

(1) 9a - 2 (3) -x + 34

(2) 2x + 2 (4) a + 38

Pertanyaan Serupa

1 Sederhanakanlah!

(1) -5a + 2a (3) 1

2

1

3

a a +

(2) 7x - x (4) 1

5

2

3

x x -

2 Sederhanakanlah!

(1) (-3a) × (-4) (3) (10a - 6) ×

1

2

(2) 18x : (-12) (4) (9x - 6) : (-3)

3 Sederhanakanlah!

(1) 4a - 9 - (a - 5)

(2) 3x - 2(x + 6)

(3) -(a - 3) + 2(a + 2)

(4) 1

8

7 4 1

2   x x  - -  1

1 (1) -3a (3) 5

6

a

(2) 6x (4) - 7

15

x

2 (1) 12a (3) 5a - 3

(2) -

3

2

x (4) -3x + 2

3 (1) 3a - 4 (3) a + 7

(2) x - 12 (4) 3

8

x

P:93

Pengayaan 3

Jawaban

1

(1) 7a (6) 5a + 9

(2) 2a (7) -2x + 1

(3) -6x (8) -9a + 13

(4) -a (9) 1,3x

(5) 5x (10) 3

2

y

2

(1) 8x - 7 (4) 2x + 5

(2) 3x - 2 (5) -5y + 2

(3) x - 1

3 (6) 12

(7) Jadi = 1

4

6 1

2 y y + + +3

= 3

4 y+9

3

(1) 27a (9) 3y

(2) -40x (10) -7a

(3) -2.4y (11) -

2

5

x

(4) 16a (12) 24a

(5) -3a - 21 (13) 2x - 7

(6) 24x - 20 (14) 2a - 3

(7) 4a - 3 (15) 18x + 6

(8) 24x - 10

4

(1) Jadi = 4x + 10x - 35

= 14x - 35

(2) Jadi = 14a - 7 - 18a + 12

= -4a + 5

(3) Jadi = -4a - 7 + 3a + 15

= -a + 8

(4) Jadi = 9x - 2x + 16

= 7x + 16

(5) Jadi = 8y - 8 - 7y - 2

= y - 10

(6) Jadi = 5x + 5 - 8x - 4

= -13x + 1

(7) Jadi = 12a + 24 - 24 + 8a

= 20a

(8) Jadi = 1

4

x - 2 + 1

2

x - 2

= 3

4

x - 4

(9) Jadi = 1

3

x +

7

9 - 1

3

x - 2

3

= 1

9

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 85

4a + 3a

8a – 6a

-2x – 4x

9a – 10a

-2x + 7x

4a + 6 + a + 3

-5x + 10 + 3x – 9

7 – 8a – a + 6

2,7x – 1,4x

Aljabar Linear

Penjumlahan dan Pengurangan

Bentuk Aljabar

1

2

(6x + 2) + (2x – 9)

(5 – 6x) + (9x – 7)

y + y

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

2

7

3 ( x – )+( x + )

( y + 6) - ( - y – 3)

Aljabar Linear dan Perkalian serta 3 Pembagian dengan Bilangan

9a × 3

(-5) × 8x

-0,6y × 4

1

2

3

(12x + 4) :

4

5

6

7

8

9

12 × a

-3(a + 7)

(6x – 5) × 4

(8a – 6)

× 8

15y : 5

21a : (-3)

(-8x) : 20

10a :

(10x – 35) : 5

(-6a + 9) : (-3)

Berbagai Penyederhanaan 4 4x + 5(2x – 7)

7(2a – 1) + 6(-3a + 2)

-(4a + 7) + 3(a + 5)

9x – 2(x – 8)

8(y – 1) - (7y + 2)

-5(x – 1) - 4(2x + 1)

6(2a + 4) - 8(3 - a)

1

2

3

4

5

6

7

(x – 8) + (x – 4) 8

(3x + 7) – (x + 2) 9

10

10

11

12

13

14

15

4

5

6

(7x + 4) – (5x – 1)

(-2y + 8) – (3y + 6)

(14 – a) - (-9 – a)

Jawaban di hlm.286

Menyederhanakan Pernyataan Aljabar

Mari kita terapkan materi yang telah kita

pelajari untuk latihan dan belajar mandiri.

.

Pengayaan 3

2

3

5

6

4

3

1

2

12x – 5

3

5

12

2

3

4

9

5

3

5

9

4

3

1

4

1

2

1

4

1

2

1

9

1

3

Bab 2 Aljabar 85

P:94

BAB 2 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Utama

1

(1) 8x2

(3) 5a + b

(2) 7

x

(4) x -1

2

2

(1) (7a + 3b) Rupiah

(2) 1

5

xl atau 0,2xl

(3) (10 - 3x) km

(4) ab

2

cm2 atau

1

2

abcm  2



 





3

(1) Jadi =2 × (-9) + 8

=10

(2) Jadi = 4 × (-9)2

= 324

(3) Jadi = 3 × (-9) + 5 × 2

= -17

(4) Jadi = 6 × 2 - (-9)

= 21

4

(1) 2x (7) 0.6x

(2) -3x +8 (8) -6x

(3) 3

5

a (9) -x + 4

(4) -a + 3 (10) 2x - 5

(5) -2x + 3 (11) a - 2

(6) -56a (12) 4x - 2

5 (Contoh)

Berapa x hari yang dibutuhkan untuk

membaca 100 halaman buku jika sehari

membaca 4 halaman.

Sisa jalan 100 km bila naik sepeda dengan

kecepatan x km / jam selama jam 4

Sisa luas persegi panjang dengan panjang

4 cm dan lebar x cm dipotong dari sebuah

bidang yang luasnya 100 cm²

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 5

Pembelajaran rumus Aljabar cenderung

kepada perolehan keterampilan berhitung dan

arti kalimat matematika seringkali tidak dapat

dipahami.

Ini adalah kesempatan yang baik untuk

mengatasi masalah membaca kalimat

matematika agar dapat memahami arti kalimat

matematika.

Bagi siswa yang tidak memiliki kemajuan,

disarankan untuk melihat kembali contoh

dalam buku dan mencontohkan situasi tertentu

seperti saat berbelanja dan membaca. Juga,

mari pikirkan tentang kuantitas yang diwakili

oleh 100 dan 4x secara terpisah, dan beri tahu

bahwa simbol operasi “-” mewakili sisanya atau

selisihnya.

86 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 Nyatakanlah besaran-besaran berikut ini dengan bentuk aljabar.

1 Harga total 7 koper yang masing-masing harganya a rupiah dan 3 koper

yang masing-masing harganya b rupiah.

Banyaknya air adalah 20% dari x liter.

Jarak yang tersisa dari 10 km jika kamu berjalan selama x jam dengan

kecepatan 3 km per jam.

Luas belah ketupat dengan diagonal a cm dan b cm.

2

1 Nyatakanlah bentuk aljabar berikut ini dengan menerapkan aturan penulisan

bentuk aljabar.

1 x × x × 8

3 5 × a + 1 × b

2 7 : x

4 (x – 1) : 2

3

4

3 Tentukan nilai bentuk aljabar di bawah ini jika x = -9 dan y = 2.

1 2x + 8 4x2 2

3 3x + 5y 4 6y – x

4 Hitunglah.

1 -5x + 7x 2 x + 9 – 4x – 1

4 (-3a + 7) + (2a – 4)

6 7a × (-8)

8 (-8x) :

(-8x + 20) : (-4)

a – a

(x – 1) – (3x – 4)

3 × 0,2x

(-2x + 8) ×

3a – 2(a + 1)

9

7

5

3

4(4x – 3) + 2(5 – 6x)

5 Berikanlah contoh besaran di sekitarmu yang dapat kamu nyatakan dalam

bentuk aljabar 100 – 4x.

10

11 12

Gagasan Utama

BAB 2 Soal Ringkasan Jawaban di hlm. 287

2

5

2

5

4

3

86 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:95

Jawaban

Penerapan

1

(1) -0,8x + 0,6

(2) 7

6

9

4

x-

(3) -8x +

1

2

(4) -x + 12

2

(1) 27

(2) 10

3

(1) Benar

(2) 92

4

(1) 4(x - 1)

(2) (contoh)

Kalimat matematika 4x - 4

2. Penjelasan 3

Untuk menilai apakah bentuk aljabar 3a +

2 sudah benar, gantikan 1, 2, 3, ... untuk urutan

a, dan nilai sukunya secara berurutan adalah 5,

8, 11, ...

Penting juga untuk memperdalam

pemahaman tentang arti bentuk aljabar

dengan memperhatikan keterkaitan antara

aturan pengaturan bahwa bilangan tersebut

bertambah 3 dan bentuk aljabarnya 3a + 2 ..

3. Penjelasan 4

Mirip dengan soal lidi yang dibahas pada

halaman 82-83, jumlah total kancing dapat

dihitung dari berbagai ide. Selain gagasan yang

ditunjukkan dalam jawaban, gagasan berikut

dapat digunakan.

2x + 2(x - 2) 4(x - 2) + 4 x + 2(x - 1) +(x - 2)

Ada baiknya untuk memperhatikan berbagai ide dari siswa dapat menjelaskan serta

mengomunikasikan bagaimana membuat

bentuk aljabar.

Selain itu, kita perlu menunjukkan

bahwa hasil perhitungan akan menjadi 4x

- 4 tidak peduli bagaimana kita membuat

bentuk aljabarnya di awal, dan ketika rumus

ini digunakan untuk menambah jumlah sisi

menjadi 10, 20, dan seterusnya.

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 87

1 Meta menghitung banyaknya kancing

dengan membagi persegi menjadi empat

bagian seperti ditunjukkan pada gambar

di samping. Tulislah bentuk aljabar yang

menyajikan metode penghitungan Meta.

1 Sederhanakanlah.

1 0,5x – 1,8 – 1,3x + 2,4 ( x – 3) + ( + ) 2

- (6x – ) 3 (8 + x) – (2x – 16) 4

2 Tentukan nilai bentuk aljabarnya untuk x = -6 dan y = 9.

xy + y2 1 2

3 Bilangan-bilangan berikut ini diurutkan. 5 adalah suku pertama.

5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, ...

Tira menyajikan bilangan ke-a dengan bentuk aljabar 3a + 2.

1 Apakah bentuk aljabarnya benar?

2 Tentukan bilangan ke-30.

4 Kancing disusun untuk membuat persegi

seperti ditunjukkan pada gambar di samping,

x menyatakan banyaknya kancing pada satu

sisi.

2 Gunakanlah cara yang berbeda dengan

Meta untuk menghitung banyaknya kancing.

Tunjukkan caramu dengan gambar yang

tersedia di samping ini. Tulislah bentuk aljabar

yang menyajikan caramu.

x butir

x butir

- (- y)

Penerapan

( 2

3 3) + ( + ) x

2

3

4

- (6 4

3 )3

8 (8 + 1

4 (2 5

8

- (- x2

2

2

3

Bab 2 Aljabar 87

P:96

Jawaban

Penggunaan Praktis

1

(1) Ketika jumlah lapisan penampang di satu

sisi bertambah dari 3 menjadi 4, jumlah

fiber yang bertambah dihitung dengan

4 × 6 - 6. Jika jumlah lapisan penampang di

satu sisi bertambah satu menjadi n, jumlah

fiber yang bertambah dapat dihitung

dengan n × 6 - 6.

Jawab (6n - 6) fiber

(2) Berdasarkan Persamaan 6n - 6, perhatikan

berapa banyak fiber yang akan bertambah

ketika jumlah lapisan penampang di satu

sisi bertambah satu per satu, dimulai dari

satu untai di tengah.

Jika ditambah 2 lapisan, 6 × 2 - 6 = 6

Jika ditambah 3 lapisan, 6 × 3 - 6 = 12

Jika ditambah 4 lapisan, 6 × 4 - 6 = 18

Jika ditambah 5 lapisan, 6 × 5 - 6 = 24

Dari data di atas, banyak fiber yang

diperlukan adalah:

1 + 6 + 12 + 18 + 24 = 61

Jawaban, 61 fiber

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

4. Penjelasan 1

Metode ini didasarkan pada ide

menemukan jumlah kancing pada soal 4 di

halaman 87. Ini akan menjadi kesempatan

untuk berpikir progresif dengan mengubah

susunan kancing dari persegi menjadi segi

enam biasa.

Untuk menentukan bagaimana mengekspresikan jumlah panambahan fiber selain ide

Tedi, bentuk linear berikut dapat digunakan:

6 (n - 1)

3n + 3(n - 2)

6(n - 2) + 6

2n + 2 (n - 1) + 2 (n - 2)

Dalam (2), jika jumlah total langsung

dihitung tanpa melalui penambahan jumlah

untai, maka dapat dianggap sebagai berikut.

Jumlah total saat ada 3 fiber di satu sisi:

3 × 2 + (3 + 1) × 2 + (3 + 2)

= 6 + 8 + 5

= 19

Dengan mengacu pada ini, cara untuk

mencari jumlah total ketika ada 5 lapisan di satu

sisi adalah:

5 × 2 + (5 - 1) × 2 + (5 + 2) × 2 + (5 + 3) × 2 + (5 + 4)

= 10 + 12 + 14 +16 + 9

= 61

88 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Salah satu jembatan gantung (jembatan suspensi) yang ada di Indonesia adalah

Jembatan Barito. Salah satu penopang jembatan ini adalah kabel. Kabel terdiri

atas untaian kawat yang terbuat dari sejenis fiber.

1 Tedi sedang memikirkan berapa banyaknya fiber pada untaian kawat

tersebut jika panjang sisi segi enam dinaikkan satu fiber.

Ketika sisi penampang melintang segi

enam ditambah 1 fiber, banyaknya fiber

bertambah satu lapisan terluar. Sebagai

contoh, sisi bertambah dari 3 ke 4 fiber,

maka banyaknya fiber tambahan yang

diperlukan adalah

4 × 6 – 6 = 18.

2 Berapa banyaknya fiber yang diperlukan untuk membuat penampang

melintang segi enam dengan panjang sisi 5 fiber?

Dengan menggunakan cara Tedi, nyatakanlah kenaikan jumlah total fiber

pada untai jika sisi penampang melintang segi enam ditambah dari 1 fiber

sampai n fiber. Gunakanlah bentuk aljabar.

Penampang melintang tali

Fiber

Penggunaan praktis

BAB 2 Soal Ringkasan

[Teknisi Teknik Sipil]

Pekerjaan Terkait

Jembatan Barito

Sumber: baritokualakab.go.id

88 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:97

Tujuan

1. Untuk menjelaskan aturan yang ditemukan

dari urutan bilangan di kalender, bilangan

diekspresikan dalam huruf dan bilangan

yang dijelaskan menggunakan bentuk

aljabar.

2. Melalui kegiatan yang menjelaskan dengan

menggunakan bentuk aljabar, kita dapat

memperdalam pemahaman tentang

kegunaan bentuk aljabar.

Jawaban

1

Jumlah dari ketiga angka yang tersusun

secara vertikal, horizontal, dan diagonal

sama dengan tiga kali angka yang ada di

tengah.

Jumlah dua bilangan pada posisi saling

diagonal adalah sama.

Jumlah dari lima bilangan pada posisi

silang (posisi berbentuk +) sama dengan

lima kali bilangan tengah.

Jumlah dari lima bilangan pada posisi

berbentuk x sama dengan lima kali

bilangan yang berada di tengah.

2

Hal yang sama berlaku di tempat lain.

3

Dari atas ke bawah, 7, 7, 7, 7

4

Bilangan atas ... a - 7, bilangan bawah ... a + 7

Jumlah dari ketiga bilangan tersebut adalah a +

(a - 7) + (a + 7) = 3a, jadi bilangan tengah adalah

3.

5

Dari kiri ke kanan,

Jumlah dari ketiga bilangan yang disusun

secara diagonal sama dengan tiga kali

bilangan yang ada di tengah.

Jumlah dari dua bilangan pada posisi saling

diagonal adalah sama.

Jumlah dari lima bilangan pada posisi silang

sama dengan lima kali bilangan tengah.

Jumlah dari lima bilangan pada posisi huruf

X sama dengan lima kali bilangan yang di

tengah.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penanganan Halaman Ini

Kalender yang sering kita gunakan dalam

kehidupan sehari-hari untuk mengetahui

berbagai hubungan bilangan-bilangan yang

tersembunyi di dalamnya, seperti penjelasan

menggunakan kata dan huruf.

Pembelajaran ini menjelaskan sifat-sifat

bilangan dan bilangan menggunakan bentuk

aljabar yang diposisikan setelah kelas 8 dalam

mata pelajaran sehingga isi soal 4 dan 5

diperlakukan sebagai “pengayaan”. Oleh karena

itu, tidak perlu memberikan pembinaan yang

serius tentang bagaimana menulis penjelasan,

fokus pada pemahaman mekanisme, dan

kebaikan penjelasan meng-gunakan huruf.

BAB 2 │Aljabar

Bab 2 Aljabar 89

Pernahkah terpikir olehmu rahasia di balik bilanganbilangan pada kalender?

Lihatlah berbagai cara menyusun bilanganbilangan pada kalender di samping ini. 1

Muhamad Ilzar mengetahui bahwa “jumlah

setiap 3 angka berurutan yang tersusun

vertikal sama dengan tiga kali bilangan yang

di tengah”, seperti ditunjukkan pada gambar di

samping. Periksalah apakah hal ini berlaku di

tempat-tempat lain dalam kalender ini.

2

Apa penjelasannya di balik fakta pada 2? Valen menjelaskan sebagai berikut.

Isilah dengan bilangan yang sesuai.

3

Jika kita perhatikan tiga bilangan tersusun vertikal, kita ambil bilangan di

tengah sebagai acuan, maka bilangan yang di atasnya selalu lebih

kecil dan bilangan yang di bawahnya selalu lebih besar. Jadi, jika kita

jumlahkan ketiga bilangan tersebut, - dan + saling meniadakan

(menjadi 0), sehingga jumlahnya sama dengan tiga kali bilangan di tengah.

Jika kita sajikan a sebagai bilangan yang di tengah dari tiga bilangan berurutan

vertikal, bagaimana kita menyatakan bilangan-bilangan yang di atas dan yang

di bawah a? Apa yang dapat kita simpulkan tentang jumlah tiga bilangan

tersebut?

4

Temukan aturan lain selain yang dijelaskan di nomor 1. Jelaskan temuanmu dan

gunakanlah huruf untuk menyatakannya. 5

Berapakah jumlah

tiga bilangan tersusun

diagonal?

2 + 9 + 16 = 27 = 9 × 3

… 2 …

… 9 …

… 16 …

… …

15 … …

… … 3

Apa yang kamu amati

ketika membandingkan

jumlah dua bilangan

secara diagonal?

Bagaimana dengan jumlah lima bilangan

seperti yang tersusun pada gambar di atas?

8 9 10

… 15

21 23

7 … 9

M RSS K J S

1 2 3

4 765 8 9 10

11 141312 15 16 17

18 212019 22 23 24

25 282726 29 30 31

RSS

765

141312

212019

282726

RSS

765

141312

212019

282726

1 2

8 9

15 16

22 23

29 30

11 12

19

Rahasia di Balik Bilangan pada Tingkatkan

Kalender

Pendalaman

Materi

Bab 2 Aljabar 89

Rahasia di Balik Bilangan pada Kalender

P:98

90 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Apa hubungan antara dua besaran?

1 Persamaan

2 Penerapan Persamaan Linear

Permen dan uang logam 100 rupiah diletakkan pada kotak. Tini, Yudi, Yuni,

dan Tomi masing-masing mengambil secara acak segenggam permen dan

uang logam 100 rupiah dari kotak. Banyaknya permen dan uang yang mereka

dapatkan ditunjukkan sebagai berikut.

Yudi

Permen 5

Uang 3

Permen 3

Uang 2

Tini

Yuni

Permen 2

Uang 4

Tomi

Permen 1

Uang 10

3

BAB

Persamaan Linear

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

90 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

1. Memahami bahwa keseimbangan dalam

timbangan mewakili kesetaraan dua kuantitas, dan mewakili besarnya hubungan

kedua kuantitas.

2. Mengetahui bahwa berat satu permen

dengan menggunakan timbangan namun

tanpa anak timbangan.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan halaman ini

Kegiatan di halaman ini ditetapkan sebagai

tugas pengantar untuk mengarahkan pada

pembelajaran “persamaan dan pertidaksamaan”

di halaman 92 dan pembelajaran persamaan di

halaman 96, dan seterusnya.

Dalam bagian 1 di halaman berikutnya, dari

empat hubungan, meskipun kita tidak mengetahui

berat satu permen, kegiatan tersebut dapat

menjelaskan milik siapa yang terberat.

Melalui kegiatan ini, siswa mendapatkan

ide bahwa huruf dapat digunakan untuk

mempermudah menemukan berat permen dan

mengarahkan pada kegiatan belajar selanjutnya.

2. Apa hubungan dari kedua kuantitas?

Pada pengantar, perlu diperjelas “apa

hubungan kedua kuantitas” yakni mengenai

hubungan antara dua kuantitas yang ingin kita

perhatikan ketika kita “membandingkan berat

gabungan permen dan koin 100 rupiah milik dua

orang.”

Contohnya, dengan menanyakan “Siapa

yang meraih barang paling unggul? Apa yang

(Pembukaan Bab 1 jam)

Persamaan Linear

BAB

3

akan kita bandingkan?” Ada perbedaan dalam

hal membandingkan banyak barang dan berat

barang.

Setelah memahami tentang masalah

seperti itu, siswa ingin menghubungkan “1” di

halaman berikutnya. Dalam “1”, tidak mungkin

membandingkan 4 orang pada saat yang

sama, jadi hanya 2 orang yang dibandingkan

menggunakan timbangan.

Sebenarnya, ada 4 kombinasi hubungan,

tapi dapat dikelompokkan menjadi 2 macam

hubungan yakni, keadaan tidak seimbang

(salah satunya lebih berat) dan keadaan

seimbang (bobot sama). Hal ini bertujuan

untuk menanyakan apakah mungkin

membaca secara akurat hanya dari informasi

yang diperlukan untuk menghubungkannya

dengan pembelajaran berikutnya dan untuk

memberikan informasi tambahan.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:99

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 91

Bagaimanakah menyatakan hubungan

antara dua besaran dengan kalimat

matematika yang menggunakan huruf?

Bagaimana cara kita menghitung

berat 1 permen?

Sebuah timbangan digunakan untuk membandingkan berat permen dan uang

logam pecahan 100 rupiah yang diperoleh setiap anak. Hasilnya ditunjukkan

berikut ini.

1

Jika berat sebutir permen adalah x g, dan berat satu keping uang logam

100 rupiah adalah 1 g, maka dari pernyataan matematika pada 1 mana

yang dapat dipakai untuk menentukan berat 1 permen? Bagaimana cara kita

menentukan beratnya?

2

Kita dapat menyatakan setiap berat

permen dan logam tersebut ke dalam

kalimat matematika, tapi bagaimana

kita dapat menemukan hubungan

antara kedua berat tersebut?

Karena satu permen

beratnya x g, dapatkah

kita menggunakan

bentuk aljabar?

1 2

3 4

Tini Yudi Tomi Yuni

Yuni Yudi Tini Tomi

Hlm. 92

Hlm. 96, 98

Bab 3 Persamaan Linear 91

Jawaban

1

Tomi

2

(4)

(Contoh)

Merapkan nilai yang sesuai untuk berat

satu permen dalam satuan gram. Tentukan

menjadi 4g.

Berfokus pada keseimbangan dari

timbangan, lalu keluarkan dua koin 100

rupiah dan satu permen dari masingmasing piringan tersebut, yang mengarah

pada fakta bahwa dua permen memiliki

berat 8 g.

3. Penjelasan 1

Ini adalah masalah kemampuan membaca

informasi yang akan digunakan dengan

menganalisis informasi secara akurat. Untuk

itu, saya ingin menekankan kegiatan yang

berhubungan dengan menjelaskan dan

berkomunikasi antara satu sama lain.

Sebagai variasi pendekatan untuk menjelaskan, beberapa siswa diharapkan berpikir

secara berurutan (1 - 2 - 3 - 4) dan yang lainnya

akan berpikir langsung pada timbangan (4).

Ada kemungkinan bahwa beberapa siswa

akan menemukan bahwa timbangan (3) tidak

diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Kemudian, ada kemungkinan juga untuk

merancang dengan cara menyajikan diagram

timbangan dan membiarkan siswa berpikir

tentang informasi lain yang dibutuhkan setelah

melihat penjelasan dari timbangan (4).

4. Penjelasan 2

Di sini juga, saya ingin menekankan

kegiatan menjelaskan dan mengomunikasikan.

Pertama-tama, siswa memperhatikan bahwa

untuk mendapatkan berat satu permen, harus

memilih timbangan (4) yang dalam keadaan

seimbang.

Setelah itu, siswa membagi ke dalam

beberapa kelompok kecil dan membiarkan

masing-masing kelompok berpikir dengan

bebas. Selain itu, dengan membandingkan

hubungan antara (2) dan (4), perlu dipastikan

bahwa jawabannya tidak dapat diputuskan

sebagai jawaban tunggal jika dalam keadaan

tidak seimbang, tetapi diputuskan sebagai satu

jawaban jika dalam keadaan seimbang.

5. Penjelasan balon percakapan

Di sini, pertama-tama siswa ingin

melihat bahwa tampaknya masalah ini dapat

diselesaikan dengan menggunakan huruf

untuk menghitung berat satu permen. Dari

sana, dengan meningkatkan pemahaman

tentang masalah bagaimana mengungkapkan

hubungan keseimbangan menggunakan huruf

dan cara mendapatkan bobot satu permen

secara efisien. Dengan mempelajari “persamaan

dan pertidaksamaan” di halaman berikutnya

akan terhubung kepembelajaran persamaan

pada pelajaran di halaman 96.

P:100

92 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Timbangan di 1 (4) menunjukkan bahwa berat

pada sisi kiri adalah (3x + 2) g dan berat pada sisi

kanan adalah (x + 10) g. Dalam hal ini, sisi kiri dan

kanan seimbang (sama beratnya). Jadi, kita dapat

menyatakan hubungan antara sisi kiri dan kanan

sebagai

Kalimat matematika yang menggunakan tanda

sama dengan untuk menyatakan hubungan

antara dua besaran disebut persamaan.

1 Pertidaksamaan

1 Persamaan dan Pertidaksamaan

Gambar di samping ini memperlihatkan timbangan dari 1 (1) . Ditetapkan

bahwa berat satuan permen adalah x g, berat di timbangan sebelah kiri adalah

(3x + 2)g, berat yang di sebelah kanan adalah

(5x + 3)g. Dalam hal ini sisi sebelah kanan

lebih berat, sehingga kita dapat menyatakan

hubungan antara sisi kiri dan kanan sebagai:

(3

Kalimat matematika yang menggunakan tanda

< atau > untuk menyatakan

hubungan antara dua besaran disebut

pertidaksamaan.

(3x + 2) = (x + 10)

(3x + 2)g (x + 10)g

(3x + 2) = (x + 10)

3x + 2 < 5x + 3

Tujuan Mampu menyatakan hubungan antara dua besaran.

Bandingkanlah dua kalimat matematika di kiri dan kanan, kemudian

isilah dengan salah satu tanda =, < atau >.

1 5 + 3 12 – 5 2 20 – 8 7 × 2

3 120 : 4 (-5) × (-6) 4 9 – (-1) 9 + (-1)

(3x + 2) g (5x + 3) g

Kita menyatakan “a lebih besar dari b” sebagai” a > b”, “a kurang dari b” sebagai “a < b”.

(3x + 2) < (5x + 3)

92 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

1 Persamaan

8 jam

Persamaan dan

Pertidakasamaan

1

Tujuan

1. Dimungkinkan untuk menyelidiki hubungan nilai yang sama dengan kesetaraan

banyak benda dan mengekspresikannya

dengan persamaan dan pertidaksamaan.

2. Dapat membaca hubungan antara besaran

yang diwakili oleh dua persamaan dan

pertidaksamaan.

Jawaban

(1) > (2) < (3) = (4) >

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan halaman ini

Berdasarkan masalah keseimbangan pada

halaman sebelumnya, bantulah siswa memahami

arti dari persamaan dan pertidaksamaan. Oleh

karena itu, penulisannya masing-masing dapat

menggunakan b dan z saja.

Berat sisi kiri → nilai sisi kiri

Berat sisi kanan → nilai sisi kanan

Kiri dan kanan seimbang → “=”

Kiri dan kanan tidak seimbang → “>” dan “<”

Gambaran tersebut dianggap mudah dipahami

oleh siswa.

Mengenai penyelesaian pertidaksamaan,

pedoman kurikulum untuk sekolah menengah

pertama menetapkan bahwa “hubungan

antara besaran cukup dinyatakan dengan

menggunakan pertidaksamaan”, sedangkan

sifat serta penyelesaian dari pertidaksamaan

dipelajari di matematika sekolah menengah atas.

2. Penjelasan 2

Sejak tahun pertama di sekolah dasar,

siswa telah menggunakan bilangan yang sama

seperti 2 + 3 = 5.

Namun, alih-alih menyatakan persamaan

besaran di sisi kiri dan kanan, tanda sama dengan

merupakan simbol yang melambangkan

“adalah” dalam “2 tambah 3 adalah 5”, dan

kebanyakan siswa menganggapnya sebagai

“tempat menulis jawaban hasil perhitungan”.

Soal ini diatur untuk menjelaskan bahwa

tanda sama dengan mewakili hubungan

persamaan antara besaran di sisi kiri dan kanan

serta tanda pertidaksamaan mewakili besarnya

hubungan antara besaran di sisi kiri dan kanan

saat memulai pembelajaran persamaan linier.

Perlu dicatat bahwa mengungkapkan besaran

ukuran menggunakan pertidaksamaan juga

dipelajari di pelajaran Hal.18.

3. Pertidaksamaan

Buatlah siswa memahami bahwa ungkapan

yang menyatakan hubungan antara besarnya

ukuran (hubungan besaran) menggunakan

tanda pertidaksamaan, seperti 3r + 2 < 5r + 3,

adalah sebuah pertidaksamaan.

P:101

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 93

Sehingga dapat kita nyatakan 3 = 15.000, dengan:

a adalah harga karcis dewasa dan b adalah harga karcis anak-anak.

Sehingga dapat kita nyatakan < 10.000, dengan:

a adalah harga karcis dewasa dan b adalah harga karcis anak-anak.

Nyatakanlah hubungan antara (2) dan (3) dari 1 pada halaman 91 sebagai

persamaan.

Harga karcis masuk Museum Angkut (di Batu,

Malang) adalah a rupiah untuk dewasa dan

b rupiah untuk anak-anak. Jika hubungan

antara dua besaran pada (1) dan (2) di

bawah ini menggunakan persamaan dan

pertidaksamaan, maka diperoleh hasil sebagai

berikut.

Untuk persamaan dan pertidaksamaan,

bagian di sebelah kiri tanda persamaan atau

pertidaksamaan disebut sisi kiri, bagian

di sebelah kanan tanda disebut sisi kanan.

1 “Saya membayar karcis masuk untuk satu orang dewasa dan dua

anak-anak dengan uang pecahan 10.000 rupiah, dan saya menerima

kembalian.” Kalimat tersebut dituangkan dalam diagram sebagai berikut.

a rupiah b rupiah kembalian

10.000 rupiah

b rupiah

2 “Total harga karcis untuk 3 orang dewasa dan 2 anak-anak adalah 15.000

rupiah”. Dinyatakan dalam diagram sebagai berikut.

a rupiah

15.000 rupiah

a rupiah a rupiah b rupiah b rupiah

2 (x + 10)g (2x + 4)g 3 (2x + 4) g (5x + 3) g

Sisi kiri Sisi Kanan

Persamaan 3x + 2 = x + 10

Pertidaksamaan 3x + 2 < 5x + 3

a + 2b < 10.000, dengan:

Sehingga dapat kita nyatakan 3a + 2b = 15.000, dengan:

Contoh 1

Soal 1

Museum Angkut Batu Malang

Sumber: Travelspromo.com

Bab 3 Persamaan Linear 93

Jawaban

Soal 1

(2) x + 10 > 2x + 4 (3) 2x + 4 < 5x + 3

Pertanyaan Serupa

Saya pergi ke museum angkut yang sama

seperti pada Contoh 1.

Nyatakan hubungan antara besaran-besaran

berikut dengan persamaan dan pertidaksamaan.

(1) Total biaya masuk untuk 4 orang dewasa

dan 3 anak melebihi 20.000 rupiah.

(2) Berapa total biaya masuk untuk dua orang

dewasa dan satu anak?

(3) Biaya masuk untuk satu orang dewasa lebih

rendah dari total biaya masuk untuk tiga

anak.

(1) 4a + 3b > 20.000

(2) 2a + b = 9.500

(3) a < 3b

4. Persamaan

Buatlah siswa memahami bahwa ungkapan

yang menyatakan hubungan kuantitatif (hubungan

yang setara) menggunakan tanda sama dengan,

seperti 3x + 2 = x + 10, adalah persamaan.

Konfirmasikan bahwa aturan perhitungan

dan rumus luas yang dipelajari selama ini juga

merupakan salah satu persamaan.

5. Penjelasan Soal 1

Saat membuat pertidaksamaan dari

kemiringan timbangan, akan lebih besar saat

posisi turun. Namun perlu diperhatikan bahwa

arah pertidaksamaan dapat ditulis dengan arah

yang berlawanan bergantung pada bentuk

pertidaksamaan tersebut.

6. Penjelasan Istilah

Untuk membantu siswa memahami arti

dari ruas kiri, ruas kanan, dan kedua ruas sebagai

istilah yang umum untuk persamaan dan

pertidaksamaan. Di masa mendatang, siswa

tetap menggunakan istilah-istilah ini dengan

diagram dan mencoba mengembangkannya.

7. Penjelasan Contoh 1

Masalah ini mengungkapkan hubungan

antara kuantitas yang sering terlihat dalam

kehidupan sehari-hari, dengan persamaan dan

pertidaksamaan.

Pada (1), ungkapan dalam kehidupan

sehari-hari bahwa “ketika siswa membayar

biaya masuk, siswa mendapat kembalian untuk

10.000 rupiah” dapat dibaca sebagai “biaya

masuk lebih murah dari 10.000 rupiah” untuk

mengungkapkan hubungan kuantitas dalam

pertidaksamaan.

Selain itu, dapat mengungkapkan diagram

garis relasional, tabel, dan rumus kata dari

kuantitas dalam soal yang mengarah pada

“penggunaan persamaan linier” pada halaman

108.

Siswa juga dapat memperhatikan kegunaan

huruf, seperti bisa mengungkapkan hubungan

antar besaran dengan menggunakan huruf.

P:102

94 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Nyatakanlah dengan menggunakan tanda persamaan dan pertidaksamaan.

1 Menambahkan 5 ke 3 kali x menghasilkan 17.

2 Perlu waktu kurang dari 15 menit untuk berlari 3.600 m dengan kecepatan x

meter per menit.

3 Harga total dari 3 pensil masing-masing seharga

a rupiah dan 2 penghapus masing-masing

seharga b rupiah lebih dari 9.000 rupiah.

4 Berat total a koper masing-masing seberat

3 kg dan b koper masing-masing seberat

5 kg adalah 40 kg.

Ketika hubungan antara dua besaran yang tidak

kurang dari atau tidak lebih dari, maka kita

nyatakan:

“a tidak kurang dari b” sebagai ≥

“a tidak lebih dari b” sebagai ≤

Kita juga menyebut tanda < dan > sebagai

tanda pertidaksamaan. Pernyataan matematika

yang menggunakan tanda tersebut disebut

pertidaksamaan. Tanda tersebut untuk

menyatakan hubungan antara dua besaran.

Untuk membentuk tim kasti terdiri atas

siswa kelas VII, dipilih a siswa dari grup 1

dan b siswa dari grup 2. Perlu dipastikan

banyaknya siswa tidak kurang dari 12.

Kita nyatakan:

a + b ≥ 12

1

Seorang pekerja beratnya 60 kg masuk elevator membawa a kotak

masing-masing beratnya 20 kg. Harus dipastikan bahwa berat total tidak

melebihi 300 kg. Kita dapat menyatakan

20a + 60 < 300

2

Ulasan

kurang dari a atau lebih kecil dari a

Ulasan

Tidak kurang dari a atau lebih besar sama

dengan a

Tidak lebih dari a atau lebih kecil sama

dengan a

Catatan merupakan gabungan a > b atau a = b, demikian juga a < b atau a = b

SD Kelas IV

SD Kelas IV

Contoh 2

Soal 2

Permainan kasti

Sumber: tintapendidikanindonesia.com

94 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1) 3x + 5 = 17 (3) 3a + 2b > 9000

(2) 3600 15

x

< (4) 3a + 5b = 40

Pertanyaan Serupa

Nyatakan hubungan antara besaran-besaran

berikut dengan persamaan dan pertidaksamaan.

(1) Mengurangi 20 dari bilangan tertentu x

sama dengan bilangan yang diperoleh

dengan membagi x dengan 3.

(2) Saya pergi berbelanja dengan 1000 rupiah

dan membeli beberapa barang seharga 130

rupiah, dan sisanya kurang dari 100 rupiah.

(3) Bila dua gelas air x mL dan tiga gelas air y

mL dimasukkan ke dalam wadah kosong

berkapasitas 500 mL, air di wadah tersebut

akan meluap.

(1) x – 20 = x

3

(2) 1000 – 130a < 100

(3) 2x + 3y > 500

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

8. Penjelasan Soal 2

Nyatakan kuantitas yang sesuai pada

sisi kiri dan sisi kanan dengan persamaan,

kemudian secara benar menentukan hubungan

kedua sisi tersebut, kemudian minta siswa

untuk mengungkapkannya dengan persamaan

atau pertidaksamaan.

Pada saat itu, disarankan untuk

menggunakan diagram garis atau ekspresi kata

seperti pada Contoh 1 halaman sebelumnya. Pada

Soal 2 (4), bilangan digunakan bukan sebagai

simbol yang mewakili proses perhitungan

tetapi sebagai simbol yang mewakili hubungan

kesetaraan. Oleh karena itu, ini tidak berarti

bahwa “ketika 3a + 5b dihitung menghasilkan

40”, tetapi “3a + 5b dan 40 adalah sama”. Mampu

membaca hal-hal tersebut akan memperdalam

pemahaman pembelajaran persamaan linier.

9. Penjelasan ulasan

Arti dari istilah “kurang dari” yang

digunakan dalam Soal 2 (2) telah dipelajari

di kelas 4 sekolah dasar. Akan tetapi, harus

dipastikan bahwa arti yang sama dengan

“kurang dari”, yaitu titik batas tidak disertakan.

Meskipun siswa sudah mempelajari arti dari

istilah “lebih dari atau sama dengan” dan “kurang

dari atau sama dengan” di kelas 4 sekolah dasar,

di sini ditegaskan dengan memberikan contoh

konkret bahwa batasnya disertakan.

Namun, karena ini adalah pertama kalinya

mempelajari tanda pertidaksamaan ≥ dan ≤,

guru perlu menjelaskan arti simbol dengan

hati-hati.

10. Penjelasan Contoh 2

Mirip dengan Contoh 1 di halaman sebelumnya, ini adalah masalah mengungkapkan

hubungan antara besaran dengan sebuah

pertidaksamaan. Di sini, juga mengungkapkan

hubungan antara besaran dalam soal dengan

diagram garis, tabel, atau ekspresi kata-kata

yang mengarah pada “penggunaan persamaan

linier” pada pembelajaran halaman 108. Jadi

tolong beri penjelasan dan bimbingan yang

cermat kepada siswa.

P:103

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 95

Nyatakanlah hubungan antara dua besaran berikut ini menggunakan

pertidaksamaan.

1 Total banyaknya a wanita dan b pria kurang dari 30.

2 Total uang untuk membeli a pensil seharga 4.000 rupiah per batang dan

1 buku catatan seharga 1.800 rupiah tidak lebih dari 50.000 rupiah.

3 Sebuah pita kertas sepanjang x cm dibagi sama panjang menjadi 5

bagian. Panjang sepotong pita tidak kurang dari 2 m.

4 Dari a pengunjung, 25 orang pulang ke rumah, yang tinggal tidak kurang

dari 10 orang.

Besaran-Besaran yang Disajikan dengan Persamaan dan Pertidaksamaan

Terdapat dua wadah A dan wadah B. Wadah

A memuat x l cairan, wadah B memuat y l.

Pertidaksamaannya adalah

2x > y

menyatakan bahwa volume (isi) dua

wadah cairan dari wadah A lebih banyak

dibandingkan satu wadah B.

A

y l

x l

A

x l

B

b cm

a cm

Suatu persegi panjang mempunyai panjang

a cm dan lebar b cm. Jelaskan hubungan

antara dua besaran berikut ini.

a > b

2(a + b) ≤ 32

1

3

2 ab = 48

Harga karcis masuk Taman Mini Indonesia

Indah adalah x rupiah untuk dewasa

dan y rupiah untuk siswa SMP. Jelaskan

hubungan antara dua besaran dalam

bentuk persamaan dan pertidaksamaan

berikut ini.

2x + y = 1.250

3x > 5y

1

2

Diskusi

Contoh 3

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Bab 3 Persamaan Linear 95

Jawaban

Soal 3

(1) a + b < 30 (3) x

5

< 2

(2) 4000a + 1800 ≤ 50000 (4) a - 25 ≥ 10

Soal 4

(1) Total biaya masuk untuk dua orang dewasa

dan satu siswa sekolah menengah pertama

adalah 1.250 rupiah.

(2) Biaya masuk untuk 3 orang dewasa lebih

tinggi dari pada biaya masuk untuk 5 siswa

sekolah menengah pertama.

Soal 5

(1) Panjang vertikal lebih panjang dari panjang

horizontal.

(2) Luasnya 48 cm.

(3) Kelilingnya tidak lebih dari 32 cm.

Pertanyaan Serupa

Gunakan benda-benda di sekitar siswa untuk

memberi contoh hubungan kuantitas yang

diwakili oleh persamaan dan pertidaksamaan

berikut.

(1) 2x + 100 = 500

(2) 1

2

ab ≥ 30

(Contoh)

(1) Jika Anda membeli 2 buah pulpen

seharga x rupiah dan satu notebook

seharga 100 rupiah, total harganya

adalah 500 rupiah.

(2) Panjang diagonal belah ketupat adalah

a cm dan b cm. Luas daerah belah

ketupat tersebut tidak kurang dari 30

cm persegi.

11. Penjelasan Soal 3

Mirip dengan “pertanyaan 2” di halaman

sebelumnya, besaran yang berhubungan

dengan ruas kiri dan ruas kanan dinyatakan

dengan persamaan. Kemudian dua hubungan

besaran dinilai dengan benar sesuai

instruksi yang diberikan untuk membuat

pertidaksamaan.

12. Penjelasan Contoh 3

Pembelajaran ini menekankan tidak

hanya mengungkapkan hubungan antarbesaran menggunakan rumus, tetapi juga

menumbuhkan kemampuan membaca makna

rumus. Pelajaran pada halaman 70-71 juga

mengenai masalah membaca makna simbol,

tetapi pada Contoh 3, pertanyaan 4 dan

pertanyaan 5 adalah masalah untuk membaca

hubungan persamaan dan hubungan besaran

yang dihubungkan oleh tanda persamaan dan

tanda pertidaksamaan.

Pada Contoh 3, y di sisi kanan adalah

volume cairan untuk satu cangkir wadah B,

maka hubungan besaran antara keduanya dapat

dibaca dengan tanda pertidaksamaan (>).

12. Penjelasan Soal 4 dan Soal 5

Jadikan tempat untuk menumbuhkan

ekspresi matematika dengan menulis apa

yang dibaca ke dalam buku catatan dan

mempresentasikannya dalam kelompok kecil.

Soal 5, bagi siswa yang tidak bisa

membaca (2) dan (3), beri dukungan dengan

mengonfirmasi penghilangan x dalam rumus

karakter dan membuat mereka berpikir dengan

mengubah ab dan 2 (a + b) di sisi kiri menjadi

rumus memakai kata-kata.

P:104

96 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada persamaan 3x + 2 = x +10 , jika nilai x adalah 4, maka nilai di sebelah

kiri sama dengan nilai di sebelah kanan. Jadi, kedua sisi sama dan persamaan

berlaku (bernilai benar). Persamaan tidak berlaku untuk nilai-nilai selain 4.

Persamaan yang berlaku atau tidak berlaku bergantung

pada nilai x disebut persamaan dalam x.

Nilai x yang membuat persamaan berlaku disebut

penyelesaian persamaan. Penyelesaian persamaan

3x + 2 = x + 10 adalah 4.

Kita dapat menyatakan hubungan antara sisi kiri dan kanan timbangan

di 1 (4) di halaman 91 dengan persamaan (3x + 2) = (x +10) . Substitusikan

bilangan bulat dari 1 sampai 5 ke sisi kiri

dan kanan untuk melihat apakah persamaan

berlaku. Langkah selanjutnya adalah

menghitung berat satu permen.

Memahami kebenaran kalimat matematika persamaan ketika huruf disubstitusi

dengan bilangan.

2 Persamaan

Jadi, artinya berat

satu permen

adalah 4 gram.

Manakah di antara 1, 2, dan 3 yang merupakan penyelesaian persamaan

2x + 5 = 11 ?

Dengan mensubstitusikan 1, 2, dan 3 berturut-turut pada x pada

persamaan, maka sisi kiri persamaan adalah sebagai berikut.

Jika x = 1, maka 2 × 1 + 5 = 7

Jika x = 2 maka 2 × 2 + 5 = 9

Jika x = 3 maka 2 × 3 + 5 = 11

Dari hasil hitungan di atas, ketika x = 3, maka persamaan bernilai benar.

Mencari bilangan-bilangan yang

jika disubstitusikan pada huruf akan

membuat persamaan benar (berlaku).

Berpikir Matematis

Penyelesaian

Jawab x = 3

x 3x + 2 Tanda Penghubung x + 10

1 3 × 1 + 2 = 5 < 1 + 10 = 11

2

3

4

5

Tujuan

Contoh 1

96 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

2 Persamaan

Tujuan

Memahami arti persamaan dan penyelesaiannya.

Jawaban

Nilai X Sisi kiri Tanda hubung Sisi kanan

15 < 11

28 < 12

3 11 < 13

4 14 = 14

5 17 > 15

(Rumus untuk sisi kiri dan kanan dihilangkan)

Berdasarkan tabel tersebut, persamaan 3x + 2

= x + 10 berlaku jika x = 4, sehingga berat satu

permen adalah 4 g.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. , Penjelasan konsep angka pada

nomer 2

Berdasarkan persamaan 3x + 2 = x + 10

yang digunakan untuk menghitung berat satu

permen diambil dari pelajaran hal.91. Gantikan

bilangan bulat dari 1 hingga 5 untuk sisi kiri

dan kanan, dan pastikan persamaan tersebut

berlaku atau tidak.

Dari tabel tersebut, secara induktif dapat

dipahami bahwa persamaan x = 4 dapat

berlaku, tetapi saya ingin mendiskusikan

apakah ada nilai lain yang dapat membuktikan

persamaan tersebut. Jika siswa melihat

perubahan nilai di sisi kiri dan kanan tabel, siswa

dapat memprediski bahwa hanya ada satu nilai

di mana nilai di kedua sisi sama. Kemudian,

hal itu terhubung pada arti persamaan dan

penyelesaian persamaan dalam matematika

sekolah menengah.

2. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Ada masalah untuk memahami arti

“penyelesaian persamaan”. Dalam “Pertanyaan

1”, gantikan x = 3, 4, dan 5 masing-masing untuk

memeriksanya. Pada (1) hanya nilai pada sisi

kiri yang perlu diperiksa seperti pada Contoh

1. Akan tetapi pada (2) nilai pada sisi kiri dan

kanan yang perlu diperiksa.

Selain itu, saat memeriksa penyelesaian

dari suatu persamaan, siswa memasukkan nilai

x ke dalam persamaan tersebut.

Harap dicatat bahwa siswa dapat menulis

persamaan yang tidak sesuai, seperti 3 + 2 = 10

- 3.

2. Penjelasan Soal 2

Gantikan x = 2 atau x = -2 untuk mencari

persamaan di mana nilai di sisi kiri dan kanan

sama. Ada anggapan bahwa beberapa siswa

menyelesaikan persamaan menggunakan perhitungan mundur untuk menemukan solusinya.

Akan tetapi tujuan di sini adalah untuk

memahami arti penyelesaian persamaan, maka

penting untuk membuat penilaian dengan

mengganti nilai x.

P:105

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 97

Manakah di antara 3, 4, dan 5 yang merupakan penyelesaian persamaan berikut ini?

1 2x – 3 = 7 2 x + 2 = 10 – x

Manakah persamaan berikut ini yang penyelesaiannya 2? Kemudian, mana

yang penyelesaiannya -2?

a 3x + 2 = 8 b x – 5 = 3 -2 – 5 = 3 -2 c x = 4 2 d x – 3 = x – 1

Asal Mula istilah “Fang Cheng (Persamaan)”

Istilah “Fang Cheng (persamaan)”

muncul di Jilid 8 teks Matematika

Kuno berjudul Sembilan Bab dalam

Seni Matematis yang disusun kira-kira

pada abad Pertama pada Penanggalan

Cina. Dalam buku tersebut, persamaan

diselesaikan dengan mengubah

susunan ‘tali hitung’ dalam ‘papan

hitungan’. Dalam papan hitungan,

Dewi berpendapat bahwa 2x + 3x = 5x

bukan persamaan. Diskusikan apakah

pendapat Dewi benar.

Saya Bertanya

Apakah pertidaksamaan juga memiliki

penyelesaian? Hlm.120

Apakah kita harus selalu

mensubstitusikan bilangan

untuk mendapatkan

penyelesaian?

Kita menemukan penyelesaian persamaan

dengan cara mensubstitusikan berbagai

bilangan pada huruf. Hlm.98

Cermati

Perkembangan matematika di China

Sumber: serbaserbimatematika

Soal 1

Soal 2

hanya bilangan dan koefisien yang ditampilkan, tidak menyajikan simbol

operasi ataupun huruf. Salah satu interpretasi dari “Fang Cheng” adalah

bilangan pada kotak-kotak dan manipulasi tertentu pada tali-tali.

Mari Mencoba

Bab 3 Persamaan Linear 97

Jawaban

Soal 1

(1) Jika x = 5,

(sisi kiri) = 2 × 5 - 3 = 7,

maka (sisi kiri) = (sisi kanan),

maka penyelesaian persamaannya adalah 5.

(2) Jika x = 4

(sisi kiri) = 4 + 2 = 6

(sisi kanan) = 10 - 4 = 6,

maka (sisi kiri) = (sisi kanan), maka

penyelesaian persamaannya adalah 4.

Soal 2

Penyelesaian yang menggunakan 2

Penyelesaian yang menggunakan -2

Percobaan

(Contoh)

2x + 3x = 5x berlaku, tidak peduli bilangan apa

yang diganti untuk x, jadi tidak ada persamaan.

4. Penjelasan latihan

Beberapa siswa mengira bahwa semua

persamaan yang mengandung huruf adalah

persamaan. Di sini, dengan mempertimbangkan

kasus yang bukan merupakan persamaan,

membuat orang sadar bahwa di dalam

persamaan ada persamaan dan identitas. Selain

itu, ingin memperdalam jika kemampuan

pemahaman siswa dalam persamaan. Tidak

perlu menyentuh istilah identitas di sini.

5. Penjelasan balon percakapan

Di sini, mungkin untuk menemukan

penyelesaian persamaan dengan mengganti

berbagai nilai pada huruf. Namun, tidak

selalu efisien untuk menemukan penyelesaian

persamaan dengan cara ini. Oleh karena itu, siswa

ingin membuat gagasan bahwa mungkin ada

metode yang lebih sederhana dengan menarik

pertanyaan, “Apakah bisa menyelesaikannya

tanpa selalu menggantikannya?”

6. Asal Usul Istilah “Persamaan”

Sejarah dan asal mula persamaan dan

menggunakannya sebagai subjek untuk

meningkatkan minat dan motivasi untuk

pembelajaran di masa depan.

Memecahkan masalah dengan persamaan

telah dipraktikkan sejak zaman Babilonia kuno

dan dapat ditemukan dalam buku matematika

tertua di dunia “Lind Pavilus” (sekitar abad ke-17

SM) yang ditulis di Mesir. Gambar di buku teks

menunjukkan pertanyaan pertama di Volume

8 dari “Bab 9 Aritmatika”, yang membahas soalsoal berikut.

“Sekarang, 3 bundel sistem atas, 2 bundel

sistem tengah dan 1 bundel sistem bawah

adalah 39 ton,

2 bundel sistem atas, 3 bundel sistem tengah

dan 1 bundel sistem bawah adalah 34 ton,

1 bundel sistem atas, 2 bundel sistem tengah,

dan 3 bundel sistem bawah adalah 26 ton.

Berapa ton kah isi dari sistem atas, tengah dan

bawah pada setiap bundel. ”(Catatan: Sistemnya

beras)

Jawab

Sistem atas 1

4

ton , Sistem tengah 4 1

4

ton,

Sistem bawah 2 3

4

ton

Cara inilah yang tertuang pada buku , 9 bab

tentang Aritmatika dalam membahas masalah

persamaan linier.

P:106

98 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Berdasarkan timbangan di 1 (4) halaman 91,

berat di sisi kiri (3x + 2) gram dan berat di sisi

kanan adalah (x + 10) gram. Operasi apa yang

dilakukan agar kita dapat mengurangi salah satu

sisi menjadi satu permen saja dan tetap menjaga

timbangan seimbang (sama beratnya)?

Memahami bagaimana menyelesaikan persamaan tanpa mensubstitusi bilangan

ke dalam huruf.

3 Sifat-Sifat Persamaan

Pada timbangan,

keseimbangan

dapat dijaga dengan

mengeluarkan barang

yang sama dari kedua

sisi, dan seterusnya.

Proses tersebut disajikan

dalam gambar di

samping ini.

Kita dapat melihat dari paparan di atas bahwa berat satu permen adalah 4 gram.

Kita juga dapat melihat bahwa kita dapat mengubah persamaan dalam bentuk

“x = (bilangan)”, sehingga penyelesaian dapat ditemukan.

Pada timbangan yang seimbang, jika dilakukan berikut ini, maka timbangan

tetap seimbang.

Letakkan benda dengan berat

yang sama pada kedua sisi.

Ambil benda dengan

berat yang sama dari

kedua sisi.

Tiga kali lipat berat di

kedua sisi.

Ambil 1

3

dari berat di

kedua sisi.

Ambil benda dengan

Ambil 2 uang logam

dan satu permen dari

kedua sisi.

Kedua sisi dibagi dua.

Kurangi x dan 2 dari

kedua sisi.

Kedua sisi dibagi 2.

3x + 2 = x + 10

3x + 2 – x – 2 = x + 10 – x – 2

2x = 8

2x : 2 = 8 : 2

x = 4

Tujuan

1

98 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 jam

3 Sifat-Sifat Persamaan

Tujuan

Memahami sifat persamaan yang digunakan

untuk menyelesaikan persamaan linear satu

peubah yang sederhana.

Jawaban

(1) Keluarkan 2 koin 100 rupiah dan 1 permen

dari kedua piring.

(2) Bagi dua kuntuk edua beban tersebut.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di sini, penting menggunakan timbangan

untuk memahami sifat-sifat persamaan sebaai

gambar konkret sambil aktivitas operasional.

Untuk membuat satu permen menjadi satu

akan mengarah pada perubahan berikutnya

dalam bentuk “x = bilangan”, selanjutnya ajak

siswa untuk memikirkan artinya.

2. Visualisasi kegiatan operasional

Untuk mengetahui “dunia matematika (sifat persamaan)” kita perlu membandingkan “dunia

sehari-hari (verbalisasi model keseimbangan dan metode operasi)” dengan “dunia matematika

(matematika)”.

Saat ini kita menggunakan masalah nyata sebagai model matematika dengan mengekspresikan

operasi perhitungan pada keseimbangan dalam persamaan dan menghubungkannya ke

pembelajaran berikutnya.

3. Keseimbangan pada timbangan

Dalam pembelajaran selama ini, kita telah memahami sifat persamaan dengan mengganti

“hubungan yang sama” dari dua besaran dengan “keseimbangan” dari timbangan. Saat melakukan

operasi bilangan pada satu piringan timbangan (menyesuaikan berat tertentu, mengalikan berat

dengan a). Untuk menyeimbangkan timbangan, operasi bilangan yang sama pun harus dilakukan

di piringan lain, hal ini akan sangat mudah dimengerti oleh siswa.

Namun, jika menggunakan timbangan, hal itu tidak cocok dengan angka negatif, angka

desimal, dan pecahan. Dalam kasus seperti itu, kita menyadari manfaat transformasi atau perubahan

ke dalam persamaan, siswa akan merasakan lebih banyak membutuhkan rumus persamaan.

P:107

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 99

Jika kedua sisi ditukar tempat, maka persamaan tetap berlaku.

Jika A = B, maka B = A

Sepertinya halnya timbangan, persamaan memiliki sifat-sifat berikut ini.

m ≠ 0, artinya m tidak sama dengan nol.

Menyelesaikan Persamaan Menggunakan Sifat-Sifat Persamaan

Kurangkan 6 dari kedua sisi

Persamaan x = -8 yang diperoleh di Contoh 1 menyatakan bahwa penyelesaian

persamaan x + 6 = -2 adalah -8.

Pada Contoh 1, periksa apakah -8 adalah penyelesaian dengan substitusi x

dengan -8 pada persamaan awal.

Sifat-Sifat Persamaan

Jika m ditambahkan ke kedua sisi, maka persamaan tetap berlaku.

Jika A = B, maka A + m = B + m

Jika m dikurangkan dari kedua sisi, maka persamaan tetap berlaku.

Jika A = B, maka A – m = B – m

Jika m dikalikan ke kedua sisi, maka persamaan tetap berlaku.

Jika A = B, maka A × m = B × m

Jika m kedua sisi dibagi m, m ≠ 0, maka persamaan tetap berlaku.

Jika A = B, maka

1

2

3

4

Selesaikan persamaan x – 3 = 4 dengan mengisi dengan bilangan yang sesuai.

x – 3 = 4

x – 3 + = 4 +

x =

Menambahkan ke kedua sisi

Jawab x =

Penting

x + 6 = -2

x + 6 – 6 = -2 – 6

x = -8

Catatan

Contoh 1

Soal 1

Soal 2

A

m

B

m =

Bab 3 Persamaan Linear 99

Jawaban

Soal 1

Sisi kiri = (-8) + 6 = -2

Sisi kanan = -2

Oleh karena (sisi kiri) = (sisi kanan), maka -8

adalah penyelesaian dari persamaan x + 6 = -2

Soal 2

Berdasarkan rumus di atas, masukan nilai

berikut secara berurutan 3, 3, 3, 7, 7

4. Sifat Persamaan

Sifat persamaan” adalah ringkasan

matematis dari apa yang ditemukan dalam

timbangan. Cobalah untuk disatukan menggunakan huruf sambil membandingkan dengan

gambar timbangan.

Ada baiknya untuk melihat kembali “apakah

itu bisa dibagi dengan 0?” Pada pelajaran di

halaman 46 dalam hubungannya dengan sifat

ke-4 dari persamaan.

Simbol “≠” yang menunjukkan “tidak sama”,

terkadang dapat ditulis sebagai “≠” (tanda

pertidaksamaan).

5. Jika A = B, maka B = A

Pastikan bahwa hukum simetris berlaku

dalam persamaan. Baik untuk membayangkan

bahwa piring kiri dan kanan dari timbangan

tetap seimbang dan terjalin ketika ditukarkan.

Sifat ini berguna saat menyelesaikan persamaan

dan mengubah persamaan.

6. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Pada pelajaran hal. 99-100 membahas

persamaan sederhana yang dapat diselesaikan

dengan intuisi atau perhitungan mundur.

Gunakan persamaan tersebut untuk

memastikan bahwa siswa memahami cara

menggunakan sifat persamaan.

Sifat persamaan sudah jelas bagi siswa,

tetapi pertanyaannya adalah saat menentukan

suku atau angka mana dalam persamaan

yang akan diproses. Hal ini perlu diingat saat

memberikan penjelasan. Perhatikan bahwa jika

timbangan terlalu kuat, sisi kanan-2 dari Contoh

1 mungkin bingung dengan berat yang tidak

dapat ditempatkan pada piring timbangan.

Selanjutnya, dalam soal 1, kami mengonfirmasi bahwa nilai x yang diperoleh pada

Contoh 1 adalah solusi dari persamaan asli,

dan mengonfirmasi keberlakuan (kebenaran)

metode penyelesaian menggunakan sifat

persamaan.

Kemudian, biarkan siswa menegaskan

kembali bahwa untuk menyelesaikan persamaan tersebut, persamaan harus diubah

menjadi bentuk “x = (bilangan)” menggunakan

sifat persamaan.

6. Penjelasan Soal 2

Untuk mengubahnya menjadi bentuk

“x = bilangan”, mari kita pikirkan suku di sisi

kiri persamaan yang akan difokuskan dan

sifat persamaan mana yang akan digunakan.

Begitu juga, saat menyelesaikan persamaan,

ajarkan untuk “menulis angka yang sama secara

vertikal” seperti pada Contoh 1, soal 2.

P:108

100 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Selesaikanlah.

1 x + 4 = 10 2 x + 7 = -2 3 x – 6 = 3 4 x – 2 = -8

1 6x = 24 2

Bagi kedua sisi dengan 6, Kalikan kedua sisi dengan 2,

1

2

x = –3

Pandangan terhadap Sifat-Sifat Persamaan

Selesaikanlah.

1 4x = 32 2 –3x = 18 3 –x = –10

4 8x = 4 5 6

7 8

Dengan menggunakan sifat-sifat

persamaan, sekarang kita dapat

menyelesaikan persamaan.

Adakah cara lebih mudah untuk

menyelesaikan persamaan?

Berdasarkan apa yang telah kamu pelajari selama ini, buatlah persamaan

yang penyelesaiannya 8.

Hal.101

Cobalah

Hal. 107

Pengayaan 4-1

Cermati

Sifat kedua dari persamaan, yaitu mengurangkan m dari kedua sisi, dapat

juga dipandang sebagai penambahan -m pada kedua sisi.

A – m = B – m → A + (-m) = B + (-m)

Demikian juga dengan sifat keempat, yaitu pembagian. Membagi kedua

sisi dengan m (m ≠ 0)

Sama dengan mengalikan kedua sisi dengan .

A

m

B

m A m B m      1 1

Dengan memandang sifat-sifat di atas, maka sifat (1) dan (2) merupakan

satu sifat. Demikian juga (3) dan (4).

Contoh 2

1

3

x = 5

Soal 3

Soal 4

Soal 5

6x

6

24

6 = 1

2 x × 2 = (-3) × 2

x = 4 x = -6

1

2 - x = -8 x

7 = -1

1

5 x = -6

A

m

B

m = 1

m

1

m A × 1 = B ×

Sama dengan mengalikan kedua sisi dengan . 1

m

100 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 3

(1) x = 6 (3) x = 9

(2) x = -9 (4) x = -6

Soal 4

(1) x = 8 (5) x = 15

(2) x = -6 (6) x = -30

(3) x = 10 (7) x = 16

(4) x = 1

2

(8) x = -7

Soal 5

2x - 16 = 0

x - 2 = 6

3x + 1 = 2x +9

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

8. Penjelasan Contoh 2

Buat siswa menyadari bahwa koefisien x

harus diubah menjadi 1 sehingga diperoleh

bentuk “x = (bilangan)”, dan buatlah mereka

berpikir tentang sifat -sifat persamaan mana

yang harus digunakan untuk tujuan itu.

Oleh karena (1) dan (2) dapat diselesaikan

menggunakan 3 atau 4 dari sifat persamaan di

halaman sebelumnya, Anda dapat menanyakan

manakah cara yang lebih mudah untuk

menyelesaikannya.

9. Penjelasan Soal 4

Dalam (2), beberapa siswa dapat membagi

kedua belah pihak dengan 3 untuk memperoleh

-x. Ingat bahwa -x adalah (-1) × x, dan sebutkan

bahwa itu perlu dibagi dengan -1.

Oleh karena persamaan yang penyelesaiannya berupa pecahan seperti (4) pertama

kali muncul, tanganilah dengan hati-hati. Anda

dapat mengekspresikan penyelesaian sebagai

desimal, tetapi perlu dicatat bahwa itu sering

kali merupakan pecahan sederhana.

10. Penjelasan Soal 5

Sambil mengenali metode dengan trial and

error, siswa ingin memperdalam pemahaman

tentang sifat persamaan dengan membuat

siswa memahami metode mengubah “x =

8” menggunakan sifat persamaan karena

“penyelesaiannya adalah 8”.

11. Penjelasan balon percakapan

Saat ini, persamaan dapat diselesaikan

menggunakan sifat persamaan. Dengan

melihat kembali pada Q di halaman 78, siswa

ingin mengajukan pertanyaan “apakah rumus

tersebut dapat diselesaikan dengan lebih

mudah” ketika persamaan menjadi semakin

rumit. Pertanyaan tersebut untuk memotivasi

pembelajaran di halaman berikutnya.

12. Pandangan terhadap sifat-sifat persamaan

Dengan cara yang sama seperti

empat aturan bilangan positif dan negatif

yang digunakan untuk mengintegrasikan

pengurangan menjadi penjumlahan dan

pembagian menjadi perkalian, sifat persamaan

dapat diringkas menjadi dua, yaitu (1) dan (3).

Untuk menghadapi perspektif terintegrasi

semacam ini dan memperdalam pemahaman

semuanya bergantung pada kemampuan siswa.

P:109

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 101

Mampu menyelesaikan persamaan dengan cara yang lebih mudah.

Bagaimana Menyelesaikan Persamaan 4

Sifat-sifat persamaan yang mana yang digunakan pada kedua persamaan

berikut ini?

Ketika membandingkan (1) dan (2) di a , Wida mengamati berikut ini. 1

Pada 1 , sisi kiri memiliki suku -9. Ketika ditambahkan 9 ke kedua sisi,

maka -9 pada sisi kiri akan hilang. Sedangkan di 2 , 9 muncul di sisi kanan.

Selesaikan setiap persamaan menggunakan cara yang kamu pelajari

di 1 dan 2 . 3

1 x + 7 = -3 2 -2x = 8 – 3x

Pada a dan b , bagaimana kita mendapatkan 2 langsung dari 1 ? Jelaskan

menggunakan pemahamanmu di 1 .

2

1

2

2x = 6 + x

2x – x = 6

1

2

x – 9 = 3

x = 3 + 9

a b

2x = 6 + x

2x –x = 6 + x – x

2x – x = 6

x = 6

1

2

x – 9 = 3

x – 9 + 9 = 3 + 9

x = 3 + 9

x = 12

1

2

a b

Penemuan

[ Aktivitas Matematis]

Tujuan

Untuk b , apa yang kamu amati ketika membandingkan 1 dan 2 ?

Bab 3 Persamaan Linear 101

Bagaimana Menyelesaikan

Persamaan

4

Tujuan

1. Memahami arti transposisi (perpindahan

posisi) berdasarkan sifat persamaannya

2. Siswa dapat menyelesaikan persamaan

linier satu peubah sederhana menggunakan

transposisi (perpindahan posisi).

3. Mampu menyelesaikan persamaan yang

mengandung tanda kurung dan persamaan

yang mengandung pecahan dan pecahan

sebagai koefisien.

Jawaban

A. Menggunakan sifat persamaan 1 (tambahkan 9 di kedua sisi).

I. Menggunakan sifat persamaan 2 (kurangkan x di kedua sisi)

1 , 2

Lihat penjelasan dan poin penting 3 dan 4

untuk referensi

3

(1) x + 7 = -3

x = -3 - 7

= -10

(2) -2x = 8 - 3x

-2x - 3x = 8

x = 8

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Aktivitas Matematika Saat Ini

Pada saat ini, sebagai kesempatan untuk

melakukan studi tentang aktivitas matematika,

kita berhadapan dengan “kegiatan untuk

mengetahui gagasan transposisi berdasarkan

sifat persamaan”. Guru tetap ingat bahwa

pelajaran berfokus pada aktivitas siswa.

2. Penjelasan

Ada permasalahan pada saat membaca

sifat persamaan yang digunakan. Ini adalah cara

pertama untuk menyelesaikan persamaan yang

menghapus variabel dari sisi kanan seperti b.

3. Penjelasan 1

Sebaiknya sembunyikan dulu rumus pada

baris kedua a dan b. Pertama, bacalah dulu

penjelasan Wilda tentang a, kemudian simak

perubahannya pada bagian berikut ini. Dengan

mengacu pada penjelasan Wilda, alangkah

baiknya jika kita dapat menjelaskan bahwa di

2 , alih-alih menjelaskan suku x di sisi kanan

menghilang, lebih baik menjelaskan istilah -x

muncul di sisi kiri.

4. Penjelasan 2

Siswa hanya perlu menjelaskan dua poin

berikut dengan kata-katanya sendiri.

1. Pindahkan suku dari sisi kiri (sisi kanan) ke

sisi kanan (sisi kiri).

2. Ubah tanda saat memindahkan suku.

5. Penjelasan 3

Setelah menyelesaikan dengan meniru

a dan b di 2 , kembali ke sifat persamaan dan

periksalah.

2 jam

P:110

102 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

5x + 2x = 14

x – 9 = 3

3x + 5 = -4

3x = -4 – 5

3x = -9

x = -3

Kita belajar dari halaman sebelumnya, bahwa dalam persamaan kita dapat

memindahkan suku-suku dari satu sisi ke sisi yang lain. Hal ini disebut

mentranspos atau memindahkan suku-suku.

memindahkan suku

x = 3 + 9 2x – x = 6

2x = 6 + x

Menyelesaikan Persamaan Menggunakan Ide Memindahkan Suku-Suku

Pada Contoh 1, periksa apakah -3 merupakan penyelesaian dengan

substitusi x = -3.

Pindahkan 5 dari sisi kiri ke sisi

kanan, 3x = -4 – 5

Dalam memindahkan suku-suku untuk menyelesaikan persamaan, letakkan

semua suku-suku huruf ke sisi kiri dan semua suku-suku bilangan ke sisi kanan.

Selesaikanlah.

1 2x + 1 = 9 2 4x – 5 = -13

3 3x = -2x – 15 4 2x = 3x – 8

5x = -2x + 14

5x + 2x = 14

7x = 14

x = 2

Pindahkan -2x dari sisi kanan ke sisi

kiri,

5x = -2x + 14

memindahkan suku

Contoh 1

3x + 5 = -4

Contoh 2

Soal 1

Soal 2

Ingat, ketika sebuah suku berpindah sisi, tanda yang ada di depannya berubah

menjadi kebalikannya.

102 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 1

Sisi kiri = 3 × (-3) + 5 = -4

Sisi kanan = -4

Oleh karena itu, karena (sisi kiri) = (sisi kanan),

maka -3 adalah penyelesaian dari persamaan 3x

+ 5 = -4

Soal 2

(1) x = 4 (2) x = -2

(3) x = -3 (4) x = 8

Pertanyaan Serupa

Selesaikan persamaan berikut

(1) 3x + 4 = -5 (3) 5x = 7x- 8

(2) -2x - 7 = 11 (4) x = -4x + 10

(1) x = -3 (3) x = 4

(2) x = -9 (4) x = 2

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Memindahkan suku

Sebagai ringkasan pembelajaran di halaman

sebelumnya, memperkenalkan istilah “transposisi

(pemindahan)” dan menggunakan diagram

skematik (diagram sketsa) untuk mengonfirmasi

pengoperasian suku yang dipindahkan dengan

cara mengubah tanda dan memindahkannya ke

sisi lain.

7. Penjelasan Contoh 1

Ini adalah contoh pemindahan suku dari sisi

kiri ke sisi kanan dan menyelesaikannya. Periksa

juga cara penyelesaiannya setelah dipindahkan.

8. Penjelasan Soal 1

Sebenarnya mulai sekarang, guru akan

menghilangkan konfirmasi seperti di buku

teks. Akan tetapi, guru ingin siswa tetap

membiasakan diri untuk kembali ke rumus asli

dan memastikan apakah penyelesaian yang

diperoleh sudah benar.

9. Penjelasan Contoh 2

Ini adalah contoh penyelesaian dengan

memindahkan suku huruf di sisi kanan ke sisi

kiri. Perhatikan penyelesaian dari Contoh 1

dan 2 dan biarkan siswa memahami bahwa

persamaan tersebut harus diselesaikan dalam

bentuk ax = b.

10. Penjelasan Soal 2

Pada Soal 2 siswa diharapkan terbiasa

dengan pengoperasian suku transposisi

(perpindahan), siswa dapat melingkari suku

yang akan dipindahkan. Instruksikan siswa

untuk menulis juga tanda sama dengan secara

vertikal sehingga mereka dapat melihat suku

mana yang telah dipindahkan.

P:111

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 103

Selesaikan 8x – 3 = 5 + 6x.

Selesaikanlah.

6x – 12 = 3x

5 8 + 2x = 3x – 1

1

3 5x + 15 = -2x + 1

7x – 3 = 5x + 7

6 3x + 2 = x + 4

2

4 3 + 7x = 4x – 6

Persamaan dengan Tanda Kurung

Hapus tanda kurung dengan menerapkan sifat distributif.

Hati-hati dengan tanda

ketika mengalikan

dengan bilangan negatif

menggunakan sifat

distributif.

Selesaikanlah.

1 2(x – 5) + 1 = 7

3 -2(x + 3) = 5x + 8

2 4x – 7(x + 2) = -5

4 3(x – 8) = -6(x + 4)

8x – 3 = 5 + 6x

8x – 6x = 5 + 3

Selesaikanlah 5x – 2(x – 3) = 3.

5x – 2(x – 3) = 3

5x – 2x + 6 = 3

Pindahkan 6 ke sisi kanan.

5x – 2x = 3 – 6

3x = –3

x = –1

Jawab : x = -1

8x – 3 = 5 + 6x

Pindahkan -3 dan 6x

8x – 6x = 5 + 3

2x = 8

x = 4

Jawab : x = 4

Untuk mempermudah

memantau proses

penyelesaian,

samakan posisi tanda

“=”

Penyelesaian

Cara

Cobalah

Hlm.107

Pengayaan 4-2

Cobalah

Hlm.107

Pengayaan 4-3

Contoh 3

Penyelesaian

Contoh 4

Soal 3

Soal 4

Bab 3 Persamaan Linear 103

Jawaban

Soal 3

(1) x = 4 (4) x = -3

(2) x = 5 (5) x = 9

(3) x = -2 (6) x = - 1

2

Soal 4

(1) x = 8 (3) x = -2

(2) x = -3 (4) x = 0

Pertanyaan Serupa

Selesaikan persamaan berikut

(1) 10x - 24 =7x (3) 3(x + 7) = x + 9

(2) 12 - 3x = 6 - 5x (4) 6x - (7x - 2) = -8

(1) x = 8 (3) x = -6

(2) x = -3 (4) x = 10

11. Penjelasan Contoh 3

Ini adalah jenis persamaan liniear dengan

pola dasar suku huruf dan suku bilangan

di kedua sisinya. Memungkinkan untuk

memindah suku dengan perspektif, seperti

halnya menggunakan diagram skematik dari

catatan samping.

Harap dicatat juga bahwa siswa mungkin

mendapatkan jawaban siswa yang salah seperti

yang ditunjukkan di sebelah

kanan karena siswa selalu

menyadari akan kesalahan

tersebut.

12. Penjelasan Soal 3

Seperti yang ditunjukkan pada (5) dan (6),

jika koefisien x menjadi angka negatif ketika

disusun dengan penambahan, ganti kedua sisi

persamaan terlebih dahulu,

(5) 3x -1 = 8 + 2x

(6) x + 4 = 3x + 2

Sebutkan bahwa itu mungkin dapat

diselesaikan dengan seperti ini. Pada saat ini,

dasarnya adalah aturan simetris persamaan

“jika B = A, maka A = B” dalam pelajaran pada

hal.99.

12. Penjelasan Contoh 4 dan Soal 4

Pahami bahwa persamaan yang mengandung tanda kurung dapat diselesaikan dengan

cara yang sama seperti pada Contoh 3 dengan

menghilangkan tanda kurung menggunakan

hukum distribusi.

Periksa cara menulis jawabannya di Contoh

4 dan coba selesaikan persamaan dalam soal 4.

Soal 4 (4) berkaitan dengan persamaan yang

solusinya adalah 0.

2x = 8

x = 8 - 2

P:112

104 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Ketika persamaan memuat pecahan, maka dapat juga diselesaikan dengan

mengalikan kedua sisi dengan faktor pengali bersama dari penyebutpenyebutnya. Tujuannya adalah mengubahnya menjadi kalimat matematika

tanpa pecahan.

Selesaikanlah.

1 0,4x + 2 = 0,3x 2 0,25x = 0,2x – 0,1

Persamaan dengan Desimal dan Pecahan

Ubahlah koefisien persamaan di atas menjadi bilangan bulat dengan

mengalikan kedua sisi dengan 10.

2,3x = 0,5x + 9

Kalikan kedua sisi dengan 10,

diperoleh

2,3x × 10 = (0,5x + 9) × 10

23x = 5x + 90

23x – 5x = 90

18x = 90

x = 5

Jawab : x = 5

Selesaikanlah 2,3x = 0,5x + 9.

Ubahlah koefisiennya menjadi bilangan bulat

dengan mengalikan kedua sisi dengan 6.

Selesaikanlah

Jawab : x = 4

Kalikan kedua sisi dengan 6, diperoleh

5x – 12 = 2x

5x – 2x = 12

3x = 12

x = 4

Kalikan kedua sisi dengan 6, diperoleh

Ulasan

Pengali bersama antara a dan b

disebut faktor pengali bersama

antara a dan b

Jawab : x = 5

Kalikan kedua sisi dengan 6, diperoleh

Jawab : = 4

Cobalah

Hlm.107

Pengayaan 4-4

Kelas VI - I Hlm. 7

Ubah koefisien menjadi bilangan bulat

Ubah ruas sebelah kiri dan sebelah kanan

Tuliskan ke dalam bentuk ax = b

Bagilah kedua sisi dengan koefisien x

Ubah koefisien menjadi bilangan bulat

Ubah ruas sebelah kiri dan sebelah kanan

Tuliskan dalam bentuk ax = b

Bagilah kedua sisi dengan koefisien x

Contoh 5

Cara

Penyelesaian

Contoh 6

Cara

Soal 5

5

6 x – 2 = – 2 = x 1

3

5

6 x – 2 = x 1

3

5

6 x – 2 × 6 = x × 6 1

[ [ 3 – 2 [ = [

104 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 5

(1) Kalikan dengan 10 pada kedua sisi

4x+ 20 = 3x

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = -20

(2) Kalikan dengan 100 pada kedua sisi

25x = 20x - 10

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = -2

Pertanyaan Serupa

Selesaikan persamaan berikut.

(1) 0.2x - 3 = 0.5x (3) 2 1

3

2

2

x x -  

(2) x x

4

1

2 2

3

4 -   (4) 3 2

2

5- - - x = x

(1) x = -10 (3) x = 11

(2) x = -5 (4) x = 6

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

14. Penjelasan Contoh 5

Berdasarkan alur pembelajaran selama

ini, wajar jika siswa menyelesaikan dengan

koefisien desimal, tetapi perhitungannya

menjadi rumit dan mudah terjadi kesalahan.

Direkomendasikan agar siswa membandingkan

metode pemecahan dengan koefisien desimal

dan metode pemecahan dengan koefisien

bilangan bulat, dan menyadari bahwa metode

pemecahan dengan koefisien bilangan bulat

lebih mudah untuk dihitung.

Selain itu, saat mengonversi ke koefisien

bilangan bulat, ada kasus di mana hanya satu

suku di ruas kanan dikalikan dengan 10. Jadi

letakkan tanda kurung di ruas kanan sehingga

dapat dituliskan sebagai (0,5x + 9) × 10. Ide ini

digeneralisasikan menjadi koefisien. Untuk persamaan yang menyertakan pecahan, simpulkan

bahwa kedua sisi dapat dikalikan dengan 10, 100,

dan seterusnya untuk mengubahnya menjadi

koefisien bilangan bulat.

15. Penjelasan Contoh 6 , mendapatkan

penyebut

Ini adalah persamaan yang menyertakan

pecahan dalam koefisien. Buat siswa sadar

bahwa untuk mengoreksi bilangan bulat, cukup

untuk mengalikan kedua sisi dengan kelipatan

persekutuan penyebut. Begitu juga pada saat

ini, instruksikan siswa untuk meletakkan tanda

kurung pada ekspresi biner sisi kiri.

Kelipatan persekutuan apa pun dapat

digunakan untuk mendapatkan penyebut,

tetapi perlu diperhatikan bahwa mengalikan

kelipatan persekutuan terkecil (KPK) tidak

menghasilkan bilangan bulat yang besar dan

efisien.

Selain itu, karena ini pertama kali muncul,

siswa akan mengajarkan tentang istilah “mendapatkan penyebut”.

16. Penjelasan Soal 6

Saat mengonversi (3) dan (4) menjadi

koefisien bilangan bulat, disarankan untuk

melihat kembali rumus persamaan linier yang

dipelajari dalam Contoh 6 Pelajaran di halaman

79.

P:113

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 105

1

2

Langkah-Langkah Penyelesaian Persamaan

Hapus tanda kurung dan hilangkan penyebut jika diperlukan.

Pindahkan suku-suku huruf ke sisi kiri dan suku-suku bilangan ke

sisi kanan.

Ubahlah persamaan ke dalam bentuk ax = b, (a 0)

Bagi kedua sisi persamaan dengan a (koefisien x).

3

4

Mengalikan kedua sisi persamaan dengan faktor pengali bersama dari

penyebut-penyebutnya yang bertujuan mengubah menjadi persamaan tanpa

pecahan disebut pembatalan penyebut pecahan.

Selesaikanlah.

1

3

2

4

Mia menyelesaikan persamaan

dengan cara

yang ditunjukkan di samping

ini. Apakah benar? Koreksilah

kesalahan yang kamu temukan.

Untuk semua persamaan dalam x yang telah kita selesaikan dengan cara

mengubah semua suku-suku sisi kiri, maka diperoleh

ax + b = 0, (a ≠ 0)

dimana sisi kiri adalah bentuk aljabar linear dalam x.

Persamaan tersebut dinamakan persamaan linear.

Untuk setiap persamaan linear, kita dapat

menentukan penyelesaiannya dengan

mengubah persamaan ke bentuk ax = b.

Di mana kita dapat menggunakan

persamaan linear?

Jawab : x = -7

Kalikan masing-masing ruas dengan 6,

diperoleh 4x = 3x – 7

x = -7 Jawab :

Hlm.108, 113

PENTING

Benarkah?

Saya Bertanya

Apakah kita mempunyai

persamaan dalam x kuadrat?

Hlm.106

Cobalah

Hlm.107

Pengayaan 4-5

Soal 6

Soal 7

1

2 x = x – 1 2

5

2

3 x = = x – dengan cara 7 1

2

x – 3

2 = - 4

2

3 x = = x – 7 1

2

2

3 x – = – = x + 2 5

6

1

2

x + 2

6 = x – 3

4

Bab 3 Persamaan Linear 105

Jawaban

Soal 6

(1) Kalikan dengan 10 pada kedua sisi

5x = 4x - 10

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = -10

(2) Kalikan dengan 6 pada kedua sisi

4x - 3 = x + 12

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = 5

(3) Kalikan dengan 2 pada kedua sisi

x - 3 = -8

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = -5

(4) Kalikan dengan 12 pada kedua sisi

2x + 4 = 3x - 9

Ketika ini terpecahkan hasilnya, x = 13

Soal 7

Salah

2

3

1

2

x x = -7

Kalikan dengan 6 pada kedua sisi

2

3

6 1

2

7 6

4 3 42

42

x x

x x

x

  



 









-

-

-

17. Penjelasan Soal 7

Ini adalah masalah dalam

mengonfirmasikan kesalahan yang mungkin

terjadi saat mengonversi koefisien pecahan

atau pecahan menjadi koefisien bilangan

bulat. Lihat kembali Contoh 5 dan Contoh 6

di halaman sebelumnya dan tegaskan kembali

bahwa jika ada ekspresi binomial, tambahkan

tanda kurung.

18. Prosedur untuk menyelesaikan persamaan

Lihat kembali cara menyelesaikan persamaan yang telah siswa pelajari selama ini, dan

konfirmasikan serta rangkum prosedurnya.

Mari bandingkan Contoh 5 dan Contoh 6 di

halaman sebelumnya dan konfirmasikan bahwa

keduanya dapat diselesaikan dengan cara yang

sama meskipun kondisinya berbeda.

19. Persamaan linear

Persamaan linier didefinisikan dalam

bentuk ax + b = 0, tetapi tidak mudah bagi siswa

pada tahap ini untuk memahami persamaan

linier sebagai persamaan umum ax + b = 0.

Begitu juga, ketika menyelesaikan persamaan

linier, persamaan tersebut ditransformasikan

ke dalam bentuk ax = –b, namun kita jarang

melihat bentuk ini.

Namun, mendefinisikan persamaan dengan

(bentuk linier) = 0. Pada tahap ini sebagai

persamaan linier mengarah pada pembelajaran

persamaan kuadrat selama 3 tahun lalu. Guru

sebaiknya memberikan panduan yang cermat

sambil melihat kembali pembelajaran pada

halaman 76.

20. Persamaan linear

Sejauh ini, Anda telah mempelajari cara

mencari solusi dengan mengikuti prosedur

penyelesaian persamaan. Dengan melihat

kembali pembelajaran selama ini dan

menanyakan pertanyaan kapan persamaan

linier dapat digunakan, guru ingin memotivasi

siswa untuk belajar pada pembelajaran halaman

108.

P:114

Mari Kita Periksa

0.5 jam

Jawaban

1

(1) 80 - 3x = 5 (3) 120x + 200 = 160y

(2) 7a > 40 (4) ax < 20

2

Belum diterjemahin

3

(1) x - 4 = 1

Tambahkan 4 pada kedua sisi

x - 4 + 4 = -1 + 4

x = 3

(2) x + 5 = -2

Kurangilah 5 pada kedua sisi

x + 5 - 5 = -2 - 5

x = -7

(3) 7x = -42

Bagilah dengan 7 pada kedua sisi

7

7

42

7

6

x

x

=

=

-

-

(4) 1

3

x=9

Kalikan dengan 3 pada kedua sisi

1

3

3 9 3

27

x

x

  



4

(1) x = 4 (3) x = 3

(2) x = 6 (4) x = -1

(5) x = 1

(6) 3(x - 5) = -6

3x - 15 = -6

Pindah ruaskan angka -15

3x = -6 + 15

3x = 9

x = 3

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

21. Apakah persamaan kuadrat itu ada?

Pada halaman sebelumnya, persamaan

ax + b = 0 disebut dengan persamaan linear.

Demikian pula pada persamaan ax2

+ bx + c

= 0 disebut dengan persamaan kuadrat. Oleh

karena materi ini akan dipelajari pada tahun

ke dua, maka di sini hanya memperkenalkan

bentuknya saja.

Dengan meningkatnya pemahaman

dari persamaan linear ke persamaan kuadrat,

kita dapat memahami mengenai persamaan

pangkat 3 dan pangkat 4, sebagai bekal untuk

pembelajaran setelah ini.

Lalu, apabila ada siswa yang bertanya

apabila variabelnya bertambah dan menjadi

persamaan ax + by = 0, itu bisa disebut dengan

persamaan linear dua variabel, bergantung pada

keadaan. Kondisi tersebut dapat berhubungan

dengan pertanyaan yang menstimulasi untuk

pembelajaran tahun kedua, dan siswa dapat

merasakan perluasan persamaan.

106 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Persamaan

Apakah Kita Mempunyai Persamaan

dalam x Kuadrat?

Persamaan dalam x yang dapat dinyatakan sebagai ax + b = 0, (a 0)

setelah kita mengubah semua suku ke sisi kiri disebut persamaan linear.

Secara umum, persamaan dalam x yang dapat dinyatakan sebagai

ax2 + bx + c = 0 (a 0) setelah kita mengubah semua suku ke sisi kiri

disebut persamaan kuadrat.

1 Nyatakanlah hubungan antara dua besaran berikut menggunakan

persamaan dan pertidaksamaan. Persamaan dan

Pertidaksamaan

[Hlm.93] Contoh 1

[Hlm.94] Contoh 2

1

2

Jika 3 potong tali sepanjang x cm diperoleh dengan memotong seutas

tali yang panjangnya 80 cm terdapat sisa 5 cm.

Berat total 7 kotak masing-masing seberat a kg lebih berat dari 40 kg.

3 Harga x onde-onde masing-masing seharga 1.200 rupiah dan satu

kotak susu seharga 2.000 rupiah adalah sama dengan harga y kue

pukis yang setiap potong harganya 1.600 rupiah.

4 Jarak yang ditempuh dengan berjalan selama x jam dengan kecepatan

4 km per jam adalah sama atau kurang dari 20 km.

3 Selesaikan dengan menggunakan sifat-sifat persaman dan pertidaksamaan.

Sifat-Sifat x – 4 = -1 x + 5 = –2

Persamaan

[Hlm.99] Contoh 1,

Soal 2

[Hlm.100] Contoh 2

1 2

3 7x = -42 4

4 Selesaikanlah.

Menyelesaikan 2x – 3 = 5

Persamaan

[Hlm.102] Contoh 1,

Contoh 2

[Hlm.103] Contoh 3,

Contoh 4

1 2 3x = 5x – 12

3 6x – 17 = -3x + 10 4 4x + 12 = 7 – x

5 5 – 4x = 2x – 1 6 3(x – 5) = -6

2 Manakah di antara persamaan-persamaan berikut ini yang mempunyai

penyelesaian 3? Persamaan

[Hlm.97] Soal 2 a x – 7 = 10 b 4x = 12 c 3x + 1 = 9

(1) x2

+ 2x + 1 (2) 4x2 – 9 = 0

Cermati

Tingkatkan

Contoh

Mari Kita Periksa

1

3 x = 9

106 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:115

Pengayaan 4

Jawaban

1

(1) x = 4 (6) x = -9

(2) x = 11 (7) x = 7

(3) x = -8 (8) 5

3

(4) x = 1 (9) x = 20

(5) x = 6 (10) x = -6

2

(1) x = 3 (5) x = -3

(2) x = -1 (6) x = -2

(3) x = 6 (7) x = -7

(4) x = 3 (8) x = 4

5

(9) x = 6 (12) x = - 2

3 (10) x = 1 (13) x = 2

(11) x =- 14

3 (14) x = 3

2

3

(1) x = -8 (3) x = 4

(2) x = 1

2 (4) x = -2

4

(1) Kalikan kedua sisi dengan 10

4x + 2 = -18

Maka hasilnya adalah x = -5

(2) Kalikan kedua sisi dengan 10

7x - 10 = 3x + 20

Maka hasilnya adalah x = 15

2

(3) Kalikan kedua sisi dengan 100

13x = 7x - 30

Maka hasilnya adalah x = -5

(4) Kalikan kedua sisi dengan 100

75x - 200 = 50x

Maka hasilnya adalah x = 8

5

(1) Kalikan kedua sisi dengan 2

6x - 2 = x

Maka hasilnya adalah x = 2

5

(2) Kalikan kedua sisi dengan 6

3x - 2 = -2x + 18

Maka hasilnya adalah x = 4

(3) Kalikan kedua sisi dengan 3

x - 8 = -15

Maka hasilnya adalah x = -7

(4) Kalikan kedua sisi dengan 12

2(x + 5) = 3(3x + 1)

2x + 10 = 9x + 3

Maka hasilnya adalah x = 1

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 107

x + 5 = 9

x – 8 = 3

x + 1 = -7

x – 6 = -5

8x = 48

-2x = 18

-9x = -63

12x = 20

Selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Sifat-Sifat Persamaan 1 1

2

3

4

5

6

7

8

Persamaan dengan Koefisien Bulat 2

4x – 5 = 7

3x + 7 = 4

-x + 8 = 2

5 – 7x = -16

10x = 8x – 6

-2x = 10 + 3x

5x + 21 = 2x

6x – 4 = x

3x – 5 = x + 7

8x – 2 = 5x + 1

9

1

2

3

4

5

6

7

8

7x – 2 = 4x – 16

x + 5 = 4x + 7

5 – 4x = 1 – 2x

2 – 5x = 3x – 10

Persamaan dengan Tanda Kurung 3 3(x + 6) = x + 2

6x – (2x – 9) = 11

9x – 2(3x + 5) = 2

7(x – 2) = 4(x – 5)

1

2

3

4

Persamaan dengan Koefisien Desimal 4

0,4x + 0,2 = -1,8

0,7x –1 = 0,3x + 2

0,13x = 0,07x – 0,3

0,75x – 2 = 0,5x

1

2

3

4

Persamaan dengan Koefisien

Pecahan 5

1

2

3

4

9

10

10

11

12

13

14

Persamaan

Marilah kita terapkan apa yang telah kita pelajari

untuk berlatih dan belajar mandiri.

Pengayaan 4

Jawaban di Hal.286

x

3 = -2

x

2 2x – 1 =

x – = x + 3 1

2

1

3

1

3

= –5

=

1

2 x = 5

x – 8

3

x + 5

6

3x – 1

3

Bab 3 Persamaan Linear 107

P:116

108 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Memahami situasi dengan menggunakan persamaan linear.

Menggunakan Persamaan Linear 1

2 Penerapan Persamaan Linear

Besaran yang diketahui: 1.300 rupiah untuk 1 pulpen, 2 pulpen seharga

2.600 rupiah.

Besaran yang tidak diketahui: harga satu buku catatan.

Jika harga satu buku catatan adalah x rupiah, maka diperoleh

2 × 1.300 + 3x = 7.100

Selesaikan persamaan.

Menyelesaikan persamaan di atas diperoleh x = 1.500.

Periksa kembali penyelesaian persamaan yang merupakan penyelesaian

dari soal yang diberikan.

Jika harga satu buku catatan adalah 1.500 rupiah, maka 2.600 + 3 × 1.500 = 7.100,

maka penyelesaian x = 1.500 (menjawab soal yang diberikan). Jadi, harga satu

buku catatan adalah 1.500 rupiah.

Perlu diperjelas besaran yang diketahui dan yang tidak diketahui.

Gunakan huruf untuk menyatakan besaran yang tidak diketahui.

Cari hubungan antara besaran-besaran dalam soal dan nyatakan

menggunakan diagram, gambar, atau tabel serta persamaan dengan

kata-kata.

1

2

3

4

Kita dapat menyelesaikan soal di atas dengan menggunakan persamaan.

7.100 rupiah

Berdasarkan gambar di atas kita peroleh,

harga 2 pulpen ditambah harga 3 buku catatan sama dengan 7.100 rupiah

Diketahui harga 2 pulpen dan 3 buku catatan adalah 7.100 rupiah. Harga

setiap pulpen adalah 1.300 rupiah. Berapa harga 1 buku catatan?

2 pulpen dan 3 buku catatan

Total Harga 7.100 rupiah

Harga dua pulpen Harga 3 Buku

Catatan

Tujuan

108 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

4 jam

2 Penerapan Persamaan Linear

6 jam

Menggunakan Persamaan

Linear

1

Tujuan

Dalam situasi tertentu, suatu permasalahan

dapat diselesaikan dengan menggunakan

persamaan linear.

Jawaban

1.500 rupiah

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Untuk menyelesaikan soal cerita matematika,

dapat dipastikan bahwa rumus dibuat setelah

membaca dan memahami soal, dan jawabannya

dihitung dengan cara sebagai berikut.

1.300 × 2 = 2.600

7.100 - 2.600 = 4.500

4.500 : 3 = 1.500

Jawaban 1500

Siswa dapat memperbandingkan perbedaan antara metode solusi ini dan metode solusi

menggunakan persamaan di pembelajaran

berikutnya.

2. Cara menyelesaikan dengan menggunakan persamaan

Gunakan soal Q untuk melihat bagaimana

menyelesaikan soal menggunakan persamaan.

Dalam bagian 1, dapat disadari bahwa

memvisualisasikan hubungan antara

besaran menggunakan bilangan dan

mengungkapkannya dengan kata-kata

berdasarkan bilangan tersebut adalah cara

yang efektif untuk memahami masalah, seperti

yang telah kita perlajari dalam aritmetika.

Pada nomor 2 , dengan memilah antara

besaran yang diketahui dan besaran yang tidak

diketahui dan menyatakan bilangan yang tidak

diketahui sebagai x, kita mengecek pembuatan

persamaan dari rumus kalimat yang telah

dibuat di 1 .

Sampai di sini, siswa akan menyadari

soal situasi dan menyatakan hubungan

besaran dalam persamaan. Namun pada 3

, tanpa menghiraukan soal situasi, siswa akan

menemukan penyelesaian dari persamaan

dengan cara yang formal.

Selanjutnya, pada 4 , penyelesaian dari

persamaan yang dicari pada 3 diinterpretasikan

dengan cara kembali ke soal situasi, mengecek

apakah sesuai untuk soal atau tidak, dan

kemudian menjawab soal.

Dengan begitu, cara penyelesaian menggunakan persamaan sangat berbeda dengan cara

penyelesaian matematis, sehingga hambatan

belajar siswa besar. Buku ini ingin memberi

panduan dengan mempertimbangkan hal

tersebut.

P:117

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 109

Diketahui total harga dari 4 potong kue yang harga sepotongnya 2.400 rupiah

dan beberapa puding yang harga satuannya 900 rupiah adalah 15.000 rupiah.

Untuk menentukan berapa banyak puding yang dibeli, kita gunakan cara sebelumnya.

Sebuah kandang kelinci dibuat dari pagar persegi

panjang seperti terlihat pada gambar di samping ini.

Dengan menggunakan pagar kawat sepanjang 24 m,

berapa panjang pagar samping agar panjang pagar

depan lebih panjang 3 m dibandingkan pagar samping.

Nyatakanlah hubungan antara dua besaran dengan menggunakan

diagram dan persamaan dengan kata-kata.

Menyatakan informasi

dalam diagram akan

membuat hubungan

antar besaran mudah

dipahami.

[Kalimat matematika dengan persamaan bentuk aljabar]

[gambar]

Kita dapat menyatakan hubungan antara panjang keseluruhan dan panjang

tiga sisi pagar dengan diagram di bawah ini.

pagar

samping

pagar

samping Panjang total

Misalkan x adalah panjang sisi samping pagar

2x + (x + 3) = 24

3x = 21

x = 7

Panjang sisi samping pagar adalah 7 m yang merupakan

jawaban dari soal Jawab : 7 m

Diagram di atas dinyatakan dalam kalimat:

2 kali sisi samping tambah sisi depan sama dengan panjang total

Jika kita misalkan panjang sisi samping adalah x m, maka panjang sisi depan

adalah (x + 3). Kita dapat membentuk persamaan dan menyelesaikannya

menggunakan hubungan antara besaran-besaran.

3

4

1

2 Gunakan huruf untuk menyatakan besaran yang

tidak diketahui. Susunlah kalimat matematika

menggunakan kata-kata di (1).

Selesaikan persamaan yang disusun di (2).

Periksa apak ah penyelesaian persamaan

merupakan penyelesaian dari masalah yang

diberikan.

Pagar depan

pagar

samping

pagar

samping Pagar depan

Contoh 1

Cara

Penyelesaian

Soal 1

2 kali sisi samping tambah sisi depan sama dengan panjang total

Bab 3 Persamaan Linear 109

Jawaban

Soal 1

(1) harga 4 potong kue dan beberapa puding

harga 4 potong kue harga

puding

15.000

rumus kata-kata

(harga 4 potong kue) + (harga puding) =

15000 rupiah

(2) Misalkan x adalah harga puding

2.400 × 4 + 900x = 15.000

(3) x = 6

(4) jika membeli puding 6 buah, maka

2.400 × 4 + 900x = 15.000

jawaban yang sesuai adalah x = 6.

Jawaban 6

Pertanyaan Serupa

Untuk membagi tali sepanjang 170 cm ke adik

dan kakak, bagian kakak dua kali lipat lebih

20 cm dari panjangnya tali adik. Berapakah

panjang masing-masing tali untuk adik dan

kakak?

jika tali bagian adik adalah x cm, maka

x + (2x + 20) = 170

jika diselesaikan seperti ini, x = 50

tali bagian kakak adalah 50 × 2 + 20 = 120

50 + 120 = 170 ini adalah jawaban yang

tepat.

jawaban:

kakak 120 cm

adik 50 cm

3. Penjelasan Soal 1

Mencoba mengerjakan dengan pemikiran

yang sama seperti penyelesaian pada 1~4

yang menerapkan persamaan dari halaman

sebelumnya. Dari situ, dapat memperdalam

pemahaman dengan meminta siswa membuat

persamaan menggunakan diagram dan rumus

kata-kata. Dengan melakukan aktivitas tersebut,

siswa dapat menjelaskan dan menyampaikan

proses penyelesaian soal.

4. Penjelasan Contoh 1

Pada situasi konkret, penyelesaian soal

secara grafis diangkat sebagai contoh. Seperti

pada “cara berpikir”. Setelah menyatakan situasi

soal memakai diagram, buat siswa menyadari

akan keefektifan dari memahami soal menggunakan diagram dengan mengubahnya menjadi

diagram garis untuk mengerti hubungan antarbesaran.

Kemudian, jika saat di SD soal ini akan

diselesaikan seperti berikut.

24 - 3 = 21 ... panjang dari 3 kali lebar

21 : 3 = 7 ... panjang lebar

Karakteristik dari cara penyelesaian berdasarkan perhitungan dengan aritmetik. Setiap

rumus dibuat dengan mempertimbangkan

makna dari soal dan mencari jawaban soal

dengan menghitung dan menjawabnya.

Di samping itu, karakteristik metode

penyelesaian yang menggunakan persamaan

sebaiknya mengubah syarat yang diberikan

menjadi rumus sebagaimana mestinya.

Setelah menjadi rumus maka operasi formal

menjadi fokus utamanya. Sambil mempejelas

karakteristik tersebut, kita ingin siswa

terbiasa dengan metode penyelesaian yang

berdasarkan persamaan dan mampu merasakan

kelebihannya.

P:118

110 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada Contoh 2, periksalah apakah banyaknya kacang kastanye adalah 60.

Caranya adalah dengan mensubstitusi x = 7 ke dalam 8x + 4.

Ketika saya mencoba membeli 7 nasi bungkus, saya kurang 800 rupiah. Jika

saya hanya membeli 6 bungkus, saya masih mempunyai sisa 1.300 rupiah.

Tentukan harga sebungkus nasi. Berapa uang yang saya miliki mula-mula?

Mari Mencoba

Pada Contoh 2, kita harus menemukan nilai dua besaran. Jika banyaknya

kacang adalah x, buatlah persamaannya.

Dua orang kakak beradik membagi 150 m pita untuk mereka berdua. Pita

untuk kakak lebih panjang dari pita adik. Selisih panjangnya adalah 30 cm.

Berapakah panjang pita adik?

Kelas VII pergi untuk memanen buah kacang kastanye. Hasil panen dibagi

pada siswa. Ketika setiap siswa mengambil 9 butir, kelas VII kekurangan 3

butir. Jika setiap orang mengambil 8 butir, maka tersisa 4 butir. Hitunglah

banyaknya siswa dan banyaknya kastanye yang dipanen.

Terdapat dua cara menyatakan banyaknya kastanye yang dikumpulkan.

Banyaknya kastanye 3

Kurang

4

9 × (banyaknya siswa)

8 × (banyaknya siswa)

Jika setiap orang mengambil 9 butir,

kelas VII kekurangan 3 butir. Jadi,

banyaknya kastanye adalah

[9 × (banyaknya siswa) -3].

Jika setiap siswa mengambil 8

butir, maka tersisa 4 butir. Jadi,

banyaknya kastanye adalah

[8 × (banyaknya siswa) + 4].

a

b

Misalkan banyaknya siswa adalah x

9x – 3 = 8x + 4

9x – 8x = 4 + 3

x = 7

Banyaknya kastanye adalah 9 × 7 – 3 = 60.

Penyelesaian dari soal yang diberikan: banyaknya siswa di kelas adalah 7,

dan banyaknya kastanye adalah 60.

Jawaban : 7 siswa di kelas dan 60 kastanye.

Banyaknya kastanye

Lebih

Contoh 2

Cara

Kita dapat membuat persamaan dan menyelesaikannya menggunakan

hubungan di atas.

Penyelesaian

Soal 2

Soal 3

Soal 4

110 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

Jika pita adik adalah x cm, maka

(x + 30) + x = 150

setelah menyelesaikan ini, x = 60

Pita kakak adalah 60 + 30 = 90

90 + 60 = 150

Jawaban yang tepat adalah panjang pita adik

60 cm.

Jawaban 60

Soal 3

Karena 8 × 7 + 4 = 60, maka jumlah kastanye

adalah 60 buah.

Soal 4

Jika harga nasi bungkus adalah x rupiah, maka

7x - 800 = 6x + 1.300

Jika diselesaikan, maka menjadi x = 2.100

uang yang dimiliki 2.100 × 7 - 800 = 13.900

Jawaban yang tepat adalah harga sebungkus

nasi 2.100 rupiah dan uang yang dimiliki adalah

13.900 rupiah.

Jawaban: 1 nasi bungkus 2.100 rupiah

uang yang dimiliki adalah 1.390 rupiah.

Mari Mencoba

Jika banyak kastanye adalah x buah, maka

x x  3 

9

4

8

Jika diselesaikan, menjadi x = 60

jumlah siswa 60 3

9

7

 

Jawaban yang tepat adalah jumlah siswa 7

orang dan jumlah kastanye adalah 60 buah.

Jawaban: jumlah siswa 7 orang

Jumlah kastanye adalah 60 buah.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

5. Penjelasan Contoh 2

Dalam soal tentang lebih dan kurang,

terdapat soal yang akan membuat siswa merasa

kesulitan untuk memahaminya. Kesulitan

tersebut adalah berikut ini.

a. Menyatakan hubungan pertidaksamaan

“kurang 3 buah”, “bersisa 4 buah” sebagai

hubungan persamaan.

b. Menyatakan sebuah besaran (banyak

kastanye) ke dalam 2 rumus.

Kedua poin tersebut diperlihatkan

berdasarkan diagram ruas garis yang

ditunjukkan di buku teks.

Kemudian pada soal ini terdapat dua buah

besaran yang dicari agar dapat membuat

persamaan dengan jumlah kastanye sebagai x

buah.

6. Penjelasan Mari Mencoba

Cara penyelesaian kasus ini menggunakan

persamaan linear satu variabel, saat besaran

yang dicari ada 2, penting untuk memutuskan

besaran mana yang akan dijadikan x. Pada “ayo

mencoba”, berbeda dengan contoh 2, siswa

diminta memikirkan banyak kastanye sebagai

x buah. Lalu pada soal 4 pun mengangkat

penyelesaian lain yang menjadikan uang yang

dimiliki sebagai x rupiah, dan membahasnya

sebagai soal yang memperdalam pemahaman.

P:119

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 111

Seorang adik perempuan berjalan dari rumah ke stasiun yang jaraknya 1 km.

Setelah 9 menit pergi, kakaknya menyadari bahwa adiknya ketinggalan sesuatu

dan bermaksud menyusulnya dengan naik sepeda. Jika adiknya berjalan dengan

kecepatan 60 m per menit dan kakaknya naik sepeda dengan kecepatan 240 m

per menit, berapa lama kakak dapat menyusul dan bertemu adiknya?

Hubungan antara besaran-besaran disajikan dalam diagram di bawah ini.

Adik Kakak

Kecepatan (m/menit) 60 240

Waktu tempuh (menit) x + 9 x

Jarak (m) 60(x + 9) 240x

Berdasarkan diagram di atas, ketika kakak menyusul dan bertemu adiknya,

maka berlaku persamaan

jarak yang ditempuh adik sama dengan jarak yang ditempuh kakak

Jika kakak menyusul dan bertemu adik x menit setelah dia meninggalkan

rumah, maka kita dapat menyatakan hubungan antara jarak, kecepatan, waktu

tempuh pada tabel di bawah ini. Ulasan

jarak yang ditempuh setelah kakak

meninggalkan rumah

240 m per menit

60 m per menit

jarak yang ditempuh

dalam 9 menit

Rumah Stasiun

Jika kakak menyusul dan bertemu adik x menit setelah meninggalkan

rumah, maka

60(x + 9) = 240x

60x + 540 = 240x

60x – 240x = -540

-180x = -540

x = 3

Jika disubstitusikan x = 3 ke dalam persamaan dan keduanya menjadi

720 m kurang dari 1 km. Jadi, kakak dapat menyusul adik 3 menit setelah

meninggalkan rumah merupakan penyelesaian dari soal yang diberikan.

Jawaban : setelah 3 menit

Adik meninggalkan rumah 9

menit sebelum kakak.

Kelas VI - I Hlm. 86

Jarak yang ditempuh untuk

menyusul adiknya

Adik

Kakak

Titik Susul

Contoh 3

Cara

Penyelesaian

jarak yang ditempuh adik sama dengan jarak yang ditempuh kakak

s = v × t dengan: s adalah jarak

v adalah kecepatan

t adalah waktu

Bab 3 Persamaan Linear 111

7. Penjelasan Contoh 3

Soal yang terkait dengan kecepatan adalah

soal yang menjadi salah satu kelemahan siswa.

Saat siswa tidak mampu memahami dengan

benar kaitan antara 3 buah besaran, yaitu jarak,

kecepatan, dan waktu, maka mereka akan

mengalami kesulitan saat mencari hubungan

besaran dari ketiganya yang dinyatakan dalam

2 cara. Selain itu, siswa juga akan mengalami

hambatan untuk menyatakan hubungan

persamaan yang menggunakan simbol “sama

dengan”.

Oleh karena itu, seperti yang terdapat pada

bagian “cara”, mari kita menyusun syarat yang

diberikan sesuai dengan poin pada soal agar

“kakak menyusul adik” dapat diinterpretasikan

dengan menyatakannya sebagai “(jarak yang

ditempuh adik) = (jarak yang ditempuh

kakak). Berdasarkan hal tersebut, maka kita

mengajarkan pada siswa bagaimana meringkas

hubungan besaran ke dalam tabel dan membuat persamaan.

Selanjutnya, sama seperti pada contoh

2 di halaman sebelumnya, siswa dapat

menyelesaikan jarak dari rumah sampai titik

susul sebagai x meter.

Di sini, didapat bahwa x = 720, namun agar

siswa tidak menjawab seperti itu saja, maka saat

memikirkan pemecahan dari persamaan, siswa

dapat memastikan kembali tentang pentingnya

mengecek penyelesaian.

8. Penyelesaian lain dari Contoh 3

Jika menyatakan jarak dari rumah hingga

titik susul dalam tabel, maka akan menjadi

seperti berikut.

Adik Kakak

Kecepatan (m/menit) 60 240

Jarak (m) x - 540 x

Waktu (menit) x -540

60

x

240

dari rumus ini, x-540 x

60 240 =

jika diselesaikan, maka x = 720

karena jarak dari rumah sampai titik susul

adalah 720 m, maka 720 : 240 = 3, sehingga

akan tersusul 3 menit setelahnya.

9. Pembahasan ulasan

Materi terkait hubungan antara jarak,

kecepatan, dan waktu tidak diakhiri dengan

pembelajaran mengingat rumus formal saja.

Akan tetapi, siswa juga menyederhanakan

soal situasi dengan bilangan konkret dan perlu

diingatkan tentang hubungan besaran.

4 × 2 = 8

(kecepatan) × (waktu) = (jarak)

akan lebih baik untuk mengajarkan hubungan

tersebut dengan membuat siswa memikirkan

rumus untuk mencari angka 4 dan 2 dari rumus

ini.

8 : 2 = 4

(jarak) : (waktu) = (kecepatan)

8 : 4 = 2

(jarak) : (kecepatan) = (waktu)

P:120

112 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Berdasarkan Contoh 3 pada halaman

sebelumnya, dapatkah penyelesaian

persamaan dipakai juga ketika jarak dari

rumah ke stasiun adalah 600 m? Jelaskan.

Ketika menggunakan persamaan untuk menyelesaikan soal pada suatu

situasi, kadang penyelesaian persamaan tidak dapat menyelesaikan masalah

sebenarnya. Oleh karena itu, kita perlu memeriksa apakah penyelesaian yang

diperoleh benar-benar menjawab soal.

Sebuah truk meninggalkan titik A di jalan

tol. Satu jam kemudian sebuah mobil

penumpang berangkat dari titik A. Jika

kecepatan truk adalah 60 km per jam

dan mobil penumpang melaju dengan

kecepatan 100 km per jam, berapa lama

mobil penumpang dapat menyusul truk?

Langkah-langkah penyelesaian soal menggunakan persamaan dirangkum di

bawah ini.

Langkah-Langkah Penyelesaian Soal

Menggunakan Persamaan

Tentukan hubungan antara besaran-besaran

dalam soal. Nyatakanlah menggunakan diagram,

tabel, dan persamaan dalam kata-kata.

Tentukan mana besaran yang diketahui, yang

tidak diketahui, dan tetapkan persamaan

menggunakan huruf.

Selesaikan persamaan.

Periksa apakah penyelesaian persamaan

menyelesaikan soal sebenarnya.

1

2

3

4

Biasanya besaran

yang tidak diketahui

dinyatakan dengan x.

PENTING

Diskusi

Soal 5

Soal 6

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Sumber: Dokumen Puskurbuk

112 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 5

Dari contoh 3 pada halaman sebelumnya

tentang kakak yang menyusul adik, kakak keluar

dari rumah 3 menit setelahnya, dan titiknya 720

meter dari rumah. Oleh karena itu, saat jarak

dari rumah ke stasiun adalah 600 meter, sampai

adik tiba di stasiun tidak akan tersusul.

Artinya, tidak bisa dijadikan jawaban dari

soal penyelesaian persamaan.

Soal 6

Jika mobil penumpang menyusul truk x

jam setelah berangkat, maka

60(x + 1) = 100x

setelah menyelesaikannya, maka x = 1,5

Jawabannya adalah waktu untuk menyusul 1,5

jam setelahnya.

Jawaban: 1,5 jam setelahnya

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

10. Pembahasan Soal 5

Saat membahas kondisi “dari rumah sampai

stasiun 600 meter” pada contoh 3 di halaman

sebelumnya, siswa diharapkan memahami

bahwa penyelesaian persaman x = 3 tidak sesuai

dengan soal melalui kegiatan penjelasan dan

diskusi. Selanjutnya untuk menjelaskan tentang

pentingnya mengecek penyelesaian, lihat pada

buku teks hal. 122.

11. Pembahasan Soal 6

Dengan asumsi bahwa mobil penumpang

menyusul truk dalam x jam, maka sebaiknya

pahami hubungan kuantitas dalam diagram dan

merumuskan persamaan dengan meringkas

hubungan antara kecepatan, waktu, dan jarak

dalam tabel.

jarak yang ditempuh

dalam 1 jam

jarak yang ditempuh dalam x jam

truk

titik susul

mobil

penumpang

jarak yang ditempuh

dalam x jam

truk mobil penumpang

kecepatan 60 100

waktu x + 1 x

jarak 60(x + 1) 100 x

12. Prosedur penyelesaian soal menggunakan

persamaan

Mengulas materi yang telah dipelajari

sampai saat ini dan mengecek kembali tentang

prosedur penyelesaian soal menggunakan

persamaan. Perhatikan langkah berikut.

Langkah (1), dengan menemukan

hubungan besaran dari kalimat soal, cek

kegunaan dari diagram garis dan tabel yang

telah dipelajari di SD.

Langkah (2), saat terdapat 2 buah besaran

yang dicari, maka pastikan bahwa kita perlu

memutuskan besaran mana yang akan

dijadikan x.

Langkah (3), dalam cara menyelesaikan

soal secara matematis, terdapat kesulitan

berupa mencari jawaban dengan menghitung

rumus yang dibuat sambil memahami secara

kebalikan makna dari soal. Namun, pastikan

bahwa persamaannya dapat diselesaikan

dengan operasi formal. Hanya saja, perhatikan

bahwa penting untuk mengecek penyelesaian

dengan memperjelas konteks soal.

P:121

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 113

Memahami hubungan rasio menggunakan persamaan linear.

2 Perbandingan

Di hari Minggu ibu membuat pempek

menggunakan 300 gram tepung

tapioka dan 90 gram ikan giling.

1 Nyatakanlah rasio banyaknya

tepung tapioka dan ikan giling.

Gunakanlah bilangan bulat terkecil

yang sedekat mungkin.

2 Berapa kali banyaknya ikan giling dibandingkan dengan tepung tapioka?

Tentukan nilai rasio berikut ini. Carilah rasio-rasio yang sama dan nyatakan

sebagai perbandingan.

1 3 : 4 2 7 : 5 3 15 : 20 4 6 : 2

Perbandingan

Berdasarkan hal tersebut di atas, kita dapat menentukan banyaknya tepung

tapioka yang diperlukan adalah 10

3

kali ikan giling.

Pada rasio a : b, hasil bagi , yaitu a dibagi b disebut nilai rasio. Nilai rasio

menyatakan berapa kali b sama dengan a. Sebagai contoh pada , nilai rasio

300 : 90 adalah

Terdapat dua rasio, yaitu a : b dan c : d. Jika nilai rasionya sama, kita katakan

bahwa dua rasio tersebut sama, dan dinyatakan sebagai

a : b = c : d

Hubungan yang menunjukkan rasio-rasio sama disebut perbandingan atau

proporsi.

Tujuan

300

90

10

3 =

Soal 1

Sumber: Dokumen Puskurbuk

, hasil bagi , yaitu a dibagi b disebut a

b

Bab 3 Persamaan Linear 113

1,5 jam

2 Perbandingan

Tujuan

1 Dapat memahami pengertian perbandingan

dan menyelesaikan perbandingan.

2 Dapat menyelesaikan soal kontekstual

dengan menerapkan perbandingan.

Jawaban

(1) 10 : 3 (2) 10

3

Soal 1

(1) 3

4 (3) 3

4

(2) 7

5

(4) 3

yang memiliki rasio yang sama adalah 1 dan 3.

3 : 4 = 15 : 20

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di kehidupan sehari-hari, tidak sedikit

situasi yang berupa penyelesaian soal yang

menggunakan pola pikir perbandingan.

Angkat situasi konkret tersebut dan buat siswa

merasakan bahwa nilai perbandingan dan

perbandingan sebagai cara menyatakan rasio

dari dua besaran dapat digunakan.

Selanjutnya, untuk menyatakan 300:90

sebagai perbandingan dari bilangan asli sekecil

mungkin, maka

300 : 90 = (300 : 30) : (90 : 30)

= 10 : 3

dapat dicari dengan perhitungan di atas.

Di SD, siswa telah mempelajari tentang

rasio perbandingan berupa “rasio dari A : B

dikalikan oleh bilangan yang sama dan rasio

dari A : B dibagi oleh bilangan yang hasilnya

tetap senilai dengan A : B”. Terdapat soal untuk

mengulas kembali tentang materi tersebut.

2. Pengertian perbandingan, pada pembahasan

Soal 1

Rumus yang menyatakan rasio dari

perbandingan 2 hal disebut “perbandingan”.

Di kelas 6 telah dibahas bahwa “Dua rasio

dikatakan sama jika nilai rasio-rasio tersebut

sama”. Sambil mengulas materi tersebut, kita

meringkasnya dengan menggunakan huruf.

Kemudian pada soal 1, temukan

perbandingan yang memiiliki nilai rasio yang

sama dengan bilangan spesifik dan pastikan

bahwa itu dinyatakan oleh perbandingan.

P:122

114 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Menyelesaikan Soal Perbandingan

Hitunglah nilai x pada perbandingan x : 3 = 4 : 5.

Tentukan nilai x dengan menggunakan fakta bahwa nilai-nilai rasio kedua sisi

adalah sama.

Menentukan nilai suatu variabel pada perbandingan disebut menyelesaikan

perbandingan.

Selesaikanlah perbandingan berikut ini.

1 x : 9 = 4 : 3 2 8 : 5 = x : 6

Untuk perbandingan pada Soal 2, periksa apakah hasil kali dua bilangan luar

dan hasil kali dua bilangan dalam adalah sama.

Dalam hal ini, pernyataan 5x = 12 dari contoh (1), 5x pada sisi kiri merupakan

hasil kali dua bilangan luar pada perbandingan, x dan 5.

Bilangan 12 pada sisi kanan merupakan hasil kali bilangan-bilangan dalam dari

perbandingan, 3 dan 4.

Perbandingan dari x : 3 = 4 : 5 dari contoh 1 dapat diselesaikan sebagai berikut.

Karena nilai rasio pada

dua sisi sama,

Kalikan kedua sisi dengan penyebut,

yaitu 3 dan 5, kita peroleh

Karena nilai rasio kedua sisi

adalah sama, maka

Kalikan kedua sisi dengan 3,

dan diperoleh

x : 3 = 4 : 5

Jawab :

Contoh 1

Cara

Penyelesaian

Soal 2

Soal 3

x

3 = 4

5

x = 12

5 x = 12

5

x : 3 = 4 : 5

x

3 = 4

5

x

3 × 3 × 5 = × 3 × 5 4

5

5x = 12

x = 12

5

114 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

(1) x : 9 = 4 : 3

............

x

9

= 4

3

(2) 8 : 5 = x : 6

...........

8

5

= x

6

....................................... x

6

8

5

=

............................... x = 48

5

Soal 3

(1) 12 : 9 = 4 : 3

.......... 12 × 3 = 36

......... 9 × 4 = 36

(2) 8 : 5 = 48

5

: 6

........................... 8 × 6 = 48

........................... 5 × 48

5

= 48

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Penjelasan Contoh 1

Dalam perbandingan x : 3 = 4 : 5,

penting untuk mengalikan kedua sisinya

untuk menemukan nilai dari x dengan

membandingan suku pertama dan suku kedua

dari perbandingan. Oleh karena itu, sebagai

situasi yang menggunakan persamaan linear,

perhatikan fakta bahwa nilai rasionya sama, dan

pikirkan metode untuk mengoreksi persamaan

perbandingan ke persamaan linier x

3

4

5

= dan

menyelesaikannya.

4. Sifat-sifat perbandingan

Pada contoh 1, perbandingan x : 3 = 4 : 5

dapat digantikan dengan persamaan 5x = 12.

Dari situ terlihat bahwa hasil kali dua bilangan

luar dan hasil kali dua bilangan dalam adalah

sama. Cek apakah perbandingan lain di soal 3

juga terbentuk dari hal tersebut?

jika a : b = c : d, maka sifat-sifat perbandingan

digeneralisasikan menjadi ad = bc.

Ingat bahwa ad = bc dapat diajarkan

dengan memodifikasi perbandingan a : b = c : d

ke dalam bentuk a

b

c

d

= dan mengalikan kedua

sisi oleh bd. Oleh karena perubahan rumus atau

persamaan merupakan materi di kelas 2 SMP,

kita tidak perlu menjelaskannya dengan katakata.

Referensi Sifat-sifat perbandingan

Pada perbandingan a : b = c : d,

perbandingan tetap berlaku meski suku dalam

diganti sehingga a : c = b : d atau juga suku

luar diganti sehingga d : b = c : a. Materi ini

akan dibahas secara sederhana pada buku teks

kelas 3.

P:123

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 115

Dengan menggunakan

Sifat-sifat

perbandingan

Selesaikanlah dengan menggunakan sifat-sifat perbandingan.

1 6 : 10 = 9 : x 2 x : 4 = 7 : 8

3 4 5 : 8 = (x – 2) : 16

Pada Contoh 3, berapa banyaknya kopi yang harus ditambahkan pada 200 ml

susu untuk membuat kopi susu dengan komposisi yang sama?

Penerapan Perbandingan

Kopi susu dibuat dengan mencampur

160 ml susu dengan 120 ml kopi. Berapa

ml susu harus ditambahkan pada 180 ml

kopi untuk membuat kopi susu dengan

komposisi yang sama?

Kopi susu yang akan dibuat harus memiliki komposisi susu dan kopi yang

sama dengan yang telah dibuat sebelumnya. Nyatakanlah hubungan antara

kopi susu yang sudah dibuat dengan kopi susu yang akan dibuat sebagai

perbandingan.

Secara umum, perbandingan mempunyai sifat

berikut ini.

8 : 6 = 20 : x

6 × 20

8x

a : b = c : d

bc

ad

ad = bc

Jika banyaknya susu yang harus ditambahkan adalah x ml,

120 : 160 = 180 : x

120x = 160 × 180

x = 240

Jadi, banyaknya susu yang harus ditambahkan ke 180 ml kopi adalah 240

ml. Jawab : 240 ml

Jika a : b = c : d, maka ad = bc

Contoh 2

Contoh 3

Cara

Penyelesaian

Soal 4

Soal 5

Sumber: Dokumen Puskurbuk

8 : 6 = 20 : x

8x = 6 × 20

x = 6 × 20

8

x = 15

1

3 : x = 2 : 9

Bab 3 Persamaan Linear 115

Jawaban

Soal 4

1) Penyelesaian dari 6x = 10 × 9 adalah x = 15

2) Penyelesaian dari 8x = 4 × 7 adalah x = 7

2

3) Penyelesaian dari 2x = 1

3

× 9 adalah x = 3

2

4) Penyelesaian dari 8(x - 2) = 5 × 16 adalah x

= 12

Soal 5

Jika besaran kopi yang dicampur adalah x ml,

maka

120 : 160 = x : 200

160x = 120 × 200

x = 150

Jawaban yang tepat adalah untuk 200 ml susu,

kopinya 150 ml.

Jawaban: 150 ml kopi.

Pertanyaan Serupa

selesaikan perbandingan berikut.

(1) 4 : 10 = 6 : x (3) (x + 6) : 4 = 5 : 2

(2) 1 : x

3

= 3 : 2 (4) 5 : 6 = (x - 4) : 12

(1) x = 15 (3) x = 4

(2) x = 2 (4) x = 14

5. Penjelasan Contoh 2

Menyelesaikan perbandingan dengan

menggunakan sifat-sifat perbandingan

yang dibahas di atas. Jika menyatakan nilai

rasio perbandingan 8 : 6 = 20 : x yang sama

ke dalam 8

6

20 = x

, maka siswa akan bingung

untuk menyelesaikannya karena terdapat

huruf x pada penyebut di sisi kanan. Apabila

menggunakan sifat-sifat perbandingan, kita

dapat mengajarkan rumus 8x = 6 × 20. Diharapkan siswa dapat mengetahui kelebihan dari

penggunaan sifat-sifat perbandingan.

Kemudian, meski rumus ini menghitung 6

× 20 dan bisa juga 8x = 120, namun dapat juga

disebutkan bahwa akan lebih mudah untuk

memproses reduksi jika x = 6 20

8

× .

6. Penjelasan Contoh 3

Perbandingan memiliki kegunaan yang

luas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya

adalah seperti pada contoh 3.

Di situ kita memikirkan bahwa sebaiknya

rasio antara kopi dan susu disamakan dan

membuat perbandingan 120 : 160 = 180 : x.

Di sisi lain, jika memikirkan bahwa sebaiknya

menambah kopi dan susu dengan rasio yang

sama, maka dapat membuat perbandingan

120 : 180 = 160 : x. Ini sama dengan rumus yang

menggantikan suku dalam dari perbandingan

di atas.

Selain itu, kita mengajarkan bahwa premis

pembuatan perbandingan adalah bahwa

kedua besaran berada dalam hubungan

perbandingan.

P:124

Mari Kita Periksa

0,5 jam

Jawaban

1

(1) (10 - x)

(2) 52x + 82 (10 - x) = 700

jika menyelesaikan ini, maka x = 4

jumlah perangko 82 yen adalah 10 - 4 = 6

jawaban yang tepat adalah 4 lembar 52 yen

dan 6 lembar 82 yen.

2

jika jumlah siswa adalah x orang,

2x + 8 = 3x - 4

saat menyelesaikan rumus tersebut, maka x = 12

jumlah kertas lipat adalah 2 × 12 + 8 = 32

jawaban yang tepat adalah jumlah siswa 12

orang dan jumlah kertas lipat 32 lembar.

3

12x = 8 × 7, x = 14

3

4

Jika panjangnya adalah x m, maka

3 : 5 = 120 : x jika menghitung ini, maka x = 200

Jawaban yang tepat adalah panjangnya 200 m.

Jawaban: 200 m

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Pembahasan Soal 6

Meski ini adalah soal yang berkaitan

dengan kesamaan dari segitiga, namun di soal

ini kita dapat berpikir secara intuitif bahwa rasio

dari tinggi pohon dengan panjang bayangan

dapat dijadikan perbandingan 2 : 3.

8. Pembahasan Soal 7

Ini adalah soal yang membutuhkan konversi

unit. Sebagai pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari, ingatlah bahwa 1 cm menyatakan 1

km dalam peta dengan skala 1 : 100.000.

116 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sebuah tiang setinggi 2 m memiliki

bayangan yang panjangnya 3 m. Berapa

panjang bayangan pohon yang tingginya

10 m pada saat yang sama? Jawablah

sampai satu tempat desimal.

2 m

3 m

10 m

Pada peta dengan skala 1 : 100.000,

jarak antara titik A ke B adalah 3 cm.

Berapakah jarak sebenarnya dari

A ke B?

Harga total pembelian gabungan perangko 52 yen dan 82 yen adalah 700 1 yen.

Menggunakan

Persamaan Linear

[Hlm.109] Contoh 1

2 Penerapan Persamaan Linear

Selesaikan perbandingan x : 8 = 7 : 12. 3

Penerapan

Perbandingan

[Hlm.115] Contoh 2

Rasio antara lebar dan panjang sebuah persegi panjang adalah 3 : 5. Jika 4 lebarnya 120 m, berapakah panjangnya? Penerapan

Perbandingan

[Hlm.115] Contoh 3

2

Menggunakan

Persamaan Linear

[Hlm.110] Contoh 2

Kertas lipat dibagikan pada sejumlah siswa. Jika

setiap siswa menerima 2 lembar, maka tersisa

8 lembar. Jika setiap siswa menerima 3 lembar,

maka kurang 4 lembar. Tentukan banyaknya

siswa dan berapa lembar kertas lipatnya.

Nyatakanlah banyaknya perangko 82 yen yang dibeli dalam x, jika x

adalah banyaknya perangko 52 yen yang dibeli.

Berapakah banyaknya masing-masing perangko yang dibeli? Buatlah

1

2

Soal 6

Soal 7

Mari Kita Periksa

skala 1 : 100.000

A

B

persamaan menggunakan hubungan antara harga masing-masing

perangko untuk menentukan penyelesaiannya.

Sumber: Dokumen Puskurbuk

?

116 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 6

Jika panjang bayangan adalah 10 m dan tinggi

pohon adalah x m,

2 : 3 = x : 10

3x = 20

x = 20

3

= 6,66...

maka jawaban yang tepat adalah tinggi pohon

6,7 m.

Jawaban: 6,7 m

Soal 7

Jika jarak sebenarnya dari titik A ke titik B adalah

x cm,

1 : 100000 = 4 : x

x = 400000

Karena 400.000 cm = 4 km, maka jawaban yang

tepat adalah 4 km.

Jawaban: 4 km

P:125

BAB 3 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Utama

1

(1) 10x + 2.000 = 1.3000 (2) 2x - 3 > x + 5

2

(1) m = 5, m -5

(2) m = 3, m = 1

3

3

(1) x = 28 (7) x = 15

2

(2) x = -3 (8) x = 1

2

(3) x = 1 (9) x = 20

(4) x = -9 (10) x = 8

(5) x = 6 (11) x = 28

(6) x = 1 (12) x = 20

3

4

(1) usia kakak

(2) x + (x - 3) = 21

jika diselesaikan, maka x = 12

usia adik adalah 12 - 3 = 9

jawaban yang tepat adalah usia kakak 12

tahun dan usia adik 9 tahun.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Pembahasan soal 1 bagian 2

Tujuan dari mempelajari cara menyelesaikan persamaan adalah agar siswa dapat

menyelesaikan persamaan secara efektif dan

untuk memahami kelebihan dari operasi

aljabar. Jika saat pembelajaran berjalan siswa

terbiasa memanipulasi rumus/persamaan

secara formal, maka akan mudah untuk

menemukan penyelesaian tanpa mengetahui

dasar matematis dan cara berpikir dari setiap

perubahan rumus. Di sini, siswa memahami

bahwa sifat-sifat persamaan digunakan dalam

proses penyelesaian persamaan.

2. Pembahasan nomor 4 bagian (2)

Soal (1) adalah soal untuk memahami

pengertian dari persamaan dengan cara melihat

persamaan yang dirumuskan. Pada soal ini,

usia kakak dinyatakan dengan x tahun. Namun

akan lebih baik untuk menyadari akan menjadi

bagaimana jika usia Dika yang dinyatakan

sebagai x tahun.

Saat menyelesaikan soal cerita, kita

mengingatkan siswa untuk memperjelas apa

itu x dan memikirkan unit yang ada pada x.

Kita mengulas kembali bahwa metode

untuk merumuskan mungkin berbeda tergantung dari unitnya, begitu juga saat kita

ingin memperdalam pemahaman tentang

bagaimana menggunakan x yang tidak diketahui dalam menyelesaikan soal kontekstual

yang menggunakan persamaan.

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 117

1 Nyatakanlah dengan menggunakan persamaan dan

pertidaksamaan.

Harga total 10 apel yang harga satuannya x

rupiah dan satu keranjang seharga 2.000 rupiah

adalah 13.000 rupiah.

Sebuah bilangan kurang 3 dari dua kali x adalah lebih besar dari suatu

bilangan yang lebih lima dari .x.

1

2

3

4 Bacalah soal berikut ini, kemudian jawablah.

Selesaikan persamaan dan perbandingan di bawah ini.

5 : 2 = 20 : x 8 : x = 6 : 21 4 : 9 = x : 15

7x – 9 = 8x

-2(x + 3) = 9 – 4x

1 8x = -3x + 11

1– 6x = 4x – 9

3

6

3 + 4x = -9

0,6x – 1 = -0,7

5

2

4 3x –7 = x + 5

7 8 9

Dika membuat pertanyaan berikut ini untuk menyelesaikan soal tersebut.

Sebutkan x menyatakan apa.

x + (x – 3) = 21

2 Selesaikan (1) dan tentukan jawaban soal di atas.

1

2 Persamaan 3x – 5 = 7 diselesaikan di bawah ini. Sifat apa yang digunakan dalam

operasi-operasi di (1) dan (2) di bagian kiri? Pilihlah dari (a) – (d).

3x – 5 = 7

3x = 7 + 5

3x = 12

x = 4

1

2

Jika A = B, maka A + m = B + m

Jika A = B, maka A – m = B – m

Jika A = B, maka A × m = B × m

Jika A = B, maka

Seorang anak laki-laki 3 tahun lebih tua dari adiknya. Jumlah umur mereka

tahun ini adalah 21 tahun. Berapakah usia mereka?

a

b

c

d

10 11 12

Gagasan Utama

BAB 3 Soal Ringkasan Jawaban hlm. 287, 288

A

m = (m ≠ 0) B

m

1

7 x = 4

1

2 x + 3 = x – 2 3

4

Bab 3 Persamaan Linear 117

P:126

Jawaban

5

Jika jumlah air yang dituangkan adalah x liter,

29 - x = 2(10 + x)

Jika diselesaikan, maka x = 3

Jawaban yang tepat adalah air yang dtuangkan

sebanyak 3 liter.

Jawaban: 3 liter.

6

Jika waktu yang dibutuhkan mesin ini untuk

memproduksi adalah x jam, maka

3 : x = 510 : 850

Jika diselesaikan, maka x = 5

Jawaban yang tepat adalah 5 jam waktu yang

diperlukan untuk memproduksi barang

Jawaban: 5 jam

*dapat juga diselesaikan dengan membuat perbandingan 3 : 510

= x : 850.

Penerapan

1

(1) x = 3

5

(4) x = -2

(2) x = 14 (5) x = -7

(3) x = 16 (6) x = 1

2

Memasukkan x = 2 ke dalam 3x - a = 8, maka

6 - a = 8

a = -2

3

Jika jarak antara kota A dan kota B adalah x

meter, maka

x x

40 60

 5

Jika diselesaikan, maka x = 120

Jawaban yang tepat adalah jarak antara kota A

dan kota B sejauh 120 km.

Jawaban: 120 km.

(Penyelesaian lain)

jika waktu yang dibutuhkan untuk pergi dari

kota A ke kota B adalah x jam, maka

40x = 60 (5 - x)

Jika diselesaikan, maka x = 3

Jarak antara kota A dan kota B adalah 40 × 3 =

120

Jawaban: 120 km.

4

Jika Yuli bermaksud membeli barang sebanyak

x buah, maka

1.500x = 1.500 × (1 - 0.2) × (x + 4)

1.500x = 11.200(x + 4)

Jika diselesaikan, maka x = 16

uang yang dibelanjakan adalah 1.500 × 16 =

24.000

Jawaban yang tepat adalah Yuli membeli barang

sebanyak 16 buah dan uang yang dibelanjakan

adalah 24.000 rupiah.

Jawaban: 24.000 rupiah.

118 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

5 Tangki A memuat 29 l air dan tangki B memuat

10 l air. Setelah sebagian air dituang dari B ke

A, air di tangki A menjadi dua kali air di tangki

B. Tentukan banyaknya air yang dituang dari

tangki B ke A.

6 Sebuah mesin dapat memproduksi 510

barang dalam waktu 3 jam. Berapa jam

diperlukan mesin untuk memproduksi 850

barang?

1 Selesaikanlah.

1 5x – 2(x + 3) = 3(1 – 4x) 2 0,15x – 0,3 = 0,2x – 1

3 0,3(x – 2) = 0,2x + 1 4

5 6

Tentukan nilai a apabila penyelesaian persamaan dalam x dari 3x – a = 8 adalah

2. 2

Saya mengendarai mobil dari kota A ke B

pulang-pergi. Kecepatan mobil ketika berangkat

adalah 40 km per jam, dan kecepatan ketika

kembali adalah 60 km per jam. Waktu total yang

diperlukan adalah 5 jam. Tentukan jarak antara

A dan B.

3

Yuli semula berencana membeli beberapa barang masing-masing seharga

1.500 rupiah. Ternyata ada potongan harga sebesar 20% sehingga dia dapat

membeli tambahan 4 barang lagi dengan harga yang sama. Tentukan berapa

uang yang dibelanjakan Yuli.

4

29 l 10 l

A B

BAB 3 Soal Ringkasan

Penerapan

x + 3

2

x – 3

5 =

1

4 x – = x + 1

3

2

3

1

2

x + = 1 x – 1

2

Sumber: www.mesinkemasan.co

Sumber: Dokumen Puskurbuk

118 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:127

Jawaban

Penggunaan Praktis

1

(1) 0,001 × 897 × 167 = 149.799

jawaban: 150

(2) Jika jarak tempuh truk adalah x km, maka

10x + 167 + 10(10447 - x) × 38 = 5990000

Jika diselesaikan, maka x = 1566

Jarak tempuh kapal laut adalah

10447 – 1566 = 8881

Jawaban yang tepat adalah jarak tempuh

truk 1566 km dan jarak tempuh kapal laut

adalah 8881 km.

jawaban: truk 1566 km, kapal laut: 8881 km.

(3) Belum diterjemahin

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Pembahasan pengaplikasian

Soal ini dapat dipahami dengan

mengaplikasikan matematika yang terkait

dengan lingkungan. Kita memberitahukan

bahwa terdapat ide yang dinamakan “Food

Mileage” (jarak tempuh makanan) untuk

memikirkan tentang permasalahan pemanasan

global, dan mengajarkan siswa agar menyadari

kegunaan dari matematika.

Soal ini akan meningkatkan motivasi dan

minat siswa untuk terlibat aktif dalam masalah

lingkungan.

Selanjutnya, diharapkan siswa meningkatkan kemampuannya untuk berpikir dan

membuat keputusan menggunakan matematika dengan hanya mengekstrak informasi

penting dari informasi yang diperoleh dalam

soal dan penyelesaiannya.

Oleh karena terdapat 2 besaran yang

dicari (2), maka penting untuk memutuskan

besaran mana yang dijadikan x untuk digunakan

dalam persamaan linear. Cek kembali langkah

untuk menyelesaikan soal yang menggunakan

persamaan seperti menyusun hubungan antarbesaran menggunakan diagram garis, dan lain-lain.

Pada (3) emisi karbon dioksida per 1

tkm dari jarak tempuh makanan pada setiap

transportasi dapat dilihat pada gambar, maka

saat mengangkut makanan dengan berat yang

sama, dapat ditaksir bahwa semakin besar

nilainya, semakin besar pula dampaknya pada

pemanasan global.

Soal ini juga memungkinkan siswa

melakukan kegiatan dan menjelaskan dasar

untuk menilai gagasan yang benar.

Referensi Food Mileage

(Jarak tempuh makanan)

Jarak tempuh makanan (Food Mileage)

ini digagas oleh institut penelitian kebijakan

pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan

mengacu pada Food miles movement, yaitu

sebuah gerakan yang diprakarsai di Inggris.

Unitnya dinyatakan dalam tkm (ton kilometer)

dan indeksnya dicari dengan cara mengalikan

berat makanan yang diangkut (t) dengan jarak

alat transportasi (km). Pada tahun 2001, total

impor makanan di jepang adalah sekitar 58 juta

ton yang dikalikan dengan jarak transportasi

tiap negara, sehingga total keseluruhan jumlah

jarak tempuh makanan (food mileage) adalah

900 miliar tkm. Jumlah ini setara dengan 3 kali

lipat jarak tempuh makanan di Korea Selatan

dan Amerika, 5 kali lipatnya dari Inggris dan

Jerman, serta 9 kali lipat dari Perancis.

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 119

1 Ketika mengirim makanan dari daerah produksi makanan sampai ke meja

makan, kita dapat menganggapnya sebagai jarak tempuh makanan. Sebagai

contoh, ketika mengirim 1 ton makanan sejauh 1 km, kita menyatakan jarak

tempuh makanan sebagai 1 tkm (ton-kilometer). Ketika mengirim makanan,

kita menggunakan truk, kapal, dan sebagainya. Semakin kecil jarak tempuh,

semakin sedikit emisi karbon dioksida. Karena karbon dioksida mempengaruhi

pemanasan global. Semakin kecil jarak tempuh, semakin mendukung

lingkungan yang lebih baik.

Berikut ini diagram yang menjelaskan banyaknya emisi karbon dioksida yang

dikeluarkan per jarak tempuh 1 tkm. Jawablah pertanyaan (1) – (3) berikut ini.

Satu kg beras yang diproduksi di daerah A dikirim ke kota B yang jaraknya

897 km, dengan menggunakan truk. Berapa emisi karbondioksida dalam

pengangkutan ini? Berikan jawabanmu sampai satu tempat desimal.

1

Karbon dioksida yang dihasilkan setiap jarak tempuh makanan 1 tkm.

Truk

1510

Pesawat

Ketika 10 ton gandum dikirim dari Amerika ke Jepang, jaraknya adalah

10.447 km, maka banyak emisi karbondioksida adalah 5.990 kg. Jika

pengiriman tersebut dengan menggunakan truk dan kapal, hitunglah jarak

tempuh makanannya.

2

Jika kita membahas banyaknya emisi karbon dioksida, manakah antara

(a) – (c) yang benar?

3

Bagi orang Jepang, gandum yang diproduksi Amerika Serikat lebih

murah dari gandum produksi Jepang, jadi lebih baik mengimpor

gandum dari Amerika Serikat.

Ketika mengirim sejumlah gandum, lebih baik menggunakan kereta

daripada truk.

Waktu tempuh dengan pesawat lebih cepat dibandingkan dengan

kapal, jadi lebih baik dengan pesawat.

a

b

c

167

Penggunaan Praktis

38

Kapal Laut

21

Kereta Api

Karbon dioksida yang dihasilkan setiap jarak tempuh makanan 1 tkm.

Bab 3 Persamaan Linear 119

P:128

Jawaban

Cermati

1

1. Terdapat penyelesaian selain x = 1,2 dan 3.

Oleh karena saat x = 3,5, 2,7, 0,8 dan lain-lain

terbentuk pertidaksamaan 3x + 2 < x + 10,

nilai-nilai itu pun merupakan penyelesaian.

2. Terdapat penyelesaian selain x = 5. Karena

saat x = 4,5, 6, 7 dan lain-lain terbentuk

pertidaksamaan 3x + 2 > x + 10, nilai-nilai

itu pun merupakan penyelesaian.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Mari mencari penyelesaian dari pertidaksamaan

Terkait dengan penyelesaian pertidaksamaan dan pengaplikasiannya, “di dalam

capaian kurikulum Matematika sekolah

tingkat menengah dibahas memahami makna

dari penyelesaian petidaksamaan beserta

sifat-sifatnya, dan mencari penyelesaian dari

pertidaksamaan linear beserta penggunaannya”.

Oleh karena isi dari buku teks hal. 120-121

dianggap sebagai “pengembangan” di SMP.

Bagian ini tidak hanya untuk menyelesaikan

pertidaksamaan menggunakan operasi formal.

Namun bertujuan juga untuk memperdalam

dan memperluas sudut pandang terhadap

rumus/persamaan dengan melakukan aktivitas

seperti memikirkan makna dari penyelesaian

pertidaksamaan dan mencari beragam penyelesaian sambil mengaitkan persamaan dan

pertidaksamaan.

2. Mari mencari penyelesaian dari pertidaksamaan

Berdasarkan tabel yang diselesaikan

di bagian Q pada buku teks hal. 96, setelah

memahami makna dari penyelesaian

pertidaksamaan, selain bilangan bulat dari 1

sampai 5 yang merupakan nilai dari x pada

tabe. Tentukan apakah terdapat penyelesaian

untuk dua buah pertidaksamaan dengan

mensubstitusikan nilai ke dalam rumus di sisi

kiri dan kanan untuk mengecek hubungan

besaran.

Dalam persamaan 3x + 2 = x + 10, karena x

adalah berat 1 buah permen maka diperlukan

syarat bahwa x > 0. Namun, dari situ ayo kita

mengetahui penyelesaian dari pertidaksamaan

terpisah dari fenomena yang kontekstual.

Dalam hal ini, kita akan memahami bahwa

pada pertidaksamaan 3x+ 2 < x + 10 terdapat

penyelesaian x = 0, x = 1, dan lain-lain.

Kemudian buat siswa juga menyadari bahwa

terdapat penyelesaian berupa bilangan desimal

dan pecahan, serta menyadari juga bahwa

karakteristik hanya terdapat 1 penyelesaian

untuk persamaan linear satu variabel.

120 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Nilai dari x Nilai Sebelah Kiri

3x + 2 Hubungan Nilai Sebelah Kanan

x + 10

1 3 × 1 + 2 = 5 < 1 + 10 = 11

2 3 × 2 + 2 = 8 < 2 + 10 = 12

3 3 × 3 + 2 = 11 < 3 + 10 = 13

4 3 × 4 + 2 = 14 = 4 + 10 = 14

5 3 × 5 + 2 = 17 > 5 + 10 = 15

Pada halaman 96, ketika mencari

penyelesaian persamaan 3x + 2 = x +10 ,

maka kita substitusikan bilangan-bilangan

bulat dari 1 hingga 5. Kita rangkum hasilnya

dalam tabel berikut ini. Selanjutnya, selidiki

kapan persamaan tersebut berlaku.

1 Perhatikan soal 1 dan 2 berikut ini.

Untuk persamaan linear, hanya terdapat satu penyelesaian.

Namun, untuk pertidaksamaan, kemungkinan ada lebih dari satu

penyelesaian.

Untuk pertidaksamaan 3x + 2 < x + 10 ,

adakah penyelesaian lain selain

x = 1, 2, 3?

2 Untuk pertidaksamaan 3x + 2 > x + 10 ,

adakah penyelesaian lain selain x = 5?

1

Apakah ada

penyelesaian

yang merupakan

bilangan desimal?

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan berikut ini.

Ketika x = 1, 2, 3, pertidaksamaan 3x + 2 < x + 10 berlaku (bernilai benar).

Ketika x = 4, persamaan 3x + 2 = x + 10 berlaku (bernilai benar).

Ketika x = 5 pertidaksamaan 3x + 2 > x + 10 berlaku (bernilai benar).

Nilai yang membuat persamaan bernilai benar (berlaku), maka kita sebut sebagai

penyelesaian persamaan. Demikian juga nilai yang membuat pertidaksamaan

berlaku disebut juga penyelesaian pertidaksamaan.

(3x + 2) g (x + 10) g

3x + 2 = x + 10

Tingkatkan

Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan

Cermati

120 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:129

Jawaban

2

1. 10.000 - 1.500x ≥ 2.000

(1.500x + 2.000 ≤ 10.000)

2. Penyelesaian pertidaksamaan 1000 - 150x

≥ 2.000 berada di sisi kanan atau kiri garis

bilangan dengan x = 16

3 sebagai pembatas.

Misalnya, pertidaksamaan ini berlaku jika

x = 5, tetapi tidak jika x = 6. Oleh karena

itu, x ≤ dari 16

3 adalah penyelesaian

pertidaksamaan 10.000 - 1.500x ≥ 2.000.

Solusi dari 10.000 - 1.500x ≥ 2.000

Solusi dari 10.000 - 1.500x ≤ 2.000

Solusi untuk 10.000 - 1.500x = 2.000

3. 5

Jawaban atas pertanyaan ini harus berupa

bilangan asli.

Karena bilangan asli maksimum yang

memenuhi x ≤

16

3 adalah 5, maka jawabannya

adalah 5.

3. Pertimbangan solusi dengan garis bilangan

Berdasarkan penyelesaian nomor 1 di

halaman sebelumnya, penyelesaian dari

persamaan 3x + 2 = x + 10 dan solusi dari dua

pertidaksamaan 3x + 2 < x + 10 dan 3x + 2 >

x + 10 diekspresikan pada garis bilangan, dan

hubungannya dipertimbangkan.

Berdasarkan gambar ini dapat dilihat

bahwa jika penyelesaian persamaan ditemukan

maka penyelesaian pertidaksamaan juga dapat

ditemukan dengan mempertimbangkan batas

tersebut.

4. Pengerjaan cara kedua

Dalam kehidupan sehari-hari, diperkirakan ada

banyak masalah yang harus diselesaikan dengan

menciptakan pertidaksamaan daripada persamaan.

Masalah tersebut merupakan salah satunya.

Jika siswa dapat membaca relasi

besaran dan membuat pertidaksamaan, cari

penyelesaian pertidaksamaan 10.000 - 1.500x

≥ 2.000 berdasarkan penyelesaian x = 16

3

dari

persamaan 10.000 - 1.500x = 2.000.

Pada saat ini, perlu dicatat bahwa

penyelesaian pertidaksamaan ini ada di daerah

kiri atau kanan dari x = 16

3

.

Dengan mengganti nilai-nilai seperti x = 5,

x = 6, dan memeriksa apakah pertidaksamaan

tersebut berlaku, kita dapat melihat bahwa

daerah di sisi kiri x = 16

3 , yaitu, x ≤

16

3 , adalah

solusinya.

Perhatikan pertidaksamaan ini, arah tanda

pertidaksamaan dalam penyelesaian berlawanan

dengan arah tanda pertidaksamaan asli.

Yang ketiga, dapat menggunakan garis

bilangan tersebut untuk membaca bahwa

bilangan asli maksimum yang memenuhi x ≤

16

3 adalah 5, dan gunakan sebagai jawaban soal.

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 121

2 Perhatikan soal berikut ini.

Faris berbelanja dengan uang pecahan 10.000 rupiah. Dia ingin membeli

beberapa barang dengan harga satuan 1.500 rupiah, tetapi dia harus

menyisakan paling sedikit 2.000 rupiah untuk ongkos pulang. Paling

banyak berapa buah dari barang tersebut yang dapat dibeli Faris?

1

2

3 Dengan menggunakan jawaban pada 2,

temukanlah penyelesaian pada soal di atas.

Faris menyatakan hubungan antarbesaran seperti berikut ini.

10.000 – 1.500x ≥ 2.000

Misalkan x adalah banyaknya barang yang ia beli. Nyatakanlah

hubungan antarbesaran dalam bentuk pertidaksamaan.

Dari hasil penyelidikan kita di halaman 120, kita mengetahui bahwa penyelesaian

persamaan 3x + 2 = x + 10 terletak di antara penyelesaian pertidaksamaan 3x +

2 < x + 10 dan 3x + 2 > x + 10 . Jika kita misalkan nilai x mencakup 0 dan bilangan

negatif, kemudian kita tuliskan persamaan dan pertidaksamaan pada garis

bilangan, diperoleh berikut ini.

a b

Sebagai contoh, ketika

x = 6, jika pertidaksamaan

berlaku, maka (a)

adalah jawaban soal

pertidaksamaan tersebut.

x > 4

penyelesaian pertidaksamaan

3x + 2 > x + 10

x < 4 penyelesaian pertidaksamaan

penyelesaian pertidaksamaan

3x + 2 < x + 10

penyelesaian pertidaksamaan

penyelesaian persamaan 3x + 2 = x + 10

x = 4

-1 0123456789

Dengan menggunakan cara di atas, kita dapat menghitung penyelesaian

pertidaksamaan dengan menggunakan penyelesaian persamaan yang berada di

antara keduanya.

Untuk menemukan penyelesaian pertidaksamaan di atas, selesaikan

persamaan 10.000 – 1.500x = 2.000 yang memberikan penyelesaian

x= 16

3 . Berapakah penyelesaian dari 10.000 – 1.500x = 2.000?

x = 16

3 x > 16

3

Bab 3 Persamaan Linear 121

P:130

Tujuan

Melalui pembuatan masalah, siswa dapat

memperdalam pemahaman siswa tentang

bagaimana menggunakan persamaan linier

dan persamaan perbandingan serta perlunya

menguji solusi.

Jawaban

1

Jika siswa membuat persamaan dengan asumsi

bahwa siswa membeli x botol jus, hasilnya

adalah 20.000 - 1.500x = 3.000 lalu jika anda

menyelesaikannya, hasilnya adalah x = 34

3

Jawaban atas pertanyaan ini harus berupa

bilangan asli, sehingga tidak sesuai dengan

pertanyaannya. Untuk membuat jawaban

bilangan asli, misalnya, perbaikannya sebagai

berikut:

(1) Ubah uang kembalian menjadi 5.000 rupiah

(Jawaban: 10).

(2) Ubah harga satu jus menjadi 1.700 rupiah.

(Jawaban: 10).

2

(1) Contoh

1. Ketika Takashi membeli 3 jeruk dan 1 apel,

total harganya 230 yen. Jika harga 1 apel

adalah 80 yen, berapa harga satu jeruk?

2. Ada tali dengan panjang 230 cm. Saya

memotong menjadi 3 sama panjang dan

masih tersisa 80 cm. Berapa panjang satu

potong tali?

(2) Contoh

1. Untuk membuat kue, campur tepung dan

gula dengan perbandingan 3 : 2. Berapa

cangkir gula yang Anda butuhkan saat

menggunakan 8 cangkir tepung?

2. Ada bidang tanah segi empat dengan

perbandingan panjang-lebar 3 : 2. Jika

lebar tanah ini 8 m, berapa panjangnya?

Tantangan dalam Mengajukan

Soal

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Pengerjaan no 1

Kita harus menyadari bahwa jika solusi

persamaan adalah bukan bilangan asli, maka

dari itu, hal itu tidak sesuai dengan tujuan soal.

Dalam soal ini, tidak wajar jika Anda

menetapkan perubahan menjadi 10.000 rupiah

atau lebih jika siswa memiliki dua lembar uang

10.000 rupiah. Akan tetapi, jika siswa berpikir

bahwa dengan memiliki uang kertas 20.000

rupiah, kondisi itu dapat diabaikan.

2. Pengerjaan no 2

Buat contoh masalah yang mengacu

pada balon dan foto di buku teks. Memikirkan

masalah tersebut serta menuliskannya penting

untuk menumbuhkan pemikiran matematis

dan ekspresif.

122 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1

Yuni mencoba menyelesaikan permasalahan berikut ini. 1

2

Saya membeli beberapa botol jus dengan harga satuan 1.500 rupiah

dengan menggunakan uang pecahan 20.000 rupiah. Saya mendapat

kembalian 3.000 rupiah. Berapa botol jus yang saya beli?

Misalkan banyaknya

botol jus yang saya beli

adalah x. Gunakan x untuk

membuat persamaan,

kemudian diselesaikan.

Buatlah soal dari kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan

persamaan dan perbandingan berikut ini.

3x + 80 = 230

Kita dapat menyelesaikan

masalah dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan

dengan jual beli.

2 8 : x = 3 : 2

Misalkan panjang seutas tali

menjadi 230 cm, masalah nyata

apa yang dapat kita buat?

Akan tetapi, ketika Yuni berusaha

membuat persamaan dan

menyelesaikannya, dia menyadari bahwa

dia tidak dapat menemukan jawaban.

Mengapa dia tidak dapat menemukan

jawaban? Apa yang harus diubah pada

soal awal agar dapat diselesaikan?

Mari kita menyelesaikan dan membuat masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan persamaan dan pertidaksamaan.

Pendalaman

Materi

Tantangan dalam Mengajukan

Soal

122 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:131

Tujuan

Sambil melihat kembali perbandingan dan

kebalikan perbandingan yang dipelajari di

matematika sekolah dasar. Diharapkan siswa

dapat memahami bagaimana mengekspresikan

hubungan antara besaran dalam rumus dan grafik.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Pengerjaan Retrospektif

Materi di sekolah menengah pertama

merupakan lanjutan dari materi yang telah

dipelajari di sekolah dasar.

Secara khusus, ini akan perbandingan dan

perbandingan terbalik yang dipelajari di kelas

enam sekolah dasar. Jadi lihat kembali pelajaran

di SD. Siswa ingin bisa memasukkan konten

pembelajaran baru berdasarkan itu.

2. Melihat kembali proporsional dan proporsional terbalik

Siswa ingin mendiskusikan contoh-contoh

yang terjadi di sekolah dasar dalam kelompokkelompok kecil namun hasilnya diberitahukan

kepada setiap kelompok.

Di sekolah dasar, contoh berikut dipelajari

pada materi perbandingan dan perbandingan

terbaik.

[Perbandingan]

Hubungan jumlah lembar kertas dan

beratnya.

Hubungan antara jumlah air yang

dimasukkan ke tangki air dan kedalamannya.

Hubungan antara panjang kawat dan

beratnya.

Hubungan antara waktu mobil melaju dan

jarak.

Hubungan antara panjang segitiga sama

sisi dengan panjang kedua sisi lainnya.

[Perbandingan terbalik]

Hubungan antara panjang dan lebar pada

persegi panjang dengan luas tetap.

Hubungan antara kecepatan dan waktu

saat menempuh jarak tertentu.

3. Grafik Perbandingan Terbalik

Di sekolah dasar, menggambar titik-titik

pada sumbu koordinat dari tabel dengan cara

menghubungkan titik-titik tersebut dengan

sebuah garis, namun belum mempelajari grafik

perbandingan terbalik dalam bentuk kurva.

Buatlah masalah dengan mengacu pada

balon dan foto di buku teks. Berpikir tentang

masalah dan menuliskannya penting untuk

menumbuhkan pemikiran matematis dan

ekspresif.

BAB 3 | Persamaan Linear

Bab 3 Persamaan Linear 123

Mari kita temukan contoh-contoh

perbandingan senilai dan berbalik

nilai.

Perbandingan senilai dan

berbalik nilai merupakan

hubungan antara sepasang

besaran yang nilainya

berubah-ubah.

Berat tumpukan

kertas berbanding

lurus dengan

jumlah lembar.

Bab 4 Perbandingan

Senilai dan Berbalik Nilai

Untuk persegi panjang

yang memiliki luas tetap,

panjang horisontalnya

berbanding terbalik

dengan panjang

vertikalnya.

[Perbandingan Senilai]

Terdapat sepasang besaran x dan y yang berubah-ubah nilainya,

ketika x berubah 2 kali, 3 kali, …, maka nilai y berturut-turut

berubah 2 kali, 3 kali, …. Kita katakan bahwa y berbanding lurus

terhadap x.

[Persamaan Perbandingan Senilai]

Terdapat dua besaran x dan y yang saling berbanding lurus,

maka hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam

persamaan y = (bilangan tetap) × x.

[Perbandingan Berbalik Nilai]

Terdapat sepasang besaran x dan y yang berubahubah nilainya, ketika x berubah 2 kali, 3 kali, …,

maka nilai y berturut-turut berubah 1

2

kali, 1

3

kali, … Kita katakan bahwa y berbanding terbalik

terhadap x.

[Grafik Perbandingan Senilai]

Yang telah kita pelajari sejauh ini

[Persamaan Perbandingan Berbalik Nilai]

Terdapat dua besaran x dan y yang saling berbalik

nilai, maka hubungan antara keduanya dapat

dinyatakan dalam persamaan

x × y = bilangan tetap.

0

y

1

2

3

4

1234 x

Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama

123

Ulasan

Grafik yang menyatakan

perbandingan senilai adalah

garis yang melalui titik 0 (titik

potong sumbu vertikal dan

sumbu horisontal).

Bab 3 Persamaan Linear 123

Ulasan

~ Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama ~

P:132

Sumber: Dokumen Puskurbuk

124 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

4

Pasangan besaran manakah

yang berubah bersama-sama?

Sebuah kolam mempunyai panjang 25 m, lebar 13 m, dan tinggi (kedalaman)

1,2 m. Sebelum digunakan, kolam dibersihkan kemudian diisi air dengan

kecepatan tetap.

1

Terdapat besaran

yang berubah

bersama-sama seiring

waktu.

Jika kita mengubah

kecepatan pengisian air

ke kolam, besaran apa

yang akan ikut berubah?

Fungsi

Perbandingan Senilai

Perbandingan Berbalik Nilai

Menerapkan Perbandingan Senilai

dan Perbandingan Berbalik Nilai

1

2

3

4

BAB

Perbandingan Senilai dan

Perbandingan Berbalik Nilai

Marilah kita cari pasangan

besaran yang berubah

bersama-sama seiring dengan

pengisian air ke kolam.

yang berubah

bersama-sama seiring

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

124 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

Dari peristiwa tertentu, dimungkinkan untuk

menemukan dua kuantitas yang berubah

bersama-sama.

1

Lihat Penjelasan/Catatan 2

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Pengantar

Tugas-tugas yang dibahas di sini tidak

hanya terkait dengan sekolah tetapi juga

situasi menuangkan air ke dalam bak mandi

atau akuarium di rumah, yang dapat dirasakan

oleh siswa. Berbagai ide yang diperoleh di sini

dapat digunakan untuk pembelajaran di masa

mendatang.

Pada kolam yang sebenarnya, kedalaman

berubah tergantung pada lokasi, dan dasar

permukaan yang tidak rata sehingga tidak

dapat dikatakan bahwa perubahan ketinggian

air persis sebanding dengan waktu. Namun,

saat memakai peristiwa sehari-hari dalam

matematika, kondisi yang riil kemudian

diabstraksi dan dianggap dalam keadaan ideal.

(Idealisasi ide) Ketika menggunakan

konteks kejadian sehari-hari, saya ingin

menyebutkan hal-hal seperti itu dalam interaksi

dengan siswa.

2. Penjelasan 1

Guru mendorong agar siswa berpikir bebas

dan menemukan berbagai besaran. Untuk siswa

yang tidak dapat menemukan gagasan dalam

pemikiran mereka, saya ingin mereka berpikir

tentang kuantitas yang berubah bersamaan

dengan berubahnya waktu setelah membaca

kalimat pada balon percakapan.

Kuantitas yang berubah pada waktu

penambahan air adalah…

(Pembukaan Bab 1 jam)

Perbandingan Senilai dan

Perbandingan Berbalik Nilai

BAB

4

Ketinggian permukaan air (ketinggian air)

Volume air di kolam

Ketinggian yang tersisa dari permukaan air

hingga lantai bagian atas pada kolam

Volume bagian kolam yang tidak terisi air

Dan besaran lainnya pun bisa dipertimbangkan. Selain waktu, dua besaran yang

berubah bersamaan adalah

Ketinggian dan volume air.

Ketinggian air dan ketinggian yang tersisa.

Selain mempertimbangkan dua kuantitas

yang berubah ketika air ditambahkan ke kolam

dengan kecepatan yang konstan, kuantitas apa

yang akan berubah ketika air ditambahkan ke

kolam dari perspektif yang berbeda?

Pelajaran pada hal. 127 akan membahas

secara konkret dan dapat dilaksanakan secara

lancar apabila berbagai ide telah dibahas di sini.

Dalam pelajaran tersebut, disarankan

untuk menggali berbagai ide siswa dan juga

mendiskusikan tabel korespondensi, grafik,

rumus, dll.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:133

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 125

Bagaimana hubungan yang

terjadi antara pasangan

besaran yang berubah

bersama-sama?

2

Hubungan apa yang ada di antara pasangan besaran yang berubah bersama-sama? Hlm. 126

Carilah pasangan besaran yang berubah bersama-sama pada setiap gambar

berikut.

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 125

Jawaban

1 (Contoh)

Berat dan harga tisu.

Jumlah halaman buku yang dibaca dan

jumlah halaman buku yang tersisa

Waktu dan jarak yang ditempuh dengan

mobil

3. Penjelasan 2

Dari uraian pengisian air ke dalam kolam

yang telah dibahas di halaman sebelumnya, kita

telah menemukan dua kuantitas yang berubah

bersama-sama dalam konteks kolam. Di bagian

ini, kita juga menemukan dua kuantitas lain

yang berubah bersama-sama yang diambil dari

kejadian di sekitar kita.

Selain contoh yang ditunjukkan pada

jawaban di atas, berdasarkan gambar yang

sama, dapat diperoleh pula dua kuantitas yang

berubah bersama:

Ukuran tisu (panjang, lebar, tinggi) dan

harga tisu

Jumlah kata yang telah dibaca dan yang

belum dibaca pada buku tersebut.

Waktu dan kecepatan saat menempuh

jarak 60 km.

Anda dapat membuat berbagai ide menarik

lainnya.

Disini, berdasarkan pendapat yang

diungkapkan dari ide-ide tersebut, kami akan

menjelaskan dan mengkomunikasikan dengan

kata-kata kami sendiri bagaimana dua kuantitas

yang berubah dengannya akan berubah, dan

melalui aktivitas, kami akan menunjukkan

minat dan motivasi untuk item pembelajaran di

masa mendatang.

4. Penanganan balon percakapan

Melalui pembelajaran sejauh ini, alangkah

baiknya jika kita dapat menemukan apa yang

ingin kita selidiki dengan menggunakan contoh

konkret, dll.

Jika siswa memiliki pendapat tentang

perbandingan senilai atau perbandingan

berbalik yang dipelajari di SD, siswa dapat

mengungkapkannya dalam tabel, grafik,

rumus, dll. Dengan menanyakan apa yang

telah dipelajari, maka siswa juga dapat

melihat kembali perbandingan senilai

atau perbandingan berbalik nilai. Dengan

menyelidiki perubahan dan hubungan, kita

siap untuk dapat mengajarkannya sebagai

suatu fungsi, dan mengenai variabel dapat juga

dimuculkan melalui tanya jawab.

Selain itu, apabila hubungan antara

dua besaran yang berubah tidak berupa

perbandingan senilai ataupun perbandingan

terbalik muncul dalam diskusi, maka

hubungan antara dua besaran tersebut dapat

ditindaklanjuti untuk dibahas bersama dengan

siswa.

P:134

126 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Untuk pernyataan 1 - 3 berikut ini, apakah dapat disimpulkan bahwa y

adalah fungsi dari x?

Siswa dapat menjelaskan hubungan antara pasangan besaran

yang berubah bersama-sama.

Fungsi

1 Fungsi

1

2

3

Lebar dari jendela bagian

terbuka 10 20 30 40 50 60 …

Keliling bagian terbuka 200 220 …

x cm

90 cm

Sebuah jendela geser berbentuk persegi

panjang dengan tinggi 90 cm. Misalkan x cm

adalah lebar, dan y cm adalah keliling bagian

terbuka dari jendela tersebut. Mari gunakan

tabel di bawah ini untuk merangkum hubungan

antara x dan y.

Huruf-huruf, seperti x dan y, di yang menyajikan nilai-nilai yang berbeda disebut

variabel atau peubah.

Jika sepasang variabel x dan y berubah bersamaan seperti pada dan jika untuk

suatu nilai x yang ditetapkan hanya ada satu nilai y yang bersesuaian, maka dikatakan y

adalah fungsi dari x. Keliling merupakan fungsi dari lebar bagian terbuka jendela pada

.

Misalkan y cm2

adalah luas bagian terbuka jendela di . Jika jendela dibuka 10

cm, maka luas bagian terbuka adalah 900 cm2

. Secara umum, jika untuk suatu nilai

x yang ditetapkan terdapat tepat satu nilai y, maka y adalah fungsi dari x.

Panjang sisi sebuah persegi adalah x cm, luas persegi tersebut adalah y

cm2

.

Pada persegi panjang, kelilingnya adalah x cm dan luasnya y cm2

.

Terdapat 14 l parafin. Setelah digunakan sebanyak x l, sisanya y l.

Tujuan

Contoh 1

Soal 1

126 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1,5 jam

1 Fungsi

2 jam

1 Fungsi

Tujuan

1. Pahami arti variabel dan domain.

2. Dapat memahami arti dari fungsinya.

Jawaban

Dari kiri ke kanan, 240, 260, 280, 300

Soal 1

(1) Dapat dikatakan

(2) Tidak dapat dikatakan

(3) Dapar dikatakan

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Sebagai contoh umum, diambil hubungan

antara lebar jendela yang terbuka dan panjang

sekelilingnya.

Jika anda memutuskan lebar jendela yang

dibuka dan kelilingnya sebagai suatu hubungan

antar besaran, maka perkenalkanlah hubungan

tersebut sebagai sebuah fungsi.

2. Variabel

Dalam “Bab 2 Simbol Huruf”, kita telah

mempelajari huruf sebagai konstanta

sembarang, dan dalam “bab 3 Persamaan

Linear”, kita telah mempelajari huruf sebagai

nilai yang belum diketahui, tetapi dalam bab ini

kami menangani huruf berbagai variabel.

3. Arti hubungan fungsi

Hubungan fungsional berarti hubungan

dimana jika satu nilai ditentukan, maka nilai lain

yang terkait dapat ditentukan.

Disini, tujuannya adalah untuk memahami

hubungan antara dua besaran dengan

menggunakan ungkapan “…adalah fungsi

dari…” dan untuk memperdalam pemahaman

tentang hubungan fungsi dengan berfokus

pada perubahan dan hubungan.

Perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai yang dipelajari di SD akan

diperkenalkan kembali sebagai hubungan

fungsional, namun kami ingin mengajarkan

pada anda agar anda dapat merasakan

perluasan konsep fungsi agar tidak jatuh pada

kesalahpahaman bahwa hanya ada fungsi

perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik terbalik saja.

4. Penjelasan Soal 1

Contoh, jika keliling ditetapkan 10 cm,

ada persegi panjang dengan panjang 2cm

dan lebar 3 cm, dan persegi panjang dengan

panjang 1cm dan lebar 4 cm, dan dapat dilihat

bahwa luas tersebut dapat dicari dengan lebih

dari satu cara. Saya ingin siswa memahami hal

tersebut melalui diskusi.

Selain itu, karena rumus di (1) dan (3) dapat

dirumuskan dengan relatif mudah, rumus y = x²

dan y = 14–x dapat dibahas secara berurutan.

P:135

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 127

1 Gunakan tabel berikut ini untuk menyajikan hubungan antara x dan y.

Selang waktu x (jam) 0 1 2 3 4 5 6 …

Ketinggian air y (cm) 0 8 …

2 Dapatkah disimpulkan bahwa y adalah fungsi dari x?

3

4

1 Gunakanlah tabel di bawah ini untuk menyajikan hubungan antara x dan y.

2

3

0 15

Kenaikan ketinggian air per

jam adalah x (cm) … 4 8 12 16 …

Waktu untuk mengisi

sampai penuh y (jam) … 15 …

Dapatkah kita

menuliskan kalimat

matematikanya

menggunakan grafik?

Soal 2

Soal 3

Pada soal halaman 124, kolam diisi air sedemikian hingga ketinggian air

naik 8 cm per jam. Misalkan, y adalah ketinggian air setelah x jam sejak

mulai mengisi. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Nyatakan y dalam x menggunakan persamaan

dan jelaskan apa hubungan antara x dan y.

Apakah berhubungan senilai atau berbalik nilai?

Sejak mulai diisi air, berapa lama kolam akan

terisi penuh?

Pada soal di halaman 124, jika mengisi kolam dengan pompa air dan ketinggiannya naik

x cm per jam, diperlukan y jam sampai terisi penuh. Jawablah pertanyaan berikut ini.

Dapatkah disimpulkan bahwa y adalah fungsi dari x?

Nyatakan y dalam x dengan menggunakan persamaan. Selain itu, jelaskan

hubungan antara x dan y. Apakah senilai atau berbalik nilai?

Pada Soal 2 dan Soal 3, ketika nilai x ditentukan, maka terdapat tepat satu nilai

y yang bersesuaian. Jadi, perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai

yang telah kita pelajari di Sekolah Dasar dapat juga disebut sebagai fungsi.

Di Soal 2, diperlukan 15 jam untuk mengisi penuh kolam. Jadi, jangkauan dari

waktu x sejak mulai pengisian hingga penuh adalah lebih dari atau sama dengan

nol dan kurang dari atau sama dengan 15. Himpunan semua nilai-nilai yang

mungkin dari variabel disebut domain untuk variabel x dan jangkauan untuk

variabel y.

Domain untuk variabel x, yaitu lebih dari atau sama dengan 0 dan kurang dari atau

sama dengan 15 dapat dinyatakan dengan menggunakan pertidaksamaan atau

garis bilangan dengan interval sebagai berikut.

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 127

Jawaban

Soal 2

(1) Dari kiri ke kanan, 16, 24, 32, 40, 48

(2) Bisa dikatakan

(3) Dari y = 8 × x, maka y = 8x

Ketika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali, …, nilai

y juga menjadi 2 kali, 3 kali, …, maka y

sebanding dengan x.

(4) Dari 120 : 8 = 15, maka jadi 15 jam kemudian

Soal 3

(1) Dari kiri ke kanan, 30, 10, 7,5 .

(2) Dapat dikatakan bahwa y adalah fungsi dari

x.

(3) Dari x × y = 120, maka xy = 120

y x y

x   



 



 120 120

: ,

Ketika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali, …,

nilai y menjadi 1

2

kali, 1

3 kali, …, jadi y

berbanding terbalik dengan x.

5. Penjelasan Soal 2 dan Soal 3

Di SD, kita belajar tentang perbandingan

senilai dan perbandingan berbalik nilai.

Perbandingan

Ketika nilai x digandakan tiga kali lipat, …

Nilai y juga digandakan tiga kali lipat, …

Maka y sebanding dengan x

6. Domain

Untuk memahami bahwa variabel selalu

memiliki rentang nilai untuk masalah tertentu,

dan itu adalah domain.

7. Cara Merepresentasikan Domain Menggunakan Tanda Pertidaksamaan

Anda telah mempelajari cara

menggunakan tanda pertidaksamaan >, <,

≥, ≤ di bab sebelumnya. Namun, sampai saat

ini tanda pertidaksamaan masih digunakan

sebagai simbol untuk merepresentasikan

besarnya hubungan antar besaran, dan ini

merupakan yang pertama kalinya digunakan

untuk merepresentasikan suatu domain.

Pertama-tama, saya ingin menyatakan domain

dengan kata-kata seperti “0 atau lebih dan

15 atau kurang”, dan menghubungkannya ke

pernyataan dengan tanda pertidaksamaan dan

pernyataan dengan bilangan.

P:136

128 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1

2

3

Ketika menyatakan interval pada garis bilangan, ● artinya bilangan termasuk dan o artinya bilangan

tidak termasuk.

1 Fungsi

Fungsi

[Hlm.126]

[Hlm.128]

1 Sepotong pita panjangnya 10 m. Sepanjang x telah digunakan, sehingga

tersisa y. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1

2

3

S 4

Asal Mula Kata “Kansu” dalam Bahasa Jepang

“ 関数 ”(kansu) adalah terjemahan dari

“fungsi”.

Suku kata “fun” dalam “fungsi”

diucapkan seperti kata “han” dalam

Bahasa Cina 凾 ”, Dalam bahasa Cina

kata “ 凾数 ”diucapkan “hansu”. Kata

“ 数 ” artinya bilangan. Meskipun dalam

Bahasa Jepang juga menggunakan “ 凾

数 ”, mereka mengubah menjadi “ 関数

.”yang terdiri atas dua kata “ 凾 ” dan

“ 関 ” mempunyai pengucapan yang

sama dalam Bahasa Jepang. Kata “ 関 ”

berarti ‘mengaitkan’. Jadi “関数” dapat

dipandang sebagai sebuah kata yang

menyatakan hubungan antar bilangan

atau besaran.

10

30

10 30

Dapatkah variabel pada domain

dan jangkauan pada perbandingan

senilai dan berbalik nilai bernilai

negatif?

Variabel dalam domain dan jangkauan pada

perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai adalah lebih dari atau sama

dengan 0, seperti yang telah dipelajari di

Sekolah Dasar. Hlm.129 -149

Cermati

Cth. 1

Mari Kita Periksa

Soal 4

Soal 5

Untuk hubungan antara x dan y di Soal 2 di halaman sebelumnya, gunakanlah

tanda pertidaksamaan untuk menyatakan jangkauan untuk variabel y.

Gunakanlah tanda pertidaksamaan untuk menyatakan domain atau daerah

asal pada interval-interval berikut ini.

Domain adalah lebih dari atau sama

dengan 10.

Domain adalah kurang dari 30.

Domain adalah lebih dari atau sama

dengan 10 dan kurang dari 30.

Catatan

Hitunglah nilai y ketika x = 2.

Dapatkah disimpulkan bahwa y merupakan fungsi dari x?

Tentukan jangkauan jika daerah asal 0 ≤ x ≤ 7.

128 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 4

0 ≤ y ≤ 120

Soal 5

(1) x ≥ 10 (3) 10 ≤ x ≤ 30

(2) x < 30

Pertanyaan Serupa

Kuras air kolam sedalam 1,2 m hingga permukaan

air turun 15 cm per jam. Jika ketinggian air pada

saat x jam setelah dimulainya pengurasan air

adalah y cm, nyatakan domain x dan jangkauan

y menggunakan tanda pertidaksamaan.

Domain dari x adalah 0 ≤ x ≤ 8

Jangkauan dari y adalah 0 ≤ y ≤ 120

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) y = 8 (3) 3 ≤ y ≤ 10

(2) Bisa dibilang

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

8. Penjelasan Soal 5

Meskipun jarang digunakan di buku SMP,

rentang tersebut dapat ditampilkan pada

garis bilangan dengan menggunakan gambar

berikut.

10 10 ≤ x < 30 30

x ≥ 10 x < 30

Lalu, seperti yang ditunjukkan dalam

catatan, biarkan mereka memahami perbedaan

dalam metode ekspresi saat titik akhir disertakan

dalam domain dan saat tidak disertakan.

9. Pengerjaan Gelembung Percakapan

Sejauh ini, kita telah mempelajari tentang

fungsi. Disini, dengan mengingat bilangan

negatif, guru hendaknya bertanya kepada siswa,

apakah variabel dapat menjadi bilangan negatif

pada perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai? Serta memberi mereka perspektif

tentang pembelajaran kelanjutannya.

10. Pengerjaan Gelembung Percakapan

Dikatakan bahwa ahli matematika Jerman

Leibniz pertama kali menggunakan istilah

fungsi pada abad ke-17. Dia menggunakan

istilah fungsi yang berarti “kaitan antar

kuantitas”. Namun, dalam matematika modern,

kata ‘fungsi’ diartikan sebagai pemetaan dari

himpunan ke himpunan, dan kita mungkin

berfikir bahwa x dan y dari y = f(x) belum tentu

suatu bilangan, tetapi hal lain yang luas.

Di sini, setelah mengetahui asal muasal

istilah “fungsi” nya, maka kami ingin memahami

maknanya lebih dalam dan untuk meningkatkan

minat dan motivasi untuk mempelajari fungsi

tersebut.

0,5 jam

P:137

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 129

Siswa dapat menjelaskan tentang perbandingan ketika domain dan

jangkauan diperluas mencakup bilangan-bilangan negatif.

1 Perbandingan Senilai dan Persamaan

2 Perbandingan Senilai

1

2 Ketika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali,…, bagaimana perubahan nilai y?

Periksalah untuk kedua domain x > 0 dan x < 0.

Ketika x ≠ 0, untuk setiap pasangan nilai x dan y, tentukan nilai .

Nilai y

x menyatakan apa?

3

4

x

(menit) –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5

y

(menit) –2 0 2 4

–1 menit

menyatakan satu

menit sebelum

sekarang.

3 kali

2 kali 2 kali 2 kali 2 kali

3 kali

kali

kali kali

kali

kali kali

(cm)

10

8

6

4

2

0

-2

-4

-6

-8

-10

sebelum

1 menit

Tangki air tingginya 20 cm. Mula-mula tangki

kosong, kemudian diisi air seperti ditunjukkan

pada gambar. Air dimasukkan sehingga

ketinggiannya naik 2 cm per menit. Misalkan, 0

cm ditetapkan sebagai titik acuan ketinggian air,

dan y cm adalah ketinggian air setelah x menit.

Gunakanlah tabel berikut ini untuk merangkum

hubungan antara x dan y.

Tujuan

Ketika menuang air ke dalam tangki dengan kecepatan yang tetap, maka

hubungan berikut ini berlaku:

, tentukan nilai . y

x

(Ketinggian air) = (Kenaikan ketinggian air per menit) × (Waktu)

Oleh karena itu, hubungan antara x dan y di dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut ini:

y = 2x.

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 129

3 jam

2 Perbandingan Senilai

7 jam

Perbandingan Senilai dan

Persamaan

1

Tujuan

1. Siswa dapat memperluas domain ke

bilangan negatif dan memahami arti

perbandingan.

2. Siswa dapat memahami bahwa konstanta

dapat berupa bilangan negatif.

Jawaban

(1)

x bagian -5 -4 -3 -2 -1

y (cm) -10 -8 -6 -4 -2

0 1 2 3 45

0 2 4 6 8 10

(2) kedua domain > 0 dan x < 0 jika nilai x

menjadi 2 kali, 3 kali, …,

Nilai y juga menjadi 2 kali, 3 kali, …

(3) Nilai dari y

x

akan menjadi 2

(4) Menunjukkan jumlah kenaikan permukaan

air per menit

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Dua hal berikut harus diperhatikan secara

khusus:

A menyatakan dua besaran yang berubah

dengannya, yaitu waktu dan ketinggian air

masing-masing sebesar x dan y

I memperluas domain x dan jangkauan y ke

bilangan negatif.

Untuk I, dengan mengamati gambar

akuarium, pastikan ketinggian air saat ini

(keadaan dengan air) disetel ke 0 cm. Saat

itu, ada baiknya untuk mengingat kembali

pelajaran bilangan positif dan negatif.

Pada (2) dan (3), kita menganalisis bahwa

sifat-sifat perbandingan yang dipelajari di

sekolah dasar berlaku bahkan ketika domain x

negatif.

Selain itu, dari tabel (1) dapat diketahui

bahwa y bertambah 2 jika x bertambah 1, dan

hasil pembagian dari dua bilangan pada posisi

yang sesuai bernilai sama.

2. Rumus Perbandingan

Di sekolah dasar, kita belajar bahwa y

berbanding lurus dengan x, dinyatakan dengan

rumus

y = (bilangan tetap) × x

Di sini, hubungan y = 2x diturunkan berdasarkan fakta bahwa hasil bagi y

x

= 2 yang

diperoleh di Q(4) dan bilangan 2 ini merupakan

besaran kenaikan permukaan air (bilangan

tetap).

P:138

130 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mulai sekarang, perhatikan

bentuk persamaan dan

pikirkan jenis fungsi

tersebut.

Perbandingan Senilai

Jika y adalah fungsi dari x dan hubungan antara variabel x dan y dinyatakan

sebagai

y = ax

maka dikatakan bahwa y berbanding lurus dengan x.

Perlu diperhatikan bahwa a adalah konstanta yang tidak boleh 0. Dalam hal

ini, a disebut konstanta perbandingan.

1

2

3

4

Ketika y berbanding lurus dengan x, jika x ≠ 0, maka nilai y

x tetap. Inilah

Karena perbandingan y = ax adalah fungsi,

maka kita juga menyebutnya fungsi y = ax dan

kita baca sebagai persamaan fungsi y = ax.

Koefisien

Variabel

PENTING

y = 2 x

Pada persamaan y = 2x, meskipun x dan y

merupakan variabel, koefisien 2 di depan x adalah

bilangan tetap yang menyatakan pertambahan

ketinggian air per menit. Bilangan ini tidak berubah

bersama perubahan x dan y. Bilangan ini disebut

konstanta.

konstanta perbandingan a.

Catatan

Diberikan kawat dengan berat 20 g per meter. Berat

x meter adalah y g. Jika y dinyatakan dalam x dengan

persamaan, maka

y = 20x.

Jadi, y berbanding lurus terhadap x, dan konstanta

perbandingannya adalah 20.

Untuk soal (1) – (4), nyatakanlah y dalam x dengan menggunakan

persamaan. Manakah yang dapat dikatakan y berbanding lurus dengan x?

Jika y berbanding lurus dengan x, tentukanlah konstanta perbandingannya.

Sebuah mobil melaju y km selama x jam dengan kecepatan 40 km per

jam.

Pada belah ketupat, panjang satu sisi adalah x, dan kelilingnya y cm.

Jika 4 l jus buah dibagi pada x orang, setiap orang mendapatkan y l.

Sebanyak 5% dari x orang adalah y orang.

Contoh 1

Soal 1

130 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 1

(1) y = 40x (3) y = 4

x

(2) y = 4x (4) y = 1

20 x y( , =0 05x)

Karena y sebanding dengan x, maka (1), (2), (4)

memiliki konstanta perbandingan:

(1) ...40 (4) ... 1

20 (2) ...4

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Konstanta

Belajar tentang variabel di pelajaran 126.

Di sini, mari kita pahami bahwa bilangan

konstan yang tidak berubah, yang sebelumnya

dinyatakan sebagai “bilangan tetap”, disebut

“konstanta”.

4. Definisi Perbandingan

Di sekolah dasar, pengertian proporsionalitas (atau perbandingan) didasarkan

pada karakteristik perubahan yaitu “ketika

nilai x menjadi ganda, tiga kali lipat, ...”, tetapi

di sekolah menengah pertama, kami fokus pada karakteristik korespondensi antara x dan y, yaitu,

bentuk rumusnya. Ini akan mengarah ke pembelajaran fungsi selanjutnya.

Dengan rumus umum y = sumbu proporsionalitas, siswa mungkin bingung tentang perbedaan

antara variabel x, y, dan konstanta a. Kembali ke contoh spesifik tangki air dan konfirmasikan bahwa

a adalah nilai numerik spesifik yang tidak berubah meskipun nilai x dan y berubah.

5. Penjelasan Soal 1

Di sini, kami mengkonfirmasi persamaan perbandingan, dan perlu diingat bahwa konstantanya

adalah 20 g per 1 m, dan variabelnya adalah panjang x m kawat dan berat y g kawat.

6. Penjelasan Soal 1

Kami akan mengambil contoh yang sudah dikenal terkait dengan kecepatan dan waktu,

dan memperhatikan dua kuantitas yang berubah dimana konstantanya adalah 20 g per 1 m, dan

variabelnya adalah panjang x m kawat dan berat y g kawat.

Tujuan utamanya adalah untuk menilai apakah hubungan antara x dan y merupakan

perbandingan senilai kemudian menyatakannya dalam bentuk y = ax, selain itu kita juga membuat

tabel dan kemudian menjelaskan karakteristik perubahan pada x dan y

Lalu, jika y sebanding dengan x, Anda dapat mendiskusikan apa itu konstanta perbandingan

dan variabel atau membiarkan siswa memikirkan sendiri. Bagian (3) berupa berbanding terbalik,

tetapi karena konstanta dan variabel dapat ditelaah lebih dalam, guru dimungkinkan untuk

membahas bagian-bagian yang berbeda pada perbandingan sambil mengaitkannya ke bentuk

persamaannya.

P:139

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 131

1 Gunakan tabel berikut ini untuk menyatakan hubungan antara x dan y.

2

x (menit) –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5

y (cm) 2 0

3

(cm)

10

8

6

4

2

0

-2

-4

-6

-8

-10

sebelum 1

menit

y = 8x y = x + 4 y = –10x y =

a b c d

Pada , hubungan antara x dan y dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut ini.

y = –2x

Jadi, dalam perbandingan dimungkinkan

konstanta perbandingannya a bilangan negatif.

Ketika konstanta perbandingan negatif, maka

nilai y turun ketika nilai x naik.

Diskusi

Berpikir Matematis

Ketika konstanta perbandingan

bernilai negatif, tetap dikatakan

bahwa y berbanding lurus dengan

x asalkan hubungan x dan y dapat

dinyatakan sebagai y = ax.

Pompa

Pada gambar di samping, dari tangki yang

terisi penuh setinggi 20 cm, air dikeluarkan

dengan pompa. Ketinggian air berkurang 2

cm per menit. Misalkan, 0 adalah titik acuan,

dan y cm adalah ketinggian air setelah x

menit.

Dapatkan kita simpulkan bahwa y berbanding lurus dengan x?

Jelaskan alasanmu.

Apakah nilai y naik ketika x naik? Ataukah turun?

Soal 2

Soal 3

Di , air dikeluarkan dari tangki 3 cm per menit. Nyatakanlah y dalam x

menggunakan persamaan.

Untuk fungsi-fungsi yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

ini, manakah yang menyatakan y berbanding lurus dengan x? Temukan

konstanta perbandingannya.

x

4

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 131

Jawaban

(1)

x (menit) -5 -4 -3 -2 -1

y (cm) 10 8 6 4 2

01234 5

0 -2 -4 -6 -8 -10

(2) Dapat dikatakan demikian.

(Alasan)

Ketika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali, ..., nilai y

juga menjadi 2 kali, 3 kali, ....

Nilai y

x

semuanya -2.

Hubungan antara x dan y dinyatakan

dengan rumus y = -2x

(3) Pengurangan

Soal 2

y = -3x

Soal 3

a … Konstanta perbandingan adalah 8

b … Konstanta perbandingan adalah 1

c … Konstanta perbandingan adalah -10

d … Konstanta perbandingan adalah 1

4

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. , Penanganan Pemikiran Matematis 1

Ini adalah masalah untuk memperhatikan

kasus di mana konstanta perbandingan a adalah

bilangan negatif dalam bentuk perbandingan y

= ax berdasarkan contoh yang konkret.

Ini adalah pertama kalinya bagi siswa

untuk memperhatikan hubungan di mana

nilai y menurun ketika nilai x meningkat

secara proporsional, dan hambatannya besar.

Perlu ditekankan kembali bahwa karakteristik

perubahan waktu, ketinggian, ..., hasil bagi yx

adalah konstan, dan bahwa hubungan antara

x dan y dinyatakan dengan rumus y = ax, dan

karakteristik ini telah dipelajari sejauh ini.

Ide memperluas konstanta perbandingan

ke bilangan negatif dengan cara ini juga

digunakan dalam pembelajaran perbandingan

terbalik.

Setelah mempelajari Q, jika hubungan x

dan y dapat dinyatakan dengan rumus y = ax,

maka konstanta perbandingan a berbanding

lurus walaupun berupa bilangan negatif, dan

jika konstanta perbandingan berupa bilangan

negatif maka nilai x dan y berbeda tanda.

8. Penjelasan Soal 3

Merupakan masalah untuk mencermati

apakah x dan y berbanding senilai. d harus

dibahas dengan mengubahnya kebentuk

persamaan y = 1

4

x.

P:140

132 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Kita menggambar grafik perbandingan

di Sekolah Dasar. Ketika domain dan

jangkauannya diperluas ke bilangan-bilangan

negatif, bagaimana menggambar grafiknya?

1

2

3

Karena y berbanding lurus pada x, jika kita tetapkan konstanta perbandingan

adalah a, maka y = ax

Jika x = 2, maka y = –8. Substitusikan nilai-nilai tersebut pada persamaan

sehingga diperoleh, –8 = a × 2

Selesaikan untuk a, sehingga diperoleh a = –4.

Jadi, y = –4x.

Substitusi x = -5 pada persamaan,

y = –4 × (–5)

= 20.

1 ketika x = –3, y = 15 2 ketika x = –6, y = –18

panjang

peregangan

y cm

x g

Menyusun Persamaan Perbandingan Senilai

Sekarang kita dapat

memahami perbandingan

dengan daerah asal dan

jangkauan negatif.

Hlm.133

Jawab: y = –4x, y = 20

Contoh 2

Penyelesaian

Diketahui bahwa y berbanding lurus dengan x, dan ketika x = 2, maka y =

–8. Nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan. Selain itu, tentukan

nilai y ketika x = –5.

Soal 4

Soal 5

Ketika y berbanding lurus pada x, nyatakanlah y dalam x menggunakan

persamaan pada (1) dan (2). Kemudian, hitunglah nilai y ketika x = –4.

Sebuah pegas meregang 4 cm ketika berat beban di ujungnya 50 gram. Jika

pertambahan panjang berbanding lurus dengan berat beban, jawablah

pertanyaan berikut ini.

Berapa cm pegas bertambah panjang ketika

beban x g digantung pada ujung pegas.

Nyatakanlah y dalam x menggunakan

persamaan.

Berapa cm pegas bertambah panjang ketika

berat beban 80 g digantung di ujung pegas?

Hitung jangkauan jika domainnya adalah

0 ≤ x ≤ 100.

132 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 4

(1) y = -5x, y = 20

(2) y = 3x, y = -12

Soal 5

(1) Mensubstitusikan x = 50 dan y = 4 untuk y

= ax, 4 = 50a sehingga a = 2

25

. Jadi rumus

yang akan didapat adalah y = 2

25

x

(2) Mensubstitusi x = 80 untuk y = 2

25

x,

y = 2

25 × 80 = 6,4

Jadi, pegas bertambah panjang 6,4 cm.

(3) Ketika x = 0 didapat y = 0

Ketika x = 100 didapat y = 8. Oleh karena

itu, jangkauan y adalah 0 ≤ y ≤ 8.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

9. Penjelasan Contoh 2

Dari syarat bahwa \"y sebanding dengan

x\", terlihat bahwa hal itu dinyatakan dengan

rumus y = ax, dan nilai konstanta perbandingan a ditentukan dari syarat bahwa \"y = -8 ketika x = 2\".

Artinya, jika y diketahui berbanding lurus dengan x, persamaan perbandingan dapat diperoleh jika

pasangan nilai x dan y diketahui.

Dalam perbandingan, karena hasil bagi adalah konstan, maka dimungkinkan untuk

mendapatkan konstanta perbandingan dengan cara y

x

= = - - 8

2

4 , tetapi juga dapat digunakan cara

aljabar untuk memperolehya.

10. Penjelasan Soal 5

Ini adalah masalah untuk memanfaatkan apa yang Anda pelajari di Contoh 2 dan Soal 5 dalam

situasi tertentu. Untuk siswa yang tidak dapat menemukan sendiri,

disarankan untuk membuat tabel di sebelah kanan.

Sebaiknya disebutkan bahwa kemampuan timbangan pegas

diindikasikan sebagai \"dengan berat maksimum 120 g\", \"dengan berat maksimum 1 kg\", dll. Dalam

kaitannya dengan domain (3), kemampuan \"penimbangan\" adalah nilai maksimum yang dapat

diukur oleh alat ukur dengan tingkat akurasi tertentu.

11. Penanganan Gelembung Percakapan

Dengan memperluas jangkauan ke bilangan negatif, guru telah memperdalam pemahaman

siswa tentang tabel dan rumus perbandingan yang saya pelajari di sekolah dasar. Begitu pula untuk

grafik yang dipelajari di sekolah dasar, kita akan melihat pembelajaran di halaman berikutnya

sambil memprediksi apa yang akan terjadi ketika domain diperluas ke bilangan negatif.

x (g) 50 80 ...

y (cm) 4 ? ...

P:141

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 133

Koordinat

2 Koordinat dan Grafik Perbandingan Senilai

Posisi titik-titik pada bidang dapat dinyatakan

sebagai pasangan bilangan.

Kita dapat menggunakan langkah-langkah berikut ini untuk menentukan

posisi titik-titik dengan perluasan ke bilangan-bilangan negatif.

Buatlah dua garis saling tegak lurus terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada

gambar di samping. Garis bilangan horisontal kita sebut sumbu x atau sumbu

Temukan contoh seperti kalimat

di atas di sekitarmu.

horisontal. Garis bilangan vertikal

kita sebut sumbu y, atau sumbu

vertikal.

Sumbu x dan sumbu y bersamasama kita sebut sumbu koordinat.

Titik potong antara kedua sumbu

disebut titik pangkal. Arah

positif sumbu x adalah ke kanan,

adapun arah positif sumbu y

adalah ke atas.

15° 0° 15° 30°

30°

15°

15°

30° Kairo

Siswa dapat menjelaskan grafik perbandingan senilai ketika domain dan

jangkauannya bilangan-bilangan negatif.

Posisi pada peta dapat dinyatakan dalam garis

lintang dan bujur. Sebagai contoh, posisi Kairo

Mesir dinyatakan sekitar “30 derajat Lintang Utara,

31 derajat Bujur Timur”.

Temukan tempat yang memiliki 0 lintang dan 0

bujur. Bujur

Timur

Bujur

Barat

Lintang

Utara

Lintang

Selatan

Tujuan

Sumber: Dokumen Puskurbuk

5

4

3

2

1

O

–1

–2

–3

–4

–5

–4 –3 –2 –1 1 2 3 4 5

y

arah positif

arah positif

sumbu x titik pangkal

sumbu y

–5 x

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 133

3 jam

Koordinat dan Grafik

Perbandingan Senilai 2

Tujuan

1. Siswa dapat memahami arti koordinat.

2. Siswa dapat menggambar grafik perbandingan menggunakan ide koordinat.

(3) Siswa dapat memahami karakteristik

grafik perbandingan dalam hubungannya

dengan perubahan perbandingan dan cara

menyelesaikannya.

Jawaban

30°15°0°15°

30°

15°

15°

30° Kairo

Bujur

Timur

Bujur

Barat

Lintang

Utara

Lintang

Selatan

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Posisi suatu titik pada bidang adalah contoh

konkret untuk memastikan bahwa titik tersebut

dapat direpresentasikan menggunakan

pasangan bilangan. Lintang dan bujur juga

dibahas dalam pembelajaran geografi. Contoh

ungkapan tersebut antara lain posisi tempat

duduk di aula, posisi go stone di papan, dan

posisi bidak di papan catur.

2. Perpanjangan Sumbu Koordinat

Di sekolah dasar, baik sumbu vertikal

maupun horizontal digambar dalam kisaran

positif, tetapi di sekolah menengah pertama,

karena melibatkan bilangan negatif, setiap

sumbu diperluas ke kisaran negatif. Pada

saat ini, pembelajaran pada halaman 133

merupakan perluasan dari yang telah dipelajari

sebelumnya.

Dan juga, membuat mereka memahami

arti istilah-istilah seperti sumbu x, sumbu y,

sumbu koordinat, dan titik asal diberi simbol

O. Ada temuan bahwa beberapa siswa menulis

angka 0 untuk menandai titik awal, tetapi guru

hendaknya mengajari mereka agar mereka

dapat menggunakan simbol dengan benar.

Simbol asal O adalah akronim dari Origin

(artinya asal) dalam bahasa Inggris.

Referensi Bagaimana merepresentasikan posisi \"dalam

matematika sekolah dasar\"

Di kelas 4 sekolah dasar, siswa belajar

bagaimana merepresentasikan posisi benda

di bidang dan posisi benda di ruang, dan

menumbuhkan dasar-dasar berpikir tentang

koordinat.

Misalnya, pada bidang, posisi maju 3 secara

horizontal dan 4 vertikal dinyatakan sebagai (4,

3) yang terkait dengan dengan titik tertentu.

Dalam ruang, posisi 3 secara horizontal, 4

vertikal, dan 2 ke atas dituliskan sebagai (3, 4, 2).

P:142

134 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Gambarlah titik B (3, 2) pada gambar di atas.

Posisi titik A dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambarlah dua garis saling tegak lurus dari titik A ke sumbu x dan sumbu

y, berikan tanda pada titik potongnya pada sumbu x dan sumbu y. Dengan

demikian, posisi titik A dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan (2, 3).

Dapat dikatakan

juga sebagai

berikut: dari titik

pangkal ke titik

A bergerak ke

kanan 2 satuan dan

kemudian ke atas 3

satuan.

y

x O 2

3

A

O

(0,0)

y

x

A

koordinat

absis x ordinat y

Kita katakan bahwa 2 adalah absis dari A dan

3 adalah ordinat dari A. (2, 3) adalah koordinat

dari A. Titik A dapat dinyatakan sebagai (2, 3).

P(1, 3)

R(–2, 4)

T(0, 2)

5

-5

-5 5

A( 2 , 3 )

( 2 ,3 ) 3

2

Temukan titik koordinat A, B, C, D,

dan E pada gambar di samping ini.

Gambarlah titik-titik berikut pada

bidang koordinat.

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Q(–3, 4)

S(3, 2)

U(–4,5, 0)

4

3

2

1

O

–1

–2

–3

–4

–4 –3 –2 –1 1 2 3 4

y

x –5 5

5

–5

A

D

E C

B

134 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 1

Soal 2

A (-4, 2) D (4, 0)

B (-3, -3) E (0, -1)

C (2, -1)

Soal 3

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Bagaimana Merepresentasikan Posisi

Suatu Titik Pada Bidang Koordinat

Pelajari cara membaca posisi suatu titik pada

bidang koordinat dan cara merepresentasikan

posisi suatu titik.

Di sekolah dasar, kita belajar menggambar

titik-titik pada bidang dan menggambar grafik

perbandingan, dan membaca nilai y yang sesuai

dengan nilai x dari grafik perbandingan, tetapi

baru mempelajari ide dasar dari koordinat.

Lalu, seperti yang ditunjukkan pada balon,

A (2, 3) dapat dilihat sebagai titik yang maju

2 ke kanan dan 3 ke atas dari titik awal. Ide ini

berguna saat menentukan posisi titik pada

bidang koordinat.

Pastikan absis x, ordinat y, arti koordinat,

dan koordinat asal O adalah (0, 0).

2. Penjelasan Soal 2 dan Soal 3

Perhatikan bahwa titik pada sumbu x

memiliki ordinat y = 0 dan titik pada sumbu y

memiliki absis x = 0.

Referensi Bidang koordinat

Bidang koordinat

dibagi menjadi empat

bagian menurut sumbu

koordinat seperti yang

ditunjukkan pada

gambar di sebelah

kanan. Masing-masing

disebut kuadran I, II, III,

dan IV. Titik pada sumbu

bukan milik siapa pun.

Karakteristik koordinat untuk keempat

kuadran ini sebaiknya dikaji melalui Pertanyaan

2 dan 3.

P:143

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 135

Kita dapat menggunakan tabel berikut ini untuk menjelaskan fungsi y = 2x.

Marilah kita gambar grafik perbandingan senilai dengan menggunakan

koordinat.

x … –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5 …

y … –10 –8 –6 –4 –2 0 2 4 6 8 10 …

Gunakanlah pasanganpasangan nilai-nilai x dan y

pada tabel di atas sebagai

absis dan ordinat, misalnya

(–5, –10), …, (5, 10),

kemudian gambarlah titiktitik tersebut.

x –5 –4

y –10 –8

Titik (–5, –10)

Jika kita menggambar

titik-titik semakin

banyak, himpunan titiktitik tersebut

akan membentuk apa?

Tentukan semua nilai x antara –5

dan 5 dengan interval 0,5, kemudian

gambarlah titik-titik yang bersesuaian

pada gambar di atas.

Soal 4

Grafik Perbandingan Senilai

x

y

–5 O 5

–5

–10

5

10

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 135

Jawaban

, Soal 4

5. Penjelasan

Dengan menggunakan ide koordinat,

gambar grafik perbandingan perlu menyertakan

bilangan negatif dalam domain.

Di sekolah dasar grafik perbandingan

senilai dianggap sebagai garis lurus jika titiktitik dihubungkan, tetapi di sekolah menengah

pertama grafik perbandingan senilai menjadi

garis lurus sebagai himpunan titik.

Anda dapat mengambil 11 titik dengan

nilai x dan y yang sesuai pada tabel sebagai

koordinat x dan y, tetapi untuk tugas ini, seperti

yang ditunjukkan di sebelah kiri gambar, ajarkan

langkah-langkahnya agar dapat dipahami.

Selain itu, pada pembelajaran ini, kumpulan

semua titik yang memenuhi hubungan y = 2x

disebut sebagai fungsi y = 2x pada halaman

selanjutnya.

6. Penanganan Q4

Sangat mudah untuk melihat bahwa 11

titik yang digambar pada bidang koordinat

berbaris pada satu garis lurus. Selanjutnya,

perlu ditentukan posisi titik-titik lainnya yang

lebih berdekatan dan terletak pada garis lurus

tersebut. Sebagai contoh, dengan mengambil x

= 0,5 akan diperoleh y = 1 sehingga didapat titik

(0,5, 1). Siswa yang pintar harus mendapatkan

lebih banyak titik.

Kemudian, pikirkan seperti apa grafik

perbandingan senilai berdasarkan titik-titik

yang telah kalian gambar.

P:144

136 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini

yang sebelah kiri, jika kita tambah banyaknya

titik-titik dengan koordinat merupakan

pasangan x dan y pada y = 2x, maka kumpulan

titik-titik akhirnya akan membentuk sebuah

garis seperti yang ditunjukkan pada gambar di

sebelah kanan bawah. Garis ini disebut grafik

fungsi y = 2x.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan tentang fungsi y = –2x berikut ini.

1

2

3

x … –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5 …

y … 0 …

Grafik untuk perbandingan yang

telah dipelajari di Sekolah Dasar

berupa gambar di atas sebelah

kanan.

O

Berpikir Matematis

Cermati bahwa jika digambar

banyak titik-titik yang koordinatnya

merupakan pasangan nilai x dan y,

maka himpunan titik-titik tersebut

membentuk sebuah garis.

Tentukan nilai y yang bersesuaian dengan nilai x pada tabel di bawah

ini.

Soal 5

Gambarlah titik koordinatnya yang merupakan pasangan x dan y pada

tabel di atas.

Gambarlah grafik dari y = –2x dengan domain semua bilangan.

x

y

10

5

O 5

–5

–10

–5

x

y

10

5

O 5

–5

–10

–5

136 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 5

(1)

x ... -5 -4 -3 -2 -1

y ... 10 8 6 4 2

0 1 2 3 4 5 ...

0 -2 -4 -6 -8 -10 ...

(2) (3)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Grafik Perbandingan, Pemikiran Matematis

2

Mempertimbangkan jawaban Pertanyaan

4 di halaman sebelumnya, perhatikan bahwa

grafik perbandingan sebagai satu himpunan

titik.

Pastikan grafik fungsi y = 2x adalah garis

lurus yang melalui titik asal, bandingkan

dengan titik-titik pada sumbu yang ditemukan

oleh siswa. Karena tidak semua titik diperlukan,

maka siswa hanya perlu menemukan garis lurus

dari beberapa titik (gagasan rekursif).

Juga, dengan memperluas domain ke

bilangan negatif, memahami ke mana harus

lewat di empat kuadran, menggunakan

balon, dan membandingkan dengan grafik

perbandingan yang dipelajari di sekolah dasar,

maka cara menggambar grafik yang lebih

sederhana perlu diperdalam.

8. Penjelasan Soal 5

Perhatikan grafik ketika konstanta perbandingan adalah bilangan negatif, menggambar

tabel dan menentukan titik, seperti pada

Pertanyaan 4 di halaman sebelumnya.

Semua grafik perbandingan yang pernah

dibahas di sekolah dasar adalah garis lurus yang

naik ke kanan (dengan konstanta perbandingan

positif), adapun garis lurus yang turun ke kanan

(dengan konstanta perbandingan negatif)

adalah yang pertama kali muncul. Guru perlu

memberikan panduan dengan pemikiran ini.

Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi

kerja pada buku teks, pertimbangan diberikan

agar semua grafik dapat digambar dalam

gambar buku teks. Namun, siswa perlu memiliki

pengalaman dalam membuat grafik dengan

menentukan sumbu koordinat dan skala sendiri.

P:145

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 137

Berdasarkan hasil kajian sejauh ini mengenai grafik perbandingan senilai, kita

simpulkan dalam rangkuman berikut ini.

Grafik Perbandingan Senilai

Grafik fungsi y = ax yang menyatakan perbandingan senilai merupakan

garis yang melalui titik pangkal.

Jika nilai x naik, maka nilai y naik Jika nilai x naik, maka nilai y turun

Jika a < 0, grafik turun ke arah

kanan

y

x naik

naik x

y

naik

turun

Jika a > 0, grafik naik ke arah

kanan

1 2

O

O

Buatlah tabel yang mengaitkan

nilai x dan y pada fungsi berikut ini.

Gambarlah grafik pada gambar di

samping.

1 y = 3x

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1

2

3

2 y = –3x

3 y = x

4 y = – x

Diskusi

PENTING

Soal 6

Soal 7

Pada fungsi y =2x, ketika nilai x bertambah 1, bagaimana perubahan

y? Gunakan tabel atau grafik untuk menjelaskan jawabanmu.

Pada fungsi y = –2x, kerjakan hal yang sama seperti pada soal (1).

Dalam fungsi y = ax, apa perbedaannya ketik a konstanta

perbandingan a positif? Bagaimana jika a negatif? Apa persamaannya?

Jawablah dengan mengacu pada hasil perhitungan di (1) dan (2) dan

juga grafik yang dihasilkan di Soal 6.

1

2

1

2

y

x –5 O 5

–5

5

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 137

Jawaban

Soal 6

(1)

x ... -6 -5 -4 -3 -2

y ... -18 -15 -12 -9 -6

-1 0 1 2 3 4 5 6 ...

-3 0 3 6 9 12 15 18 ...

(2)

x ... -6 -5 -4 -3 -2 -1

y ... 18 15 12 9 6 3

0 1 2 3 4 5 6 ... ...

0 -3 -6 -9 -12 15 -18 ... ...

(3)

x ... -6 -5 -4 -3 -2

y ... -3 -2,5 -2 -1,5 -1

-1 0 1 2 3 4 5 6 ...

0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 ...

(4)

x ... -6 -5 -4 -3 -2 -1 0

y ... 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0

1 2 3 4 5 6 ...

-0,5 -1 -1,5 -2 -2,5 -3 ...

7. Grafik Perbandingan Senilai

Gambar grafik perbandingan senilai selalu

melalui titik asal O dengan koordinat (0, 0).

Ada dua macam kemiringan grafiknya. Untuk

bilangan konstanta perbandingan bernilai

positif, jika nilai x naik maka nilai y juga akan

naik. Pemikiran lain yang lebih sulit namun

perlu disampaikan adalah jika nilai x turun

maka nilai y juga turun.

Untuk bilangan konstanta perbandingan

bernilai negatif, jika nilai x naik maka nilai y akan

turun. Karekteristik yang lain adalah jika nilai x

turun maka nilai y akan naik.

Gambar grafik proses perubahan nilai x

dan y pada kedua kemungkinan di atas dapat

dibahas bersama siswa. Hal baru yang belum

dikenal siswa adalah fenomena grafik mendatar

maupun vertikal, namun untuk masalah ini

tidak perlu dibahas di sini.

P:146

138 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada fungsi y = 2

3 x, ketika

x = 3, y = 2, grafik melalui titik (0, 0) dan

(3, 2).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan tentang

grafik di samping ini.

1 Pada grafik 1 , apakah konstanta

perbandingan positif atau negatif?

Hitunglah konstanta perbandingan pada

grafik 1 dengan mengetahui bahwa

grafik melalui titik (2, 3), kemudian

nyatakanlah y dalam x menggunakan

persamaan.

Pada grafik 2 , nyatakanlah y dalam x

menggunakan persamaan. Gunakanlah

cara yang diterapkan di 1 dan 2 .

2

3

y

x –5 5

5

–5

O

1

2

Periksa apakah garis melalui

titik-titik yang tepat setelah

grafik digambar.

Hlm.149 Hlm.141

Karena grafik perbandingan senilai merupakan garis yang melalui titik

pangkal, maka kita dapat menggambarkannya jika kita mengetahui titik

pangkal O dan satu titik pada grafik.

Apakah ada hal-hal lain di sekitarmu

yang mempunyai hubungan

berbanding lurus?

Dalam perbandingan berbalik nilai,

apakah domain dan jangkauan

variabel-variabel berupa bilangan

negatif, seperti pada perbandingan

lurus?

Contoh 1

Soal 8

Soal 9

Gambarlah grafik fungsi pada gambar di

samping menggunakan titik pangkal O dan

satu titik lain pada grafik.

1 y = x 2 y = – x = 1

4 y = – 5

2

y

x –5 O 5

–5

5

y

x –5 5

5

–5

O

(0, 0)

(3, 2)

y = x 2

3

138 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 8

Soal 9

(1) Bilangan positif

(2) Mensubstitusi x = 2 dan y = 3 untuk y = ax,

3 = 2a

a= 3

2 Oleh karena itu, y

a= 3

2

x

(3) Karena grafik perbandingan melewati titik

(3, -1), menggantikan x = 3, y = -1 pada y =

ax,

-1 = 3a

a = -

1

3 Oleh karena itu, y = -

1

3

x

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

10. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 8

Di sini, kita akan belajar bahwa grafik dapat

digambar dengan menentukan titik asal dan

satu titik lainnya. Secara khusus, mungkin sulit

untuk mendapatkan titik dari tabel terkait,

seperti ketika konstanta perbandingan adalah

pecahan, jadi waspadalah terhadap hal ini.

11. Penjelasan Contoh 1

Membuat gambar grafik merupakan hal

baru bagi siswa, jadi saya ingin menanganinya

dengan hati-hati.

Pertama, pada (1), tanda konstanta

perbandingan untuk menentukan apakah

grafik naik ke kanan atau turun ke kanan, dan

mempunyai kemiringan. Kemudian, di (2),

kita kembali ke \"metode mencari persamaan

perbandingan\" yang dipelajari dalam

Pengajaran Hal.132, dan mencari konstanta

perbandingan dengan metode aljabar. Saat ini,

di 1, guru perlu menegaskan bahwa hasil yang

sama dapat diperoleh meskipun perhitungan

dilakukan menggunakan koordinat titik lain

seperti (4,6) dan (-2, -3).

12. Penanganan Gelembung Percakapan

Dengan mempertimbangkan di mana

perbandingan yang telah kita pelajari

sejauh ini berada di sekitar kita, kita ingin

menghubungkannya dengan \"penggunaan

perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai\" di halaman 149.

Selain itu, guru perlu mengajukan

pertanyaan bahwa hal yang sama dapat

diperhatikan untuk perbandingan terbalik

yang dipelajari di sekolah dasar, seperti halnya

kisaran bilangan diperluas ke bilangan negatif,

dan guru perlu memberikan perspektif untuk

pembelajaran selanjutnya.

P:147

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 139

Menyusun Persamaan

Perbandingan Senilai

[Hlm.132]

Koordinat dan Grafik

Perbandingan Senilai

[Hlm.138]

Koordinat dan Grafik

Perbandingan Senilai

[Hlm.137]

Koordinat dan Grafik

Perbandingan Senilai

[Hlm.134]

Perbandingan Senilai

dan Fungsi

[Hlm.130]

1 Sebuah segitiga mempunyai alas 12 cm.

Misalkan, x cm menyatakan tinggi dan y cm2

adalah luasnya.

Jawablah pertanyaan berkut ini.

2 y berbanding lurus dengan x, dan ketika x = 4, maka y = 12. Nyatakanlah y

dalam x menggunakan persamaan. Jika x = –6 berapakah y?

3 Tentukan koordinat titik A pada gambar di

samping. Kemudian, gambarlah titik B(3, -1)

pada gambar di samping.

1

Mari Kita Periksa 2 Perbandingan

2

4 Gambarlah grafik fungsi y = –x.

5 Pada grafik di samping, nyatakanlah y

dalam x menggunakan persamaan.

Nyatakanlah y dalam x menggunakan

persamaan.

Dapatkah kita menyimpulkan y berbanding

lurus dengan x?

y

x –5 5

5

–5

O

y

x –5 5

5

–5

O

x cm

12 cm

y cm2

S 2

S 3

S 6

S 9

A

Cth. 1

Cth. 2

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 139

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) Dari y = 1

2

×12 × x, y = 6x

(2) .....

2

Mensubstitusi x = 4, y = 12 untuk y = ax,

12 = 4a

a = 3

Jadi y = 3x

Mensubstitusi x = -6 ke dalam persamaan ini

y = 3 × (-6) = -18

Jawaban: y = 3x, y = -18

1 jam

3

A (-4, -3)

4

Lihat gambar di atas

5

Karena grafik adalah grafik perbandingan yang

melewati titik (3, -2) dengan menggantikan x =

3, y = -2 untuk y = ax, didapatkan:

-2 = 3a

a = - 2

3

Jadi, y = - 2

3

x

Pertanyaan Serupa

Pada gambar berikut, temukan konstanta

perbandingan untuk grafik 1 dan 2 dan

nyatakan y dengan memakai x.

(1) y = 3

4

x (2) y = - 3

2

x

P:148

140 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Menggambar Titik-Titik Koordinat

Gambarlah titik-titik berikut ini pada bidang koordinat. Kemudian

hubungkan titik-titik tersebut dengan garis secara urut dengan

mengikuti tanda panah. Gambar apa yang terbentuk?

Buatlah soal yang serupa dengan soal di atas.

Pertanyaan

(6, 5) (0, 4) (–2, 1) (–2, 3) (–4, 2)

(–3, 5) (–6, 6) (–10, 4) (–11, 2) (–6, 1) (–4, 0)

(–1, 3) (1, 1) (4, 3) (7, 1) (8, 1) (7, 3)

tujuan (–9, –4)

(–5,–5)

(8, 3) (9, 1) (11, 3) (11, 4) (9, 3) (7, 4)

(6, –5) (3, 6) (–3, 6) (–3, –7) (–5, –6)

(–11, 2) (–11, –1)

Mulai

Titik akhir (–7, 3)

x

y

–10 –5 5

–5

10

5

O

Cermati

140 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Cermati

Soal

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

13. Mari Gambarkan dengan Menggunakan

Koordinat

Untuk mengatasi masalah tersebut, siswa

dapat menguasai perihal sistem koordinat

dengan menyenangkan.

Lalu, seperti yang ditunjukkan pada simbol

tersebut, ada baiknya untuk melakukan aktivitas

pembuatan soal dengan menggunakan

koordinat dan saling berbagi soal yang dibuat

tersebut.

Pertanyaan Serupa

Ambil titik-titik yang diwakili oleh

koordinat berikut pada gambar dan

hubungkan dengan garis-garis dalam urutan

→.

(0, 6) → (-1, 4) → (-1, 1) → (2, 1) → (4, 3)

→ (4, 4) → (1, 7) → (-2, 7) → (-4, 6)

→ (-5, 5) → (-5, 2) → (-8, 3) → (-9, 4)

→ (-8, 6) → (-6, 8) → (-7, 8) → (-9, 6)

→ (-10, 4) → (-9, 2) → (-8, 1) → (-5, 0)

→ (-3, 1) → (-3, 0) → (-2, 1) → (-1, -1)

→ (-1, -3) → (-2, -4) → (2, -4) → (2, -2)

→ (4, -2) → (4, -3) → (3, -4) → (7, -4)

→ (7, -2) → (8, 2) → (9, 0) → (8, 3) → (4, 4)

→ ambil titik (-3, 4) di akhir

[Referensi] Michimasa Kobayashi,dkk. (1985) Buku

Jepang \"Matematika SMP yang Menyenangkan\"

P:149

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 141

1

Siswa dapat menjelaskan perbandingan berbalik nilai ketika domain dan

jangkauan diperluas mencakup bilangan-bilangan negatif.

1 Perbandingan Berbalik Nilai dan Persamaan

3 Perbandingan Berbalik Nilai

2

3

x (cm) …1 2 3 4 5 6…

y (cm) … …

O (Skala 0,5 cm)

x (cm)

6 cm2 y (cm)

Tujuan

Mari kita cermati hubungan antara panjang secara horisonal dan vertikal dari

sebuah empat persegi panjang dengan luas 6 cm2

.

Gambarlah berbagai persegi panjang yang luasnya 6 cm2

. Misalkan titik

O adalah salah satu titik sudutnya.

Misalkan panjang horisontal adalah x cm dan panjang vertikal adalah y

cm. Gunakan tabel untuk merangkum hubungan antara x dan y .

Jika nilai x menjadi 2 kali lipat, 3 kali lipat, …, bagaimanakah nilai-nilai y

yang bersesuaian?

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 141

3 jam

3 Perbandingan Berbalik Nilai

5 jam

Perbandingan Berbalik Nilai

dan Persamaan

1

Tujuan

1. Perluas domain ke bilangan negatif dan

pahami arti perbandingan terbalik.

2. Dapat dipahami bahwa konstanta

perbandingan terbalik dapat berupa

bilangan negatif.

3. Persamaan perbandingan terbalik dapat

diperoleh dari pasangan nilai x dan y yang

sesuai.

Jawaban

(1)

(2)

x (c) ... 1 2 3 4 5 6 ...

y (cm) ... 6 3 2 1,5 1,2 1 ...

(3) Jika nilai y adalah 1

2

kali lipat, 1

3

kali lipat,

...

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Bahkan di sekolah dasar, kita belajar bahwa

panjang dan lebar persegi panjang dengan

luas konstan adalah berbanding terbalik. Hal

tersebut merupakan cara untuk melihat kembali

masalah itu.

Dalam (1), jika rentang diperluas menjadi

pecahan, persegi panjang yang jumlahnya tak

terhingga dapat digambar, tetapi seperti yang

ditunjukkan pada jawaban di atas, hal tersebut

cukup dengan mempertimbangkan panjang

dan lebar dalam satuan 0,5 cm dan hasil kalinya

berupa luas persegi panjang tersebut.

Dalam (2) dan (3), nilai x dan y yang sesuai

dicantumkan dalam tabel. Kemudian periksa

karakteristik perubahan dan pastikan bahwa y

berbanding terbalik dengan x.

P:150

142 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada perbandingan berbalik nilai, mengapa a disebut konstanta perbandingan?

Karena panjang vertikal kali panjang horisontal sama dengan luas persegi

panjang, maka hubungan antara x dan y di pada halaman 141 dapat

dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

xy = 6

Karena panjang vertikal sama dengan luas persegi panjang dibagi panjang

horisontal, jika kita nyatakan y dalam x menggunakan persamaan, maka

diperoleh persamaan berikut ini.

y = 6

x

Diperlukan y jam untuk berjalan sejauh 12 km

dengan kecepatan x km per jam. Jawablah

pertanyaan berikut ini.

1

2

Gunakan tabel di bawah ini untuk

menyajikan hubungan antara x dan y.

Nyatakan y dalam x menggunakan persamaan.

x (km/jam) … 1 2 3 4 5 6 …

y (jam) … 12 6 …

Perbandingan Berbalik Nilai

Jika y adalah fungsi x dan hubungan antara variabel x dan y dapat

dinyatakan sebagai

y = a

x sehingga kita katakan bahwa y berbanding terbalik dengan x.

Perlu diingat bahwa a adalah konstanta tidak 0, dan a disebut konstanta

perbandingan.

Jika y berbanding terbalik dengan x, maka hasil

kali xy tetap. Nilainya merupakan konstanta

perbandingan a.

Persamaan perbandingan berbalik nilai adalah y = a

x . Persamaan tersebut dapat juga dipandang

sebagai y = a × 1

x . Misalkan 1

x adalah suatu bilangan, maka persamaan tersebut dapat

dituliskan bahwa y berbanding terbalik dengan x. Dengan kata lain, y berbanding lurus dengan

1

x

, a kita sebut sebagai konstanta perbandingan, sebagaimana pada perbandingan senilai.

Cermati

PENTING

Saya Bertanya

Pada perbandingan berbalik nilai,

mengapa a disebut konstanta

perbandingan? Hlm.142

Soal 1

142 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 1

(1)

x (km/jam) ... 1 2 3 4 5 6 ...

y (Waktu) ... 12 6 4 3 2,4 2 ...

(2) y = 12

x

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

2. Pengutaraan Berdasarkan Rumus

Hubungan antara x dan y dari Q pada

halaman sebelumnya diutarakan dengan

rumus:

Karena (Vertikal) × (Horizontal) = (Luas

Persegi panjang), maka dapat dibuat persamaan

menjadi xy = 6

Selanjutnya, kita dapat menurunkan

persamaan y = 6

x

dari persamaan xy = 6 dengan

menggunakan sifat-sifat persamaan.

Lebih mudah bagi siswa untuk menurunkan

rumus y = 6

x

berdasarkan (vertikal) = (luas

persegi panjang) ÷ (horizontal).

3. Definisi Perbandingan Berbalik Nilai

Di sekolah dasar, definisi perbandingan

berbalik nilai didasarkan pada karakteristik

perubahan yaitu “ketika nilai x menjadi 2 kali,

3 kali,…”, hal ini serupa dengan perbandingan

senilai (Pengajaran P.130). Tentukan kembali

perbandingan berbalik nilai dengan berfokus

pada bentuk persamaannya.

4. Penjelasan Soal 1

Ini adalah contoh spesifik dari perbandingan

berbalik nilai.

Pada (1), ketika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali,

..., nilai y menjadi 1

2

kali, 1

3 kali, ..., dan pastikan

bahwa hasil kali x dan y konstan (xy = 12). (2),

rumus y = 12

x

dibuat berdasarkan hubungan

(waktu) = (jarak) ÷ (kecepatan).

5. Pada perbandingan berbalik nilai, mengapa

a disebut konstanta perbandingan?

Konstanta perbandingan ditetapkan

sebagai masalah untuk pemahaman yang

lebih dalam. Karena beberapa siswa bertanyatanya mengapa perbandingan berbalik nilai

tidak disebut konstanta perbandingan berbalik

nilai, saya ingin Anda memahami bahwa rumus

perbandingan berbalik nilai dapat dikatakan

bahwa \"y sebanding dengan invers dari x\".

Referensi Konstanta Perbandingan

Ketika y adalah fungsi dari x dengan

hubungan y = axn

(a adalah konstanta)

maka dikatakan bahwa y berbanding lurus

dengan x pangkat n, dan a disebut konstanta

perbandingan.

Jika n = 1, y = ax

Jika n = -1, y = a

x

Jika n = 2, y = ax2

P:151

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 143

Untuk pernyataan 1 - 3 , nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan.

Selidikilah apakah y berbanding terbalik dengan x.

1 Seutas tali sepanjang 18 m dibagi menjadi x bagian sama panjang.

Masing-masing bagian panjangnya y m.

Terdapat 500 ml jus buah. Setelah diminum x ml, sisanya y ml.

Sebuah segitiga mempunyai alas x cm, luasnya 30 cm2

, dan tingginya y

cm.

2

3

Mari kita cermati perbandingan berbalik nilai ketika domain, jangkauan, dan

konstanta perbandingan kita perluas mencakup bilangan negatif.

Pada fungsi y = – 6

x , jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Gunakanlah tabel berikut ini untuk menyajikan hubungan antara x dan y.

2 Ketika x < 0, jika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali, …, bagaimana perubahan

nilai-nilai y yang bersesuaian?

Tanda pada tabel di atas artinya abaikan ketika nilai x = 0.

x … –6 –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5 6 …

y … …

Pada fungsi y = – 6

x , jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1 Dapatkah kita simpulkan bahwa y berbanding terbalik dengan x?

Jelaskan jawabanmu.

3

2 Gunakanlah tabel berikut ini untuk menyimpulkan hubungan antara x

dan y.

Ketika x < 0, jika nilai x menjadi 2 kali, 3 kali, …, bagaimana perubahan

nilai-nilai y yang bersesuaian? Periksa hasilnya untuk kedua interval x > 0,

dan x < 0.

x … –6 –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5 6 …

y … …

Dalam perbandingan berbalik nilai, dimungkinkan konstanta perbandingannya

negatif. Fungsi y = – 6

x menunjukkan hubungan perbandingan berbalik nilai

dengan konstanta perbandingan –6.

Dari fungsi-fungsi yang diberikan berikut ini, manakah yang dapat dikatakan

y berbanding terbalik dengan x? Jika y berbanding terbalik dengan x,

hitunglah konstanta perbandingannya.

y = y = y = –

a b c d xy = –20

Catatan

Diskusi

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

12

x

x

12

4

x

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 143

Jawaban

Soal 2

(1) 18

x

, Benar (3) 60

x

, Benar

(2) y = 500 - x, Salah

Soal 3

(1)

x ... -6 -5 -4 -3 -2 -1

y ... -1 -1,2 -1,5 -2 -3 -6

0 1 2 3 4 5 6 ...

X 6 3 2 1,5 1,2 1 ...

(2) Nilai y adalah 1

2

kali, 1

3

kali, ...

Soal 4

(1) Persamaan y = – 6

x = –6

x dapat dikatakan

berbanding terbalik karena sesuai rumus y

= a

x

akan diperoleh a = –6.

Soal 5

A ... Konstanta perbandingan adalah 12

C ... Konstanta perbandingan adalah -4

D ... Konstanta perbandingan adalah -20

6. Penjelasan Soal 2

(2) sering disalahpahami sebagai hubungan perbandingan berbalik nilai karena nilai

y menurun dengan bertambahnya nilai x.

Saya ingin bisa memahami alasan mengapa

hal itu bukan berbanding terbalik melalui

diskusi siswa. Pada saat itu, perlu dibuat tabel

untuk mengetahui ada tidaknya karakteristik

perubahan perbandingan berbalik nilai, selain

bentuk persamaannya.

7. Penjelasan Soal 3

Sejauh ini, kami telah memperlihatkan

perbandingan berbalik nilai berdasarkan contoh

konkret, tetapi di sini kami akan meninggalkan

contoh konkret dan memperluas domain x ke

bilangan negatif. Juga, dalam perbandingan

berbalik nilai, kami akan mengajari Anda untuk

berpikir tentang mengecualikan x = 0 (jangan

memikirkan pembagian dengan 0 dalam

matematika) bersama dengan notasi pada

tabel.

8. Penjelasan Soal 4

Berdasarkan pembelajaran selama ini,

saya ingin memperdalam pemahaman saya

dengan menyelidiki, menjelaskan, dan mengkomunikasikan dengan siswa itu sendiri bahwa

fungsi y = – 6

x memenuhi definisi perbandingan

berbalik nilai dan memiliki karakteristik

perubahan perbandingan berbalik nilai.

9. Penjelasan Soal 5

Perlu juga disebutkan bahwa y = x

12

di

a adalah persamaan perbandingan dengan

konstanta perbandingan 1

12

, dan xy = –20 di d

dapat diubah menjadi persamaan di y = – 20

x .

P:152

144 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

y berbanding terbalik dengan x, dan ketika x = 12, maka y = 6. Nyatakanlah y

dalam x menggunakan persamaan. Berapa nilai y ketika x = 9?

Ketika y berbanding terbalik dengan x, nyatakanlah y dalam x menggunakan

persamaan pada kasus 1 dan 2 . Kemudian, nyatakanlah y dalam x

menggunakan persamaan. Tentukan nilai y jika x = –3.

1 jika x = 2, maka y = 9

Karena y berbanding terbalik dengan x, jika a adalah konstanta

perbandingan, maka

Ketika x = 12 dan y = 6, dengan substitusi nilai-nilai ke dalam persamaan,

maka

Subtitusikan nilai a = 72 pada persamaan awal, sehingga diperoleh

Substitusi x = 9 ke dalam persamaan di atas, diperoleh

Sebuah tangki diisi air selama 1 jam dengan kecepatan 4 l per menit.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Berapa liter air dapat dituang dalam tangki?

Jika diperlukan y menit untuk mengisi penuh tangki dengan kecepatan x

l per menit, nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan.

Jika kita mengisi air dengan kecepatan 5 l per menit, berapa menit

dibutuhkan untuk mengisi penuh tangki?

y =

6 =

a = 72

y =

= 8

2 jika x = 6, maka y = –4

2

3

Jawab: y = 8

Bagaimana dengan grafik

perbandingan

berbalik nilai?

Sekarang kita dapat memahami perbandingan

berbalik nilai dengan domain dan jangkauan

diperluas mencakup bilangan negatif. Hlm.145

Contoh 1

Penyelesaian

Soal 6

Soal 7

Menyusun Persamaan Perbandingan Berbalik Nilai

a

x

a

12

y = 72

x

72

9

144 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 6

(1) y = 18

x , y = -6 (2) y = - 24

x , y = 8

Soal 7

(1) Dari 4 × 60 = 240, 240 L

(2) y = 240

x

(3) Memasukan x = 5 di y = 240

x

y = 240

5 =48

Jawaban 48 menit

Pertanyaan Serupa

y berbanding terbalik dengan x, dan y =

6 jika x = -3. Nyatakanlah y dengan rumus x.

Temukan juga nilai y ketika x = 12.

y = - 18

x , y = - 3

2

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

10. Penjelasan Contoh 1

Karena nilai xy konstan dalam perbandingan

berbalik nilai, konstanta perbandingan a dapat

diperoleh dengan menetapkan xy = 12 × 6

= 72, tetapi di sini, seperti dalam “menyusun

persamaan perbandingan senilai” di halaman

132, aljabar. Tujuannya adalah untuk memahami

solusi tipikal. Setelah menemukan rumusnya,

disarankan untuk mengeceknya dengan cara di

atas.

Jika Anda menuliskan secara detail bagian

dari baris ke-5 dari jawaban, \"Setelah Anda

mensubstitusikan nilai-nilai ke persamaan\", lalu

Anda mengganti a

12

= 6 dengan mengalikan

kedua sisi dengan 12, Anda mendapatkan a =

72. Disarankan untuk mengajar siswa menulis

dalam bentuk singkatan sambil mengamati

situasi siswa.

11. Penjelasan Soal 7

Pada (2), karena tangki air penuh pada

240 L, maka persamaan y = 240

x

dapat dibuat.

Namun, perhatikan fakta bahwa y berbanding

terbalik dengan x, maka persamaan y = a

x

adalah x. Dengan mensubstitusi x = 4, y = 60

untuk mendapatkan konstanta perbandingan

a, sebuah persamaan dapat dibuat.

Kemudian, (3) menggunakan persamaan

perbandingan berbalik nilai y = 240

x

untuk

mencari jawabannya.

12. Penanganan Gelembung Percakapan

Secara perbandingan, kami memperluas

domain ke bilangan negatif dan kemudian

mempertimbangkan grafik. Demikian pula,

dalam perbandingan berbalik nilai, saya

ingin mengajukan pertanyaan seperti apa

grafik itu dan memberikan perspektif tentang

pembelajaran selanjutnya.

P:153

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 145

Pada , tentukanlah nilai-nilai x antara –6 dan 6 dengan interval 0,5, dan

gambarlah titik yang bersesuaian pada gambar di atas.

Pada fungsi y = 6

x , untuk titik-titik dengan absis x dan ordinat y pada tabel

berikut ini, gambarlah titik-titik tersebut pada gambar berikut ini.

Siswa memahami grafik perbandingan berbalik nilai menggunakan koordinat.

2 Grafik Perbandingan Berbalik Nilai

x … –6 –5 –4 –3 –2 –1 0 1 2 3 4 5 6 …

y … –1 –1.2 –1.5 –2 –3 –6 6 3 2 1,5 1,2 1 …

O 5 x

y

–5

5

–5

Tujuan

Soal 1

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 145

1,5 jam

Grafik Perbandingan Berbalik

Nilai

2

Tujuan

1. Anda dapat menggambar grafik perbandingan berbalik nilai menggunakan koordinat.

2. Memahami karakteristik grafik perbandingan berbalik nilai dalam kaitannya

dengan perubahan perbandingan berbalik

nilai dan cara menyelesaikannya.

Jawaban

Soal 1

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di sekolah dasar, dengan mengambil

beberapa titik yang sesuai dari tabel dan

menghubungkan titik-titik dengan garis lurus,

keadaan perubahan diselidiki dan perbedaan

antara perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai diperhatikan. Selain itu, hal ini

tidak akan dibahas sampai grafik perbandingan

berbalik nilai yang berbentuk kurva lengkung

selesai dibahas.

Di sini, 12 titik dapat diplot pada bidang

koordinat, tetapi beberapa siswa akan segera

menghubungkan titik-titik tersebut dengan

garis lurus. Prediksikan seperti apa grafik itu

dari susunan 12 titik, dan perhatikan bahwa

kita perlu mengambil lebih banyak titik untuk

mengonfirmasinya.

2. Penjelasan Soal 1

Ini adalah soal untuk mengkaji grafik dari

fungsi y = 6

x

secara lebih detil.

P:154

146 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti ditunjukkan pada gambar di kiri bawah, jika kita menambah

banyaknya titik-titik dengan absis x dan ordinat y dari persamaan y = 6

x , maka

himpunan titik-titik pada akhirnya akan membentuk dua kurva halus seperti

yang ditunjukkan di gambar kanan bawah.

Kurva-kurva tersebut merupakan grafik fungsi y = 6

x .

Pasangan kurva seperti itu disebut hiperbola.

y

x O 5

5

–5

–5

Pada grafik fungsi

y = – 6

x , buatlah tabel yang

bersesuaian dengan nilai x dan y,

kemudian gambarlah pada gambar

di samping kiri.

x

y y

x –5 O 5

5

–5

O

5

–5

–5 5

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk fungsi y = 6

x dan y = – 6

x

1 Ketika x > 0, apakah nilai y naik jika nilai x bertambah? Ataukah turun?

2 Selidiki seperti pertanyaan (1) untuk x < 0.

y =

y =

Saya Bertanya

Apa yang terjadi jika kita

memperpanjang grafik

hiperbola? Hlm.147

Soal 2

Soal 3

6

x

6

x

146 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawaban

Soal 2

x ... -6 -5 -4 -3 -2 -1

y ... 1 1,2 1,5 2 3 6

0 1 2 3 4 5 6 ...

X -6 -3 -2 -1,5 -1,2 -1 ...

Soal 3

(1) (2)

Baik x > 0 dan x < 0,

Ketika nilai y = 6

x

... x meningkat,

nilai y menurun.

Ketika nilai y = – 6

x

... x meningkat,

nilai y juga meningkat.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Grafik Perbandingan Berbalik Nilai

Jika kita memplot lebih banyak titik

berdasarkan apa yang kita selidiki pada

Pertanyaan 1 di halaman sebelumnya, kita

akan memahami bahwa grafik berbanding

terbalik menjadi dua kurva mulus yang disebut

hiperbola.

4. Penjelasan Soal 2

Ini adalah masalah untuk menyelidiki

grafik perbandingan terbalik ketika konstanta

perbandingan adalah bilangan negatif.

Memprediksi seperti apa grafik itu sebelum

menggambar grafik. Buat tabel dengan cara

yang sama seperti saat menggambar grafik

dengan y = - 6

x

, dan gambar grafik dengan

merencanakan titik-titik yang koordinatnya

adalah nilai x dan y yang sesuai.

5. Penanganan \"Saya Bertanya\"

Karena grafik yang berbanding

terbalik bukanlah garis lurus, saya ingin

memperlakukannya sebagai kesempatan untuk

memikirkan grafik ketika sumbu koordinat

diperpanjang.

6. Penjelasan Soal 3

Di kedua domain x > 0 dan x < 0, grafik

y = 6

x

miring ke bawah, sehingga jika nilai x

meningkat, nilai y berkurang. Grafik y = – 6

x

naik ke kanan, maka dapat dilihat bahwa nilai x

meningkat, begitu pula nilai y. Juga, perhatikan

bahwa metode kenaikan/ penurunan tidak

konstan, tidak seperti kasus perbandingan.

P:155

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 147

Apa yang Terjadi Jika Kita

Memperpanjang Grafik Hiperbola?

Untuk fungsi y = 6

x

Ketika nilai x naik seperti x = 10, 100, 1.000, 10.000, ..., maka apa yang dapat

kita simpulkan dari grafik perbandingan berbalik nilai tersebut?

y

x O 5

5

10

10

y =

Naik dan mendekati

sumbu y.

ketika x = 0,1, maka y = 60

ketika x = 0,01, maka y = 600

ketika x = 0,001, maka y = 6.000

Ketika x > 0, jika nilai x mendekati 0, maka

nilai y membesar tanpa batas. Jadi, kita

katakan grafik naik tak terhingga dan

mendekati sumbu y.

Grafik Perbandingan Berbalik Nilai

Grafik fungsi y = a

x yang menyatakan perbandingan berbalik nilai adalah

kurva berbentuk hiperbola seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

y

x

naik naik

x

y

naik

naik

naik

naik

turun

turun

1 Ketika a > 0 2 Ketika a < 0

Untuk domain x > 0 dan x < 0, ketika

nilai x naik, maka nilai y turun.

Untuk domain x > 0 dan x < 0, ketika

nilai x naik, maka nilai y naik

O O

Hlm.149

PENTING

Cermati

Grafik fungsi perbandingan berbalik nilai

berbentuk hiperbola, berbeda dengan

grafik perbandingan senilai.

Adakah hal-hal di sekeliling kita yang

mempunyai hubungan berbanding

terbalik?

6

x

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 147

Jawaban

Cermati

Ketika nilai x dinaikkan, misalnya x =

10,100,1000,10000, ..., nilai y menjadi y =

0,6,0.06,0.006,0,0006, ... dan mendekati 0. Dari

sini, dapat dilihat bahwa ujung di sisi kanan

grafik sedapat mungkin mendekati sumbu x.

Ini adalah masalah untuk menyelidiki grafik

perbandingan terbalik ketika konstanta

perbandingan adalah bilangan negatif.

Memprediksi seperti apa grafik itu sebelum

menggambar grafik. Buat tabel dengan cara

yang sama seperti saat menggambar grafik.

7. Karakteristik Grafik Perbandingan Berbalik

Nilai

Karakteristik grafik perbandingan berbalik

nilai yang diperiksa sejauh ini dirangkum.

Secara khusus, perhatikan poin-poin berikut.

A. Dua kurva (hiperbola) pada satu grafik

berbanding terbalik.

B. Kedua kurva memiliki bentuk yang sama

(simetris terhadap titik asal O). Selain

itu, dalam bab 3 \"Mari Kita Periksa\" di

halaman berikutnya, grafik fungsi y = 12

x

digambar, tetapi perubahan grafik ketika

nilai konstanta perbandingan a diubah

dengan menggunakan perangkat lunak

untuk membuat grafik, dll. Mungkin

juga meminta mereka menyelidiki dan

memperdalam pemahaman mereka.

8. Penanganan Gelembung Percakapan

Sejauh ini, kita telah belajar tentang

perbandingan berbalik nilai secara formal.

Persis ketika saya memikirkan tentang di mana

perbandingan digunakan di sekitar saya dalam

Pengajaran hal.138, saya ingin mengajukan

pertanyaan yang sama tentang perbandingan

berbalik nilai dan menghubungkannya dengan

pembelajaran hal.149.

9. Apa yang Terjadi Jika Kita Memperpanjang Grafik Hiperbola?

Ini ditetapkan sebagai masalah untuk lebih

memahami karakteristik grafik perbandingan

berbalik nilai.

Dalam grafik berbanding terbalik, sumbu x

dan sumbu y adalah garis asimtot. Namun, garis

asimtot dan penjelasan matematisnya ada di

Matematika Sekolah Menengah Atas III \"Fungsi

dan Batasannya\",

lim ,lim x x   x x 

  0

0 a a

Ini tidak dapat dijelaskan tanpa mempelajari

lim ,lim x x   x x 

  0

0 a a

Oleh karena itu, dengan mengurangi atau

menambah nilai x dan menghitung nilai y, \"grafik

akan naik ke atas tanpa batas saat mendekati

sumbu y\". Dengan memperbesar nilai x, yakni x

= 20, 30, 40, 50, ... , maka gambar grafik semakin

ke kanan dan semakin dekat ke sumbu x.

Saya akan membuat titik mendekati nilai

tertentu sebanyak mungkin, tetapi tidak pernah

mencapai nilai itu.

(Catatan: Ketika sebuah titik pada kurva

mendekati garis lurus tertentu sejauh mungkin

dari titi asal O, garis lurus tersebut disebut

garis asimtot dari kurva. [Referensi] Komite

Editorial Glosarium Matematika (1983) \"Sekolah

Menengah Pertama Ensiklopedia Matematika

untuk Sekolah Menengah Kenseisha\"

P:156

148 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Grafik Perbandingan

Berbalik Nilai

[Hlm.146]

1

2 y berbanding terbalik dengan x, ketika x = –2, maka y = 9. Nyatakanlah y

dalam x menggunakan persamaan. Hitunglah nilai y ketika x = 6.

Sebuah jajargenjang mempunyai alas x cm

dan luas 24 cm2

. Jika tingginya adalah y cm,

jawablah pertanyaan berikut ini.

1

3 Gambarlah grafik fungsi y = 12

x pada gambar di bawah ini.

Perbandingan

Berbalik Nilai dan

Persamaan

[Hlm.142]

Menyusun

Persamaan

Perbandingan

Berbalik Nilai

[Hlm.144]

x (cm) … 2 3 4 5 6 8 12 …

y (cm) … 12 …

Gunakanlah tabel berikut ini untuk merangkum hubungan antara x

dan y.

2 Nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan.

3 Dapatkah disimpulkan bahwa y berbanding terbalik dengan x?

S 1

S 2

y

x O 5

5

–5

–10 –5 10

–10

10

x cm

y cm

24 cm2

Cth. 1

3 Mari Kita Periksa Perbandingan Berbalik Nilai

148 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1)

x (cm) ... 2 3 4 5 6 8 12 ...

y (cm) ... 12 8 6 4,8 4 3 2 ...

(2) y = 24

x

(3) y

2

Mensubsitusikan x = -2, y = 9 untuk y = a

x

9 = a

-2

a = -18

Oleh karena itu, y = -8

Mensubtitusikan x = 6 ke dalam persamaan

ini

y = - 18

6

= -3

Jawaban: y = - 18

x , y = -3

3

Jika Anda membuat tabel seperti berikut dan

menggambar grafik dengan mengambil titiktitik dengan nilai x dan y yang sesuai sebagai

koordinat, akan diperoleh gambar di kanan

bawah.

x -12 -6 -4 -3 -2 -1

y -1 -2 -3 -4 -6 -12

0 1 2 3 4 6 12

X 12 6 4 3 2 1

0,5 jam

P:157

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 149

Siswa mampu mengidentifikasi hal-hal di sekilingnya yang mempunyai

hubungan perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.

1 Menerapkan Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Menerapkan Perbandingan Senilai dan 4

Perbandingan Berbalik Nilai

Ketika periksa mata digunakan papan tulisan yang ditunjukkan di

halaman 150. Uji penglihatan seperti ini menggunakan gambar serupa

cincin yang memiliki celah, yang disebut Landolt C. Marilah kita cari

pasangan besaran yang berubah bersama-sama pada papan tulisan.

Jika x menyatakan kejelasan pandangan dan y

sebagai garis tengah bagian luar cincin, marilah

kita selidiki hubungan antara x dan y. Pada halaman

sebelah, ukurlah garis tengah cincin bagian luar, dan

rangkumlah menggunakan tabel berikut ini.

1

Pada tabel di atas, apa

hubungan antara tingkat

kejelasan pandangan x

dengan garis tengah bagian

luar y? Gambarlah grafik

pada gambar di samping

ini. Kemudian nyatakanlah

hubungan antara x dan y

dalam persamaan.

2

x kejelasan pandangan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

y garis tengah bagian luar

0,7 0,8 0,9 1,0 1,2 1,5 2,0

Kejelasan pandangan x

y mm

x

y (mm)

O 0,5 1,0 1,5 2,0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tujuan

Penerapan

[ Kegiatan Matematika ]

150 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

※ Untuk 5 m

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1,0

1,2

1,5

2,0

0,2

0,1

0,3

0,4

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 149

Menerapkan Perbandingan

Senilai dan Perbandingan

Berbalik Nilai

4

4 jam

3,5 jam

Menerapkan Perbandingan

Senilai dan Perbandingan

Berbalik Nilai

1

Tujuan

Anda dapat menggunakan perbandingan senilai dan

berbalik nilai untuk mengetahui kejadian tertentu

dan memecahkan masalah.

Jawaban

(Contoh)

Penglihatan dan diameter luar cincin, pandangan dan

lebar celah, ukuran cincin dan jarak pengukuran.

1

Dari kiri ke kanan, 75,0, 37,5, 25,0, 18,8, 15,0, 12,5,

10,7, 9,4, 8,3, 7,5, 6,3, 5,0, 3,8

(Dibulatkan ke satu tempat desimal)

2

Grafiknya terlihat seperti gambar berikut. Dari

kenyataan bahwa hasil perkalian xy hampir konstan

pada nilai 7,5 atau dekat dengannya dan bentuk

grafiknya, y dianggap berbanding terbalik dengan x.

Dinyatakan dalam rumus, y = 7 5,

x

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Kegiatan Matematika

Saat ini, sebagai kesempatan untuk menangani

kegiatan matematika yang terdapat pada pedoman

pembelajaran, kita berurusan dengan “kegiatan untuk

menyelidiki hubungan antara penglihatan dan diameter

luar cincin Landolt dengan menggunakan gagasan

contoh anti-rasio”. Saya ingin sepenuhnya merasakan

P:158

150 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Referensi Penglihatan

Penglihatan dinyatakan sebagai kebalikan dari

sudut pandang minimum yang dapat dikonfirmasi

seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Sudut Pandang

Penglihatan = 1

Sudut Pandang

Kemampuan penglihatan dengan sudut pandang

1 menit = 1

60

derajat didefinisikan sebagai 1.0.

Misalnya, jika sudut pandang minimum yang dapat

dikonfirmasi adalah 2 menit, maka penglihatan 1

2

=

0,5, dan jika sudut pandang minimum 10 menit, 1

= 0,1 10

Diameter luar 7,5 mm, kemampuan untuk

membedakan potongan lebar 1,5 mm dalam cincin

Landolt lebar 1,5 mm dari jarak 5 m setara dengan 1,0

penglihatan, atau sudut pandang 1 menit.

bahwa matematika digunakan dalam kehidupan seharihari.

2. Penjelasan

Yang resmi adalah untuk 5 m, tetapi dalam

praktiknya sejauh 3 m dapat digunakan. Apa pun

yang Anda hadapi, guru perlu tetap melanjutkan

sambil menyajikan hal yang nyata.

Amati bagan tes penglihatan dan biarkan

mereka secara naluri memprediksi hubungan

antara penglihatan dan ukuran cincin. Guru perlu

menyampaikan pendapat lain dari berbagai

perspektif.

3. Penjelasan 1 , 2

Diameternya bisa diperoleh dengan

menggunakan simetri lingkaran. Karena merupakan

nilai yang terukur maka akan terjadi kesalahan,

namun dari susunan titik-titik pada bidang

koordinat dapat diharapkan bahwa y berbanding

terbalik dengan x. Ketika nilai xy dihitung dari tabel,

ditemukan bahwa semua nilai mendekati 7,5 dan

dapat dianggap berbanding terbalik (pemikiran

yang sesuai).

Dengan mengurangi tabel di halaman 150

menjadi 80%, dimungkinkan untuk membuat tabel

uji penglihatan sepanjang 4 m. Dalam hal ini, sering

kali merupakan nilai integer dibandingkan dengan

nilai 5 m, dan mungkin lebih mudah untuk diukur.

Saya ingin merancang sesuai dengan situasi siswa.

Referensi Berbagai Diagram Uji

Penglihatan

Di Jepang, cincin Landolt biasa digunakan untuk

uji visual, tetapi ada juga kasus di mana grafik uji

visual untuk hiragana dan katakana serta piktogram

yang menggambarkan siluet hewan digunakan

untuk bayi. Di Amerika Serikat dan negara lain,

mereka yang menggunakan huruf dan yang hanya

menggunakan bentuk-E (disebut Snellen optotypes)

sering digunakan.

Di Jepang, tulisan pecahan seperti 1,0 dan 0,2

digunakan, tetapi di Eropa dan Amerika Serikat,

tulisan pecahan seperti 20

20

dan 20

40

digunakan.

Molekul dinyatakan sebagai jarak uji (20 kaki dalam

kasus ini), dan penyebutnya dinyatakan sebagai jarak

di mana seseorang dengan penglihatan 1,0 hampir

tidak dapat membedakan target.

Referensi Penglihatan Logaritmik

Bisakah perbedaan antara penglihatan 1.5

dan 1.2 dianggap sama dengan perbedaan antara

penglihatan 0.4 dan 0.1?

Penglihatan logaritmik yang diekspresikan oleh

logaritma umum dari nilai penglihatan pecahan

digunakan untuk mengevaluasi penglihatan secara

kuantitatif dengan cara ini. Karena penglihatan

logaritmik mirip dengan skala interval, maka cocok

untuk evaluasi penglihatan secara kuantitatif.

Gambar berikut adalah grafik yang

menunjukkan hubungan antara penglihatan

pecahan dan penglihatan logaritmik. Dapat dibaca

bahwa semakin besar nilai penglihatan pecahan,

semakin sempit jarak antar titik, yaitu semakin kecil

perbedaan penglihatan logaritmik.

Jika diukur dengan penglihatan logaritmik,

terlihat bahwa perbedaan antara penglihatan 1,5 dan

1,2 kecil, dan perbedaan antara penglihatan 0,4 dan

0,1 besar (sekitar 6 kali lipat dari yang sebelumnya).

P:159

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 151

3 Jika tingkat kejelasan pandangan x dan

lebar celah cincin adalah y mm, apa

hubungan antara x dan y? Selidiki seperti

pada 1 , 2 .

4 Marilah kita hitung garis tengah bagian luar dan lebar celah Landolt C yang

digunakan untuk mengukur pandangan 0,05.

Kejelasan pandangan x

y mm

Landolt C menjadi standar dalam

International Congress of Opthamology

1909. Topik bagaimana mendigitalisasi

pandangan dibahas pada kongres.

Ditetapkan bahwa jika seseorang melihat

Landolt C dengan garis tengah bagian luar

7,5 mm dan lebar celah 1,5 mm dari jarak

5m, maka kejelasan pandangan adalah 1,0”.

Mari kita uji tingkat kejelasan pandangan dengan 1 Landolt C yang

memiliki garis tengah luar 7,5 mm. Ketika melihat objek, jika jaraknya

menjadi 2 kali, 3 kali, …, maka ukuran objek menjadi 1

2 kali, 1

3 kali, …

Cermati pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1

2

Menurut saya, dengan

menggunakan tabel

atau grafik akan

menjadi lebih jelas.

1,5 mm 7,5 mm

Mari Mencoba

Jika kita ingin menyelidiki apakah

tingkat kejelasan pandangan kita

mencapai 2,0, seberapa jauh kita berdiri?

Bagaimana dengan tingkat kejelasan

pandangan 0,5?

Jika jarak berdiri untuk mengukur

kejelasan pandangan x adalah y m,

jelaskan hubungan antara x dan y.

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 151

Jawaban

3

x 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

y (mm) 15,0 7,5 5,0 3,8 3,0 2,5

0,7 0,8 0,9 1,0 1,2 1,5 2,0

2,1 1,9 1,7 1,5 1,3 1,0 0,8

(Nilai dibulatkan ke tempat desimal kedua)

Grafiknya seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut.

Dari fakta bahwa perkalian xy hampir konstan

pada 1,5 atau nilai yang dekat dengannya dan

bentuk grafik, y dianggap berbanding terbalik

dengan x. Dinyatakan dalam rumus, y = 1 5,

x

4

Diameter luar ... 150 mm

Lebar celah ... 30 mm

Mari Mencoba

(1) Saat penglihatan 2,0, dari 5 × 2 = 10, 10 m

Saat penglihatan 0,5, 5 × 0,5 = 2,5, 2,5 m

(2) Ketika penglihatan x digandakan, tiga kali

lipat, ..., jarak y juga

Karena itu menjadi 2 kali, 3 kali, ..., x dan y

ada hubungan dengan perbandingan.

Dinyatakan dalam rumus, y = 5x.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

4. Penjelasan 4

Gunakan persamaan perbandingan berbalik nilai untuk mencari diameter luar dan lebar

celah cincin untuk mengukur penglihatan 0,05.

Kali ini, siswa perlu menyadari kegunaan rumus

dengan menggunakan rumus yang dibuat

dalam Pengajaran 2 dan 3 H.149. Baik juga untuk

benar-benar membuat cincin berdasarkan

nilainya, atau memikirkan tentang ukuran cincin

Landolt untuk mengukur ketajaman visual 3.0.

5. Penanganan Mari Mencoba

Berpikir tentang hubungan antara

penglihatan dan jarak, sambil mengingat

bahwa hubungan antara penglihatan dan

ukuran cincin dan hubungan antara jarak dan

ukuran yang terlihat berbanding terbalik satu

sama lain.

Pada saat ini, jika jaraknya dua kali lipat,

tiga kali lipat, ...

Ukuran sebuah benda bisa 1

2

kali, 1

3

kali, ...

Bisa dilihat dari keterkaitan kemiripan, tetapi

karena kemiripan adalah isi pembelajaran

selama 3 tahun, maka saya ingin mengajar

sesuai dengan keadaan siswa.

Juga bagi siswa, perbandingan yang bukan

berbanding terbalik seringkali lebih mudah

dikerjakan, sehingga dapat diperkenalkan

bukan dari hubungan antara penglihatan dan

ukuran cincin, tetapi dari hubungan antara

penglihatan dan jarak.

P:160

Jawaban

Soal 1

(1) Karena y sebanding dengan x,

Mensubstitusi x = 30, y = 5 pada y = ax,

5 = 30a

a =

1

6

Oleh karena itu rumus yang akan didapat

adalah

y = 1

6

x

y = 1

6

×132 = 22

6. Penjelasan Contoh 1

Di kelas 6 sekolah dasar jumlah kertas dan

beratnya merupakan perbandingan senilai.

Dengan menggunakan berat kertas kita dapat

menentukan jumlah bundel kertas. Dengan

cara yang sama (dengan analogi), perhatikan

hubungan antara panjang dan berat kabel.

Bagian 1, menggunakan apa yang telah

kita pelajari sejauh ini. Buat persamaan

perbandingan dan temukan panjangnya. Saat

ini, saya ingin mempertimbangkan apa arti

konstanta perbandingan 18.

Pada 2, persamaan perbandingan dibuat

dengan berfokus pada metode perubahan

perbandingan (x dan y bertambah dengan

perbesaran yang sama), tetapi berfokus pada

metode korespondensi perbandingan (hasil

bagi y

x

konstan). Dimungkinkan juga untuk

membuat dan menyelesaikan persamaan

perbandingan 3 : 54 = x : 81, jadi saya ingin

menyebutkannya juga.

7. Penjelasan Soal 1

Terapkan pembelajaran Contoh 1 ke

situasi lain. Anda mungkin ingin menanyakan

jumlah kemasan susu yang dibutuhkan untuk

membuat 12 kertas toilet.

152 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sebuah benda seni terbuat dari kawat seberat

80 gram. Segulung kawat sejenis beratnya 54

gram dan panjangnya 3 m. Berapakah panjang

kawat yang dipakai untuk membuat benda

seni tersebut?

1

2

1 2

① ②

Cara

Karena berat kawat

berbanding lurus

dengan panjangnya,

jika panjangnya x m dan

beratnya adalah y g, maka

y = ax

Ketika x = 3, y = 54.

Substitusikan nilainilai tersebut pada

persamaan diperoleh 54

= a × 3, menghasilkan

a = 18. Jadi, substitusi

y = 81 pada persamaan

diperoleh x = 4,5.

Jawab: 4,5 m

Misalkan panjang kawat adalah

x m, maka,

  3 : x = 54 : 81

54x = 243

x = 4,5

Jawab: 4,5 m

Membentuk persamaan

berdasarkan yang diketahui, yaitu

panjang kawat berbanding lurus

dengan beratnya.

Gunakan kalimat perbandingan

untuk menyatakan berat dan

panjang kawat.

Contoh 1

Penyelesaian

Soal 1 Sebuah perusahaan mampu memproduksi 5 gulung tisu kamar mandi

dari 30 kotak susu bekas. Jika y gulung dihasilkan dari x kotak susu bekas,

jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Nyatakanlah hubungan antara x dan y

dalam persamaan.

Berapa gulung tisu dapat dibuat oleh

perusahaan tersebut dari 132 kotak susu

bekas?

Sumber: Billo.net

152 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:161

Jawaban

Pada saat tuas berada dalam keadaan seimbang,

hasil dari (berat beban) × (jarak dari sumbu)

akan sama antara sisi kanan dan kiri.

Soal 2

(1) Karena hasil kali xy = 300 adalah

konstan, maka dapat dipikirkan bahwa y

berbanding terbalik terhadap x. Pada saat

ini, persamaan perbandingan berbalik nilai

adalah y = 300

x

(2) Jika pada persamaan (1), nilai x diganti

menjadi x = 60, maka y = 300

60

= 5

Jawab: 5cm

(3) Persamaan perbandingan berbalik nilai

y = 300

x

dapat juga dinyatakan dengan

xy = 300. Jika pada persamaan ini, nilai y

diganti dengan y = 12, maka

12x = 300

x = 25

Jawaban 25 g

Soal 3

(1) Karena gerigi A dan gerigi B hanya terkait

pada jumlah gigi yang sama, maka dalam 1

detik, maju bersama sebanyak 30 × 6 = 180

saja. Oleh karena itu, jumlah putaran gerigi

B dalam 1 detik adalah 180 : 60 = 3, maka

berputar sebanyak 3 putaran.

Jawab: 3 putaran

(2) Dengan pola pikir yang sama seperti pada

(1), dari xy = 180, didapat y = 180

x

8. Penjelasan

Pada kelas 6 Sekolah Dasar, sudah dipelajari

mengenai sifat aturan pada tuas. Ini adalah soal

untuk membahas kembali mengenai hal tersebut.

9. Penjelasan Contoh 2

Karena dapat diasumsikan bahwa ada juga

murid yang tidak dapat langsung menangkap

maksud dari soal ini, perlu dipraktikan dengan

cara berat beban di sebelah kiri dan jarak antara

beban tersebut dengan sumbu dibuat tetap,

dan dalam keadaan seimbang, berat serta jarak

beban di sebelah kanan diubah-ubah. Ada

baiknya disiapkan alat eksperimen sederhana

untuk menunjukkan kepada murid.

Membaca dari tabel bahwa y dan x adalah

berbanding terbalik. Alasan yang dapat

diberikan misalnya adalah bahwa hasil kali xy

adalah konstan, jika nilai x menjadi 2 kali lipat, 3

kali lipat…dan seterusnya, nilai y menjadi 1

2

kali

lipat, 1

3 kali lipat.

10. Penjelasan Soal 3

Pertama-tama, murid perlu disadarkan

bahwa gerigi A dan gerigi B hanya terkait pada

jumlah gigi saja. Setelahnya, setelah membuat

murid memahami bahwa dalam 1 detik, gerigi

maju sejumlah 180 gigi, maka sadarkan murid

bahwa 180 menjadi konstanta, dan jumlah

gigi pada gerigi B serta jumlah perputarannya

menjadi variabel.

Ada baiknya juga mengajukan pertanyaan

“Carilah jumlah putaran dalam satu detik saat

jumlah gigi pada gerigi B diubah”, kemudian

mengarahkan murid untuk membuat tabel

korespondensi antara jumlah gigi gerigi B x

dan jumlah putaran y, lalu berpikir dengan

berdasarkan tabel tersebut.

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 153

Gambar di samping ini menunjukkan satuan

percobaan pada tuas seperti yang telah kita

pelajari di Sekolah Dasar. Bagaimana prinsip

“berat” dan “jarak dari titik tumpu” antara bagian

kanan dan kiri?

x (g) 10 20 30 40 50

y (cm) 30 15 10 7,5 6

Sebuah timbangan ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan. Sebuah

baterai digantung di salah satu sisi dan anak timbangan di sisi lainnya. Jarak

Jawablah pertanyaan terkait Contoh 2 berikut ini.

1

1

baterai ke titik tumpu selalu tetap.

Apabila baterai diganti dengan berat yang

berbeda maka jarak anak timbangan ke

titik tumpu disesuaikan sedemikian hingga

seimbang. Ketika anak timbangan diteliti,

hubungan antara berat x g dan jarak ke titik

tumpu y cm, kita peroleh tabel di bawah ini.

2

3

2

y cm

x g

A B

Dari tabel di atas, hasil kali x dengan y yang bersesuaian adalah tetap. Jadi, y

berbanding terbalik dengan x.

Nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

Ketika menggantung anak timbangan seberat 60 g pada sebelah kanan titik

tumpu, berapa cm jarak anak timbangan tersebut dari titik tumpu agar seimbang?

Jika menggantung anak timbangan sejauh 12 cm dari titik tumpu, berapa

g beratnya?

Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, ada dua gerigi A dan B yang

berputar saling berkait. A memiliki 30 gigi dan berputar 6 kali per detik. Untuk

gerigi B, kita bisa memasang beberapa gerigi yang cocok.

Jika gerigi B memiliki 60 gigi, berapa kali B

berputar dalam satu detik?

Jika banyaknya gigi B adalah x dan

jumlah putaran dalam satu detik adalah

y, nyatakanlah hubungan antara x dan y

dalam persamaan.

Soal 2

Soal 3

Contoh 2

Tumpuan

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 153

P:162

Jawaban

Soal 4

(1) Jika pada persamaan y = 6x, nilai x diganti

dengan x = 5, maka

y = 6 x 5

= 30

Jawab 30 cm2

(2) <Domain x>

Karena titik P bergerak dari A ke B, dengan

AB = 12cm, maka 0 ≤ x ≤ 12

<Jangkauan y>

Luas segitiga APD, pada saat titik P berada

di A adalah terkecil, yaitu 0 cm2

Pada saat titik P berada di B adalah terbesar,

yaitu y = 6 × 12 = 72, karenanya, 72 cm2

Oleh karena itu, 0 ≤ y ≤ 72

Soal 5

(1) Karena luas segitiga APQ adalah selalu 6 cm2

,

maka 1

2 xy = 6 sehingga y = 12

x

(2) Karena dapat dinyatakan dengan y = 12

x ,

maka y berbanding terbalik terhadap x

(3) 2 ≤ x ≤ 6, 2 ≤ y ≤ 6

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

11. Penjelasan Contoh 3

Boleh juga membuat murid memikirkan

persamaan dalam bentuk kata-kata, kemudian

meminta mereka membuatnya menjadi rumus.

Di sini, diinginkan untuk memeriksa apakah

murid dapat membedakan apakah berbanding

lurus ataukah terbalik dari bentuk for-mula, dan

memperdalam pemahaman mereka.

Dengan membuat tabel korespondensi x

dan y, lalu memikirkan hubungan kuantitatif

dan persamaan dari tabel tersebut, maka dapat

diperiksa sekali lagi mengenai pemahaman

timbal balik antara tabel, rumus, dan grafik.

12. Penjelasan Soal 4 (2)

Pertama, berfokus mengenai variabel

independen x. Di sini, buat murid memikirkan

mengenai variabel dependen y dengan

memeriksa mengenai perlakuan terhadap

kedua ujung. Bisa juga dipikirkan dengan

menggunakan tabel korespondensi, namun

karena grafik untuk menyatakan domain

merupakan pelajaran di kelas 2, maka harus

berhati-hati dalam menangani bagian ini.

13. Penjelasan Soal 5

Mengenai domain, dapat diperkirakan

bahwa ada murid yang keliru 0 ≤ x ≤ 6 menjadi 0

≤ y ≤ 6. Di sini, berbeda dengan [Soal 4], karena

x dan y saling mempengaruhi, maka bagi para

murid, tingkat kesulitannya tinggi. Selain itu,

karena berada dalam hubungan berbanding

terbalik, maka bagaimana cara memperlakukan

0 juga harus diberi perhatian.

Bergantung pada keadaan para murid, ada

baiknya memperlihatkan tabel seperti tabel

di bawah ini, karena dapat memperdalam

pemahaman mereka.

Berpikir dengan berdasarkan grafik

juga bisa dilakukan, namun seperti tertulis

sebelumnya, karena belum ada pengajaran

mengenai grafik yang menyatakan domain,

maka akan perlu penjelasan yang mendalam

kepada murid.

x 0 1 2 3 4 6 ... 12

y X 12 6 4 3 2 ... 1

Diharapkan murid dapat memahami,

dengan melalui aktivitas kelompok.

154 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan Contoh 3.

1

1

2

2

3

12 cm A D

B C

x cm

Luas segitiga APD adalah

y = × x × 12

Jadi, y = 6x

Karena persamaan merupakan perbandingan langsung, maka y

berbanding lurus dengan x.

Jawab: y berbanding lurus dengan x

A y cm D

6 cm2

B C

x cm

6 cm

y cm2

Penyelesaian

Diketahui sebuah persegi ABCD

seperti ditunjukkan pada gambar

di samping ini. Titik P bergerak dari

titik A sepanjang sisi AB. Jika AP

adalah x cm dan luas segitiga APD

adalah y cm2

, dapatkah disimpulkan

bahwa y berbanding lurus dengan

x? Atau dapatkah disimpulkan y

berbanding terbalik dengan x?

Contoh 3

1

2

Soal 4

Soal 5

Hitunglah luas segitiga APD jika P bergerak 5 cm dari A.

Tentukan domain dan jangkauan.

Diberikan sebuah persegi ABCD

seperti ditunjukkan pada gambar

di samping ini. Tititk P bergerak dari

titik A sepanjang sisi AB. Tititk Q

bergerak dari titik A sepanjang sisi AD

sedemikian hingga luas APQ sama

dengan 6 cm2

. Jika AP adalah x cm dan

AQ adalah y cm, jawablah pertanyaan

berikut ini.

Nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

Dapatkah disimpulkan y berbanding lurus dengan x? Atau dapatkah

disimpulkan y berbanding terbalik dengan x?

Tentukan domain dan jangkauan.

154 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:163

Jawaban

Soal 6

(1) Karena kecepatan berjalan kakak adalah

80m per menit, maka y = 80x

(2) y = 60x

Kakak Adik

(menit)

(3) 20 menit setelahnya

(4) Karena kakak sampai di stasiun 15 menit

setelah meninggalkan rumah, maka jika

nilai x pada y = 60x di persamaan adik

diisikan dengan x = 15, sehingga

y = 60 × 15 = 900

1.200 - 900 = 300

Jawaban: Pada titik 300 meter di depan

stasiun

Mari Mencoba

Kakak Adik

(menit)

(Contoh soal)

Pada saat adik tiba di stasiun, berada

pada titik berapa meter sebelum stasiun

keretakah kakak?

(Jawab: titik 240 meter sebelum stasiun)

Pada menit ke berapa setelah berangkatkah

perbedaan jarak tempuh antara kakak dan

adik menjadi 200 meter?

(Jawab: 10 menit setelahnya)

14. Penjelasan Contoh 4 dan Soal 6

Ini adalah soal untuk menggunakan grafik

perbandingan. Pertama-tama, buat agar murid

dapat membaca dari grafik kakak bahwa

berjalan dengan satu kecepatan yang tetap,

dan sampai di stasiun 15 menit kemudian.

Setelah itu, mencari persamaan dari hubungan

(jarak tempuh) = (kecepatan) ×( waktu),

dan memastikan bahwa jarak tempuh adalah

berbanding senilai terhadap waktu, dan

kecepatan adalah konstanta perbandingan.

Di saat menggambar grafik adik, di saat

menggambarkan y = 60x, tarik garis lurus setelah

sebelumnya membuat beberapa plot seperti

(0,0), (5,300), (10,600), (15, 900) dan sebagainya.

Selain itu, melalui kegiatan membaca kedua

grafik tersebut, buat murid memahami cara

penggunaan dan manfaat grafik.

15. Penjelasan Mari Mencoba

Digunakan sebagai penerapan untuk

[contoh 4] dan [soal 6]. Tujuannya adalah

memperdalam cara pandang terhadap grafik

melalui pembuatan soal.

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 155

Penerapan Grafik

2

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan Contoh 4.

Mari Mencoba

3

4

x (menit)

O 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

200

400

600

800

1.000

1.200y (m)

1

Berdasarkan gambar di atas, kakak berjalan 800 m dalam waktu 10 menit

karena (Jarak) : (Waktu) = (Kecepatan).

800 : 10 = 80

Jadi, kecepatan kakak adalah 80 m per menit.

Jawab: 80 m per menit

kakak

Contoh 4 Dua bersaudara berangkat dari rumah bersama-sama menuju stasiun

kereta yang jaraknya 1.200 m. Untuk setiap anak, y adalah jarak yang telah

ditempuh x menit setelah berangkat. Grafik di bawah ini menunjukkan

hubungan antara x dan y untuk anak yang lebih tua (kakak). Hitunglah

kecepatan berjalan kakak.

Penyelesaian

Soal 6

Untuk kakak, nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

Gambarlah grafik yang menyatakan hubungan antara x dan y untuk

adik yang berjalan dengan kecepatan 60 m per menit. Kemudian,

nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

Berapa menit waktu yang diperlukan adik untuk sampai di stasiun?

Ketika kakak sampai stasiun, berapa jarak kakak dari adiknya?

Pada Contoh 4, gambarlah grafik yang menunjukkan hubungan x dan y untuk

adik jika dia berjalan dengan kecepatan 100 m per menit. Kemudian, buatlah

soal berdasarkan grafik tersebut dan juga grafik untuk kakak.

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 155

P:164

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) Karena berat paku berbanding dengan

jumlahnya, maka jika nilai x =20 dan y = 50

dimasukkan ke dalam persamaan y = ax,

maka

50 = 20a

a =

5

2

Karenanya, rumus untuk mencarinya adalah

y = 5

2

x

(2) Jika nilai x = 300 dimasukkan ke dalam

persamaan y = 5

2

x, maka

y = 5

2

× 300 = 750

Jawab: 750 g

0,5 jam

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

16. Perbandingan yang dapat dilihat pada

pertumbuhan pohon

Sebagai contoh nyata yang dapat dilihat

dalam kehidupan sehari-hari, juga diperkenalkan

sebagai contoh membaca perkiraan hubungan

perbandingan dari nilai grafik. Membaca

kecenderungan nilai pengukuran dan mencari

persamaan eksperimental akan dipelajari pada

”Fungsi linear” di kelas 2 dan ”Fungsi y = ax2

pada kelas 3, namun ada baiknya diperkenalkan

untuk mengembangkan landasan murid.

Grafik perkembangan pohon cornel

dimulai dari titik nol (1 Juli, 0 mm), dan jika

dilihat secara lokal, ada peningkatan dan

penurunan, namun jika dilihat dalam satuan

bulan, maka bisa dibilang nyaris mernjadi satu

garis lurus. Dengan kata lain, jumlah hari dan

perkembangan dapat dianggap lebih-kurang

berada dalam hubungan perbandingan.

Batang pohon tidaklah berkembang

dengan sama dalam satu hari, melainkan, pada

hari yang cerah, di siang hari perkembangannya

sedikit menyusut akibat penguapan dari daun

yang disebabkan oleh proses fotonsintesis,

kemudian penguapan tersebut terhenti pada

saat matahari telah tenggelam dan batang

pohon perlahan-lahan kembali ke tebalnya

yang semula, dan terus membesar sampai pagi

keesokan harinya. Pada hari yang hujan, karena

penguapan sedikit, maka sepanjang satu hari

perlahan-lahan pohon menjadi semakin besar.

Jadi, itu adalah penyebab mengapa muncul riak

kecil pada grafik di hari yang cerah.

Selain itu, musim dimulainya pertumbuhan

dan kapan berhentinya pertumbuhan adalah

berbeda-beda tergantung pada jenis pohonnya.

Pohon yang daunnya gugur seperti pohon

cornel mulai bertambah besar sejak bulan April

di mana daunnya mulai muncul, dan mulai tak

ada perkembangan pada bulan September.

Selain itu, grafik dan foto yang muncul di

buku pelajaran, disediakan oleh Institute for

Nature Study yang berkedudukan di Minato

Ward, Tokyo.

156 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Ketika menimbang berat 20 paku yang

sejenis, hasilnya adalah 50 gram. Jika

berat x paku adalah y gram, jawablah

pertanyaan berikut ini.

Mari Kita Periksa 4 Menerapkan Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Penerapan

Perbandingan

Senilai

Perbandingan

Berbalik Nilai

[Hlm.152] 1

2

Perbandingan yang Terjadi pada

Pertumbuhan Sebatang Pohon

Ketika batang pohon tumbuh lambat, kita tidak dapat langsung

menyatakan berdasarkan tampilannya apakah pohon ini tumbuh atau

tidak. Untuk mengukur pertumbuhan ketebalan batang, kita perlu kertas

aluminium yang dililitkan dengan karet mengelilingi batang, seperti yang

ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pertumbuhan batang pohon

dapat diukur berdasarkan selisih lebar antara dua ujung kertas.

Grafik berikut ini menunjukkan ketebalan suatu pohon di bulan Juli.

Berdasarkan grafik, meskipun ada perbedaan pertumbuhan berdasarkan

cuaca, secara umum grafik hampir menyerupai garis lurus. Dapat dilihat

bahwa pertumbuhan batang kira-kira 0,1 mm per hari.

Meskipun pertumbuhan batang tergantung pada musim, cuaca, dan

usia pohon, kita

dapat menganggap

bahwa pertumbuhan

ketebalan batang

hampir berbanding

lurus dengan waktu

(banyaknya hari).

Cerah

Berawan

Hujan

Berawan

Cerah

Hujan

[Pertumbuhan dalam sebulan] Pohon Cornel

Misal (42 cm diameter)

Pertumbuhan pada 1 Juli

menjadi 0 mm.

Juli, 1 5 10 15 20 25 31

1

2

3

0

(mm) Pertumbuhan Diameter

Cermati

Cth.1 Nyatakanlah hubungan antara x dan y

dalam persamaan.

Berapa berat dari 300 paku jenis ini?

Hari

keSumber: https://cf.shopee.com.my/file/

341220c576050b8e409fb1432ff8c7b8

156 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:165

BAB 4 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Pokok

1

(1) Fungsi (3) Konstanta perbandingan

(2) Berkurang

2

(1) Jika x = 6 dan y = 9 dimasukkan ke dalam y

= ax, maka

9 = 6a a =

3

2

Oleh karenanya, y = 3

2

x

Jika pada persamaan ini dimasukkan x = 4,

maka

y = 3

2 × = 6

Jawab: y = 3

2

x, y = 6

(2) Jika pada y = a

x

dimasukan x = -2, y = 2,

maka

2 = a

-2 a = -4

Oleh karenanya, y = -4

x

Jika pada persamaan ini dimasukkan x = 4,

maka

y = - 4

4

= 1

Jawab: y = -4

x , y = -1

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

Referensi Kapilaritas

Fenomena di mana cairan di dalam pipa yang

sangat kecil meningkat (atau menyusut) yang

disebabkan oleh saling tarik antara pemukaan

air dan pipa, disebut fenomena kapilaritas.

Ketinggian naiknya permukaan air

tesebut berbeda-beda dipengaruhi berbagai

kondisi seperti tekanan udara dan bahan pipa,

kepadatan cairan, dsb; Namun diketahui bahwa

di bawah kondisi yang sama, ketinggian naiknya

permukaan cairan berbanding terbalik dengan

diameter bagian dalam pipa.

Dalam hal air di dalam pipa kaca pada

ketinggian yang sejajar dengan permukaan laut,

maka pada pipa kaca berdiameter 0,1 mm, air di

dalamnya akan naik setinggi kurang lebih 28 cm.

3

(1) y = 3x

(2) pada saat x = 0, maka y = 0

Pada saat x = 4 maka y = 12

Oleh karenanya, jangkauan y adalah 0 ≤ y ≤ 12

4

(1) Karena hasil kali xy = 28 dalah tetap, maka

dapat dipikir bahwa y berbanding terbalik

terhadap x. Oleh karenanya, persamaan

yang digunakan untuk mencarinya adalah

y = 28

x

(2) Jika x = 0,5 dimasukkan pada y = 28

x

, maka,

y = 28

0 5, = 56

Jawab: 56 mm

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 157

1 Isilah .

Ketika sepasang variabel x dan y berubah bersama-sama, dan untuk setiap

nilai x yang ditetapkan terdapat tepat satu nilai y, kita katakan bahwa y

adalah dari x.

Pada fungsi yang dinyatakan sebagai y = –3x, ketika nilai x naik, maka nilai

y yang bersesuaian .

Fungsi y = 12

x yang menyatakan perbandingan terbalik, konstanta 12

disebut .

1

2

3

2 Untuk fungsi-fungsi berikut ini, nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam

persamaan. Hitunglah nilai y ketika x = 4.

3 Ketika berjalan di jalur pendakian dengan kecepatan 3 km per jam, jarak yang

ditempuh adalah y km dalam waktu x jam. Jawablah pertanyaan berikut ini.

4 Ketika sebuah tabung kecil dicelupkan dalam air,

permukaan air dalam tabung naik lebih tinggi

dibandingkan permukaan air di luar tabung. Misalkan

ketinggian permukaan air di dalam tabung naik y

mm jika garis tengah tabung x mm, tabel berikut ini

menunjukkan hubungan antara x dan y.

1 y berbanding lurus dengan x, dan ketika x = 6, y = 9.

y berbanding lurus dengan x, dan ketika x = –2, y = 2.

1

1 Nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

2 Tentukan jangkauan jika 0 ≤ x ≤ 4.

2

2

Diameter

x (mm) … 1 2 4 7 14 …

Tinggi

y (mm) … 28 14 7 4 2 …

BAB 4 Soal Ringkasan Jawaban di hlm.288

Gagasan Utama

Nyatakanlah hubungan antara x dan y dalam persamaan.

Berapa mm kenaikan permukaan air di dalam tabung ketika garis tengah

tabung 0,5 mm?

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 157

P:166

Jawaban

5

Tidak benar

<alasan>

Karena pada saat konstanta perbandingan

adalah bilangan negatif, seperti pada

perbandingan terbalik y = -

6

x

, maka jika nilai x

meningkat, nilai y juga akan meningkat.

Penerapan

1

A konstanta perbandingan...3, y = 3x

B konstanta perbandingan... 1

2

, y = - 1

2

x

C konstanta perbandingan...6, y = 6

x

D konstanta perbandingan...-4, y = - 4

x

2

(1) 3 detik setelahnya BP = 6 cm. Oleh

karenanya, y = 1

2 × 6 × 16 = 48

Jawab: 48 cm2

(2) y = 1

2 × 2x × 16

= 16x

(3) Karena titik P sampai pada posisi C pada saat 6 detik setelah berangkat dari posisi B, maka

domain x adalah 0 ≤ x ≤ 6

Selain itu, pada saat x = 0, y = 0

Pada saat x = 6, y = 96

Karenanya, jangkauan y adalah 0 ≤ x ≤ 96

Pertanyaan Serupa

Terdapat sebuah kotak ABCD seperti terlihat pada gambar di sebelah kanan.

Titik P berangkat dari posisi B sepanjang sisi BC ke posisi C. Jika pada saat titik P

telah bergerak x cm dari B, luas segitiga ABP yang terbentuk memiliki luas y cm2

.

Jawablah pertanyaan di bawah ini

(1) nyatakanlah x dan y dalam persamaan

(2) Luas segitiga ABP adalah 28 cm2

pada saat titik P sudah bergerak dari posisi B sejauh berapa cm ?

(3) Jika domain x adalah 0 ≤ x ≤ 8, carilah jangkauan y

(1) y = 4x (3) 0 ≤ y ≤ 312

(2) 7 cm

158 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

5 Mira menyatakan “perbandingan berbalik nilai merupakan suatu hubungan

dimana ketika salah satu besaran naik, maka besaran lain turun.” Apakah

pernyataan tersebut benar? Jika salah, jelaskan dan berikan contoh.

1 Untuk garis a - d pada gambar di bawah ini apakah merupakan

perbandingan lurus atau perbandingan terbalik? Untuk masing-masing,

tentukan konstanta perbandingannya, dan nyatakanlah hubungan antara x dan

y dalam persamaan.

2 Sebuah persegi panjang ABCD ditunjukkan

pada gambar di samping ini. Titik P bergerak

sepanjang sisi BC dari B ke C dengan kecepatan

2 cm per detik. Misalkan luas segitiga ABP

adalah y cm2

setelah P bergerak x detik.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Hitung luas y cm2

dari segitiga ABP setelah

P bergerak selama 3 detik.

Nyatakanlah hubungan antara x dan y

dalam persamaan.

Tentukanlah domain dan jangkauannya.

2

3

A 12 cm D

y cm2

B P C

16 cm

x

y

O

5

–5

5

–5 x

y

O

5

–5

–5 5

a

b

d c

c d

BAB 4 Soal Ringkasan

Penerapan

158 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:167

Jawaban

Penerapan Praktis

1

(1) (contoh)

<Cara> Timbang berat satu buah tutup botol

dan berat seluruh tutup botol yang

ada, jika jumlah keseluruhan tutup

botol diandaikan sebagai x, maka

digunakan perbandingan untuk

mencarinya.

<Alasan> Membandingkan berat dan jumlah

tutup botol

(2) Karena untuk vaksin satu orang dibutuhkan

20 ribu rupiah, maka untuk vaksin 1 orang

diperlukan tutup botol sebanyak 860 buah.

Karenanya, 860 : 1 = x : y, maka y = 1

860

x

(3) Jika y= 10 dimasukkan ke dalam persamaaan

y = 1

860

x, maka

100 = 1

860

x

x = 100 × 860

= 86.000

Jawab: sekitar 860000 buah

(Jawaban lain)

Jika jumlah tutup botol yang diperlukan

diandaikan sebagai x buah, maka

800 : 1 = x : 100

x = 860 × 100

x = 86.000

Jawab: sekitar 860000 buah

Pertanyaan Serupa

Jika sampah tutup botol plastik

dihancurkan dengan cara dibakar, dari 430

buah tutup botol akan muncul emisi karbon

dioksida sebanyak 3150g. Jika jumlah tutup

botol diandaikan sebagai x buah, dan jumlah

emisi karbon dioksida yang dikurangi karena

menggunakan daur ulang diandaikan sebagai

y gram, nyatakanlah hubungan y dan x dalam

bentuk persamaan. Selain itu, carilah jumlah

karbon dioksida yang dapat dikurangi dengan

melakukan daur ulang tutup botol sejumlah

kebutuhan vaksin untuk satu orang yaitu 860

buah.

(1) y = 315

43

x kira-kira 6300 gram

<Data acuan> Ecocap Movement

<http://ecocap.or,jp>

BAB 4 │Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 159

1 Gerakan daur ulang barang bekas menjadi

barang yang dapat dimanfaatkan kembali

dapat membantu kelestarian lingkungan

hidup. Sampah dapat diolah menjadi pupuk

yang bermanfaat bagi petani, seperti yang

dilakukan berbagai komunitas di Indonesia.

Di Jepang ada suatu gerakan namanya Eco Cap

Movement yang giat melakukan kegiatan daur

ulang. Salah satunya adalah mendaur ulang

tutup botol minuman untuk membantu anakanak di negara berkembang. Untuk setiap

430 tutup yang terkumpul, dana sebesar 10

ribu rupiah didonasikan untuk membantu

vaksinasi.

Di salah satu sekolah, tutup botol minuman

dikumpulkan dari siswa dan guru, lalu disetor

ke agen Eco Cap Movement.

1 Bagaimana kita memperkirakan

banyaknya tutup botol yang

dikumpulkan di sekolah tersebut tanpa

menghitung satu demi satu? Jelaskan

cara dan alasanmu.

Vaksin untuk satu anak harganya 20

ribu rupiah. Jika banyaknya tutup botol

adalah x dan banyaknya anak yang

menerima vaksinasi dari hasil donasi

adalah y, nyatakanlah hubungan antara

x dan y dalam persamaan.

2

[organisasi sukarelawan, doktor]

Pekerjaan terkait

Penerapan Praktis

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 159

P:168

Tujuan

Dapat menangkap hubungan antara durasi

gempa awal dan jarak ke pusat gempa melalui

proporsionalitas dari data nyata, dan dapat

menjelaskan dan menggunakannya untuk

membuat perkiraan.

Jawaban

Hubungan perbandingan y =7,5x

Jika x = 2,15 dimasukkan ke dalam persamaan

y = 7,5x, maka

Y = 7,5 × 2,15 = 16,125

Oleh karenanya, dapat diperkirakan bahwa jarak

sampai ke pusat gempa adalah sekitar 16,1 km

Seberapa Jauhkah Pusat Gempa?

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Cara menggunakan halaman ini

Dalam sains Sekolah Menengah Pertama,

di kelas satu murid belajar mengenai gempa,

di antaranya mengenai gelombang P (Di mana

tremor awal tersampaikan dengan cepat),

gelombang S (Gelombang tremor utama yang

tersampaikan dengan lambat), dan durasi

tremor awal. Oleh karenanya, pembahasan kali

ini sebagai pemanfaatan perbandingan, juga

dapat dimanfaatkan sebagai kurikulum terpadu

dengan pelajaran sains.

2. Mengenai 1

Buatlah murid berpikir dengan bebas,

sambil membahas kembali hal-hal yang

telah dipelajari hingga saat ini. Agar murid

terfokus pada perubahan pada angka, maka

dilakukan perubahan deretan nilai pada tabel,

agar berfokus pada nilai y

x

, tentukan titik

koordinat pada bidang datar untuk mencari

tahu mengenai deretannya dan sebagainya,

dan diperkirakan dengan itu murid akan dapat

memahami hubungan antara x dan y. Melalui

saling menjelaskan dan saling berdiskusi serta

saling mengangkat tingkatan cara pikir masingmasing, diharapkan kemampuan murid untuk

menemukan, menyatakan, dan memikirkan

mengenai hubungan fungsional dapat terpupuk.

Gambar di sebelah bawah menunjukkan

hubungan x dan y dengan plot sebaran, yang

dibuat dengan piranti lunak spreadsheet. Dari

urutan titik ini, dapat diperkirakan bahwa grafik

akan berupa garis lurus yang melewati titik awal

O(0,0).

Durasi tremor awal (x detik)

Gempa chuetsu di Niigata (23 Oktober 2004)

Jarak ke pusat gempa (y km)

3. Mengenai 2

Memperkirakan jarak sampai ke titik awal

gempa di Nagaoka dengan menggunakan

hubungan perbandingan dan konstanta

perbandingan yang ditemukan pada 1. Dengan

menyinggung temuan seismolog Omori

Fusakichi dan memperkenalkan situasi di mana

persamaan Omori digunakan di masyarakat

modern, diharapkan bahwa murid akan semakin

merasakan kekuatan ilmu pengetahuan.

Pendalaman

Materi

160 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Hampir tidak mungkin mengamati gempa di depan

mata. Omori Fusakichi (1868-1923) mengerahkan

upaya menjawab pertanyaan besar “Bagaimana

menentukan pusat gempa?” Beliau menerbitkan

“Rumus Omori” pada tahun 1919 (Taisho 7), yang

memberikan rumus bagaimana menghitung jarak dari

pusat gempa berdasarkan durasi tremor awal. Sekarang,

penelitiannya digunakan untuk sistem peringatan awal

terjadinya gempa.

Jika terjadi gempa, biasanya didahului goncangan kecil

yang diikuti goncangan besar. Periode waktu antara

terjadinya gempa kecil ke gempa besar disebut Tremor

awal. Tremor awal ini berhubungan erat dengan jarak

dari pusat gempa.

Tabel di samping ini menunjukkan durasi

tremor awal x (detik) dan jarak dari pusat

gempa y (km) dari 7 tempat pemantauan pada

Gempa Niigata yang terjadi 23 Oktober 2004.

Berdasarkan tabel tersebut, selidiki hubungan

antara x dan y.

1

2 Durasi tremor awal adalah tepat 2,15 detik di

Nagaoka. Berapa jaraknya dari pusat gempa?

Titik

Observasi

Durasi tremor

awal

(detik)

Jarak dari

pusat gempa

(km)

Yunotani 2,62 19,7

Shitada 5,25 39,4

Kamikawa 6,83 51,2

Yugiwa 7,62 57,1

Kamo 6,88 51,6

Kawanishi 3,35 25,1

Yahiko 8,33 62,5

Seberapa Jauhkah Pusat

Gempa?

Kerusakan akibat gempa

Sumber: liputan6.com

Omori Fusakichi

Sumber: writeopinion.com

160 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:169

Tujuan

Ulasan

~ Dari SD ke SMP ~

Mengulas kembali bangun datar yang pernah

dipelajari pada mata pelajaran matematika di

sekolah dasar, dan murid mampu memahami

istilah-istilah dasar yang digunakan.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Cara menggunakan ulasan

Cakupan “Bangun” yang ada di Sekolah

Menengah Pertama utamanya merupakan

lanjutan dari cakupan “B Jumlah dan pengukuran”

dan “C Bangun” yang dipelajari di Sekolah Dasar.

Di sini, dibahas kembali pelajaran mengenai

bangun yang telah dipelajari di Sekolah Dasar, dan

diharapkan murid mendapat bayangan mengenai

apa yang akan dipelajari mulai saat ini.

2. Mengulas kembali mengenai bangun datar

Ada baiknya mengadakan aktifitas di mana

murid saling mengeluarkan pendapatnya

mengenai bangun apa yang disembunyikan, dan

menjelaskan mengapa mereka berpikir itu adalah

bangun tersebut.

Diperkirakan murid akan menyebutkan

bangun-bangun di bawah ini. Jika ada beberapa

bangun yang dikeluarkan, jika murid saling

mengeluarkan pendapat mengenai sifatnya, maka

pemahaman mereka juga akan semakin dalam,

dan dapat memperlancar untuk masuk ke ”Bab 5

Bangun Datar”

Segitiga sama sisi,

segitiga sama kaki,

belah ketupat,

jajargenjang, dan

sebagainya

Jajargenjang,

belah ketupat,

trapesium, dan

sebagainya

Lingkaran

dsb

Bangun-bangun

apa yang

tersembunyi di

balik lembaran

ini?

Persegi panjang, kotak, segi lima, dsb

3. Membahas kembali mengenai bangun ruang

Mengenai luas prisma dan tabung, murid

telah mempelajarinya seperti:

Volume prisma = luas alas × tingi

Volume tabung = luas alas × tinggi

pada kelas 6 Sekolah Dasar

Selain itu, ada baiknya juga mengajukan

pertanyaan kepada para murid berbagai macam

bangun ruang, dan membuat mereka berpikir

mengenai sifat-sifatnya.

4. Yang telah dipelajari hingga saat ini

Di sekolah dasar, yag telah dipelajari utamanya

adalah mengenai bangun berikut dan sifatnya.

(Bangun datar)

Segitiga (Segitiga siku-siku, segitiga sama kaki,

segitiga sama sisi)

Segi empat (Persegi panjang, kotak, jajargenjang,

trapesium, belah ketupat), bangun sisi banyak,

lingkaran, dan sebagainya.

(Bangun ruang)

Balok, kubus, prisma, tabung, bola, dan sebagainya

Tegak Lurus

Jika dua garis berpotongan dan membentuk sudut siku-siku,

kita katakan dua garis

saling tegak lurus.

Sejajar

Jika ada garis lain yang

juga membentuk sudut

siku-siku, maka kita katakan

dua garis tersebut

sejajar.

Rasio Keliling

Bilangan hasil pembagian keliling : garis tengah

disebut rasio keliling. Kita biasanya menggunakan

3,14 sebagai rasio keliling, meskipun angka

sebenarnya adalah 3,1415… dan seterusnya

sampai tak terhingga.

Sumbu Simetri Bangun

J i k a s e b u a h b a n g u n d i l i p a t

menjadi dua menurut sebuah garis,

maka garis lipat yang

membagi dua sama dan sebangun

disebut sumbu simetri.

Titik Simetri Bangun

Jika bangun diputar 180° dan

bertumpu pada satu

titik pusat, jika hasil

putarannya tepat sama dengan bangun awal,

maka titik tersebut disebut titik simetri bangun.

Yang Telah Kita Pelajari Sejauh Ini

sumbu simetri

titik simetri

161

Bab 5

Bangun Datar

Bab 6

Bangun Ruang

Perhatikan sifat

bangun-bangun yang

kamu temukan.

Panjang apa saja yang kita

perlukan untuk mengukur

volume prisma dan tabung?

Kita tahu bahwa

volume prisma

dan tabung dapat

dihitung dengan:

luas alas × tinggi

Bagaimana kita

dapat menemukan

luas dari setiap

bangun?

Bangun-bangun

apa yang

tersembunyi di

balik lembaran

ini?

~ Dari SD ke SMP ~

Ulasan

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai 161

P:170

Sumber: medium.com

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

162 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sifat-Sifat Dasar Bangun Datar

Berbagai Konstruksi

Transformasi Bangun Geometri

1

2 5 3

BAB

Di manakah harta terpendam?

Kita menemukan peta harta karun dan dokumen yang menunjukkan

tempat di mana disembunyikan.

Harta karun tersembunyi di pulau pada suatu tempat yang memenuhi

kondisi berikut ini.

Berjarak sama dari jalan A dan B.

Berjarak sama dari Gunung C dan Gunung D.

500 m dari Gunung E.

1

2

3

Berdasarkan dokumen, marilah kita temukan di mana harta disembunyikan. Kita

akan menggunakan penggaris dan jangka.

1

Bangun Datar

162 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

Dapat memikirkan cara untuk menemukan

tempat yang sesuai dengan syarat-syarat yang

diberikan.

Jawaban

1

Lihat 1. pada bagian penjelasan dan hal yang

perlu diperhatikan.

(Pembukaan Bab 1 jam)

Bangun Datar

BAB

5

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 1

Di sini, yang menjadi tujuan adalah

meningkatkan minat siswa akan istilah terkait

bangun dan cara menggambar bangun yang

akan dipelajari setelah ini. Oleh karena itu, pada

saat melaksanakan tugas ini, diharapkan siswa

memahami bahwa dengan keadaan seperti

sekarang, masalah yag muncul tidak dapat

diselesaikan. Pada buku pelajaran halaman 180

di soal nomor 3, akan kembali disiapkan tempat

untuk menyelesaikan persoalan ini, namun pada

tahap ini, ada baiknya melalui diskusi kelompok

kecil, siswa diminta untuk menemukan lokasi

kira-kira saja.

Jika memiliki pengetahuan mengenai istilah

dan gambar bangun, maka dengan menggambar

diagram seperti di sebelah kanan, akan dapat

menemukan lokasi adanya harta karun.

Di mana tempat

yang memiliki jarak

yang sama dari jalan

A dan B?

Ada banyak tempat di

mana 500 m dari

Gunung E.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:171

Bab 5 Bangun Datar 163

Chapter 5 Plane Figures

Di mana tempat yang memiliki

jarak yang sama dari jalan

A dan B?

Ada banyak tempat di

mana 500 m dari Gunung

E.

Gunung E

Jalan A

Jalan B

500 m

Gunung C

Apa arti kondisi (1), (2), dan (3)? Bagaimana caranya menemukan lokasi

tepat dari harta karun?

Hlm.164,168 Hlm.172

Gunung D

Bab 5 Bangun Datar 163

2. Tujuan balon percakapan

Pada saat memikirkan mengenai tugas

di halaman ini, yang menjadi pertimbangan

adalah tiga syarat mengenai tempat pencarian

harta karun.

1. Berada pada jarak yang sama dari jalan A

dan Jalan B.

2. Berada pada jarak yang sama dari gunung

C dan gunung D.

3. Terpisah 500 meter dari gunung E.

Terkait dengan syarat-syarat ini, pastikan

bahwa siswa dapat menangkap jalan sebagai

garis lurus, dan gunung sebagai titik. Pada saat

itu, bimbinglah siswa bahwa pada garis tidak

ada ketebalan, dan pada titik tidak ada luas.

Dengan itu, jika ketiga syarat tersebut

disebutkan dengan cara yang berbeda, maka

akan menjadi seperti di bawah ini.

1. Berada pada jarak yang sama dari garis

lurus A dan garis lurus B.

2. Berada pada jarak yang sama dari titik C

dan titik D.

3. Terpisah 500 meter dari titik E.

Dengan cara mengganti cara penyebutannya seperti ini, diperkirakan dari siswa akan ada

pertanyaan maupun pemikiran sebagai berikut.

Apa itu Jarak?

Titik seperti apa yang berada pada jarak

yang sama dari dua garis lurus?

Apakah titik yang berada pada jarak yang

sama dari dua garis tidak hanya satu saja?

Apa itu titik yang berada pada jarak yang

sama dari dua titik?

Apakah titik yang berada pada jarak yang

sama dari dua titik tidak hanya satu saja?

Titik yang berada pada suatu jarak tertentu

dari suatu titik apakah tidak hanya satu

saja?

Dengan membuat siswa mengemukakan

pendapat-pendapat seperti di atas, maka akan

menimbulkan bayangan pada siswa mengenai

pelajaran dari halaman selanjutnya dan

setelahnya.

Selain itu, meski telah memahami syaratsyarat tersebut sampai tangatan tertentu,

namun siswa masih belum mengerti mengenai

apa yang harus dilakukan untuk menuliskan

posisi-posisi tersebut dengan tepat. Oleh

karena itu, buat siswa mempertanyakan apa

yang dibutuhkan untuk mencari posisi-posisi

tersebut, dan apakah bisa digambarkan,

agar siswa bisa mendapat sedikit bayangan

mengenai \"Menggambar beragam bangun\"

pada buku pelajaran di halaman 172.

P:172

1 Garis dan Sudut

Tujuan

1. Siswa dapat memahami arti garis, segmen

garis, dan sinar garis, serta cara menyatakan

sudut, arti tegak lurus dan sejajar serta cara

menyatakannya.

2. Siswa dapat memahami jarak antara dua

titik, jarak antara titik dan garis, dan jarak di

antara dua garis sejajar.

Jawaban

Soal 1

Segitiga

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Garis yang melalui 1 titik A jumlahnya tidak

terbatas, namun garis yang melewati dua titik

A dan B hanya ada satu. Ini adalah soal yang

ditujukan agar siswa memahami hal ini melalui

pengalamannya sendiri. Selain itu, dari sini

diinginkan agar siswa mempertanyakan berapa

garis yang dapat dibuat melalui 3 titik.

2. Klasifikasi garis lurus, segmen garis, dan

sinar garis

Istilah garis ripelajari pada kelas dua sekolah

dasar. Namun, di sekolah dasar, karena siswa

memikirkan garis berdasarkan benda nyata,

maka meskipun dikatakan garis, seringkali

yang siswa tangkap bukanlah ”garis lurus yang

membentang tanpa hingga”, melainkan garis

dalam arti sebagai segmen garis.

Demikian, bagi para siswa mempelajari klasifikasi garis, segmen garis, dan sinar garis adalah

pembentukan konsep baru, oleh karenanya di

saat pengajaran ini perlu untuk memperhatikan

banyak hal. Di dalam pengajaran, diharapkan

untuk diarahkan agar para siswa memahami

bahwa segmen garis memiliki panjang karena

memiliki ujung di kedua sisinya, namun garis

tidak memiliki ujung sama sekali, dan sinar

garis hanya memiliki satu saja, sehingga tidak

memiliki panjang.

3. Penjelasan Soal 1

Garis lurus yang melewati 3 titik tidak

akan bisa digambar kecuali jika ketiga titik

tersebut berada pada posisi segaris. Ini adalah

pertanyaan yang dimaksudkan untuk membuat

siswa paham bahwa jika ketiga titik tidak

segaris, maka dapat dihubungkan dengan

segmen garis, dan membentuk segitiga.

Bersamaan dengan itu, ingin juga sedikit

dibahas bahwa tidak ada garis lurus yang

melewati 3 garis atau lebih yang berada pada

posisi tidak segaris.

Selain itu, berkaitan dengan soal ini, juga diajarkan kepada siswa lambang segitiga yaitu ∆.

164 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Garis

Siswa memahami bentuk-bentuk dasar seperti garis dan sudut.

Garis dan Sudut 1

1 Sifat-Sifat Dasar Bangun Datar

Jika kita menarik garis yang melewati A dan B, maka tidak ada garis lain yang

juga melewati kedua titik A dan B. Namun, ada banyak garis yang melewati satu

titik A. Dengan kata lain, hanya ada satu garis yang melalui dua titik A dan B.

Sebuah garis yang melalui dua titik A dan B disebut garis AB.

Jika kita hubungkan tiga titik berbeda A, B,

dan C pada gambar di samping kiri, bangun

apa yang diperoleh?

Kita menggunakan simbol ∆ dan menulis segitiga ABC sebagai ∆ABC. Dibaca

“segitiga ABC”.

Pada gambar di samping, tariklah beberapa garis

yang melewati A. Kemudian buatlah garis yang

melalui A dan B.

B

A

A

B

C

Garis AB

Segmen garis AB

Sinar garis AB

A B

Jika kita mengatakan garis, yang dimaksud

adalah garis lurus yang diperpanjang tak

terhingga ke kedua arah. Untuk garis AB, bagian

garis mulai dari A sampai B disebut ruas garis

(segmen garis) AB. Garis lurus yang diperpanjang

ke arah B mulai dari titik A disebut sinar garis AB. A B

A B

Tujuan

Soal 1

164 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Sifat-Sifat Dasar Bangun Datar

4 jam

2 jam

P:173

Jawaban

Segitiga sama sisi... 60o

Segienam sama sisi... 120o

Soal 2

∠x... ∠ADB atau ∠BDA

∠y... ∠ADC atau ∠CBA

Soal 3

1. ∠COB = 130o 2. ∠DOB = 50o

Pertanyaan Serupa

Carilah besar sudut selanjutnya pada gambar

di bawah ini.

1. ∠AOD 2. ∠COE

1. ∠AOD = 110o

2. ∠COE = 55o

4. Penjelasan

Segitiga sama sisi dan segienam sama sisi

dipelajari di kelas 5 Sekolah Dasar. Dengan

mengulas mengenai hal tersebut, membuat

siswa lebih memahami mengenai sudut.

5. Definisi dan cara menyatakan sudut

Pada kelas 3 Sekolah Dasar, definisi sudut

diajarkan sebagai “Bentuk di mana dua buah

garis keluar dari satu titik yang sama, disebut

sudut”. Di sini, bahas juga mengenai istilah titik

sudut dan kaki sudut.

Di Sekolah Menengah Pertama, ajarkan

agar siswa memahami bahwa titik sudut adalah

titik bermulanya dua buah sinar garis, dan

bahwa kaki sudut adalah sinar garis tersebut.

Setelahnya, jelaskan juga bahwa untuk

menyatakan sudut digunakan lambang ∠, dan

digunakan misalnya dalam menulis ∠AOB.

Selain itu, ∠AOB dapat mewakili sudut sebagai

sebuah gambar, di samping itu dapat juga

mewakili ukuran sudut tersebut, misalnya ∠AOB

= 40°. Jika demikian, pada saat menyatakan

sudut yang lebih besar dari 180°, maka akan

lebih mudah dipahami jika dinyatakan sebagai

∠a.

6. Penjelasan Soal 2

Tekankan kepada siswa bahwa jika pada

gambar ini ∠y dinyatakan sebagai ∠B, maka

B akan menjadi titik sudut, namun sudut yang

mana tidak diketahui, dan bimbing mereka

supaya menyatakan dengan cara penulisan

∠ABC atau ∠CBA.

7. Penjelasan Soal 3

Ini adalah soal yang ditujukan agar siswa

dapat membaca dengan benar posisi sudut

yang dinyatakan dengan lambang. Selain itu,

diharapkan untuk disediakan kesempatan untuk

mereka menjelaskan mengenai alasannya.

Ajarkan siswa mengenai istilah “Titik

potong” menggunakan gambar ini.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 165

Berapakah besar satu sudut segitiga sama sisi? Berapa besar satu sudut segi

lima sama sisi diukur dalam derajat?

Seperti pada gambar di samping ini, garis

AB dan CD berpotongan di titik O. Jika sudut

∠AOC = 50° , tentukan ukuran sudut berikut.

Sudut

1 ∠COB

Pada Soal 3, titik O adalah titik pertemuan dua garis dan disebut titik potong

garis-garis tersebut.

2 ∠DOB

A

D

C B

x

y

O

A

C B

D

Bagian yang diwarnai pada bangun di

samping ini adalah ∠x dan sudut ∠y.

Nyatakanlah sudut ∠x dan sudut ∠y

menggunakan simbol dengan A, B, C, dan D

berturut-turut.

Sudut pada gambar berikut ini dibentuk dari dua sinar garis OA

dan OB yang memanjang mulai dari O. Dalam hal ini O disebut

titik sudut. OA dan OB disebut sisi sudut. Untuk menyatakan

sudut, kita menggunakan simbol ∠ dan ditulis ∠AOB dibaca

“sudut AOB.” Kita menulis ∠AOB untuk menyatakan ukuran

sudut, misalnya ∠AOB = 40° .

Catatan ∠AOB pada gambar di atas dapat ditulis sebagai ∠BOA dan

dapat ditulis secara sederhana sebagai ∠O, atau kita juga dapat

menggunakan sembarang simbol, misalnya ∠a.

A

Kaki sudut

Kaki sudut

O

Titik sudut B

a

Catatan

Soal 2

Soal 3

Bab 5 Bangun Datar 165

P:174

Jawaban

Tidak dapat dikatakan selalu berpotongan

Soal 4

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

8. Penjelasan

Untuk mencari tahu hubungan posisi dua

garis lurus l dan m pada sebuah bidang, maka

posisi salah satu garis yaitu l dibiarkan tetap,

sementara garis yang satu lagi yaitu m diputar

dengan titik O sebagai porosnya. Diharapkan

bahwa siswa membayangkan bahwa titik

perpotongan l dan m perlahan akan menjauh,

dan akan ada saat di mana keduanya tidak

berpotongan lagi.

9. Lambang tegak lurus

Pada kelas 4 Sekolah Dasar, definisi tegak

lurus diajarkan sebagai “Jika dua garis lurus

berpotongan dan membentuk siku-siku, maka

da garis ini ada dalam keadaan tegak lurus”.

Definisi ini sama dengan yang digunakan di

Sekolah Menengah Pertama.

Selain itu, jelaskan juga mengenai lambang

tegak lurus yaitu ⊥ dan istilah ”Garis tegak

lurus”. Dalam gambar ini, l adalah garis tegak

lurus terhadap m, dan m adalah garis tegak

lurus terhadap m.

10. Lambang sejajar

Mengenai sejajar, di SD kelas 4 juga

diajarkan definisinya, yaitu “Jika dua garis yang

berpotongan tegak lurus pada satu garis lurus

adalah sejajar”. Ini disebut sebagai definisi

operacional (Penjelasan dan data halaman

115). Di pelajaran ini, definisi tersebut diubah

menjadi “Dua garis yang tidak berpotongan”.

Kemudian diajarkan juga bahwa lambang

sejajar adalah //.

11. Penjelasan Soal 4

Ini adalah soal untuk memeriksa apakah

pemahaman mengenai tegak lurus dan sejajar

sudah tertanam pada para siswa. Di sini

gunakanlah dua buah penggaris segitiga untuk

menggambar garis tegak lurus dan garis sejajar.

Selain itu, di bawah ini adalah cara yang

digunakan untuk menggambar garis tegak

lurus dan sejajar di Sekolah Dasar.

Garis yang tegak lurus terhadap garis a

a

Garis yang sejajar terhadap garis a

a

166 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Dua garis pada bidang datar, kedudukannya berpotongan atau tidak

berpotongan.

Jika m diputar 360° dengan pusat

O, seperti ditunjukkan gambar

di samping ini, dapatkah kita

simpulkan bahwa garis l dan m selalu

berpotongan?

Tempat Kedudukan Relatif Dua Garis

Pada gambar di sisi kiri ini, tariklah garis

yang melalui titik P yang tegak lurus pada

garis l. Tariklah garis yang melalui Q dan

sejajar garis l.

Kita menamakan garis dengan huruf kecil, seperti l atau m.

Jika sudut pada titik potong dua garis l dan m

merupakan sudut siku-siku, maka kita katakan

bahwa dua garis tersebut tegak lurus.

Kita menggunakan simbol ⊥ dan ditulis l ⊥ m.

Dibaca “l tegak lurus m.”

Jika dua garis tegak lurus, maka dikatakan garis

yang satu tegak lurus pada garis yang lain.

Jika dua garis pada bidang tidak berpotongan,

kita katakan bahwa garis l sejajar garis m.

Kita menggunakan simbol l//m. Dibaca “l

sejajar m.”

l

m

m

l

P

l

Q

l

m

O

Jika l ⊥ m, maka

l tegak lurus m

m tegak lurus l

Catatan

Soal 4

166 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:175

Jawaban

Titik H

Soal 5

Berdasarkan gambar, karena l//m maka garis

lurus l dan m tidak berpotongan, oleh karenanya

AD = B E = CF. Oleh karenanya, jarak a, b, dan c

semuanya sama.

Mari Mencoba

Panjang segmen garis BC adalah sama

dengan jarak di antara dua titik B dan C. Di sisi

lain, panjang AB + AC menunjukkan panjang

garis putus-putus yang menghubungkan 2 titik

B dan C.

Oleh karenanya, di antara garis yang

menghubungkan dua titik B dan C, panjang

segmen garis BC adalah yang terpendek. Selain

itu, karena titik A tidak berada pada segmen

garis BC, maka terbentuklah AB + AC > BC.

12. Jarak

Definisikan konsep jarak sebagai panjang

terpendek di antara dua titik, dengan kata lain,

panjang segmen garis. Di sini, diharapkan agar

siswa mempertanyakan panjang manakah

yang dimaksud dengan jarak titik dan garis,

jarak garis dan garis.

13. Penjelasan

Buat siswa memperkirakan mana garis

yang paling pendek, dan memunculkan cara

untuk memeriksanya.

Salah satu cara yang

bisa dilakukan adalah

seperti yang terlihat pada

gambar di samping, yaitu

menggambar lingkaran

dengan jari-jari PH menggunakan jangka, sehigga

lingkaran yang digambar berpotongan dengan

masing-masing garis PA, PB, dan PC sehingga

dapat terlihat bahwa garis lain lebih panjang

dari garis PH.

Melalui kegiatan ini, dapat diteruskan ke

pemahaman mengenai definisi ”Jarak antara

titik dan garis” (panjang garis yang tegak lurus)

14. Penjelasan Soal 5

Ambillah panjang AD menggunakan

jangka, kemudian kenakanlah pada BE dan CF

untuk memeriksa apakah panjangnya sama atau

tidak. Melalui kegiatani ini, dapat diteruskan ke

pemahaman definisi ”Jarak antara garis sejajar”.

Pada tahapan ini, harap dipastikan bahwa

simpulan yang didapat adalah bahwa ”Jarak”

adalah jarak yang terpendek.

15. Penjelasan Mari Mencoba

Menjelaskan bahwa AB + AC > BC dari

sudut pandang ”Jarak di antara dua titik”.

Sama halnya, juga memastikan bahwa AC

+ BC > AB, AB + BC > AC, dan emastikan bahwa

” Panjang salah satu sisi segitiga lebih pendek

dari jumlah panjang dua sisi lainnya”.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 167

Pada gambar di samping kanan,

manakah di antara titik A, B, H, dan

C pada garis l yang panjangnya

terpendek ke titik P? Selidiki dengan

menggunakan jangka.

Seperti ditunjukkan pada , ketika digambar garis yang tegak lurus pada

l melalui P yang berbeda dengan l, dan dinamai titik potongnya H, maka

panjang segmen garis PH merupakan jarak antara titik P ke garis l.

Pada gambar di samping kanan, ditunjukkan

bahwa l//m. Bandingkan tiga jarak berikut ini.

Jarak

Pada gambar di samping kanan ini, di antara

garis-garis yang ditarik dari A ke B, segmen

garis AB adalah yang terpendek. Di sini,

panjang segmen garis AB adalah jarak dari A ke

B. Kita dapat tuliskan jarak sebagai AB = 4 cm

untuk menunjukkan bahwa panjang segmen

garis AB adalah 4 cm.

Jarak antara titik A yang berada di

garis l ke garis m.

Jarak antara titik B yang berada di

garis l ke garis m.

Jarak antara titik C yang berada di

garis m ke garis l..

Ketika terdapat garis l dan m yang saling sejajar, jarak antara titik pada salah satu

garis ke garis lain selalu sama. Jarak tersebut dinamakan jarak antara dua garis

sejajar.

Dalam setiap ∆ABC, AB + AC > BC.

Jelaskan fakta ini menggunakan jarak

antara titik B dan C.

A B

P

A BH C

l

l A

B F

C E

D m

a

b

c

A

B C

A

A

A

Soal 5

Mari Mencoba

Bab 5 Bangun Datar 167

P:176

2 Lingkaran

Tujuan

1. Siswa memahami arti dan cara menyatakan

busur, tali busur, juring, sudut tengah, garis

lurus tegak lurus dan titik pusat.

2. Memahami arti dan sifat garis singgung

lingkaran.

3. Dapat memahami sifat bidang yang

terbentuk dari dua lingkaran yang berpotongan dan segmen garisnya.

Jawaban

Terbentuk lingkaran

Soal 1

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di Sekolah Dasar kelas 3, diajarkan definisi

”Lingkaran adalah sebuah garis melingkar yang

memiliki panjang yang sama dari satu titik”.

Di sini, sambil membahas kembali kegiatan

pembelajaran semasa Sekolah Dasar, berikan

definisi baru yaitu sebagai kumpulan titiktitik, juga ajarkan mengenai cara menyebut,

misalnya, ”Lingkaran O”.

2. Busur dan tali busur

Jika di atas lingkar sebuah lingkaran diberi

dua titik yaitu A dan B, maka lingkar tersebut

dapat dibagi menjadi dua. Pada saat ini, busur

yang lebih kecil disebut busur inferior, dan

1,5 jam

yang lebih besar disebut busur superior. Pada

saat menyatakan AB, biasanya yang dimaksud

adalah busur inferior. Di saat hal ini jadi

mebingungkan, tambahkan titik, misalnya M

dan N di atas busur, lalu kedua busur dibedakan

sebagai AMB dan ANB .

Busur inferior AB

Busur superior AB

Busur dan diameter

Paling

panjang

3. Juring dan sudut tengah

Di sekolah dasar, juring dan sudut pusat

diperlakukan sebagai ”Pengembangan”. Di sini,

busur didefinisikan dengan menggunakan

istilah jari-jari dan busur.

168 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Himpunan titik-titik yang berjarak sama dari O disebut lingkaran yang berpusat

di O. Lingkaran yang berpusat di O disebut lingkaran O.

Dengan menggunakan jangka, gambarlah

lingkaran O sebagai titik pusat dan segmen

garis AO sebagai jari-jari. Gambarlah titik B pada

lingkaran hingga segmen garis AB merupakan garis

tengah.

Seperti terlihat pada gambar di samping, kita

menentukan beberapa titik yang berjarak 2 cm

dari O. Bangun apakah yang terbentuk?

Siswa memahami bangun-bangun yang berkaitan dengan lingkaran dan

sifat-sifat lingkaran.

2 Lingkaran

Bagian dari keliling lingkaran disebut busur. Busur dengan titik-titik ujung A dan

B disebut busur AB. Kita gunakan simbol untuk menyatakan panjang busur.

Jika kita menyebutkan AB, biasanya yang

dimaksud adalah busur yang lebih kecil.

Segmen garis yang menghubungkan titik-titik pada lingkaran disebut tali busur.

Jika tali busur memiliki titik-titik ujung adalah A dan B, maka segmen garis

disebut tali busur AB.

O 2 cm

A

O

A

B

O

Tali busur

AB

Busur AB

Sudut

Tengah

O

Sudut

Tengah

O

A B

A B

Bidang

Tujuan

Soal 1

(

(

(

168 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:177

Jawaban

Garis lipatan melewati titk pusat lingkaran O

(menjadi diameter). Selain itu, karena tegak

lurus terhadap tali busur AB, membagi garis AB

menjadi dua bagian sama rata.

Garis lipatan

Soal 2

Buat garis lurus m melewati titik P yang

membentuk OP ⊥ m

Garis singgung

Titik singgung

4. Penjelasan

Di kelas 6 sekolah dasar, dipelajari bahwa

lingkaran adalah bentuk yang memiliki

simetri garis dengan diameter sebagai sumbu

simetrisnya.

Di sini, dengan melalui kegiatan melipat

kertas, maka diharapkan siswa mendapatkan

bayangan kongkrit mengenai garis lurus tegak

lurus dan titik pusat.

5. Sifat garis singgung lingkaran

Memahami secara intuitif sifat garis

singgung lingkaran, yaitu bahwa «garis

singgung lingkaran tegak lurus terhadap jarijari yang melewati garis singgung», berdasarkan

fakta bahwa lingkaran adalah bentuk dengan

simetri garis. Pada saat ini, pastikan sifat dari

bentuk dengan simetri garis berikut.

\"Dalam bentuk simetri garis, ruas garis yang

menghubungkan dua titik yang bersesuaian

memotong sumbu simetri secara tegak lurus,

dan panjang dari sumbu simetri ke dua titik

yang bersesuaian adalah sama.\"

Kemudian, dengan melakukan translasi

pada garis lurus l pada Gambar 1 di sebelah

kanan, secara intuitif dipahami bahwa keadaan

yang ditunjukkan pada Gambar 2, kemudian

diturunkan ke sifat garis singgung lingkaran.

Gambar 1 Gambar 2

Selain itu, dalam definisi gars singgung

lingkaran, terdapat dua cara di bawah ini.

(1) Garis lurus yang hanya memiliki satu titik

yang sama dengan lingkaran.

(2) Garis lurus yang memotong jari-jari pada

satu titik pada lingkaran.

Secara umum, (1) sering diperlakukan

sebagai definisi dan (2) diperlakukan sebagai

sifat. Tentu pengklasifikasian ini tidak dibahas

di kelas satu. Pada kelas satu, dilakukan

pendekatan secara intuitif.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 169

Lingkaran O ditunjukkan pada gambar di samping

kanan. Lipatlah lingkaran tersebut sedemikian hingga

lipatan membentuk garis dari titik A dan B, kemudian

bukalah lipatan. Bagaimana garis lipatnya?

Seperti ditunjukkan pada gambar di samping

kanan, garis l melalui titik M pada segmen garis

AB, sedemikian hingga AM = BM dan tegak lurus

segmen garis AB.

Titik M disebut titik tengah segmen garis AB.

Seperti ditunjukkan di garis lipat akan tegak

lurus sektor tali busur AB melalui pusat O.

Seperti diperlihatkan pada gambar di samping

kanan, jika kita gambarkan garis l tegak lurus

pada garis tengah ST, dimana M adalah titik

potong antara l dan ST. Titik-titik A dan B adalah

titik-titik potong garis l dan lingkaran O. Jadi,

AM = BM.

Ketika garis l digerakkan seperti pada gambar,

titik A dan B akan semakin lama semakin dekat,

dan akhirnya mereka bertemu di titik T. Ketika

lingkaran dan garis berpotongan di tepat satu

titik, maka lingkaran dan garis bersinggungan.

Titik persinggungan disebut titik singgung dan

garis yang menyinggung lingkaran disebut garis

singgung pada lingkaran.

Lingkaran dan Garis

Garis Singgung pada Lingkaran

Garis singgung pada lingkaran selalu tegak lurus pada jari-jari yang

melalui titik singgung.

PENTING

gambarlah garis singgung m pada lingkaran O pada gambar di atas dengan

menggunakan P sebagai titik singgung.

AM = BM, l ⊥ AB

Garis lurus tegak

lurus dari segmen

garis AB

M A B

l

A

B

O

S

A B

T

M O

O

l

l

T

P

garis singgung

titik singgung

titik tengah

Soal 2

Bab 5 Bangun Datar 169

P:178

Jawaban

(1) Belah ketupat

(2) PQ ⊥ AB

Soal 3

(1) Bisa (Bentuk simetris garis dengan garis

lurus AB sebagai sumbu simetrisnya.

(2) Contoh

PA = QA, PB = QB, PQ ⊥ AB, ∠APB = ∠AQB

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan

Saat dua lingkaran dengan ukuran yang

sama berpotongan, pastikan bahwa gambar

yang dibentuk dengan menghubungkan

pusat setiap lingkaran dan kedua perpotongan

tersebut menjadi belah ketupat.

Karena jari-jari lingkaran A dan B sama,

AP, AQ, BP, dan BQ sama. Segi empat dengan

empat sisi yang sama adalah belah ketupat. Ada

baiknya membiarkan para siswa berpikir melalui

kegiatan saling menjelaskan dan berdiskusi ini.

7. Sifat belah ketupat

Memastikan bahwa belah ketupat adalah bangun simetris garis dengan diagonal-diagonal

sebagai sumbu simetrisnya. Pada saat ini, karena dua lingkaran yang berpotongan adalah bangun

simetris garis dengan garis lurus PQ dan AB sebagai sumbu simetris, pastikan bahwa belah ketupat

PAQB juga merupakan s bangun simetris garis dengan PQ dan AB sebagai sumbu simetrisnya.

Selain itu untuk belah ketupat, di kelas 4 sekolah dasar, dipelajari bahwa \"ukuran sudut yang

berlawanan adalah sama\" dan bahwa \"dua garis diagonal berpotongan secara vertikal dan saling

membelah\". Pastikan dari sifat-sifat ini, bahwa belah ketupat adalah bangun dengan simetri garis.

8. Penjelasan Soal 3

Dalam , dipikirkan mengenai ciri ketika dua lingkaran dengan ukuran yang sama

berpotongan. Dari sini, diharapkan siswa mempertanyakan apa yang akan terjadi jika ukuran

lingkarannya berbeda.

Karena kedua lingkaran A dan B yang berbeda ukuran merupakan bentuk simetris garis dengan

garis lurus AB sebagai sumbu simetrisnya, pastikan bahwa segi empat PAQB dapat dikatakan

sebagai bentuk simetri garis dengan AB sebagai sumbu simetrisnya. Perlu dicatat bahwa di sini, PQ

bukanlah sumbu simetri.

Mengenai perbedaan antara sifat belah ketupat, diharapkan siswa dapat membedakan antara

sifat yang dipertahankan dan yang tidak.

170 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti pada gambar di samping kanan, dua

lingkaran berukuran sama yang pusatnya di

A dan B berpotongan di dua titik P dan Q.

Perhatikan berikut ini.

Perpotongan Dua Lingkaran

Pada , segi empat PAQB adalah belah ketupat. Belah ketupat adalah bangun

simetris garis terhadap diagonal-diagonalnya sebagai sumbu simetris. Jadi,

panjang sisi yang bersesuaian dan ukuran sudut-sudut yang bersesuaian adalah

1

Masing-masing diagonal

akan menjadi garis tegak

lurus dari yang lain.

Sepertinya mirip

dengan belah

ketupat. Benarkah?

Apa bentuk dari segi empat PAQB?

Ketika kita menghubungkan P dan Q, A dan B berturut-turut, apa

hubungan antara segmen garis PQ dan AB?

2

A B

P

Q

sama.

Seperti pada gambar di bawah ini, jika

perpotongan diagonal PQ dan AB adalah titik O,

maka PO = QO, dan AO = BO.

Diagonal belah ketupat berpotongan tegak lurus,

jadi PQ ⊥ AB.

P

Q

A B O

P

A B

Q

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar di

samping kanan, dua lingkaran berpusat A

dan B mempunyai ukuran yang berbeda.

Lingkaran A dan B berpotongan di P dan Q.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Dapatkah kamu simpulkan bahwa

segi empat PAQB merupakan bangun

simetris terhadap suatu garis?

Diskusikan sifat-sifat segi empat

PAQB menggunakan panjang sisi dan

diagonal.

2

Ulasan

Ketika sebuah bangun datar dilipat

dua menurut garis yang diberikan,

dan dua sisi bangun yang dilipat

sama persis, maka garis tersebut

dinamakan sumbu simetri.

SD Kelas VI

Diskusi

Soal 3

170 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:179

Jawaban

Soal 4

Garis lurus AB

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) Segmen garis

(2) l ⊥ m, tegak lurus terhadap

(3) Busur, tali busur

2

∠a... ∠POQ atau ∠QOP

∠b... ∠QOR atau ∠ROQ

∠c... ∠POR atau ∠ROP

3

l ⊥ OT

0,5 jam

9. Definisi dan sifat bentuk layang-layang

Istilah \"Layang-layang\" muncul pertama

kalinya di sini, oleh karenanya ajarkanlah

kepada siswa.

Bentuk layang-layang adalah bentuk

simetris garis dengan satu diagonal sebagai

sumbu simetrinya. Dari sinilah diturunkan sifat

bentuk layang-layang yaitu

Diagonal berpotongan tegak lurus.

Satu diagonal membagi diagonal lainnya

menjadi dua bagian yang sama.

Sifat di atas akan digunakan sebagai dasar

untuk memikirkan cara menggambar garis

tegak lurus dan garis bagi sudut pada bagian

selanjutnya, “Melukis garis, sudut, dan bangun”.

10. Mengenai balon percakapan

Sejauh ini, kita telah mempelajari istilah

dan sifat dasar bentuk. Pada titik ini, kita akan

menemukan bahwa dengan meninjau kembali

soal tempat persembunyian harta karun di buku

pelajaran halaman 162, akan dapat memahami

arti dari kondisi (1), (2), dan (3).

Dari hal ini, diharapkan siswa

mempertanyakan apa yang harus dilakukan

untuk menggambar diagram yang

memenuhi syarat tersebut. Jika siswa tidak

mempertanyakan hal tersebut, tayakanlah

apakah siswa dapat menggambar bentuk yang

telah dipelajari hingga saat ini, dan dengan itu

menyambungkannya ke pelajaran di halaman

berikut.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 171

1 Isilah dengan dengan kata-kata atau tanda yang tepat.

Garis dan Sudut

[hlm.165]

Lingkaran

[hlm168]

Untuk garis AB, bagian dari titik A ke B disebut AB.

Ketika garis l dan m tegak lurus, kita gunakan tanda ⊥ dan kita tulis

sebagai . Kita baca “m dengan l”.

Bagian dari keliling disebut .

dan segmen garis yang menghubungkan dua titik pada keliling

lingkaran disebut .

1

3

2

Sudut

[hlm.162]

Diberikan ∠a, ∠b, dan ∠c seperti

ditunjukkan pada gambar di samping

kanan. Beri nama sudut-sudut tersebut

menggunakan simbol dan O, P, Q, dan R.

Mari Kita Periksa 1 Sifat-sifat Dasar Bangun Datar

Bangun layang-layang adalah bangun

segi empat yang memiliki dua pasang sisi

yang berhadapan sama panjang, seperti

ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan

ini. Layang-layang adalah bentuk geometris

yang memiliki garis-garis simetris dengan

garis diagonal sebagai sumbu simetri.

Jika layang-layang PAQB memenuhi PA = QA

dan PB = QB, titik O merupakan titik potong

PB dan AB, maka PQ ⊥ AB, PO = QO.

Tunjukkan sumbu-sumbu simetri dari layang-layang di atas.

2

3

Lingkaran dan

Garis

[hlm.169]

Pada gambar di samping kanan ini, garis l

merupakan garis singgung pada lingkaran

O dengan T. Nyatakanlah hubungan antara

l dan jari-jari OT menggunakan simbol yang

tepat.

P

Q

A B O

P

Q

O R

a

b

c

l O

T

Sekarang kita tahu berbagai fakta

tentang garis, sudut, dan lingkaran.

Mari kita pikirkan cara menggambar angka

berdasarkan apa yang telah kita pelajari

sampai saat ini. Hlm.172

Soal 4

S 2

[hlm.169] S 3

Bab 5 Bangun Datar 171

P:180

1 Dasar dalam Melukis

Tujuan

1. Memahami cara melukis garis sumbu, garis

tegak lurus, dan garis bagi berdasarkan

sifat-sifat garis diagonal layang-layang dan

belah ketupat, serta mampu melukisnya.

2. Memahami sifat-sifat garis sumbu dan garis

bagi.

Jawaban

(Contoh)

Pindahkan panjang ketiga sisi AB, BC, dan CA

dengan jangka, dan hubungkan A, B, dan C

dengan penggaris untuk menggambar segitiga.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Cara menggambar segitiga kongruen

dilakukan di kelas V sekolah dasar, di mana

penggaris, jangka, dan busur derajat digunakan

untuk menggambar gambar tersebut.

Sambil berdiskusi dengan siswa untuk

mengulas pelajaran ini, pastikan bahwa siswa

pada saat menggambar segitiga kongruen

menggunakan penggaris dan jangka, menyalin

panjang ketiga sisi AB, BC, dan CA dengan

kompas, dan hubungkan A, B, dan C dengan

penggaris.

Ini juga merupakan soal untuk mengulas

kembali bagaimana menggunakan penggaris

dan jangka.

2. Tujuan pengulasan

Jika dua bentuk bangun datar berimpit,

keduanya dikatakan kongruen. Ingin juga

dipastikan mengenai sifat bahwa panjang

sisi yang sesuai dan ukuran sudut yang sesuai

adalah sama.

Melukis Garis, Sudut dan

Bangun Datar 2

AB = DE = BC = EF = CA = FD

∠A = ∠D, ∠B = ∠E, ∠C = F∠

3. Melukis

Menggambar bentuk hanya dengan

penggaris dan jangka disebut melukis. Jangan

gunakan alat lain seperti penggaris dan busur

derajat dalam menggambar. Berikut ini adalah

aturan-aturan dalam melukis.

(1) Gambarlah garis lurus melalui dua titik

yang diberikan.

(2) Gambarlah sebuah lingkaran (busur) yang

berpusat pada titik yang diberikan dan

dengan panjang yang diberikan sebagai

jari-jari.

(3) Ada batasan berapa kali (1) dan (2) di atas

dapat dilakukan.

Sumber: Dokumen Puskurbuk

172 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa dapat menggambar berbagai bangun berdasarkan sifat-sifat dasar

bangun-bangun bidang.

1 Dasar dalam Melukis

2 Melukis Garis, Sudut, dan Bangun Datar

Bagaimana menggambar segitiga yang

berimpit dengan ∆ABC pada gambar di

bawah ini menggunakan penggaris dan

jangka.

Ulasan

Jika bangun datar sama persis satu

sama lain, kita katakan bahwa kedua

bangun itu kongruen.

B

A

C

SD Kelas V

Menggambar bangun menggunakan bantuan jangka dan penggaris saja

dinamakan kegiatan dalam melukis.

Penggunaan penggaris hanya untuk menggambar garis dan penggunaan

jangka hanya untuk menggambar lingkaran dan menyalin panjang ke tempat

lain.

Diskusi

Tujuan

172 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

7 jam

4 jam

P:181

Jawaban

Soal 1

<Langkah melukis>

Setelah menggambar sinar garis AB,

(1) Gambarlah sebuah lingkaran dengan jarijari yang sesuai di sekitar titik O, dan jadikan

perpotongan dengan sinar garis OX dan OY

masing-masing bernama Q dan P.

(2) Gambarlah sebuah lingkaran dengan jarijari yang sama seperti (1) di sekitar titik A,

dan namakan perpotongan dengan sinar

garis AB sebagai C.

(3) Ambil panjang segmen garis PQ

(4) Gambarlah sebuah lingkaran yang

berpusat pada titik C dan yang jari-jarinya

adalah panjang dari ruas garis PQ, dan

perpotongan dengan lingkaran yang

digambar di (2) disebut sebagai D.

(5) Gambar sinar garis AD.

4. Penjelasan Contoh 1

Ini adalah soal untuk memeriksa di

halaman sebelumnya. Dalam , beberapa

siswa mungkin berpikir bahwa segitiga

kongruen tidak dapat digambar tanpa

mengetahui sudutnya. Oleh karena itu,

memastikan bahwa jika panjang ruas garis

tersebut diketahui, segitiga dapat digambar.

Selain itu, saat mengambil panjang atau

mencari titik potong, buat siswa memahami

bahwa daripada menggambar seluruh lingkaran

dengan jangka, lebih baik menggambar busur

yang menjadi bagian dari ligkaran tersebut.

Dalam pembelajaran selanjutnya, ada

ungkapan \"menggambar lingkaran\" dalam

prosedur melukis, tetapi di sini kembali

ditegaskan bahwa lebih baik menggambar

sebagian dari busur daripada menggambar

semua lingkaran.

5. Penjelasan Soal 1

Di sini, akan dibahas mengenai melukis

sudut dengan besar yang sama.

Sambil siswa mencoba-coba menggambar,

bacakan tata cara menggambar dari (1)

sampai (4) dan buat kegiatan berdiskusi sambil

mengacu pada balon ucapan anak laki-laki.

Selain itu, dasar dari melukis ini adalah

kekongruenan ∆QOP dan ∆DAC, namun

untuk siswa kelas 1, kaitkan dengan [Q] di

halaman sebelumnya, yang penting adalah

siswa menggambar segitiga dengan panjang

ketiga sisi yang sama. Selain itu, kebenaran cara

melukis tersebut akan dibuktikan pada tahun

kedua, namun tidak perlu mengejar mengenai

hal tersebut di sini.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 173

Buatlah segitiga menggunakan segmen-segmen garis AB, BC, dan CA sebagai

tiga sisi segitiga.

Kopi panjang segmen garis AB.

Gambar sebuah lingkaran berpusat di A

dan garis AC sebagai jari-jari.

Gambar lingkaran menggunakan B

sebagai pusat dan segmen garis BC

sebagai jari-jari.

Titik potong antara lingkaran (2) dan (3)

adalah titik C. Hubungkan titik A dan C,

juga titik B dan C.

1

2

3

4

Proses

C

B

A

A

C

B

1 A B

C

4 4

2 3

Saat kita

menemukan

persimpangan,

kita dapat menarik

sebagian lingkaran.

Gambar di bawah ini menunjukkan langkah-langkah melukis ∠ DAB yang

sama dan sebangun dengan∠XOY. (1) –(5) pada gambar menunjukkan

langkah-langkah proses melukis setelah menggambar garis sinar AB

pertama-tama. Jelaskan proses melukis dengan kata-katamu sendiri.

Berdasarkan proses tersebut, buatlah∠DAB.

A BC

D

O P Y

Q

X

1

3

2

4

5

Pada soal 1, kita dapat

melukis lingkaran

menggunakan titik

O sebagai pusat dan

panjang seperti jari-jari.

Mengapa kita dapat

membangun sudut

kongruen dengan

menggunakan

metode ini?

Contoh 1

Diskusi

Soal 1

Bab 5 Bangun Datar 173

P:182

Jawaban

Garis lipatan adalah garis sumbu dari segmen

garis AB.

Soal 2 (Contoh)

Titik singgung segmen garis AB dan garis

sumbunya adalah titik pusat segmen garis AB

yaitu M

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan

Melipat halaman buku teks dan menegaskan bahwa lipatannya adalah garis sumbu dari

segmen garis AB. Juga, biasakan siswa dengan

istilah tersebut.

7. Penjelasan Contoh 2

Di sini, melukis dilakukan dengan memanfaatkan sifat garis diagonal belah ketupat

(berpotongan tegak lurus di titik tengah). Dengan kata lain, jika kita menggambar PAQB belah

ketupat di mana ruas garis AB adalah satu garis diagonal, kita dapat mengharapkan bahwa akan

ada garis sumbu. Dasar untuk ini adalah sifat yang dipelajari di buku pelajara halaman 170. Dalam

pengajaran melukis, diinginkan untuk tidak hanya mempelajari cara menggambar, tetapi juga

menekankan aktivitas berpikir dan menjelaskan dasar melukis tersebut, serta menumbuhkan

landasan kemampuan berpikir logis.

Selain itu, dalam buku teks, gambar garis-garis vertikal diringkas seperti pada (1) hingga (3).

Pernyataan matematis seperti itu perlu digunakan oleh siswa saat menjelaskan prosedur melukis.

Oleh karenanya, diinginkan agar siswa diberi bimbingan berulang kali setiap kali ada kesempatan.

Selain itu, menggambar garis sumbu menggunakan bentuk layang-layang adalah mungkin,

tetapi dalam kasus ini, jumlah digunakannya jangka akan bertambah.

8. Penjelasan Soal 2

Buat siswa paham bahwa menggambar garis sumbu suatu segmen garis adalah juga

menggambarkan titik tengah segmen garis tersebut.

174 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Kita dapat melukis sebuah garis sumbu tegak lurus dari sebuah segmen garis

dengan menggunakan belah ketupat, seperti yang ditunjukkan pada Contoh 2

berikut.

Gambarlah segmen garis AB, kemudian buatlah garis sumbunya. Temukan

titik tengah M dari segmen garis AB.

Melukis Garis Sumbu

Diberikan segmen garis AB seperti

ditunjukkan di samping kiri ini. Lipatlah

halaman ini hingga titik A dan B bertemu,

kemudian bukalah. Garis apa yang

diperoleh?

Buatlah garis sumbu dari garis AB.

Gunakan fakta bahwa diagonal-diagonal belah

ketupat saling tegak lurus.

Gambarlah lingkaran dengan A sebagai titik

pusat dengan jari-jari sembarang.

Menggunakan jari-jari yang sama dengan

nomor (1), gambar lingkaran dengan pusat

B. Titik potong kedua lingkaran dinamai P

dan Q.

Gambar garis melalui P dan Q.

1

2

3

B

A

1 2

3

A B

P

Q

A B

A B

P

Q

A B

Proses

Contoh 2

Cara

Soal 2

174 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:183

Jawaban

Pada sebarang posisi P, pada l, maka lingkaran

akan selalu melewati titik A dan B.

Soal 3

Titik perpotongan P dengan garis sumbu ruas

garis AB yaitu m dan garis lurus l, merupakan

titik yang dicari.

9. Penjelasan

Melalui pekerjaan siswa, perlihatkan

gambar seperti yang diperlihatkan pada

jawaban, dan buat siswa mendiskusikan apa hal

yang mereka tangkap setelah melihat gambar

tersebut.

Setelah itu, dengan berdasarkan diskusi

para siswa, tuntun siswa ke sifat garis sumbu,

yaitu ”Titik-titik pada garis sumbu garis AB

berada pada jarak yang sama dari titik A dan

B yang berada kedua ujung ruas garis AB.”.

Pembuktian hal ini akan dilakukan pada kelas

dua, dan untuk saat ini pemahaman intuitif saja

sudah cukup.

Selain itu, dibahas juga mengenai kebalikannya yaitu ” Titik-titik pada jarak yang sama

dari titik A dan B pada kedua ujung ruas garis AB

berada pada garis sumbu ruas garis AB.”, namun,

membedakan keduanya bagi para siswa bisa

jadi adalah hal yang sulit. Ada baiknya untuk

mengetahui perbedaan antara keduanya

dengan menunjukkan diagram di mana warna

asumsi dan kesimpulan dipertukarkan (dalam

buku teks, asumsi sering ditampilkan dengan

warna biru dan kesimpulan ditampilkan dengan

warna merah).

10. Perlakuan mengenai Cara Berpikir

Matematis 2

Di sini, kita menemukan sifat-sifat dari

garis sumbu dengan mengambil beberapa

titik P pada garis sumbu segmen garis AB dan

menggambar lingkaran dengan jari-jari PA

mengelilinginya (Cara berpikir induktif)

11. Penjelasan Soal 3

Bagi siswa yang tidak dapat menemukan

petunjuk pemecahannya, pikirkan dulu apa

yang akan terjadi tanpa garis lurus l, yaitu

bagaimana mencari titik pada jarak yang sama

dari dua titik A dan B, dan kemudian di atasnya

ditambahkan kondisi ”Titik di atas garis l”.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 175

Pada gambar di samping kanan, tentukan

sembarang titik P pada garis sumbunya l.

Kemudian gambarlah lingkaran berpusat

di P dengan jari-jari PA. Apa yang kamu

lihat?

Seperti ditunjukkan pada gambar di samping

kanan ini, jika P adalah titik pada garis

sumbunya l dari segmen garis AB, maka l

adalah sumbu simetri AB. Jadi AP = BP. Dengan

perkataan lain, titik-titik pada garis sumbu dari

AB mempunyai jarak yang sama dari titik-titik

ujung AB.

Di sisi lain, titik-titik yang berjarak sama dari

titik-titik A dan B berada pada bisektor tegak

lurus dari AB

Sifat-Sifat Garis Berat Tegak Lurus

A B

l

P

B

Mari kita ambil titik

P pada berbagai

posisi di l

dan selidiki.

Pada gambar di bawah ini, tentukanlah P pada garis l yang berjarak sama dari

titik A dan B dengan cara melukis.

A

l

P

A B

l

P

Berpikir Matematis

Dengan menggambar lingkaran

menggunakan beberapa titik sebagai

pusat pada garis tegak lurus, kita dapat

menemukan sifat-sifat dari garis-tegak

lurus.

Soal 3

Bab 5 Bangun Datar 175

P:184

Jawaban

Jika kedua lubang tersebut masing-masing

adalah P dan Q, garis tegak lurus PQ dari garis

lurus l dapat ditarik.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

12. Penjelasan

Praktekkan melipat kertas, buat lubang dengan jarum jangka dan gambar garis lurus, dan

pastikan bahwa ia tegak lurus dengan garis lurus l. Kemudian, dengan menggunakan ini sebagai

petunjuk, kita akan memikirkan cara menggambar garis tegak lurus pada Contoh 3.

13. Penjelasan Contoh 3

Pada gambar jawa-ban Q, jika dua titik A dan B diambil pada garis

lurus l, maka segi empat PAQB menjadi bentuk layang-layang. Dari sini,

dalam Contoh 3, dapat disimpulkan bahwa garis tegak lurus digambar

dengan mencari titik Q yang simetris terhadap garis lurus l dari titik P dan

menggambar layang-layang PAQB dengan garis lurus l sebagai sumbu

simetri. Dasar untuk ini adalah sifat bahwa garis-garis diagonal layanglayang berpotongan tegak lurus, yang dipelajari dalam Pengajaran Hlm.171.

Di sini, ada baiknya siswa dibuat menggambar di buku catatan seperti cara yang yang

diperlihatkan, lalu mengulasnya dan menjelaskannya dengan kata-kata sendiri.

176 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti ditunjukkan pada gambar di sebelah

kanan ini, secarik kertas dilipat sepanjang garis

l sehingga menjadi dua bagian. Selanjutnya,

kertas terlipat ini ditusuk dengan jarum.

Bukalah, kemudian tariklah garis melalui

dua lubang jarum tersebut. Garis apa yang

diperoleh?

Melukis Garis Tegak Lurus

1 2

Apa yang berbeda dari proses

melukis garis tegak lurus?

l buka

l

P

Q

A B

3

P

A B

Q

l l l

P

Q

P

A B A B

Buatlah garis yang tegak lurus pada garis l dan melalui titik P di luar l.

Gunakan fakta bahwa dua diagonal layanglayang saling tegak lurus. Seperti ditunjukkan

pada gambar di sebelah kanan ini, jika kita

melukis layang-layang PAQB menggunakan

titik P, maka ambil dua titik A dan B pada l

sebagai titik-titik sudut. Garis diagonal PQ

akan tegak lurus pada l.

Ambil sembarang titik A dan B, kemudian

gambarlah lingkaran berpusat di A dengan

jari-jari AP.

Gambarlah lingkaran berpusat di B dengan

jari-jari BP. Namai titik potong yang lain

sebagai Q.

Tarik garis yang melalui P dan Q.

1

2

3

Proses

Contoh 3

Cara

176 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:185

Jawaban

Soal 4

(1) Disingkat

(2) 1. Gambarlah sebuah lingkaran dengan

jari-jari yang sesuai di sekitar titik P, dan

misalkan A dan B menjadi perpotongan

dengan garis l.

2. Gambarlah lingkaran dengan jari-jari

yang sesuai dengan A sebagai pusatnya

3. Buat lingkaran seperti pada nomor

2 di atas, namun dengan B sebagai

pusatnya. Titik perpotongan kedua

lingkara tersebut adalah Q

4. Tariklah garis melewati dua titik P dan Q

Soal 5

Soal 6

Ambil titik A dari titik sembarang pada l,

gambarkan sebuah garis tegak lurus dari

sebuah garis lurus m melewati A, dan misalkan

perpotongan dengan m sebagai B

14. Penjelasan Soal 4

Pertama, buat siswa menggambar di

buku catatan dengan cara ini, lalu jelaskan

dengan kata-kata sambil mengulas kembali

prosedurnya. Pada saat itu, yang diinginkan

adalah mengajarkan siswa untuk secara

bertahap menjadi terbiasa dengan ekspresi

matematika sambil memikirkan Contoh 2 pada

buku pelajaran Hlm.174 dan langkah contoh 3

pada halaman sebelumnya. Dalam gambar ini,

seperti yang ditunjukkan di buku teks, titik Q

diatur sedemikian rupa sehingga tegak lurus

adalah sumbu simetri dari garis vertikal.

15. Penjelasan Soal 5 dan Soal 6

Beberapa siswa salah paham bahwa garis

tegak lurus adalah garis yang tegak lurus

terhadap garis lurus dalam posisi horizontal,

sehingga penting untuk menggambar garis

yang saling tegak lurus tersebut pada gambar

yang disajikan secara diagonal secara diagonal.

Gambar soal 5 dan soal 6 dapat digambar

dengan metode manapun di antara Contoh 3

atau soal 4 pada halaman sebelumnya.

Ketika siswa menggunakan metode di

Contoh 3, mereka sering mengambil dua titik

pada garis lurus di kedua ujung gambar. Garis

lurus sebenarnya adalah garis yang tidak

memiliki ujung, dan dengan menunjukkan

contoh gambar di mana posisi titik yang akan

diambil diubah. ingin ditegaskan bahwa dua

titik dapat diambil pada posisi mana pun pada

garis lurus.

Demikian pula, di Pertanyaan 6, ingin

ditegaskan bahwa garis tegak lurus yang ditarik

dari titik mana pun di l atau garis tegak lurus yang

ditarik dari titik mana pun di m dapat diterima.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 177

Tami telah melukis sepasang garis tegak

lurus, seperti pada Contoh 3 di halaman

sebelumnya. Dia menerapkan proses 1 – 4

seperti pada gambar di samping kanan ini.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Gambarlah garis l dan titik P, kemudian

lukiskan satu garis yang tegak lurus

pada l menggunakan proses ini.

Jelaskan proses 1 – 4 menggunakan

kalimatmu sendiri.

2

Pada gambar di samping ini,

buatlah garis

yang tegak lurus l dan melalui P.

Pada gambar di samping ini terlihat

bahwa l//m.

Buatlah segmen garis AB untuk

menunjukkan jarak

antara l dan m.

4

P

Q

l

A B

1

2 3

l

P

l m

Diskusi

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Bab 5 Bangun Datar 177

P:186

Jawaban

Garis lipatan adalah garis lurus yang membagi

∠AOB menjadi 2 sama besar.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

16. Penjelasan

Buat siswa memperkirakan garis lipatan

akan menjadi garis seperti apa, dan setelahnya

baru mempraktekkan melipat kertasnya.

Setelahnya, dengan berdasarkan kegiatan

ini, definisikan ”garis bagi” sebagai garis yang

membagi sudut menjadi dua bagian sama besar.

17. Penjelasan Contoh 4

Dasar untuk menggambar bisektor sudut

adalah simetri layang-layang, yaitu, layanglayang dibagi menjadi dua segitiga kongruen

dengan satu diagonal, yang merupakan sumbu

simetri. Berdasarkan ini, kita akan memahami

cara melukisnya. Pada gambar di buku teks,

dapat dilihat bahwa tergambar POQR berbentuk

layang-layang dengan OP = OQ dan PR = QR.

Selain itu, jika jari-jari lingkaran yang

digambar di langkah 1 dan jari-jari lingkaran

yang digambar di langkah 2 dibuat sama, maka

akan tergambar belah ketupat POQR.

Referensi Trisektor sudut

Di zaman Yunani kuno, ada pertanyaan

yang sulit, \"Mungkinkah menggambar sudut

sembarang menjadi tiga bagian yang sama?\"

Untuk waktu yang lama, banyak ahli matematika

telah mencoba memecahkan masalah yang

sulit ini, tetapi mereka tidak pernah dapat

menyelesaikannya. Namun, pada abad ke-19,

sekitar 2000 tahun kemudian, terbukti bahwa

\"sebenarnya tidak mungkin\". Ini menunjukkan

betapa sulitnya membuktikan bahwa sesuatu

tidak dapat digambar, bahkan meskipun hal

tersebut telah diperkirakan.

Menariknya, teka-teki ini dibuktikan

dengan menunjukkan bahwa solusi persamaan

kubik tidak dapat dinyatakan oleh tumpukan

empat operasi aritmatika dan . Ini tidak lain

adalah hubungan yang dalam antara geometri

dan aljabar.

178 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada gambar di sebelah kanan ini, sinar garis OR

membagi ∠AOB menjadi dua sama besar.

Dengan kata lain, ∠AOR = ∠BOR= ∠AOB.

sinar garis tersebut dinamakan garis bagi.

Kita dapat melukis garis bagi menggunakan

fakta bahwa layang-layang merupakan

bentuk simetris garis, seperti ditunjukkan

pada gambar di sebelah kanan.

Melukis Garis Bagi

Lipatlah gambar di samping kiri hingga sisi

OA dan OB (dari ∠AOB) berimpit, kemudian

bukalah. Bagaimana garis lipatnya?

B

A

Lukislah sebuah garis bagi dari ∠AOB.

Buatlah lingkaran berpusat di O dan

sembarang segmen garis sebagai jari-jari.

O merupakan titik sudut. Namai titik-titik

potong lingkaran dan sisi-sisi OA dan OB

sebagai P dan Q.

Gambarlah dua lingkaran berpusat di P

dan berpusat di Q jari-jari sama dengan

segmen garis di 1 . Titik potong kedua

lingkaran dinamai R.

Tarik sinar garis OR.

1

2

3

O

O

O

A

R

B

B

A

R

Bisektor

dari ∠ AOB

Sumbu simetri layanglayang adalah garis

bagi.

O

1

P

Q

A

B

R

2

3

2

Proses

Contoh 4

BOR= 1

2

178 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:187

Jawaban

Soal 7

(1)

(2)

Soal 8

O B

PM = PN berlaku untuk setiap posisi titik P pada

l.

18. Penjelasan Contoh 7

Ini adalah soal untuk menerapkan melukis

contoh 4 di halaman sebelumnya pada sudut

tumpul dan sudut lurus (sudut 180°).

Seperti yang ditunjukkan pada buku

pelajaran, buat siswa paham bahwa melukis

garis bagi pada sudut lurus adalah sama dengan

melukis garis tegak lurus pada satu titik di atas

garis lurus.

19. Penjelasan Soal 8

Berikan pemahaman kepada siswa bahwa

kita bisa membagi dua sudut telah dibagi menjadi

dua, menjadi empat bagian yang sama. Seperti

yang ditunjukkan pada jawaban, lingkaran yang

digambar pada garis-bagi pertama juga bisa

digunakan pada garis-bagi berikutnya.

20. Penjelasan

Sini adalah soal yang bertujuan membuat

siswa menemukan secara induktif dan paham

secara intuitif mengenai sifat garis bagi yaitu

“Titik pada garis garis bagi berada pada jarak

yang sama dari kedua sisi sudut. Rangkum

sifat garis bisektor sudut dengan berdasarkan

pendapat-pendapat siswa. Selain itu, bahas

juga kebalikannya yaitu “Titik yang berada pada

jarak yang sama dari kedua sisi sudut, berada

pada garis bagi.” Seperti yang dijelaskan pada

halaman 175 buku ini, ada baiknya membuat

siswa paham dengan menggunakan gambar

yang memiliki warna berbeda untuk asumsi

dan kesimpulan.

Selain itu, sifat garis bagi akan dibuktikan

pada kelas 2.

21. Penjelasan mengenai balon ucapan

Sampai saat ini, siswa sudah dapat melukis

garis sumbu, garis tegak lurus, dan garis bagi

yang merupakan dasar dari melukis, namun

diinginkan agar siswa mempertanyakan ”Apa

yang bisa dilakukan melalui kegiatan melukis”

sebagai motivasi untuk pelajaran di halaman

selanjutnya.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 179

Ketika ∠AOB= 180° , maka garis bagi ∠AOB

dapat dipandang sebagai sebuah garis yang

tegak lurus garis AB dan melalui O pada AB.

Sifat-Sifat Garis Bagi

Gambarlah sudut-sudut berikut ini, kemudian lukislah garis bagi sudutnya.

Seperti ditunjukkan pada gambar di

samping kanan, diberikan titik P dan

garis l yang merupakan garis bagi ∠AOB.

Gambarlah garis PM tegak lurus pada OA

dan garis PN yang tegak lurus pada OB.

Bandingkan panjang segmen garis PM dan

PN. Apa yang kamu amati dan simpulkan?

Bagilah ∠AOB pada

gambar di samping

menjadi empat bagian

sama besarnya.

Titik-titik pada garis bagi adalah titik-titik yang memiliki jarak yang sama ke

kedua sisi sudut.

Di sisi lain, titik-titik yang berjarak sama ke kedua sisi sudut merupakan titik-titik

pada garis bagi.

Sudut yang lebih besar dari 90° dan lebih kecil dari 180° .

Sudut 180° .

1

2

A O B

B

A

O

B O

A

M

P

N

l

Dengan melukis garis sumbu, garis tegak lurus, dan garis bagi apa yang dapat kita lakukant?

Hlm.180

Soal 7

Soal 8

Bab 5 Bangun Datar 179

P:188

2 Penggunaan Lukisan

Tujuan

Dengan menggunakan gambar dasar, siswa

dapat melukis sudut 30°, menggambar garis

singgung lingkaran, dan menemukan pusat

lingkaran.

Jawaban

Soal 1

Lukiskan garis tegak lurus pada garis lurus

membentuk sudut 90 derajat, lalu lukis garis

baginya

Soal 2

Tarik garis m yang melewati dua titik O dan N,

kemudian buatlah garis tegak lurus m yang

melewati N

Soal 3

Mengacu pada halaman 162 buku ini

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 1

Soal ini adalah soal mengenai pemanfaatan

garis bagi.

Melalui pembelajaran di contoh 1 dan soal

1, diinginkan agar siswa memahami bahwa

dengan menggunakan penggaris dan jangka,

dapat melukis sudut-sudut berikut ini

(1) Gambar garis lurus → 180° → Gambar garis

tegak lurus → 90°

(2) Menggambar segitiga sama sisi → 60°

(3) Jika menggambar garis bagi (1) dan (2)

maka

2 jam

90o → 45o → 22,5o →...

60o → 30o → 15o →...

(4) Jika menggabungkan beberapa sudut

pada (3) maka

90o +45o → 135o

, 45o +35o → 75o

, ...

2. Penjelasan Contoh 2 dan Soal 2

Memikirkan cara melukis garis singgung

dengan berdasarkan sifat “Garis singgung

lingkaran adalah tegak lurus terhadap jari-jari

yang melewati titik singgung” yang dipelajari

pada buku pelajaran halaman 169. Di sini juga

menggunakan cara melukis garis tegak lurus

yang dipakai pada soal 1.

Gambar garis singgung yang ditarik dari

titik P di luar lingkaran O ke lingkaran O seperti

yang ditunjukkan pada gambar berikut dibahas

dalam P.187 dari pengajaran kelas 3, sebagai

penggunaan teorema sudut tertulis.

180 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa dapat menggunakan kemampuan melukis garis dit berbagai situasi.

2 Penggunaan Lukisan

Lukislah sudut 30° .

Tarik garis OA, dan ambil

sembarang titik P pada OA.

Lukis segitiga sama sisi OPQ

menggunakan segmen garis OP

sebagai salah satu sisinya.

Ukuran sudut pada segitiga sama

sisi adalah 60° , jadi kita dapat

melukis garis bagi OB dari ∠QOP.

1

2

3

Lukislah sudut 45° .

Pada gambar di samping kiri ini,

lukislah garis singgung di titik M

pada lingkaran berpusat

di O.

Tariklah garis l melalui

O dan M.

Lukiskan garis yang tegak lurus l

melalui M.

1

2

Pada gambar di Contoh 2, lukis garis singgung pada lingkaran O yang melalui

titik N.

Temukan harta karun tersembunyi (yang dijelaskan pada halaman 162 dan

163) menggunakan cara melukis yang telah dipelajari.

Gunakanlah fakta bahwa garis

singgung pada lingkaran tegak

lurus pada jari-jari yang melalui titik

singgung.

O P A

Q

O P A

1

2

B

O

Q

P A

3

l

M

N

O

1

2

Proses

Proses

Tujuan

Contoh 1

Contoh 2

Cara

Soal 1

Soal 2

Soal 3

180 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:189

Jawaban

1

3. Kegiatan matematis pada bab ini

Pada bagian ini, sebagai kesempatan untuk

melakukan kegiatan matematis seperti yang

ditunjukkan oleh kurikulum, maka dibahas

mengenai ”Kegiatan diskusi mengenai alasan

dapat dilukisnya pusat lingkaran”.

Oleh karenanya, bukan hanya membuat

siswa memahami cara melukis, namun juga

mengandakan kegiatan dimana siswa saling

berdiskusi dengan sifat melukis yang sudah

dipelajari sebagi dasar, mengenai apa alasan

sebuah proses melukis dapat dilakukan dengan

cara tersebut. Ini juga adalah kesempatan untuk

membiasakan diri menggunakan pernyataan

dan istilah matematis yang telah dipelajari

secara bebas.

4. Penjelasan

Biarkan siswa berpikir bebas, dan

ada baiknya berdasarkan pendapat siswa,

dihubungkan ke kegiatan melukis. [1].

Pertama, dengan menggunakan balon

kata-kata sebagai petunjuk, beri pemahaman

kepada siswa bahwa kita membutuhkan dua

elemen, pusat dan jari-jari, untuk menggambar

sebuah lingkaran. Dan karena bagian dari

busur diberikan dalam soal ini, jika pusatnya

diketahui, jari-jarinya juga bisa ditentukan dan

lingkarannya akan dapat digambar.

Saat mencari pusat lingkaran, hal pertama

yang dibayangkan siswa adalah melipat cermin

perunggu dari ujung ke ujung dan melipatnya

menjadi dua untuk membuat garis lipatan

(seperti yang dialami di Q di halaman 169).

Dapat diperkirakan bahwa pusat lingkaran

berada di garis lipatan, tetapi selanjutnya kita

harus memutuskan ada di posisi mana pada

garis. Jika gagasan bahwa garis lipatan kedua

diperlukan untuk tujuan itu muncul, maka dapat

dihubungkan dengan metode menggambar 1.

5. Penjelasan 1

Seperti yang diebutkan sebelumnya,

dengan berdasarkan diskusi Q, ingin

disambungkan kepada cara melukis Rani. Di

sini, membaca langkah 1~4 dengan benar dan

melakukan proses melukis.

Untuk mencari

pusat lingkaran, dapat

dilakukan dengan

menggambar dua

garis garis sumbu, oleh

karenanya, boleh juga

mengambil 4 titik A~D

dan membuat 2 busur

seperti pada gambar di

sebelah kanan.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 181

Apa yang perlu

kita ketahui untuk

menggambar

lingkaran aslinya?

Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, ditemukan bagian piring

porselin yang berbentuk lingkaran. Bagaimana cara untuk melukiskan bentuk

aslinya? Perhatikan bahwa keliling piring merupakan busur, kemudian

pikirkan bagaimana melukis lingkaran awalnya.

Rani melukis menggunakan proses berikut ini. 1

Ambil tiga titik A, B, dan C pada keliling piring.

Lukiskan garis l yang merupakan garis sumbu dari segmen garis AB.

Lukiskan garis m yang merupakan garis sumbu dari segmen garis BC.

Titik potong antara m dan l dinamai O. Lukis lingkaran dengan titik

pusat O dan jari-jari OA.

1

2

3

4

Cobalah cara melukis Rani, kemudian periksalah apakah lingkaran aslinya dapat

dilukis dengan cara tersebut.

Komunikasi

[Aktivitas Matematis]

Bab 5 Bangun Datar 181

P:190

Jawaban

2

1 Secara berurutan

Garis sumbu m,

m melewati pusat lingkaran,

menjadi pusat lingkaran asal,

O, OA

2 Contoh penjelasan

Jika lingkaran atas diandaikan sebagai

O, karena dua titik A dan B berada pada

lingkar lingkaran O, maka O berada pada

jarak yang sama dari A dan B. Dengan kata

lain, O berada pada bisektor tegak lurus

segmen garis AB yaitu l.

Sama dengan itu, Karena dua titik B dan C

adalah titik yang berada pada lingkaran O,

maka O berada pada jarak yang sama dari

B dan C. Dengan kata lain, O berada pada

garis sumbu segmen garis BC yaitu m.

Dari penjelasan di atas, maka titik

perpotongan l dan m adalah pusat

lingkaran asal, yaitu O. Oleh karenanya,

buat lingkaran dengan jari-jari OA dengan

O sebagai pusatnya.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan 1 , Pola pikir matematis 3

Lakukan kegiatan diskusi mengenai alasan

melukis lingkaran dengan cara [1] di halaman

sebelumnya dapat dilakukan. Pada kelas satu,

penjelasan siswa akan berdasarkan sifat bangun

yang mereka anggap benar secara induksi dan

intuitif sejauh ini.

Pada 1 , tujuannya adalah untuk membaca

penjelasan Yui dan memahaminya dengan

benar. Penjelasan ini didasarkan pada sifat

bahwa \"garis sumbu tali busur melewati pusat

lingkaran\", yang ditemukan dengan melipat

kertas sehingga titik-titik di kedua ujung tali

busur tumpang tindih pada Q dalam buku

pelajaran halaman 169. Diinginkan adanya

dukungan bagi siswa yang belum memahami

untuk memperdalam pemahamannya melalui melakukan kegiatan menjelaskan dan

berkomunikasi dalam kelompok kecil.

Dalam 2 , siswa akan menjelaskan sendiri

berdasarkan sifat bahwa \"titik-titik pada jarak

yang sama dari dua titik A dan B berada pada

garis sumbu ruas garis AB\" yang dipelajari di

halaman 175. Dibanding menuntut penjelasan

yang koheren, yang diharapkan adalah

kemampuan siswa mencoba menjelaskan

dengan kata-kata sendiri, seperti dengan

menunjukkan sebuah gambar. Juga di sini,

disarankan untuk memasukkan aktivitas untuk

diskusi dalam kelompok kecil.

Melalui kegiatan 1 dan 2 , ditegaskan

bahwa di saat menjelaskan alasan, maka

diperlukan untuk menjelaskan sifat bangun

yang menjadi alasannya. Karena hal ini juga

terhubung dengan pembuktian yang dipelajari

di kelas 2, maka diharapkan untuk dijelaskan

dengan baik.

182 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jelaskan mengapa lingkaran aslinya dapat dilukiskan menggunakan cara Rani. 2

Seperti ditunjukkan pada

2, ketika kita menjelaskan

alasannya, penting untuk

menyatakan dengan jelas

dasarnya.

Bagian tengah lingkaran

memiliki jarak yang sama dari

titik manapun di lingkaran.

Titik A, B, dan C berada pada keliling lingkaran asli,

maka segmen garis AB dan BC merupakan tali-tali

busur lingkaran.

Jika saya melukis l (yaitu garis sumbu dari AB),

maka l melalui titik pusat lingkaran. Kemudian, saya

membentuk

dari tali busur BC,

Dari hasil di atas, titik

potong l dan m merupakan

Jadi, saya dapat melukis lingkaran menggunakan titik

sebagai pusat lingkaran, dan sebagai jarijarinya.

Bacalah penjelasan Yudi di atas, dan isilah menggunakan kata-kata atau

huruf yang cocok. Jelaskan juga kepada teman-temanmu menggunakan

kalimatmu sendiri.

Yudi menggunakan sifat yang telah dipelajari di halaman 169, yaitu “garis

sumbu suatu tali busur pasti melalui titik pusat lingkaran.

Yudi berpikir untuk menggunakan

sifat-sifat yang telah dipelajari di

halaman 175. Sifat tersebut adalah

“titik-titik yang berjarak sama dari

titik A dan B berada pada garis

sumbu pada segmen garis AB “.

Maka dia juga dapat menjelaskan

proses melukis yang dilakukan

Rani. Jelaskan bagaimana cara yang

diajukan Yudi.

1

2

melalui titik pusat lingkaran. Kemudian, saya

A l

O

m

B

C

A B

I

Berpikir Matematis

Kita dapat menjelaskan mengapa

lingkaran asli dapat dilukis

berdasarkan sifat-sifat dari garis

sumbu.

182 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:191

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

Gambar garis sumbu segmen garis AB,

kemudian titik potong dengan AB dijadikan M

A

B

M

1 jam

2

Perpanjang sisi alas BC, kemudian tarik garis

tegak lurus dari A yang tegak lurus dengan garis

yang dibuat tersebut. Pada gambar di bawah

ini, ruas garis AH adalah tinggi ∆ABC

A

B C

H

3

B

O

A

Pertanyaan Serupa

1. Pada gambar di bawah ini, lukislah garis

tegak lurus terhadap garis AB yang

melewati titik P

A P B

2. Pada gambar di bawah ini, lukislah sudut

yang besarnya sama dengan ∠XOY

X

O Y

(Jawaban disingkat)

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 183

1 Pada gambar di bawah ini, temukan titik tengah M dari segmen garis AB

dengan melukisnya. Lukis Garis Sumbu

[hlm.174] Cth. 2

Mari Kita Periksa 2 Berbagai Konstruksi

2 Diketahui ∆ABC diberikan pada gambar di bawah ini. Jika sisi BC sebagai

alas, lukislah segmen garis yang menunjukkan tinggi ∆ABC. Melukis Garis Tegak

Lurus

[hlm.176] Cth. 3

3 Lukislah garis bagi bisektor sudut dari ∠AOB pada gambar berikut ini.

Melukis Garis Bagi

[hlm.178] Cth. 4

A

B

O

B

A

A

B C

Bab 5 Bangun Datar 183

P:192

Keliling Pusat dan Pusat Dalam Lingkaran

Jawaban

Cermati

(Garis jangka di tengah konstruksi disingkat)

1

O

B C

A

2

Karena titik O adalah titik yang berada pada

garis tegak lurus terhadap sisi AB, maka

OA = OB ①

Karena titik O adalah titik yang berada pada

garis tegak lurus terhadap sisi AC, maka

AO = OC ②

Dari ①, ② didapat bahwa OA = OB = OC. Oleh

karenanya, lingkaran O melewati tiga titik

puncak A, B dan C.

3

A

B C D

I

4

Jika dari titik I ditarik garis IE dan IF yang masingmasing tegak lurus terhadap AC dan AB,

Karena AI adalah garis bisektor ∠A, maka

IE = IF ①

Karena BI adalah garis bisektor ∠B, maka

IF = ID ②

Dari ①, ② didapatkan ID = IE = IF. Oleh

karenanya, lingkaran I bersinggungan dengan

tiga sisi ∆ABC

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Pusat lingkaran luar dan pusat lingkaran

dalam segitiga

Bersamaan dengan meningkatkan minat

siswa akan lingkaran dalam dan lingkaran

luar segitiga melalui kegiatan melukis garis

sumbu dan garis bagi, juga diinginkan untuk

memperdalam cara pandang siswa terhadap

bangun datar.

Mengenai penjelasan, karena terkait

dengan pembelajaran mengenai pembuktian di

kelas 2, maka diinginkan agar siswa memahami

bahwa menjelaskan sambil menjelaskan dasadasarnya dalah hal yang penting.

Selain itu,berdasarkan kondisi siswa,

dapat juga dipelajari mengenai adanya 5 pusat

pada segitiga (pusat lingkaran luar, pusat

lingkaran dalam, pusat centroid atau titik berat,

excenter, dan orthocenter atau titik tinggi) juga

memungkinkan siswa untuk mempelajari dan

menyelidiki hal tersebut.

184 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Keliling Pusat dan Pusat

Dalam Lingkaran

Diskusikan

Tentukan panjang ketiga sisi segitiga, kemudian gambarlah ∆ABC.

Lukislah garis berat pada AB dan AC, dan namai titik potong kedua

bisektor sebagai O.

Lukislah lingkaran dengan pusat O dan

jari-jari OA.

1

2

3

Lingkaran yang digambar pada tahap 1 melalui tiga

titik A, B, dan C. Lingkaran ini kita sebut lingkaran

luar. Pusat dari lingkaran luar kita sebut pusat

lingkaran luar.

Jelaskan mengapa lingkaran yang digambar di 1 melalui tiga titik sudut

pada ∆ABC dengan menggunakan sifat-sifat bisektor tegak lurus.

2

Tentukan panjang ketiga sisi segitiga, kemudian gambarlah ∆ABC.

(Lukislah garis bagi pada ∠A dan ∠B dan namai titik potong kedua

garis bagi sebagai I.

Lukislah garis yang tegak lurus sisi BC dan melalui l. Namai titik

potong sisi BC dengan garis tegak lurus tersebut sebagai l.

Gambarlah lingkaran berpusat di ldan jari-jari ID.

1

2

3

Lingkaran yang digambar pada 3 merupakan

lingkaran yang menyingung tiga sisi ∆ABC. Lingkaran

ini kita sebut lingkaran dalam segitiga.

Pusat lingkaran dalam l disebut pusat lingkaran dalam

∆ABC.

4

1 Melalui proses berikut ini, lukislah sebuah segitiga dan lingkaran.

Dengan mengikuti proses di bawah ini, lukislah sebuah segitiga dan

lingkaran.

3

Jelaskan mengapa lingkaran yang dilukis di 3 menyinggung sisi-sisi

∆ABC dengan menggunakan sifat-sifat garis bagi sudut.

4

Lukislah berbagai segitiga, kemudian tentukan lingkaran dalam dan

pusatnya.

5

A

B C

l

dalam lingkaran

D

titik pusat

O

B

A

C

Lingkaran luar

pusat lingkaran

Cermati

184 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:193

Tujuan

Siswa dapat mencari beragam bangun

dari dalam pola Asa-no-Ha, dan juga dapat

menemukan apakah seperti halnya segitiga

sama kaki, apabila dipindahkan dapat berimpit

dengan sempurna dengan segitiga sama kaki

lain.

Jawaban

1 (Contoh)

Segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, belah

ketupat, jajargenjang, trapesium, segienam

sama sisi, dan sebagainya.

2 (Contoh)

a Geser paralel sehingga titik puncak B

bertumpuk dengan titik puncak A, dan titik

pincak C bertumpuk dengan titik puncak O

b putar dengan titik puncak B sebagai poros,

sehingga titik puncak C bertumpuk dengan

titik puncak O

c lipat dengan segmen garis OC sebagai garis

lipatannya

3 (Contoh)

d

e

f

d Denga titik puncak H sebagai poros, putar

hingga titik puncak C bertumpuk dengan

titik puncak O. (Lipat dengan segmen garis

HC sebagai garis lipatan)

e Geser secara paralel agar titik puncak B

bertumpuk dengan titik puncak O, dan titik

puncak C bertumpuk dengan titik puncak

D.

f Lipat dengan segmen garis AD sebagai

garis lipatannya

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan terhadap halaman ini

Siapkan segitiga sama kaki yang kongruen

dengan segitiga sama kaki pada pola Asanoo-Ha, selembar untuk masing-masing siswa,

dan melalui kegiatan menggerakkannya

mencari tahu mengenai bagaimana cara

melakukan transformasi. Pada saat itu, sambil

memperagakan gerakan, alangkah baiknya

jika dijelaskan dengan menggunakan ekspresi

seperti \"Digeser secara paralel \", \"diputarkan\",

dan \"lipat\".

2. Penjelasan terhadap balon ucapan

Pada pembelajaran di halaman ini,

diperkirakan bahwa siswa akan memberikan

beragam cara untuk melakukan transformasi

bangun. Melalui pengelompokan dan

penyusunan hal-hal tersebut, diharapkan siswa

memiliki minat akan jenis-jenis trasnportasi dan

menjadi motivasi untuk menuju ke pelajaran di

halaman selanjutnya.

3 Transformasi Bangun Geometri

3 jam

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 185

3 Transformasi Bangun Geometri

Gambar di samping ini merupakan satu bagian

dari pola “asa no ha”. Bagaimana memindahkan

segitiga sama kaki 1 hanya sekali agar berimpit

dengan a , b , dan c ?

Perpindahan yang mengubah posisi bangun geometri tanpa mengubah bentuk

dan ukurannya disebut transformasi.

Pada gambar di 2, bagaimana memindahkan (1) agar berimpit dengan segitiga

sama kaki lain selain a , b , dan c ?

Di Indonesia “asa no ha” serupa dengan batik khas Indonesia yang juga memiliki

pola gambar berulang.

Dari pola “asa no ha” di atas, marilah kita cari berbagai bentuk geometris

yang ada. A

B

D

C

F

E

1

a

b

c

Cara apa yang bisa kita gunakan untuk transformasi bangun geometri?

G

H

I

J

K

L

1

2

3

O

Hlm.186

Bab 5 Bangun Datar 185

P:194

1 Transformasi Bangun Geometri

Tujuan

1. Siswa dapat memahami definisi translasi,

rotasi, refleksi, dan dilatasi.

2. Melalui transformasi bangun, siswa dapat

memahami hubungan sisi dan sudut yang

berkorespondensi, dan hubungan antara

bangun sebelum dan sesudah transformasi.

3. Siswa dapat melakukan transformasi

tunggal pada titik, garis dan bidang di

koordinat kartesius.

Catatan untuk guru: Pada buku siswa, materi dasar

Transformasi tidak disajikan dalam bentuk koordinat

kartesius, diharapkan guru memberikan tambahan materi

dan penjelasan tentang poin 3 (pada tujuan) kepada siswa.

Jawaban

Soal 1

(1) AB//DE, AB = DE (2) ∠A = ∠D

BC//EF, BC = EF ∠B = ∠E

CA//FD, CA, FD ∠C = ∠F

Soal 2

D

E

F

A

B

C

Pertanyaan Serupa

Pada gambar berikut ini, gambarkanlah ∆DEF yang

merupakan ∆ABC yang ditranslasikan mengikuti

arah panah, sepanjang tanda panah tersebut.

A

B C

(Jawaban disingkat)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Translasi

Buat siswa paham bahwa membuat ①

bertumpuk dengan (a) yang ada pada [2] di

halaman sebelum ini adalah “Transformasi di

mana bangun digerser ke arah tertentu dengan

jarak tertentu”, atau yang disebut translasi.

2,5 jam

Pada contoh 1, dengan pada kertas berpetak

(atau sajikan dalam bentuk bidang kartesius),

menggambar ∆DEF yang meruupakan ∆ABC

yang ditranslasikan ke arah tanda panah,

sepanjang tanda panah tersebut. Kemudian,

dengan berdasarkan diagram pada contoh

1, fokus pada arah dan panjang transformasi,

kemudian menyatakan hubungan segmen

garis AD, BE, CF, yang menghubungkan dua titik

yang berkoresponden. Jelaskan juga tentang

bagaimana melakukan translasi pada koordinat

kartesius (meskipun tidak disajikan dalam buku

siswa). Berikan contoh tambahan tentang hal ini.

2. Penjelasan Soal 1

Di sini, fokus pada sudut dan sisi yang

berkoresponden di antara dua bangun sebelum dan

setelah dilakukan translasi, kemudian menegaskan

bahwa semuanya dalam keadaan sama (kedua

bangun dalam keadaan kongruen). Selain itu, buat

siswa menyadari bahwa sisi yang berkoresponden

masing-masing dalam keadaan sejajar.

3. Penjelasan Soal 2

Merupakan soal untuk menegaskan apa

yang sudah dipelajari pada contoh 1 dan soal 1.

186 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

F

Untuk ∆ABC dan ∆DEF pada Contoh 1, jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Apa hubungan antara sisi-sisi yang bersesuaian AB dan DE, BC dan EF, CA

dan FD?

Apa hubungan antara sudut-sudut yang bersesuaian ∠A dan ∠D, ∠B

dan ∠E, ∠C dan ∆F?

2

Pada gambar di samping kiri, gambarlah

∆DEF yang dihasilkan dari ∆ABC yang

ditranslasikan searah dan sejauh anak

panah.

A

B

C

Siswa memahami transformasi bangun geometri

Translasi

Pada gambar di samping kanan

ini, ∆DEF merupakan bangun

geometri yang dihasilkan dari

∆ABC yang digeser searah dan

sepanjang anak panah.

A

B

C

E

D

F

Transformasi dengan menggeser bangun geometri suatu arah

tertentu sejauh suatu jarak tertentu disebut translasi. Dalam

AD // BE //CF menyatakan bahwa AD, BE, dan CF saling sejajar.

translasi, setiap titik pada bangun

geometri ditransformasikan ke arah

yang sama sejauh jarak yang sama. Jadi,

pada Contoh 1 di atas,

AD // BE //CF, dan

AD = BE = CF. C

A

B E

D

1 Transformasi Bangun Geometri

Tujuan

Contoh 1

Catatan

Soal 1

Soal 2

186 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:195

Jawaban

Soal 3

(1)

OE

D

F

C

B

A

(2)

O

H

A

B

C

I

G

Pertanyaan Serupa

Pada gambar di bawah ini, gambarkanlah ∆DEF

yang merupakan ∆ABC yang dirotasikan searah

jarum jam sebanyak 120°dengan titik O sebagai

titik pusat rotasinya.

O

B

A

C

(Jawaban disingkat)

4. Rotasi

Membuat siswa bahwa membuat ①

berimpit dengan a pada [2]di buku pelajaran

halaman 185 adalah “Transformasi yang

memutar bangun sebesar sekian derajat

tertentu dengan satu titik sebagai titik pusat

rotasinya” atau yang disebut rotasi.

Pada contoh 2, dengan memanfaatkan

kertas berpetak, menggambar ∆DEF yang

merupakan ∆ABC yag dirotasi sebesar 90°searah

jarum jam dengan titik O sebagai titik pusat

rotasinya. Selanjutnya, dengan berdasarkan

gambar contoh 2, dengan fokus pada titik

pusat rotasi dan sudut putaran, menyatakan

hubunganya dalam bentuk persamaan.

Jelaskan juga tentang bagaimana melakukan

rotasi pada koordinat kartesius (meskipun tidak

disajikan dalam buku siswa). Hal tersebut dapat

dilakukan dengan memberikan contoh soal

tambahan.

5. Rotasi simetri titik

Membuat siswa paham bahwa di antara

rotasi, rotasi sebanyak 180° dengan satu titik

pusat rotasi memiliki sebutan khusus yaitu

rotasi simetri titik.

Ingin ditegaskan bahwa dalam rotasi

simetri titik, sisi yang berkorespondensi masingmasing berada pada posisi sejajar.

6. Penjelasan Soal 3

Merupakan soal untuk menegaskan hal

yang telah dipelajari mengenai rotasi dan rotasi

simetri titik pada contoh 2.

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 187

Rotasi

Pada gambar di samping kanan

ini, ∆DEF merupakan bangun

geometri yang dihasilkan dari

∆ABC dengan memutar sejauh 90°

searah jarum jam dengan titik O

sebagai pusat.

Transformasi yang memutar sebuah bangun geometri sejauh sudut

tertentu dengan suatu titik pusat disebut rotasi. Titik pusat tersebut

disebut titik pusat rotasi.

Pada rotasi, setiap titik pada bangun

geometri diputar atau dirotasi sejauh

sudut yang sama besarnya. Jadi, pada

Contoh 2,

∠AOD = ∠BOE = ∠COF = 90° , dan

OA = OD, OB = OE, OC = OF.

Rotasi 180° seperti ditunjukkan pada

gambar di samping ini disebut rotasi

simetri titik.

Pada gambar bangun di sebelah kanan, jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Gambarlah ∆DEF yang

dihasilkan dengan memutar

∆ABC sejauh 90° berlawanan

arah jarum jam dengan titik O

sebagai pusat.

Gambarlah ∆GHI yang

dihasilkan dengan memutar

∆ABC secara simetri titik

dengan O sebagai pusat.

2

C

A

B

F

E

D

O

90°

C

A

B

F

E

D

O

90°

A

B

C

O

E

D

F

180°

A

B

C

O

Contoh 1

Soal 3

Bab 5 Bangun Datar 187

P:196

Jawaban

Soal 4

l ⊥ BE , BH = EH

l ⊥ CF, CI = FI

Soal 5

A D

F C

B E

¬

Pertanyaan Serupa

Pada gambar berikut ini, gambarkanlah segi

empat EFGH yang merupakan hasil refleksi segi

empat ABCD dengan garis l sebagai sumbu

pencerminannya.

A

B

D

C

¬

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Refleksi

Membuat ① bertumpuk dengan c pada

[2] di halaman 185 buku pelajaran merupakan

“Transformasi sebuah bangun melalui

lipatan pada satu garis tertentu sebagai garis

lipatannya” atau yang disebut refleksi.

Pada contoh 3, dengan menggunakan kertas

berpetak menggambar ∆DEF yang merupakan

∆ABC yang direfleksikan dengan garis l sebagai

sumbu pencerminannya. Selanjutnya, dengan

gambar contoh 3 sebagai dasar, befokus pada

bahwa sumbu pencerminan adalah tegak lurus

terhadap segmen garis yang menghubungkan

dua titik yang berkorespondensi, menyatakan

hubungan tersebut dalam persamaan. Jelaskan

juga tentang bagaimana melakukan refleksi

pada koordinat kartesius (meskipun tidak

disajikan dalam buku siswa). Berikan contoh

tambahan dalam hal ini.

8. Penjelasan Soal 5

Merupakan soal untuk menegaskan hal

yang dipelajari mengenai refleksi di contoh 3.

Hingga saat ini, soal yang digunakan untuk

menegaskan mengenai transformasi digambar

di atas kertas berpetak. Pengunaan strimin

atau kertas berpetak di sini dimaksudkan untuk

menanamkan konsep mengenai transformasi

pada siswa. Bergantung kepada keadaan siswa,

bisa juga membuat siswa menggambar bangun

yang telah ditrasformasikan dalam keadaan

tanpa menggunakan kertas berpetak, dengan

menggunakan diagram yang sudah dipelajari

di bagian sebelumnya.

9. Menggabungkan transformasi

Dengan menggabungkan tiga jenis

transformasi yaitu translasi, rotasi, dan refleksi,

bangun datar dapat ditransformasikan ke

sembarang posisi. Gambar yang ada di sini

dimakusdkan agar siswa dapat memahami hal

tersebut secara intuitif.

188 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

A

B

C F

E

D l G

H

l

Pencerminan

Pada gambar di samping kanan,

∆ DEF merupakan bangun geometri

yang dihasilkan ketika ∆ ABC dibalik

menggunakan garis lipat l.

Transformasi yang membalik bangun geometri menggunakan garis disebut

pencerminan atau refleksi. Garis lipatan disebut sumbu pencerminan.

Pada gambar di Contoh 3, bagaimana garis l berpotongan dengan garis BE

dan CE? Nyatakanlah jawabanmu menggunakan simbol-simbol.

Pada gambar di samping kiri, gambarlah

∆DEF merupakan bangun geometri

yang dihasilkan ketika ∆ABC dicerminkan

menggunakan garis l sebagai sumbu

pencerminan.

Jika sebuah bangun geometri ditranslasi, dirotasi, atau dicerminkan, maka

hasilnya adalah bangun geometri yang sama dan sebangun. Ketika kita

A

B

C F

E

D l G

H

l

A l

B

C

l O

Contoh 3

Pada Contoh 3, ketika bangun geometri

dicerminkan menggunakan garis l, maka segmen

garis AG dan DG sama panjangnya. Akibatnya, l

merupakan bisektor tegak lurus dari segmen garis

AD. Jadi,

l ⊥ AD dan AG = DG.

menggabungkan beberapa

transformasi, maka kita dapat

mentransformasikan bangun

datar menjadi beberapa posisi.

Soal 4

Soal 5

188 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:197

Jawaban

Soal 6

(1) ⑥ (2) ⑥

(3) Rotasi simetri titik dengan titik H sebagai

sumbu rotasinya

(4) Refleksi dengan garis GH sebagai

sumbu refleksinya ④, kemudian

dilakukan lagi refleksi dengan garis KN

sebagai sumbu refleksinya.

Refleksi dengan garis BF sebagai

sumbu refleksinya ⑤, kemudian

dilakukan lagi refleksi dengan garis HI

sebagai sumbu refleksinya.

Rotasi simetri titik dengan titik E

sebagai pusat rotasinya ⑥, kemudian

translasi ke arah kanan sepanjang HN.

Translasi ke arah kanan sepanjang EK

③, kemudian rotasi simetri titik dengan

K sebagai titik pusat rotasinya.

Soal 7

Hubungkan 2 titik yang berkorespondensi (titik

A dan D, titik B dan C, titik C dan F), kemudian

jika ditarik garis sumbu terhadap segmen garis

tersebut, maka ia akan menjadi sumbu sumetri

l.

A

B

C

F

E

D

¬

10. Penjelasan Soal 6

Di sini membahas cara menghimpitkan

gambar dengan menggunakan dan menggabungkan translasi, rotasi, dan refleksi.

11. Penjelasan Soal 7

Di sini, ditegaskan bahwa garis sumbu dari

segmen garis yang menghubungkan titik yang

berkorespondensi pada bangun yang telah

ditransformasikan adalah sumbu simetri.

Selain itu, bergantung pada kondisi para

siswa, bisa juga membangkitkan motivasi siswa

terhadap pembelajaran mengenai pembuktian

di kelas 2 nanti dengan membuat mereka

berdiskusi mengenai alasannya.

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) ∆OFC

(2) ∆DHO, ∆CGO, ∆BFO

(3) Garis lurus EO ( Garis lurus EG)

0,5 jam

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 189

Delapan trapesium sama dan sebangun

ditunjukkan pada gambar di samping

kanan. Berdasarkan gambar tersebut,

jawablah pertanyaan berikut ini.

Pada gambar di sebelah kanan,

∆DEF merupakan bangun

geometri yang dihasilkan ketika

∆ABC dicerminkan. Temukan garis

l yang merupakan sumbu simetri.

1 Jika kita pilih titik E sebagai pusat rotasi

untuk merotasi (1), bangun mana yang

dihasilkan?

Jika kita menggunakan garis DE sebagai sumbu

pencerminan untuk mencerminkan (1), dilanjutkan

dengan menggunakan garis EH sebagai sumbu pencerminan

berikutnya, bangun manakah yang dihasilkan?

Bagaimana kita mentransformasikan (1) menjadi (8) dengan satu kali

gerakan (satu transformasi)?

Bagaimana mentransformasikan (1) menjadi (8) dalam 2 gerakan

(transformasi)? Jawablah dengan dua cara.

2

3

4

Transformasi

Bangun Geometri

[hlm.189]

1 Kita melipat persegi beberapa kali menjadi dua bagian dan membuat garisgaris lipat seperti pada gambar di samping kanan. Jawablah pertanyaan

berikut ini.

1 Sebutkan segitiga-segitiga mana

yang dihasilkan ketika ∆AEO

ditranslasi.

Sebutkan segitiga-segitiga mana

yang dihasilkan ketika ∆AEO diputar

dengan O sebagai titik pusat.

Sebutkan sumbu simetri ketika ∆AEO

dicerminkan menghasilkan ∆BEO.

Mari Kita Periksa 3 Transformasi Bangun-Bangun Geometri

2

3

A 1

D J

F L

B

C

M

N

O

G

I

E KH

5

2

6

3

7

4

8

A

B

C

D

E

F

E

B F

A H D

C

G

O

Soal 6

Soal 7

S 6

Bab 5 Bangun Datar 189

P:198

BAB 5 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Utama

1

(1) AB//DC, AD//BC

(2) A D

B C

(3) Ambil titik P pada sisi BC, tarik garis

tegak lurus BC yang melewati P, jika titik

perpotongan dengan AD dijadikan Q,

segmen garis PQ menjadi tinggi jajargenjang

ABCD. (Bisa juga menggunakan cara lain)

A D

B C P

Q

2

(1) P B

Q

X A Y

(2)   

   

   





PAQ PAB BAQ

BAX BAY

BAX BAY

1

2

1

2

1

2

1

2

180

90

( )

 o

o

3

E

D

B G

A F

C H

¬

4

(1) Rotasi simetri titik dengan titik O sebagai

titik pusat putaran.

(2) Refleksi dengan garis l sebagai sumbu

refleksi.

(3) Translasi dengan arah dari A ke F dengan

panjang AF, lalu refleksi dengan FD sebagai

sumbu pencerminannya.

5

A(1, 2), B(4, 1), dan C(3, 3)

(1) Koordinat ∆DEF adalah D(4,4), E(7,3), dan F

(6,5).

(2) Koordinat ∆GHI adalah G(-2,1), H (-1,4), dan I

(-3,3).

(3) Koordinat ∆JKL adalah J(1,-2), K(4,-1), dan L

(3,-3).

(4) Koordinat ∆MNO adalah M (2,4), N (8,2), dan O

(6,6).

BAB 5 Soal Ringkasan

190 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Perhatikan jajargenjang ABCD di bawah ini, jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Sebutkan pasangan garis-garis

sejajar menggunakan simbol.

Lukislah garis sumbu pada sisi CD.

Dengan sisi BC sebagai alas,

lukislah sebuah segmen garis

untuk menunjukkan tinggi

jajargenjang ABCD.

2

3

2 Gambar di bawah ini menunjukkan sinar garis AB yang ditarik dari titik A yang

terletak di garis XY. Jawablah pertanyaan berikut ini.

3 ∆DBE merupakan bangun geometri yang dihasilkan ketika ∆ABC diputar 90°

berlawanan jarum jam dengan titik B sebagai pusat, seperti ditunjukkan pada

gambar di bawah ini. Gambarlah ∆FGH yang merupakan hasil refleksi ∆ABC

terhadap garis l sebagai sumbu pencerminan.

1 Lukis garis sinar AP dan AQ yang

merupakan garis bagi ∠BAX dan

∠BAY, berturut-turut.

2 Hitunglah besar ∠PAQ.

A

B C

D

B

X A Y

l

A

B

C

Jawaban di Hlm.288, 289

Gagasan Utama

190 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:199

Jawaban

Penerapan

1

(1) Dengan menggunakan cara melukis

segitiga sama sisi, buat sudut 60°,

kemudian bagi menjadi dua bagian

sama rata menjadikannya 30°, kemudian

membaginya jadi dua bagian sama rata

kembali menjadikannya sudut 15°. (Pada

gambar berikut, ∠BAE = ∠DAE = 15°)

A B

C D

E

(2) Ambil titik pada garis, kemudian buat

garis tegak lurus yang melewati titik

tersebut, membentuk dua sudut 90°. Bagi

dua salah satunya menjadikannya sudut

45°kemudian gabungkan susut tersebut

dengan sudut 90°, membentuk sudut

135°(Pada gambar berikut ini, ∠FOI = 135°)

F G O

H

I

J

(3) Jika menarik garis garis sumbu terhadap

garis BE dan CF yang menghubungkan

dua titik yang berkorespondensi, titik

perpotongannya akan menjadi titik pusat

rotasi O.

2

① Tariklah diameter yang melewati titik A,

kemudian titik perpotongannya dengan

lingkaran diberi nama C.

② Tarik garis tegak lurus terhadap diameter

AC melalui O, dan jadikanlah titik

perpotongannya dengan lingkar menjadi B

dan D.

③ Hubungkanlah 4 titik A, B, C, D secara

berurutan.

O

B

C

A

D

3

Jika menarik garis garis sumbu terhadap garis

BE dan CF yang menghubungkan dua titik yang

berkorespondensi, titik perpotongannya akan

menjadi titik pusat rotasi O.

C

A

B

E

D

O F

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 191

Lukis sudut dengan ukuran berikut ini.

Titik A berada pada keliling

lingkaran yang berpusat di O, seperti

ditunjukkan pada gambar di

samping kanan. Lukislah persegi

ABCD yang titik-titik sudutnya berada

pada lingkaran.

4

5

Empat segitiga siku-siku sama dan sebangun diberikan pada gambar di bawah

ini. Titik O adalah titik tengah segmen garis AC, dan garis l merupakan bisektor

tegak lurus dari segmen garis CD. Jelaskan bagaimana transformasi berikut ini

dilakukan.

Sebuah ∆ ABC yang teletak pada bidang kartesius dengan koordinat titik

sudut A(1, 2), B(4, 1), C(3, 3).

1 Transformasi ∆ABC menjadi

∆CFA dalam satu gerakan.

Transformasi dari ∆ABC menjadi

∆FED dalam satu gerakan.

Transformasi ∆ABC menjadi

∆FED dalam dua gerakan.

1

∆DEF merupakan bentuk geometri

yang dihasilkan ketika ∆ABC dirotasi.

Temukan titik pusat

rotasi O dengan cara melukisnya.

1 15° 2 135° 3 105°

A

B C

D E

F

l

O

A

O

A

B

C

D

E

F

2

3

Penerapan

3

2

Lukislah ∆ DEF yang merupakan hasil translasi ∆ ABC sejauh 3 satuan ke

kiri dilanjutkan dengan 2 satuan ke atas. Tentukan koordinatnya.

Lukislah ∆ GHI yang merupakan hasil rotasi ∆ ABC dengan pusat (0, 0)

sebesar 90o

berlawanan arah jarum jam. Tentukan koordinatnya.

1

2

Bab 5 Bangun Datar 191

P:200

Jawaban

Penggunaan Praktis

1

(1)

P

Jika menggambar garis tegak lurus

pada segmen garis AC dan BC,titik

perpotongannya adalah posisi rumah

Tomi (Bisa juga menggunakan AB, BC atau

segmen garis AB, AC)

(2) Jika mencari posisis rumah Yuni dengan

dengan cara melukis, maka seperti gambar

berikut, kemungkinan berada di dua titik Q

dan R

R Q

Oleh karenanya, misalnya, jika ditambahkan

kondisi seperti di bawah ini, maka dapat

ditentukan ke satu jalan.

Lebih dekat ke SD dibandingkan SMP

→ titik Q

Berada dalam jarak di bawah 1 KM dari

stasiun A

Lebih dekat ke stasiun B dibanding

stasiun A → Titik Q

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan (1)

Ini adalah soal yang megggunakan sifat

garis sumbu yaitu “ Titik yang berada pada jarak

yang sama dari dua titik A dan B berada pada

garis sumbu segmen garis AB”. Ucapan Tomi di

awal adalah penunjukan masalah, dan ucapan

Yuni menjadi petunjuk menjawabnya.

2. 1, Penjelasan (2)

Soal yang meggunakan sifat garis bagi yaitu

“Titik yang berada di jarak yang sama dari dua

sisi satu sudut berada pada garis bagi tersebut”.

Karena ada banyak kondisi untuk menentukan

posisi rumah di satu jalan, jelaskan hal tersebut

dan buat agar siswa mendiskusikannya.

Bab 5 Soal Ringkasan

192 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Tomi sedang bercerita tentang letak rumahnya sambil melihat peta berikut ini

bersama Yuni. Bacalah pembicaraan mereka, kemudian jawablah pertanyaan.

Dua kemungkinan letak rumah Yuni dapat ditemukan. Kondisi apa yang

perlu ditambahkan agar dapat ditemukan letak rumah Yuni sebenarnya?

Berikan contoh kondisi tersebut.

Temukan posisi rumah Tomi dengan cara melukis, dan tandai posisi

tersebut pada peta.

Rumahku berjarak sama ke setiap stasiun A, B, dan C.

Rumah Tomi berjarak sama dari dua stasiun, jadi rumahnya

berada pada garis sumbu dari segmen garis yang

menghubungkan dua stasiun tersebut. Fakta ini juga dapat

diterapkan pada kasus 3 stasiun.

Tomi

Yuni

1

Stasiun B

Jalan nasional

Jalan provinsi

SD

SMP

Stasiun C

Stasiun A

0 500 1000 m

2

Rumahku berjarak sama ke jalan nasional dan jalan provinsi,

dan 750 m dari Gedung SMP.

Jika kita menggunakan garis bagi, maka kita dapat

menemukan letak rumah Yuni.

Yuni

Tomi

Penggunaan Praktis

192 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:201

Tujuan

Dapat mencari jalur mengumpulkan air yang

terpendek dengan cara melukisnya, dan dapat

menjelaskannya.

Jawaban

1

Disingkat

2

Disingkat

3

Jika titik pada garis l adalah P, titik C adalah

titik yang simetris dengan titik B yang terkait

Jarak Terpendek Mengangkut Air

dengan garis l, maka PB = PC, maka AP + PB =

AP + PC. Di sini, panjang AP + PC menjadi yang

terpendek hanya terjadi dalam hal A, P, dan C

ada dalam satu garis lurus. Oleh karena itu, titik

perpotongan l dan AC adalah titik P yang dicari.

← →P

A

B

C

¬

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 1

Bleh juga membiarkan siswa memperkirakan pada saat dimana mereka telah

memahami soal ini. Misalnya jika muncul

perkiraan untuk melipat titik M, H, N seperti

pada gambar berikut ini, salin panjang masingmasingnya dengan menggunakan jangka lalu

bandingkan. Dengan demikian, berdasarkan

posisi titik pada l, maka akan dapat dipahami

dengan jelas bahwa panjang AP + PB adalah

berbeda. Lalu, pada tahap tersebut, buat para

siswa memperbaiki perkiraan mereka.

A

B

M H N

¬

2. Penjelasan 2

Diharapkan agar dapat masuk ke pelajaran

2 ke pelajaran 1 secara alami. Tapi, jika pelajaran

siswa tertahan pada 1, maka tunjukkan cara 2.

Di sini, yang menjadi tujuan adalah bahwa

siswa dapat membaca langkah 1~3, dan

melakukan konstruksi dengan benar.

3. Tujuan 3

Pada cara 2, dijelaskan mengapa titik

terpendek AP + PB, P dapat dicari. Yang menjadi

dasarnya adalah, melalui jarak antara 2 titik

yang telah dipelajari di buku pelajaran halaman

167.

Pendalaman

Materi

BAB 5 | Bangun Datar

Bab 5 Bangun Datar 193

Kita mulai dari titik A di daerah perkemahan,

mengambil air di perjalanan untuk dibawa ke

tempat memasak B. Di titik mana di tepi sungai

sedemikian hingga jarak dari A ke B sedekat

mungkin?

Pada gambar di samping ini,

ketika memindahkan P sepanjang

l, amati apakah panjang AP + PB

berubah. Perkirakan posisi P hingga

meminimumkan AP + PB.

1

Berdasarkan proses berikut

ini, temukan posisi titik P yang

meminimalkan panjang AP + PB.

2

Jelaskan mengapa kita dapat

menentukan posisi titik P yang

meminimumkan panjang AP + PB

dengan proses di (2).

3

Lukislah titik C yang dihasilkan

ketika titik B dicerminkan

menggunakan garis l sebagai

sumbu pencerminan.

Hubungkan titik A dan C.

Titik potong antara l dan segmen

garis AC menunjukkan posisi P.

1

2

3

Panjang PB dan PC

sama.

A

B

A

P

l

B

A

l

B

Jarak Terpendek

Mengangkut Air

Bab 5 Bangun Datar 193

P:202

194 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

6

Jenis bangun apakah yang kamu temukan

di halaman ini?

Ada berbagai benda di sekitar kita.

1 Sifat-sifat Bangun Ruang

Berbagai Cara Mengamati Bangun Ruang

Pengukuran Bangun Ruang

2

3

1

BAB

Bangun Ruang

Temukan benda-benda yang bentuknya sama dengan bangun berikut ini.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

194 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

1. Mampu memahami benda-benda di sekitar

sebagai bangun ruang.

2. Mampu memahami Jenis dan unsur-unsur

yang membentuk sebuah bangun ruang

melalui pengamatan.

Jawaban

1

<Prisma segitiga> Kue yang dasarnya berbentuk

segitiga

<Balok> Kotak yang dibawa oleh anak perempuan

<Prisma segienam> Kotak kue

<Silinder> Kaleng minuman

<Bola> Bola ucapan

<Kerucut> Topi pesta

<Piramida> Metronom

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan terhadap halaman ini

Bersamaan dengan siswa memahami

benda nyata di sekelilingnya sebagai bangun

ruang, dengan cara mengingatkan mengenai

nama dan ciri-ciri bangun tiga dimensi yang

dipelajari di Sekolah Dasar, diharapkan minat dan

motivasi siswa terhadap bentuk ruang semakin

meningkat.

Pertama, dari ilustrasi pada buku pelajaran

halaman 194-195, dengan melakukan kegiatan

di mana siswa mencari 7 bentuk tiga dimensi dan

berdiskusi bebas tentangnya, diharapkan dapat

membuat mengetahui bahwa banyak benda di

sekelilingnya yang dapat digolongkan sebagai

bangun tiga dimensi. Di antaranya, yang mungkin

banyak diperbincangkan oleh siswa adalah kue,

topi pesta, dan metronom. Melalui pembicaraan

dan diskusi di antara siswa, diharapkan untuk

(Pembukaan Bab 1 jam)

Bangun Ruang

BAB

6

dapat menuntun siswa untuk memahami bentuk

tiga dimensi dan terdapat bangun ruang yang

tidak dapat ditangkap ke-tigadimensian-nya jika

diamati hanya dari satu arah saja.

Selain itu, pada kelas 5 SD dipelajari

bahwa ”Bangun tiga dimensi adalah bangun

yang dikelilingi oleh permukaan datar atau

melengkung”, namun tidak membahas

mengenai prisma dan tabung. Meski demikian,

bentuk- bentuk tersebut pun dapat ditemukan

di kehidupan sehari-hari dan oleh karenanya ada

baiknya dijelaskan secara sederhana di sini.

Berdasarkan hal tersebut, ada baiknya juga

membuat siswa mencari berbagai bentuk tiga

dimensi dari benda-benda nyata yang digunakan

di kelas dan di rumah, di luar yang ada di dalam

ilustrasi.

Meski demikian, penting di sini untuk

diingat bahwa tidak pelu memikirkan hal terlalu

mendetail seperti ketidakrataan permukaan, dan

buat agar siswa dapat membayangkan bentuk

bangun tiga dimensi dari benda nyata.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:203

BAB 6 │Bangun Ruang

Ketika kita menyelidiki bangun-bangun ruang, apa yang harus kita perhatikan?

Hlm.196, 206, 208, 210

Beberapa contoh bangun ruang di sekitar kita

Sumber: http://seputarsemarang.com/; https://indonesiapower.co.id/; kompas.com; mediaindonesia.com

Gedung Piramid di Rowosari Cerobong asap pembangkit listrik

Rumah adat mbaru Niang, Rumah

Adat di Kampung Wae Rebo NTT

Gedung BSI

Bab 6 Bangun Ruang 195

2. Pemanfaatan model tiga dimensi, dsb

Beberapa siswa mungkin mengalami

kesulitan untuk membaca bentuk yang tepat

dari bangun tiga dimensi melalui ilustrasi atau

foto satu arah. Oleh karena itu, diharapkan

mendukung pemahaman siswa dengan

menyiapkan beberapa foto, model 3D, dan

gambar digital. Benda yang dapat dianggap

sebagai bangun tiga dimensi yang digambarkan

di dalam buku pelajaran kebanyakan adalah

benda relatif mudah untuk disiapkan, jadi

sebaiknya persiapkan benda yang sebenarnya

bersama dengan model tiga dimensi.

3. Penjelasan terhadap balon ucapan

Di Sekolah Menengah pertama, penting

bagi siswa untuk menyadari bahwa objek

yang dianggap sebagai bangun tiga dimensi

di Sekolah Dasar adalah bangun ruang, atau

dengan kata lain hal yang terbetuk dari

gabungan sebagian permukaan dan garis di

dalam ruangan.

Ada baiknya juga, di saat melakukan

kegiatan mencari bangun tiga dimensi dari

benda yang ada di sekeliling, diadakan juag

aktivitas di mana siswa memisahkan mana

bangun yang sudah dipelajari di sekolah dasar

dan mana yang belum di antara bentuk-bentuk

yang mereka temukan. Setelah itu, dengan

mendiskusikan ciri-ciri khasnya, bersamaan

dengan membahas kembali hal-hal tentang

bangun tiga dimensi yang telah dipelajari di

Sekolah Dasar, diharapkan untuk fokus pada

elemen yang membentuk bangun tiga dimensi

yaitu rusuk dan permukaan. Hal ini terkait

dengan pengelompokan bangu tiga dimensi

pada halaman berikut.

Referensi Bangun tiga dimensi di

sekolah dasar

Di Sekolah Dasar, telah dipelajari berbagai

bentuk bangun ruang dan bagaimana cara

menghitung luas permukaan dan volume.

Namun, di sini materi diperdalam dan

penerapan konsep untuk menyelesaikan

berbagai permasalahan dipelajari.

Referensi Bangunan di dalam foto

4 Foto bangunan yang ada di halaman ini

dapat dikira-kira mirip dengan bangun seperti

di bawah ini:

1. Gedung piramida di Rowosari (limas)

2. Cerobong asap pembangkit listrik (tabung)

3. Rumah adat mbaru Niang, Rumah Adat di

Kampung Wae Rebo NTT (kerucut)

4. Gedung bank BSI, (Prisma segiempat)

P:204

1 Berbagai Bangun Rung

Tujuan

1. Dapat memahami mengenai limas dan

kerucut.

2. Dapat memahami polihedron dan polihedron beraturan.

Jawaban

(1) Balok (sisi kiri) dan bentuk selain itu (prisma,

sisi kanan)

(2) Contoh

Kelompok berdasarkan bangun yang

hanya terdiri atas permukaan datar dan

yang memiliki permukaan melengkung

Pengelompokan berdasar bangun

yang memiiki titik sudut dan yang

tidak memiliki titik sudut

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di sini, bersamaan dengan memunculkan

pendapat yang berbeda dari para siswa, kegiatan

berdiskusi dan saling menjelaskan mengenainya

juga adalah hal yang sangat penting. Pada

saat itu, diinginkan untuk mendukung agar

siswa dapat melakukan penjelasan dengan

menggunakan kata-kata, gambar, benda di

sekitar, juga menjelaskan keterkaitannya. Selain

itu, diinginkan agar siswa memiliki pemahaman

untuk melakukan penjelasan dengan

menggunakan istilah matematis.

1 Sifat-Sifat Bangun Ruang

6 jam

2 jam

Dengan tujuan itu juga, dengan

menyediakan model tiga dimensi dan

mengamati benda nyata, dan menyiapkan

kartu bergambar bentuk-bentuk tiga dimensi

sehingga siswa dapat menyampaikan

pemikirannya dengan lebih mudah.

Mengenai cara pengelompokan, selain

cara yang disebutkan di dalam jawaban di

atas, tentunya dapat juga meggunakan cara

lain seperti ”Sisi alasnya adalah segitiga,

segiempat, lingkaran”, ”Jika dilihat dari samping

membentuk balok, segitiga sama kaki” dan

lain sebagainya. Di sini, diinginkan agar dapat

menjelaskan dengan cara yang masuk di akal

mengenai di manakah harus memusatkan

perhatian pada gambar dan benda nyata, dan

bagaimana cara mengelompokkannya. Lebih

jauh lagi, pusatkan juga perhatian siswa pada

jumlah rusuk, permukaan atau sisi, dan titik

sudut, dan, berdasarkan keadaan siswa, jelaskan

juga mengenai cara menyatakan hubungannya

dengan persamaan.

196 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa memahami berbagai bangun ruang dengan memusatkan perhatian

pada permukaannya.

1 Berbagai Bangun Ruang

1 Sifat-Sifat Bangun Ruang

Bagaimana mengelompokkan enam bangun ruang a - f ?

1

Dapatkah kamu mengelompokkan

dengan cara yang berbeda?

2

Cobalah

mengelompokkan

bangun-bangun ruang

dengan berbagai cara.

a b c

d e f

a c

e

b

f

d

Tegar mengelompokkan bangun-bangun di atas menjadi dua

kelompok. Jelaskan bagaimana Tegar mengelompokkannya.

Tujuan

196 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:205

Jawaban

Soal 1

Hal yang sama

Memiliki 2 permukaan alas yang kongruen

dan sejajar.

Titik yang berbeda

Alas prisma adalah berupa segi banyak atau

poligon, sementara alas tabung adalah

lingkaran.

Permukaan prisma adalah persegipanjang,

sementara permukaan tabung adalah

bidang lengkung.

Soal 2

Limas segitiga... 4

Limas segiempat... 5

Limas segi lima.. 6

2. Prisma, silinder

Prisma dan tabung sudah pernah dibahas di

kelas 5 SD, dan dipelajari bahwa mereka memiliki

2 permukaan (alas) yang kongruen dan sejajar,

serta disebut prisma segitiga, prisma segiempat,

dan tabung berdasarkan bentuk alasnya. Di sini,

ingatkan siswa akan apa yang telah dipelajari di

Sekolah Dasar.

3. Limas dan kerucut

Pembelajaran mengenai limas dan

kerucut relatif baru bagi siswa. Oleh karena itu,

siapkanlah model tiga dimensi, dan melalui

pengamatan dan manipulasi siswa terhadapnya,

bersamaan dengan memeriksa alas, permukaan

dan puncak yang ada pada limas dan kerucut,

pusatkan perhatian siswa ke fakta bahwa semua

permukaan atau sisi limas adalah segitiga.

Selain itu, dikarenakan bentuk segitiga

permukaan limas, ada juga siswa yang keliru

menyebut limas segiempat sebagai limas

segitiga. Sekali agi tegaskanlah bahwa seperti

halnya dengan prisma, penamaan limas

didasarkan pada bentuk alasnya.

4. Prisma Beraturan, Limas Beraturan

Sebagian besar prisma dan limas yang

dipelajari di SMP memiliki alas yang berupa segi

banyak beraturan. Tegaskan bahwa nama-nama

bentuk tersebut adalah prisma segitiga sama

sisi, limas persegi, dan sebagainya,

Referensi Unsur pembentuk prisma dan

limas

Seperti pada gambar 1, berdirikan segmen

garis tegak lurus terhadap segi banyak

atau lingkaran, kemudian

jika segmen garis tersebut

diputarkan satu keliling

mengikuti segi banyak atau

lingkaran tersebut, maka

jejak pergerakan garis tersebut akan menjadi

permukaan prisma.

Selain itu, seperti pada gambar 2, jika

satu ujung segmen garis

ditetapkan pada satu posisi

lalu ujung yang satu lagi

digerakkan mengelilingi

bentuk segi banyak atau

lingkaran sebanyak satu

putaran, maka jejak

pergerakan segmen garis tersebut akan

membentuk permukaan limas atau kerucut.

B

A

B

A

B

A

B

A

図 1

図 2

Gambar 1

B

A

B

A

B

A

B

A

図 1

図 2 Gambar 2

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 197

Sebutkanlah persamaan dan perbedaan antara prisma dan tabung.

Limas segiempat

Segitiga

segiempat

Puncak

Permukaan

Alas

Puncak

Permukaan

Alas

O O

O

Limas Segitiga Limas Segiempat Kerucut

Seperti yang telah kita pelajari di Sekolah Dasar, bangun-bangun ruang

seperti pada (a) dan (e) di halaman 196 disebut prisma. Jika bentuk alas adalah

segitiga, maka disebut prisma segitiga. Jika alasnya segi empat, maka disebut

prisma segi empat, dan seterusnya. Bangun ruang seperti (c) pada halaman

196 disebut tabung.

Bangun ruang seperti (b) dan (f) pada halaman 196 disebut limas. Jika alasnya

berbentuk segitiga, maka disebut limas segitiga. Jika alasnya segi empat,

maka disebut limas segi empat, dan seterusnya.

Bangun ruang (d) di halaman 196 disebut kerucut. Sebagaimana prisma dan

tabung, limas dan kerucut mempunyai alas dan permukaan samping. Titik O

pada bangun tersebut disebut titik puncak limas atau kerucut.

Sebutkan banyaknya permukaan limas segitiga, permukaan limas

segiempat, dan permukaan limas segilima.

Sebuah prisma yang mempunyai alas

segitiga sama sisi, persegi, atau segi

banyak beraturan disebut prisma segitiga

sama sisi, prisma persegi, dan seterusnya.

Sama halnya dengan limas yang

mempunyai alas segitiga sama sisi,

persegi, atau segi banyak beraturan

disebut limas segitiga sama sisi, limas

persegi, dan seterusnya.

Soal 1

Soal 2

Prisma segitiga

Bab 6 Bangun Ruang 197

P:206

Jawaban

a , b , d , f

Soal 3

Prisma segiempat... heksahedron

Limas segiempat... pentahedron

Soal 4

Jumlah permukaan yang berkumpul di satu titik

sudut... 3

Banyaknya titik sudut…5 × 12 ÷ 3 = 20

Banyaknya rusuk…5 × 12 ÷ 2 = 30

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

5. Penjelasan

Dengan menegaslan bahwa limas dan

prisma adalah bangun tiga dimensi yang

masing-masingnya terdiri atas permukaan datar

saja, sementara silinder dan kerucut memiliki sisi

lengkung, diharapkan bahwa para siswa akan

memahami dengan benar definisi polihedron.

6. Penjelasan Soal 3

Terkait dengan soal ini, dengan kegiatan

mencari tahu jumlah permukaan pada prisma

segitiga dan limas segitiga, diharapkan siswa

memahami bahwa dibutuhkan setidaknya 4

bidang untuk membentuk sebuah polihedron.

7. Penjelasan Soal 4

Jika menyangkut soal dodekahedron

beraturan dan ikosahedron beraturan, beberapa

siswa mungkin kesulitan mencari banyaknya

titik sudut dan rusuk karena jumlahnya

yang cukup banyak. Oleh karena itu, siswa

disarankan untuk benar-benar mengambil

model tiga dimensi dan mengamatinya. Selain

jumlah rusuk, permukaan, dan titik sudut

dari polihedron beraturan, siswa juga dapat

menemukan ada tiga jenis bidang yang bersatu

membentuknya: segitiga sama sisi, persegi,

dan segi lima beraturan, serta banyaknya

rusuk dan rusuk yang berkumpul di satu titik

sudut di dalamnya. Berdasarkan hasil tersebut,

disarankan untuk mengarahkan pada kegiatan

yang membuat siswa berpikir mengapa benda

tiga dimensi pada ketiga foto di atas bukan

merupakan polyhedron beraturan.

Benda di sebelah kiri terbentuk dari

permukaan berbentuk segilima beraturan dan

segienam beraturan(Juga disebut icosahedron

terpotong, dapat dipotong pada titik 1

3

dari

tiap rusuk pada puncak icosahedron.

Benda di tengah adalah kombinasi dari dua

tetrahedron teratur yang kongruen, dan jumlah

permukaan yang berkumpul pada satu puncak

adalah 3 atau 4 buah. Benda di sebelah kanan,

selain memiliki cekungan, jumlah permukaan yang

berkumpul pada satu puncak adalah 5 atau 6 buah.

8. Penjelasan untuk balon percakapan

Di sini, sambil mengingat kembali siswa

akan hubungan posisi garis lurus pada sebuah

bidang, arahkan siswa untuk mengajukan

pertanyaan “hubungan posisi seperti apa yang

dimiliki sebuah garis lurus atau bidang pada

ruang?” Dan menghubungkannya dengan

pembelajaran di halaman berikutnya.

Di sekolah dasar, siswa mempelajari

mengenai hubungan posisi elemen pembentuk

bangun tiga dimensi konkret (hubungan sejajar

dan tegak lurus pada garis dan bidang).

198 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Apa jenis polihedron dari prisma segi empat dan limas segi empat?

Polihedron

Polihedron yang memiliki permukaan poligonal beraturan (sama dan

sebangun) dan setiap titik puncak menghubungkan sejumlah permukaan

yang sama banyaknya disebut polihedron

beraturan.

Hanya ada lima jenis polihedron beraturan,

seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Mengapa kita dapat menyimpulkan

bahwa hanya ada lima jenis

polihedron beraturan?

Hlm.205

Bangun-bangun ini

bukan polihedron.

Mengapa?

Kita dapat melihat bahwa

Tetrahedron merupakan

piramida segitiga beraturan

dan Heksahedron

beraturan adalah prisma

persegi.

Oktahedron beraturan Dodekahedron beraturan Ikosahedron beraturan

Tetrahedron beraturan Heksahedron beraturan (kubus)

Hlm.199

Saya Bertanya

Di antara bangun-bangun ruang a - f pada halaman 196, manakah yang

tersusun atas bidang-bidang datar?

Bangun ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang datar saja disebut

Polihedron. Penamaan polihedron sesuai dengan banyaknya permukaan.

Sebagai contoh, tetrahedron terdiri atas empat permukaan, pentahedron

terdiri atas lima permukaan, dan heksahedron terdiri atas enam permukaan,

dan seterusnya.

Sebutkanlah banyaknya permukaan yang saling berdekatan pada setiap

titik sudut dodekahedron. Sebutkan juga banyaknya titik sudut dan

banyaknya rusuk.

Kita telah belajar tentang

hubungan letak kedudukan

garis-garis pada bangun

datar.

Apakah juga ada hubungan letak kedudukan

antara garis-garis dan bidang pada ruang?

Soal 3

Soal 4

198 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:207

Tujuan

1. Dapat memahami kondisi yang menentukan sebuah bidang.

2. Dapat memahami kedudukan antara garis

dengan garis, garis dengan bidang, dan

bidang dengan bidang pada ruang.

3. Dapat memahami jarak antara titik dan

bidang pada ruang, dan jarak dua bidang

sejajar pada ruang.

Jawaban

Garis yang melewati titik A jumlahnya bisa

mencapai tidak terhingga.

2 jam

Garis yang melewati dua titik A dan B hanya ada

satu

Soal 1

Karena tiga titik yang tidak berada di satu garis

lurus adalah sebuah bidang, maka tempat

mendaratnya ketiga kakinya sudah pasti

merupakan sebuah bidang, sehingga stabil

karena selalu berada di posisi yang pas dengan

lantai atau permukaan tanah.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di sini, pastikan agar siswa terlebih

dahulu memahami bahwa seperti halnya pada

bangun datar, di dalam ruang pun, garis lurus

memanjang sampai tidak terhinga. Setelah itu,

atur agar siswa dapat memahami bahwa pada

bidang juga sama, meluas sampai luasnya tak

terhingga.

Setelah itu, tegaskan bahwa di ruang pun

garis ditentukan oleh dua titik, dan di saat di

bidang P terdapat 2 titik A dan B, garis lurus AB

juga termasuk dalam P.

2. Menentukan bidang

Diharapkan siswa dapat memahami secara

intuitif bahwa bidang yang memiliki 3 titik

yang tidak verada pada satu garis adalah satu

buah dengan berdasarkan pada gambar. Terkait

dengan ini, ada baiknya dilakukan percobaan

menyeimbangkan kertas karton dengan dua jari

dan satu jari.

3. Penjelasan Soal 1

Di sini, penting adanya bahwa siswa

mengungkapkan menggunakan bahasanya sendiri, dengan berdasarkan kondisi menentukan

bidang. JIka bisa menyediakan tripod, ada

baiknya juga memperlihatkan kepada siswa

bahwa dengan mengatur panjang kakinya,

tripod bisa diseimbangkan pada bidang miring

sekalipun. Selain itu, diharapkan siswa dapat

memahami, apakah akan bisa seimbang jika

menggunakan dua atau empat kaki.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 199

Siswa memahami letak kedudukan garis dan bidang pada ruang

2 Kedudukan Garis dan Bidang pada Ruang

Jika titik A dan B pada bidang P, maka garis

AB berada di P.

Terdapat satu bidang yang memuat garis AB

dan satu titik C di luar garis. Namun, banyak

bidang tak terhingga yang memuat garis

AB. Dengan kata lain, hanya ada satu bidang

yang memuat tiga titik yang tidak segaris.

Terdapat dua titik A dan B pada bidang P.

Ada berapa banyak garis yang dapat dilukis

melalui A dan B?

Menentukan Bidang

Ketika kita mengatakan bidang, pada umumnya yang

dimaksud adalah bidang yang diperluas ke segala arah.

Kita menggunakan simbol P dan disebut bidang P.

A B

P

P

A B

Diskusi

Tujuan

Catatan

Terdapat tripod yang digunakan untuk menyangga kamera. Jelaskan

mengapa tripod memiliki tiga kaki.

Soal 1

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Bab 6 Bangun Ruang 199

Kedudukan Garis dan Bidang

pada Ruang

2

P:208

Jawaban

(1) Rusuk yang sejajar dengan rusuk AE

…rusuk BF, CG, DH

Rusuk yang berpotongan dengan rusuk AE

…rusuk AB, AD, EF, EH

(2) Ada (Rusuk BC,FG,DC,HG)

Soal 2

Rusuk AD, BC, DH, CG

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

4. Pembelajaran mengenai kedudukan

garis dan bidang

Pembelajaran mengenai kedudukan garis

dan bidang adalah pembahasan yang keperluan

dan maknanya pembelajaranya sulit dipahami

oleh siswa. Di saat memberikan pelajaran pada

siswa, diharapkan untuk membuat siswa berpikir

mengenai hubungan kedudukan melalui

pengamatan dan manipulasi obyek nyata, dan

memahaminya melalui apa yang dirasakan.

Selain itu, di saat mengadakan diskusi

mengenai hubungan kedudukan, lakukanlah

penjelasan pada koridor logika, seperti dengan

meminta siswa menjelaskan dasar pemikirannya,

dan sebagainya.

5. Penjelasan

Di SD kelas 4 siswa belajar mengenai

hubungan tegak lurus dan sejajar antara sisi

dan bidang pada balok dan kubus. Di sini, kita

akan membahas kembali mengenai hubungan

tersebut dan memperluasnya ke hubungan

kedudukan dua garis lurus dalam ruang.

Pastikan semua sisi sejajar atau tegak lurus

dengan sisi AE yang dijawab di (1) berada pada

bidang yang sama dengan sisi AE.

6. Posisi bersilangan

Pastikan bahwa rusuk yang dijawab pada

[Q] 2 tidak berada pada bidang yang sama

dengan rusuk AE, lalu definisikan mengenai

posisi bersilangan.

Di buku pelajaran diperlihatkan foto

jalan layang yang memiliki bebrapa jalur

yang bersilangan. Dengan kegiatan mencari

contoh yang serupa, diharapkan siswa dapat

membayangkan secara kongkrit mengenai

posisi bersilangan. Jika kelas dibayangkan

sebagai sebuah ruang, dengan garis pertemuan

antara tembok dan langit-lagit sebagai rusuk,

maka dapat dicari rusuk yang bersilangan di

dalam ruangan kelas.

7. Hubungan kedudukan 2 garis dalam ruang

Hubunga antara dua garis yag ada

pada bidang datar hanya ada dua yaitu “1.

Berpotongan, atau 2. Sejajar”. Beri pemahaman

kepada siswa juga bahwa di dalam ruang,

terdapat tambahan yaitu, “3. Berada dalam

posisi bersilangan”.

Selain itu, “Dua garis yang berpotongan »

dan « Dua garis yang sejajar” masing-masingnya

dapat kembali ke “tiga titik yang tidak verada

pada satu garis yang sama”, oleh karenanya dua

garis tersebut verada di satu bidang yang sama,

dengan kata lain, dapat dipandang sebagai

kondisi penentuan bidang.

200 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Terdapat garis-garis

yang tidak sejajar dan

juga tidak berpotongan,

seperti garis l dan m di

atas.

Garis l dan m disebut

garis-garis bersilangan.

Garis-garis bersilangan

berada pada bidang yang

berbeda.

Dua Garis

Diketahui prisma segi empat pada gambar berikut ini.

1 Rusuk manakah yang sejajar dengan

rusuk AE?

Rusuk manakah yang tegak lurus dengan

rusuk AE?

Adakah rusuk yang tidak sejajar dan juga

tidak berpotongan dengan rusuk AE?

2

l m

1

pada bidang yang sama tidak terletak pada bidang yang sama

berpotongan sejajar bersilangan

tidak berpotongan

l // m

l

m

P P P

l

m m

l

2 3

Terdapat tiga macam kedudukan antara dua garis, seperti ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Rusuk manakah dari prisma segiempat pada yang merupakan garis-garis

yang bersilangan dengan rusuk EF?

Soal 2

Jalan yang tidak sejajar dan tidak berpotongan

Sumber: canal-midi.info

200 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:209

Jawaban

Dapat dibagi ke tiga kelompok di bawah ini

Rusuk yang ada di bidang EFGH

... rusuk EF, FG, HG, EH

Rusuk yang berpotongan tegak lurus

terhadap bidang EFGH

…rusuk AE, BF, CG, DH

Rusuk yang sejajar dengan bidang EFGH

…rusuk AB, BC, DC, AD

Berada di posisi manapun rusuk BC, rusuk AB

dan BC adalah tegak lurus.

8. Penjelasan

Melalui kegiatan mengelompokkan hubungan kedudukan permukaan dan bidang

persegi panjang, buat siswa memahami bahwa

hubungan kedudukan rusuk dan bidang dapat

dibagi menjadi tiga, yaitu

(1) Rusuk berada pada bidang

(2) Tegak lurus

(3) Sejajar

Pada saat itu, penting bagi siswa untuk

berpikir melalui pengamatan dan memegang

benda nyata, dan mendiskusikan pemikirannya.

Setelah itu, hal tersebut diperluas ke ruang

secara umum, dan diharapkan untuk dilakukan

penyusunan hubungan kedudukan antara garis

dan bidang. Selain itu, jarakan pada siswa bahwa

lambang // juga digunakan untuk menunjukkan

kesejajaran baik pada garis maupun bidang, dan

ditulis seperti misalnya, l//P.

9. Penjelasan (Bawah)

Jika garis berpotongan tegak lurus dengan

bidang, maka harus disebut bahwa garis tegak

lurus terhadap semua garis yang melewati

titik perpotongan dengan bidang, yang ada

pada bidang tersebut. Ini adalah soal yang

dimunculkan agar siswa memikirkan dan

memahami definisi tersebut dari fenomena

yang nyata.

Bisa menggunakan buku pelajaran, namun

jika menggunakan buku yang kertasnya tebal

seperti buku bergambar, percobaan ini akan

lebih mudah dilakukan. Periksa bahwa meski

sampul buku dibuka sebesar berapa derajat

pun, rusuk AB dan rusuk BC akan selalu tegak

lurus.

Memahami hal ini akan berhubungan

dengan definisi tegak lurus garis dengan bidang.

Selain itu, bisa juga melakukan pengamatan

akan keadaan terbuka tertutupnya pintu,

sebagai pengganti buku.

10. Tegak lurus antara garis dengan bidang

Mendefinisikan tegak lurus antara garis

dengan bidang dengan menggunakan hal

yang telah diselidiki di [Q] sebagai dasarnya.

Di sini, bimbinglah untuk menulis dengan

menggunakan lambang seperti l ⊥ P, yang

berarti l tegak lurus terhadap P.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 201

Selidikilah hubungan letak kedudukan

antara permukaan EFGH dan setiap

rusuk prisma segiempat di samping ini.

Kelompokkan rusuk-rusuk berdasarkan

hubungan letak kedudukannya.

Garis dan Bidang

l // P

pada bidang berpotongan tidak berpotongan (sejajar)

l

P P P

l l

C C C

l

l ¦P

P

1 2 3

Jika garis l dan bidang P tidak berpotongan, maka mereka dikatakan sejajar dan

ditulis l//P.

Ada tiga macam kedudukan antara sebuah garis dan sebuah bidang sebagai

berikut.

Sebuah buku kita letakkan di atas

meja pada posisi berdiri dan kita buka

sampulnya (lihat gambar di samping

kanan). Bagaimana hubungan tempat

kedudukan AB dan BC?

Bab 6 Bangun Ruang 201

P:210

Jawaban

Soal 3

Jika dua penggaris segitiga dilletakkan dengan

posisi seperti di bawah ini, maka tongkat akan

dapat berdiri tegak lurus.

Soal 4

Rusuk yang sejajar dengan bidang ADEB…

Rusuk CF

Bidang yang tegak lurus dengan rusuk BE

…Bidang ABC, DEF

Bidang yang sejajar dengan bidan ABCD

…bidang EFGH

Bidang yang tegak lurus dengan bidang ABCD

…bidang AEFB, BFGC, DHGC, AEHD

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

11. Penjelasan Soal 3

Di sini, dipikirkan mengenai “Kondisi agar

menjadi tegak lurus” pada garis dan bidang.

Pada saat itu, lakukan percobaan untuk

mengetahui berapa jumlah penggaris segitiga

yang dibutuhkan untuk membuat tongkat

dapat berdiri tegak lurus terhadap meja, dan

diinginkan agar siswa menganalogikan syarat

agar garis dan lingkaran menjadi tegak lurus

melalui kegiatan berdiskusi berdasarkan hasil

percobaan tersebut. Percobaan ini dilakukan

dengan 2 orang dalam satu kelompok, atau

kelompok kecil.

12. Syarat untuk menjadi tegak lurus

Dengan berdasarkan hal yang diselidiki di

[Soal 3] memahami bahwa untuk mencari tahu

apakah garis l tegak lurus atau tidak terhadap

bidang P, bisa dilakukan dengan memeriksa

apakah garis l tegak lurus terhadap 2 garis yang

melewati titik O yang menjadi titik potong

antara bidang dan garis.

Sebagai contoh nyatanya, misalnya di saat

mendirikan tiang pancang tegak lurus pada

permukaan tanah, bisa diperiksa dengan cara

mengecek apakah tiang pancang tersebut lurus

atau tidak dilihat dari dua arah yang berbeda.

13. Penjelasan Soal 4

Pembelajaran mengenai mencari

hubungan kedudukan bidang dan garis pada

prisma segitiga tidak pernah dialami di Sekolah

Dasar, oleh karenanya ada baiknya disediakan

model tiga dimensi untuk dapat dilihat oleh

siswa.

14. Penjelasan

Bahas kembali mengenai hubungan

kedudukan permukaan dengan permukaan

pada balok, kemudian luaskan ke ruang secara

umum untuk menyusun hubungan kedudukan

antara dua bidang. Selain itu, ajarkan kepada

siswa mengenai cara menulis P//Q dsb, juga

mengenai istilah garis potong.

202 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sebuah tongkat tipis berdiri tegak lurus di atas meja dibantu sekumpulan

penggaris siku-siku, seperti ditunjukkan pada gambar di samping. Diskusikan

berapa banyak penggaris siku-siku yang dibutuhkan?

Jika garis l memotong bidang P di titik Q dan

tegak lurus pada dua garis pada bidang P, maka

garis l dan bidang P saling tegak lurus.

Rusuk manakah dari prisma segitiga ini yang

sejajar dengan permukaan ADEB?

Permukaan manakah yang tegak lurus pada

BE?

Dua Bidang

Perhatikan prisma segi empat pada di halaman sebelumnya. Permukaan

manakah yang sejajar dengan permukaan ABCD? Permukaan manakah yang

tegak lurus?

Ketika dua bidang P dan Q tidak berpotongan, kita katakan bahwa bidang P dan

Q sejajar , dan ditulis P//Q.

Ada dua macam kedudukan dua bidang pada ruang, seperti ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Jika dua bidang P dan Q berpotongan, garis yang terbentuk disebut garis

potong.

berpotongan Tidak berpotongan (sejajar)

m

l

P

n O

F D

P

Q

Q

garis potong

P // Q

Jika l ⊥ m dan l ⊥ n, l ⊥ P

1 2

Komunikasi

Soal 3

Soal 4

202 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:211

Jawaban

Soal 5

m//n sejajar

Alasan

m dan n masing-masingnya adalah garis

pada bidang P dan Q yang saling sejajar, oleh

karenanya tidak berpotongan. Di sisi lain, m dan

n adalah garis pada bidang R yang sama, oleh

karenanya, m//n.

Tarik 2 garis yang tegak lurus

pada garis potong seperti

pada gambar. Setelah itu,

ukurlah sudut yang terbentuk.

Soal 6

Tegak lurus (P ⊥ Q)

Alasan

Seperti pada gambar di bawah ini, misalkan

titik potong garis m dan bidang P adalah A, dan

garis potong bidang P dan Q adalah l. Karena l

adalah garis pada P yang melewati A, maka

m ⊥ l ①

Selanjutnya, pada P tariklah garis AC

membentuk AC ⊥ l . Dari sini,

AC ⊥ l ②

Selain itu, karena AC adalah garis yang melalui

A pada P, maka

m ⊥ AC ③

Dari ①, ②, ③ didapatkan bahwa P ⊥ Q

A C

Q

P

¬

m

15. Sudut yang terbentuk dari dua bidang

Saat mendaki lereng, akan lebih mudah

mendaki secara diagonal daripada mendaki

lurus karena kemiringannya berubah-ubah

tergantung arah garis perpotongan pada

bidang horizontal (gambar 1). Di sinilah, muncul

kebutuhan untuk mendefinisikan sudut yang

terbentuk dari dua bidang.

Jika menggambar

garis tegak lurus

terhadap dua bidang

dari satu titik di garis

potong, maka jika diukur,

sudutnya akan selalu

konstan. (Gambar 2). Sudut inilah yang menjadi

definisi dari sudut yang terbentuk dari 2 bidang.

Buat siswa memahami

secara intuitif bahwa pada

[Q], sudut terbukanya laptop

dapat diketahui dengan

mengukur sudut 2 garis tegak

lurus terhadap ujung laptop

yang dengan kata lain adalah

garis potongnya.

図 1

図 2

まっすぐ上る

斜めに

上る 

斜面

P

Q

¬

Gambar 2

Gambar 1

Mendaki

secara

diagonal

Mendaki lurus

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 203

Ketik a k ita membuk a laptop, seper ti

pada gambar di samping, bagaimanakah

mengukur besarnya sudut yang terbuka?

Ketika dua bidang P dan Q berpotongan, kita

ambil A salah satu titik pada garis potong

l dan tarik garis sinar AB pada Q dan garis

sinar AC pada Q yang memenuhi AB ⊥ l dan

AC ⊥ l. ∠ BAC adalah sudut yang dibentuk

oleh bidang P dan Q.

Ketika BAC = 90º, maka kita katakan bahwa

bidang P dan Q saling tegak lurus dan ditulis

P ⊥ Q.

Pada gambar di samping ini, garis m tegak

lurus pada bidang P. Jika Q adalah bidang

yang memuat garis m, maka bagaimanakah

kedudukan bidang P dan Q?

P

Q

m

n

sudut yang dibentuk oleh bidang P dan Q

P⊥ Q

m

P

Soal 5 Bagaimana hubungan letak kedudukan

garis n dan m, yang merupakan garis potong

bidang R pada dua bidang yang sejajar, yaitu P

dan Q?

Soal 6

Bab 6 Bangun Ruang 203

P:212

Jawaban

Jarak

Panjang garis tegak lurus l yang ditarik dari titik

A.

Soal 7

Kedua jaraknya sama.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

16. Jarak di dalam ruang

Pada bab sebelumnya, sudah dipelajari

mengenai jarak antara dua titik, jarak titik dan

garis, serta jarak antara dua garis yang sejajar.

Di sini, dipikirkan mengenai jarak antara

titik dan bidang, dan jarak antara dua bidang

yang sejajar.

17. Penjelasan

Di sini, bersamaan dengan membuat siswa

mengingat bahwa jarak antara titik dan garis

didefinisikan sebagai panjang garis tegak lurus,

pentng untuk dilakukan kegiatan diskusi untuk

saling menjelaskan mengenai hal tersebut

dengan menggunakan pernyataan matematis.

Dengan hal ini sebagai dasarnya, dipikirkan

mengenai panjang segmen garis yang

menghubungkan antara satu titik yang tidak

berada pada bidang dengan titik sembarang

pada bidang. Siswa tentu mengerti secara

intuitif bahwa di antara garis-garis tersebut,

panjang garis tegak lurus menjadi yang

terpendek. Dengan panjang garis tegak lurus

ini, didefinisikan jarak antara titik dan bidang.

18. Penjelasan Soal 7

Ini adalah pertanyaan untuk menegaskan

bahwa pada tabung, jarak antara satu titik

sembarang pada satu alas ke alas yang lainnya

adalah selalu konstan. Terkait dengan itu, bisa

juga diarahkan agar siswa berpikir apakah jarak

antara titik sembarang pada langit-langit kelas

dan lantai selalu konstan.

Dengan berdasarkan hal-hal ini, didefinisikan mengenai jarak antara dua bidang.

19. Tinggi prisma dan limas

Pada kelas 5 SD, dipelajari bahwa ”Panjang

garis tegak lurus antara alas dan tutup prisma

dan tabung disebut sebagai tingi prisma dan

tabung”.

204 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jarak pada Ruang

Pada gambar di samping kiri ini,

berapa jarak antara A ke garis l?

Tunjukkan jaraknya pada gambar.

J e l a s k a n d e n g a n k a t a - k a t a m u

sendiri.

l

Garis AH tegak lurus pada bidang P. Panjang garis

AH lebih pendek dari panjang setiap segmen garis

yang menghubungkan A ke sembarang titik pada

P. Panjang garis AH merupakan jarak antara A dan

bidang P. P

A P B

Ketika dua bidang P dan Q sejajar, jarak setiap titik

pada salah satu bidang ke bidang yang lain adalah

sama. Jarak ini kita sebut sebagai jarak antara dua

bidang P dan Q yang saling sejajar.

Sama halnya dengan prisma dan tabung, jarak

antara dua alasnya disebut tinggi. Begitu juga

dengan kerucut dan limas, jarak antara titik

puncak ke alas disebut tinggi.

Alas

Alas

Puncak

Tinggi Tinggi

Komunikasi

Titik A dan B berada pada alas tabung, seperti

diperlihatkan pada gambar di samping kanan.

Bandingkanlah jarak A ke alas Q dan titik B ke alas

Q.

Soal 7

204 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:213

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) a Prisma segilima b Kerucut c Limas segitiga

(2) a, c

2

(1) Rusuk OC, OD (2) Sejajar

(3) O

D

A

C

B

H

Cermati

1

Jika 6 segitiga sama sisi dikumpulkan pada satu titik

puncak, jumlah semua sudutnya adalah 360 derajat

1 jam

dan terbentuk menjadi bidang datar yang rapat,

sehingga tidak dapat membentuk bangun tiga

dimensi.

2

Jika pada satu titik (puncak) terkumpul 4 atau

lebih kotak atau segilima beraturan, maka jumlah

keseluruhan sudutnya adalah 360 derajat, sehingga

tidak bisa membentuk bangun tiga dimensi.

3

Karena sudut sebuah heksahedron beraturan

adalah 120 derahat, jika pada satu puncak

terkumpul 3 heksahedron, jumlah keseluruhan

sudutnya adalah 360 derajat, sehingga tidak dapat

membentuk bangun tiga dimensi. Selain itu, jika

jumlah permukaan yang berkumpul pada satu

puncak adalah dua atau kurang, maka tidak dapat

membentuk bangun tiga dimensi.

4

Untuk membentuk polyhedron beraturan dari segi

banyak beraturan, maka diperlukan syarat-syarat

sebagai berikut:

(1) Terkumpulnya tiga atau lebih permukaan segi

banyak pada satu puncak.

(2) Jumlah sudut poligon beraturan yang terkumpul

pada satu sudut tidak boleh 360 derajat atau

lebih.

Yang bisa memenuhi dua syarat di atas hanya

bangun-bangun berikut:

3 buah segitiga sama sisi pada satu puncak…

tetrahedron beraturan

4 buah segitiga sama sisi pada satu puncak…

oktohedron beraturan

5 buah segitiga sama sisi pada satu puncak…

ikosahedron beraturan

3 buah kotak pada satu puncak…heksahedron

beraturan (kubus)

3 buah segilima beraturan pada satu puncak…

dodekahedron beraturan.

Oleh karena itulah, hanya ada 5 jenis bangun

polihedron beraturan

20. Mengapa ada 5 jenis polihedron beraturan?

Ini adalah soal untuk menemukan syarat elemen

pembentuk bangun tiga dimensi, dengan berfokusi

pada jumlah permukaan yang berkumpul pada

satu puncak bangun tiga dimensi dan besar satu

sudut permukaan tersebut, lalu menjelaskan alasan

mengapa hanya ada 5 jenis polihedron beraturan.

Jika tidak hanya dengan cara membayangkan

saja, melainkan juga memanfaatkan kegiatan

percobaan dengan menggunakan model bangun

tiga dimensi dan model poligonal yang dibuat

dengan menggunakan kertas karton, maka akan

dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa yang

menyebabkan hidupnya kegiatan berpikir tersebut.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 205

Bentuk Permukaan Ukuran Satu Sudut Satu

Permukaan

Banyaknya Permukaan

pada Satu Titik Puncak

Tetrahedron Beraturan Segitiga beraturan 60° 3

Heksahedron Beraturan persegi 90° 3

Oktahedron Beraturan Segitiga beraturan 60° 4

Dodekahedron Beraturan Segilima beraturan   108° 3

Ikosahedron Beraturan Segitiga beraturan 60° 5

Berbagai Bangun

Ruang

[Hlm.197]

[Hlm.198]

1

Berdasarkan bangun-bangun ruang a, b, dan c jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini.

Mari Kita Periksa 1 Sifat-Sifat Bangun Ruang

1

2

Sebutkan nama masing-masing bangun ruang.

Manakah yang merupakan polihedron?

1

2

Jawablah pertanyaan-pertanyaan tentang

limas di samping ini.

Rusuk-rusuk manakah yang bersilangan dengan AB?

Sebutkanlah hubungan letak kedudukan antara

permukaan OAB dan rusuk CD.

Gambarlah segmen garis OH di samping kanan ini untuk

menunjukkan tinggi piramida.

3

Mengapa Hanya Ada Lima Polihedron Beraturan?

Dapatkah kamu membuat bangun ruang dengan

menggunakan enam segitiga sama sisi dipertemukan

titik-titik sudutnya?

Dapatkah kamu membuat bangun ruang

menggunakan empat atau lebih persegi dan segilima

beraturan dipertemukan titik-titik sudutnya?

Dapatkah kamu membuat bangun ruang menggunakan beberapa segienam

beraturan dipertemukan di titik-titik sudutnya?

Cermatilah 1 - 3 , untuk menjelaskan mengapa hanya ada lima jenis polihedron

beraturan.

Tabel berikut ini memperlihatkan permukaan dari polihedron beraturan.

1

2

3

4

Hubungan Tempat

Kedudukan Garis

dan Bidang pada

Ruang

[Hlm.200]

[Hlm.202]

[Hlm.204]

2

S 2

S 4

a b c

Cermati

Bab 6 Bangun Ruang 205

P:214

Bangun Ruang Dibentuk dengan

Mengerakkan Bidang

1

Tujuan

1. Dapat memahami bangun ruang sebagai

hal yang terbentuk dari pergerakan garis

dan permukaan.

2. Memahami mengenai benda putar.

Jawaban

Persegi panjang yang kongruen....balok

Lingkaran yang kongruen...tabung

Soal 1

(1) Prisma segitiga (2) Tingginya

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Bangun ruang yang terbentuk dari permukaan yang bergerak

Siswa hinga saat ini menangkap bangun

ruang sebagai bangun yang terbentuk dari rakitan

beberapa bidang datar atau bidang lengkung. Di

sini, siswa dapat melihat bahwa bangun ruang

terbentuk dari pergerakan bangun datar.

2. Penjelasan

Dipahami secara intuitif bahwa jika persegi

panjang dan lingkaran ditumpuk dalam jumlah

yang banyak, maka masing-masingnya akan

membentuk prisma segiempat dan silinder.

Selain itu, melalui penjelasan di bawah , siswa

juga menangkap bahwa tindakan menumpuk

tersebut sebagai pergerakan permukaan alas.

Selain itu, pembentukan prisma dari

pergerakan permukaan alas, digunakan pada

saat memikirkan cara mencari volume prisma

(Buku pelajaran halaman 221).

3. Bangun tiga dimensi yang terbentuk

dari pergerakan

Buat siswa dapat berpikir mengenai

kegiatan menumpuk seperti yang dibahas

pada [Q] sebagai pergerakan bidang.

Berbagai Cara Mengamati

Bangun Ruang 2

3 jam

1 jam

Contoh kongkrit yang bisa diberikan

kepada siswa misalnya, kembang api yang jikan

digerakkan terlihat seperti garis, atau balingbaling bambu yang saat berputar terlihat

seperti lingkaran.

Referensi Prisma miring dan tabung

miring

Pada saat poligon atau

lingkaran bergerak sejajar

dalam ruang, jika bergerak

ke arah yang tegak lurus

maka terbentuk prisma

tegak dan silinder tegak,

sementara jika bergerak

ke arah yang tidak tegak

lurus maka yang terbentuk

adalah prisma miring dan

silinder miring.

Pada dasarnya, di Sekolah Menengah

Pertama hanya dibahas mengena prisma tegak

dan silinder tegak saja.

直角柱

直円柱

斜角柱

斜円柱

Prisma tegak

Tabung tegak Tabung miring

Prisma miring

206 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti gambar di bawah ini, pergerakan sebuah titik menghasilkan garis,

pergerakan garis menghasilkan bidang, dan pergerakan bidang menghasilkan

benda ruang.

1

2

Siswa memahami berbagai cara mengamati bangun ruang dan sifat-sifatnya.

1 Bangun Ruang Dibentuk dengan Menggerakkan Bidang

2 Berbagai Cara Mengamati Bangun Ruang

P r i s m a d a n t a b u n g d a p a t d i p a n d a n g

sebagai benda ruang yang dibentuk dengan

menggerakkan alas (segiempat atau lingkaran)

ke arah tegak lurus.

P B

l

Tujuan

Seperti tampak pada gambar di samping

kanan, terdapat bangun yang dibentuk

dengan menyusun persegi-persegi atau

lingkaran-lingkaran yang sama dan

sebangun.

Bidang P memuat ΔABC dan garis l tegak lurus

bidang. ΔABC bergerak sejajar sepanjang garis

l dari titik A ke titik D.

Bangun ruang apa yang terbentuk dengan

menggerakkan ΔABC?

Menyatakan apakah panjang segmen AD

menyajikan apa?

Soal 1

206 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:215

Jawaban

Kerucut

Soal 2

(1) Bola

(2)

Mari Mencoba

(Contoh)

Lampu neon bulat, termos, teko, mangkuk,

pelampung, boneka kokeshi, gasing, tisu gulug,

bola, pudding kemasan.

4. Penjelasan

Pada halaman sebelumnya, dipikrikan

mengenai bagaimana jika sebuah bidang datar

digerakkan secara sejajar. Di sini, dipikirkan

mengenai bagaimana jika sebuah bidang

datar digerakkan memutar. Bisa dilakukan

dengan cara menyuruh siswa membayangkan

dengan menggerakkan penggaris segitiga, lalu

setelahnya perlihatkan kepada mereka animasi

yang ada di digiMATH.

Buat siswa berpikir mengenau , pada saat

memutar bangun datar, bagian mana yang

akan membentuk alas dan permukaan sisinya,

kemudian sambungkan ke definisi benda putar

dan generatrix.

5. Benda putar

Meski memutarkan sebuah bangun

datar yag sama sekalipun, benda putar yang

terbentuk bisa berbeda, tergantung pada

sumbu perputaran dan posisi bangun. Oleh

karenanya, pada saat memikirkan pembentukan

benda putar, perlu diperlihatkan dengan jelas

bangun yang menjadi dasarnya serta sumbu

perputarannya.

Bisa juga dibuat agar siswa memikirkan,

bangun apa yang akan terbentuk jika pada

segitiga siku-siku yang diperlihatkan pada [Q],

diputar dengan sumbu yang berbeda.

Selain itu, buat siswa memperhatikan

bahwa pada saat menggambar diagram benda

putar, jika dilihat dari atas garis sumbu maka

pasti akan terbentuk lingkaran (atau beberapa

lingkaran dengan sumbu yang sama), kemudian

sambungkan dengan pelajaran mengenai

proyeksi di halaman selanjutnya.

6. Penjelasan Mari Mencoba

Benda putar dapat banyak ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari. Ada baiknya

juga siswa diminta untuk memikirkan bangun

seperti apa yang menjadi dasar bangunbangun tersebut, sebagai tugas.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 207

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1

2

Bangun ruang yang diperoleh dengan memutar bangun datar sekali putaran

terhadap garis sumbu l pada bidang yang sama disebut benda putar.

Kerucut dapat dipandang sebagai benda ruang yang diperoleh dengan

memutar segitiga siku-siku. Sementara itu, tabung dapat dibentuk dengan

memutar persegi panjang.

Seperti tampak pada gambar di samping,

bangun ruang apa yang dihasilkan dengan

memutar segitiga siku-siku ABC terhadap garis

AC?

Benda Putar

Segmen AB yang

membentuk permukaan

kerucut atau tabung disebut

generator atau pembangkit

kerucut atau tabung.

Mari Mencoba

B C

l l

perputaran perputaran

l

l

a

Apa yang terbentuk dengan memutar

setengah lingkaran sekali putar dengan

garis l sebagai sumbu putar?

Gambarlah benda ruang yang dibentuk

dengan memutar empat persegi

panjang (a) sekali putar dengan sumbu

putar garis l.

Temukan benda-benda di sekitarmu

yang dapat dipandang sebagai bangun

putar.

Soal 2

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Bab 6 Bangun Ruang 207

P:216

2 Proyeksi Bangun Ruang

Tujuan

1. Dapat memahami arti dari proyeksi.

2. Dapat menggambar proyeksi, dapat membaca

bangun ruang dari gambar proyeksi.

Jawaban

Bangun yang terlihat seperti lingkaran... a, c, e

Bangun yang terlihat seperti segitiga sama kaki...

c, d

Soal 1

(1) Tampak depan persegi panjang dengan

panjang 5 cm dan lebar 3 cm, dan tampak

atas adalah kotak dengan panjang masingmasing sisi 3 cm.

立面図

平面図

Tampak depan

Tampak atas

(2) Tampak depan segitiga sama kaki dengan

alas 4 cm dan ketinggian 5 cm, tampak atas

lingkaran dengan jari-jari 2 cm.

立面図

Tampak atas 平面図

Tampak depan

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Lakukan kegiatan diskusi mengenai

bangun yang mana yang jika dilihat dari arah

mana akan terlihat sebagai lingkaran dan

segitiga sama kaki, lalu hubungkanlah dengan

pembelajaran mengenai proyeksi.

Bisa juga dilakukan kegiatan seperti

membagikan model bangun kepada siswa dan

memperhatikannya dari berbagai sudut pandang,

atau kegiatan mengamati bangu yang muncul

1 jam

pada gambar yang dimunculkan pada layar atau

tembok kelas dengan menggunakan proyektor.

2. Gambar proyeksi

Menyatakan bangun ruang dengan

gambar saat dilihat dari depan(tampak depan)

dan gambar saat dilihat dari atas (tampak

atas), kemudian memikirkan dan menganalisa

mengenai sifat yang dimiliki bangun tersebut.

Sepert yang sudah sedikit dibahas di [Q], bahas

bahwa kerucut dan piramida bisa terlihat

sebagai bentuk yang sama jka dilihat dati atas,

dan buat siswa berpikir bahwa bangun tersebut

akan dapat didefinisikan jika ada gambar yang

dilihat dari atas.

Ada baiknya untuk menunjukkan flipbook

yang pada halaman ganjil buku teks.

Ada dua jenis gambar proyeksi, metode sudut

pertama dan metode sudut ketiga, tetapi yang

digunakan di sini adalah metode sudut pertama.

Di sini, menggambar gambar proyeksi

sebagai metode pembuatan gambar bukanlah

tujuan pembelajaran. Penekanannya adalah pada

memperkaya perspektif tentang bangun tiga

dimensi dan menumbuhkan ruang sebagai konsep.

208 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Gambarlah proyeksi dari bangun ruang berikut ini.

Prisma persegi

Siswa mampu mengidentifikasi bangun ruang dipandang dari depan dan

atas.

2 Proyeksi Bangun Ruang

prisma segitiga beraturan

proyeksi

tampak depan

tampak atas

1 2 Kerucut

Atas

Depan

5 cm

3 cm

Atas

2 cm Depan

5 cm (tinggi)

depan

atas

a b c d e

Tujuan

Pada bangun ruang a - e manakah yang dapat dipandang sebagai

lingkaran jika dilihat dari arah tertentu? Bangun mana yang tampak sebagai

segitiga sama kaki?

Dalam menyajikan bangun ruang pada bidang, selain menggunakan sketsa

dan jejaring, seringkali dapat dipotong-potong menjadi bidang-bidang jika

dilihat dari atas dan depan. Gambar tersebut dinamakan proyeksi. Gambar

dilihat dari depan disebut tampak depan. Gambar dilihat dari atas disebut

tampak atas.

Soal 1

208 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:217

Jawaban

Soal 2

(1) Tabung (2) Piramida

Soal 3 Contoh

a balok b tabung

c prisma segitiga

Soal 4

Silinder

Mari Mencoba

(Contoh)

Gambar lengkap bangunan dan furnitur,

gambar bagian, kerajinan tangan, dll.

3. Penjelasan Soal 1

Pada buku pelajaran, arah pandangan

ditentukan, namun boleh juga jika siswa

menentukan sudut pandangnya sendiri

lalu menggambar proyeksinya dan

membandingkannya. Pada (1) dianggap bahwa

ada juga siswa yang menggambar proyeksi

dengan melihat garis potong pada sisi sebagai

bagian depan.

4. Penjelasan Soal 3

Tujuannya adalah untuk membayangkan

berbagai bangun ruang dari gambar

proyeksi dengan operasi dalam pikiran. Buat

siswa memperhatikan pada bagaimana

menempatkan bangun ruang (arah pandang).

Diinginkan juga mengadakan kegiatan di mana

disiapkan beberapa model bangun tiga dimensi

lalu memeriksa gambar proyeksi.

5. Gambar dilihat dari samping

Dialam proyeksi, selain tampak depan dan

tampak samping, ada kalanya juga digambar

penampakan bangun dari samping (tampak

samping). Pada saat itu, gambar proyeksi silinder

akan menjadi seperti pada gambar di bawah.

立面図

平面図

Tampak depan 左側面図

Tampak atas

Tampak samping kiri

6. Penjelasan Mari Mencoba

Proyeksi dapat menyatakan bangun

ruang secara analitik, oleh karena itu banyak

digunakan untuk membuat gambar sketsa

atau gambar jadi. Diharapkan siswa dapat

menangkap hal-hal yang biasa diihat tanpa

menimbulkan pemikiran apapun, dengan cara

pandang matematis.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 209

Bangun ruang apa yang disajikan dengan proyeksi berikut ini? Gambarlah

sketsa bangun ruang tersebut.

Bangun ruang apa yang disajikan oleh

proyeksi di samping kanan ini? Gambarlah

sketsa bangun tersebut.

Pada proyeksi di Soal 3, jika tampak sampingnya lingkaran, bangun ruang apa

yang disajikan oleh proyeksi tersebut?

Temukan proyeksi yang digunakan di sekitarmu, seperti rancangan rumah,

furnitur, mobil dalam katalog, dan sebagainya.

Mari Mencoba

1 2

tampak depan

tampak atas

tampak depan

tampak atas

tampak depan

tampak atas Ada berapa macam

benda ruang yang dapat

diproyeksikan seperti itu?

(Height)

(Lebar) (Panjang)

[Perancang, Arsitek]

Pekerjaan Terkait

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Seperti diperlihatkan pada Soal 3, ada beberapa kasus bentuk bangun ruang

sulit diidentifikasi ketika proyeksi hanya dari tampak atas dan tampak depan

saja. Dalam hal tersebut, kita kadang menambahkan tampak samping.

Bab 6 Bangun Ruang 209

P:218

3 Jaring-Jaring Bangun Ruang

Tujuan

1. Dapat memahami jaring-jaring sebagai

cara menyatakan bangun ruang pada

bidang datar.

2. Memahami jaring-jaring limas dan kerucut.

Jawaban

(1)

H G

E F

D C

B

C

B

C D

A B

A

(2) 2cm

12.56cm

5cm

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan (1)

Di kelas 4 sekolah dasar, siswa belajar

menggambar jaring-jaring pbalok dan kubus

melalui pengamatan, pembentukan, dan

pembongkaran.

Di sini dengan membandingkan jaringjaring bangun balok, membayangkan bangun

ruang dengan menggunakan kemampuan

berpikir spasial. Buat siswa memahami

mengenai bagaimana suatu bangun ruang

dibelah, dan apa yang terjadi dengah hubungan

antara permukaan-permukaannya. Bisa juga

dicoba mewarnai sisi yang bertemu dengan

warna yang sama. Bergantung pada keadaan

siswa, bisa juga dilakukan kegiatan praktik

membuka sebuah balok (kotak kardus).

0,5 jam

2. Penjelasan (2)

Di kelas 5 sekolah dasar, siswa belajar

tentang jaring-jaring tabung dan prisma. Dari

pengalaman hidup pun, dapat dipahami bahwa

permukaan samping tabung menjadi persegi

panjang bila dibentangkan. Pada saat ini,

pastikan panjang horizontal persegi panjang

dalam tampilan jaring-jaring dari permukaan

samping sesuai dengan keliling permukaan

alas.

Dengan membahas jaring-jaring (1) dan

jaring-jaring prisma segitiga, diharapkan siswa

juga menyadari ciri-ciri jaring-jaring prisma.

3. Jaring-jaring

Pada ilustrasi maupun proyeksi, ada kalanya

tidak menyatakan panjang sebenarnya bangun

ruang asalnya, namun sadarkan siswa bahwa

pada jaring-jaring bangun, panjang tersebut

tetap terjaga.

210 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa dapat memahami berbagai jaring-jaring bangun ruang.

3 Jaring-Jaring Bangun Ruang

1

2

Generatrix

2 cm

5 cm

E F

Rusuk-rusuk manakah

yang sesuai?

Tujuan

Cobalah ingat kembali jaring-jaring prisma empat persegi panjang dan

tabung yang telah kita pelajari di sekolah dasar.

Gambar di bawah ini merupakan sketsa prisma empat persegi panjang

dan jaring-jaringnya. Tuliskan titik-titik sudut prisma empat persegi

panjang pada .

Pada gambar tabung di bawah ini, temukan panjang yang sesuai

kemudian gambarlah jaring-jaringnya.

Jaring-jaring adalah gambar pada bidang yang menyajikan setiap permukaan

bangun ruang yang dipotong dan dibuka sepanjang rusuk-rusuknya dan

garis pelukisnya. Dalam jaring-jaring, kita menunjukkan panjang sebenarnya

setiap rusuk dan bagian bangun ruang.

210 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:219

Jawaban

Rusuk OA, AD, AB, BC

Soal 1

O

O

O O

D C

A B

Soal 2

(1) Panjang garis pelukis

(2) Panjang keliling alas (Lingkaran O’)

4. Jaring-karing limas dan kerucut

Karena ini merupakan pertama kalinya

dilakukan pembahasan mengenai jaring-jaring

limas dan kerucut, maka lakukan kegiatan

seperti membongkar dan mengamati kotak

atau kemasan kue yang berbentuk limas,

atau membuat bagian-bagian dari jaring dan

merekatkannya dengan selotip membentuk

bangun ruang, dan sebagainya , agar siswa

dapat memahami melalui percobaan yang

mereka lakukan sendiri.

5. Penjelasan dan Soal 1

Ini adalah soal mengenai membuat jaringjaring piramida. Seperti halnya pada kubus,

dengan mengganti rusuk yang dibuka, maka

beragam jaring-jaring dapat dibuat. Bisa juga

meminta siswa untuk memikirkan berapa

banyak jaring-jaring yang bisa terbentuk.

Selain itu, dengan gambar jaring-jaring

piramida yang muncul pada [Q], dapat

dibayangkan juga bentuk jaring-jaring bangun

pada kerucut.

6. Penjelasan untuk gambar jading kerucut

dan Soal 2

Dengan membongkar benda yang

berbentuk kerucut dan mengamatinya,

diharapkan siswa memahami berdasarkan

pengalaman bahwa sisi kerucut akan

membentuk juring. Ada baiknya jika siswa

sudah dapat memperkirakan sebelum memulai

kegiatan ini.

Pada [Soal 2], tegaskan bahwa jari-jari uring

pada jaring-jaring kerucut adalah sama dengan

panjang generatrix, selain itu panjang busur

AB adalah sama dengan panjang keliling alas.

Akan lebih mudah dipahami jika bagian yang

memiliki panjang yang sama diwarnai dengan

warna yang sama.

Dari hal yang dicari tahu pada [Soal 2],akan

dibutuhkan pada saat memikirkan cara untuk

mencari luas kerucut. (Buku pelajaran halaman

216-219)

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 211

Jaring-Jaring Limas dan Kerucut

Seperti pada limas yang ditunjukkan di , gambarlah jaring-jaringnya jika

dipotong sepanjang rusuk OA, OB, dan OD, kemudian dibuka.

4 cm

3 cm

D C

A B

Garis pelukis

O B O B

A A

O' O'

O'

(B)

Garis pelukis

Berdasarkan jaring-jaring kerucut di atas,

jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini.

1 Bagian mana dari kerucut mula-mula

mempunyai panjang yang sama

dengan jari-jari sektor?

Bagian mana yang panjangnya sama

dengan panjang busur AB?

2

Saya Bertanya

Dapatkah kita menggambar

jaring-jaring poligon

beraturan? Hlm.212

Gambar di bawah ini memperlihatkan limas persegi dan jaring-jaringnya.

Pada rusuk manakah limas tersebut dipotong kemudian dibuka?

Jika kita memotong sepanjang garis pelukis, kemudian dibuka, maka

permukaan miring kerucut disebut sektor, seperti ditunjukkan pada gambar

berikut ini.

Soal 1

Soal 2

Bab 6 Bangun Ruang 211

P:220

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

Ilustrasi

Proyeksi

立面図

Tampak atas 平面図

Tampak depan

2

Limas segitiga beraturan (berikut ilustrasinya)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Jaring-jaring polihedron

Dengan memikirkan dan membuat

jaring-jaring polihedron, bersamaan dengan

meningkatkan minat dan motivasi siswa

terhadap polihedron, diharapkan juga dapat

memperdalam cara pandang mereka terhadap

bangun ruang.

8. Merakit jaring-jaring bangun ruang

Buat kegiatan menggambar bangun

jaring di kertas karton, lalu merakitnya

menjadi bangun. Melalui kegiatan ini, selain

dapat memperdalam pemahaman mengenai

hubungan rusuk dan rusuk, bidang dan bidang

serta sifat polihedron beraturan, juga membuat

siswa dapat merasakan keindahan polihedron

beraturan. Selain itu, bisa juga dibahas bahwa

bentuk bola sepak adalah ikosahedron

beraturan yang dipotong di sekitar tiap-tiap

puncaknya.

0,5 jam

Referensi 11 jenis jaring-jaring

heksahedron beraturan

(Mengacu pada bagian penjelasan dan data,

halaman 138)

212 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Benda Putar

[Hlm.207]

Proyeksi Bangun

Ruang

[Hlm.208]

1 Gambarlah sketsa bangun ruang yang

diperoleh dengan memutar trapesium pada

gambar di samping, sekali putaran. Sumbu

simetrinya adalah garis l. Selanjutnya,

gambarlah hasil proyeksinya.

Mari Kita Periksa 2 Berbagai Cara Mengamati Bangun Ruang

Jaring-jaring Limas

dan Kerucut

[Hlm.211]

2 Gambar di samping ini merupakan jaringjaring suatu bangun ruang. Sebutkan

nama bangun tersebut. S 1

S 2

S 1

l

Jaring-Jaring Polihedron

Gambar di bawah ini adalah lima jenis poligon beraturan dan jaring-jaringnya.

Tetrahedron beraturan Heksahedron beraturan (kubus)

Oktahedron beraturan Dodekahedron beraturan

Ikosahedron beraturan Ada 12 cara

menggambar

jaring-jaring

ikosahedron

beraturan.

Cermati

212 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:221

Tujuan

Mampu menemukan hubungan antara luas

permukaan, luas sisi, terhadap volume pada

silinder yang tepat melingkupi silinder dan bola.

Jawaban

1

(1) Luas seluruh permukaan b

= luas permukaan sisi u

= 10 × (10 × 3,14)

= 314 (cm2

)

5 cm

10 cm

31.4 cm

6 jam

(2) Volume a adalah 1

3

volume c

Volume b adalah 2

3

volume c

Maka, a : b : c = 1 : 2 : 3

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 1

Karena mengenai luas permukaan bola di

(1) dijelaskan pada buku pelajaran halaman

224, cukup dipahami di sini bahwa ia adalah

sama dengan luas sisi silinder tempat bola

cocok dengan sempurna. Saat menghitung

luas sisi, diharapkan untuk mengingatkan siswa

pembelajaran sejauh ini dan menggambar

jaring-jaring bangun dengan baik.

Selain itu, (2) adalah soal mengenai

memperkirakan bahwa rasio volume akan

menjadi 1: 2: 3 ketika kerucut atau bola cocok

dengan sempurna dalam silinder (diameter

dan tinggi sama) seperti yang ditunjukkan

pada gambar. Di sini, diinginkan menghargai

pandangan intuitif dan cara berpikir siswa,

daripada mencari jawaban yang benar.

Bergantung dengan kondisi siswa, ada

baiknya untuk menanyakan kepada siswa

bisakah untuk menentukan volumenya,

untuk membuat kesempatan bagi siswa

mencari gambaran tentang solusinya, seperti

memasukkan air ke dalam wadah dan

memeriksanya, atau menimbang bangun ruang

itu sendiri.

2. Penjelasan untuk balon percakapan

Ajukan kepada siswa pertanyaanpertanyaan yang menuntun pada pembelajaran

luas permukaan dan volume bangun ruang

pada halaman-halaman berikut.

Dengan dipandangnya prisma sebagai

bangun ruang yang terbentuk dari pergerakan

sejajar alas sebanyak tingginya, oleh karena

itu dapat diturunkan cara untuk mencari

volumenya. Tetapi, cara pikir seperti itu tidak

berlaku pada limas dan bola. Untuk mencegah

siswa tertahan di sini, diharapkan untuk

mengantisipasi hubungannya dengan volume

tabung sehingga mereka dapat meningkatkan

minat mereka mengenai pengukuran.

3 Pengukuran Bangun Ruang

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 213

3 Pengukuran Bangun Ruang

Seorang matematikawan Yunani bernama

Archimedes (287 SM – 212 SM) menemukan

bahwa volume (isi) bola adalah 2

3 isi

silinder yang tepat melingkupinya. Beliau

memerintahkan untuk menggambarkan

temuannya pada batu nisannya. Gambarnya

ditunjukkan di sebelah kanan ini.

1 Diberikan tiga bangun ruang seperti

ditunjukkan pada gambar di samping

kanan.

Kerucut dengan alas berjari-jari 5 cm,

dan tinggi 10 cm.

Bola berjari-jari 5 cm.

Tabung dengan alas berjari-jari 5 cm

dan tinggi 10 cm.

Luas seluruh permukaan b sama dengan luas permukaan selimut bola

c . Tentukan luas permukaan b .

Rasio keliling adalah 3,14.

Bangun ruang a dan b masuk ke dalam c seperti ditunjukkan pada

gambar di atas. Tentukan perbandingan dari volume masing-masing

benda pejal di atas.

a b c

a

b

c

1

2

Hlm.214 Hlm.221

Ada 12 cara menggambar jaringjaring ikosahedron beraturan.

Dapatkah kita

menghitung volume

kerucut dan bola?

Bab 6 Bangun Ruang 213

P:222

1 Luas Permukaan Bangun Ruang

Tujuan

1. Dapat mencari luas permukaan limas dan

kerucut dengan berdasarkan jaring-jaring

bangun ruang.

2. Memahami cara menghitung luas selimut

kerucut dengan berdasarkan sifat juring.

3. Dapat mencari luas permukaan limas dan

kerucut.

Jawaban

Luas alas = 1

2 × 4 × 3 = 6 (cm2

)

Luas selimut = 6 × (3 + 4 + 5)

= 72 (cm2

)

Luas permukaan = 72 + 6 × 2 = 84 (cm2

)

Soal 1

Alas...permukaan ABC, DEF

Selimut...permukaan ADEB, BEFC, CFDA

Soal 2

Luas alas = 3 × 3 × 3,14 = 28,26 (cm2

)

Luas selimut = 7 × (3 × 2 × 3,14)

= 131,88 (cm2

)

Luas permukaan = 131,88 + 28,26 × 2

= 188,4 (cm2

)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Perlakuan mengenai Luas Permukaan

Bangun Ruang

Luas permukaan bangun ruang pertama

kali dipelajari di kelas 1. Oleh karenanya, siswa

perlu paham mengenai arti dari istilah luas

permukaan, luas alas, dan luas selimut. Selain

itu, alas dan permukaan pernah dipelajari di

kelas 5 SD.

2. Penjelasan Soal 2

Buat siswa memahami bahwa mencari luas

permukaan akan lebih mudah jika dipikirkan

menggunakan jaring-jaring bangun.

3 jam

Salah satu sisi prisma adalah persegi

panjang, dan karena jumlah dari seluruh luas

persegi panjang tersebut adalah luas selimut,

maka jika semua persegi panjang tersebut

dianggap sebagai satu persegi panjang, akan

dipahami bahwa luasnya bisa dipahami sebagai

berikut: (luas selimut) = (panjang keliling alas) ×

(tinggi). Dengan ini, juga akan sekaligus dapat

menuntuk ke cara mencari luas selimut pada

silinder.

Selain itu, di Sekolah Dasar kelas 5,

sudah dipelajari mengenai arti Pi dan nilai

pembulatannya yaitu 3,14, dan kelilingnya dapat

dicari dengan rumus keliling = diameter × 3,14.

Pada kelas 6 SD, sudah dipelajari mengenai

persamaan luas lingkaran yaitu Luas lingkaran

= jari-jari × jari-jari × 3,14. Dengan mengulas

kembali mengenai hal-hal tersebut, ditanamkan

kepada para siswa mengenai hubungannya

dengan pelajaran di halaman selanjutnya.

214 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Gambar di samping kanan

ini merupakan jaringjaring prisma segitiga.

Berdasarkan jaring-jaring

tersebut, hitunglah luas

permukaan seluruhnya.

Siswa mampu menghitung luas permukaan bangun-bangun ruang.

1 Luas Permukaan Bangun Ruang

Luas Permukaan Prisma dan Tabung

Pada prisma segitiga di , , sebutkan manakah yang merupakan alas dan

permukaan selimut.

Luas seluruh permukaan bangun ruang disebut luas permukaan. Luas dari alas

bangun ruang disebut luas alas dan luas seluruh permukaan selimut disebut

luas selimut.

Menghitung luas permukaan tabung dan prisma adalah

Luas permukaan sama dengan dua kali luas alas + luas selimut

Pada tabung berikut ini, hitunglah luas alas, luas selimut, dan luas

permukaannya. Nilai pendekatan untuk π adalah 3,14.

3 cm

7 cm cm cm

cm Ulasan

Kelas V - II Hlm. 42

Diameter

keliling

(D)

(D)

(A)

(A)

E F

B C

F E

3 cm 4 cm

6 cm

5 cm

(Keliling)

(Diameter) = π

Tujuan

Soal 1

Soal 2

Luas permukaan sama dengan dua kali luas alas + luas selimut

214 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:223

Jawaban

Soal 3

Jika panjang keliling adalah l cm, luas adalah S

cm2

, maka

K = 2π × 7 L = π × 72

= 14π (cm) = 49π (cm2

)

Soal 4

(1) Luas alas = 6 × 6 = 36 (cm2

)

Luas selimut = (6 × 8) × 4

= 192 (cm2

)

Luas permukaan = 192 + 36 × 2

= 264 (cm2

)

(2) Luas alas = π × 22

= 4π (cm2

)

Luas selimut = (2π × 2) × 5

= 20π (cm2

)

Luas permukaan = 20π + 4π × 2

= 28π (cm2

)

5 cm

2 cm

(2∏*2)cm

3. Pi π

Tegaskan kembali arti pi dan buat

mereka memahami bahwa itu diekspresikan

menggunakan huruf Yunani π karena itu

adalah bilangan yang tidak dapat diekspresikan

sebagai bilangan desimal atau pecahan. Harap

dicatat bahwa ini adalah pertama kalinya

bagi siswa untuk mengekspresikan konstanta

menggunakan huruf.

Ajari siswa ke depannya untuk menggunakan π untuk menyatakan pi, dan menulis

π setelah angka dan sebelum huruf lain, seperti

2πr dalam rumus luas.

4. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 3

Rumus untuk panjang keliling dan luas

dinyatakan menggunakan huruf. r, dan l, S

masing-masing digunakan untuk menyatakan

jari-jari, keliling, dan luas.

Jelaskan juga agar siswa mengerti bahwa

hurif ini berasal dari inisial istilah bahasa

Inggrisnya (lihat di bagian perhatian) dan buat

siswa memahami mengapa huruf-huruf ini

umum digunakan.

Tegaskan bahwa jika π yang ada pada

panjang keliling 14π cm dan luas 49π cm2 yang

ada pada [Soal 3] diganti dengan 3,14, maka

nilai estimasinya dapat ditentukan.

5. Penjelasan Soal 4 (2)

Ini adalah soal mencari luas permukaan

dengan menggunakan π. Diharapkan siswa

sudah memahami dengan baik untuk

menghitung dengan menggunakan jarringjaring seperti yang dilakukan hingga saat

ini. Selain itu, bandingkan persamaan yang

menggunakan 3,14 dan π untuk membahas

manfaat menggunakan π.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 215

Hitunglah panjang keliling dan luas lingkaran yang berjari-jari 7 cm.

1

Hitunglah luas permukaan bangun ruang berikut ini.

2

Rasio keliling terhadap garis tengah lingkaran menghasilkan satu nilai, yaitu

3,14159265389793238462643383279…, bilangan ini berlanjut tak terhingga,

dan dinyatakan dalam huruf Yunani π.

Pada lingkaran berjari-jari r cm,

kelilingnya adalah K cm, dan

luasnya adalah L cm2

.

π berbeda dengan huruf dalam bentuk aljabar dan persamaan yang telah kita

pelajari sebelumnya. π menyajikan bilangan tertentu. Oleh karena itu, dalam

perkalian kita tulis setelah bilangan dan sebelum huruf.

Secara umum, jika d menyatakan garis tengah, r

menyatakan jari-jari, K adalah keliling, dan L adalah luas,

maka,

  K = 2πr L = πr

2

Kita gunakan π untuk menyatakan rasio keliling terhadap garis tengah.

(Keliling)

= (garis tengah) × π

= (r × 2) × π

= 2πr

(Luas lingkaran)

= (jari-jari) × (jari-jari) × π

= r × r × π

=πr

2

8 cm

6 cm

r, K, dan L adalah huruf pertama dari radius (jari-jari), keliling, luas lingkaran.

2 cm

5 cm

l cm

S cm2

r cm

Contoh 1

Catatan

Catatan

Soal 3

Soal 4

K

L

Bab 6 Bangun Ruang 215

P:224

Jawaban

Soal 5

Luas alas = 10 × 10 = 100 (cm2

)

Luas selimut = 1

2

  10 12 4 



 





= 240 (cm2

)

Luas permukaan = 240 + 100 = 340 (cm2

)

12 cm

10 cm

Yang perlu diketahui hanyalah luas juring

selimutnya. Oleh karena itu, perlu dicari panjang

busur dan besar sudut pusatnya.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan Contoh 2

Soal mengenai mencari luas permukaan

limas. Seerti halnya pada prisma, gambarlah

jaring-jaring dengan hati-hati, kemudian

dengan menyatakan alas dan selimut,

akan dipahami bahwa dapat dicari dengan

menggunaka persamaan (luas limas) = (Luas

selimut) + (Luas alas). Selain itu, ingin ditekankan

melalui jaring-jaring bangun bahwa persamaan

(luas selimut) = (panjang keliling alas) × (tinggi)

yang digunakan pada prisma, tidak berlaku

pada prisma.

7. Penjelasan

Pertanyaan siswa mengenai, kita bisa

mencari luas permukaan limas, maka luas

permukaan silinder juga tentu akan bisa dicari

dengan cara yang serupa, merupakan hal yang

penting.

Dengan memperlihatkan gambar jaring

bangun kerucut yang sudah dipelajari,

ditegaskan bahwa luas alasnya adalah juga luas

permukaan lingkaran, dan arahkan perhatian

siswa pada luas permukaan juring yang juga

menjadi luas selimut.

Selain itu, dengan mempertanyakan apa

yang diperlukan untuk mencari luas juring,

maka siswa akan memahami bahwa diperlukan

untuk mencari tahu panjang busur dan besar

sudut pusat, dan bisa disambungkan pada

pelajaran di halaman berikut.

216 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Hitunglah luas permukaan limas persegi yang

ditunjukkan di samping kanan ini.

Hitunglah luas alas, luas selimut, dan luas

permukaan limas di samping ini.

Apa yang perlu kita ketahui agar dapat menghitung luas permukaan kerucut

berikut ini?

Luas Permukaan Limas

Hitung luas alas dan luas selimut, kemudian jumlahkan.

Luas Permukaan Kerucut

4 cm

6 cm

A O'

(B)

12 cm

5 cm

Bentuk alas adalah persegi dengan panjang

rusuk 6 cm,

6 × 6 = 36

Jadi, luas alas adalah 36 cm2

.

Permukaan miring berupa segitiga sama kaki

dengan alas 6 cm, dan tinggi 4 cm, sehingga

luas selimut adalah

1

2 × 6 × 4 × 4 = 48

Jadi, luas selimut adalah 48 cm2

.

36 + 48 = 84

Jawab: 84 cm2

12 cm

10 cm

O 12 cm

5 cm

O'

Agar penjelasanmu

mudah dipahami,

gambarlah secara akurat.

4 cm

6 cm

Cara

Soal 5

Contoh 2

Penyelesaian

216 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:225

Jawaban

Soal 6

Jika panjang tali busur menjasi 2 kali lipat, 3

kali lipat…dst, maka luas pun akan menjadi

2 kali lipat, 3 kali lipat…dst. oleh karenanya,

dapat dikatakan bahwa luas permukaan juring

berbanding lurus dengan panjang tali busurnya.

Soal 7

(1) 120

360 = 1

3

, maka 1

3

kali lipat

(2) π × 62 × 1

3

= 12π (cm2

)

(3) 2π × 6 × 1

3

= 4π (cm)

Soal 8

Jika panjang tali busur juring adalah l cm, dan

luas adalah S cm2

, maka

l = 2π × 4 ×

135

360

= 3π (cm)

L = π × 42 ×

135

360

= 6π (cm2

)

8. Penjelasan Contoh 3

Memahami secara intuitif bahwa sudut

pusat dan tali busur, sudut pusat dan luas pada

juring masing-masingnya memiliki hubungan

berbanding lurus.

9. Penjelasan Soal 6

Dengan berdasarkan [contoh 3], memahami bahwa panjang tali busur dan luas

permukaan juring juga berada dalam hubungan

berbanding lurus. Hal ini terhubung dengan

cara mecari permukaan selimut kerucut (Buku

pelajaran halaman 219 ”Pemikiran Tuti”).

10. Penjelasan Soal 7

Jika dipikirkan dengan lingkaran sebagai

dasarnya, maka sudut pusat juring adalah 120

360

kalinya sudut pusat lingkaran. Oleh karenanya,

panjang tali busur dan luas permukan juring

yang juga berbanding lurus dengan sudut

pusatnya pun, masing-masing didapat dengan

mengalikan panjang lingkar lingaran dan

luas lingkaran dengan perbandungan yang

sama yaitu 120

360 . Ini adalah pertanyaan untuk

memahami mengenai hal tersebut.

11. Persamaan panjang dan luas permukaan

juring

Menyusun persamaan panjang tali busur

dan luas permukaan juring dengan berdasarkan

pembelajaran pada [contoh 3] dan [soal 7].

Persamaan bisa diturunkan dari pola pikir yang

diperlihatkan [soal7] pada nomor 10 , namun

menurunkan persamaan yang menggunakan

perbandingan seperti di bawah ini juga bisa

dilakukan.

Sudut pusat lingkaran adalah 360°, jika

dipikirkan bentuk juring dengan panjang tali

busur 2πr, karena sudut pusat juring a dan panjang

tali busur l adalah berbanding lurus, maka

a : 360 = l : 2πr

360 = 2πr × a

l = 2πr × a

360

Adalah juga sama halnya dengan persamaan

luas permukaan juring.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 217

Hitunglah panjang tali busur dan luas juring dengan jari-jari 4 cm dan sudut

dalam 135º.

Panjang Tali Busur dan Luas Juring

Diberikan juring dengan jari-jari r cm dan sudut

dalam aº. Panjang tali busur adalah l cm dan luas

juring adalah Lj cm2

,

l = 2πr × , Lj

= πr

2 ×

Lj

cm2

l cm

r cm

Marilah kita cermati luas juring untuk menghitung luas permukaan kerucut.

Untuk juring dengan jari-jari 6 cm dan sudut dalam 120º, jawablah

pertanyaan berikut ini.

1 Jika juring dan lingkaran mempunyai jari-jari

yang sama, berapa kali luas juring lingkaran

sama dengan luas lingkaran?

Hitung luas juring.

Hitung panjang tali busur.

2

Seperti ditunjukkan di bawah ini, tanpa mengubah jari-jari juring, ketika kita

menggandakan sudut pusat juring dua kali, tiga kali, dan seterusnya, maka

panjang tali busur dan luas juring juga akan berlipat dua kali, tiga kali, dan

seterusnya.

Pada lingkaran, apakah kita dapat menyimpulkan bahwa luas juring

berbanding lurus dengan panjang tali busur juring tersebut?

3

O O

45° 90° 135°

120º

6 cm

Berdasarkan Contoh 3, kita dapat menyimpulkan berikut ini.

Pada lingkaran, panjang tali busur juring berbanding lurus dengan

ukuran sudut dalam. Luas juring berbanding lurus dengan ukuran sudut

dalam.

a b c

PENTING

Contoh 3

Soal 6

Soal 7

Soal 8

a

360

a

360

Bab 6 Bangun Ruang 217

P:226

Jawaban

Karena selimut kerucut adalah juring, maka untuk

menentukan luasnya, dicari tahu sudut pusatnya.

1

1 Karena panjang busur AB adalah sama

dengan panjang keliling lingkaran O’

2 Karena besar sudut pusat dan panjang tali

busur juring adalah berbanding lurus.

3 Contoh

Untuk mencari sudut pusat juring, 360°

dikalikan dengan perbandingan jari-jari

dua lingkaran O dan O’

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

12. Aktivitas matematis pada jam ini

Pada jam ini, sebagai kesempatan

untuk melaksanan kegiatan matematis yang

menyatakan isi kurikulum, dibahas mengenai

”kegiatan mencari cara untuk menghitung

luas permukaan kerucut dengan berdasarkan

jaring-jaring bangun dan cara mencari luas

permukaan juring”. Pada [Q] melalui kegiatan

diskusi, dibuat agar dapat fokus pada hal-hal

yang diperlukan untuk mencari luas selimut.

13. Penjelasan untuk halaman ini

Pada halaman ini, membahas dua contoh

sebagai cara mencari luas selimut kerucut.

Pemikiran Adi pada [1] adalah cara di mana

memanfaatkan sifat bahwa sudut pusat dan

panjang tali busur juring berbanding lurus

untuk mencai sudut ousat, dan meruoakan

cara yang menggunakan persamaan luas,

sementara “pemikiran Tuti pada [3] adalah cara

yang memanfaatkan bahwa panjang tali busur

juring dan luas permukaannya berbanding

lurus.

Di dalam pelajaran, susun pemikiran

siswa seperti “Pemikiran Adi”, ”Pemikiran Tuti”,

”Pemikiran Yuni” dan sebagainya, lalu periksalah

pemikiran tersebut satu persatu bersama siswa.

14. Penjelasan 1

Hal yang penting dalam memikirkan soal

ini adalah, berpikir setelah membuat jaring

bangun. Pertama, yakinkan mengenai hal

tersebut. Selanjutnya, baca ”Pemikiran Takumi”,

lalu jelaskanlah mengenai hal yang menjadi

dasar pemikiran tersebut.

Persamaan a, pada awalnya buatlah

persamaan perbandingan lurus x : 3 60 = (2π

× 5) : ( 2π × 12), kemudian dari situ didapatkan

nilai x.

Dari persamaan c, jika 360° dikalikan pada

nilai perbandungan jari-jari dua lingkaran O

dan O’ 5

12

, maka sudut pusat juring akan dapat

ditemukan.

218 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Seperti diperlihatkan pada gambar di samping

kanan, sebuah kerucut dengan jari-jari alas 5

cm dan panjang garis pelukis 12 cm. Berapakah

luas selimut kerucut dalam cm2

? Diskusikan

berdasarkan yang telah dipelajari sejauh ini.

Pada , Adi menggambar jaring-jaring kerucut dan memikirkan sudut dalam

sektor untuk menghitung luas selimut kerucut. Bacalah ide Adi, dan jawablah

pertanyaan berikut ini.

1

1

2

3

Jelaskan alasan a .

Jelaskan mengapa kita dapat menghitung

sudut dalam x dengan persamaan b .

Bagaimana kita maknai bagian c ?

5

12 menyajikan apa?

Ide Adi

Panjang tali busur AB dari sektor OAB adalah (2π × 5 ) cm … a

Panjang keliling lingkaran O adalah (2π × 12 ) cm

Jika saya misalkan sudut dalam juring adalah xº, maka

= 150

b

c

12 cm

5 cm

O'

A O'

(B)

12 cm

5 cm

O 12 cm

5 cm

O'

Menemukan

[ Kegiatan Matematika ]

x = 360 ×

x = 360 ×

2π × 5

2π × 12

5

12

218 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:227

Jawaban

2

Jika luas juring OAB adalah S cm2

, maka

S = (π × 122

) ×

150

360 =60π (cm2

)

3 Contoh

Karena luas permukaan juring berbanding lurus

dengan panjang tali busurnya, untuk mencari

luas juring AOB, kalikan luas lingkaran O dengan

perbandingan antara panjang keliling lingkaran

O dan panjang busur AB.

4 Contoh

Kalikan luas lingkaran O dengan perbandingan jari-jari dua lingkaran O dan O’

Kalikan perbandingan jari-jari dua lingkaran

O dan O’ dengan Pi π

5

Luas alas = π × 52

= 25 (cm2

)

Luas permukaan = 60π + 25π = 85π (cm2

)

6

Luas alas = π × 62

= 36 (cm2

)

Luas selimut = (π × 82

) ×

2 6

2 8





Luas permukaan = 48π + 36π = 84π (cm2

)

15. Penjelasan 3 dan pola pikir matematis 3

“Pemikiran Tuti” adalah cara mencari

luas permukaan dengan memanfaarkan

perbandingan lurus tali busur juring dan

luasnya, tanpa mencari sudut dalamnya. Tujuan

bagian ini adalah siswa dapat menangkap

membaca hal tersebut, menerangkan alasannya

dan menjelaskannya.

16. Penjelasan 4

Dari pemikiran Adi dan pemikiran Tuti,

dapat dibaca bahwa perbandingan jari-jari

dua lingkatan O dan O’ yaitu

5

12 menjadi

perbandingan lingkaran O dan sudut pusat

juring OAB, dengan kata lain menjadi

perbandingan luas. Selain itu, daroi “Pemikiran

Yui” diketahui bahwa S = 12 × 5 × π, dengan kata

lain,dapat digunakan cara menghitung (Luas

kerucut) = (Panjang generatrix) × (jari-jari alas)

× (pi).

Hal ini bisa diingat sebagai pengetahuan,

namun yang diinginkan untuk diajarkan kepada

para siswa adalah bahwa pada saat mencari

luas selimut kerucut, kita akan selalu bisa

membangun kembali rumus dengan mengingat

kembali cara berpikir yang memanfaatkan sifat

berbanding lurus yang dimiliki sudut pusat dan

permukaan, atau panjang tali busur dan luas

permukaan.

17. Penjelasan untuk balon ucapan

Dari hal yang sudah dipelajari hingga saat

ini, pancinglah pertanyaan mengenai luas

permukaan bola yang sudah dipelajari hingga

saat ini dari para siswa, untuk memberikan

motivasi mempelajari buku pelajaran halaman

224.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 219

Tuti mengatakan bahwa ia dapat menghitung luas tanpa mengetahui berapa

sudut dalamnya.

3

Diskusikan hasil pengamatanmu tentang cara menghitung luas juring

berdasarkan ide Adi dan Tuti. 4

Hitunglah luas alas dan luas permukaan kerucut

yang diberikan di di halaman sebelumnya. 5

Hitunglah luas alas, luas selimut, dan luas

permukaan kerucut di samping kanan ini

menggunakan ide Adi dan Tuti.

6

Ide Tuti

Luas lingkaran O adalah (2π × 122

) cm2

.

Jadi, jika luas juring adalah Lj cm2

, maka

Marilah kita cermati bagaimana Tuti menemukan

luas juring berdasarkan apa yang telah kita

pelajari. Jelaskan cara yang gunakan Tuti.

Hitunglah luas juring OAB jika sudut dalamnya adalah 150º. 2

Jawab: 60π cm2

O'

6 cm

8 cm

Berpikir Matematis

Berdasarkan sifat-sifat lingkaran

dan juring, kita dapat menjelaskan

bagaimana menghitung luas sektor.

O 12 cm

S cm B 2

5 cm

O'

Hlm.224

Lj

= (π × 12 × 2

)

= (π × 12 × 2

)

= 12 × 5 × π

= 60 π

Sekarang kita paham

bagaimana menghitung

luas permukaan kerucut.

Dapatkan kita menghitung luas

permukaan bola dengan cara serupa?

2π × 5

2π × 12

5

12

Bab 6 Bangun Ruang 219

P:228

Jawaban

Cermati

1

半径

弧の長さ÷2

Jari-jari

Panjang tali busur : 2

Jika jari-jari juring adalah r cm, panjang tali

busur adalah l cm, dan luas adalah S cm2

, maka

S = r × 1

2

l = 1

2

lr

2

半径

弧の長さ

Jari-jari

Panjang tali busur

Jika jari-jari juring adalah r cm, panjang tali

busur adalah l cm, dan luas adalah S cm2

, maka

S = 1

2 × l × r = 1

2

lr

3

S = 1

2 × 6π × 4

= 12π (cm2

)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

18. Penjelasan untuk panjang tali busur dan

luas juring, cara pikir matematis 1

Pada [1] dari hal yang pernah dipelajari

di kelas 6 SD mengenai membagi lingkaran

menjadi 16, 32, 64…bagian sama rata lalu

menyusun ulang secara berderetan, maka akan

terbentuk bangun yang mendekati persegi

panjangseperti halnya hal ini mengantarkan

pada persamaan luas lingkaran, pikirkan

mengenai luas juring. (cara berpikir analogi)

Pada [2], karena merupakan bagian dari

lingkaran konsentrus, maka jika dibayangkan

bahwa semuanya diluruskan maka akan

membentuk bangun yang mendekati segitiga,

dan dari situ, dipikirkan mengenai luas

permukaan juring.

Dari hal-hal ini, buat agar siswa dapat

menemukan bahwa luas permukaan juring

dapat ditemukan dengan 1

2 × (panjang tali

busur) × ( jari-jari)

19. Penjelasan 3

Jika menggunakan persamaan S = 1

2

lr,

maka tanpa mencari sudut pusat juring pun,

luas juring dapat dicari dari panjang tali busur

dan jari-jari, oleh karenanya praktis digunakan

saat mencari luas selimut kerucut.

Pada buku pelajaran halaman 216-219,

dibahas mengenai kegiatan memikirkan

cara mencari luas selimut kerucut dengan

berdasarkan jaring-jaring bangun, namun di

situ tidak digambarkan mengenai cara pikir

yang menggunakan persamaan S = 1

2

lr. Pada

saat melakukan pembelajaran mengenai ”Luas

uring dan panjang tali busur”, tentunya ada juga

siswa yang berpikiran untuk menggunakan

persamaan ini.

220 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Panjang Tali Busur dan Luas Juring

Diberikan sektor dengan jari-jari r cm dan

panjang tali busur l cm. Luas juring adalah Lj

cm2

Hitunglah luas juring yang berjari-jari 4 cm dan panjang tali busur 6π cm. 3

Seperti tampak pada gambar di bawah ini, bangun dipandang sebagai hasil

pengubinan potongan-potongan juring. Juring dipotong-potong kecil sama

besarnya berbentuk empat persegi panjang. Hasil bentukannya berupa empat

persegi panjang. Bagian juring mana yang ukurannya sama dengan panjang dan

lebar empat persegi panjang?

1

Seperti ditunjukkan gambar di bawah ini, bangun dipandang sebagai hasil

pengubinan potongan-potongan juring. Potongan tersebut berbentuk

segitiga sama besarnya. Bagian mana dari juring yang ukurannya sama

dengan panjang dan lebar empat persegi panjang?

2

Berdasarkan 1 dan 2 , dapat disimpulkan berikut ini.

Jika jari-jari juring r cm,

panjang tali busur l cm,

dan luas adalah L cm2

,

L = l r

Mirip dengan

rumus luas

segitiga. r cm

l cm

L cm

l cm

r cm

Dipotong kecil-kecil

dengan ukuran sama,

kemudian diubinkan

r cm

l cm

Berpikir matematis

Kita pikirkan bahwa menghitung

luas sektor serupa dengan lingkaran

Cermati

1

2

Hitunglah luas juring yang berjari-jari 4 cm dan panjang tali busur 6π cm.

220 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:229

2 Volume Bangun Ruang

Tujuan

1. Memahami cara menentukan volume

prisma dan kerucut berdasarkan

pengamatan dan eksperimen.

2. Mampu mencari volume tabung dan kerucut.

Jawaban

(1) 4 × 7 × 3 = 84 (cm3

)

(2) (π × 62

) × 10 = 360π (cm3

)

Soal 1

(1) Jika pertama-tama dicari luas alas, maka

1

2

× 10 × 6 + 1

2

× 10 × 3 = 84 (cm2

)

Karenanya, volumenya adalah

45 × 7 = 315 (cm3

)

(2) Jika pertama-tama dicari luas alas, maka

(π × 22

) : 2 = 2π (cm2

)

Karenanya, volumenya adalah

2π × 4 = 8π (cm3

)

Pertanyaan Serupa

Carilah volume bangun ruang berikut ini

4 cm

3 cm

5 cm 5 cm

7 cm

15 cm

(300 cm3

)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Di sekolah dasar, kita belajar bagaimana

mencari volume sebuah balok atau kubus di

kelas 5, dan volume sebuah prisma atau silinder

di kelas 6 dengan (luas alas) × (tinggi). Ini

merupakan soal untuk mengulas kembali halhal itu.

2. Menangkap persamaan volume dengan

pergerakan alas

Mengulas kembali mengenai hal yang

dipelajari di buku pelajaran halaman 206,

dengan melihat prisma dan silinder sebagai

alas berbentuk poligon atau lingkaran yang

digerakkan sejajar secara tegak lurus sepanjang

tingginya, buat siswa memahami makna dari

(luas alas) × (tinggi).

3. Volume prisma dan tabung

Menyusun persamaan volume prisma

dan silinder dengan berdasarkan hal yang

telah dipelajari hingga saat ini. Dengan

menggunakan [perhatian] jelaskan pada siswa

mengenai alasan penggunaan huruf h, dan V

(S dapat mengacu pada [perhatian] di buku

pelajaran halaman 215).

4. Penjelasan Soal 1 (1)

Jika ada siswa yang mencari luasnya

dengan membaginya ke dua prisma segitiga,

bahas kemudian bandingkan dengan cara

menghitung menggunakan (luas alas) × (tinggi).

1 jam

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 221

Siswa dapat menghitung volume bangun ruang.

2 Volume Bangun Ruang

Hitunglah volume prisma segi empat dan tabung berikut ini.

1

Sebagaimana telah dipelajari di

Sekolah Dasar, volume prisma

dan tabung adalah

 (Luas alas) × (Tinggi)

2

Hitunglah volume bangun ruang berikut ini.

1 2

6 cm

7 cm

3 cm

4 cm

10 cm

4 cm

4 cm

3 cm 6 cm

7 cm 10 cm

Volume Prisma dan Tabung

Jika luas alas prisma atau tabung adalah L cm2

,

tinggi t cm, maka volumenya adalah V cm3

,

V = Lt h

S

h

S

t dan V merupakan huruf pertama dari tinggi dan volume.

PENTING

Catatan

Tujuan

Soal 1

Bab 6 Bangun Ruang 221

P:230

Jawaban

Volume air dalam wadah limas atau kerucut

dianggap sepertiga dari volume prisma atau

tabung, karena terdapat tiga gelas air dalam

wadah prisma atau tabung dengan luas alas

dan tinggi yang sama.

Soal 2

(1)

1

3 × 82 × 6 = 128 (cm3

)

(2)

1

3 × (π × 62

) × 9 = 108π (cm3

)

Pertanyaan Serupa

Carilah volumen kerucut a dan b di bawah ini,

kemudian carilah perbandingannya.

a Kerucut dengan jari-jari alas 3cm, tinggi 6 cm

b Kerucut dengan jari-jari alas 6 cm,tinggi 3 cm

a …18π cm3 b …36π cm3

Perbandingan volumenya 1 : 2

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

5. Penjelasan dan cara pikir matematis 2

Untuk mendapatkan rumus volume V =

1

3 Lt dari piramida secara logis, perlu untuk

memahami integral. Oleh karena itu, di sekolah

menengah pertama, rumus secara intuitif

diturunkan dengan metode seperti eksperimen

(berpikir induktif).

Di sini, dengan melakukan percobaan di

mana air atau pasir dimasukkan ke dalam wadah

dan memperhatikan hasilnya, hubungan antara

volume kolom dan kerucut dengan permukaan

dasar yang kongruen dan ketinggian yang sama

akan ditemukan dan dijelaskan.

Selain itu, pada \"Memikirkan Volume

Piramida dengan Model\" di halaman

selanjutnya, memperkenalkan aktivitas untuk

memikirkan tentang cara mencari volume limas

segi empat menggunakan model,maka bisa

juga melakukan aktivitas tersebut di sini.

6. Volume limas dan kerucut

Berdasarkan pembelajaran selama ini,

rumus volume piramida dan kerucut dirangkum

menggunakan huruf.

7. Volume limas dan kerucut

Seperti halnya balon ucapan pada uku

pelajaran halaman 219, diharapkan untuk

memancing pertanyaan mengenai volume bola

dari para siswa. Jika muncul pertanyaan seperti,

jika persamaan volume limas dan kerucut

dapat dicari dengan percobaan, tidakkah bisa

juga dicari dengan percobaan?, maka akan

lebih mudah untuk menyambungkannya ke

pelajaran di halaman 224.

222 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Volume Limas dan Kerucut

Berdasarkan hasil di , kita dapat melihat

bahwa volume limas dan kerucut sama dengan

1

3 volume prisma dan tabung dengan luas alas

dan tinggi yang sama.

Hitunglah volume bangun ruang berikut ini.

1 2

Volume Limas dan Kerucut

Jika luas alas limas atau kerucut adalah L cm2

,

tingginya adalah t cm, maka volumenya adalah

V cm3

  V= Lt

h

S

h

S

Berapa banyak cairan yang

dapat dimasukkan ke

dalam?

6 cm

(tinggi)

8 cm 12 cm

9 cm

(tinggi)

Berpikir Matematis

Berdasarkan percobaan kita dapat

menentukan hubungan antara

volume limas dan kerucut dan

antara volume prisma dan tabung.

Hlm.224

PENTING

Bandingkan volume prisma, limas, tabung, dan

kerucut yang mempunyai luas alas dan tinggi yang

sama dengan menggunakan wadah.

Volume limas dan kerucut

dapat ditemukan berdasarkan

percobaan.

Dapatkah kita menemukan

rumus volume bola dengan cara

serupa?

Soal 2

  V= Lt 1

3

222 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:231

Jawaban

Cermati

1

Dari [1], model limas segi empat memiliki luas

alas dan tinggi yang sama dengan kubus.

Volume limas segi empat adalah sepertiga dari

volume prisma segi empat yang luas alas dan

tingginya sama, karena kubus dibentuk dengan

mengumpulkan ketiganya.

2

Dari [2], model limas segi empat memiliki luas

alas yang sama dengan kubus dan tingginya

setengah. Volume limas segi empat setengah

tingginya adalah 1/6 volume prisma segi empat

dengan luas alas dan tinggi yang sama, karena

kubus dibentuk dengan mengumpulkan enam

buah. Oleh karena itu, volume limas segi empat

adalah 1

3

dari volume prisma segi empat yang

luas alas dan tingginya sama satu sama lain.

8. Volume Limas Dipikirkan Menggunakan

Miniatur

Merupakan tugas untuk mengkonfirmasi

melalui pembuatan model bahwa volume

limas segi empat adalah 1

3

dari volume prisma

segi empat yang luas alas dan tingginya sama.

Pemahaman ini dapat diperdalam dengan

melakukannya bersama dengan percobaan

menempatkan air atau pasir dalam wadah

seperti yang dibahas pada halaman sebelumnya

dan membandingkannya.

Bangun ruang yang dapat dibentuk dari

jaring-jaring [1] adalah limas miring yang tidak

dibahas dalam teks buku pelajaran, tetapi

harus dipahami secara intuitif bahwa jika posisi

puncak digeser, itu menjadi limas persegi biasa

volume yang sama.

Juga, di 2, didapati bahwa volume limas

segi empat beraturan dengan luas alas yang

sama dan setengah tingginya dari kubus adalah

1

6 dari volume kubus, sehingga volume limas

segi empat adalah

1

3 dari limas segi empat

dengan tinggi yang sama.

Bisa juga berpikir

menggunakan balok dengan

tinggi setengah dari kubus

sejak awal. Ketika dipotong

seperti yang ditunjukkan pada

gambar di sebelah kanan,balok

menghasilkan empat limas

segiempat beraturan yang

ada di buku pelajaran, dan

empat limas segi empat hasil

memotongnya menjadi dua.

Oleh karenanya, volume limas

segiempat dapat dijelaskan sebagai

1

3 volume

prisma segi empat yang luas alas dan tingginya

sama.

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 223

Volume Limas Menggunakan Miniatur

Marilah kita membuat tiga limas persegi menggunakan jaring-jaring yang

disediakan di akhir buku 2 , kemudian bentuklah menjadi sebuah kubus.

1

Marilah kita membuat enam limas persegi dengan jaring-jaring yang

tersedia di akhir buku 2 , kemudian kita susun menjadi kubus.

2

Berdasarkan 1 , kita dapat melihat bahwa volume masing-masing limas persegi sama

dengan 1

3 volume kubus. Alas limas menjadi salah satu permukaan kubus.

Berdasarkan 1 dan 2 , di atas, jelaskan mengapa volume limas persegi

sama dengan 1

3 volume prisma persegi yang mempunyai luas alas dan

tinggi yang sama.

3

Dari gambar di atas, tampak bahwa volume limas persegi di atas adalah 1

6 volume

kubus. Permukaan-permukaan kubus merupakan alas-alas limas, sehingga tinggi

kubus sama dengan dua kali tinggi limas.

, kemudian kita susun menjadi kubus.

Cermati

Bab 6 Bangun Ruang 223

P:232

3 Luas Permukaan dan Volume Bola

Tujuan

1. Memahami cara menentukan luas

permukaan dan volume bola berdasarkan

pengamatan dan eksperimen.

2. Dapat menghitung luas permukaan dan

volume bola menggunakan persamaan.

Jawaban

(1) π × 102

= 100π (cm2

)

(2) Karena luas permukaan bola berjari-jari 5

cm sama dengan luas lingkaran berjarijari 10 cm, dapat dicari dengan (luas

permukaan bola) = π × (dua kali lipat jarijari bola-bola)2

Soal 1

4π × 42

= 64π (cm2

)

Soal 2

Karena bangun ini adalah setengah lingkaran

dengan jari-jari 3 cm, maka

(4π × 32

) ×

1

2

+ π × 32

= 27π (cm2

)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Serupa dengan rumus volume piramida

dan kerucut, rumus untuk menghitung

luas permukaan dan volume bola dipahami

secara intuitif di sekolah menengah pertama

berdasarkan observasi dan eksperimen.

Di sini, kita membahas eksperimen untuk

menyelidiki hubungan antara jari-jari bola

dan jari-jari lingkaran yang digulung ulang

saat tali dilepas pada seluruh permukaan bola

dan digulung kembali untuk membentuk

lingkaran. Karena jari-jari lingkaran yang

diputar ulang adalah dua kali jari-jari bola, maka

dimungkinkan untuk secara intuitif memahami

bahwa luas permukaan bola = π × (dua kali jarijari bola)2

.

1,5 jam

2. Luas permukaan bola

Berdasarkan [Q], kita menggeneralisasi

menjadi L = π × (2r)

2 × 4 × πr

2

dan menurunkan

rumusnya. Di [Pertanyaan 1], rumus tersebut

dapat diterapkan pada contoh konkret. Luas

permukaan bola sama dengan luas sisi silinder

tempatnya. Ini tercakup dalam [Percobaan]

pada [Buku pelajaran] H.213

dan [Buku pelajaran] H.226,

diarapkan untuk dipelajari

sambil menghubungkan antara

keduanya.

Dalam pembelajaran

tahun ini, perkalian dengan

persamaan huruf termasuk

eksponen belum dipelajari, sehingga perlu

dijelaskan secara cermat proses perhitungan

untuk menurunkan rumus berdasarkan fakta

tersebut.

224 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

3 Luas Permukaan dan Volume Bola

Seutas tali dililitkan pada bola dengan jarijari 5 cm. Kemudian dibuka lilitan dan disusun

melingkar menjadi sebuah lingkaran dengan

jari-jari 10 cm, seperti ditunjukkan gambar di

samping ini.

1 Berapakah luas lingkaran dalam cm2

?

Hitunglah luas permukaan bola dengan

menggunakan hubungan antara jari-jari

bola dan jari-jari lingkaran.

2

Luas Permukaan Bola

Luas permukaan bola berjari-jari r adalah L cm2

, dengan rumus

L = 4 π r

2

Hitunglah luas permukaan bola berjari-jari 4 cm.

Hitung luas permukaan bangun ruang yang diperoleh

dengan memutar juring dengan jari-jari 3 cm dan sudut

pusat 90°. Sekali putar dengan sumbu putar garis l, seperti

ditunjukkan pada gambar di samping kanan. 3 cm

l

Luas Permukaan Bola

π × (2r)2

= π × 2r × 2r

= 4 π r

2

π × 2r × 2r

= 2 × 2 × π × r × r

= 4πr

2

Siswa dapat menghitung luas permukaan dan volume bola

PENTING

Tujuan

Secara umum, percobaan di atas menunjukkan bahwa permukaan bola dengan

jari-jari r cm sama dengan luas lingkaran dengan jari-jari 2r cm.

Jadi, jika jari-jari bola adalah r, maka luas permukaan bola adalah

Soal 1

Soal 2

224 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:233

Jawaban

Volume tabung B adalah π × 52 × 10 = 250 π (cm3

).

Volume setengah bola A adalah sepertiganya

karena wadah ini hanya dapat diisi dengan tiga

cangkir.

Oleh karena itu, volume setengah bola A adalah

250π × 1

3 = 250

3

π (cm3

)

Soal 3

4

3

π × 43

= 256

3

π (cm3

)

Soal 4

4

3

33 





 



 ×

1

2

= 18π (cm3

)

Pertanyaan Serupa

Carilah luas permukaan dan

volume bangun ruang yang

dibentuk dengan membagi bola

berjari-jari 6 cm menjadi empat

bagian yang sama pada dua

bidang yang melewati pusat O,

seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut.

Luas permukaan 72π cm2

Volume 72π cm3

3. Penjelasan Soal 2

Melihat kembali pembelajaran tentang

benda putar di halaman 207 buku pelajaran, dan

buatlah sketsa untuk mencari luas permukaan

setengah bola.

4. Penjelasan

Dengan melakukan percobaan di mana

air atau pasir dimasukkan ke dalam wadah

dan memperhatikan hasilnya, hubungan

antara volume belahan dan volume silinder

secara intuitif ditemukan, dan volume belahan

diperoleh berdasarkan volume silinder. Ada

baiknya untuk melihat kembali eksperimen

volumetrik piramida dan kerucut yang dilakukan

di [Q] pada halaman 222 buku pelajaran.

5. Volume bola

Dari [Q], secara intuitif siswa diberi

pemahaman bahwa volume setengah bola

adalah

1

3 dari volume silinder. Artinya, volume

bola adalah 2

3

dari volume silinder πr

2 × 2r, dan

rumus volume bola diturunkan berdasarkan ini.

Juga, karena volume bola

adalah 2

3 dari volume tabung

tempatnya, dan volume kerucut

adalah

1

3 dari tabung yang

sama, rasio volume kerucut, bola,

dan tabung adalah 1 : 2 : 3. Ini secara singkat

disebutkan di halaman 213, tetapi Anda dapat

memeriksanya di [Coba] di halaman berikutnya.

O

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 225

Volume Bola

Volume Bola

Volume bola berjari-jari r adalah V cm3

, dengan rumus

Hitunglah volume bola berjari-jari 4 cm.

Hitunglah volume bangun ruang di Soal 2 di halaman sebelumnya.

2r cm

r cm

r2 × r

= r × r × r

= r3

PENTING

Sebuah wadah A berbentuk setengah bola dengan jari-jari 5 cm. Wadah B

berbentuk tabung dengan jari-jari alas 5 cm dan tinggi 10 cm. Ketika kita

menuangkan air ke dalam wadah B menggunakan wadah A, tiga wadah

A mengisi wadah B. Hitunglah volume setengah bola berdasarkan hasil

percobaan ini.

Pada , kita dapat melihat bahwa volume setengah

bola A adalah 1

3 volume silinder B. Berdasarkan

fakta tersebut, jika setengah bola memiliki jari-jari r

cm, dan volume V cm3

, maka kita dapat menghitung

volumenya berdasarkan volume tabung berjari-jari r

dan tinggi 2r,

Soal 3

Soal 4

V = (π × r2

× 2r × ) × 2

=

= πr3

× 2 × 2 × π × r2

× r

V = πr3

× 2r × ) × 2 1

3

1

3

= 4

3

= 4

3

A

B 1 2 3

Bab 6 Bangun Ruang 225

P:234

Jawaban

Mari Mencoba

(1) Volume a

1

3 × (π × 52

) × 10 = 250

3

π (cm3

)

Volume b

1

3 × π × 53

= 500

3

π (cm3

)

Volume c

π × 52 × 10= 250π (cm3

)

Dari penjelasan di atas, volume b dan

c masing-masing dua kali dan tiga kali

volume a. Oleh karena itu, jika volume a

adalah 1, volume b adalah 2 dan volume c

adalah 3.

(2) Luas permukaan a adalah

4π × 52

= 100π (cm2

)

Luas permukaan b adalah

10π × 10 = 100π (cm2

)

karenanya, luas permukaan b dan luas

selimut c adalah sama

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(Panjang tali busur)

= 2π × 12 × 240

360

= 16π (cm)

Luas permukaan

= π × 122 × 240

360

= 96π (cm2

)

2

Luas selimut = π × 42 × 2 2

2 4





= 16π (cm)

= 8π (cm2

)

Luas alas = π × 22

= 4π (cm2

)

Luas permukaan = 8π + 4π = 12π (cm2

)

3

(1) π × 102 × 15 = 1.500π (cm3

)

(2)

1

3 × 60 × 80 = 160 (cm3

)

0,5 jam

4

Luas permukaan = 4π × 32 = 36π (cm2

)

Volume = 4

3

π × 33 = 36π (cm3

)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

6. Penjelasan Mari Mencoba

Seperti yang ditunjukkan di buku teks,

ketika kerucut dan bola masuk ke dalam tabung

(diameter dan tinggi sama), rasio volumenya 1:

2: 3. (1) adalah masalah untuk memahaminya

secara intuitif. Pada tahun pertama (kelas 7), jarijari disetel ke 5 cm bukan r karena perhitungan

persamaan huruf termasuk pangkat belum

dipelajari.

Selain itu, luas permukaan bola sama

dengan luas sisi tabung yang pas. (2) adalah

masalah untuk memahami itu.

226 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Berdasarkan gambar 1 di halaman 213, perhatikan pernyataan berikut ini

dan kaitkan dengan yang telah kita pelajari sejauh ini.

Mari Mencoba

Jika volume a adalah 1, berapakah

volume b dan c ?

Bandingkanlah luas permukaan b dan

luas selimut c .

1

2

Kerucut dengan jari-jari alas 5 cm

dan tinggi 10 cm.

Bola dengan jari-jari 5 cm.

Tabung dengan jari-jari alas 5 cm,

tinggi 10 cm.

a

b

c

a b c

Mari Kita Periksa 3 Pengukuran Bangun Ruang

1 Hitunglah panjang tali busur juring

dengan jari-jari 12 cm dan sudut

pusat 240°. Hitung luas juring

tersebut.

Luas Permukaan

Kerucut

[Hlm.217]

3

Volume Bangun

Ruang

[Hlm.221]

[Hlm.222]

1 Tabung dengan jari-jari alas 10 cm dan tinggi 15 cm

Hitunglah volume bangun ruang berikut

ini.

S 2 Limas segi lima dengan luas alas 60 cm2 2 dan tinggi 8 cm

4

Luas Permukaan

dan Volume Bola

[Hlm.224]

[Hlm.225]

Hitung luas permukaan dan volume bola dengan jari-jari 6 cm.

S 1

S 3

S 1

S 8

2

Luas Permukaan

Kerucut

[Hlm.219]

Hitung luas selimut, luas alas, dan luas

permukaan kerucut di samping ini.

6

O 12 cm

240°

2 cm

4 cm

O'

226 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:235

BAB 6 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Pokok

1

(1) Polihedron

(2) Berpotongan, bersilangan

(3) π, 2πr, 2r

2

2

(1) rusuk BC, EF

(2) rusuk BC, EF

(3) Bidang DEF

(4) Bidang ABED, BCFE, ACFD

3

投影図

立面図

平面図

Tampak depan

Tampak atas

Proyeksi

4

(1) Luas permukaan = (2π × 2) × 7 + (π × 22

) × 2

= 28π + 4π × 2

= 36π (cm2

)

Volume = (π × 22

) × 7

= 28π (cm3

)

(2) Luas permukaan =

1

2

 6 5 



 



 × 4 + 62

= 60 + 36

= 96 (cm2

)

Volume = 1

3 × 62

× 4

= 48 (cm3

)

Pertanyaan Serupa

Apakah garis lurus AE dan

garis lurus QG berpotongan

untuk pilar persegi pada

gambar di sebelah kanan?

Juga, tolong jawab alasan

dari penilaian tersebut.

Tidak berpotongan.

<Alasan>

Karena AEFP permukaan termasuk

AE garis lurus dan DHGQ permukaan

termasuk QG garis lurus berada dalam

hubungan paralel, maka garis lurus yang

termasuk di dalamnya tidak berpotongan.

A

E F

G

D Q

P

H

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 227

6 章 の

1 Isilah dengan bilangan atau kata-kata yang tepat.

Bangun ruang yang tersusun atas bidang-bidang disebut .

Jika garis-garis tidak berpotongan pada ruang, dan mereka berada dalam satu

bidang, maka mereka . Jika mereka tidak berada dalam satu bidang,

maka mereka .

Rasio keliling dinyatakan dalam huruf Yunani .

Panjang keliling lingkaran berjari-jari r cm adalah cm, dan luasnya

adalah cm2

.

1

2

3

2 Berdasarkan gambar prisma di samping ini, tentukan:

3 Proyeksi bangun ruang ditunjukkan di

samping ini.

Lengkapilah proyeksi

dengan menambahkan

garis-garis yang sesuai.

4 Tentukan luas permukaan dan volume bangun ruang di bawah ini.

1 2

1 Rusuk yang sejajar dengan sisi AD

Rusuk yang bersilangan dengan garis AD

Permukaan yang sejajar dengan permukaan

ABC

Permukaan yang tegak lurus permukaan ABC

2

3

4

2 cm

5 cm

4 cm

7 cm

6 cm 6 cm

Proyeksi

Tampak

depan

Tampak

atas

Atas

Depan

Bab 6 Soal Ringkasan Jawaban di hlm..289

Gagasan Utama

4

Bab 6 Bangun Ruang 227

P:236

Jawaban

5

(1)

(2)

1

3 × (π × 62

) × 8= 96π (cm3

)

(3) π × 102 × 2 6

2 10





= 60π (cm2

)

6

(1) permukaan (bidang) atau sisi R

(2) permukaan (bidang) atau sisi R, U

(3) permukaan (bidang) atau sisi S, T

7

πr

2

( 2

3

r + b +

1

3

a)

Penerapan

1

(1)

(2) Panjang busur juring adalah

2π × 6 × 120

360

= 4π (cm)

Karena panjang busur juring dan panjang

keliling lingkaran O adalah sama, jika jarijari lingkaran O adalah r cm, maka

2πr = 4π

r = 2

Jawaban 2 cm

2

a 0,9 L

(Contoh alasan)

Bagian yang mengandung air dapat dilihat

sebagai prisma segitiga. Pada saat ini,

luas alas adalah 1

2

dari persegi asal dan

tingginya sama dengan salah satu sisi

kubus. Oleh karena itu, jumlah air dalam

wadah adalah setengah dari jumlah air

dalam kubus, atau 0,9 L.

b 0,3 L

(Contoh alasan)

Bagian yang mengandung air dapat dilihat

sebagai piramida segitiga. Saat ini, karena

luas dasar dan tinggi sama dengan prisma

segitiga a, jumlah air dalam wadah adalah

1

3 dari a, yaitu 0,3 L.

w

228 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

5 Sebuah bangun ruang dibentuk dengan memutar

ΔABC sekali putar dengan sumbu putar garis AC,

seperti ditunjukkan pada gambar di samping.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

2 Sebuah wadah menampung 1,8 liter cairan. Jika kita tuangkan air dari wadah

tersebut ke wadah yang lain yang sebentuk, seperti ditunjukkan pada a dan b

berapa banyak air dalam wadah tersebut? Jelaskan caramu.

1 Gambarlah sketsa bangun ruang tersebut.

Hitunglah volumenya.

Hitunglah luas selimut.

2

3

6

7

Gambar di samping kanan ini menunjukkan jaring-jaring kubus. Sebuah kubus

dibentuk dari jaring-jaring tersebut. Tentukan:

Tentukan luas permukaan da

volume bangun ruang berikut.

1 Permukaan yang sejajar dengan

permukaan P.

Permukaan yang sejajar dengan sisi A.

Permukaan yang tegak lurus dengan

rusuk AB.

2

3

1 Sebuah bangun ruang dibentuk oleh jaringjaring gambar di sebelah kanan ini.

1 Gambarlah sketsa bangun ruang yang

dibentuk.

2 Hitunglah jari-jari lingkaran O.

B P A

S TU

B C

10 cm

6 cm

8 cm

O'

120°

6 cm

4 cm

a b

BAB 6 Soal Ringkasan

Penerapan

r

a

b

228 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:237

Jawaban

Penerapan

1

(1) Karena luas bagian yang dilapisi perkedel

adalah luas selimut kerucut, maka

π × 342 × 2 16

2 34





= 544π

sehingga, 544π cm2

(2) Jumlah yang telah dibagi adalah

1

3 × (π × 82

) × 15 = 320π

karenanya, 320π cm3

Karena dibagi ke 5 orang, maka bagian 1

orang adalah

320π : 5 = 64π

karenanya 64π cm3

Jumlah yang tersisa adalah total kerucut

dikurangi kerucut yang dibagikan, maka

1

3 × (π × 162

) × 30 – 320π

= 2.240π

karenanya, 2240π cm3

Dengan demikian, dari 2.240π ÷ 64π = 35,

dapat dibagikan kepada 35 orang lagi.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan terhadap 1

Berkenaan dengan penyajian nasi tumpeng

pada sebuah acara yang berbentuk kerucut,

adalah tugas untuk memanfaatkan metode

menemukan luas sisi dan volume kerucut yang

telah kita pelajari selama ini untuk kejadian di

sekitar kita. Seperti yang dapat kita lihat dari

gambar, tumpeng sebenarnya tidak datar,

tetapi diinginkan agar siswa memahami bahwa

\"menganggap\" penting dalam memecahkan

masalah di sekitar kita dalam matematika.

Selain itu, saya ingin tidak hanya

menerapkan rumus yang telah dipelajari, tetapi

juga merasakan sendiri jumlahnya.

2. Penjelasan terhadap 1 (2)

Jika volume kerucut atas dipotong menjadi

dua, akan menjadi perbandingan volume sisa

bangun ruang.

Hal ini mengarah pada hubungan antara

rasio kesamaan dan rasio volume yang dipelajari

pada kelas 3. Di sini, tidak perlu secara khusus

berurusan dengan fakta bahwa rasio volume

bangun dengan rasio kemiripan a : b adalah a3 :

b3

, tetapi dengan membandingkan jumlah yang

didistribusikan 320π cm3

dengan jumlah sisa

2240 Π cm3

, menghasilkan perbandingan 1 : 7

sdiinginkan siswa menyadari dengan merasakan

bahwa kerucut atas, yang merupakan potongan

kerucut dengan setengah tingginya, hanya 1

8 dari volume seluruh kerucut.

w

BAB 6 │Bangun Ruang

BAB 6 Bangun Ruang 229

1 Olahan nasi yang disajikan dalam bentuk

kerucut disertai lauk pauk disebut nasi

tumpeng. Pada zaman dahulu, nasi tumpeng

disajikan sebagai wujud syukur kepada Tuhan

Yang Maha Kuasa. Sekarang, nasi tumpeng

disajikan dalam pesta atau acara-acara

tertentu.

1 Kita ingin menutup permukaan tumpeng

dengan perkedel berbentuk bola-bola

kecil. Hitunglah luas permukaan yang

akan ditutup perkedel.

2 Kita potong tumpeng menjadi dua sehingga tingginya sama. Bagian atas

diberikan pada lima orang secara merata. Jika sisanya kita-potong-potong

secara merata, berapa orang yang mendapat bagian?

30 cm

16 cm

34 cm

15 cm

15 cm

8 cm

16 cm

[Chef kue]

Pekerjaan Terkait

Penerapan Praktis

Sumber: jogja.co

Bab 6 Bangun Ruang 229

P:238

Tujuan

Siswa dapat menggunakan rumus volume dan

luas permukaan benda padat untuk mengetahui

volume dan luas permukaan benda di sekitar.

Jawaban

1

Volume piramida adalah 1

3 × 2302 × 164 = 2.574.466,6…

Oleh karena itu, didapat sekitar 2.570.000 m3

.

Ini kira-kira dua kali volume Tokyo Dome yang

1.240.000 m3

.

2

Jika satu melon dianggap sebagai bola dan

dihitung luas permukaan dan volume masingmasing, melon yang lebih kecil dihitung sebagai

berikut

Luas permukaan = 4π × 62

= 144π (cm2

)

Volume = 4

3

π × 63

= 288π (cm3

)

Melon yang besar dihitung sebagai berikut

Luas permukaan = 4π × 82

= 256π (cm2

)

Volume = 4

3

π × 83

= 2 048

3

. π (cm3

)

Karenanya, perbandingan luas permukaannya

adalah

144π : 256π = 144 : 256

= 9 : 16

Sementara, perbandingan volumenya adalah

288π :

2 048

3

. π = 288 : 2 048

3

.

= 864 : 2.048

= 27 : 64

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan terhadap 1

Piramida Raja Khufu diperkirakan telah

dibangun sekitar 2600 SM dan merupakan

bangunan tertinggi di dunia hingga Menara

Eiffel di Paris dibangun pada tahun 1889. Di

sini,volumenya dibandingkan dengan volume

Tokyo Dome. Dalam hal ini, guru juga dapat

Membandingkan Volume dan

Luas Permukaan

menyajikan perbandingannnya dengan

bangunan-bangunan yang dikenal oleh siswa

sehingga siswa dapat merasakan besarnya

ukuran tersebut.

2. Penjelasan terhadap 2

Di sini, luas permukaan dan volume dapat

dihitung menggunakan rumus yang sudah

dipelajari, kemudian rasionya dapat dihitung.

Dengan membandingkan kedua buah melon

tersebut, terlihat perbandingan diameter

sekitar 1,33 kali lipat, sedangkan perbandingan

luas permukaan sekitar 1,78 kali lipat dan

perbandingan volume sekitar 2,37 kali lipat.

Kemudian, sebagai penanganan lanjutan,

disarankan untuk membuat siswa memikirkan

hubungan antara rasio luas permukaan dan

rasio volume dengan membandingkannya

dengan rasio diameter (rasio kesamaan).

3. Penjelasan

Terapkan formula ke hal-hal di sekitar Anda

untuk merasakan sendiri mengenai volumenya.

Bola tenis meja berdiameter 4 cm, dan bola voli

(bola nomor 4 untuk siswa SMP) berdiameter 20

cm.

Pendalaman

Materi

230 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Piramida terbesar di Mesir adalah piramida Khufu. Piramida merupakan salah

satu contoh limas. Ketika dibangun, bentuknya adalah piramida persegi dengan

panjang rusuk alas 230 m dan tinggi 146 m. Empat permukaan miringnya

tepat menghadap Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Hitunglah volume piramida

tersebut. Bandingkan dengan Tokyo Dome yang volumenya 55.000 m3

.

1

2

Marilah kita gunakan rumus dan metode

yang telah kita pelajari untuk menyelidiki

volume dan luas permukaan bendabenda di sekeliling kita.

Buah melon pada gambar di samping

ini tingginya 12 cm dan 16 cm. Rasio

tingginya adalah 3 : 4. Bagaimana rasio

luas permukaan dan rasio volumenya?

Anggaplah bahwa bentuk melon adalah

bola. Selidikilah rasio-rasio tersebut.

Membandingkan Volume dan

Luas Permukaan

Piramida

Sumber: inet.detik.com

Tokyo Dome

Sumber: www.WorldStadiums.com

Melon

Sumber: Dokumen Puskurbuk

230 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:239

Tujuan

Ulasan

~ Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama ~

dapat mengulas kembali berbagai grafik

yang Anda pelajari di sekolah dasar dan cara

menggunakannya.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Beragam Grafik atau Diagram

Halaman ini menunjukkan contoh grafik

umum (diagram batang, diagram garis, diagram

lingkaran, grafik kolom) yang dipelajari di sekolah

dasar.

Jika Anda membuat grafik batang seperti

a, Anda dapat melihat perbedaan nilai setiap

negara secara sekilas dan membandingkannya

dengan mudah dibandingkan dengan tabel

tempat nilai numerik disusun.

Histogram (dipelajari dengan nama \"grafik

kolom\" di sekolah dasar) juga merupakan salah

satu diagram batang, yaitu grafik yang membagi

rentang data nilai kontinu. bisa dipakai untuk

membaca dimanakah adanya puncak data.

Diagram garis seperti b cocok untuk

membaca perubahan dan transisi dari waktu ke

waktu. Juga mudah untuk mengungkapkannya

jika perlu untuk menampilkan dan

membandingkan beberapa data secara

bersamaan. Seperti

yang ditunjukkan

pada gambar di

sebelah kanan,

diagram batang

dan diagram garis

dapat digunakan

bersamaan.

Grafik pita

atau diagram

batang bersusun

c dan diagram lingkaran d memudahkan

untuk membaca rasio setiap data terhadap

keseluruhan.

2. Grafik di sekitar kita

Selain grafik yang ditampilkan di sini, kita

dapat menemukan berbagai grafik dengan

mencari di koran, buku tahunan, majalah, dll.

Plot kotak dan plot pencar di halaman 164–165

[Penjelasan/Bahan] dan diagram radar di bawah

adalah salah satunya. Dimungkinkan juga untuk

mengembangkan pelajaran di mana siswa diminta

untuk menemukan grafik yang digunakan di

sekitar mereka sebelumnya dan mengumumkan

bagaimana menggunakan setiap grafik dan

baiknya grafik tersebut.

Perbandingan mobil A dan B

Keselamatan Konsumsi bahan

bakar

Mobil A

Mobil B

Kecepatan Desain

Suhu dan curah hujan rata-rata bulanan di prefektur

Kagoshima

Suhu (o

Celcius) Curah hujan (mm)

Suhu rata-rata 18,6o

C

Curah hujan rata-rata 2265,7mm)

Rata-rata tahun 1981-2010

(Bulan)

Dalam situasi bagaimana grafik-grafik

berikut ini gunakan?

Bab 7

Data

Ketika meneliti

data, maka kita

gunakan grafik.

5

10

15

20

0

Emisi karbon dioksida per kapita

(2010)

Emisi karbon dioksida rumah tangga (2011)

Lampu, peralatan

elektronik, dsb

35%

Kendaraan

25,5%

Pemanas ruangan

13,8%

Suplai air

panas

13,7%

Dapur 4,6%

Limbah 3%

Pendingin ruangan 2,3% suplai air 2,1%

1950

2000

35% 60%

15% 68% 17%

5%

0 5.000 10.000 15.000

(10.000 orang)

84,11

juta orang

126,93

juta orang

Populasi berdasarkan kelompok umur

65 tahun atau lebih

dari 15 sampai 64 tahun

14 tahun atau kurang

1975

50

100

150

200

250

300

350

400

0 80 85 90 95 2000 05 10 12

(10.000)

(Tahun)

Panen jeruk dan apel

Jeruk

Apel

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 (m)

5

10

0

(orang) Lemparan kasti (Kelas 1)

Amerika

Australia

Saudi Arabia

Kanada

Korea

Rusia

Jerman

Jepangg

Polandia

~ Dari Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama ~

(Orang)

231

Ulasan

Bab 6 Bangun Ruang 231

P:240

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman, Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-515-9 (jil.1)

232 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Bagaimana Menyelidiki Kecenderungan Data

2 Menggunakan Data

Seorang siswa yang akan

menangkap penggaris

meletakkan tangannya

di bawah tangan siswa

lain yang memegang

penggaris. Telapak

tangan siswa pertama

dalam keadaan terbuka.

Sudut antara jari jempol

dan telunjuk 900

.

Tangkap Penggaris

Anak yang lain

memegang

penggaris 50 cm

di antara jari-jari

anak pertama. Posisi

jempol bagian atas

(anak pertama)

sejajar dengan titik 0

penggaris.

Catat posisi jempol menangkap penggaris.

Setelah mengatakan

“mulai”, jatuhkan

penggaris dalam waktu 10

detik.

Lakukan berpasangan

7

BAB

Menggunakan Data

Siapa yang dapat menangkap

dengan jarak terpendek?

Yuni sedang berpikir, seberapa cepat dia dapat bereaksi menangkap

penggaris yang jatuh dari meja. Untuk menentukan waktu reaksi, dia

melakukan percobaan yang disebut “tangkap penggaris” untuk menyelidiki

posisi tangkapannya pendek atau panjang.

232 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tujuan

Dengan \"tangkap pengaris\", murid dapat tertarik untuk menyelidiki kecenderungan data

dan menjelaskan serta mengkomunikasikan

cara memeriksanya melalui eksperimen untuk

memeriksa apakah satu hasil tangkapan lebih

panjang atau lebih pendek dalam data.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan pada halaman ini

Melalui kegiatan di halaman ini, diharapkan

murid tertarik untuk menyelidiki kecenderungan

data dan memiliki perspektif tentang apa yang

akan saya pelajari ke depannya.

Alangkah baiknya jika eksperimen menangkap penggaris dapat dilakukan di kelas.

Menggunakan catatan yang diukur sendiri

sebagai upaya tidak hanya memotivasi murid,

tetapi tentu saja diharapkan untuk menimbulkan

pertanyaan bagaimana mengetahui apakah

posisi yang kita pegang itu panjang atau

pendek, yang merupakan tugas halaman ini.

2. Mengukur tangkapan

Ketika percobaan menangkap penggaris

dilakukan dan posisi tangkap diukur, bagian atas

ibu jari jarang berada secara persis pada garis di

penggaris. Misalnya, pada gambar berikut, bagian

atas ibu jari lebih dekat ke 10,7 cm daripada 10,6

cm, jadi catatannya adalah 10,7 cm. Dengan

mengalami pengalaman seperti ini, pertanyaan

“Apakah catatan 10,7 cm

adalah tepat 10,7 cm?” akan

muncul secara alami, seperti

yang ditunjukkan pada

balon di halaman berikutnya,

dan siswa dapat menyadari

pentingnya pembelajaran di

halaman 243.

(Pembukaan Bab 1 jam)

Menggunakan Data

BAB

7

3. Penjelasan terhadap percobaan

Saat melakukan eksperimen menangkap

penggaris, semua orang diharapkan

untuk bereksperimen untuk menentukan

kecenderungan kelas. Dalam buku pelajaran

misalnya, pelajaran dikembangkan berdasarkan

catatan kelompok A seperti yang ditunjukkan

pada halaman berikutnya, namun dengan

melakukan eksperimen oleh semua anggota

kelas, pelajaran dapat dikembangkan

berdasarkan catatan mereka sendiri, dan akan

lebih mudah diarahkan untuk memotivasi murid.

Sekalipun percobaan tangkap penggaris

tidak dapat dilakukan di kelas, seperti yang

disebutkan di atas, karena dikembangkan

berdasarkan catatan kelompok A, sehingga

tidak ada masalah dalam melanjutkan dengan

pembelajaran, dan akan lebih baik jika dapat

dikembangkan sesuai dengan situasi siswa dan

kelasnya.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA, 2021

Buku Panduan Guru Matematika

untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penulis: Tim Gakko Tosho

Penyadur: Sugiman & Achmad Dany Fachrudin

ISBN: 978-602-244-517-3 (jil.1)

P:241

Kelas A, yaitu kelasnya Yuni, melakukan percobaan tangkap penggaris dan

hasilnya dicatat dan menghasilkan data sebagai berikut

Data Yuni adalah 10,7 cm. Apa yang harus kita lakukan untuk mengetahui apakah data

Yuni termasuk yang pendek atau yang panjang di kelasnya?

Bab 7 Menggunakan Data 233

BAB 7 │Penggunaan Data

1

Haruskah kita hitung

rata-rata kelas? Kira-kira berapa cm

kebanyakan posisi

tangkapan yang

tercatat?

Bagaimana

dengan kelas

yang lain?

Jika data disajikan

dalam tabel, apakah

memudahkan

kita dalam

memahaminya?

10,3 9,7 10,6 12,8 11,5 8,2 9,3 9,0 14,4 15,5 9,2

10,3 14,1 12,3 10,0 10,9 8,0 13,9 12,7 10,5 8,1

11,3 10,5 13,2 11,5 10,7 9,9 11,1 9,3 10,3 9,9

(Satuan : cm)

Hlm.234 Hlm.243

Bagaimana caranya jika kita ingin mengetahui apakah

10,7 cm termasuk panjang atau pendek dibandingkan

data lainnya?

Apakah 10,7 cm artinya tepat

10,7 cm?

Bab 7 Menggunakan Data 233

4. Penjelasan 1

Berdasarkan apa yang murid sudah pelajari

di sekolah dasar dan apa yang mereka pelajari

dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan

memikirkan bagaimana cara mengetahui

apakah rekor Yuni panjang atau pendek di

kelas. Sebagaimana disebutkan di halaman

sebelumnya, catatan sebenarnya siswa dapat

digunakan untuk bahan pembelajaran.

Di sini, selain menghitung rata-rata dan

menampilkannya dalam grafik, kemungkinan

akan muncul juga pendapat seperti

meringkasnya dalam tabel, mengurutkan

catatan dalam urutan menaik, dan mengambil

perbedaan antara catatan terpanjang dan

catatan terpendek.

Bagi siswa yang tidak dapat menemukan

cara untuk mencarinya, dapat diperlihatkan

grafik yang dipelajari di sekolah dasar, seperti

yang tercakup dalam halaman 231, atau

mengingatkan mereka tentang cara berpikir

mereka saat mempelajari data di sekolah

dasar. Dengan begitu, diharapkan mereka bisa

memikirkannya secara konkret.

Selain itu, dengan memikirkan tentang

cara memeriksa catatan Yuni, diharapkan murid

mengajukan pertanyaan baru seperti apakah

dapat membandingkan catatan kelas kita

dengan catatan Grup A.

Melalui kegiatan dalam kelompok kecil,

diinginkan agar semua siswa berpikir dengan

bebas, menjelaskan pemikirannya, dan

berkomunikasi satu sama lain.

5. Penjelasan terhadap balon percakapan

Dengan mempertimbangkan cara mencari

tahu data, diharapkan dapat menumbuhkan

pertanyaan dalam diri siswa seperti metode

penelitian seperti apa yang sesuai, agar siswa

memiliki bayangan mengenai apa yang

dipelajari ke depannya. Diinginkan juga untuk

menciptakan kebutuhan akan pembelajaran

dalam bab ini di antara siswa sehingga mereka

memiliki motivasi untuk mempelajarinya.

Terhadap pertanyaan \"apakah ini lebih

panjang atau lebih pendek dari keseluruhan?,\"

buat murid mempertimbangkan keuntungan

dan masalah dari masing-masing metode

berdasarkan aktivitas di [1]. Dari sini, diharapkan

untuk menyambungkan ke pembelajaran di

halaman berikutnya sambil meningkatkan

kesadaran murid untuk mencoba menyelidiki

setiap metode secara lebih rinci.

Juga, untuk pertanyaan \"Apakah 10,7

cm tepat 10,7 cm?\", diharapkan agar murid

menyadari bahwa mungkin ada kesalahan

dalam pengukuran dengan cara benar-benar

mengukurnya. Jika muncul pertanyaan baru,

seperti bagaimana cara untuk mengetahui

nilai yang tepat, maka seperti yang telah

disebutkan di atas, untuk memotivasi siswa ada

pembelajaran H.243, diharapkan untuk dapat

menarik pendapat dari para siswa.

P:242

1 Nilai Representatif

Tujuan

1. Memahami bahwa dengan menggunakan

nilai representatif, dapat memperlihatkan

kecenderungan seluruh data dengan

ringkas dalam satu nilai.

2. Mampu memahami arti dan karakteristik

mean, median, dan modus, dan memikirkan

tentang nilai representatif mana yang harus

digunakan tergantung situasinya.

Jawaban

(Contoh)

Nilai rata-rata catatan rekor

Nilai tengah catatan rekor

Catatan rekor terpanjang dan terpendek

Soal 1

Dari 339 ÷ 31 = 10,9354…, maka nilai rata-rata

10,9 cm. Karenanya catatan Yuni yang 10,7 cm

lebih pendek dari nilai rata-rata.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Memikirkan ciri data secara keseluruhan

merupakan kegiatan untuk menyadarkan murid

bahwa nilai representatif dapat dimanfaatkan.

Karena mereka belajar tentang rata-rata di

kelas lima sekolah dasar, banyak siswa mungkin

berpikir bahwa cukup dengan menghitung ratarata. Namun demikian, diharapkan nilai-nilai

representatif lainnya akan keluar melalui diskusi.

Manfaatkan ide-ide siswa yang disajikan di sini,

untuk melanjutkan pembelajaran dari masingmasing nilai representatif.

2. Nilai representatif

Nilai representatif dapat dengan mudah

mewakili karakteristik seluruh data dengan

Bagaimana Menyelidiki

Kecenderungan Data 1

6 jam

1 jam

satu nilai numerik, dan terdapat berbagai nilai

selain nilai rata-rata yang umum digunakan.

Namun, karena beberapa informasi tidak dapat

dibaca dari sana, penting untuk memilih nilai

representatif yang sesuai dengan karakteristik

seluruh data dan tujuan penggunaan.

Diharapkan murid dapat memikirkan tidak

hanya tentang arti dari nilai representatif

tetapi juga nilai representatif mana yang harus

digunakan tergantung pada situasinya.

3. Rata-rata

Nilai rata-rata paling sering digunakan

sebagai nilai representatif dan familiar bagi

siswa. Ini karena data umumnya dianggap

didistribusikan di sekitar nilai rata-rata. Namun,

jika distribusinya asimetris atau jika terdapat

pencilan (nilai yang berjauhan), nilai ratarata mudah terpengaruh olehnya, sehingga

mungkin tidak cocok sebagai nilai representatif.

Ini akan dibahas pada halaman 246, tetapi

mungkin disebutkan secara singkat di sini.

234 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa memahami apakah data seseorang termasuk panjang atau pendek di

antara data-data lainnya.

1 Nilai Representatif

Rata-Rata

Rata-rata memiliki arti yang sama dengan rerata

Dengan acuan apa

kita menilainya?

No. Posisi tangkap penggaris

1 8,0

2 8,1

3 8,2

4 9,0

5 9,2

6 9,3

7 9,3

8 9,7

9 9,9

10 9,9

11 10,0

12 10,3

13 10,3

14 10,3

15 10,5

16 10,5

17 10,6

18 10,7

19 10,9

20 11,1

21 11,3

22 11,5

23 11,5

24 12,3

25 12,7

26 12,8

27 13,2

28 13,9

29 14,1

30 14,4

31 15,5

Tabel 1:Data tangkap penggaris

siswa Kelas A (cm)

Ulasan

1 Bagaimana Menyelidiki Kecenderungan Data

Diskusi

Rata-rata = Jumlah semua nilai data

banyaknya data

SD Kelas V

Tujuan

Tabel 1 menunjukkan data posisi tangkapan

penggaris siswa Kelas A di halaman 233.

Data disusun dari yang terpendek ke yang

terpanjang. Jika data Yuni adalah 10,7, maka

diskusikan informasi apa yang diperlukan

agar mengetahui posisinya di Kelas A.

Jika satu nilai dipakai untuk mewakili

karakteristik keseluruhan data, maka nilai ini

disebut nilai representatif atau kecenderungan

pusat. Rata-rata adalah nilai representatif

yang paling sering digunakan.

Berdasarkan Tabel 1, hitunglah rata-rata data

posisi tangkapan penggaris siswa Kelas A.

Selidiki apakah data Yuni 10, 7 termasuk yang

panjang atau pendek dibandingkan rata-rata

kelas.

Catatan

Soal 1

234 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:243

Jawaban

Soal 2

Karena median 10,5 cm, rekor Yuni 10,7 cm

lebih panjang dari median.

(Contoh hal yang disadari)

Rekor Yuni lebih pendek dari rata-rata,

tetapi lebih panjang dari median.

Kesimpulan yang berbeda dapat diambil

tergantung pada nilai perwakilan

(representatif) yang digunakan untuk

menentukan apakah catatan Yui lebih

panjang atau lebih pendek di kelas.

Soal 3

Nilai ke-32

Soal 4

Karena jumlah data adalah 89, maka nilai ratarata adalah 8,9 dari

89

10 = 8,9.

Jika data disortir dalam urutan menaik,

4, 6, 6, 6, 7, 9, 9, 12, 12, 18

Karena nilai ke-5 adalah 7 dan nilai ke-6 adalah

9, mediannya adalah 8 dari (7 + 9) ÷ 2 = 8.

Nilai yang banyak muncul adalah 6.

Oleh karena itu, modusnya adalah 6

4. Median

Jika data disusun berdasarkan urutan

ukurannya, nilai median yang terletak di tengah

adalah nilai ke n + 1

2 bila jumlah n adalah ganjil.

Sebaliknya, jika n adalah bilangan genap, maka

median menjadi nilai rata-rata dari nilai ke n

2

dan n

2 + 1.

Ketika mempertimbangkan nilai representatif dari keseluruhan data, nilai rata-rata mudah

dipengaruhi oleh pencilan, tetapi nilai median

tidak mudah dipengaruhi oleh pencilan. Ini

karena tidak peduli seberapa besar nilai tepi,

median tidak berubah selama urutannya tidak

berubah. Oleh karena itu, jika terdapat pencilan,

mungkin lebih baik menggunakan nilai median

sebagai nilai representatif daripada nilai ratarata.

5. Penjelasan Soal 2

Banyak siswa berpikir bahwa mean

dan median selalu sama, tetapi ini adalah

masalah untuk disadari bahwa keduanya

tidak selalu cocok. Perlu diketahui bahwa

perlu dipertimbangkan mana yang layak

digunakan, berdasarkan tujuan penggunaan

dan karakteristik data.

6. Modus

Seperti median, modus tidak terlalu

terpengaruh oleh pencilan. Disini nilai yang

paling sering muncul adalah modus. Jika ada

beberapa nilai yang paling sering muncul,

semuanya ditetapkan sebagai modus.

Selain itu, dalam situasi aktual, seperti

yang dipelajari pada halaman 238, nilai kelas

dari kelas dengan frekuensi tertinggi dalam

tabel distribusi frekuensi sering kali ditetapkan

sebagai nilai modus.

Bab 7 Menggunakan Data 235

BAB 7 │Penggunaan Data

6 12 9 7 6 18 4 9 6 12

Jika banyaknya data genap, maka median adalah

rata-rata dua nilai di tengah.

Modus

Adakah nilai representatif lainnya?

Saya Bertanya

Hlm.236

Diskusi

Median

No. 1 8,0 cm

No.14 10,3 cm

No.15 10,5 cm

No.16 10,5 cm median

No.17 10,6 cm

No.18 10,7 cm

No.31 15,5 cm

Ketika data diurutkan berdasarkan besarnya, nilai yang ditengah data disebut

Median.

Contoh 1 Seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di

halaman 234, kita menyusun data

31 tangkapan penggaris siswa Kelas

A berdasarkan panjangnya. Nilai ke

16 adalah 10, 5 cm yang berada di

tengah-tengah. Inilah mediannya.

Catatan

Berdasarkan Tabel 1 di halaman 234 dan Contoh 1, selidiki apakah data

Yuni 10, 7 cm termasuk panjang atau pendek dibandingkan median.

Bandingkan hasilnya dengan jawaban di Soal 1 pada halaman 234.

Diskusikan hasil temuanmu tersebut.

Soal 2

Soal 3 Jika terdapat 63 nilai data, di manakah letak median jika data terurut

berdasarkan besarnya?

Nilai yang paling sering muncul pada data disebut modus.

Berdasarkan Tabel 1 di halaman 234, nilai 10, 3 muncul paling sering. Jadi,

modus data Kelas A adalah 10, 3 cm.

Soal 4 Ada 10 Sekolah Menengah Pertama di suatu kota. Banyaknya kelas di masingmasing sekolah ditunjukkan di bawah ini. Hitunglah rata-rata, median, dan

modusnya.

median

Bab 7 Menggunakan Data 235

P:244

Jawaban

(Contoh)

Tabel di sebelah kanan

menunjukkan catatan

Grup B yang disusun dalam

urutan menaik. Dari tabel

ini, mean, median, dan

modus dapat dihitung.

<Nilai rata-rata>

339,1 ÷ 31 = 10,938…

maka rata-rata 10,9 cm

<Median>

Karena ini adalah nilai ke16, jadi 11,2 cm.

<Modus>

Nilai paling umum adalah

9,1 cm

<Perbandingan dengan

Grup A>

Nilai rata-rata sama.

Nilai median Grup A

lebih pendek 0,7 cm.

Modusnya lebih pendek 1,2 cm di Grup B.

Soal 5 Contoh

Karena rekor Yuni

lebih pendek dari

rata-rata dan nilai

median Grup B, maka

dapat dikatakan

lebih pendek dalam

kelompok B.

Rekor Yuni hampir

sama dengan nilai

rata-rata Grup B, jadi

tidak bisa dikatakan

panjang atau pendek.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

7. Penjelasan dan Soal 5

Melalui kegiatan membandingkan dua data

Kelompok A dan Kelompok B menggunakan

nilai representatif, merupakan soal untuk

menyadarkan murid bahwa sulit untuk

memahami kecenderungan data hanya dengan

nilai representatif.

Melihat hanya fakta bahwa nilai rata-rata

adalah sama, maka dapat dianggap bahwa

kelompok A dan B memiliki kecenderungan

yang sama, tetapi median dan modus berbeda.

untuk memahami kecenderungan data, ingin

menghindari penilaian bahwa nilai rata-rata

baik atau nilai median baik dengan alasan

semata-mata hanya karena ini adalah nilai

representatif. Diharapkan ini dapat dijadikan

kesempatan untuk memikirkan tentang nilai

representatif apa yang tepat.

8. Penjelasan terhadap balon ucapan

Melalui [Q] dan [Soal 5], ditegaskan

sulit untuk memahami kecenderungan data

hanya dengan nilai yang representatif. Di sini,

diharapkan murid mengajukan pertanyaan

tentang apa lagi yang harus dicari, bukan hanya

nilai-nilai yang representatif. Diinginkan agar

motivasi siswa untuk mempelajari halaman

berikutnya tumbuh sambil mengingat kembali

apa yang telah mereka pelajari di sekolah dasar.

Nomor Rekor

1 8,0

2 8,0

3 8,1

4 8,2

5 8,3

6 8,5

7 8,6

8 9,0

9 9,1

10 9,1

11 9,1

12 9,4

13 9,6

14 10,0

15 10,3

16 11,2

17 11,2

18 11,4

19 11,8

20 12,0

21 12,4

22 12,6

23 12,7

24 12,8

25 13,1

25 13,2

27 13,8

28 13,8

29 14,0

30 14,5

31 15,3

Catatan rekor

tangkappenggaris

kelas B

cm

236 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

(Satuan : cm)

Nilai Representatif Lain

Selain rata-rata, median, dan modus, ada nilai representatif lain, seperti

ditunjukkan di bawah ini.

Setelah data diurutkan berdasarkan

besarnya, hapus nilai-nilai a dari sisi

terkecil dan sisi terbesar. Rata-rata

dari nilai-nilai sisanya disebut ratarata disesuaikan. Ketika terdapat

pengecilan pada data, maka kita

Rata-rata

disesuaikan

10,0 8,0 12,8 13,2 8,5 8,1 9,0 14,5 9,1 13,8 9,4

12,4 12,0 10,3 12,7 8,6 11,2 9,2 11,8 15,3 13,1 11,4

8,2 12,6 8,3 8,0 13,8 9,1 14,0 9,6 11,2

Jika kita bandingkan nilai representatif

Kelas A dan B, rata-ratanya sama, namun

mediannya berbeda.

Contoh

Untuk menyelidiki kecenderungan dua

kumpulan data, apalagi yang perlu kita

teliti selain nilai representatif?

dapat menghilangkan pengaruhnya dengan rata-rata disesuaikan.

Rata-rata disesuaikan biasa digunakan dalam menentukan skor dalam

pertandingan senam pada Olimpiade Olahraga.

Hlm.237

Diskusi

Cermati

hapus 2, 2, 5, 6, ..., 15, 18, 19, 24 hapus

rata-rata bilangan ini rata-rata disesuaikan

Yuni ingin meneliti data posisi tangkapan penggaris kelas lain. Ketika dia

menyelidiki data Kelas B dengan cara yang sama seperti di Kelas A, data

yang dikumpulkan adalah sebagai berikut.

Hitunglah rata-rata, median, dan modus. Bandingkan dengan nilai

representatif Kelas A.

Diskusikan apakah data Yuni 10,7 cm termasuk panjang atau pendek di

antara data Kelas B.

Soal 5

rata-rata bilangan ini rata-rata disesuaikan

Sumber: sport.detik.com

236 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:245

2 Mengorganisasikan Data

Tujuan

1. Memahami jangkauan data dan nilai

terbesar dan terkecil.

2. Dapat menyusun data ke dalam tabel

distribusi frekuensi dan memeriksa

distribusinya.

3. Kecenderungan data dapat dibaca dengan

menggambar histogram atau garis frekuensi

berdasarkan tabel distribusi frekuensi.

Jawaban

Kelas A: 7,5 cm dari 15,5 - 8,0 = 7,5

Kelas B: 7,3 cm dari 15,3 - 8,0 = 7,3

2 jam

Soal 1

Nilai Tebesar Nilai Terkecil Jangkauan

Kelas A 15,5 cm 8,0 cm 7,5 cm

Kelas B 15,3 cm 8,0 cm 7,3 cm

Nilai minimum dari dua kelas adalah sama,

namun nilai maksimum dan jangkauan kelas A

0,2 cm lebih panjang.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Soal untuk memusatkan perhatian murid

pada jangkauan data.

Jika Anda menggunakan software

spreadsheet, Anda dapat dengan mudah

mengurutkan data dalam urutan naik (urutan

terkecil) dan urutan turun (urutan terbesar)

(H.255). Pengurutan semacam ini sangat praktis

saat membuat tabel distribusi frekuensi.

2. Tingkat sebaran data

Varians dan deviasi standar sering digunakan sebagai statistik untuk memperkirakan

tingkat sebaran data, tetapi itu bukan isi

pengajaran di sekolah menengah pertama. Di

sini, tingkat sebaran data diperkirakan dengan

mencari perbedaan antara nilai maksimum dan

minimum data, yaitu jangkauan data.

3. Penjelasan terhadap balon ucapan

Pada kedua data ni, tidak ada perbedaan

selain pada jangkauan, nilai terbesar dan nilai

terkecil, namun dengan memancing pertanyaan

dari murid seperti bahwa pada Sekolah

Dasar mencari sebaran data dapat dilakukan

menggunakan tabel dan diagram batang,

diharapkan dapat memunculkan motivasi murid

untuk mempelajari halaman selanjutnya.

Referensi Sebaran Data

Deviasi, varians, dan deviasi standar dari

data dapat dihitung dengan rumus berikut.

Deviasi = (nilai numerik dalam data) - (nilai ratarata)

Varians = {total dari (deviasi kuadrat)} ÷ (jumlah

data)

Deviasi standar = akar kuadrat dari varians

Bab 7 Menggunakan Data 237

BAB 7 │Penggunaan Data

Berdasarkan Tabel 2, temukan nilai terbesar

dan terkecil, serta jangkauan data Kelas B.

Selanjutnya, bagaimana jika dibandingkan

dengan jangkauan data Kelas A?

Siswa memahami perbedaan kecenderungan dua kumpulan data.

2 Mengorganisasikan Data

Pada Tabel 2, data posisi tangkapan penggaris

siswa Kelas A dan Kelas B disusun berdasarkan

panjangnya. Tentukan perbedaan antara data

terkecil dan terbesar dalam setiap kelas.

Berdasarkan Tabel 2, nilai terbesar data Kelas A

adalah 15, 5 cm dan nilai terkecilnya adalah 8,0

cm.

Jangkauan

Penyebaran data seperti di atas disebut distribusi.

No. Kelas A Kelas B

1 8,0 8,0

2 8,1 8,0

3 8,2 8,1

4 9,0 8,2

5 9,2 8,3

6 9,3 8,5

7 9,3 8,6

8 9,7 9,0

9 9,9 9,1

10 9,9 9,1

11 10,0 9,2

12 10,3 9,4

13 10,3 9,6

14 10,3 10,0

15 10,5 10,3

16 10,5 11,2

17 10,6 11,2

18 10,7 11,4

19 10,9 11,8

20 11,1 12,0

21 11,3 12,4

22 11,5 12,6

23 11,5 12,7

24 12,3 12,8

25 12,7 13,1

26 12,8 13,2

27 13,2 13,8

28 13,9 13,8

29 14,1 14,0

30 14,4 14,5

31 15,5 15,3

Tabel 2 : Data posisi tangkapan

penggaris (cm)

Hlm.238

Tujuan

Kita dapat menggunakan perbedaan nilai terbesar

dan terkecil untuk menyatakan penyebaran

(dispersi) data. Nilai ini disebut jangkauan data.

Jangkauan data Kelas A adalah 7, 5 cm, karena

15, 5 – 8, 0 = 7, 5

Apakah ada perbedaan antara

dua kumpulan data selain

jangkauan, nilai terbesar, dan nilai

terkecil?

Di Sekolah Dasar, kita menggunakan tabel

dan grafik untuk meneliti penyebaran data.

Dapatkah kita meneliti dengan cara yang

sama?

Soal 1

Bab 7 Menggunakan Data 237

P:246

Jawaban

Soal 2

(1) Dari atas tabel secara berurutan,

7, 6, 2, 4, 5, 4, 2, 1

Total 31

(2) Kelas A

Kelas 10 cm atau lebih dan kurang dari 11 cm

Nilai kelas 10,5 cm

Kelas B

Kelas 8 cm atau lebih dan kurang dari 9 cm

Nilai kelas 8,5 cm

(3) Kelas A...10 orang, kelas B...13 orang

(4) .....

Distribusi di grup B lebih banyak pada

kurang dari 10 cm

Distribusi di atas 14 cm adalah sama

Soal 3

Karena kelas dengan frekuensi tertinggi adalah

lebih dari 8 cm dan kurang dari 9 cm maka nilai

modusnya adalah 8,5 cm yang merupakan nilai

kelas.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

4. Cara mengambil kelas

Jumlah kelas bervariasi tergantung pada

frekuensi total data, tetapi biasanya sekitar 6

sampai 10. Lebar kelas dapat ditentukan dari

ragam data dan banyak kelas. Selain itu, banyak

kelas tersebut harus berupa bilangan bulat

agar pemrosesan selanjutnya dapat dilakukan

dengan mudah.

5. Cara menghitung frekuensi

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 di

halaman sebelumnya, lebih mudah menghitung

frekuensi jika data dalam urutan menaik. Selain

itu, jika menghitung frekuensi langsung dari

catatan di halaman 233 dan 236 buku pelajaran,

cukup dihitung menggunakan turus seperti

yang dipelajari di sekolah dasar.

6. Penjelasan Soal 2

Di (4), yang ingin dilakukan adalah kegiatan

membaca tabel distribusi frekuensi, menjelaskan

hasil perbandingan kedua data, dan melakukan

kegiatan untuk saling berdiskusi. Meskipun

nilai rata-rata dari kedua data tersebut sama,

jika membandingkan frekuensi masing-masing

kelas, maka akan tampak adanya perbedaan

dalam distribusinya.

7. Modus dalam tabel distribusi frekuensi

Sebagaimana disebutkan pada halaman

235 buku ini, modus umumnya mengacu pada

nilai kelas dari kelas dengan frekuensi tertinggi

dalam tabel distribusi frekuensi. Modus dalam

hal ini tergantung pada bagaimana kelas

tersebut diambil. Dengan kata lain, selain data

terpisah dengan sedikit nilai yang didapatkan,

seringkali tidak ada artinya menemukan modus

dari data individual. Jika nilai masing-masing

data berbeda (dalam kasus frekuensi 1), modus

tidak dapat didefinisikan.

238 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa dapat menyatakan distribusi data sehingga mudah dipahami.

Perhatikan Tabel 2 di halaman 237. Kita kelompokkan nilai-nilai data di Kelas

A ke dalam interval-interval yang panjangnya 1 cm, kemudian kita hitung

banyaknya siswa pada setiap kelompok seperti yang telah kita lakukan di

Sekolah Dasar, sehingga diperoleh Tabel 3.

Tabel Distribusi Frekuensi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan menggunakan Tabel 3.

1

Sebuah interval seperti “paling kecil 8 dan kurang

dari 9” disebut kelas. Panjang setiap interval

disebut interval kelas. Nilai tengah interval kelas

disebut nilai kelas. Sebagai contoh, nilai kelas

untuk interval kelas “paling kecil 8 dan kurang dari

9” adalah 8,5 cm. Banyaknya data dalam setiap

kelas disebut frekuensi kelas.

Tabel 3 menunjukkan penyebaran data

menggunakan kelas dan frekuensi, dan disebut

sebagai tabel distribusi frekuensi.

2

3

4

Berdasarkan Tabel 3, tentukan modus untuk data Kelas B.

Tabel 3 :

Data posisi tangkapan penggaris

Diskusi

Kelas (cm) Frekuensi (Orang)

Kelas A Kelas B

8~ 9 3

9 ~ 10 7

10 ~ 11 9

11 ~ 12 4

12 ~ 13 3

13 ~ 14 2

14 ~ 15 2

15 ~ 16 1

Total 31

Paling

Kecil

Kurang

Dari

Tujuan

Soal 2 Berdasarkan Tabel 2 di halaman 237, selidiki frekuensi setiap kelas untuk

data siswa Kelas B, kemudian tuliskan pada Tabel 3.

Untuk setiap data Kelas A dan kelas B, kelas manakah yang memiliki

frekuensi tertinggi? Berapakah nilainya?

Hitunglah banyaknya siswa di setiap kelas yang posisi tangkapannya

kurang dari 10 cm.

Apa yang kamu simpulkan ketika membandingkan frekuensi data dua

kelas?

Soal 3

Pada tabel distribusi frekuensi, nilai kelas yang memiliki frekuensi tertinggi

disebut modus. Pada umumnya, ketika menggunakan modus sebagai nilai

representatif, maka nilai kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi yang

digunakan, bukan nilai yang paling sering muncul pada kumpulan data.

Sebagai contoh, berdasarkan Tabel 3, modus data Kelas A adalah 10, 5 cm karena

kelas yang memiliki frekuensi tertinggi adalah “paling kecil 10 cm dan kurang

dari 11 cm.”

238 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:247

Jawaban

Soal 4

(Orang)

Gambar 2: Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas B

Soal 5

(Orang)

Gambar 4: Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas B

8. Histogram

Histogram adalah jenis grafik batang.

Dalam hal perbandingan antara hal yang

bersifat nominal, batang-batang tersebut

sering kali terpisah satu sama lain, tetapi ketika

menyatakan tabel distribusi frekuensi kuantitas

kontinu dalam grafik batang, persegi panjang

disusun membentuk sebuah histogram seperti

yang ditunjukkan gambar di atas. Di kala

lebar kelas adalah 1, Histogram menunjukkan

frekuensi sebagai luas persegi panjang.

Menggunakan histogram membuat

lebih mudah untuk secara intuitif memahami

keseluruhan bentuk data, rentang penyebaran

horizontal, dan simetri.

Selain itu, saat membuat dan memeriksa

sejumlah histogram dari kelas yang berbeda,

dimungkinkan untuk menghemat waktu

dengan cara tidak hanya meggunakan kerja

manual tetapi juga dengan menggunakan

komputer.

6. Penjelasan Soal 5 dan Soal 6

Bahkan jika histogram dibuat dari data yang

sama, kesan keseluruhan dan kecenderungan

yang dapat dibaca mungkin berbeda tergantung

pada bagaimana kelas tersebut diambil.

Di sini, lebar kelas diubah dari 1 cm

menjadi 2 cm, sehingga tidak ada perbedaan

besar pada garis bentuk histogram. Namun,

karena bertambahnya lebar kelas, karakteristik

distribusi tetap tidak dapat dibaca dari Gambar

3 dan Gambar 4.

Garis besar histogram dan kecenderungan

untuk membacanya dapat berubah bergantung

pada bagaimana data diklasifikasikan. Oleh

karena itu, untuk membaca kecenderungan

data dari histogram secara akurat, diharapkan

untuk membandingkan histogram dengan

lebar kelas yang berbeda sehingga dapat

menemukan lebar kelas yang sesuai.

Bab 7 Menggunakan Data 239

BAB 7 │Penggunaan Data

Kita dapat menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk menggambar grafik

dengan persegi panjang yang lebarnya menunjukkan interval kelas, dan

tingginya menunjukkan frekuensi. Grafik seperti ini disebut histogram atau

diagram batang.

Jika kita menggunakan histogram untuk menyajikan data posisi tangkapan

penggaris siswa Kelas A seperti ditunjukkan pada Tabel 3, maka diperoleh

Gambar 1. Jika kita menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk menggambar

diagram batang, maka data akan mudah dipahami.

Gambar 3 di bawah ini adalah histogram untuk data posisi tangkap penggaris

siswa Kelas A dengan interval kelas 2 cm. Gambarlah histogram untuk data

posisi tangkap penggaris siswa Kelas B dengan interval kelas 2 cm pada

Gambar 4.

Berdasarkan Tabel 3 di halaman 238, gambarlah histogram untuk data

“Gambar 2: Data posisi tangkap penggaris siswa Kelas B.

(Interval kelas 1 cm)

Gambar 1 : Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas A

0

(Orang)

2

4

6

8

10

98 10 11 12 13 14 15 16 (cm)

0

(Orang)

2

4

6

8

10

8 10 12 14 16 (cm)

12

14

0

(Orang)

2

4

6

8

10

8 10 12 14 16 (cm)

12

14

(Interval Kelas 2 cm)

0

(Orang)

2

4

6

8

10

98 10 11 12 13 14 15 16 (cm)

Histogram

Gambar 2 : Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas B

Soal 4

Soal 5

Gambar 3 : Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas A

Gambar 4 : Data Posisi Tangkap

Penggaris Siswa Kelas B

Bab 7 Menggunakan Data 239

P:248

Jawaban

Soal 6

Dari Gambar 1 terlihat bahwa jumlah orang 10

cm atau lebih dan kurang dari 11 cm adalah 9,

yaitu sekitar 30% dari seluruh kelas, tetapi tidak

dapat dibaca dari Gambar 3.

Gambar 2 dan Gambar 4 (contoh)

Dapat dilihat dari Gambar 2 bahwa jumlah

orang antara 10 cm sampai kurang dari

11 cm adalah kecil dengan hanya 2 orang,

tetapi tidak dapat dibaca dari Gambar 4.

Dapat dilihat dari Gambar 2 bahwa jumlah

orang antara 8 cm sampai 9 cm adalah

yang terbesar, namun tidak dapat dilihat

dari Gambar 4.

Soal 7

(Orang)

Gambar 5: Data Posisi Tangkap Penggaris

Siswa Kelas B

Kelas A memiliki satu puncak gunung, Kelas

B memiliki dua

Pada kelas 10 cm atau lebih dan kurang

dari 11 cm, kelompok A memiliki frekuensi

paling tinggi, tetapi kelompok B memiliki

frekuensi paling rendah.

Soal 8 (Contoh)

Karena grafik tahun 2013 bergeser ke kanan

secara keseluruhan dibandingkan grafik tahun

1963, terlihat bahwa suhu tahun 2013 secara

umum lebih tinggi dibandingkan tahun 1963.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

10. Penjelasan Soal 7

Melalui kegiatan membandingkan

garis frekuensi dari kedua data dan mengkomunikasikan apa yang telah diperhatikan,

murid akan dapat menyadari bahwa akan

lebih mudah untuk membandingkan kedua

data tersebut dengan menggunakan tabel

dan grafik distribusi frekuensi. Di sini, bisa juga

membiarkan murid memikirkan hubungan

dengan mean dan median.

11. Penjelasan Soal 8

Dengan menyatakan distribusi sebagai

garis frekuensi, beberapa grafik dapat

digabungkan menjadi satu gambar, sehingga

lebih mudah untuk membandingkan distribusi.

Selain perbandingan grafik secara

keseluruhan, disarankan untuk melakukan

aktivitas untuk mendiskusikan apa yang dapat

dibaca tentang suhu maksimum harian pada

bulan Agustus di Tokyo.

12. Penjelasan untuk balon ucapan

Sejauh ini, telah dibahas mengenai

menangani data dengan jumlah data yang

sama. Dengan mengajukan pertanyaan apakah

kecenderungan distribusi data dapat diselidiki

dengan cara yang sama meskipun jumlah data

berbeda, saya ingin menyadarkan murid akan

perlunya frekuensi relatif dan menggunakannya

untuk pembelajaran selanjutnya pada halaman

241.

240 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Jika kita menggunakan tabel

distribusi frekuensi atau histogram,

maka lebih mudah memahami

perbedaan kecenderungan dua

kumpulan data.

Gambar 6 : Suhu maksimum harian di

Tokyo bulan Agustus

(

0

) 0

(Hari)

24 26 28 30 32 34 36 38 40

2

1963 2013

4

6

8

10

12

14

Gambar 5 : Data Posisi Tangkap Penggaris

Siswa Kelas A

(cm) 0

(Orang)

8 9 10 11 12 13 14 15 16

2

4

6

8

10

Diskusi

Diskusi

Hlm.241

Soal 6 Apa perbedaan antara informasi yang dapat kita baca dari histogram di

Gambar 1 dan Gambar 3 di halaman sebelumnya? Selanjutnya, bagaimana

dengan Gambar 2 dan Gambar 4?

Meskipun kita menggunakan data yang sama, jika kita gambar histogram

dengan interval kelas berbeda, maka sifat data yang dapat kita amati dapat

berubah. Ketika menyelidiki distribusi data, maka penting untuk diperhatikan

beberapa histogram dengan interval kelas berbeda.

Pada histogram Gambar 1 pada

halaman 239, jik a k ita ambil

nilai tengah di setiap ujung atas

empat persegi panjang kemudian

dihubungkan, maka kita peroleh

grafik pada Gambar 5.

Soal 7 Berdasarkan histogram pada Soal 4 di halaman sebelumnya, gambarlah

grafik frekuensi garis pada Gambar 2 di halaman sebelumnya. Bandingkanlah

Gambar 5 dengan grafik frekuensi garis di Gambar 2 dan diskusikan hasil

pengamatanmu.

Soal 8 Gambar 6 menunjukkan suhu

maksimum harian di Tokyo pada

bulan Agustus 1963 dan 2013.

Bandingkanlah dua grafik tersebut

dan diskusikan apa yang dapat kamu

baca dan simpulkan dari grafik-grafik

tersebut.

Marilah kita pikirkan bagaimana

menyelidiki kecenderungan distribusi

data ketika banyaknya data berbeda.

240 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:249

3 Frekuensi Relatif

Tujuan

Pahami frekuensi relatif dan gunakan frekuensi

relatif untuk menangkap kecenderungan kedua

data.

Jawaban

Perbandingan untuk 8 cm atau lebih dan kurang

dari 9 cm adalah

Kelas VII A...3 : 31 = 0,096

Murid kelas VII ...7 : 124 = 0,056

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa banyak

orang yang rekornya pendek pada kelompok

kelas VII A.

1 jam

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Merupakan masalah untuk membuat murid

menyadari bahwa tidak ada artinya hanya

membandingkan besaran frekuensi dalam data

dengan frekuensi total yang berbeda.

Ide tentang proporsi sudah dipelajari di

kelas V sekolah dasar, namun karena tidak bisa

dikatakan banyak siswa yang mengetahui ide

tersebut di sini, alangkah baiknya jika pendapat

seperti itu dapat diungkapkan dalam diskusi.

2. Frekuensi relatif

Frekuensi relatif adalah nilai yang

menunjukkan rasio frekuensi tiap kelas terhadap

keseluruhan data, dan dapat dikatakan sebagai

frekuensi tiap kelas. Ketika membicarakan

perbandingan, persentase muncul di pikiran,

dan banyak murid yang mungkin berpikir

bahwa banyak seluruh data adalah 100, tetapi

perhatikan bahwa frekuensi relatif dianggap 1

untuk keseluruhan materi.

Selain itu, frekuensi relatif tidak hanya

berguna untuk membandingkan data dengan

frekuensi total yang berbeda. Penggunaan

frekuensi relatif memudahkan untuk memahami

rasio keseluruhan di kelas tertentu dan rasio

keseluruhan di kelas tertentu atau lebih tinggi.

Di sini, saya ingin dibahas kembali cara

menghitung rasio dan cara memproses

pecahan dengan pembulatan.

Referensi Hubungan antara frekuensi

relatif dan probabilitas

Frekuensi relatif adalah nilai yang menunjukkan

rasio frekuensi tiap kelas terhadap keseluruhan

data, dan dianggap sebagai frekuensi tiap kelas.

Probabilitas yang dipelajari di kelas 2 adalah

hal yang memnunjukkan kerentanan terjadinya

suatu hal, oleh karena itu frekuensi relatif adalah

dasar untuk mempelajari probabilitas.

Misalnya, gulirkan dadu beberapa kali dan

pikirkan kemungkinan muncul angka 1. Rasio

ini adalah frekuensi relatif. Ketika dadu dilempar

berkali-kali, frekuensi relatif, munculnya angka

1 akan mendekati nilai tertentu. Frekuensi

relatif ini disebut probabilitas.

Probabilitas yang dipikirkan di sini adalah

probabilitas matematis, tetapi untuk memahami

arti probabilitas dengan benar, metode untuk

memperoleh probabilitas statistik, dengan kata lain

gagasan tentang frekuensi relatif adalah dasarnya.

Bab 7 Menggunakan Data 241

BAB 7 │Penggunaan Data

Siswa mampu membandingkan kumpulan-kumpulan data yang banyaknya

data berbeda.

3 Frekuensi Relatif

Kelas VIIA Siswa Kelas VII

3 7

Frekuensi relatif adalah frekuensi kelas dibagi frekuensi total

Tabel 4 : Data posisi tangkapan

penggaris

Kelas (cm) Frekuensi (orang)

Kelas VIIA Kelas VII

8~ 9 3 7

9 ~ 10 7 12

10 ~ 11 9 38

11 ~ 12 4 43

12 ~ 13 3 14

13 ~ 14 2 4

14 ~ 15 2 3

15 ~ 16 1 3

Total 31 124

paling

kecil

kurang

dari

Tujuan

Tabel di sebelah kanan menunjukkan

banyaknya siswa yang posisi tangkap

penggarisnya paling sedikit 8 cm dan kurang

dari 9 cm di antara 31 siswa Kelas VIIA dan

di antara 124 siswa kelas VII. Dapatkah kita

menyimpulkan bahwa banyak siswa kelas VIIA

datanya lebih pendek dibandingkan seluruh

siswa kelas VII?

Bagaimana

cara kita

membandingkannya?

Pada Tabel 4, data posisi tangkap penggaris

siswa Kelas VIIA dan siswa kelas VII secara

keseluruhan disusun dalam tabel distribusi

frekuensi. Berdasarkan Tabel 4, terdapat 3

siswa Kelas VIIA dan 7 siswa dari seluruh

siswa kelas VII yang masuk dalam interval

kelas “paling sedikit 8 cm dan kurang dari 9

cm.” Banyaknya siswa kelas VIIA adalah 31

orang, dan banyaknya seluruh siswa Kelas

VII adalah 124 orang. Tidak masuk akal jika

kita membandingkan frekuensinya. Jadi, kita

bandingkan rasionya terhadap banyaknya

siswa Kelas VIIA, 3 : 31 = 0,096…. Adapun

untuk seluruh siswa kelas VII, rasionya adalah

7 : 124 = 0,065… Artinya, rasio banyaknya siswa dalam interval kelas “paling

sedikit 8 cm dan kurang dari 9 cm”, maka siswa Kelas VIIA mempunyai rasio lebih

besar dibandingkan dengan rasio siswa kelas VII secara keseluruhan. Hasil bagi

frekuensi kelas dibandingkan frekueansi total disebut frekuensi relatif kelas.

Bab 7 Menggunakan Data 241

P:250

Jawaban

Soal 1

Secara berurutan dari atas tabel, 0,06, 0,10, 0,31,

0,35, 0,11, 0,03, 0,02, 0,02, total 1,00

Soal 2

Kelas VIIA...0,29 Murid kelas VII...0,31

Maka, murid kelas VII lebih banyak

Kelas VII A...0,10 + 0,23 = 0,33

Murid kelas VII...0,06 + 0,10 = 0,16

Maka, Kelas VII A lebih banyak

Soal 3

Gambar 7: Data Posisi Tangkap Penggaris

Kelas A

Kelas 1

Soal 4

Kesamaan (contoh)

Jangkauan data hampir sama.

Ada satu puncak.

Perbedaan (contoh)

Puncak distribusi adalah 10 cm atau lebih

dan kurang dari 11 cm pada kelompok

kelas 1 A, dan 11 cm atau lebih dan kurang

dari 12 cm pada kelompok kelas 1.

Distribusi siswa kelas 1 lebih terkonsentrasi

di sekitar modus daripada distribusi

kelompok kelas 1 A.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Hal yang perlu diperhatikan saat menghitung frekuensi relatif

Saat membulatkan untuk mendapatkan

frekuensi relatif, ada kalanya jumlah frekuensi

relatif bukanlah 1. Dalam hal ini, sesuaikan nilai

maksimum frekuensi relatif sehingga jumlahnya

menjadi 1.

Juga, saat menghitung frekuensi relatif

hingga tempat desimal kedua, bahkan jika

posisi desimal kedua adalah 0, bisa ditulis

sebagaimana adanya karena hingga posisi

desimal kedua masih dapat diandalkan

sebagai angka signifikan. Angka signifikan

akan dipelajari pada H.244, tetapi bisa juga

menyentuhnya secara singkat di sini.

4. Penjelasan Soal 4

Di sini, diharapkan agar murid membandingkan dan mendiskusikan distribusi dari kedua

data tersebut. Berikan juga berbagai sudut

pandang seperti membandingkan jangkauan

dan modus, memperhatikan bentuk keseluruhan

distribusi, posisi puncak, dan simetrinya.

5. Penjelasan untuk balon ucapan

Sejauh ini, murid telah belajar

menggunakan nilai-nilai representatif dan

untuk merepresentasikan distribusi dalam

tabel distribusi frekuensi dan histogram untuk

menyelidiki kecenderungan data. Sambil

mengulas kembali hal ini, diharapkan untuk

memotivasi siswa agar mempelajari buku

pelajaran H.246 dengan mengajak mereka

untuk melihat apakah mereka benar-benar

dapat membaca kecenderungan berbagai data

di sekitar mereka.

242 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Frekuensi relatif untuk setiap kelas VIIA pada

Tabel 4 dihitung dan dibulatkan dua angka di

belakang koma, maka diperoleh Tabel 5. Tabel

seperti ini disebut tabel distribusi frekuensi

relatif.

Berdasarkan Tabel 4 di halaman 241, hitunglah frekuensi relatif setiap kelas

untuk keseluruhan siswa kelas VII, bulatkan sampai dua angka. Tuliskan pada

Tabel 5 di kolom terakhir.

Distribusi frekuensi relatif data siswa Kelas

VIIA pada Tabel 5 disajikan dalam grafik

frekuensi garis pada Gambar 7. Nyatakanlah

distribusi frekuensi relatif data seluruh siswa

kelas VII menggunakan grafik frekuensi

garis, gambarlah pada Gambar 7.

Jumlah frekuensi relatif sama dengan 1. Dalam

pembulatan sampai 2 desimal, ketika desimal kedua

adalah 0 , maka ditulis 0.

Jawablah 1 dan 2 berdasarkan tabel 5.

Untuk siswa Kelas VIIA dan untuk keseluruhan siswa Kelas VII, manakah

rasio yang lebih besar untuk kelas “paling sedikit 10 cm dan kurang dari

11 cm\"?

Untuk siswa Kelas VIIA dan untuk keseluruhan siswa Kelas VII, manakah

rasio yang lebih besar untuk posisi tangkap penggaris kurang dari 10

cm?

Tabel 5 : Data posisi tangkapan pengggaris

Dari penyelidikan kita sejauh ini, frekuensi relatif sering digunakan untuk

membandingkan data yang sama namun memiliki frekuensi total yang

berbeda.

Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 7, bandingkanlah distribusi data Kelas VIIA

dengan data seluruh siswa Kelas VII. Identifikasi persamaan dan perbedaannya.

Gambar 7 Data Posisi Tangkap Penggaris

(cm) 0 8 9 10 11 12 13 14 15 16

0,05

Kelas A

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

Hlm.246

Diskusi

1

2

Kelas (cm) Frekuensi Relatif

Kelas VIIA Kelas VII

8 ~ 9 0,10

9 ~ 10 0,23

10 ~ 11 0,29

11 ~ 12 0,13

12 ~ 13 0,10

13 ~ 14 0,06

14 ~ 15 0,06

15 ~ 16 0,03

Total 1,00

Lebih

kecil Kurang

Dari

Catatan

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Berdasarkan metode penyelidikan kecenderungan data yang telah kita pelajari,

marilah kita terapkan untuk membaca kecenderungan data yang ada di sekitar

kita.

242 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:251

Tujuan

Memahami nilai pendekatan dan galat, arti dari

angka-angka signifikan, dan cara menyatakan

nilai perkiraan a × 10n

.

Jawaban

Karena skala penggaris minimum adalah mm,

maka dapat dikatakan mewakili 10,65 cm atau

lebih dan kurang dari 10,75 cm.

Soal 1

Dari 300 - 296 = 4 , maka galatnya adalah 4 orang

1,5 jam

Soal 2

(1) 25,55 ≤ a < 25,65

Nilai absolut galat adalah 0,05 m atau kurang

(2) 1,825 ≤ a < 1,835

Nilai absolut dari galat adalah 0,005 m atau

kurang

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Adalah soal untuk menegaskan bahwa

seperti yang dipastikan pada halaman 232-

233, bahwa selalu ada galat dalam pengukuran

panjang dan berat.

Dalam eksperimen menangkap penggaris,

nilai yang lebih dekat ke bagian atas ibu jari

dicatat. Karena tidak pas secara sempurna,

secara otomatis dibulatkan. Oleh karena

itu, rekor 10,7 cm mewakili lebih dari 10,65

cm dan kurang dari 10,75 cm. Diharaplan

dengan melakukan pengukuran ini, murid

mendapatkan pemahaman sesuai dengan apa

yang dialaminya.

2. Jangkauan nilai sebenarnya dan nilai

kesalahan absolut

Jika nilai sebenarnya dari nilai pengukuran

10,7cm adalah acm, maka jangkauan a ditulis

sebagai 0,65 ≤ a < 10,75, namun ada juga murid

yang dikarenakan tidak mempertimbangkan

mengenai kontinuitas bilangan, menganggap

bagian yang digaris bawah sebagai “<10,74”

atau “≤10,74”. Dengan menggunakan bilangan

saat memikirkan bagaimana cara menyatakan

nilai pengukuran, misal jika nilai sebenarnya

adalah 10,745, maka diharapkan murid akan

memahami mengapa dinyatakan dengan

“10,75”.

Selain itu dari definisi “(Galat) = (Nilai

pendekatan)-(Nilai sebenarnya), pada galat

terdapat positif dan negatif, dan nilai sebenarnya

ada pada jangkauan yang dinyatakan dalam

pertidaksamaan, karenanya, dibahas mengenai

ungkapan ”nilai absolut galat”.

Bab 7 Menggunakan Data 243

BAB 7 │Penggunaan Data

Siswa dapat menyelidiki nilai-nilai pengukuran.

1 25, 6 m 2 1, 83 m

4 Nilai Pendekatan dan Angka Signifikan

Nilai Pendekatan dan Galat

10,6 10,65 10,7 10,75 10,8

0,05

Jangkauan dari a

0,05

Tujuan

Pada percobaan tangkap penggaris pada halaman 232 dan 233, data Yuni

adalah 10,7 cm. Seberapa panjang “10,7 cm”?

Ketika mengukur sesuatu seperti panjang atau berat, meskipun berbeda

dengan nilai sebenarnya, kita dapat memperoleh nilai yang dekat dengan nilai

sebenarnya. Nilai yang dekat dengan nilai sebenarnya disebut nilai pendekatan.

Pembulatan bilangan yang telah kita pelajari di Sekolah Dasar juga merupakan

nilai pendekatan. Sebagai contoh, nilai 3,14 yang kita gunakan sebagai rasio

keliling juga merupakan nilai pendekatan dari rasio keliling π. Selisih yang

diperoleh dengan mengurangkan nilai sebenarnya dari nilai pendekatan

disebut galat.

(Galat) = (Nilai pendekatan) – (Nilai sebenarnya)

Ketika menggunakan pembulatan bilangan 300 untuk menyatakan

banyaknya siswa SMP sebanyak 296 siswa, berapakah galatnya?

Soal 1

Ketika mengukur suatu besaran dengan suatu instrumen atau alat, biasanya

kita tidak dapat menemukan nilai sebenarnya, namun kita dapat menemukan

rentang nilai sebenarnya. Contohnya, pengukuran 10,7 cm dapat dipikirkan

sebagai nilai pendekatan hasil pembulatan sampai dua desimal. Jadi, andaikan

nilai sebenarnya adalah a cm, jangkauan dari a adalah

10, 65 ≤ a < 10, 75

Nilai-nilai pada (1) dan (2) berikut ini merupakan nilai pendekatan

yang dibulatkan. Misalkan masing-masing nilai sebenarnya adalah a m,

nyatakanlah jangkauan dari a menggunakan tanda pertidaksamaan.

Berapakah nilai mutlak galat terbesar?

Soal 2

Bab 7 Menggunakan Data 243

Nilai Pendekatan dan Angka

Signifikan

4

P:252

Jawaban

Soal 3

1, 2, 6

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

3. Angka Signifikan

Perkiraan jumlah orang dengan populasi

47.379.389, dibulatkan pada besaran ribuan,

adalah 47.379.000. Di sini, angka pertama 4, 7,

3, 7, dan 9 disebut sebagai angka signifikan.

Di sini, mudah bagi siswa untuk salah

paham bahwa angka 4, 7, 3, 7, dan 9 ini adalah

angka yang signifikan. Jika murid dikondisikan

untuk memikirkan perkiraan jumlah 47.378.601

orang dibulatkan menjadi ribuan sebagai

contoh, kesalah pahaman ini tentu akan lebih

mudah disadari. Dengan kata lain, kenyataan

bahwa jumlah angka penting dari 47.379.000

penduduk adalah lima digit menunjukkan

bahwa jumlah penduduk adalah lebih dari

47.378.500 dan kurang dari 47.379.500.

Perhatikanlah hal ini pada saat mengajar pada

murid.

Diinginkan agar memperdalam pemahaman murid tentang angka-angka penting dengan

menemukan nilai pendekatan dan menemukan

jangkauan nilai sebenarnya serta galat dari nilai

perkiraan yang diberikan.

4. Penjelasan Contoh 1 dan Soal 3

Ini menunjukkan konsep angka signifikan

dari nilai yang diukur. Di bidang teknik, hingga

1

10

dari skala minimum sering dibaca sebagai

angka penting, tetapi di sini, hingga skala

terkecil dibaca dan digunakan sebagai angka

penting.

Angka penting dalam [Contoh 1] sebesar

1, 0, dan 7 berarti bahwa nilai sebenarnya dari

rekaman tersebut lebih besar atau sama dengan

10,65 cm dan kurang dari 10,75 cm.

Dalam [Soal 3], karena skala minimum

adalah 10 g, 1260 g adalah nilai terukur yang

diperoleh dengan membulatkan digit satuan,

dan menunjukkan bahwa berat sebenarnya

adalah 1255 g atau lebih dan kurang dari 1265 g.

5. Cara menyatakan angka signifikan

Untuk memperjelas angka penting, angka

signifikan diwakili oleh angka desimal dengan

satu digit di bagian bilangan bulat, dan pangkat

10 diterapkan untuk menunjukkan skala.

Dengan menyatakan 1,4960 × 108

km, bilangan

0 pada 1,4960 juga dapat dinyatakan sebagai

angka signifikan.

6. Penjelasan Catatan

Diinginkan untuk memperdalam pemahaman murid tentang cara merepresentasikan angka

penting dengan memikirkan perbedaan antara

nilai perkiraan 65 g dan 65,0 g. 65 g adalah nilai

yang diperoleh dengan membulatkan tempat

desimal pertama, sedangkan 65,0 g adalah nilai

yang diperoleh dengan membulatkan tempat

desimal kedua. Penjelasan ini harus dilakukan

dengan baik karena mudah bagi siswa untuk

melakukan kesalahan.

244 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

(Desimal dengan hanya satu tempat bilangan bulat) × (perpangkatan 10)

(Desimal dengan hanya satu tempat bilangan bulat) × 1

perpangkatan 10

Jika 0 adalah angka signifikan, meskipun merupakan desimal terakhir jangan

dihilangkan.

Angka Signifikan

Populasi Jawa Barat adalah 47.379.389 berdasarkan sensus tahun 2016. Dapat

dibulatkan menjadi nilai pendekatan 47.379.000. Angka 0 ribuan dan yang

lebih kecil merupakan pembawa nilai. Adapun 4, 7, 3, 7, dan 9 di awal adalah

angka-angka yang signifikan. Angka-angka tersebut dinamakan angka-angka

signifikan.

Pada percobaan tangkap penggaris, Data Yuni

adalah 10,7 cm karena dia menangkap penggaris

pada posisi seperti ditunjukkan pada gambar di

samping kanan ini. Bilangan 10,7 dapat dipandang

sebagai hasil pembulatan sampai dua desimal.

Jadi, angka 1, 0, dan 7 merupakan angka-angka

signifikan.

Ketika mengukur menggunakan timbangan dengan kenaikan terkecil 10

gram, berat sebuah benda adalah 1.260 gram. Identifikasi angka-angka

signifikan dalam pengukuran tersebut.

Seringkali kita mendekati nilai pendekatan seperti “jarak bumi ke matahari

adalah 149.600.000 km.” Dalam hal ini, sangat sulit untuk menyatakan berapa

angka signifikannya. Oleh karena itu, untuk membuat angka signifikan jelas kita

dapat menyatakan bilangan dalam bentuk baku menjadi

Sebagai contoh, nilai pendekatan 149.600.000 km yang merupakan jarak bumi

ke matahari yang memiliki 5 angka signifikan 1, 4, 9, 6, 0 dapat dinyatakan

dalam bentuk baku sebagai \"1,4960 × 108

km.\"

Catatan

Contoh 1

Soal 3

244 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:253

Jawaban

Soal 4

(1) 2,5 × 102

g (3) 8,0 ×

1

10

m

(2) 6,0 × 103 km

Soal 5

3,776 × 103

m = 3776 m

Saat ini, jika nilai sebenarnya adalah a m,

jangkauan a adalah 3775,5 ≤ a <3776,5, oleh

karena itu, nilai absolut galat adalah 0,5 m atau

kurang.

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) 2o

C

(2)

Suhu maksimum harian di Sapporo,

selama Februari 2013

(Hari)

(3) Frekuensi ... 5 hari

Karena total frekuensinya adalah 28,

Dari 5 ÷ 28 = 0,178 ..., frekuensi relatifnya

adalah 0,18

(4) Nilai kelas dari kelas termasuk modus dan

median adalah -1o

C.

2

(1) 3,19 × 103 m

Nilai kesalahan absolut adalah 5 m atau

kurang

(2) 5,26 ×

1

10 kg

Nilai absolut kesalahan adalah 0,0005 kg

atau kurang (0,5 g atau kurang)

7. Cara menemukan pangkat 10

Untuk memperjelas angka signifikan, saat

mengonversi ke bentuk a × 10n

, pergerakan

koma desimal harus dipertimbangkan sebagai

berikut.

kiri 8 kali ⇒ 1,4960 × 108

1 4 9 6 0 0 0 0 0 .

0 , 0 4 7

2 kali kanan ⇒ 4,7 × 1

102

0,5 jam

Bab 7 Menggunakan Data 245

BAB 7 │Penggunaan Data

Nilai-nilai

Representatif

[Hlm.235]

Tabel Distribusi

Frekuensi

[Hlm.238]

Histogram

[Hlm.240]

Frekuensi

Relatif

[Hlm.242]

1 250 g 2 6.000 km

1

4,7 × 102

3 0,80 m

Mari Kita Periksa 1 Bagaimana Menyelidiki

Kecenderungan Data

Nilai Pendekatan dan

Galat

[Hlm.243]

Bilangan-bilangan

Signifikan

[Hlm.245]

2 Nyatakanlah nilai pendekatan berikut dengan memakai 3 angka signifikan,

kemudian tentukan nilai absolut (mutlak) galat terbesar.

1 3,190 m 2

S 4

S 2

1

Gambar di samping kanan

merupakan histogram yang

menunjukkan suhu maksimum

harian di Sapporo sepanjang bulan

Februari 2013. Sebagai contoh,

interval kelas pertama adalah “paling

sedikit –6°C dan kurang dari –4°C.”

Jawablah pertanyaan-pertanyaan

berikut ini.

1 Berapa °C interval kelas pada histogram?

Gambarlah grafik frekuensi garis pada gambar di atas.

Identifikasi frekuensi kelas “paling sedikit 0°C dan kurang dari 2°C.”

Kemudian, hitunglah frekuensi relatif kelas tersebut.

Identifikasi modus. Identifikasi juga nilai kelas dari kelas yang memuat

median.

S 4

S 7

S 1

2

3

4

Diberikan nilai pendekatan 3,776 ×103

m. Dalam hal ini, berapakah nilai

absolut galat terbesar?

Nyatakanlah bilangan hasil pendekatan berikut dalam bentuk baku dengan

memakai 2 angka signifikan.

(Hari)

Suhu maksimum harian di Sapporo, selama

Februari 2013

0 6

2

4

6

8

10

–2–4–6 8420 (

0

)

S 2

Contoh 2 Jika angka signifikan dari nilai pendekatan 0,047 gram adalah 4 dan 7, maka

dapat dinyatakan dalam bentuk baku sebagai

Soal 4

Soal 5

0,526 kg

Bab 7 Menggunakan Data 245

P:254

Bagaimana Cara Membaca

Kecenderungan Data

1

Tujuan

1. Murid bisa membaca kecenderungan dan

karakteristik dari data di sekitar.

2. Dapat menghitung nilai rata-rata dari tabel

distribusi frekuensi menggunakan nilai kelas.

Jawaban

(Contoh)

Nilai median (1,71 juta orang) harus digunakan

sebagai nilai representatif untuk mengetahui

apakah terletak di paruh pertama (lebih besar)

atau paruh kedua (lebih kecil) ketika diurutkan

dalam urutan populasi.

Soal 1

Modus (1,5 juta orang)

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan

Tujuannya adalah untuk memahami

perlunya menggunakan nilai-nilai representatif

(mean, median, modus) yang dipelajari sejauh

ini secara tepat sesuai dengan tujuannya.

Nilai perwakilan mungkin tidak sesuai tergantung pada tujuannya karena ada informasi

yang hilang seperti bentuk distribusi data. Oleh

karena itu, agar dapat menggunakan nilai-nilai

representatif secara tepat, perlu juga diketahui

karakteristik dari keseluruhan data.

Di sini, karena tujuan membaca data adalah

\"apakah daerah tempat diri sendiri tinggal

adalah daerah dengan populasi terbesar atau

salah satu dengan populasi terkecil di antara

47 daerah\", maka ingin diperiksa apakah nilai

mediannya sesuai sebagai nilai representatif.

Bergantung pada situasi siswa, bisa juga untuk

meminta mereka untuk memikirkan tentang

apa yang diperlukan sebagai kriteria penilaian,

seperti dengan menyajikan daftar populasi dari

47 daerah. Selain itu, dengan menunjukkan

2 Menggunakan Data

5 jam

2 jam

daftar, nilai maksimum dan minimum dapat

diketahui. Ini juga bermakna untuk memahami

karakteristik seluruh data.

Dengan cara ini, diberitahukan pada murid

bahwa ketika membaca ciri-ciri dari satu data,

bahwa perlu juga menilai secara komprehensif

apa yang telah ditemukan dari berbagai

perspektif.

2. Penjelasan Soal 1

Ingin meyakinkan bahwa modus layak

digunakan sebagai nilai representatif dalam

kasus ini.

Di sini, 1 juta orang adalah lebar kelas

histogram, dan modus saat itu adalah 1,5 juta

orang. Perlu dicatat bahwa tidak seperti mean

dan median, modus dapat berbeda jika lebar

kelas diubah.

Dengan membuat histogram dengan

berbagai lebar kelas, tentunya perspektif yang

ada juga akan berubah.

Misalnya, jika lebar kelas adalah 500.000,

modusnya akan menjadi 1,25 juta.

246 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Pada , meskipun rata-rata populasi 47 daerah adalah 2,72 juta, hanya 12

daerah yang populasinya melebihi rata-rata.

Jika terdapat pencilan pada data, maka rata-rata akan mudah terpengaruh

oleh pencilan tersebut, sehingga tidak sesuai sebagai nilai representatif. Di

sisi lain, median dan modus kemungkinan tidak terlalu terpengaruh oleh

pengecilan. Oleh karena itu, dalam kasus tersebut, modus dan median dapat

digunakan sebagai nilai representatif.

Ketika memikirkan nilai apa yang dapat digunakan sebagai nilai representatif,

maka perlu memperhatikan distribusi data dan tujuan penggunaan data.

Pada ketika menyelidiki “populasi 47 daerah” nilai apa yang harus

digunakan sebagai nilai representatif?

Siswa mampu membaca kecenderungan data di sekitarnya.

1 Bagaimana Cara Membaca Kecenderungan Data

2 Menggunakan Data

(juta orang)

0〜

1

0

(Daerah)

5

10

15

20

25

1〜

2

2〜

3

3〜

4

4〜

5

5〜

6

6〜

7

7〜

8

8〜

9

9〜

10

10〜

11

11〜

12

12〜

13

Gambar 8 : Populasi pada 47 daerah

Modus 1,5 juta orang

Median 1,7 juta orang

Rata-rata 2,72 juta orang

13〜

14

Daerah dengan populasi tertinggi 13,16 juta orang

Gambar 8 merupakan histogram yang menunjukkan populasi 47 daerah

dengan panjang interval kelas 1 juta orang. Untuk menjawab pertanyaan,

“apakah daerahku termasuk populasinya tinggi atau rendah di antara 47

daerah,” nilai representatif apa yang digunakan?

Soal 1

Tujuan

246 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:255

Jawaban

Soal 2

Lihat bagian Penjelasan dan hal-hal yang perlu

diperhatikan 3. .

3. Penjelasan Soal 2

Tujuan membaca materi di sini adalah

\"Berapa kilometer per jam saya harus berlatih

melempar, dengan asumsi saya akan bermain

melawan pelempar ini?\"

Dari histogram terlihat bahwa lebar kelas

adalah 2 km/jam dan terdapat dua buah gunung.

Dalam kasus seperti itu, pertama-tama bagi

data menjadi dua bagian, dan perlakukan setiap

gunung sebagai satu data untuk membaca

kecenderungan distribusinya. Setelah itu,

dengan membandingkan kecenderungan

persebaran masing-masing gunung, maka

dimungkinkan untuk meringkas ciri-ciri

sebaran sebagai satu data. Dengan demikian,

perbedaan kualitas lemparan menjadi jelas,

dan semakin mudah untuk mempersempit

karakteristik keseluruhan data.

Selain itu, pada soal ini, ada kemungkinan

karakteristik dan kecenderungan yang

dapat dibaca akan berbeda tergantung dari

pengalaman dan pengetahuan siswa tentang

baseball.

Misalnya, seorang siswa yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan tentang

baseball mungkin berkata, \"Saya pikir lemparan

pelempar ini (bola lambat) berpusat di sekitar

bola yang sedang berubah.\" Saat itu, dasar

kesimpulan menjadi sulit dipahami bagi

siswa yang memiliki sedikit pengalaman atau

pengetahuan tentang baseball.

Seperti demikianlah, ada kalanya saat

menangani data aktual, mungkin diperlukan

kemampuan yang sangat tinggi untuk

membaca data.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan di sini

bahwa isi pembahasan harus dipersempit

menjadi ciri dan kecenderungan yang bisa

dibaca walaupun dengan sedikit pengalaman

atau pengetahuan tentang baseball.

Namun, meskipun isinya dipersempit,

diperkirakan beberapa siswa tidak memiliki

gambaran sama sekali tentang baseball.

Misalnya, mereka mungkin tidak bisa

membayangkan seberapa besar perbedaan

antara kecepatan maksimum 147 km/jam, nilai

minimum 105 km/jam, dan kecepatan rata-rata

131 km/jam. Oleh karenanya, mungkin menjadi

tidak mungkin untuk memahami mengapa

ada pemisahan bola lambat dan bola cepat

di sini. Oleh karenanya, sebelum pengajaran

dimulai, ada baiknya memperlihatkan situasi

sebenarnya di mana pelempar melempar bola,

dan bagi pemukul, seberapa besar perbedaan

yang muncul dari perbedaan kecepatan, dan

kemudian mendiskusikannya dengan seluruh

kelas.

Bab 7 Menggunakan Data 247

BAB 7 │Penggunaan Data

Histogram pada Gambar 9 memperlihatkan kecepatan lemparan yang

dilakukan seorang atlet dalam pertandingan baseball. Kecepatan tertinggi

adalah 147 km per jam, kecepatan terendah adalah 105 km per jam, dan ratarata kecepatan adalah 131 km per jam.

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 9, terdapat dua bentuk gunung

dalam histogram. Mungkin kelompok-kelompok data dapat disatukan

sehingga mempunyai sifat yang berbeda. Dalam hal ini, kita dapat

memisahkan data sesuai kebutuhan, sehingga hanya ada satu bentuk

gunung. Setelah itu, diselidiki kecenderungan data.

Dalam kasus yang ditunjukkan Gambar 9, kemungkinan ada lemparan

pelan dan lemparan cepat. Jika kita pisah data menjadi dua bagian seperti

ditunjukkan pada gambar-gambar berikut ini, maka kecenderungan

distribusi lebih mudah dilihat.

Jika kita ingin menang melawan atlet pelempar ini, berapakah seharusnya

kecepatan lemparan kita?

Gambar 9 : Lemparan seorang atlet

0

(Bola)

104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140 142 144 146 148 (km/jam)

25

50

75

100

125

150

Gambar 10 : Lemparan Seorang Atlet (Lemparan Pelan)

0

(Bola)

104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140 142 144 146 148 (km/jam)

25

50

75

100

125

150

Gambar 11 : Lemparan Seorang Atlet (Lemparan Cepat)

0

(Bola)

104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140 142 144 146 148 (km/jam)

25

50

75

100

125

150

Diskusi

Soal 2

Bab 7 Menggunakan Data 247

P:256

Jawaban

(Contoh)

Di Semarang, ada banyak hari antara 32°C

sampai di bawah 34°C, dan tidak ada hari di

bawah 30°C, jadi bisa dikatakan Semarang

lebih panas.

Di Jakarta, ada 12 hari yang suhunya diatas

34o

, jadi bisa dibilang Jakarta lebih panas.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

4. Penjelasan

Di saat mencoba untuk menilai mana

yang lebih panas dengan membandingkan

dua data yang diwakili oleh tabel distribusi

frekuensi, mungkin sulit untuk menilai dari

distribusinya saja. Oleh karena itu, buat murid

mempertanyakan apakah nilai rata-rata dapat

diperoleh dari tabel distribusi frekuensi dan

menyadari kebutuhan akan hal tersebut.

5. Temukan nilai rata-rata dari tabel distribusi frekuensi

Sejauh ini, saat menghitung nilai rata-rata,

murid telah mengalami menangani kejadian

di mana nilai setiap data diketahui dan jumlah

total atau jumlah data diketahui.

Di sini, hanya tabel distribusi frekuensi

yang diberikan, dan dibahas mengenai metode

penghitungan nilai rata-rata ketika nilai

individual tidak diketahui.

Misalnya, tiga nilai di kelas Jakarta 28°C

atau lebih tinggi dan lebih rendah dari 30°C

adalah salah satu nilai dari 28,0 hingga 29,9.

Oleh karena itu, dianggap bahwa ketiga nilai

dalam kelas tersebut terdistribusi merata, dan

menganggapnya sebagai nilai kelas 29°C yang

merepresentasikan karakteristik seluruh kelas.

Dalam data statistik seperti statistik

pemerintah, data individu tidak dipublikasikan,

dan data umumnya diberikan hanya dalam bentuk

keseluruhan, dan perlu untuk mendapatkan nilai

rata-rata dari informasi tersebut.

Sambil mengonfirmasi arti dari langkah

(1) hingga (4) untuk mendapatkan nilai ratarata dari tabel distribusi frekuensi, hubungkan

dengan [Pertanyaan 3] di halaman berikutnya.

Selain itu, terkait dengan langkah ini, dengan

menyajikan daftar nilai aktual seperti yang

ditunjukkan pada tabel berikut, murid dapat

memeriksanya sambil membandingkannya

dengan metode penghitungan nilai rata-rata

selama ini, dan diharapkan dapat memperdalam

pemahaman murid tentang arti langkah ini

Suhu tertinggi Jakarta pada Agustus 2013

Suhu

(

o

C)

Frekuensi

(Hari)

Suhu

(

o

C)

Frekuensi

(Hari)

Suhu

(

o

C)

Frekuensi

(Hari)

28,5 1 32,6 1 34,2 1

29,1 1 32,8 1 34,3 1

29,6 1 32,9 1 34,5 2

30,5 1 33,0 1 34,7 1

30,8 1 33,2 1 34,9 1

30,9 1 33,3 1 35,3 1

31,3 1 33,4 1 35,8 1

32,0 1 33,5 1 36,8 1

32,1 1 33,9 1 37,4 1

32,2 1 34,1 1 38,3 1

248 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Tabel 6 adalah distribusi frekuensi yang

dirangkum dari suhu maksimum harian di

Jakarta dan Semarang sepanjang bulan

Agustus 2013. Berdasarkan tabel tersebut,

kota manakah yang terpanas?

Bagaimana Membaca Rata-Rata dari Tabel Distribusi Frekuensi

Meskipun kita tidak mengetahui nilai-nilai data sebenarnya, kita dapat

menentukan rata-rata pendekatan dari tabel distribusi frekuensi.

Sebagai contoh, pada Tabel 6, terdapat tiga nilai yang masuk dalam kelas

paling sedikit 280

C dan kurang dari 300

C di Jakarta. Namun, kita tidak tahu

suhu sebenarnya. Jadi, kita dapat mengambil nilai kelas sebagai nilaiJika dibandingkan

dengan Jakarta, di

Semarang lebih banyak

hari yang suhunya paling

sedikit 320

C dan kurang

dari 340

C.

Jika dibandingkan banyaknya

hari dengan suhu paling

sedikit 340

C, Jakarta

mempunyai lebih banyak

dibanding Semarang.

Tentukan nilai kelas.

Tentukan hasil kali nilai kelas

dengan frekuensinya.

Jumlahkan semua nilai hasil

perhitungan 2 .

Nilai yang dihasilkan di 3 dibagi dengan frekuensi total untuk

mendapatkan rata-rata.

1

2

3

4

nilai yang termasuk dalam kelas

tersebut. Oleh karena itu, nilai yang

digunakan adalah nilai kelas dan

bukan nilai sebenarnya. Selanjutnya,

dihitung rata-rata nilai kelas. Untuk

menghitung rata-rata dari tabel

distribusi frekuensi, maka ikutilah

langkah-langkah berikut ini.

Kelas (

0

C) Frekuensi (Hari)

Jakarta Semarang

28 ~ 30 3 0

30 ~ 32 4 6

32 ~ 34 12 21

34 ~ 36 9 4

36 ~ 38 2 0

38 ~ 40 1 0

Total 31 31

Tabel 6 : Suhu Maksimum Harian

pada Agustus 2013

Kelas (

0

C)

Nilai Kelas

(

0

C)

Frekuensi

(Hari)

(Nilai kelas) x

(Frekuensi)

28 ~ 30 29 3 87

30 ~ 32 31 4

32 ~ 34 33 12

34 ~ 36 35 9

36 ~ 38 37 2

38 ~ 40 39 1

Total 31

Tabel 7 : Suhu maksimum harian

di Jakarta pada Agustus 2013

Paling

kecil

Paling

kecil

Kurang

dari

Kurang

dari

248 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:257

Jawaban

Soal 3

Tabel 7 Suhu tertinggi di Jakarta pada Agustus 2013

Kelas (o

C) Nilai Kelas

(

o

C)

Frekuensi

(Hari)

(Nilai Kelas) ×

(Frekuensi)

28 ~ 30

30 ~ 32

32 ~ 34

34 ~ 36

36 ~ 38

38 ~ 40

29

31

33

35

37

39

0

6

21

4

0

0

0

186

693

140

0

0

Jumlah 31 1019

Dari 1035 ÷ 31 = 33,38…, maka, 33,4o

C

Suhu tertinggi di Semarang pada Agustus 2013

Kelas (o

C) Nilai Kelas

(

o

C)

Frekuensi

(Hari)

(Nilai Kelas) ×

(Frekuensi)

28 ~ 30

30 ~ 32

32 ~ 34

34 ~ 36

36 ~ 38

38 ~ 40

29

31

33

35

37

39

0

6

21

4

0

0

0

186

693

140

0

0

Jumlah 31 1019

Nilai

Terkecil

Nilai

Terkecil

Nilai

Terbesar

Nilai

Terbesar

Dari 1019 ÷ 31 = 32,87…, maka, 32,9o

C

Soal 4

Meski ada galat pada keduanya, Jakarta dan

Semarang dianggap hampir sama.

(Nilai rata-rata sebenarnya adalah 33.238 ... di

Jakarta, 32.906 ... di Semarang)

6. Penjelasan Soal 3 dan Soal 4

Nilai rata-rata yang diperoleh dari tabel

distribusi frekuensi mungkin memiliki galat

sehubungan dengan nilai rata-rata sebenarnya,

tetapi dipastikan bahwa nilai yang mendekati

nilai rata-rata sebenarnya dapat diperoleh.

Saat menghitung nilai rata-rata dari

tabel distribusi frekuensi, terdapat metode

menggunakan rata-rata sementara untuk

menyederhanakan penghitungan, namun

saat ini proses penghitungan sering dilakukan

dengan software spreadsheet, sehingga tidak

ditampilkan di sini.

7. Penjelasan terhadap balon ucapan

Diharapkan untuk memotivasi siswa untuk

mempelajari data di sekitar mereka dengan

memanfaatkan apa yang telah mereka pelajari

selama ini, dan memotivasi mereka untuk

belajar di halaman berikutnya.

8. Bias Distribusi dan Nilai Representatif

Nilai rata-rata merupakan nilai representatif

yang familiar bagi siswa, tetapi seperti yang

dibahas dalam buku pelajaran P.246, jika

terdapat pencilan, ia akan terpengaruh dan

oleh karenanya tidak cocok digunakan sebagai

nilai representatif.

Di sini tujuannya adalah untuk menegaskan

kembali perlunya mengambil keputusan

berdasarkan tujuan, dengan menangkap akan

ada di posisi manakah masing-masing nilai

representatif dengan bias distribusi.

Referensi Cara mencari median dari

tabel distribusi frekuensi

Ada dua cara untuk mencari median dari data

yang ditampilkan di tabel frekuensi:

① Gunakan nilai kelas dari kelas yang berisi

median.

② Lebar kelas yang memuat median

ditentukan oleh distribusi proporsional

sesuai dengan posisi median.

Bab 7 Menggunakan Data 249

BAB 7 │Penggunaan Data

Lengkapilah Tabel 7 di halaman sebelumnya dan hitunglah rata-rata suhu

maksimum harian di Jakarta selama bulan Agustus 2013. Selanjutnya,

berdasarkan Tabel 6 di halaman 248, hitunglah rata-rata suhu maksimum

harian di Semarang selama bulan Agustus 2013.

Rata-rata suhu maksimum harian yang sebenarnya di Jakarta adalah 33,20

C

dan di Semarang 32,90

C. Bandingkanlah dengan rata-rata hasil perhitungan

di Soal 3.

Sebagaimana kita pelajari di Soal 3 dan Soal 4, meskipun kita menghitung

rata-rata berdasarkan tabel frekuensi, namun ternyata hasilnya cukup dekat

dengan rata-rata yang kita hitung langsung dari datanya.

Histogram dan grafik frekuensi garis mengikuti berbagai bentuk tergantung pada

bias distribusi data. Posisi nilai representatif dapat dikelompokkan dalam tiga jenis,

seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Sangat penting untuk menentukan nilai representatif mana yang paling sesuai

kebutuhan dengan mempertimbangkan bentuk histogram.

Sebagai contoh, pendapatan dari seluruh penduduk di suatu negara disajikan

dalam histogram yang condong ke kiri, seperti pada Gambar 3. Dalam hal ini, jika

kita menilai hanya berdasarkan rata-rata, kesimpulan kita dapat salah tergantung

pada kebutuhan. Jadi, perlu mengetahui distribusi keseluruhan data.

Rata-Rata

Median

Modus

Ratarata

Median Modus Ratarata

Median Modus

Gambar 1 : Distribusi

Condong ke Kanan

Gambar 2 : Distribusi

Simetris

Gambar 3 : Distribusi Condong

ke kiri

Hlm.250

Cermati

Bias Distribusi dan Nilai Representatif

Mengacu pada yang telah kita pelajari sejauh ini, kita dapat memutuskan apa

yang ingin kita selidiki, kemudian mengumpulkan data untuk diteliti bagaimana

kecenderungannya.

Soal 3

Soal 4

Bab 7 Menggunakan Data 249

P:258

2 Penggunaan Data

Tujuan

Murid dapat membuat tema, mengumpulkan

dan mengatur data dengan tepat, membaca

kecenderungan, mengklarifikasi alasan,

menjelaskan dan mengkomunikasikan apa

yang mereka baca.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Kegiatan matematis saat ini

Saat ini, sebagai kesempatan untuk

mengerjakan kegiatan matematika yang

ditunjukkan oleh kurikulum, akan membahas

mengenai \"kegiatan untuk menyelidiki tren

data menggunakan nilai dan histogram yang

representatif, dan untuk menjelaskan dan

mengkomunikasikan apa yang telah dibaca. \"

Dengan mempelajari nilai-nilai

representatif dan histogram selangkah demi

selangkah, murid memahami pentingnya

menggunakannya dalam cara yang kompleks

dan makna materi untuk pertama kalinya. Di

sini, tujuannya adalah untuk memanfaatkannya

dengan tepat dalam situasi aktual.

Bisa diarahkan agar mereka bekerja sendirisendiri maupun dengan kelompok kecil.

2. Penjelasan 1

Bahan penelitian ada di mana-mana

di sekitar, dan bahkan jika kita telah

mengabaikannya selama ini, bisa menjadi

bahan penelitian baru dan berharga

dengan melihatnya melalui sudut pandang

permasalahan. Selain itu, dengan membuat

prediksi tentang masalah, dimungkinkan untuk

membuat prospek data yang diperlukan dan

bagaimana cara untuk menyusunnya.

Namun, instruksikan mereka untuk memilih

data yang dapat \"menangkap tren data

berdasarkan nilai representatif dan histogram.\"

Tentunya pada tahap pengorganisasian

data, siswa dipersilahkan untuk mencari dan

memikirkan sendiri metode penyajian yang

2,5 jam

tidak terikat dengan kerangka pembelajaran

konvensional.

3. Melakukan survei dengan kuesioner

Saat melakukan survei dengan kuesioner,

hal-hal berikut perlu diperhatikan.

Tujuan survei harus tertulis dengan jelas.

Buat pertanyaan mudah untuk dijawab dan

ditabulasi.

Sudah mendapat izin sebelumnya.

4. Menggunakan internet

Saat menggunakan internet, penting

untuk mengajarkan etika informasi. Untuk

memastikan keaslian data, perlu untuk

memeriksa sumbernya. Jika pengirimnya

adalah lembaga publik, dianggap hampir

tidak ada penyampaian informasi yang tidak

bertanggung jawab. Selain itu, membandingkan

materi dari berbagai sumber juga merupakan

elemen yang meningkatkan kredibilitas.

250 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Siswa mampu mengumpulkan data di sekitarnya dan mengidentifikasi

kecenderungannya.

2 Menggunakan Data

Tentukan kecenderungan atau sifat-sifat apa yang ingin diselidiki atau

bandingkan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan keseharian di sekolah, di

rumah, fenomena alam, lingkungan masyarakat, dan sebagainya. Perhatikan

apakah dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan ketika memutuskan

subyek penelitian.

1 Tentukan apa yang ingin diselidiki, kemudian pikirkan “pertanyaan” dan

“harapan atau ekspektasi.”

Kumpulkan data dengan pengukuran, melakukan survei, atau mencari di buku

atau internet.

2 Tentukan metode dan aturan pengumpulan data, dan buatlah perencanaan.

Pikirkan bagaimana mengorganisasikan data yang telah dikumpulkan untuk

mempermudah penyelidikan. Kemudian rangkumlah data dalam tabel dan

grafik, serta hitung nilai representatifnya. Kamu dapat menggunakan piranti

seperti spreadsheet.

5 Simpulkan dan sajikan temuanmu.

3 Kumpulkan dan susunlah data sehingga mudah diolah.

Gunakanlah grafik, tabel, dan nilai representatif untuk menyimpulkan

kecenderungan data.

4 Bacalah kecenderungan data.

Rangkumlah metode penyelidikan dan temuanmu menggunakan buku

catatan atau dalam makalah laporan. Kamu dapat menambahkan kesanmu.

Jika data diambil dari sumber seperti buku tahunan atau internet, pastikan

menuliskan sumbernya, misalnya judul buku atau alamat situs.

Jelask an temuanmu kepada teman-temanmu dalam kelompok

sekelas. Upayakan untuk mudah dipahami. Dengarkanlah pendapat

teman-temanmu. Jika diperlukan, lakukan perbaikan bagaimana

mengorganisasikan dan menganalisis data.

Jika mengambil data dari internet, perhatikan reliabilitas data (apakah data dapat dipercaya).

Penerapan

[ Kegiatan Matematika ]

Catatan

Tujuan

250 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:259

Mari Kita Periksa

Jawaban

1

(1) Berarti 7,6 poin, median 8 poin,

Mode 9 poin, jarak 6 poin

(2) Median

5. Penjelasan 3

Sulit untuk memahami kecenderungan

hanya dengan meringkas data dalam tabel.

Menemukan nilai yang representatif atau mengekspresikannya dalam grafik memudahkan

untuk menemukan karakteristiknya.

Histogram cocok untuk membandingkan

frekuensi, dan diagram lingkaran atau grafik

pita cocok untuk membandingkan frekuensi

relatif. Ajarkan murid untuk memutuskan

metode ekspresi apa yang yang tepat dan

sesuai dengan \"apa yang ingin disampaikan\".

0,5 jam

6. Menggunakan komputer

Bergantung pada keadaan lingkungan

penggunaan komputer, jika bisa, diinginkan

untuk dapat menitikberatkan pelajaran untuk

membaca kecenderungan data dengan

berdasarkan data yang telah diproses secara

lebih efektif dengan proses menggunakan

piranti lunak kalkulasi di komputer secara aktif

pada situasi pengolahan informasi, seperti

pembuatan tabel dan grafik.

Silakan merujuk ke halaman 255-257 untuk

informasi tentang bagaimana menggunakan

perangkat lunak spreadsheet, seperti

menyortir data, membuat tabel dan grafik, dan

menemukan nilai perwakilan. Selain itu, penting

untuk memahami pengalaman menggunakan

komputer di sekolah dasar dan bekerja sama

dengan bimbingan dari orang yang menguasai

teknologi informasi guna meningkatkan

efisiensi pembinaan.

7. Penjelasan 4

Jika metode pengorganisasian data tidak

sesuai dan kecenderungan serta karakteristik

data tidak dapat sepenuhnya dipahami, maka

perlu dilakukan pertimbangan ulang dan

penyempurnaan metode pengorganisasian data.

8. Penjelasan 5

Saat meringkas, penting untuk menunjukkan dengan jelas apa dasar dari kesimpulan

yang telah dibuat.

Pertama, susun ke dalam buku catatan dan

kertas laporan satu per satu, kemudian susun

di kertas kalkir sambil berkonsultasi di dalam

kelompok, dan mempresentasikannya di kelas.

Tidak ada format khusus untuk meringkas,

tetapi diharapkan murid dapat menemukan

cara untuk membuatnya mudah dipahami dan

disajikan. Bisa juga menggunakan foto dan

ilustrasi sesuai kebutuhan.

Pada saat presentasi, sebaiknya tentukan

terlebih dahulu pembagian peran di dalam kelompok

dan dapat berlatih berkali-kali dengan mengubah

orang dan peran yang akan dipresentasikan.

Setelah melakukan presentasi, arahkan

murid untuk akan saling berbagi pemikiran dan

pendapat mereka, dan jika perlu, instruksikan

mereka untuk memperbaiki cara penyusunan

dan analisis data.

Bab 7 Menggunakan Data 251

BAB 7 │Penggunaan Data

1 Data di bawah ini merupakan skor yang diperoleh dari 15 siswa termasuk

Tomi dalam ujian menulis yang terdiri atas 10 soal. Penggunaan

Data

[Hlm.246]

1

2

Mari Kita Periksa 2 Penggunaan Data

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 10, 10

Hitunglah rata-rata, median, modus, dan jangkauan.

Ketika menyelidiki apakah nilai Tomi termasuk tinggi atau rendah

dibandingkan teman-temannya, nilai representatif apa yang

digunakan sebagai rujukan?

Situs yang menjadi Sumber

Pengumpulan Data

Berikut ini adalah situs yang dapat dijadikan sumber pengumpulan data.

Badan Pusat Statistik

https://www.bps.go.id/

Pusdatin - Kementerian Pertanian - Pusat Data dan Sistem Informasi ...

pusdatin.setjen.pertanian.go.id/kategori1-42-statistik-pertanian.html

Kementerian Perdagangan - Organisasi - Portal Data Indonesia - data ...

data.go.id/organization/kementerian-perdagangan

Kementerian Perindustrian

www.kemenperin.go.id/

Portal Data APBN - Ministry of Finance - Republic of Indonesia

www.data-apbn.kemenkeu.go.id/

SRV1 PDDIKTI : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

https://forlap.ristekdikti.go.id/

Data Referensi Pendidikan

referensi.data.kemdikbud.go.id/

Kementerian tenaga kerja

naker.go.id/

Cermati

Bab 7 Menggunakan Data 251

P:260

BAB 7 Soal Ringkasan

2 jam

Jawaban

Gagasan Pokok

1

(1) Modus

(Contoh)

Ukuran yang paling laris tahun ini diharapkan

laris tahun depan, sehingga digunakanlah

modus.

(2) Rata-rata

(Contoh)

Tim dengan catatan anggota rata-rata yang

baik juga akan memiliki waktu estafet total

yang lebih baik, jadi gunakan nilai rata-rata.

(3) Median

(Contoh)

Dalam hal ini, median adalah rekor

kedelapan dari yang terbaik. Jika rekor

tersebut di atas median, dapat dinilai

bahwa termasuk dalam 7 orang teratas, jadi

di sini digunakan median.

2

(1) 5,10 × 108

km2

Nilai absolut galat adalah 500000 km2

atau

kurang

(2) 3,50 × 1

102

mm

Nilai absolut dari galat adalah 0,00005 mm

atau kurang

Penerapan

1

(1) Jika dihitung frekuensi relatif tiap kelas B

SMP, diurutkan dari atas

0,050, 0,225, 0,200, 0,150,

0,125, 0,100, 0,100, 0,050

Oleh karena itu, garis poligonal frekuensinya

adalah sebagai berikut.

Sekolah B Sekolah A

Menit

(2) (Contoh)

Di sekolah menengah pertama A,

puncak (modus) lebih dekat ke kanan.

Distribusi sekolah menengah pertama

B tersebar di jangkauan yang lebih

luas.

Ada lebih banyak siswa di SMP B yang

menghabiskan lebih banyak waktu

untuk pergi ke sekolah.

252 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 Nyatakanlah bilangan-bilangan signifikan dari nilai pendekatan berikut ini.

Berapakah nilai absolut (mutlak) galat terbesar?

510.000.000 km2

(luas permukaan Bumi)

0,0350 mm

(ukuran serbuk sari cemara)

1 2

1 Nilai manakah yang sesuai digunakan sebagai nilai representatif pada (1) - (3)

Jelaskan alasanmu.

1 Berdasarkan data banyaknya penjualan baju setiap ukuran per tahun,

sebuah perusahaan baju akan memutuskan ukuran baju yang mana yang

perlu diproduksi lebih banyak pada tahun depan.

Berdasarkan data sebelumnya mengenai hasil pertandingan lari 500 m

beregu antara dua tim, buatlah perkiraan tim mana yang akan menang

pada pertandingan mendatang.

15 siswa dalam suatu kelas bermain lempar bola tangan. Hasil lemparannya

diukur dan dicatat. Berdasarkan catatan tersebut, selidiki apakah

lemparanmu termasuk dalam 7 terbaik.

2

3

1 Tabel distribusi frekuensi di samping

ini merangkum waktu tempuh dari

rumah ke sekolah siswa-siswa kelas VII

dari Sekolah A dan Sekolah B. Frekuensi

relatif untuk setiap interval kelas dari

Sekolah A disajikan dengan diagram

garis pada gambar di bawah.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Tentukan frekuensi relatif

untuk setiap kelas di Sekolah B

dan gambarlah grafik garis di

samping kanan ini.

Apa perbedaan antara dua

kumpulan data? Berikan paling

sedikit dua perbedaan.

2

(menit) 0 0

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

5 10 15 20 25 30 35 40

Sekolah A

Kelas (menit) Frekuensi (orang)

Sekolah A Sekolah B

0~ 5 5 4

5 ~ 10 9 18

10 ~ 15 12 16

15 ~ 20 17 12

20 ~ 25 10 10

25 ~ 30 7 8

30 ~ 35 0 8

35 ~ 40 0 4

Total 60 80

BAB 7 Jawaban di hlm.289, 290

Lebih

Kecil

Kurang

Dari

Gagasan Utama

Penerapan

Soal Ringkasan

252 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:261

Penerapan

1

(1) 20 kali

(2) Tabel berikut menunjukkan catatan atlet A

dan atlet B dalam tabel distribusi frekuensi.

Catatan Atlet A

Kelas (m) Nilai Kelas

(m)

Frekuensi

(Kali)

Nilai Kelas) ×

(Frekuensi)

65 ~ 70

70 ~ 75

75 ~ 80

80 ~ 85

85 ~ 90

90 ~ 95

95 ~ 100

100 ~ 105

105 ~ 110

110 ~ 115

115 ~ 120

120 ~ 125

125 ~ 130

130 ~ 135

135 ~ 140

67,5

72,5

77,5

82,5

87,5

92,5

97,5

102,5

107,5

112,5

117,5

122,5

127,5

132,5

137,5

1

0

1

0

1

0

0

1

3

3

3

4

1

0

2

67,5

0,0

77,5

0,0

87,5

0,0

0,0

102,5

322,5

337,5

352,5

490,0

127,5

0,0

275,0

Total 20 2240,0

Dari 2240 : 20 = 112, maka 112 m

Catatan Atlet B

Kelas (m) Nilai Kelas

(m)

Frekuensi

(Kali)

Nilai Kelas) ×

(Frekuensi)

65 ~ 70

70 ~ 75

75 ~ 80

80 ~ 85

85 ~ 90

90 ~ 95

95 ~ 100

100 ~ 105

105 ~ 110

110 ~ 115

115 ~ 120

120 ~ 125

125 ~ 130

130 ~ 135

135 ~ 140

67,5

72,5

77,5

82,5

87,5

92,5

97,5

102,5

107,5

112,5

117,5

122,5

127,5

132,5

137,5

0

0

0

0

0

0

0

0

3

3

7

4

2

1

0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

322,5

337,5

822,5

490,0

255,0

132,5

0,0

Total 20 2360,0

Dari 2360 : 20 = 118, maka 118 m

(3) Contoh

Jika memilih atlet A

Meski terdapat sebaran pada catatan hasil

atlet A, nilai kelas terbesar yang mana

termasuk kelas di mana ada nilai terbesar

adalah 137,5m. Nilai tersebut adalah lebih

besar dari nilai kelas terbesar yang mana

termasuk kelas di mana ada nilai terbesar

pada kelas B yaitu 132,5 m, oleh karenanya

dapat dipikir bahwa pada pertandingan

selanjutnya ada kemungkinan bisa lompat

lebih jauh, menjadi alasannya.

Jika Anda memilih Atlet B.

Karena nilai rata-rata 118 m untuk

pemain B lebih baik daripada nilai ratarata 112 m untuk pemain A, hasil yang

stabil dan baik dapat diharapkan.

Nilai kelas yang temasuk di dalamnya

nilai terkecil pada atlet B yaitu 107,5m

adalah lebih besar dari nilai kelas yang

termasuk di dalamnya nilai terkecil

atlet A, yaitu 67,5 m, oleh karena

itu dapat dipikirkan bahwa pada

pertandingan selanjutnya akan dapat

melompat lebih jauh.

Di atas Kurang

dari

Di atas Kurang

dari

Sumber: liputan6.com

253

BAB 7 │Penggunaan Data

1 Di antara dua pemain A dan

B dipilih yang akan diajukan

untuk pertandingan lompat ski

berikutnya. Histogram berikut ini

merangkum data lompatan pada

kompetisi yang telah dilakukan

selama ini. Jawablah (1) – (3).

1 Berdasarkan dua histogram di atas, nampak bahwa banyaknya lompatan

kedua pemain ini sama banyak. Hitunglah berapa kali mereka melompat.

Berdasarkan dua histogram tersebut, hitunglah rata-rata jarak lompatan

setiap pemain.

Bandingkanlah dua histogram tersebut. Berdasarkan sifat-sifatnya, jika

akan dipilih satu pemain untuk pertandingan berikutnya, siapa yang

dipilih? Jelaskan alasanmu dengan membandingkan sifat-sifat dua

histogram tersebut.

2

3

(m)

Data lompatan pemain A

0

(Frekuensi)

65

5

10

70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140

(m)

Data lompatan pemain B

0

(Frekuensi)

65

5

10

70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140

Penggunaan Praktis

Bab 7 Menggunakan Data 253

P:262

Tujuan

Dengan mengamati piramida penduduk

dari dua tahun yang berbeda, murid dapat

membayangkan peralihan penduduk dan

penurunan angka kelahiran.

Jawaban

1

1950 ... 0-4 tahun baik untuk pria maupun

wanita

2000 ... 50-54 tahun baik untuk pria maupun

wanita

2

Persentase penduduk di bawah usia 14 tahun

<1950>

2979 ÷ 8411 = 0,3541 ... (sekitar 35%)

<tahun 2000>

1846 ÷ 12693 = 0,1454 ... (sekitar 15%)

Pada tahun 2000 proporsi penduduk di bawah

usia 14 tahun mengalami penurunan yang

cukup signifikan dibandingkan tahun 1950.

<1950>

416 ÷ 8411 = 0,0494 ... (sekitar 5%)

<tahun 2000>

2201 ÷ 12693 = 0,1734 ... (sekitar 17%)

Pada tahun 2000, proporsi penduduk usia 65

tahun ke atas meningkat secara signifikan

dibandingkan tahun 1950.

3

Dapat diperkirakan menjadi segitiga terbalik.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 1

Saat membaca histogram, perlu diperhatikan bahwa karena usia adalah besaran kontinu

yang berbeda dari besaran kontinu seperti

suhu, maka lebar kelasnya juga berbeda.

2. Penjelasan 2 dan 3

Biasanya jumlah kelahiran besar, dan seiring

bertambahnya usia, populasinya menurun

karena kematian. Karena alasan ini, grafik

tersebut menjadi piramida segitiga, yang disebut

\"piramida penduduk\". Namun, yang sering

terlihat di negara maju seperti Jepang bukanlah

Piramida Populasi

jenis piramida melainkan jenis pot karena

pengaruh angka kelahiran yang menurun.

Mereka yang berusia 0-4 tahun pada tahun

1950 berusia 50-54 tahun pada tahun 2000.

Pada grafik tahun 2000, fenomena “menurunnya

angka kelahiran” dapat dilihat dari kenyataan

bahwa jumlah penduduk di bawah kelompok

umur ini semakin menurun. Selain itu, ada

gunung yang memuncak pada kelompok umur

25-29 tahun yang dianggap sebagai generasi

anak-anak pada kelompok umur 50-54 tahun.

Mereka juga disebut \"generasi baby boomer\"

dan \"baby boomer junior\".

Diperkirakan bahwa angka kelahiran akan

terus menurun dalam 50 tahun, dan angka

kelahiran akan mendekati bentuk segitiga terbalik.

Di Institut Riset Kependudukan dan

Jaminan Sosial Nasional Jepang<http://www.

ipss.go.jp>, kita dapat melihat tren piramida

populasi di masa lalu dan masa depan dalam

animasi. Selain itu, berbagai informasi dapat

diperoleh dari \"Biro Statistik, Kementerian

Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang\" <http://

www.stat.go.jp/data/kokusei/2010/index.htm>.

Pendalaman

Materi

254 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Histogram di bawah ini menunjukkan populasi berdasarkan kelompok umur di Jepang tahun

1950 dan 2000. Dalam tabel dipisahkan juga berdasarkan jenis kelamin. Histogram di bawah

ini disebut “piramida populasi.”

Data tahun 1950 menunjukkan ’piramida ekspansif’ (melebar ke bawah) disebabkan

menurunnya laju kelahiran. Di sisi lain, piramida populasi tahun 2000 merupakan ‘piramida

konstruktif ‘ (melebar di tengah).

Pada distribusi populasi tahun 1950 dan tahun 2000, bandingkan kelompok usia

yang mempunyai frekuensi terbesar. 1

2 Bandingkanlah rasio populasi usia sampai 14 tahun dengan masing-masing

kelompok usia lainnya. Bandingkanlah rasio populasi yang usianya paling

sedikit 65 tahun.

Populasi keseluruhan dan jumlah total laki-laki maupun perempuan

sudah termasuk orang-orang yang usianya belum diketahui

Jika laju kelahiran terus menurun, dapatkah kamu perkirakan bagaimana

bentuk histogram tahun 2050?

3

*

(Usia)

(Usia)

80 〜75 〜 79

70 〜 74

65 〜 69

60 〜 64

55 〜 59

50 〜 54

45 〜 49

40 〜 44

35 〜 39

30 〜 34

25 〜 29

20 〜 24

15 〜 19

10 〜 14

5 〜 9

0 〜 4

200300400500600 100 0 0 400300200100 600500

2000

Seluruh populasi

126,3 juta

Laki-laki 62,11 juta Wanita 64,82 juta

157

163

267

336

375

429

521

447

392

410

444

497

431

383

335

308

302

328

252

323

375

399

444

523

445

388

402

434

483

411

365

319

294

288

80 〜75 〜 79

70 〜 74

65 〜 69 60 〜 64

55 〜 59 50 〜 54

45 〜 49

40 〜 44

35 〜 39

30 〜 34 25 〜 29

20 〜 24

15 〜 19

10 〜 14

5 〜 9

0 〜 4

200300400500600 100 0 0 400300200100 600500 (10.000 orang)

(10000 orang)

(10.000 orang)

(10000 orang)

1950

Seluruh populasi

84,11 juta

Laki-laki 41,24 juta Wanita 42,87 juta

13

27

55

80

112

139

173

204

222

240

238

285

387

437

446

488

579

25

42

75

99

121

139

169

201

231

270

287

340

393

430

435

475

556

* Berdasarkan Sensus Nasional Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Piramida Populasi

254 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:263

Jawaban

1

Tabel di bawah ini menunjukkan catatan hasil

tangkapan penggaris Kelompok B.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan untuk halaman ini

Memperkenalkan cara menggunakan

perangkat lunak spreadsheet agar data dapat

diproses secara efisien dalam pembelajaran

membaca kecenderungan data. Di sini, \"Excel®

2013\" adalah perngkat lunak yang digunakan.

Harap dicatat bahwa mungkin ada perbedaan

pengoperasian dengan Excel® versi lain dan

perangkat lunak lain.

2. Menyusun data

Dalam buku teks, ypenggantian susunan

dilakukan dengan memilih seluruh sel terlebih

dahulu, namun, misalnya meskipun hanya sel

rekor (B4 hingga B34) saja yang dipilih pun, sel

tetap dapat diurutkan, sebagai berikut.

Pertama, pilih B4 sampai B34 dan klik \"Data\"

→ \"Sort\" untuk menampilkan tampilan jendela

berikut ini.

Di sini, jika Anda mencentang \"expand

selection\" dan klik \"Sort\", Anda dapat

mengurutkan dengan langkah yang sama

seperti buku teks.

Selain itu, jika Anda mencentang \"sort

currently selected range\", yang diurutkan

akan menjadi bagian yang telah dipilih saja.

Harap perhatikan karena jika demikian,

posisi nomor dan rekor akan menjadi tidak

berkesinambungan.

Urutan Naik (Ascending) Urutan Turun (Descending)

No Rekor No Rekor

255

BAB 7 │Penggunaan Data

Kita dapat menggunakan spreadsheet ketika mengorganisasikan data atau

menggambar histogram berdasarkan tabel distribusi frekuensi.

Data posisi tangkap penggaris pada halaman 233 dimasukkan dalam

spreadsheet di samping kanan.

Spreadsheet terdiri atas kotak-kotak yang

disebut sel, seperti ditunjukkan pada gambar

di samping. Sebagai contoh sel yang dipilih

pada gambar di samping adalah B4.

Pilih “Ascending” ketika mengurutkan dari yang terkecil ke

yang terbesar. Pilih “Descending” untuk mengurutkan dari yang

terbesar ke yang terkecil.

Masukkan data posisi tangkap penggaris siswa Kelas A pada spreadsheet,

susunlah dalam urutan dari kecil ke besar dan dari besar ke kecil. Berdasarkan

data di halaman 236, inputkan data posisi tangkap penggaris siswa Kelas

B dan susunlah dengan cara yang sama.

Ketik a menomori dan menyusun data

berdasarkan nilainya mulai dari yang terkecil,

pilih sel A4 – A34 –B4 –B34, klik “Data”→ “ Sort”

pada menu, kemudian lakukan “Sort by” kolom

B (data), dan klik “OK.”

1 Menyusun Data

Jika kita susun nilai-nilainya, maka 8,0

berada di paling atas yang merupakan

nilai terkecil; 15,5 berada di paling bawah

sebagai nilai terbesar.

Mari Menggunakan Spreadsheet

1

Data posisi tangkap penggaris Kelas A (cm)

No. Record

Catatan

Bab 7 Menggunakan Data 255

Mari menggunakan Spreadsheet

P:264

Jawaban

2

Tabel di bawah ini menunjukkan catatan hasil

tangkapan penggaris Kelompok B.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 2

Pengurutan data dalam urutan menaik

memudahkan penghitungan frekuensi setiap

kelas. Di sini, frekuensi dihitung dari tabel yang

dibuat pada angka [1] di halaman sebelumnya

untuk membuat tabel distribusi frekuensi.

Selain itu, \"Rekaman data tangkapan

penggaris grup A (cm)\" dan \"Frekuensi\"

menjangkau beberapa sel, tetapi sebaiknya

dipahami di sini bahwa proses \"Gabung sel\"

harus dilakukan.

4. Penjelasan 2

Setelah membuat grafik, Anda dapat

memasukkan judul grafik dan label pada

sumbu vertikal dan horizontal seperti yang

ditunjukkan pada gambar kanan bawah buku

teks sebagai berikut.

① Klik area grafik dan pilih \"Layout\" → \"Graph

title\" → \"Upper graph\" dari menu.

② Masukkan judul di kotak teks yang

ditampilkan di area grafik.

<Memasukkan label pada sumbu vertikal>

① Klik area grafik dan pilih \"Layout\" → \"Axis

label\" → \"Main vertical axis label\" →

\"Arrange axis label horizontally\" dari menu.

② Masukkan label vertikal di kotak teks yang

ditampilkan di area grafik.

Dengan cara yang sama, label pada sumbu

horizontal juga dapat dimasukkan.

Selain itu, kita juga dapat mengubah

warna bingkai dan mengisi warna grafik di

\"Format seri data\". Selain itu, dengan mengklik

kanan garis skala atau sumbu, kita dapat

mengubah \"pengaturan format garis skala\"

dan \"pengaturan format sumbu\", sehingga kita

dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

sama dengan/

lebih dari

kurang

dari

Kelas Frekuensi

Kelas A Kelas B

8 ~ 9 3 7

9 ~ 10 7 6

10 ~ 11 9 2

11 ~ 12 4 4

12 ~ 13 3 5

13 ~ 14 2 4

14 ~ 15 2 2

15 ~ 16 1 1

256 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

2 Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan Grafik

Seperti ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi data Kelas A pada halaman 238

dapat dibuat dengan menginputkan katakata dan bilangan ke dalam sel.

Buatlah tabel pada Contoh 1. Inputkan frekuensi kelas B menggunakan tabel

yang dibuat di 1 pada halaman sebelumnya.

Buatlah histogram menggunakan tabel distribusi frekuensi yang dibuat di 2.

Setelah membuat grafik seperti pada Contoh 2, klik kanan pada grafik, pilih

“Gap Width” pada “Series Option”dalam “Format data Series” pilih 0, atau

ubahlah format menggunakan piranti grafik. Kemudian, grafik dapat diubah

dalam histogram seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Pilih sel yang akan dibuat

histogramnya (E4-F11)

Pilih “insert” → “Histogram” pada

menu.

Grafik terbentuk

2

Ruler catch records of Class A (cm(

Class Frequency

At least Less than Class A Class B

Class

At least Less than Class A

Ruler catch records of Class A (cm(

Frequency

Ruler catch records of Class A

Vert.

2-D Vert. Bar

3-D Vert. Bar

Line Pie Hor.

leqend

Contoh 1

Contoh 2

256 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:265

Jawaban

3

Disingkat

4

Kelas A Kelas B

Nilai Terbesar 15,5 cm 15,3 cm

Nilai Tekecil 8,0 cm 8,0 cm

Rata-Rata 10,9 cm 10,9 cm

Median 10,5 cm 11,2 cm

5. Penjelasan 3

Di sini, histogram dan garis frekuensi

dibuat dengan mengacu pada Contoh 2 di

halaman sebelumnya. Jika histogram dapat

dibuat, histogram dapat dengan mudah diubah

menjadi garis frekuensi.

Untuk membuat grafik untuk Grup B dari

Tabel 2, pilih E4 hingga E11, lalu tahan tombol

\"Ctrl\" dan pilih G4 hingga G11, dan Anda dapat

membuatnya dengan prosedur yang sama

seperti untuk Grup A.

Mengenai garis frekuensi, umumnya

diasumsikan bahwa terdapat kelas dengan

frekuensi 0 di kiri dan kanan kelas di kedua

ujungnya, dan menghubungkannya dengan

mengambil titik pada sumbu horizontal. Seperti

yang ditunjukkan pada gambar di atas, grafik

dapat dibuat dengan menambahkan kelas

dengan frekuensi 0 ke atas dan bawah frekuensi

pada tabel distribusi frekuensi.

Kelas Frekuensi

Kelas A Kelas B

0 0

8 ~ 9 3 7

9 ~ 10 7 6

10 ~ 11 9 2

11 ~ 12 4 4

12 ~ 13 3 5

13 ~ 14 2 4

14 ~ 15 2 2

15 ~ 16 1 1

0 0

Sama dengan/

lebih dari

Kurang

dari

6. Rumus kalkulasi, fungsi

Di Excel®, kita bisa mendapatkan hasil perhitungan secara otomatis dengan memasukkan

rumus atau fungsi perhitungan. Gunakan

simbol berikut dalam rumus

Pertambahan + Pengurangan –

Perkalian * Pembagian /

(Contoh 1) Rumus kalkulasi untuk menghitung

jumlah A1 sampai A5

= A1 + A2 + A3 + A4 + A5

(Contoh 2) Rumus kalkulasi untuk menghitung

rata-rata dari A1 sampai A5

= (A1 + A2 + A3 + A4 + A5) / 5

\"Fungsi\" adalah alat untuk memperoleh

hasil perhitungan dengan mudah tanpa

memasukkan rumus perhitungan. Perhitungan

seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas

juga dapat dengan mudah diperoleh dengan

menggunakan \"fungsi\". Ada berbagai fungsi

selain yang ditampilkan di buku teks, jadi ada

baiknya untuk mencobanya sendiri.

257

BAB 7 │Penggunaan Data

Untuk membuat grafik frekuensi garis dari histogram, klik kanan pada grafik

dan pilih “Line” pada “Change Series Chart Type.”

Pada data posisi tangkap penggaris masing-masing Kelas A dan kelas B,

temukan nilai terbesar, nilai terkecil, rata-rata, dan median. Bandingkanlah

hasilnya.

3 Menentukan Nilai-Nilai Representatif

Gambarlah histogram dan grafik frekuensi garis dari data posisi tangkap garis

Kelas A. Lakukan hal yang sama untuk data Kelas B.

3

4

Terdapat fungsi dalam spreadsheet yang disebut “function.” Dengan fungsi

ini kita dapat dengan mudah menentukan nilai terbesar, nilai terkecil, ratarata, median, modus, jumlah, dan sebagainya. Pilih sel untuk memunculkan

“function”, inputkan

= Nama fungsi (sel awal : sel akhir)

Sebagai contoh, untuk data posisi tangkap penggaris di halaman 233, dengan

menginputkan seperti di bawah ini, maka nilai-nilai yang dimaksud dapat

dihasilkan.

Nilai terbesar = MAX (B4 : B34)

Rata-rata = AVERAGE (B4 : B34)

Modus = MODE (B4 : B34)

Nilai terkecil = MIN (B4 : B34)

Median = MEDIAN (B4 : B34)

Jumlah = SUM (B4 : B34)

Ruler catch records of Class A Ruler catch records of Class A

Bab 7 Menggunakan Data 257

P:266

258

Matematika Lanjut

- Halaman untuk Belajar Kelompok -

Pada halaman ini kita akan

belajar menyusun dan

menyajikan laporan hasil

belajar, mengaitkan dengan

mata pelajaran lain, dan

masalah di sekitar kita.

Pilihlah topik bahasan yang

menarik dan sesuai minatmu.

258 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

259

259

260

262

264

266

266

267

268

270

271

272

274

276

Menyiapkan Laporan

Contoh Laporan

Bagaimana Menyajikan

Mari Menyelidiki

Komachizan

Persegi Ajaib

Kesalahan Besar Hideyoshi

Menghitung Luas Bangun Tidak Beraturan

Menghitung Jari-Jari Jalan Melingkar

Kursi Roda dan Tangga

Cerita Tentang π

Penampang Melintang Kubus yang Dipotong Bidang

258

Menyajikan Penyelidikan Kita

Eksplorasi Matematika

Tingkatkan

Sumber: Dokumen Puskurbuk

258 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1. Melatih kemampuan untuk menyatakan

hasil penyelidikan

Dalam \"Pelajari kekuatan untuk

mengekspresikan\", siswa melakukan

\"pemanfaatan/penyelidikan\", \"kolaborasi\", dan

\"ekspresi matematika\". Melalui ini, \"kemampuan

pemanfaatan/pemecahan masalah\", \"kerja

tim/kepemimpinan\", \"kemampuan menyusun

kalimat logis/kemampuan presentasi\", dan lainlain akan dikembangkan. Pada saat yang sama,

dicapai dengan melihat kembali ekspresi dan

memperdalam sudut pandang matematika dan

cara berpikir. Kegiatan pembelajaran diharapkan

dapat bertumpu pada kemampuan dan minat

siswa, seperti penemuan dalam kehidupan

sehari-hari dan pengembangan lebih lanjut dari

apa yang telah dipelajari.

Khususnya bagi murid kelas VII, penting

untuk \"mempertimbangkan dan mengungkapkan peristiwa secara logis dengan perspektif

matematika.\"

2. Tugas/belajar mandiri

\"Tugas/belajar mandiri\" mencakup konten

yang dapat digunakan untuk memperdalam

materi pembelajaran yang dikerjakan di kelas

dengan didampingi oleh guru atau dikerjakan

oleh siswa secara mandiri dalam pembelajaran

di rumah.

Secara kongkritnya, yang terkait adalah

A. Soal pemanfaatan matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan masyarakat

(lingkungan, kesejahteraan, dan lain-lain).

B. Tugas lintas disiplin dan tugas lintas kurikuler.

C. Masalah yang berkaitan dengan sejarah

matematika.

Isi ini dianggap memainkan peran penting

dalam meningkatkan keingintahuan dan

pembelajaran pemecahan masalah siswa dan

memperdalam sudut pandang matematika dan

cara berpikir mereka.

Diharapkan hal ini dapat dilaksanakan

misalnya pada liburan musim panas, setelah

murid menyelesaikan penelaahan tentang unit

terkait.

Referensi Pemberian tugas dan

posisinya

Kurikulum pembelajaran menyatakan hal berikut

tentang pemberian tugas.

Pemberian tugas ditujukan mendorong siswa

untuk terlibat dalam kegiatan matematika dan

untuk mengembangkan pemikiran, penilaian,

dan ekspresi mereka, melalui pembelajaran

yang memecahkan masalah yang ditemukan

dengan mengintegrasikan isi setiap bidang

dan mengaitkannya dengan kejadian seharihari dan pembelajaran dalam mata pelajaran

lain, dan karenanya, dalam melaksanakan hal

ini, harus ditempatkan secara tepat dalam

rencana pengajaran di setiap kelas.

Matematika Lanjut

- Halaman untuk Belajar Kelompok -

P:267

Menyajikan Penyelidikan Kita

- Mengorganisasikan Ide Kita -

Tujuan

Mempertimbangkan dan mengungkapkan halhal yang menarik bagi kita secara matematis

dan logis berdasarkan pengetahuan dan

keterampilan matematika yang telah dipelajari

selama ini, seperti penemuan-penemuan dalam

kehidupan sehari-hari dan perkembangan

selanjutnya dari isi pembelajaran.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Menyiapkan Laporan

Dalam membuat laporan sebagai pembelajaran matematik, ada keharusan untuk

dibuat dalam bentuk yang matematis dan

logis. Dalam laporan yang matematis dan logis,

memiliki pendapat sendiri yang didasarkan

pada data dan pemikiran matematis, kemudian

membuat prediksi dan memverifikasinya adalah

hal yang sangat penting.

Selain itu, laporan dapat dibuat secara

individu atau kelompok. Baik juga untuk

memberlakukan tahapan dalam pembelajaran,

seperti misalnya tahun pertama dibuat oleh

perorangan, tahun kedua dibuat dengan cara

bekerja sama dan berbagi peran dalam kelompok,

dan tahun ketiga dibuat oleh perorangan, namun

saling menyarankan bagian yang perlu diperbaiki

dan saling bertukar informasi yang dibutuhkan

dalam pembuatan laporan. Tentu, alangkah

baiknya dapat mengatur kegiatan sesuai dengan

situasi siswa dan program sekolah.

2. Buatlah dengan tema yang dirasa familiar

dan menarik

Jika siswa sendiri tidak memiliki minat, maka

kegiatan belajar menjadi pasif dan membosankan.

Padahal, murid dapat menemukan materi baru

dengan melihat hal-hal yang biasa saja dengan

kesadaran untuk melihat masalah di dalamnya.

Namun, beberapa siswa mungkin mengalami

kesulitan dalam menetapkan tema karena

mereka tidak terbiasa menangkap peristiwa di

sekitar mereka secara matematis.

Jika demikian, bisa juga diselesaikan

dengan cara mengatur suatu kegiatan untuk

menganalisis dan mengoreksi kesalahan

seperti isi pelajaran dan tes, atau mengerjakan

sesuatu masalah yang telah diselesaikan dalam

pelajaran dengan mengubah kondisinya, dan

melaporkannya. Bagaimanapun, kemampuan

siswa untuk menemukan tema dan tugas

mereka sendiri akan menjadi semakin

diperlukan di masa depan. Tidak terbatas pada

pembelajaran laporan ini, diinginkan untuk

memperkenalkan kegiatan merangkum tidak

hanya pada tugas-tugas yang diberikan oleh

guru tetapi juga tugas-tugas yang ditemukan

oleh siswa sendiri dari pelajaran biasa, dan

membuat mereka sadar akan kesenangan

belajar mandiri dan matematika.

Juga, jika murid memutuskan tema mereka

sendiri, ada kalanya mereka memilih tema yang

melebihi apa yang telah mereka pelajari, jadi di

sini harus diberi perhatian. Tentunya pada tahap

pengorganisasian materi, siswa dipersilahkan

untuk mencari dan memikirkan sendiri metode

penyajian yang tidak terikat dengan kerangka

pembelajaran konvensional.

Matematika Lanjut 259

Pilihlah topik bahasan berdasarkan minatmu dalam belajar matematika atau dalam

kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, mulailah dengan bertanya pada diri sendiri:

Mengapa?” “Bagaimana jika kondisinya diubah?” atau “Saya ingin tahu lebih lanjut”.

Permasalahan sehari-hari yang menarik perhatian kita juga dapat membantu dalam

memilih topik.

Pilihlah topik yang menarik dan ingin diketahui. 1

Lakukan analisis terhadap informasi atau data yang telah dikumpulkan. Cobalah untuk

mengidentifikasi kecenderungannya. Perhatikan reliabilitas sumber informasi. Kamu

dapat menemukan banyak sekali informasi dari internet. Namun, perlu disadari bahwa

ada yang tidak dapat dipercaya. Perlu hati-hati dalam memilah dan memilih data.

3 Kumpulkan informasi, susun, organisasikan, kemudian dianalisis.

Susun dan organisasikan dengan baik metode yang diterapkan dan temuanmu,

sehingga kamu dapat berbagi pengetahuan dan nilai-nilai yang menarik bagi temantemanmu. Kamu tidak perlu terlalu terpaku pada bentuk laporan. Pilihlah bentuk yang

paling sesuai dengan media presentasimu, misalnya koran, majalah dinding, atau

poster.

Organisasikan Idemu. 4

M e n y i a p k a n l a p o r a n h a s i l b e l a j a r d a p a t m e m b a n t u k i t a

mengorganisasikan pemahaman dan ide. Dengan menuliskan laporan,

kamu dapat menemukan hal baru atau menanyakan yang belum

dipelajari. Hal inilah yang paling menarik dari belajar matematika.

Mari membuat perencanaan metode pengumpulan data 2

Menyajikan Penyelidikan Kita

Menyiapkan Laporan

- Mengorganisasikan Ide Kita -

Perlu diperhatikan untuk tidak mengambil kesimpulan sendiri. Kamu harus

mengikuti petunjuk berikut ini.

Lakukan percobaan, pengamatan, dan penyelidikan.

Lakukan survei.

Kumpulkan informasi dari buku atau koran yang tersedia di perpustakaan, dan dari

internet.

Pengumpulan data harus direncanakan dengan saksama agar tujuan tercapai.

Matematika Lanjut 259

P:268

260 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Tantangan dari Bentuk-Bentuk Lain Tanggal, Bulan, Tahun Tulislah tanggal menulis laporan

Ketika menghitung menggunakan bentuk 1, dan 2, ternyata keduanya menghasilkan

hasil akhir yang sama, yaitu bentuk 3. Jadi, ketiga bentuk tersebut hasilnya sama.

Dapat disimpulkan bahwa banyaknya lidi yang diperlukan untuk membuat n

segienam berurutan seperti di atas adalah 1 + 5n.

SMP, Kelas VII, Nama

Pada Bab 2, halaman 82 dan 83 kita jelaskan dengan bentuk aljabar banyaknya lidi

yang dibutuhkan untuk membuat persegi-persegi bersusun memanjang dengan

sisi bersama. Saya ingin tahu jika menggunakan bentuk-bentuk lain selain persegi

apakah dapat disajikan dalam bentuk aljabar juga.

Motivasi:

Saya berusaha menemukan bentuk aljabar dengan tiga cara berbeda

1

Temuan saya:

Saya menyelidiki bentuk aljabar tentang banyaknya lidi yang dibutuhkan untuk

membuat segi enam beraturan yang tersusun memanjang dengan satu sisi beririsan.

Subyek yang saya selidiki: 2

6 + 5(n - 1) (n + 1) + 4n

1 2 1 + 5n 3

3

… …

Contoh Laporan

Pilihlah tema yang

menarik dari pelajaran

matematika dan

kehidupan sehari-hari.

Tulislah bagaimana

kamu tertarik

pada topik,

keingintahuanmu,

mengapa dan

bagaimana kamu

menuliskan laporan.

Tulislah apa yang ingin

kamu selidiki, terutama

dugaanmu dan

alasannya.

Jika riset dilakukan

dalam kelompok,

tulislah nama semua

anggota.

Tergantung pada

riset yang dilakukan,

tentukan peran dari

setiap anggota agar

kerja kelompok lebih

efisien.

Tulislah cara berpikir

atau cara yang kamu

terapkan.

260 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

3. Survei menggunakan kuesioner

Hal-hal berikut harus diingat saat melakukan

survei kuesioner.

Tujuan survei tertulis jelas.

Buat pertanyaan yang mudah dijawab dan

mudah ditabulasi.

Saat meminta bantuan pihak lain, harap

meminta izin terlebih dahulu.

Pertimbangkan apakah pertanyaan

tersebut terkait dengan masalah secara

logis.

4. Menggunakan internet

Saat menggunakan internet, penting

untuk mengajarkan etika informasi. Misalnya,

berkenaan dengan kredibilitas informasi, setelah

perkembangan internet memungkinkan siapa

pun di dunia untuk mengirimkan informasi,

informasi tersebut mungkin salah atau inferior.

Oleh karena itu, perlu dilakukan konfirmasi

terhadap sumber informasinya. Jika pengirim

informasi adalah lembaga publik, maka dianggap

hampir tidak ada penyampaian informasi

yang tidak bertanggung jawab. Selain itu,

membandingkan materi dari berbagai sumber

juga merupakan elemen yang meningkatkan

kredibilitas.

5. Kumpulkan, atur, dan analisis data

Materi akan dikumpulkan berdasarkan

rencana di 2 di halaman sebelumnya, tetapi

disarankan agar siswa mengajukan rencana

terlebih dahulu. Pastikanlah bahwa rencana

tersebut sesuai, dan berikanlah saran jika dirasa

perlu.

Sulit untuk memahami kecenderungan

hanya dengan meringkas data numerik dalam

sebuah tabel. Untuk data numerik, buat

agar murid mempertimbangkan bahwa tren

dan karakteristik data dapat dibaca dengan

menganalisis nilai representatif, tabel, dan

grafik yang dipelajari di \"Bab 7 Pemanfaatan

Data.\"

Selain itu, pencatatan sumber rujukan

informasi, adalah aktivitas penting di mana kita

membedakan mana yang merupakan hal yang

telah dipelajari dan mana yang merupakan

pemikiran sendiri, juga mencegah adanya

plagiarisme.

6. Susun dan simpulkan pemikiran sendiri!

Pada kelas VII tentunya banyak murid yang

baru pertama kali membuat laporan. Tanpa

menitikberatkan pada presentasi, pertama-tama

yang ingin ditekankan adalah bahwa murid

menyusun laporan mengenai hal-hal yang sesuai

minatnya dengan bahasanya sendiri. Pada saat

itu, buat murid berhadapan dengan tantangan

untuk merangkum pemikirannya sendiri dengan

data dan pemikiran matematis sebagai dasarnya.

Bergantung pada kondisi murid, ada

baiknya dibuat agar siswa akan dapat

mempresentasikan laporan yang dibuat dalam

kelompok dan memperoleh kemampuan untuk

menyampaikannya kepada orang lain.

Selain itu, meskipun contoh laporan

diperlihatkan pada halaman 260-261, namun

cara penyajiannya dapat berupa surat kabar atau

poster.

P:269

Matematika Lanjut 261 Tulislah referensi yang kamu rujuk atau gunakan, jika ada. Sebagai contoh, • Pengarang. (tahun). Judul Buku. Penerbit. Hlm.

Sekarang saya membuat poligon beraturan dalam penyelidikan saya. Saya ingin tahu

bagaimana menemukan banyaknya lidi yang dibutuhkan untuk membentuk bangun

berdimensi tiga dengan menggunakan bentuk aljabar. Jadi, saya ingin melajutkan

penyelidikan.

Untuk menemukan banyaknya lidi yang digunakan dalam membentuk kubus

menggunakan bentuk aljabar, saya menggunakan benda pejal (benda ruang).

Namun, saya tidak dapat membuat bangun berdimensi tiga hanya dengan

menggunakan lidi-lidi saja. Saya berusaha memikirkan bagaimana menyajikannya

menggunakan persamaan aljabar, namun saya belum berhasil.

Yang masih belum diketahui:

Jika berhubungan dengan poligon beraturan, maka mudah menghubungkan lidi

untuk membuat bangun, sehingga membantu menemukan bentuk aljabar. Namun,

jika berhadapan dengan bangun berdimensi tiga, sulit menemukan persamaan

aljabar; bahkan menggambarnya pun tidak mudah. Jadi, saya belum berhasil. Lain

kali saya akan membuat kubus-kubus tersusun yang beririsan pada salah satu sisinya,

kemudian menentukan bentuk aljabarnya.

Komentar:

Presentasikan hasil penyelidikanmu dalam

kelompok. Bacalah ‘Bagaimana Menyajikan’ di

halaman 22.

Banyaknya lidi yang diperlukan untuk menyusun bentuk-bentuk lain juga dapat

diperoleh dengan mudah menggunakan bentuk aljabar.

4

5

Buatlah laporanmu

mudah dipahami sekilas

dengan menggunakan

diagram, tabel,

grafik, ilustrasi, dan

sebagainya.

Tulislah kesulitan

yang kamu alami dan

langkah yang sudah

dilakukan dalam

penyelidikan.

Tulislah gagasanmu

berdasarkan

penyelidikanmu.

Tulislah apa yang belum

dapat kamu temukan

dari penelitianmu, jika

ada.

Tulislah apa yang

memicu penyelidikan

lebih lanjut.

Matematika Lanjut 261

7. Contoh laporan

Siswa yang memiliki sedikit pengalaman

dalam menulis laporan akan gentar hanya

dengan mendengar diminta membuat laporan.

Oleh karena itu, diberikan contoh laporannya.

Bergantung pada isi yang diteliti, isinya

dapat berubah, tetapi menunjukkan contoh

memudahkan murid untuk mendapatkan

gambaran. Bisa juga dengan cara merujuk pada

laporan karya siswa di masa lalu.

Selain itu, siswa perlu memahami tujuan

penulisan laporan. Penting untuk meyakinkan

siswa bahwa tujuan penulisan laporan adalah

untuk “menggabungkan pemikiran mereka

dengan kata-kata mereka sendiri sehingga

mereka dapat memperdalam pemahaman

mereka tentang matematika dan meningkatkan

kemampuan berpikir mereka.”

8. Gambar, tabel, grafik dan ilustrasi

Data numerik dan informasi linguistik dapat

dengan mudah dipahami dengan menyusunnya

dalam bagan, yang membantu murid

menciptakan ide sendiri. Selain itu, laporan harus

disajikan kepada orang lain dengan cara yang

mudah dipahami, bukan hanya catatan yang

hanya dapat dimengerti diri sendiri. Dianjurkan

untuk mengajari murid untuk menggunakan

gambar, tabel, grafik, dan ilustrasi agar laporan

mereka lebih mudah dibaca oleh orang lain.

Pada saat itu, ilustrasi mungkin dibuat

dengan tangan bebas, tetapi terutama untuk

gambar, ajarkan murid agar menggunakan

penggaris, dan lain-lain agar hasil gambarnya

menjadi akurat.

9. Gambar, tabel, grafik dan ilustrasi

Instruksikan mereka untuk menulis secara

konkret apa yang telah mereka pelajari dan

apa yang telah mereka perhatikan, dan untuk

menuliskan pemikiran mereka dengan, misalnya,

memikirkan hubungan dengan apa yang telah

mereka pelajari, sehingga kesan mereka tidak

hanya kata-kata singkat“menarik”.

Namun, perlu juga diajarkan agar mereka

hati-hati terutama agar tidak terlalu menekankan

kesimpulan mengenai membaca tren dan

karakteristik data. Sebenarnya, adalah sulit untuk

menyimpulkan fenomena dengan berbagai

elemen hanya melalui satu variabel. Oleh karena

itu, perlu juga dipikirkan bahwa kesimpulan

tersebut hanyalah sebuah kesan.

Selain itu, murid yang tidak dapat mencapai

kesimpulan mungkin mengalami kesulitan

untuk menulis laporan. Oleh karena itu,

sebelum memberikan tugas laporan, beri tahu

mereka bahwa menulis apa yang tidak mereka

pahami juga merupakan laporan yang baik, dan

perintahkan mereka untuk menjelaskan dengan

jelas apa yang mereka pahami dan apa yang

tidak mereka pahami.

P:270

262 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Penyaji harus:

menyajikan sedemikian hingga orang lain mengerti dengan baik

harapan, gagasan, dan pemikiran penyaji.

Sampaikan secara jelas temuanmu dan apa yang penting untuk disampaikan

pada orang lain. Sebelumnya, pikirkan urutan penyampaian.

Upayakan agar hadirin mudah memahami laporanmu, misalnya dengan

membagikan bahan (ringkasan atau laporan) dalam bentuk cetak.

Pilihlah kata-kata yang mudah dimengerti, perhatikan volume suara,

kecepatan, dan intonasi.

Bedakan bagian paparan yang merupakan pendapat pribadi dan bagian yang

merupakan hasil penyelidikan.

Penyaji harus:

Bagaimana Menyajikan

262 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

10. Cara presentasi

Presentasi laporan memerlukan waktu, oleh

karenanya, seringkali kegiatan berakhir semata

dengan membuat murid menulis laporan dan

mengumpulkan, atau memperlihatkan dan

memeriksanya saja. Namun, kegiatan presentasi

secara lisan, mendengarkan presentasi orang

lain, dan saling bertukar pendapat adalah hal

yang sangat penting.

Dengan presentasi secara lisan, murid

akan dapat belajar berbicara secara logis

yang tidak diperoleh hanya dengan menulis

dalam kalimat, dan mereka juga akan dapat

memperoleh cara berbicara yang mudah untuk

disampaikan kepada pihak lain. Kemudian

dengan menyimak baik-baik presentasi pihak

lain, murid bisa menyadari seperti apa struktur

logis yang harus digunakan agar pendengar

lebih mudah memahaminya, dan mereka bisa

belajar dengan melihat, mengenai bagaimana

membuat presentasi yang baik. Dengan

bertukar pendapat, dimungkinkan untuk

menemukan perbaikan dalam laporan masingmasing dan memperoleh kemampuan untuk

mengajukan pertanyaan.

Dianjurkan agar memastikan siswa paham

pentingnya hal ini sebelum melanjutkan

dengan kegiatan presentasi.

Di sisi lain, melakukan presentasi di depan

seluruh kelas dari awal merupakan rintangan

yang tinggi bagi siswa yang kurang pandai

matematika, dan tidak menutup kemungkinan

bahwa hanya siswa yang itu-itu saja yang

akan selalu melakukan presentasi. Selain itu,

dibutuhkan banyak waktu bagi setiap orang

di kelas untuk melakukan presentasi di depan

setiap orang, sehingga sulit untuk berlatih.

Oleh karena itu, buku teks ini disusun agar isi

laporannya sendiri dapat berkembang dengan

membiasakan diri dengan penyajian laporan

selama tiga tahun, berdasarkan gaya penyajian

yang beragam.

Sasaran untuk setiap kelas ditetapkan

sebagai berikut. Namun, alangkah baiknya

dapat menetapkan tujuan sesuai dengan situasi

siswa dan program sekolah.

Kelas 1

Presentasi dengan sedikit anggota (berpasangan, grup 4 orang, dsb)

Pendengar presentasi menyampaikan

kepada yang melakukan presentasi, mengenai

apa yang baik dari presentasi yang dilakukannya.

Kelas 2

Melakukan presentasi di dalam kelompok

atau seluruh anggota kelas.

Menjadikan presentasi orag lain sebagai acuan,

memeriksa kembali laporan sendiri kemudian

memperbaikinya agar menjadi lebih baik.

Kelas 3

Presentasi melibatkan seluruh anggota

kelas. Alternatifnya, presentasi akan diselenggarakan bersama oleh beberapa kelas dalam

bentuk presentasi poster.

Menjadikan presentasi orang lain dan

saran yang diberikan orang lain sebagai

acuan untuk memeriksa laporan sendiri dan

memperbaikinya.

P:271

Matematika Lanjut 263

mendengarkan dan berupaya memahami harapan,

gagasan, dan temuan penyaji.

Berusaha memahami tujuan dan isi paparan.

Memanfaatkan kata-kata kunci yang diberikan dan cara presenter

merangkum data sebagai referensimu.

Perhatikan bagaimana presenter menjelaskan grafik dan gambar serta

memaknainya.

Pikirkan, kemudian catat apabila kamu mempunyai pendapat yang sama

atau berbeda.

Sampaikan jika ada pertanyaan.

Hadirin harus:

Matematika Lanjut 263

11. Orang yang melakukan presentasi

Hal yang disampaikan di sini adalah hal

yang perlu diperhatikan dalam presentasi secara

umum, dan dapat dimanfaatkan tidak hanya

pada saat belajar matematika, namun juga pada

berbagai bidang ilmu maupun pembelajaran

komprehensif dan kegiatan khusus. Tentu

saja, karena saat ini yang dilakukan adalah

presentasi dalam mata pelajaran matematika,

selain hal-hal yang diperlihatkan di sini, juga

diinginkan agar sedikit membahas mengenai di

antara hal-hal yang sudah dipelajari di pelajaran

matematika, mana yang dimanfaatkan untuk

berpikir dan digunakan dalam bentuk seperti

apa.

Selain itu, meskipun tidak disebutkan

secara spesifik dalam buku teks, penting

untuk memastikan adanya sikap”mengajak

berbicara pendengar dan membuat orang

lain mau mendengar” daripada hanya

membaca laporan dengan suara keras. Seiring

dengan meningkatnya kemampuan siswa,

dimungkinkan untuk merancang pengajaran

agar membuat siswa berpikir tentang metode

presentasi yang membuat pendengar ingin

mendengar, dan mampu melakukan presentasi

dengan mengalihkan pandangan mereka ke

pendengar tanpa melihat ke catatan.

12. Yang mendengarkan presentasi

Siswa mungkin tidak tahu apa yang

harus diperhatikan, karena mereka memiliki

sedikit kesempatan untuk belajar bagaimana

mendengarkan presentasi.

Hal yang disampaikan di sini adalah

hal yang perlu diperhatikan pada saat

menyimak presentasi secara umum, dan dapat

dimanfaatkan tidak hanya pada saat belajar

matematika, namun juga pada berbagai bidang

ilmu maupun pembelajaran komprehensif dan

kegiatan khusus. Tentu saja, karena saat ini yang

dilakukan adalah menyimak presentasi dalam

mata pelajaran matematika, selain hal-hal

yang diperlihatkan di sini, juga diinginkan agar

sedikit membahas mengenai apakah sebagai

pendengar dapat memahami di antara hal-hal

yang sudah dipelajari di pelajaran matematika,

mana yang dimanfaatkan untuk berpikir dan

digunakan dalam bentuk seperti apa. Dari

situlah, kegiatan mendengarkan laporan yang

dibuat oleh pihak lain akan terhubung dengan

perbaikan untuk membuat laporan sendiri

menjadi lebih baik.

Selain itu, meski tidak dituliskan pada

buku pelajaran penting untuk memeriksa

bahwa murid tidak hanya mendengarkan

presentasi saja, melainkan juga memiliki sikap

”Ingin berkontribusi pada laporan sendiri”,

dan sikap ”Ingin membantu pihak pembicara,

juga berlaku hormat.” Dengan membuat murid

memperhatikan cara mencatat, anggukan dan

basa-basi serta arah pandangan mata, lalu seiring

dengan meningkatnya kelas murid, diharapkan

untuk dapat membuat murid berpikir mengenai

cara bertanya yang bermanfaat bagi laporan

sendiri, serta cara bertanya dan mendengarkan

yang membuat pembicara merasa senang telah

melakukan presentasi.

P:272

264 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Petunjuk:

Pilihlah salah satu topik berikut yang menarik bagimu. Lakukan penyelidikan dan susunlah

laporannya.

Di seluruh dunia, hampir semua penutup got

bentuknya lingkaran. Mengapa tutup got tidak

Gambar di samping ini namanya segitiga

Reuleaux. Bangun ini dibentuk oleh tali busur

lingkaran dengan jari-jari sama dan berpusat

di titik sudut segitiga. Bangun ini memiliki sifat

yang sama dengan lingkaran, sehingga dapat

digunakan sebagai bentuk tutup got karena tidak

akan jatuh.

Di Jepang dan di Indonesia ditemui pola-pola

tradisional pada kimono atau batik. Kawung

jatuh ketika bentuknya lingkaran? Marilah kita selidiki

berdasarkan petunjuk di bawah ini.

adalah salah satu corak batik berupa pengulangan motif

pada kain.

Seorang pelukis dari Netherland yang bernama Maurits

Cornelis Escher (1898-1972) menemukan pola artistik

berulang seperti ditunjukkan pada gambar di samping

ini. Gambar tersebut memperlihatkan pola berulang di

berbagai sisi. Pola apakah yang berulang?

Mari Menyelidiki

Mengapa Penutup Lobang Got Tidak Jatuh?

Mencermati Pola

Membatik

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Pegasus

Sumber: https://www.wikiart.org/en/m-cescher/pegasus-no-105-1959

264 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

13. Mari Menyelidiki

Jika ada murid yang kelihatannya merasa

kesulitan untuk menemukan tema, bisa merujuk

ke tema yang terdapat di sini.

Di sini, terdapat penjelasan yang dapat

digunakan untuk pelajaran meneliti.

14. Mengapa Penutup Lobang Got Tidak Jatuh?

Pembelajaran mengenai bangun datar

berpusat pada bangun yang terbentuk dari

garis lurus. Bentuk garis lengkung yag dipelajari

di SMP adalah lingkaran dan elips, dan yang

dibahas sebagai sebuah bentuk geometris

hanya lingkaran. Ditambah lagi, geometri lebih

berpusat pada argumentasi, oleh karena itu

hanya sedikit kesempatan untuk menyentuh

hubungan antara matematika dan kehidupan

sehari-hari. Di sini, yang menjadi tujuan adalah

menggunakan lingkaran sebagai titik awal

untuk memperdalam pemahaman mengenai

bangun garis lengkung.

Bangun yang lebarnya konstan terlepas

dari arahnya, seperti lingkaran atau segitiga

Reuleaux, disebut \"kurva dengan lebar konstan\".

Segitiga Reuleaux juga digunakan di ujung

mata bor dan mesin putar untuk mobil.

15. Mencermati pola

Seperti yang ditunjukkan pada gambar

di sebelah kanan, Pegasus Escher dibagi

menjadi beberapa kotak dengan menggambar

garis lurus yang melewati titik-titik di ujung

telinga Pegasus yang vertikal, horizontal, dan

horizontal. Dapat dilihat bahwa pola dibuat

dengan translasi bagian dalam persegi ke

luar, dan dibuat dengan mengulanginya pada

bidang.

P:273

Matematika Lanjut 265

Bilangan yang kita gunakan sekarang, seperti 1, 2, 3, 4, 5, …, dipakai di seluruh

dunia. Dengan demikian, kita dapat belanja di luar negeri meskipun kita tidak

Komputer membuktikan bahwa

4 warna cukup untuk mewarnai

Di Mesir, gambar digunakan sebagai lambang bilangan. Tebaklah, gambar berikut ini

menyajikan bilangan berapa!

SM 3200 Angka Mesir

2400 Angka Babilonia

600 Angka Romawi

600 Angka Yunani

200 Angka Cina

M 950 Angka India

dapat mengerti bahasa yang digunakan. Tahukah kamu bahwa dahulu banyak sistem

bilangan yang digunakan.

peta serumit apapun. Benarkah cukup 4

warna untuk mewarnai peta? Warnailah

peta di samping ini hingga dua daerah yang

berdampingan diwarnai dengan warna

berbeda.

Berbagai Bilangan di Dunia

Paling Sedikit Berapa Warna Kita Butuhkan untuk Mewarnai Peta?

Matematika Lanjut 265

16. Berbagai Bilangan di Dunia

Tujuannya adalah melalui sejarah bilangan

yang kita gunakan sehari-hari, memperdalam

pemahaman lintas kurikuler melalui hubungan

dengan tempat lahir peradaban dan fakta

bahwa bilangan muncul karena kebutuhan

dalam kehidupan yang dipelajari dalam ilmu

sosial.

Di tempat kelahiran peradaban di dunia,

lingkungannya berbeda-beda, tetapi kita akan

membandingkan angka-angka yang dibuat

secara unik oleh mereka.

Kecuali India, bentuk angka bilangan kecil

pada enam angka yang ditampilkan di buku

teks mirip. Angka Babilonia adalah sexagesimal,

jadi angka yang lebih besar dari 60 akan

membingungkan.

Angka di India memiliki perbedaan yang

cukup signifikan dibandingkan tempat asal

peradaban lainnya. Pada masa di mana belum

ada percetakan, terdapat kekurangan di mana

bentuk tulisan tidak seragam, namun digunakan

10 angka yang mewakili 1 sampai 9 dan 0 untuk

menunjukkan kosong untuk menyatakan semua

bilangan. Dengan kata lain, menggunakan

sistem desimal. Angka ini diperkenalkan ke Arab

pada abad ke-8, kemudian dari sana menyebar

ke Eropa melalui Italia, dan masih digunakan

hingga saat ini. Alasan mengapa sistem angka

India dipergunakan adalah, selain karena

menggunakan sistem desimal, perkembangan

teknik percetakan juga memegang peranan

penting. Inilah yang menjadi dasar kesejahteraan

kehidupan kita di masa kini.

Angka Mesir sekitar 3200 SM dikatakan

sebagai karakter suci dan diwakili oleh gambar

binatang dan benda yang akrab bagi orang Mesir.

Gambar orang melambangkan 1 juta,

gambar burung adalah 100.000 dan bunga

adalah 1000, oleh karenanya deretan angka yang

tertulis di dalam buku adalah 3602000.

17. Paling Sedikit Berapa Warna Kita Butuhkan

untuk Mewarnai Peta?

Tujuannya adalah membuat murid menjadi

tertarik pada sejarah matematika melalui

pembahasan teorema empat warna yang

tidak terpecahkan selama bertahun-tahun

serta menyelidiki upaya dan kecerdikan para

pendahulu kita.

Teorema empat warna adalah teori bahwa

peta apa pun dapat diberi kode warna dengan

empat warna. Awal mula teorema ini menjadi

soal matematika adalah sebuah teka-teki

yang diberikan pada tahun 1852 dari seorang

mahasiswa pascasarjana di London kepada

adik laki-lakinya. Setelah itu, beragam ahli

matematika mencoba pembuktian tersebut

tetapi tidak menyelesaikannya, dan akhirnya,

komputer menyelesaikan pembuktiannya pada

tahun 1976.

Saat ini, teorema empat warna diterapkan

tidak hanya untuk mewarnai peta tetapi juga

untuk membuat BTS ponsel.

P:274

Eksplorasi Matematika

Tujuan

Murid dapat memahami 4 operasi aritmetika pada

bilangan negatif dan positif sambil bermain puzzle.

Jawaban

1

(1) 100 (2) 100

2

(1) –, + (3) –, –, +

(2) ×, × (4) +, +, –, ×

Contoh

1 + 2 + 3 – 4 + 5 +6 + 78 + 9

1 + 2 + 34 – 5 + 67 – 8 + 9

12 – 3 – 4 + 5 – 6 + 7 + 89

1+ 23 – 4 + 56 + 7 + 8 + 9

12 + 3 – 4 + 5 +67 + 8 + 9

12 + 3 + 4 + 5 – 6 – 7 + 89

123 – 4 – 5 – 6 – 7 + 8 – 9

123 + 4 – 5 + 67 – 89

123 + 45 – 67 + 8 – 9

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 × 9

12 ÷ 3 + 4 × 5 – 6 –7 + 89

1 × 2 + 34 + 5 – 6 + 78 – 9

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Asal muasal istilah Komachizan

Tidak ada catatan pasti mengenai asal

muasal komachizan, namun ada teori yang

menyatakan seperti di bawah ini.

Pada masa Heian, Ono-no-Komachi yang

disebut-sebut sebagai wanita cantik, berjanji

akan menikahi Laksamana Fukakusa yang jatuh

cinta padanya, jika bisa menemuinya selama

100 malam. Laksamana Fusakusa berhasil

menemuinya selama 99 malam, namun pada

saat di mana hanya tersisa satu malam lagi, ia

mendadak meninggal dunia. Ono-no-Komachi

kemudian memikirkan sebuah perhitungan

untuk menghasilkan 100 dengan menggunakan

angka dari 1 hingga 9, untuk mengenang

Laksamana Fukakusa.

Komachizan

Karena ini adalah teka-teki yang menuntut

dihasilkannya angka 100, secara internasional

disebut sebagai \"Century Puzle\"

2. Penanganan

Ditemukan lebih dari 100 cara untuk

menjawab Komachizan, namun jawaban yang

hanya menggunakan + dan – hanya ada 12 cara,

yaitu 3 cara yang muncul di dalam soal di buku

pelajaran, , dan rumus yang ditunjukkan pada

jawaban di kiri atas, hingga nomor ke-9. Karena

jika angka 1 sampai 9 semuanya dijumlahkan

pun hanya akan menghasilan 45, maka pasti

harus ada yang dijadikan 2 atau 3 angka.

Menjawab dengan menggunakan

metode mencoba-coba memasukkan paksa

angka hingga ada yang cocok (trial and

eror) sangat memakan waktu. Pertama-tama

buatlah formula yang jumlah jawabannya bisa

mendekati 100, lalu dari sana, sempurnakanlah

formula tersebut dengan cara memikirkan

bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah

jawaban yang dapat muncul.

Selain itu, banyak sekali website yang

memperkenalkan jawaban untuk komachizan.

266 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Sekarang sudah

lebih dari 100

contoh ditemukan.

Nama “Komachizan”

berasal dari Komachi

Onono, nama seorang

penulis puisi wanita yang

hidup pada era Heian,

Jepang.

Hitunglah.

Komachizan adalah jenis perhitungan, dengan menyisipkan tanda seperti +, –, × , : , dan

( ) sehingga hasilnya sama dengan 100.

1 1 1 + 23 – 4 + 5 + 6 + 78 – 9 = 2 –123 – 4 + 5 × 6 × 7 + 8 + 9 =

Komachizan

Eksplorasi Matematika

Buatlah contoh-contoh Komachizan yang lain.

Lengkapilah perhitungan Komachizan berikut ini dengan mengisi kotak dengan

simbol +, –, ×, : . 2

-1 + 2 3 + 4 + 5 + 6 78 + 9 = 100

123 45 67 89 = 100

1 + 2 3 + 4 × 5 – 6 + 7 + 8 9 = 100

123 45 67 89 = 100

1

2

3

4 1 + 2 3 + 4 + (5 6 + 7 8) 9 = 100

266 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:275

Tujuan

Menemukan cara kerja persegi ajaib dan bisa

membuat persegi ajaib dengan baik dengan

menggunakan bilangan positif dan negatif.

Jawaban

1

Jumlah deretan angka mendatar, tegak lurus,

dan diagonal semuanya adalah 3

2

-1 4 3

6 2 -2

105

-4 3 -2

- -1 -3

0 -5 2

Persegi Ajaib

-9 -2 0 5

4 1 -5 -6

-3 -8 6 -1

2 3 -7 -4

3

-3 4 -1

2 0 -2

1 -4 3

-4 10 0

6 2 -2

4 -6 8

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Penjelasan 2 dan 3

Pada awalnya, mungkin murid akan

mencoba menemukan jumlahnya dengan

memasukkan angka secara acak, tetapi

diharapkan agar mereka memperhatikan halhal berikut melalui proses mencoba tersebut.

(Contoh: persegi ajaib 3 × 3)

Untuk penjumlahan ketiga angka, vertikal,

horizontal, dan diagonal, carilah jumlah

kesembilan angka penyusun tersebut dan

hasilnya dibagi tiga.

Kolom tengah berisi nomor sentral dari

sembilan angka.

Dalam [3], kotak ajaib dapat dibuat dengan 8

cara, tetapi mereka dapat dianggap sebagai

satu kotak ajaib (dengan struktur yang sama)

dengan memutar atau membalikkannya.

Referensi Cara membuat persegi ajaib

ganjil

(Contoh: lingkaran ajaib 3 × 3)

① Angka-angka tersebut ditulis secara diagonal dari kiri

ke atas, termasuk pada

kotak terluar yang mencuat

(Gambar 1).

② Masukkan angka pada kotak

yang mencuat ke kolom

kosong yang posisinya

berseberangan dengannya

(gambar 2).

Kotak ajaib aneh lainnya

seperti 5 × 5 dapat dibuat

dengan cara yang sama.

Gambar 1

Gambar 2

Matematika Lanjut 267

–9 5

4 1 –6

6

2 3 –4

2 –3 4

3 1 –1

–2 5 0

Seperti ditunjukkan pada gambar di samping,

menjumlahkan setiap baris secara vertikal, horisontal,

dan diagonal dalam kotak disebut ‘Maho-jin’.

Gambar dinding di samping kanan ini merupakan

contoh persegi ajaib berukuran 4 × 4. Persegi ajaib

tersebut dirancang sedemikian hingga jumlah total

dalam setiap baris, kolom, dan diagonal adalah 34

ketika persegi bergambar diisi dengan bilangan yang

sesuai.

Marilah kita membuat persegi ajaib menggunakan bilangan

dalam ( ). 3

Lengkapilan persegi ajaib berikut

ini dengan bilangan yang sesuai. 2

(–4, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, 4)

–1 3

2

5

–2

0 –5 2

(–6, –4, –2, 0, 2, 4, 6, 8, 10)

Akan lebih mudah jika

kamu mulai dengan

menghitung jumlah

semua bilangan

dalam kurung.

Persegi Ajaib

Hitunglah jumlah tiga bilangan dalam setiap

garis vertikal, horisontal, dan diagonal pada

gambar di samping ini.

1

Matematika Lanjut 267

P:276

Tujuan

Melalui anekdot historis terkait eksponen dan

dapat menemukan bahwa nilai \"2n

\" meningkat

secara eksplosif dengan meningkatnya eksponen

n.

Jawaban

1

Pada lembar ke-4 terdapat 23

butir, dan

berganda kemudian berganda lagi... dan terus

bertambah dengan cara tersebut, sehingga

Lembar ke-5... 23 × 2 = 24

Lembar ke-6... 24 × 2 = 25

Di sini, eksponennya lebih kecil 1 dari

urutan tikar tatami, maka

lembar n... 2n - 1

Karenanya,

Lembar ke-100... 2100-1 = 299

Kesalahan Besar Hideyoshi

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Sosori Shinzaemon

Sosori Shinzaemon aktif sebagai bawahan Toyotomi Hideyoshi pada zaman Azuchi-Momoyama.

Menurut satu teori, ia pertama kali diundang oleh Hideyoshi sebagai pengrajin, dan karena dia

adalah pembicara yang baik, dia dinaikkan jabatannya.

2. Penjelasan 1

Murid akan menyelidiki secara fungsional, bagaimana jumlah butir beras meningkat. Karena

jumlah bulir beras bertambah menjadi dua kali lipat dari satu butir, dua kali lipat jumlahnya, dan

seterusnya, mudah untuk melihat bahwa ia dinyatakan sebagai pangkat dua. Kemudian, dalam

kasus soal ini, perhatikan fakta bahwa eksponen pangkat adalah 1 angka lebih kecil dari urutan

tikar tatami, maka rumus lembar ke-n dan ke-100 diperoleh secara induktif.

Referensi Masalah terkait (soal lipatan dua)

Lipat koran menjadi dua. Kemudian lipat menjadi dua. Jika ini diulangi berkali-kali, koran yang

terlipat akan menjadi lebih tinggi (lebih tebal). Sekarang, berapa kali kita harus melipatnya agar sama

tingginya dengan bangunan lima lantai? Juga, berapa kali saya harus terus melipat untuk mencapai

ketinggian Gunung Fuji dan bulan?

Dalam percobaannya melipat hanya bisa dilakukan 7 sampai 8 kali. Oleh karena itu, diasumsikan

bahwa pelipatan dapat dilanjutkan tanpa batas setelah itu. Ini juga berlaku untuk \"kesalahan

Hideyoshi.\"

268 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Cerita tentang pangkat sempurna

Mulai dari tatami pertama, marilah kita memahami bagaimana menemukan berapa

butir beras yang diletakkan di atas masing-masing tatami. 1

Banyaknya beras meningkat dua kali lipat,

yang dapat dinyatakan sebagai 2 pangkat n.

Tentukanlah hubungan antara banyaknya tatami

dan n.

ke-3

ke-4

ke-5

2

2

2

ke-3

ke-4

ke-5

Banyaknya Beras (butir)

pertama

kedua

ketiga

keempat

kelima

keenam

ke-n

ke-100

1

1 × 2 = 2

2 × 2 = 22

22 × 2 = 23

× 2 =

× 2 =

Tatami

Kesalahan Besar Hideyoshi

22

23

Rumah ini adalah

tatami-100 (tikar Jepang).

Saya ingin sebutir beras

pada tatami pertama.

Katakan apakah

yang kau inginkan

sebagai hadiah.

sebelumnya, yaitu 4 butir,… terus

menerus. Saya ingin beras yang

diletakkan pada semua tatami.

hahahaaa, kamu tidak

serakah.

Tuanku, beras kita

tidak mencukupi

permintaannya.

apa?

Untuk tatami berikutnya,

saya ingin banyaknya

beras dua kali lipat

sebelumnya, yaitu 2.

Untuk tatami ketiga,

saya ingin dua kali

Hideyoshi Toyotomi Shinzaemon Sorori

268 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:277

Jawaban

2

Lembar ke-4... 24 - 1

Lembar ke-5... 31 = 25 - 1

Lembar ke-6... 63 = 26 - 1

= 2n - 1

3

2100 -1

4 (Nilai percobaan adalah contoh)

1 Saat saya bereksperimen dengan beras

di rumah, jumlah bulir beras 100 g beras

adalah 4650. Oleh karena itu, jumlah bulir

beras per kg beras dianggap sekitar 46.500.

2 Dari 46500 × (861 × 107

), sekitar 4 × 1014

Oleh karena itu, ini dianggap sekitar

(4 × 1014) butir

3 1268 × 1027

4 × 1014

Saat dihitung, sekitar 3,17 × 1015 kali. Dapat

dilihat bahwa Shinzaemon membuat

permintaan yang luar biasa meskipun dia

mengumpulkan beras dari seluruh Jepang.

3. Penjelasan 2 dan 3

Dengan cara yang sama seperti 1,

murid secara induktif mendapatkan rumus

untuk menghitung total bulir beras. Akan

mengejutkan bagi siswa bahwa jumlah pangkat

2 dinyatakan dengan rumus 2n - 1.

Ketika S = 1 + 2 + 22

+ ... + 2n -1

Dapat dibuktikan bahwa S = 2n -1 sebagai berikut.

S = 2S - S

= 2 × (1 + 2 + 22

+ … + 2n -1

-(1 + 2 + 22

+… + 2n -1)

= 2n -1

4. Penjelasan 4

Karena jumlah bulir beras dalam 100 g

beras cukup banyak, pada percobaan bisa juga

hanya menggunakan beras sekitar 20 g untuk

dihitung jumlah bulirnya, lalu digunakan untuk

menghitung perkiraan jumlah bulir beras untuk

1 kg beras.

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa bobot

gabah berbeda-beda tergantung jenis dan

musim karena pengaruh kelembaban dan

sejenisnya.

Salah satu kearifan kuno yang diturunkan

dari zaman kuno di Jepang adalah \"Banyaknya

bulir beras dalam satu sho adalah Musiyafuna.\"

Musiyafuna adalah permainan kata untuk

angka 64827, dan jika diubah menjadi 1 kg

beras, sekitar 43000 butir.

Referensi Eksponensial y = ax

Fungsi eksponensial seperti y = 2x

diajarkan

pada buku Matematika II Sekolah Menengah

Atas. Ada banyak kuantitas yang berubah

secara eksponensial di sekitar kita. Misalnya,

saat Anda memasukkan air panas ke dalam

cangkir dan membiarkannya di dalam ruangan,

penurunan suhu dinyatakan sebagai fungsi

waktu eksponensial.

Matematika Lanjut 269

Temukan jumlah beras dari tatami pertama sampai tatami terakhir, kemudian

nyatakanlah dalam bentuk aljabar.

Dari hasil hitungan di atas, nyatakanlah banyaknya beras. 3

2

Bandingkan banyaknya beras yang dijanjikan Hideyoshi dengan banyaknya beras

sebenarnya. 4

Hitunglah banyaknya butir beras yang

beratnya 100 g. Berdasarkan hasil

hitunganmu, tentukan ada berapa butir

beras yang beratnya 1 kg.

Pada tahun 2013, banyaknya panen

adalah 8.610.000 ton atau sama dengan

8.610.000.000 kg. Dari data ini, hitung hasil

panen sama dengan berapa butir beras.

1

2

2 tatami

3 tatami

4 tatami

5 tatami

6 tatami

ke-n

Jumlah Tatami Banyaknya beras

3 Ketika menghitung banyaknya butir beras dari 100

tatami, berdasarkan bentuk aljabar pada nomor 3,

maka diperoleh 12676506002282295014967032053

75, kira-kira sama dengan 1268 × 1027. Bandingkanlah

dengan banyaknya beras yang diperoleh dari hitungan 2.

Jelaskan alasan kesalahan besar Hideyoshi.

1+2

1+2+22

1+2+22

+23

1+2+22

+23

+24

1+2+22

+23

+24

+25

1+2+22

+23

+ ... +2n-1

= 3 = 22 - 1

= 7 = 23 - 1

= 15 = - 1

= = - 1

= = - 1

   = -1

Matematika Lanjut 269

P:278

Tujuan

Murid dapat memahami cara mencari luas

area tertentu dari berat kertas tebal dengan

menggunakan gagasan perbandingan, dan

mereka dapat mencari luas berdasarkan

metode tersebut.

Jawaban

3

Ini memanfaatkan fakta bahwa luas kertas tebal

sebanding dengan beratnya.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Menghitung Luas Daerah

Dalam 1 dan 2, disarankan untuk melakukan

percobaan menggunakan salinan peta yang

diperbesar yang ditunjukkan di buku teks.

Berat kertas (g) 0,5 1.6

Luas (km2

) 25

Dari tabel ini, kita dapat mengetahui luas

D.I. Yogyakarta adalah 3.186 km2

, dengan fokus

pada fakta bahwa luas tersebut sebanding

dengan beratnya.

Buku teks membahas daerah tertentu,

tapi bisa juga meminta murid mengukur luas

wilayah tempat tinggal mereka.

Referensi Temukan area menggunakan

kisi-kisi (contoh praktis)

Menggunakan peta 1/50.000, untuk

menghitung luas kota dengan peta kota seperti

gambar di samping kanan.

Tempatkan kertas kalkir berkisi 1 cm pada

peta dan hitung jumlah kisi-kisinya. Bingkai

yang sempurna adalah 1 cm2

, tetapi bingkai

yang tidak lengkap dianggap 0,5 cm2

.

Percobaan dilakukan untuk masingmasing kelompok, dan dihitung rata-rata kelas,

sehingga jumlah grid 329. Pada peta 1 / 50.000,

1 cm sama dengan 500 m dan 1 cm2

sama

dengan 0,25 km2

. Oleh karena itu, jika Anda

yang dicari adalah luas kota, maka

0,25 × 329 = 82,25 km2

Menghitung Luas Bangun Tidak Beraturan

Luas kota yang sebenarnya adalah 82,33

km2

, yang berarti bahwa hitungan tersebut

mendekati aslinya

270 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Marilah kita menemukan cara bagaimana

menghitung luas bangun tidak beraturan

seperti pada gambar di samping kanan ini.

Luas provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 3.186 km². Bandingkan

dengan hasil hitungan di 1 .

2

3 Metode apa yang diterapkan di 1 ?

Gambar ulang peta Daerah Istimewa

Yogyakarta menggunakan spidol pada

kertas tebal.

Potong luasan peta, kemudian timbanglah.

Dengan menggunakan kertas tebal yang

Hitunglah luas provinsi di atas dengan cara

sebagai berikut. 1

1

2

3

4

Daerah Istimewa Yogyakarta

25 km2

0 5km

Sakurajima

Okikojima

Ontake

Hitunglah luas

daerah tempat

tinggalmu dengan

menggunakan cara

yang sama.

Menghitung Luas Bangun Tidak Beraturan

sama dengan di 1, potonglah sebuah persegi yang setara dengan skala 5 km.

Timbanglah kertas tersebut.

Tentukan luas provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan

hasil penimbangan di 1 dan 3 .

270 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:279

Tujuan

Gambar dapat digunakan untuk menentukan

radius busur yang digunakan pada kurva jalan

raya dan rel kereta api.

Jawaban

1

1 Dari ruas garis AB, BC, dan AC, gambarlah

sebuah garis-berat dua ruas garis, dan

biarkan perpotongan menjadi pusat O dari

lingkaran.

2 Pada peta buku teks, panjang jari-jari OA

sekitar 3,2 cm.

2 Dari 3,2 × 10000 = 32000, jari-jari tikungan

sebenarnya adalah sekitar 320 m.

Menghitung Jari-Jari Jalan Melingkar

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Tikungan jalan

Jalan bebas hambatan terdiri dari tiga jenis

garis: garis lurus, busur, dan kurva clothoid.

Kurva clothoid adalah lokus perjalanan ketika

roda kemudi diputar dengan kecepatan konstan

sementara mobil melaju pada kecepatan

konstan (kurva clothoid juga digunakan di

perkeretaapian).

Tanda jalan \"R = 600\" menunjukkan bahwa

tikungan tersebut berbentuk busur dengan

radius 600 m. Sangat menarik untuk menyelidiki

radius di jalan-jalan berkelok seperti Irohazaka

di Nikko.

Referensi Jari-jari tikungan jalur kereta

JR Sanyo Honsen

Gambar di sebelah atas sebelah kanan

adalah karya seorang siswa yang menyelidiki

lekukan Jalur Utama JR Sanyo.

Radius 3,2 cm pada peta dengan skala

1/25.000 diperoleh

Dari 3,2 × 25000 = 80.000 cm = 800 m.

Faktanya, radius minimum kurva adalah 1,2

cm di peta

Dari 1,2 × 25000 = 30.000 cm = 300 m.

Di Jalur Utama Sanyo, belokan dengan

radius lebih kecil dari 300 m berbahaya dan

dilarang.

Sumber: otomotif.kompas.com

Matematika Lanjut 271

Pada jalan yang melingkar, kita menemukan rambu

lalu lintas berupa tulisan R = 600. Rambu tersebut

menunjukkan bahwa tikungan menyerupai tali busur

berjari-jari 600 m.

Peta berikut ini menunjukkan jalan tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta

dan Bandung. Pada KM 90 – 100 terdapat tikungan melingkar. Marilah kita temukan

jari-jari tikungan tersebut menggunakan cara berikut ini.

1

Kita tetapkan lingkaran berpusat di O dan melalui tiga titik A, B, dan C.

Hitung jari-jari OA.

Dengan skala 1

10.000 3 , hitunglah jari-jari tikungan.

1

2

Cermati jalan tikungan di sekitar tempat tinggalmu dengan menggunakan

peta. Hitunglah jari-jari tikungan, kemudian bandingkan dengan jari-jari

tikungan yang tertera pada rambu di jalan tersebut.

Menghitung Jari-jari Jalan Melingkar

因島大橋

1 : 10000 因島 向島

Matematika Lanjut 271

P:280

Tujuan

1. Siswa dapat memahami pergerakan kursi

roda saat menaiki anak tangga dari sudut

pandang pergerakan gambar.

2. Siswa tertarik dan memperdalam pemahaman terhadap kebutuhan jalan dan pembangunan kota yang mudah digunakan

bahkan oleh pengguna kursi roda.

Jawaban

1

Kaitan antara kursi roda dan tangga.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Kursi Roda dan Tangga

Kursi roda sangat hemat energi saat

digunakan di jalan datar, hal tersebut dapat

dipahami dari fakta bahwa mengendarai sepeda

membuat kita merasakan hal yang sama.

Saat berjalan kaki, menaikkan dan menurunkan kaki akan membutuhkan energi ekstra

untuk melawan gravitasi, dan juga perlu

menghentikan kaki yang terayun ke depan

dan menggunakan energi saat mengubah arah

dan mengayunkan kaki ke belakang. Namun

untuk gerakan rotasi roda, tidak ada gerakan

vertikal, arah putaran konstan, dan tidak perlu

menggunakan tenaga ekstra.

Namun, situasinya berubah total saat jalan

berada dalam kondisi tidak rata. Contohnya

saat menggunakan stroller bayi ketika menaiki

tangga, di jalan berkerikil dan jalan berlumpur,

kita harus mengangkatnya. Kursi roda berjalan

dengan baik di atas jalan yang rata dan keras,

namun tidak terlalu berguna saat digunakan di

jalan yang rusak atau tidak keras.

Seperti yang ditunjukkan di buku teks,

seberapa banyak anak tangga yang dapat

dinaiki kursi roda adalah momentum yang

diperoleh dengan menggerakkan tubuh maju

mundur dan menggerakkan pusat gravitasi

kursi roda jika tinggi satu tangga 1

4 atau kurang

dari 1

4

dari diameter roda.

Kursi Roda dan Tangga

Jika tinggi tangga melebihi 1

2

dari diameter

roda, sekuat apapun kursi roda didorong,

gaya tarik ke atas tidak akan bekerja pada titik

kontak antara roda dan anak tangga, sehingga

kusi roda tidak mungkin dapat melewati anak

tangga.

(Referensi) Tatsuo Motokawa (1992) “Zou no

jikan, Nezumi no Jikan”, Chuokoronsha.

2. Penjelasan 1

Memikirkan perbedaan pergerakan roda

saat berjalan di jalan datar dan saat menaiki

anak tangga.

Dengan fokus pada pergerakan bagian

tengah roda, terlihat bahwa roda bergerak

secara paralel di jalan datar. Dan saat menaiki

anak tangga, ia berputar di sekitar titik kontak

antara roda dan anak tangga.

272 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Masih banyak ditemukan bangunan yang tidak ramah

terhadap kaum disabilitas. Misalnya, dengan adanya

tangga antar ruang dan tidak ada jalan untuk kursi roda.

Perlu tenaga besar untuk naik tangga menggunakan kursi

roda, bahkan dalam beberapa kasus tidaklah mungkin

menaiki tangga tinggi menggunakan kursi roda.

1 Bagian roda yang manakah yang tidak bergerak ketika roda naik dari titik B ke C?

Seperti ditunjukkan pada gambar berikutnya, ketika roda bergerak pada permukaan

datar dari A ke B, maka roda berputar ke arah horisontal. Ketika naik dari titik B ke titik C,

bagaimana pergerakannya? Marilah kita perhatikan pertanyaan 1 dan 2. .

Masih mungkin menaiki tangga dengan kursi roda apabila tinggi satu tangga kurang dari

1

4

garis tengah roda, dan tergantung pada besarnya tenaga yang digunakan. Sangat sulit

untuk menaiki tangga yang lebih tinggi dari itu, dan secara teknis, tidak mungkin menaiki

tangga dengan ketinggian lebih dari

1

2

garis tengah roda.

Tinggi satu tangga

lebih dari

1

2 garis tengah roda.

Tinggi satu tangga

kurang dari

1

4 garis tengah roda.

A B

Kursi Roda dan Tangga

Sumber: Dokumen Puskurbuk

272 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:281

Jawaban

2

diameter 1

4

3

4. Penjelasan dan hal yang perlu diingat. Lihat

gambar 4.

3. Penjelasan 2

Dari gambar 1, kita dapat mengetahui

bahwa ketika roda menaiki sebuah anak tangga,

ia berputar di sekitar titik kontak. Kemudian,

saat pusat O dari lingkaran berada tepat di atas

titik kontak, itu adalah momen saat anak tangga

sepenuhnya dinaiki.

Prediksikan sudut rotasi secara intuitif

dan konfirmasikan dengan menggambarnya.

Dari gambar berikut yang menunjukkan

bahwa pusat O lingkaran berada pada keliling

lingkaran O, dapat diketahui bahwa sudut

rotasinya adalah ∠OTO '= 60°.

diameter 1

4

4. Penjelasan 3

Fokuskan pada pergerakan pusat O, dan

pikirkan lintasannya. Dari apa telah dipelajari

sejauh ini, dapat diketahui bahwa pusat O

mengulangi gerakan translasi dan rotasi seperti

pada gambar berikut.

Kemudian saat mencari panjangnya, maka akan

menjadi

(50 - 15 3 ) + 10π + 200 + 10π + (100 - 153)

-20π = 350 - 30 3 = 360,9 (cm)

Perhitungan ini membutuhkan pengetahuan

tentang akar kuadrat dan teorema kuadrat tiga.

5. Pembahasan

Ini adalah soal yang bertujuan untuk

mengulas barrier-free dari sudut pandang

matematis. Soal ini juga dapat dikembangkan

menjadi pembelajaran komprehensif.

Berkaitan dengan topik ini, pada bagian

“Kemiringan Lereng” yang ada di buku teks

kelas 2 SMP halaman 76, dibahas standar

pemeliharaan yang ditetapkan dalam peraturan

di perfektur Chiba.

Matematika Lanjut 273

Marilah kita perkirakan berapa kali roda perlu berputar dari ujung tangga dengan

tinggi 1

4 garis tengah agar dapat naik? Gambarlah lingkaran yang naik satu tangga,

dan hitunglah sudut rotasinya.

Pada jalan yang dilalui (pada gambar berikut ini), ketika roda bergerak dari A ke B,

bagaimana pusat lingkaran bergerak? Gambarlah lintasan pusat lingkaran. 3

2

Besar sekali tenaga yang diperlukan agar roda menaiki tangga. Karena kursi roda memiliki

empat roda, garis tengah roda depan dan belakang berbeda, maka kita memerlukan lebih

banyak tenaga dari yang kita duga.

Inovasi apa yang dilakukan institusi publik

dan dinas perhubungan agar fasilitas umum

ramah terhadap pengguna kursi roda?

Pikirkanlah.

5

O

1

4 diameter

O 30 cm

15 cm

50 cm A

2 m

1 m

B

Sumber: pu.go.id

Matematika Lanjut 273

P:282

Tujuan

Mengetahui upaya dan kecerdasan para

pendahulu kita untuk menemukan nilai pi, dan

tertarik pada hubungan antara matematika dan

manusia.

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Perhitungan π dan sejarahnya

Pi ditentukan oleh diameter lingkaran dan

panjang kelilingnya. Oleh karena itu, pertamatama kita harus menyadari bahwa rasio ini sama

untuk semua lingkaran dan merupakan besaran

yang sama untuk semua lingkaran.

Keberadaan pi telah dikenal sejak lama

sejak sebelum masehi, dan nilai perkiraan pi

bahkan diperoleh dan digunakan di Babilonia

kuno dan Mesir kuno. Saat itu, kita dapat

memahami bahwa mengetahui pi secara akurat

diperlukan dalam teknik sipil dan konstruksi.

Halaman ini memperkenalkan pencapaian

orang-orang di belahan timur dan barat yang

terus mencari nilai akurat dari pi, dan upaya

mencari nilai π yang merupakan desimal tak

terhingga seakurat mungkin, serta membuat

siswa memahami bahwa hal tersebut masih

terus dilakukan hingga saat ini.

Referensi Persamaan yang berkaitan

dengan unit radian dan π

Panjang keliling 1 radius

(keliling) adalah 2π. Besarnya

sudut pusat terhadap busur

dengan panjang a dapat

dinyatakan dengan panjang

ini.

Metode untuk menyatakan ukuran sudut

dengan cara seperti ini disebut metode radian.

Satuan dari metode derajat busur disebut

radian, dan hubungan antara sudut normal

dengan radian adalah sebagai berikut.

360° = 2π radian, 180° = π radian

1o

= 2π

360

radian

Sejarah π

Radian

Penerapan unit radian telah dimungkinkan

untuk menangani perhitungan berbagai angka

secara analitis dengan menggunakan kerangka

kalkulus. Ini akan dibahas setelah materi

matematika tingkat SMA.

Kita memperkenalkan 2 buah rumus

penting yang berkaitan dengan π.

(1) 1

2

1 2



e d







 

2

x

x

(2) 1 + 1

22 +

1

32 +

1

42 + ... =

π2

6

Rumus (1) sangat penting dalam teori

kemungkinan dan merupakan perhitungan

integral dari fungsi distribusi normal. Kemudian

rumus (2) adalah rumus yang diprediksi oleh

Bernoulli dan telah dibuktikan oleh Euler (buku

teks hal 275).

274 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Orang yang pertama kali menemukan nilai yang cukup dekat dengan π yang sekarang

digunakan adalah Archimedes (287 - 212 SM). Archimedes menemukan nilai π dengan

menggunakan sifat-sifat garis keliling lingkaran yang dibatasi oleh dua segi enam

beraturan. Keliling lingkaran lebih dari keliling segi enam dalam dan kurang dari keliling

segi enam luar.

Kemudian dia menemukan nilai π dengan meningkatkan banyaknya segi poligon,

Manusia telah berusaha mencari rasio keliling dengan garis tengah lingkaran π sejak 4000

tahun yang lalu.

Sekitar 2000 SM, orang-orang Babilonia menggunakan 3 atau 25

8 Pada saat yang hampir

bersamaan, orang-orang Mesir menggunakan 256

81 = 3,16049 ....

mulai dari segi enam, segi delapan, sampai segi 96.

Hasil hitungannya menunjukkan 3 < π < 3. Hasilnya

dikonversikan ke desimal menjadi 3,1408 .…

Simbol “π” yang menyatakan konstanta lingkaran

diambil dari huruf Yunani “perimetros”. Ludolph (1540-

1610) dari Kerajaan Belanda menggunakan hampir

seluruh waktu hidupnya meningkatkan jumlah sisi

poligon untuk menghitung π, dan dapat menemukan

35 tempat desimal. Dia menggunakan cara yang sama

dengan cara Archimedes.

(Gambar lingkaran dan segi enam, Teks dalam gambar

“Archimedes” “untuk segi enam beraturan,

3 < π < 3,464 ..”)

Di Jepang, pada era Edo, matematika asli Jepang ‘Wasan’

dikembangkan, dan beberapa orang mulai menghitung

nilai π. Takakazu Seki (sekitar 1640 - 1708) menemukan

sampai 10 desimal menggunakan poligon segi 131072.

Selanjutnya, Katahiro Takebe (1664 - 1739) menemukan

sampai 41 tempat desimal.

Untuk heksagon biasa adalah

3 < π < 3,464…

Archimedes

Dia menggali matematika sendiri dan

mengembangkan ‘Wasan’ (Matematika

Jepang)

Takakazu Seki

Sejarah π

Sumber: storyofmathematic.com

274 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:283

Jawaban

1

Contoh percobaan menggunakan koin 500 yen.

① Saat menggunakan 10 keping koin 500 yen

dan mengukur diameternya menggunakan

metode yang ada pada gambar,

diameternya sekitar 2,64 cm.

② Memberi tanda di dekat lingkar koin 500

yen dan mengukur keliling koin dengan

metode yang ditunjukkan pada gambar,

didapat ukuran keliling sekitar 8,32 cm

(Lakukan percobaan sebanyak 3 kali dan

gunakan nilai rata-ratanya).

Oleh karena itu, sebagai perkiraan, diperoleh

8,32 ÷ 2,64 = 3,15151515…

2. Penggunaan progresi tak terhingga

Sebelum abad ke-7, seperti yang

disebutkan di halaman sebelumnya, nilai

perkiraan π dihitung dari keliling poligon

beraturan yang digambarkan dalam lingkaran.

Saat ini, dengan perkembangan kalkulus

diferensial, dimungkinkan untuk menyatakan

π secara analitis dengan deret tak hingga,

dan jumlahnya dihitung dengan komputer

berkinerja tinggi.

Sisi kanan pada rumus yang ditunjukkan

dalam buku teks

π

4

= 1

1

- 1

3

+

1

5

- 1

7

+

1

9

- ...

disebut deret ganti tanda.

Jika kita menghitung 4 kali jumlah suku

genapnya, hasilnya adalah sebagai berikut.

Hingga suku 20 3.091624…

Hingga suku 100 3.131593…

Hingga suku 200 3.136593…

Jika seperti ini, nilai perkiraan 3,14 tidak

dapat diperoleh. Hasil 3,14 kan kita peroleh

hanya jika kita menghitung hingga suku

628. Dari situ, dapat diketahui bahwa 3,14

merupakan perkiraan yang akurat.

3. Penjelasan 1

Berdasarkan percetakan uang logam

Jepang, diameter koin 500 yen adalah 2,65 cm.

Terdapat kesalahan dari hasil pengukuran pada

contoh penyelesaian yaitu meleset 0,01 cm.

Jika mencoba mengulang percobaan ini

hingga beberapa kali, akan didapat nilai yang

paling mendekati  π yaitu dari 3,13 sampai 3,14.

Rupanya perkiraan yang cukup akurat

dapat diperoleh bahkan dengan percobaan

sederhana. Namun, dalam percobaan di

mana skala dibaca secara visual, sulit untuk

secara akurat membaca nilai yang lebih kecil

dari 1

100

cm.

Terdapat banyak cara lain untuk

menemukan nilai π. Sebagai contoh, ada

metode yang disebut metode Monte Carlo

yang berdasarkan teori probabilitas, tetapi

keakuratan nilai π sebagai metode perhitungan

perkiraannya kurang bagus (Cara mencari π

berdasarkan metode Monte Carlo terdapat

pada buku teks kelas 2 SMP hal. 216).

Sumber: Dokumen Puskurbuk

Matematika Lanjut 275

Sejak Abad ke-17, rumus untuk menemukan nilai π telah ditemukan menggunakan

jumlahan dan perkalian bilangan-bilangan yang tak terhingga terus-menerus tanpa

berhenti. Salah satu rumusnya adalah sebagai berikut.

Rumus di atas tidak membantu menemukan nilai akurat π berapapun panjang hitungan.

Namun, rumus di atas memberikan kontribusi pada penemuan cara-cara lain yang lebih

efektif, sebagai contoh berikut ini.

Pada tahun 1946, nilai phi dihitung sampai 620 empat desimal.

Komputer mulai muncul pertengahan abad 20 dan perhitungan π maju dengan cepat. 10

trilyun digit telah ditemukan dari seseorang di daerah Nagano menggunakan komputer

yang dirakit sendiri.

Hitung garis tengah dan keliling lingkaran uang logam. Seberapa akurat nilai yang

diperoleh? 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

012345678 9

① コインの直径を測る ② コインの周囲を測る

コイン\\10\\個を並べて測り, (その値を\\10\\でわるとよい ( コインを\\3\\~\\5\\回転させ,\\1\\回

(転分の平均を求めるとよい (

Carilah informasi di buku-buku dan internet

tentang sejarah dan cara penghitungan π.

Hitunglah π dengan mengacu pada salah satu cara

tersebut.

Hitunglah keliling satu uang logam.

Gelindingkan uang logam 3 sampai

lima kali, hitunglah rata-rata garis

tengah hasil hitungan tersebut.

Ukurlah garis tengah uang logam.

Letakkan 10 uang logam yang sama

pada sebuah garis. Hitunglah garis

tengah seluruh uang logan kemudian

bagilah dengan 10.

1 2

π

4 = 1

1 – 1

3 + 1

5 – 1

7 + 1

9 –

1

11 + 1

13 –

1

15 + ...

π2

4 = 1

12 + 1

22 + 1

32 + 1

42 + 1

52 + 1

62 + ...

Matematika Lanjut 275

P:284

Tujuan

Melalui kegiatan menyelidiki bentuk potongan

saat sebuah kubus dipotong pada sebuah

bidang, dapat memperdalam cara pandang

siswa terhadap bangun ruang.

Jawaban

1

b) segitiga sama kaki

c) segitiga sama sisi

d) trapesium

b

d

c

2 Contoh

e

g h

f

Penjelasan dan Hal yang Perlu Diingat

1. Memotong permukaan melewati titik A

dan C

Ada banyak sekali bidang yang melewati dua

titik A dan C, namun ketika menentukan titik ketiga,

pastikan hanya satu bidang yang ditentukan.

Kemudian, dengan mengubah kemiringan

bidang yang melewati dua titik A dan C,

bentuk potongan ujung kubus akan terlihat.

Dengan kata lain, d jika memiringkan bidang

ke arah kita dari potongan ㋐ yang tegak lurus

ke permukaan bawah, maka akan berubah

urutannya menjadi ㋐ → ㋓ → ㋒ → ㋑, dan

bentuk potongannya akan berubah dari persegi

Penampang Melintang Kubus yang

Dipotong Bidang Datar

→ trapesium sama kaki → segitiga sama sisi →

segitiga sama kaki.

Jika kita memiliki wadah transparan

dengan penutup, kita dapat memasukkan air

berwarna ke dalamnya dan memiringkannya

untuk memastikan bentuk ujung potongannya.

2. Memotong berbagai bidang

Selanjutnya, pikirkan bentuk potongan

saat memotong kubus pada bidang sembarang.

Jika kita memotongnya dalam satu bidang

sehingga melewati keenam sisi kubus, kita

akan memiliki enam segmen garis sebagai

perpotongan, sehingga potongan dari poligon

dibatasi menjadi segi enam. Karena sulit untuk

memahami bentuk potongan hanya dengan

mengoperasikannya di dalam kepala, kita dapat

memasukkan aktivitas seperti memotong kubus

yang terbuat dari tanah liat, dll. Dan dapat juga

dengan cara menonton bahan ajar berupa

video simulasi menggunakan komputer.

Selain itu, bentuk potongannya bisa berupa

jajaran genjang atau segi enam (bukan segi enam

biasa), sehingga akan lebih baik jika membuat

siswa memikirkan bagaimana cara memotongnya.

276 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Kubus dipotong melalui garis AC. Seperti yang

ditunjukkan pada gambar a , bentuk permukaan

berupa empat persegi panjang jika dipotong melalui A,

C, dan E.

Hanya ada satu bidang yang melalui tiga titik tidak

segaris. Berdasarkan hal tersebut, perhatikan bentuk

permukaan ketika sebuah kubus dipotong oleh bidang

datar.

Potonglah kubus melalui titik-titik A dan C dan juga titik M, F, dan N berturut-turut

pada gambar b , c , dan d . Bagaimana bentuk bidang potongnya?

Bagaimanakah cara memotong permukaan kubus agar diperoleh bangun

datar pada e, f, g, dan h. Gambarlah garis-garis potongnya pada gambar kubus

di bawahnya.

1

Mari kita perhatikan kasus ketika memotong berbagai jenis permukaan kubus.

2

a

b Titik M pada Rusuk BF c Titik F d Titik N pada Rusuk EF

A C B

MH

B C

A C

E G

H B

E G

H B

e Persegi f Belah Ketupat g Segilima Beraturan h Segienam Beraturan

A C B

A C B

A C B

A C B

Penampang Melintang Kubus yang Dipotong Bidang

Datar

Tingkatkan

276 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:285

Matematika Sekolah Dasar

Jawaban

1

(1) 63 (4) 23

(2) 94 (5) 27

(3) 125 (6) 7

2

(1) 84 (6) 6

(2) 290 (7) 7

(3) 588 (8) 4

(4) 864 (9) 8

(5) 28000

3

(1) 7,9 (4) 3,3

(2) 6,3 (5) 4,8

(3) 12 (6) 4,6

4

(1) 27,2 (4) 0,6

(2) 10,8 (5) 6

(3) 6,08 (6) 3

5

(1) 1 (5) 1

2

(2) 8

15 (6) 13

6

2 1

6





 





(3) 1

2 (7) 11

18

(4) 23

12

1

11

12





 



 (8) 20

30

6

(1) 7

4

1

3

4





 



 (5) 1

10

(2) 1

14 (6) 10

(3) 1

3 (7) 7

5

1

2

5





 





(4) 2

3 (8) 2

3

Matematika Sekolah Dasar

Matematika Sekolah Dasar 277

1 Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

1 42 + 21

4 Perkalian dan pembagian bilangan desimal.

5 Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.

4 57 – 34

3 76 + 49

6 41 – 34

2 36 + 58

5 73 – 46

2 Perkalian dan pembagian bilangan bulat.

1

4

7 91 : 13

24 × 36

12 × 7

8 252 : 63

5 700 : 40

2 58 × 5

9 4800 : 600

6 54 : 9

3 6 × 98

Penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.

1

4 4,2 : 7

3,4 × 8

5 5,4 : 0,9

2 4 × 2,7

5 7,4 – 2,6

2 3,6 + 2,7

6 5 – 0,4

3 2,6 + 9,4

6 7,8 : 2,6

3 3,2 ×1,9

3 1

4 8,7 – 5,4

4,7 + 3,2

4

2

6

8

1

3

7

5

6 Perkalian dan pembagian bilangan pecahan.

4

2

6

8

3

5

1

7

Reduksi

Hitunglah.

Konversikan ke dalam

faktor pembagi bersama

1

6 + 3

4 = 2

12

9

12 +

= 11

12

3

5 + 2

5

5

12

1

7 +

7

8 – 3

8

11

5 – 11

9

1

3 + 1

5

3

2 + 2

3 + 1

2

– 5

6 3

4

5 – 1

3 + 1

2

3

8 × 4

5 = 3 × 4

8 × 5

= 3

10

7

8 × 2

5

12 × 4

5

4

5 : 8

2

5 : 2

7

2

7 × 1

4

3

4 × 8

9

2

3 × 1

15

7

8 : 21

16

Matematika Lanjut 277

P:286

Ulasan Matematika SMP

Jawaban

1

(1) -7 < -3 < + 2

(2) -2, -1, 0, +1, +2

2

(1) -7 (6) -3,7

(2) -18 (7) -7

(3) -17 (8) -5

(4) 4 (9) 7

6

-

(5) 11

12

3

(1) -35 (6) 9

(2) -12 (7) -6

(3) 4

5 (8) -30

(4) 70 (9) 18

5

(5) -16

4

(1) -23 (7) -7

(2) 1

4 (8) 1

16

(3) 9 (9) -6

(4) -36 (10) 1

3

(5) 1

4 (11)-4

(6) 1

8

- (12)-23

BAB 1: Bilangan Positif dan Negatif

5

(1) a… 9, i… 12

(2) 120 + (-4 + 9 + 0 - 12 + 17) ÷ 5

= 122

Jawaban 122 orang

Ulasan Matematika SMP

BAB 1 Bilangan Positif dan Negatif

278 Ulasan SMP 1

1 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut Ini.

1

–3, –7, +2

Bandingkanlah bilangan-bilangan berikut dengan menggunakan tanda pertidaksamaan.

2 Tulislah semua bilangan bulat yang kurang dari nilai mutlak 2.

2 Hitunglah.

1 (+5) + (–12) 2 (–7) + (–11) 3 (–4) – (+13)

4 (–5) – (–9) 5 (+ 2

)–(– ) 3 6 3,5 – 7,2

–6 + (–3) – (–2) 9 – +(– )+

7 8 3 – 12 + 6 – 2

3 Hitunglah.

4 –2,5 × 7 × (–4) 5 6 (–54) : (–6)

7 8 45 : (–9) × 6 9 8 : (– ) × (– )

1 (+7) × (–5) 2 (–1,5) × 8 3 (– ) × (– )

–24

:(– )

4 Hitunglah.

1 4 + (–3) × 9 2 – 3 – (–2) : 4 27 : {–3 – (–6)}

5 9 : (–6)2 6 3 × (– )2

: (–6)

7 (–5) × 2 – (–12) : 4 8 – (– ) 2

11 ( – ) × 21

4 –32 × 4

× (–3) – 2 : 9

–62

: {(–8) – 4} × 10

Pada tabel di samping ini, baris

atas menunjukkan banyaknya

pengunjung perpustakaan

dari Senin sampai Jumat. Baris

bawahnya menunjukkan banyaknya

pengunjung hari Rabu sebagai titik

acuan.

5 Sn Sl Rb Km Jm

Banyaknya

pengunjung

perpustakaan

116 129 120 108 137

Banyaknya pengunjung

dengan Rb sebagai titik

acuan

–4 a 0 b +17

1 Berapakah nilai a dan b ?

2 Hitunglah rata-rata kunjungan selama lima hari.

12 2,3 × (–8) + 2 × (–2,3)

3

4

3

5

9

4

3

8

2

3

2

5

1

4

1

2

5

8

3

4

5

6

4

7

1

9

8

7

4

3

1

4

3

4

5

6

5

12

278 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:287

Jawaban

1

(1) -2ab (3) a + b

7

(2) 3x2

y (4) 4x - y

3

2

(1) (100 - 2x) yen

(2) ( a

70

+

a

60) menit

3

(1) 19 (2) 14

BAB 2: Bentuk Aljabar, Kalimat Matematka

4

(1) -3a (9) - 7

6

x + 11

(2) -6,1x (10)-8y + 20

(3) - 5

12

x (11) - 27

5

x

(4) -5x + 1 (12) 2x - 3

(5) -a - 0,9 (13) -a + 6

(6) 12x - 12 (14)-17x + 15

(7) - 1

2

x -

8

7

(15) -7x - 6

(8) -4a - 4 (16) 13a - 8

5

(1) Saat membuat segitiga sama sisi dengan

delapan keping batu igo yang disusun di

satu sisi, kedua ujung setiap sisi tumpang

tindih dengan batu igo di sisi berikutnya.

Oleh karena itu, banyaknya batu igo yang

dibutuhkan untuk membuat segitiga sama

sisi dengan 8 batu igo tersusun pada satu

sisinya adalah 3 × 8 - 3 = 21.

Jawaban 21 keping

(2) Dengan pemikiran yang sama seperti pada

(1), banyaknya batu igo yang dibutuhkan

untuk membuat segitiga sama sisi dengan

jumlah batu igo tersusun pada satu sisinya

adalah 3 × a - 3 = 3 (a - 1).

Jawaban 3(a - 1) keping

Ulasan SMP 1 279

Berapakah nilai x2 + 3 jika x = –4

3 Hitunglah.

1

2 Berapakah nilai 4x – 2y jika x = –2, y = 3

BAB 2 Bentuk Aljabar, Kalimat Matematika

1 Sederhanakanlah.

1 b(–2) × a 2 x × x × 3 × y 3 (a + b) : 7 4 4 × x – y : 5

2 Nyatakanlah besaran dengan bentuk aljabar.

1 Hitunglah kembalian yang diterima ketika membayar 10.000 rupiah untuk

membeli kue yang harganya x rupiah sepotong.

Hitung waktu yang dibutuhkan untuk pergi-pulang dengan berjalan kaki

berjarak a m dengan kecepatan 70 m per menit ketika pergi dan 60 m per menit

ketika pulang.

2

Jawablah pertanyaan berikut ini yang berkaitan dengan penyusunan kerikil

berukuran sama untuk membuat segi tiga sama sisi seperti ditunjukkan di bawah ini.

(1) Berapa banyak kerikil yang diperlukan jika kita membuat segitiga dengan 8

kerikil di setiap sisi?

(2) Berapa banyak kerikil jika kita menyusun segitiga dengan sisi masing-masing

terdiri atas a butir kerikil?

5

……

4 Sederhanakanlah.

4

7

6 (7x – 11) + (5x – 1)

8 (-6a + 1) – (5 – 2a)

1 4a – 7a

5 -0,7a + 0,3 – 0,3a – 1,2

2 –1, 2x – 4,9x 3 x – x

3x – 5 – 8x + 6

( x – )+(- x – )

(– x + 9)–( x – 2) 9 10 (2y – 5) × (–4)

11 9x : (– ) 12 (12x – 18) : 6

15 (6x – 9) – (12x + 4) 16 2(6a – 3) – (10 – 5a) : 5

13 5(a – 3) + 3(–2a + 7) 14 –(2x + 3) – 3(5x – 6)

1

3

3

4

1

4

2

3

3

7

3

4

5

7

1

2

5

3

1

3

3

4

Matematika Lanjut 279

P:288

Jawaban

1

(1) 8 - 5x = 3

(2) 0,8x < 5000

2

(1) x = 2 (6) x = -3

(2) x = 3 (7) x = - 15

2

(3) x = -2 (8) x = 9

(4) x = -6 (9) x = 45

2

(5) x = 5

3

(1) x = -5 (7) x = -6

(2) x = 4 (8) x = 2

(3) x = -2 (9) x = -2

(4) x = -9 (10) x = 11

(5) x = 30 (11) x = 8

(6) x = 7 (12) x = 12

4

Karena penyelesaian dari 3(x - 1) - 2a adalah

-3, maka jika mensubstitusikan x = -3 pada

persamaan ini,

3(-3 -1) - 2a = 4

-12 – 2a = 4

-2a = 16

a = -8

5

Jika harga satu buah apel adalah x yen, maka

5x + 4 )(x + 60) = 1500

x = 140

140 + 60 = 200

Jawaban yang tepat adalah harga 1 buah apel

140 yen dan 1 buah buah persik 200 yen.

Jawaban: 1 buah apel 140 yen, 1 buah buah

persik 200 yen.

BAB 3: Persamaan Linier

6

Jika banyak kotak adalah x kotak, maka

90x + 17 = 100(x - 1) + 7

x = 11

90 × 11 + 17 = 1007

Jawaban yang tepat adalah 11 kotak, 1007 buah

bola.

Jawaban 1007 buah bola.

7

Jika mengencerkan dengan air sebanyak x ml,

maka

150 : 250 = 78 : x

x = 130

Jawaban yang tepat adalah 130 ml air untuk 78

ml pupuk.

Jawaban 130 ml

280

BAB 3: Persamaan Linear

Nyatakanlah hubungan antara besaran-besaran berikut menggunakan simbol

persamaan atau pertidaksamaan.

1

1 Sebanyak 38 lembar kertas lipat dibagikan pada 5 orang, masing-masing

mendapatkan x lembar, tersisa 3 lembar.

2 Kembalian yang diterima ketika membayar 50.000 rupiah untuk membeli barang

yang harganya x rupiah dengan potongan harga 20%.

4 Berapakah a jika x adalah –3 dan 3(x – 1) – 2a = 4 ?

Saya membeli 5 apel dan 4 pisang dengan harga total 15.000 rupiah. Berapa harga

sebuah apel dan pisang, jika harga sebuah apel 600 rupiah lebih mahal dari harga

sebuah pisang?

5

Kita akan meletakkan sejumlah bola pada kotak-kotak yang tersedia. Jika setiap kotak

diisi 90 bola, maka tersisa 7 bola. Jika setiap kotak diisi 100 bola, maka terakhir hanya

berisi 7 bola. Berapa banyak bola?

6

Sebelum memberikan pupuk cair pada tanaman, maka perlu diencerkan dengan

air. 150 ml pupuk cair harus diencerkan dengan menambahkan 250 ml air. Jika kita

mempunyai 78 ml pupuk cair, berapa air yang diperlukan untuk mengencerkan?

7

3 Selesaikanlah persamaan berikut ini.

1 6x – 4(x – 7) = 18 2 3x + 9 = 5(2x – 3) – 4

4 0,32x – 1,4 = 0,4x – 0,68

6 (x – 2) = (x – 4)

8 =

10 4 : 6 = (x – 5) : 9

x – 3 : x + 1 = 3 : 5 12

3 2,7x + 0,8 = 1,5x – 1,6

5

x – 2 =

7 x – = x +

9 = + 3x

11 2 : 5 = (x – 2) : (x + 7)

2 Selesaikanlah persamaan berikut ini.

1 4x + 7 = 15 2 5x – 9 = 6 3 8x – 2 = 9x

4 2x – 7 = 5x + 11 5 –x + 22 = 2x +7

6 –2x – 3 = 5x + 18 7 17 – 5x = –9x – 13

8 12 : x = 8 : 6 9 5 : 4 = x : 18

Ulasan SMP 1

2

5

x

3

2

3

3

4

5

6

1

4

2x – 14

3

x + 2

2

1

2

5

6

5x – 4

3

x + 2

2

1

2

1

3

280 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:289

BAB 4: Perbandingan Senilai dan Perbandingan

Berbalik Nilai

Jawaban

1

(1) y = 80x (3) y = 3x

(2) y = 10

x

Perbandingan senilai... (1), (3)

perbandingan berbalik nilai... (2)

2

(1) karena y berbanding senilai dengan x, maka

y = ax

jika mencari nilai a dengan mensubstitusikn

x = -2 dan y = -6, maka a = 3

karena itu, y = 3x

jika mensubstitusikan x = 3 pada persamaan

ini, maka y = 9

Jawaban: y = 3x, y = 9

(2) karena y berbanding berbalik nilai dengan

x, maka

y =

a

x jika mencari nilai a dengan mensubstitusikan

x = 6 dan y = -2, maka a = -12

karena itu, y = - 12

x

jika mensubstitusikan x = -4 pada persamaan

ini, maka

y = 3

Jawaban: y = - 12

x , y = 3

3

(1) jaraknya adalah 120 km dari 40 × 30.

karena itu, y = 120

x

(2) jika mencari nilai y dengan mensubstitusikan x = 50 pada y = 120

x

, maka

y = 12

5

= 2

24

60

Jawaban: 2 jam 24 menit

(3) jika mencari nilai y dengan mensubstitusikan y = 2 pada y = 120

x

, maka

x = 60

Jawaban: kecepatan 60 km/jam

4

(1) 90 ÷ 5 = 18

(2) dari (1), persamaan A adalah y = 18x

persamaan B, 100 ÷ 10 = 10

karena itu, persamaan pada B adalah y = 10x

Jawaban: A... y = 18x, B... y = 10x

(3) jika mensubstitusikan y =270 pada masingmasing persamaan yang telah dicari di (2),

maka

A... x = 15

B... x = 27

dari 27 - 15 = 12, maka B lebih banyak 12 L.

Jawaban: B lebih banyak 12 L

281

BAB 4: Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai

Untuk soal 1 - 3, nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan. Manakah yang

nilai y berbanding lurus dengan x? Mana nilai y yang berbanding terbalik dengan x?

1

1 Harga total x buah pensil yang masing-masing harganya 8.000 rupiah.

2 Jika kita menggunakan 10 liter bensin x liter per jam, maka akan bertahan sampai y jam.

3 Keliling segitiga sama sisi adalah y cm, salah satu sisi panjangnya x cm.

2 Jawablah pertanyaan berikut ini.

y berbanding lurus dengan x, dan ketika x = –2, y = –8. Nyatakanlah y dalam x

dengan menggunakan persamaan. Hitunglah nilai y jika x = –3.

1

y berbanding terbalik dengan x, dan ketika x = 6, y = –2. Nyatakanlah y dalam x

menggunakan persamaan. Hitunglah nilai y ketika x = -4.

2

Jika kita mengendarai mobil dari kota A ke B, maka perlu waktu 3 jam dengan

kecepatan 40 km per jam. Jawablah pertanyaan berikut ini jika waktu tempuh y jam

mengikuti jalan yang sama dengan kecepatan x km per jam.

3

1 Nyatakanlah y dalam x menggunakan persamaan.

2 Berapa waktu tempuhnya (jam dan menit) jika kecepatannya 50 km per jam.

3 Berapa kecepatannya agar sampai di tujuan dalam waktu 2 jam?

Gambar di samping ini memperlihatkan

hubungan antara penggunaan bensin dan

jarak yang ditempuh dengan kecepatan tetap.

Jawablah pertanyaan berikut ini.

4

Berapa jauh jarak yang ditempuh mobil

menggunakan 1 l bensin?

1

Jika mengendarai mobil sejauh y km

menggunakan x l, nyatakanlah y dalam x

menggunakan persamaan untuk A dan B.

2

Di antara A dan B, mobil manakah yang menghabiskan bensin lebih banyak jika

jarak yang ditempuh 70 km dengan kecepatan tetap yang sama?

3

y (km)

80

100

20

40

60

5 10 x (l)

A B

Ulasan SMP 1

Matematika Lanjut 281

P:290

Jawaban

1 (1)(2)

2

3

4

(1) Secara berurutan, perpindahan paralel,

perpindahan simetris, dan perpindahan

rotasi.

(2) Sisi QR

BAB 5: Bangun Datar

282

BAB 5 Bangun Datar

Diagram berikut ini menunjukkan segitiga a berpindah ke segitiga d . Jawablah

pertanyaan di bawah ini.

4

1 Gambarlah bangun yang diminta pada ∆ABC.

2 Gambarlah lingkaran O dengan garis AB sebagai

garis tengahnya. Kemudian gambarlah garis

singgung pada lingkaran O sehingga titik A

merupakan titik singgungnya.

Titik P adalah titik potong sisi AC dan garis bagi sudut B.

Titik Q berada pada sisi AB yang berjarak

sama dari titik B dan C.

B C

A B

3 Tititk A dan B dan dinding ditunjukkan pada

gambar di samping kanan. Lintasan lari dimulai

dari titik A dan menyentuh dinding sebelum

ke titik B. Titik mana pada dinding yang harus

disentuh agar jarak yang ditempuh sependek

mungkin. Tandai titik sentuhnya sebagai titik P.

1

2

2 Sisi manakah di segitiga d yang bersesuaian dengan sisi AC di a ?

Jika segitiga dipindahkan, a ke d , b ke c dan c ke d , secara berturutturut, jelaskan bagaimana mereka dipindahkan.

1

B d

b c

a

dinding

Ulasan SMP 1

282 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:291

BAB 6 Bangun Ruang

Jawaban

1

(1) sisi FG , GH , HI, IJ, JF

(2) sisi DI, EJ, AF, BG

(3) sisi ABCDE, FGHIJ

(4) sisi FG, GH, HI, IJ, BG, CH, DI

2

(1) 360 × 2π × 6

2π × 15

= 144

Jawaban: 144o

(2) π × 152

×

144

360

= 90π

Jawaban: 90π cm2

(3) 90π + π × 62

= 126π

Jawaban: 126π cm2

3

Jik luas permukaan adalah S cm2

dan volume

adalah V cm3

, maka

(1) S = (2π × 4 × 8) + (π × 42

) × 2

= 96π

V = π × 42 × 8

= 128π

Jawaban: luas permukaan… 96π cm2

,

volume… 128π cm3

(2) S = ( 1

2 × 10 × 13) × 4+ 102

= 360

V = 1

3

× 10 × 10 × 12

= 400

Jawaban: luas permukaan… 360 cm2

,

volume… 400 cm3

(3) S = 4π × 62

= 144π

V = 4

3

× π × 63

= 288π

Jawaban: luas permukaan… 144π cm2

,

volume… 288π cm3

4

(1) (2)

(3) Karena volume benda ruang ini adalah

jumlah dari volume selimut kerucut dan

alas silinder, maka

( 1

3

× π × 32 × 2) + (π × 32 × 3)

= 6π + 27π

= 33π

Jawaban: 33π cm3

Tampak depan

Tampak atas

283

BAB 6 Bangun Ruang

Sebutkan rusuk dan sisi-sisi (permukaan) prisma segi enam

beraturan di gambar samping kanan ini.

1

2

3 Tentukan luas permukaan dan volume bangun ruang berikut ini.

Sebutkan sisi (permukaan) yang sejajar dengan sisi ABCDE.

Sebutkan permukaan yang tegak lurus pada rusuk EJ.

Sebutkan rusuk yang bersilangan dengan rusuk AE.

2 Sebutkan semua rusuk yang sejajar dengan rusuk CH.

4

3

1

O A

O'

6 cm

15 cm

/

2 cm

3 cm

3 cm

4 Jawablah pertanyaan berikut ini mengenai benda ruang yang

dibentuk dengan memutar sekali putaran penuh terhadap

sumbu / gambar di samping kanan ini.

1 Gambarlah sketsa bangun ruang yang dihasilkan.

2 Gambarlah proyeksinya.

3 Hitunglah volumenya.

Diagram di samping ini merupakan jaring-jaring

kerucut dengan jari-jari alas 6 cm dan garis pelukis

15 cm.

1 Sebutkan sudut pusat sektor.

2

3

Hitunglah luas selimut kerucut.

Hitunglah luas permukaan kerucut.

DC

4 cm

12 cm 13 cm

10 cm 10 cm

6 cm

1 2 3

8 cm

Ulasan SMP 1

Matematika Lanjut 283

P:292

Jawaban

1

(1) 34 orang

(2) Karena jumlah siswa yang mengikuti ujian

sebanyak 34 orang, maka mediannya adalah

jumlah dari nilai ke-17 dan ke-18 yang dibagi

2. Karena dari grafik, nilai ke-17 adalah 6 dan

nilai ke-18 adalah 7, maka

(6 + 7) ÷ 2 = 6,5

Jawaban: 6,5

(3) (2 × 1 + 3 × 1 + 4 × 3 + 5 × 5 + 6 × 7 + 7 × 6 +

8 × 5 + 9 × 4 + 10 × 2) ÷ 34

= 6,529…

Jawaban: 6,5

2

(1) a… 28, i… 5

(2) 7 ÷ 25 = 0,28

(3) lebih dari 18 m dan kurang dari 22 m

(4) 24 m

(5) (Nilai Kelas) × (Frekuensi) berurutan dari atas,

36, 80, 120, 168, 84, 32,

total 520

nilai rata-rata

520÷25

= 20, 8

Jawaban: 20,8 m

3

(1) 927, 5 ≤ a < 928,5

nilai galat absolut terbesar adalah 0,5 g

(2) 11,45 ≤ a < 11,55

nilai galat absolut terbesar adalah 0,05 g

(3) 63,95 ≤ a < 64,05

nilai galat absolut terbesar adalah 0,05 g

BAB 7: Penggunaan Data

4

(1) 3,24 × 104

(2) 9,8 × 1

103

(3) 6,70 × 105

284

BAB 7: Menggunakan Data

Bilangan berikut ini merupakan nilai pendekatan hasil pembulatan. Misalkan

nilai sebenarnya adalah a g, nyatakanlah jangkauan a menggunakan tanda

pertidaksamaan. Berapakah nilai galat absolut terbesar?

3

1 928 g

1 2 3 670.000 [3]

2 11,5 g

Nyatakanlah nilai pendekatan berikut ini dalam bentuk sedemikian hingga nilai

signifikannya jelas. Bilangan di dalam [ ] menunjukkan tempat desimal dari nilai

signifikan.

32400 [3 ] 0,0098 [2 ]

4

1

2 Tabel distribusi frekuensi di bawah ini merangkum data permainan bola tangan yang

dimainkan oleh 25 mahasiswa tahun pertama. Jawablah pertanyaan berikut ini.

Gambar di samping ini merupakan histogram

yang menunjukkan hasil ujian dengan skala nilai

10. Jawablah pertanyaan berikut ini.

1 Berapakah banyaknya siswa yang

mengikuti ujian?

Berapa mediannya?

Hitunglah rata-rata nilai ujian sampai satu

tempat desimal.

2

3

1 Hitung nilai a , b .

5 Isilah kolom (Nilai Kelas) × (Frekuensi), kemudian tentukan nilai rata-ratanya.

4 Carilah modusnya.

3 Tentukan kelas yang memuat median.

2 Tentukan frekuensi relatif kelas “paling sedikit 22 m dan kurang dari 26 m”.

Kelas (m) Nilai Kelas (m) Frekuensi (orang) (Nilai Kelas) x (Frekuensi)

≤ < 10 - 14 12 3

14 - 18 16

18 - 22 20 6

22 - 26 24 7

26 - 30 3

30 - 34 32 1

Total 25

a

b

(siswa)

10 2 3456789 10 (nilai)

8

7

6

5

4

3

2

1

0

3 64,0 g

Ulasan SMP 1

284 Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

P:293

285

Jawaban Cobalah

Jawaban Pengayaan

Diantara semua garis yang menghubungkan B ke C,

garis BC adalah yang terpendek. Karena A tidak pada

garis BC, AB + AC > BC

dihilangkan

1 b 2 c 3

2 Luas dari (b) dan (c) adalah 100 π cm2

.

dihilangkan

Hlm.167

Hlm.207

Hlm.209

Hlm.226

Hlm.151

1200

1000

800

600

400

200

O 2468 10 12 14 16 18 20 x (menit)

y (m) lebih muda lebih tua

Dihilangkan

dari kiri, …. -79, -33, +59, +92

Hlm.30

Karena 2x + 3x = 5x bernilai benar untuk setiap nilai x

Jika banyaknya kastanye adalah x, ..,

x+3 = x - 4

9 8

x = 60

60+3 = 7 9

Jawaban: banyaknya anggota kelompok adalah 7

orang. Banyaknya kastanye 60 buah.

Hlm.97

Hlm.110

Hlm151

1 10 m, 2,5 m

Besaran saling berbanding lurus karena ketika

tingkat kejelasan pandangan menjadi 2 kali, 3

kali, …, jarak y menjadi 2 kali, 3 kali juga. Dapat

dinyatakan y = 5x

2

3 -2 4 -5

5 3 6 -11

6 -4

7 0 8 -14

9 -4 10 -7

11 12

13 -1,5 14 1.4

-1 15 16 -

17 -18 18 13

19 -3 20 -0,4

21

1 10 1 2 -24

3 -36 4 42

5 -120 6 48

2 Perkalian dan Pembagian Hlm.55

1

2

7

18

1 1 +15 2 -18

3 +7 4 -7

5 0 6 -5

7 +4 8 -1,2

9 -6,2 10 +

11

2 1 +4 2 -6

3 +7 4 +13

5 -9 6 -8

7 +13 8 -3,3

+

9 10

-

3 1 -6 2 0

-

1 Penjumlahan dan Pengurangan Hlm.35

7

6

1

6

2

3

9

14

Kunci Jawaban

P:294

286

2 1 2 2 -5

3 -3 4 6

5 0 6 -0,4

-

7 8 21

-

9

3 1 14 2 12

3 -10 4

3

2

-

5 6 -

7

2 1 8x – 7 2 3x – 2

4 2x + 5

5 -5y + 2 6 23

3 x –

7 y + 9

4 1 -10 2 -26

3 26 4 -36

5 7 6 -15

7 9 8 -6

9 0 10

2 19

10

12

14

11

13

1 1 7a 2 2a

3 -6x 4 -a

5 5x 6 5a + 9

7 -2x + 1 8 -9a + 13

3 Menyederhanakan Pernyataan Aljabar Hlm.85

9 1,3x 10 y

3 1 27a 2 -40x

3 -2,4y 4 16a

5 -3a – 21 6 24x – 20

9 -64 10 0,49

-

11 12 14

7 81 8 -81

3

8

1

9

5

6

3

2

4

9

32

27

5

12

2

3

3

2

1

3

3

4

4 1 14x – 35 2 -4a + 5

3 -a + 8 4 7x + 16

5 y – 10 6 -13x + 1

7 20a 8 x – 4

9

4 Persamaan Hlm.107

1 1 x = 4 2 x = 11

3 x = -8 x = 1

10

4

5 x = 6 6 x = -9

7 x = 7 x = 5

3

8

9 x = 20 x = -6

2 1 x = 3 2 x = -1

3 x = 6 4 x = 3

5 x = -3 6 x = -2

7 x = -7

9 x = 6

x =

8

10 x = 1

x = - 12 x = -

x = 2 14 x =

11

13

3 1 x = -8 2 x =

3 x = 4 4 x = -2

4 1 x = -5 2 x =

3 x = -5 4 x = 8

5 1 x = 2 x = 4

3 x = -7 4 x = 1

13 2x – 7 2a – 3

15 18x + 6

14

7 4a – 3 8 24x – 10

9 3y -7a

- x 24a

10

11 12 2

5

1

9

3

4

2

3

3

2

1

2

15

2

2

5

P:295

287

Jawaban Soal Ringkasan

1 1 -1, +2 2 +5 tahun

3 +7, -7 4 lebih kecil, lebih besar

Bab 1

Hlm.56-58

Bilangan Positif dan Negatif

2 1 -3 < 1 2 -6 > -7

3 -5 < -2 <4

3 1 2

-

4

2 3 -15

6 8

-10

5 6

Bab 2 Bentuk Aljabar, Kalimat

Matematika

8x2 1 1 2

3 5a + b 4

2 1 (7a + 3b) rupiah 2 (0,2 x l)

3 (10 - 3x) km 4 cm2

3 1 -10 2 324

3 -17 4 21

7 -16 8 9 -0,08

7 -

Hlm.86-88

4 1 2x 2 -3x + 8

4 -a + 3 3

a 5

3

5 -2x + 3 6 -56a

7 0,6x 8 -6x

9 -x + 4 2x – 5

4x – 2

5

10

a – 12 11 2

10 11 12 -

4 1 90

4 8

7 -5

2 3 3

6 -4

-4

5 -9

8 1

5 1 27 Februari 2 25 Februari

1 1 12 2 3 -45 5

12

2 dari sisi kiri, -3, +5, -8 berturut-turut. 1

55 + (-3 + 1 + 0 + 5 – 8) : 5 = 54

Jawaban 54

2

4 15 5 6

-

7 - 8 -14

1 1 Produksi listrik ketika tidak ada sinar

matahari adalah 0 kWh

Dari sisi kiri 0,6, -0,78, 3,2, 2,41, 0,83, 0,

berturut-turut

Zona waktu minimum: 20:00 – 22:00 Zona

waktu minimum 12:00-14:00

Hitung surplus listrik dan perhatikan

apakah positif atau negatif. Maka kamu

dapat menentukan biaya listrik.

2

3

4

1 10 1 x + 200 = 1.300

2 2x -3 > x + 5

2 a m = 5 b m = -5

Bab 3 Persamaan Linear Hlm.117-119

2

1

d m = 3 c m =

1 1 (6n – 6) fiber 2 61 fiber

1 1 -0,8x + 0,6 2 x –

-8x + 3 4 -x + 12

2 1 27 2 10

3 1 benar 2 92

4 1 4(x – 1)

2 (Contoh) 4x – 4

Gagasan Utama Gagasan Utama

Gagasan Utama

Penggunaan Praktis

Penggunaan Praktis

Penerapan

Penerapan

(Contoh) Banyaknya kembalian ketika membeli 4

butir kembang gula seharga x rupiah sebutir dan

membayar 1.000 rupiah.

1

3

9

16

3

4

3

4

1

3

1

16

1

14

7

12

1

2

7

6

9

4

7

x

x - 1

2

ab

2

P:296

288

1 1 2

y = x 1 2 y = - , y = -1

1 y = 3x 2 0 ≤ y ≤ 12

3 1 x = 28 2 x = -3

3 x = 1 4 x = -9

6 x = 1

Bab 4 Perbandingan Senilai dan Perbandingan

Berbalik Nilai Hlm.157-159

5 x = 6

x =

7 x =

8

9 x = 20 x = 8

x = 28 x =

10

11 12

4 1 usia kakak

2 Kakak 12 tahun, adik 9 tahun

5 Jika banyaknya air yang dipindah x l, maka

29 - x = 2(10 + x)

x = 3

Jawaban 3 l

6 Jika mesin bekerja selama x jam, maka,

3 : x = 510 : 850

x = 5

Jawaban 5 jam

x =

1 1 2 x = 14

3 x = 16 4 x = -2

5 x = -7 6 x = 1

a = -22

3 Jika jarak antara kota A ke B adalah x km,

x x 40 + 60 = 5

Jawaban 120 km

x = 120

4 Jika Tuti ingin membeli x barang, maka

1500x = 1500 × 0,8 × (x + 4)

x = 16

1500 × 16 = 24000

Jawaban 24.000 rupiah

1 1 150 g

2 jika jarak yang ditempuk truk x km, maka,

3

10x × 167 + 10(10.447 - x) × 38

= 5.990.00 x = 1566

10447-1566 = 8881

Jawaban truk:1566 km, kapal 8.881 km

b

Fungsi Turun

3 Kontanta perbandingan

2

3

y =

4 1 2 56 mm

5 Salah

Contoh pada y = -

, konstanta perbandingan

negatif, nilai y naik ketika x naik

1 a konstanta perbandingan 3, y = 3x

b

c 比比比比… 6, y =

d

2 1 48 cm2 2 y = 16x

3 0 ≤ x ≤ 6 0 ≤ y ≤ 96

1 1 Banyaknya tutup botol proporsional

dengan beratnya. Jika banyaknya tutup

botol x, maka kita dapat menggunakan

perbandingan untuk menemukan x.

2

y = x

3 Kira-kira sebanyak 86.000 tutup botol

Bab 5 Bangun Datar Hlm.190-192

1 1 AD//BC, AB//DC

2 3 A 3

2

D

B C

2 1

2 90°

A

B

X Y

P

Q

konstanta perbandingan

konstanta perbandingan

konstanta perbandingan

Penggunaan Praktis

Penerapan

Gagasan Utama

Gagasan Utama

Penggunaan Praktis

Penerapan

15

2

1

2

20

3

3

5

3

2

4

x

28

x

6

x

1

2

1

2

6

x

4

x

1

860

P:297

289

3

1 O sebagai pusat, pencerminan.

garis l sebagai sumbu pencerminan.

pindahkan sejajar dari A ke F sepanjang AF

dan cerminkan terhadap sumbu FD.

E

D

B

C H

G

A F

l

4

2

3

1 sudut BAE = 15° 1

2 sudut FOI = 135°

(180° - 45°)

3 sudut GOJ = 105°

(45° + 60°)

2

C D

E

B A

H

I

J

F OG

A

D

O

C

B

3 C

A

O

B D

E

F

1 1

2

(Contoh)

Lebih dekat ke sekolah dasar dari pada ke

sekolah menengah pertama.

Lebih dekat ke halte B daripada halte A.

SMP Stasiun A

Stasiun C Stasiun B

SD

Jalan Nasional

Bab 6 Bangun-Bangun Ruang Hlm.227-229

1 1 Polihedron Garis sejajar, bersilangan 2

3 π, 2πr, πr

2

2 1 Sisi BE, CF 2 sisi BC, EF

3 Permukaan DEF

4 Permukaan ABED

3

4 1 Luas permukaan 36π cm2

, Volume 28π cm3

2 Luas permukaan 96π cm2

, Volume 48π cm3

5 1

2 96π cm2 3 60π cm2

6 1 Permukaan R 2 3

1 1 2 2 cm

2 0,9 l 0,3 l (alasan dihilangkan)

1 544π cm2 1 2 35 orang

Bab 7 Penggunaan Data Hlm.252-253

1 1 modus

2 Rata-rata

0 500

tampak depan

Tampak atas

a b

(Contoh) Gunakan modus karena ukuran

baju yang banyak terjual tahun ini akan

banyak terjual juga tahun depan

(Contoh) Tim dengan rata-rata lebih baik

diharapkan akan menang, gunakan ratarata

Penggunaan Praktis

Penerapan

Gagasan Pokok

Gagasan Pokok

Penggunaan Praktis

Penerapan

Jalan Provinsi

Permukaan R, U Permukaan S, T

P:298

290

3 Median

Jawaban Pendalaman Materi

(Contoh) Modus Data Sekolah Menengah

Pertama A lebih condong ke kanan

dibandingkan dengan B.

Data Sekolah Menengah Pertama lebih

tersebar luas pada grafik.

2

1 1

2

3

20 kali

Pemain A: rata-rata … 112 m

Pemain B: rata-rata …118 m

(Contoh) Mesk ipun data ber variasi,

nilai terbesar signifikan dan merupakan

kemampuan melompat yang diharapkan.

Jika pemain A dipilih

Masalah Perbedaan Zona Waktu Hlm.59

1 Wellington jam 23

Rio de Janeiro jam 8

Doha +5, Honolulu -8

12 Desember jam 7 pagi

2

3

Rahasia di Balik Bilangan pada Kalender Hlm.89

1 Dihilangkan

3 7, 7, 7, 7 2 Dihilangkan

4 4 bilangan di atas a -7, bilangan di bawah a + 7

Jumlah tiga bilangan adalah 3 kali a.

5 Dihilangkan

Tantangan dalam Mengajukan

Soal

Hlm.122

1 Banyak nya jus k aleng harus merupak an

bilangan asli, jawaban merupakan pecahan.

Sebagai contoh, banyaknya kembalian bisa

dikoreksi ke 5.000 rupiah.

2 1

2

2 1 5,10 × 103 km2 kurang dari 500.000 km2

2 kurang dari 0,00005 mm 1 5,100 × 102 mm

1 1

0,30

0 (menit)

0,25

0,20

0,15

0,10

0,05

0

5 10 15 20 25 30 35 40

Sekolah Menengah Pertama B Sekolah Menengah Pertama A

Tingkat (menit) Frekuensi Relatif

SMP A SMP B

Lebih dari Kurang dari

0 - 5 0,083 0,050

5 - 10 0,150 0,225

10 - 15 0,200 0,200

15 - 20 0,283 0,150

20 - 25 0,167 0,125

25 - 30 0,117 0,100

30 - 35 0,000 0,100

35 - 40 0,000 0,050

Total 1,000 1,000

Jika Pemain B dipilih. Rata-rata lebih baik

dari pemain A dan mempunyai data yang

lebih stabil dan lebih baik.

(Contoh) Dalam hal ini, median merupakan data ke-8 dari

atas. Jika datamu lebih tinggi dari median, maka posisimu

adalah ke-7 atau di atasnya lagi. Inilah sebabnya mengapa

kita menggunakan median.

(Contoh) Ketika kamu membeli 3 pisang

dan 1 apel, harga total adalah 23.000 rupiah.

Berapakah harga sebuah pisang?

(C o n t o h ) Ad o n a n t e p u n g t e r i g u d a n

gula dengan perbandingan 3:2. Ketika

menggunakan 8 mangkuk tepung terigu,

berapa mangkuk gula yang diperlukan?

Penggunaan Praktis

Penerapan

P:299

291

Jika P adalah titik pada garis l,

AP + PB = AP + PC

Dalam hal ini panjang AP + PC terpendek ketika

Seberapa Jauhkah Pusat Gempa Bumi? Hlm.160

1 perbandingan (y = 7,5x)

2 Kira-kira 16,1 km

Jarak Terpendek Mengangkut Air Hlm.193

1 Dihilangkan

2 Dihilangkan

3

Volume dan Luas Permukaan

Hlm.230

A, P, C berada pada

garis yang sama.

Oleh karena itu, titik

potong garis l dan AC

adalah titik P.

Volume piramida kira-kira 2.570.000m3

. Kira-kira

sama dengan dua kali volume Kubah Tokyo.

Perbandingan luas permukaan 9:16

Perbandingan volume 27:64

1

2

Mari Menggunakan Spreedsheet Hlm.254

1 1.950…laki-laki dan perempuan 0-4 tahun

2

2.000…laki-laki dan perempuan 50-54 tahun

Proporsi populasi di bawah 14 tahun adalah kirakira 0,35 (1.950) 0,17 (2.000)

Populasi di atas 65 tahun secara umum

meningkat di tahun 2000 dibandingkan tahun

1950

3 Diperkirakan berupa segitiga terbalik.

Hitungan Matematika Sekolah Dasar

dan Ulasan Matematika SMP

Matematika Sekolah Dasar Hlm.277

1 1 63 2 94

3 125 4 23

5 27 6 7

2 1 84 2 290

3 588 4 864

5 28.000 6 6

7 7 8 4

9 8

3 1 7,9 2 6,3

3 12 4 3,3

5 4,8 6 4,6

4

5 1 1 2 8

15

1

2

3 4

23 ( 1 11 ) 12 12

1

2 5 6

13 (2 1

) 6 6

11

18 7 8

29

30

1 27,2 2 10,8

3 6,08 4 0,6

5 6 6 3

l

P:300

292

6 2

3 4

5 6

7 8

1 1 -7 < -3 <+2

2 -2, -1, 0, +1, +2

2 1 -7 2 -18

3 -17 4 4

11

12 5 6 -3,7

7 -7 8 -5

9

3 1 -35 2 -12

4

5

3 4 70

5 -16 6 9

7 -6 8 -30

18

5

9

Hlm.278

BAB1 Bilangan Positif dan Negatif

- 7

6

4 1 -23 2

1

4

3 9 4 -36

5 6 - 1

8

7 -7 8

1

16

9 -6 10

1

4

1

3

4 1 -3a 2 -6,1x

3 4 -5x + 1

5 -a - 0,9 6

7 8 -4a - 4

9 -8y + 20

2x - 3

-a + 6 -17x + 15

-7x - 6

10

11

13

15

12

14

16

5 1 21 kerikil 2 3(a - 1) kerikil

BAB 3 Persamaan Linear Hlm.280

1 1 38 - 5x = 3 2 0,8x < 5.000

2 1 x = 2 2 x = 3

3 x = -2 4 x = -6

5 x = 5 6 x = -3

x = - 15

2 7 8 x = 9

x = 45

2

9

3 1 x = -5 2 x = 4

3 x = -2 4 x = -9

5 x = 30 6 x = 7

7 x = -6 8 x = 2

9 x = -2 x = 11

x = 8 x = 12

10

11 12

4 a = -8

5 Misalkan harga sebuah apel adalah x rupiah, maka,

5x + 4(x + 600) = 1.5000

x = 1.400

1.400 + 600 = 2.000

Jawaban 1.400 rupiah harga sebuah apel, dan 2.000 harga sebuah pisang.

6 Terdapat x kotak, maka

90x + 17 = 100(x - 1) + 7

x = 11

90 × 11 + 17 = 1.007

Jawaban 1.007 kotak

7 Jika diencerkan dengan x ml air, maka

150 : 250 = 78 : x

x = 130

Jawaban 130 l

BAB 4

BAB 5

Bab 6

1

10

11 -4

BAB 2 Bentuk Aljabar, Kalimat Matematika Hlm.279

5 1 (a) + 19 2 122 A

1 1 -2ab 2 3x2

y

a+b

7

3 4 4x - y

5

2 1 (1.000 - 2x) rupiah 2 menit a a ( 70 + 60 )

3 1 19 2 14

12 -23

12x - 12

13a - 8

7

4

(1 3

4

)

1

3

1

10

7

5

(1 2

5 )

1

14

2

3

2

3

5

12 - x

- 1

2 x - 8

7

- 7

6 x + 11

- 27

5 x

P:301

293

Hlm.281

BAB 4 Perbandingan senilai dan berbalik nilai

1 1 y = 80x 2 y = 10

x

3 y = 3 x

Perbandingan lurus (1) (3) Perbandingan terbalik (2)

2 1 y = 3x, y = 9

y = - 2

, y = 3 x 2

y = 120

x 3 1 2 2 jam 24 menit

3 60 km per km

4 1 18 km

2 A…y = 18x, B…y = 10x

3 B 12 l lebih banyak

BAB 5 Bangun Datar Hlm.282

Bab 6 Bangun Ruang Hlm.283

1 1 Rusuk FG, GH, HI, IJ, JF

2 Rusuk DI, EJ, AF, BG

3 Permukaan ABCDE, FGHIJ

4 Rusuk FG, GH, HI, IJ, BG, CH, DI

2 1 144° 2 90π cm2 3 126π cm2

1

2

3

4 translasi, rotasi simetri titik dan rotasi

pergerakan/pergeseran

1

2 sisi QR

A Q

P

B

A O B

1 Luas permukaan…96π cm2

Volume…128π cm3

3

2 Luas permukaan…360 cm2

Volume…400 cm3

3 Luas permukaan…144π cm2

Volume…288π cm3

4 1

3

Bab 7 Penggunaan Data Hlm.284

1 1 34 orang 2 6,5 titik

3 6,5 titik

2 1 a …28 b …5 2 0.28

3 di atas 18 m kurang dari 22 m 4 24 m

5 (nilai kelas) x (frekuensi) dalam urutan dari

atas, 36…

Total 520. Rata-rata…20,8 m

3 1 927,5 ≤ a ≤ 928,5

Nilai galat absolut (mutlak) kurang dari 0,05 g

2 11,45 ≤ a ≤ 11.55

Nilai galat absolut (mutlak) kurang dari 0,05 g

4 1 3,24 × 104 2

3 6,70 × 105

1 9 8 × 103

33π cm3

tampak depan

tampak atas

3 63,95 ≤ a ≤ 64,05

Nilai galat absolut (mutlak) kurang dari 0,05 g

1 2 2 1

A

B

Dinding

2

P:302

294

Indeks

B

Benda putar 207

Bilangan negatif 20

Bilangan positif 20

Busur 168, 171

D

Distribusi 238, 242, 249, 252

F

Frekuensi 241, 245, 248, 249, 253, 256, 257, 284

Frekuensi relatif 241

G

Galat 243

Garis 5, 17, 22, 164, 166, 169, 171, 172, 174, 177, 178, 180, 182, 184, 189, 199, 239

Garis singgung 169, 180

H

Hiperbola 147

J

Jarak 5, 11, 37, 111, 118, 119, 160, 163, 167, 193, 204

Juring 168

K

Kelas 1, 4, 237, 238, 239, 240, 241, 242, 249, 253, 256, 257, 262, 284

Kerucut 194, 205, 207, 222

Kesamaan 242

Konstanta 130, 131, 142, 143, 157

Konstruksi 180

L

Limas 197, 198, 205, 212, 223

Luas alas 214, 215, 216, 219, 226

Luas permukaan 214, 215, 216, 219, 224, 225, 226, 227, 230

M

Median 235, 236, 251, 252, 257

Modus 235, 236, 238, 246, 252

P:303

295

N

Nilai kelas 238, 245, 253

Nilai pendekatan 243

Nilai representatif 234

P

Pengurangan 4, 9, 21, 26, 28, 31, 45, 131, 257

Penjumlahan 4, 21, 23, 24, 31

Persamaan 4, 25, 35, 37, 40, 54, 90, 92, 93, 96, 97, 98, 99, 101, 105, 108, 126, 129, 141, 143, 153, 217,

218, 274, 280

Persamaan linear 105

Pertidaksamaan 92, 127

Polihedron 227

Proyeksi 208, 209, 212, 227

R

Rata-rata 234, 252

Rotasi 187, 189, 190

S

Segitiga 161, 164, 165, 185, 264

Segmen garis 171

Sejajar 200, 201, 205

Sifat distributif 48

Sisi kanan 96, 99, 102, 275

Sisi kiri 96, 99, 102

Sudut 164, 172, 203, 217

Sudut pusat 217

T

Tampak atas 208, 209, 212, 227, 283

Tegak lurus 201, 203

Titik singgung 169, 174

Translasi 186, 189, 190

P:304

296

Gunakan halaman 21.

Lampiran 1

0 +1 +2 +3

+4 +5 +6 -1

-2 -3 -4 -5

-6

P:305

297

Gunakan halaman 21.

Kembali ke

mulai

+12

+9

0

-1

+11

+10

+8 +7

+6

+5

+4

+3

+2

+1

-2

-3 -4

-5 -6 -7 -8

-9

-10 -11 -12

Goal

Pindahkan 3

langkah ke arah

tujuan.

MULAI

KARTU* GAMES

P:306

298

Gunakan halaman 223.

Lampiran (2)

P:307

299

P:308

300

Berbagai Bentuk Bangun di

Sekitar Kita

Banyak bentuk-bentuk geometri yang berada

di sekitar kita. Pada lapangan basket terdapat

bangun datar yang berbentuk lingkaran,

setengah lingkaran, dan persegi panjang. Yang

sulit diterima siswa adalah lingkaran yang

berada di tengah lapangan karena pada gambar

menjadi tampak berupa ellip. Perubahan ini

disebabkan oleh tempat pengambilan foto yang

tidak dari atas (posisi frontal). Secara serupa,

bangun persegi panjang juga tergambar secara

berbeda sebab sisi kiri dan kanannya semakin

ke atas semakin menyempit. Pemakaian

gambar seperti ini harus ditangani secara hatihati. Guru dapat memperagakan kepada siswa

dengan membuat lapangan basket dari kertas

dan memperlihatkan kepada siswa dari sudut

pandang frontal.

Serupa dengan sebelumnya, di teras hotel

juga terdapat bangun datar dengan posisi

vertikal. Bangun datar yang tampak misalnya

lingkaran pada benda jam, hiasan, dan logo

hotel. Bangun yang paling mudah terlihat

adalah persegi panjang. Berbeda dengan

sebelumnya, gambar bangun datar tersebut

sudah diambil secara frontal sehingga tidak

menimbulkan persepsi yang salah.

Gedung pencakar langit merupakan bangun

ruang sisi datar. Bagian gedung semakin ke

atas semakin mengecil sehingga permukaan

gedung tampak seperti menyempit serta kedua

sisinya tidak sejajar. Bentuk asli dari permukaan

tersebut tidak dapat dipastikan, kecuali dengan

melihat langsung dengan memakai peralatan

yang sesuai. Berubahnya bentuk permukaan

disebabkan oleh sudut surut dari posisi orang

yang memotretnya.

Berubahnya bentuk permukaan dari benda

asli ke hasil gambar sangat terlihat pada gambar

kubus yang biasa kita lihat. Bentuk persegi pada

permukaan kubus tidak tergambar persegi

dan sudut siku-siku antar dua rusuk juga tidak

tampak siku-siku. Permasalahan ini harus

ditangani secara hati-hati, misalnya dengan

menghadirkan kubus sebenarnya kepada siswa

atau menggunakan komputer yang mampu

menyajikan benda dimensi tiga dan dapat

diputar-putar posisinya.

P:309

301

Bangunan monumen pada gambar atas

kanan merupakan benda berdimensi tiga

dengan permukaan melengkung sehingga

merupakan bangun ruang sisi lengkung.

Bayangkan seekor burung terbang di atasnya,

pada saat berada tepat di atas monumen maka

burung tersebut melihatnya sebagai lingkaran.

Kemampuan membayangkan bentuk yang

terlihat dari berbagai sudut lihat tertentu akan

mengasah kemampuan spasial murid. Buatlah

supaya murid mengajukan pertanyaan jika

benda monumen tersebut dilihat dari berbagai

sudut lihat. Untuk membuktikan kebenaran

dari pendapat murid, guru perlu menyiapkan

model dari monumen tersebut yang terbuat

dari kertas. Model ini sangat berguna untuk

membuktikan apakah pemikiran murid adalah

benar atau salah.

Gambar gedung juga dapat dimanfaatkan

untuk mengasah kemampuan spasial murid.

Gedung tersebut merupakan bangun ruang

sisi datar sehingga menjadi lebih mudah untuk

dibayangkan oleh siswa. Seperti sebelumnya,

siswa dilatih untuk menggambar gedung

tersebut jika dilihat dari atas (seperti siswa

duduk di dalam helikopter yang berada di atas

gedung), juga jika dilihat dari depan, belakang,

samping kanan, maupun samping kiri. Dari

hasil gambar tampak depan, siswa akan melihat

adanya bangun sisi datar yang merupakan

permukaan gedung tersebut.

P:310

302

Takakazu Seki

Sekitar tahun 1640~1708

Seki Takakazu adalah ahli wasan

(matematika Jepang) yang aktif di zaman Edo,

yang sekarang disebut “sekisei”.

Terdapat berbagai teori tentang tahun

kelahiran dan tempat lahir dari Seki Takakazu

yang hingga kini masih belum jelas. Berdasarkan

beberapa penelitian, terdapat teori yang

menyatakan bahwa ia lahir pada tahun 1637,

ada yang menyebutkan ia lahir tahun 1642

di Joshu Fujioka (yang sekarang adalah kota

Fujioka, perfektur Gunma), ada pula yang

menyatakan bahwa ia lahir di Edo (sekarang

Tokyo). Meskipun ia adalah sosok hebat dalam

sejarah perkembangan matematika di Jepang,

kesimpangsiuran teori-teori tersebut konon

disebabkan karena terputusnya keluarga Seki

sehingga sejarah tentangnya masih belum

banyak diketahui hingga sekarang.

Namun masih banyak hal yang tersisa dari

pencapaian Seki Takakazu, dan salah satu yang

paling terkenal adalah gagasan ekspresi aljabar

yang disebut “metode penulisan samping”. Operasi

dasar dari “metode penulisan samping” ditunjukkan

pada tabel berikut. Karena wasan biasanya ditulis

secara vertikal, maka metode tersebut berbeda dari

ekspresi lainnya pada saat itu. akar pangkat 3 dari A Akar kuadrat dari A (juga hasil baginya) Akar kuadrat dari A (juga hasil baginya) A dipangkatkan 2 A B (ditemukan di abad berikutnya)

A B

A B

A B

Akar

pangkat

3 A

(simbol)

Akar

kuadrat

A

(simbol)

A

pangkat

4

(simbol)

A

pangkat

2

(simbol)

A : B A × B A – B A + B

Seki Takakazu telah memiliki banyak

pencapaian selain “metode penulisan samping”, di

antaranya menemukan rasio keliling yang benar

hingga 11 digit dan menemukan deter-minannya.

Sangaku

Sangaku adalah tempat di mana soal-soal

matematika ditulis. Pada zaman Edo, sngaku

didedikasikan untuk tempat-tempat suci dan

kuil. Banyak sangaku yang berkaitan erat

dengan geometri, tidak hanya berdedikasi

untuk para ahli matematika, namun juga untuk

ahli matematika secara umum. Sangaku yang

pernah ada disebutkan ada 1000 buah (sekitar

400 buah di zaman Edo).

1. Sangaku dari Kuil Akiba (Kota Nagaoka,

perfektur Niigata)

Foto sangaku di atas merupakan sangaku

yang ada pada tahun 1893, ditulis oleh

Yoshitsugu Kaemon dan murid-muridnya dari

kota Tochiyo. Soal yang ada pada foto adalah

bagaimana memasukkan tiga buah lingkaran

ukuran besar, sedang, dan kecil ke dalam

segitiga yang tepat, menemukan diameter dari

tiap lingkaran, serta mecari tahu tinggi dan alas

segitiga.

P:311

303

Archimedes

Sekitar 287 SM - 212 SM

Archimedes lahir pada 287 SM sebagai

saudara dari Hiero II, penguasa Syracuse. Sebagai

anggota keluarga kelas atas di Syracuse, ia tidak

perlu bekerja sehingga ia dapat memfokuskan

kegiatannya untuk matematika.

Salah satu anekdot Archimedes yang paling

terkenal adalah ketika dia menemukan prinsip

hidrolika (prinsip Archimedes).

Ia ditanya mengenai apakah terdapat

zat selain emas (perak dll) dalam mahkota

Raja Hieron yng dibuat oleh pengrajin. Saat ia

berpikir sambil mandi, ia menyadari bahwa level

air naik saat ia memasuki bathtub. Kemudian ia

segera melompat dari bathtub dan berteriak

“Eureka! Eureka! (Aku mengerti! Mengerti!) dan

ia berlari sambil telanjang. Terdapat anekdot

lain saat ia membuat berbagai senjata untuk

pertempuran Roma, namun kebenarannya

masih dipertanyakan.

1. Bangun ruang Archimedean

Bangun ruang Archimedean atau sering

juga disebut semi-regular polihedron memiliki

13 jenis dari polihedron seragam cembung

yang tidak termasuk polihedron biasa.

Jika diurutkan dari nomor 1 sampai 13

seperti pada buku teks, maka penamaan dan

komposisi dari masing-masing akan menjadi

sebagai berikut.

1) Tetrahedron terpotong (4 segitiga sama

sisi, 4 segi enam beraturan)

2) Tetrahedron terpotong (8 segitiga sama

sisi, 6 segi enam beraturan)

3) Tetrahedron terpotong (6 segitiga sama

sisi, 8 segi enam beraturan)

4) Dodecahedron terpotong (20 segitiga

biasa, 12 dekagon beraturan)

5) Icosahedron terpotong (12 pentagon biasa,

20 segi enam biasa)

6) Cuboctahedron (8 segitiga sama sisi, 6 persegi)

7) Dodecahedron dan Icosahedron (20

segitiga beraturan, 12 segi lima beraturan)

8) Cuboctahedron terpotong (12 persegi, 8

segi enam biasa, 6 oktagon biasa)

9) Dodecahedron dan Icosahedron terpotong

(30 persegi, 20 segi enam biasa, 12 dekagon

beraturan)

10) Dodecahedron terpotong diagonal (30

persegi, 20 segi enam biasa, 12 dekagon

beraturan)

11) Dodecahedron dan Icosahedron diagonal

(20 segitiga beraturan, 30 persegi, 12 segi

lima beraturan)

12) Kubus pendek (8 +24 segitiga sama sisi, 6

persegi)

13) Dodecahedron tidak sempurna (20 + 60

segitiga beraturan, 12 segi lima beraturan)

P:312

304

Pengubinan

Desain motif tradisional Jepang dapat

ditemukan pada kerajinan tradisional Narihara

Goushi dan kotak rahasia Hakone dengan tekstil

kayu, dan banyak pola yang menggunakan

paving. Selain itu, paving digunakan pada keseluruhan kerajinan seperti pola lantai keramik.

Motif tersebut diangkat sebagai materi

yang berkaitan dengan bab 5 “Bangun ruang”.

1. Narihira goushi

pada abad ke 9, Narihira goushi

dikembangkan sebagai barang pertukaran

ke luar negeri. Sambil mencari sumbernya

di Inggris, Bohemia, Cina, dan selebihnya,

karakteristik kejepangan seperti pada “Bokashi”

sebelumnya didesain oleh Shimatsu Nariakira,

petinggi keluarga Shimazu. Namun pada

tahun 1858, Nariakira tumbang dengan cepat

dan pabriknya diserang oleh pemberontakan

Satsuma di tahun 1863.

Kemudian pada tahun 1985, bangkit

kembali untuk menghidupkan sejarah kerajinan

kaca, dan berlanjut hingga sekarang.

2. Pegasus (M.C.I Escher)

Pegasus adalah karya Escher yang ahli

dalam menggambar berbagai gambar dengan

pola berulang (paving). Escher adalah pelukis

asal Belanda yang telah menelurkan banyak

karya selain pola berulang berupa art print dan

gambar ilusi.

3. Desain Tradisional Jepang

“Monyou” dibuat dengan menghubungkan

pola berdasarkan bentuk geometris. Terdapat

berbagai pola tradisional dari Monyou, salah

satu yang paling mewakili adalah pola cangkang

kura-kura yang disebut-sebut sebagai akar dari

Monyou (pola khas Jepang).

Foto-foto pada buku teks halaman 264

merupakan pola tradisional “Edo komon”.

Pola cangkang kura-kura

Sama seperti pola pada Narihira, pola ini

juga dibuat berdasakan pola bentuk belah

ketupat. fiturnya lebih mengimitasi bentuk

bunga krisantium dibandingkan bentuk

salib.

Pola Narihira

Pola ini adalah pola bentuk belah ketupat

yang menggabungkan garis tebal dan

tipis, dengan pola bersilang di dalam

belah ketupatnya. Disebutkan bahwa pola

ini selalu digunakan untuk pakaian yang

dipakai oleh Narihira, seorang penyair dari

zaman Heian.

Pola panah bulu

Anak panah memiliki arti yang positif,

seperti seperti membasmi setan dan

mengenai sasaran. Khususnya, karena anak

panah yang dilepas tidak akan berbalik

ke arah pemanah, dikatakan bahwa jika

membawa kimono dengan motif ini saat

pernikahan, maka kimono tersebut takkan

kembali.

Pola belah ketupat dan bunga

Sama seperti pola pada Narihira, pola ini

juga dibuat berdasakan pola bentuk belah

ketupat.

P:313

305

Lingkaran dan Bola

Tempat-tempat seperti Bukit observasi

yang terlihat seperti bumi bulat, Seni pasir koin,

dan My sky hall 85 diangkat sebagai contoh

yang berkatian dengan materi bab 6 “Bangun

ruang”.

4. Bukit observasi yang terlihat seperti

bumi bulat (Kota Choshi, perfektur Chiba)

Bukit observasi adalah tempat observasi

sekaligus aula pameran yang berada di gunung

Atago. Kita dapat melihat 360° dari tempat

observasi dan 330° nya adalah lautan sehingga

kita dapat melihat horison dan merasakan

bahwa bumi itu bulat. Saat cuaca cerah,

kita dapat melihat gunung Fuji dan gunung

Tsukuba.

5. Seni pasir koin (kota Kanonji, perfektur

Kagawa)

“Kanei Tsuho” yang digambar di atas pasir

putih Ariakehama adalah lukisan pasir besar

di 122 m timur-barat dan 90 m utara-selatan,

dengan diameter 345 m, dan terlihat seperti

lingkaran yang indah jika dilihat dari Taman

observatorium Kotohiki.

6. My sky hall 85 (kota Hiroshima, prefektur

Hiroshima)

My sky hall 85 adalah sebuah monumen

di Balai Pensiun Kesejahteraan Hiroshima yang

dibuat oleh Bukichi Inoue pada tahun 1985.

Terbuat dari stainles (dengan finishing kaca),

berdiameter 2,8 meter dengan berat 1 ton.

Pola ombak laut

Pola ini tidak hanya ditemukan di Jepang,

namun juga ada di Mesir, Persia, dan di

berbagai belahan dunia lainnya. Berasal

dari pola yang digunakan pada kostum

dari sebuah pertunjukkan gagaku berjudul

“Aomi nami”.

Pola daun rami

Daun Rami konon dapat tumbuh hingga

sepanjang 4 meter dalam 4 bulan, dapat

tumbuh besar tanpa kesulitan, serta

memiliki kekuatan untuk menghalau roh

jahat.

P:314

306

Materi Tambahan

1 Estimasi Hasil Operasi Bilangan

Tujuan

Siswa mapu memberikan estimasi (perkiraan)

hasil operasi aritmetika.

1. Penjelasan

Pada bagian ini siswa dikenalkan untuk

menggunakan menentukan perkiraan atau

estimasi pada operasi bilangan. Hal ini diawali

dengan memberikan contoh kasus pada

permasalahan sehari-hari pada Q, dimana

permasalahan estimasi dibutuhkan dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada

Q ini merupakan contoh kasus penggunaan

estimasi pada operasi perkalian dengan konteks

menghitung emisi dari kendaraan dengan

memanfaatkan pembulatan ke satuan terdekat.

Selain itu guru juga dapat memberikan

contoh kasus lain yang serupa dimana

perhitungan dengan menggunakan estimasi

dibutuhkan. Hal ini dimaksudkan untuk

memperdalam pengetahuan siswa.

Guru juga perlu mengenalkan beberapa

bentuk penyajian estimasi, yaitu estimasi

terdekat, dan estimasi yang diberikan dalam

bentuk interval.

2. Penjelasan Soal 1 dan Soal 2

Pada soal 1, siswa diharapkan dapat lebih

memahami bagaimana melakukan estimasi

pada perhitungan aritmetika pada konteks

tertentu. Siswa juga diberi pemahaman bahwa

estimasi operasi aritmetika dapat menjadi

solusi untuk melakukan perhitungan yang

membutuhkan kecepatan, terutama pada

perhitungan dengan durasi waktu tertentu

seperti pada soal 1.

Sedangkan pada soal 2, siswa diajak untuk

menerapkan estimasi yang melibatkan bilangan

negatif. Guru dapat memberikan soal tambahan

berupa beberapa permasalahan kontekstual

yang menggunakan

303 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

1 Estimasi Hasil Operasi Bilangan

Aritmetika Sosial

Relasi

Dilatasi

2

MATERI TAMBAHAN

Sumber: republika.co.id

3

4

Memberikan estimasi (perkiraan) hasil operasi aritmetika.

1 Estimasi Hasil Operasi Bilangan

Tujuan

Sebuah truk menghasilkan emisi

gas karbon monoksida (CO) sebesar

2,8 g/km. Jika truk menempuh

p e r j a l a n a n s e j a u h 4 , 1 2 9 k m ,

tentukan estimasi atau perkiraan

emisi yang dihasilkan oleh truk

tersebut?

Berdasarkan , Jika truk tersebut telah menempuh perjalanan sejauh 4,129 km.

Dengan melakukan pembulatan bilangan ke satuan terdekat, kita dapat

menentukan estimasi emisi yang dihasilkan oleh truk tersebut.

Emisi yang dihasilkan: 3 g/km (pembulatan ke atas)

Jarak yang ditempuh: 4 km (pembulatan ke bawah)

(Emisi per km) × (Jarak tempuh) = (Emisi)

3 × 4 = 12 g.

Jadi, estimasi emisi yang dihasilkan selama perjalanan adalah 12 g.

Selain itu, estimasi juga dapat dinyatakan dalam bentuk rentang atau interval

bilangan dengan menentukan estimasi terendah dan estimasi tertinggi dari

emisi yang dihasilkan oleh truk tersebut.

Pada kasus di atas kita estimasi terendahnya adalah: 2 × 4 = 8 g (dengan

melakukan pembulatan ke bawah)

Estimasi tertingginya adalah: 3 x 5 = 15 g (dengan melakukan pembulatan ke

atas). Jadi, interval estimasi emisi yang dihasilkan antara 8 g dan 15 g.

P:315

307

Jawaban

Soal 1

24.090 g atau 24,09 kg

Soal 2

a) –13

b) 36

Catatan: Dapat juga jawaban disajikan dalam

bentuk interval

2 Aritmetika Sosial

Tujuan

Mampu melakukan operasi bilangan untuk

menyelesaikan permasalahan terkait aritmetika

sosial.

1. Penjelasan

Pada bagian ini siswa diberikan contoh

kasus permasalahan aritmetika sosial terkait jual

beli. Guru perlu menekankan kembali tentang

hubungan antara keuntungan, harga jual

dan biaya produksi (harga beli), meskipun hal

tersebut pernah dipelajari pada sekolah dasar.

Di awal, guru juga perlu memberikan gambaran

permasalahan-permasalahan aritmetika sosial

apa saja yang akan mereka pelajari, diantaranya

terkait keuntungan dan kerugian; bruto, tara

dan neto; diskon atau potongan harga; dan

perpajakan.

Dalam menyelesaikan permasalahan

bagian ini, dibutuhkan kemampuan siswa untuk

memformulasikan bentuk permasalahan dalam

bentuk matematika terlebih dahulu. Setelah

itu, kemampuan siswa dalam menyelesaikan

kombinasi operasi dibutuhkan untuk

menentukan jawaban dalam permasalahan.

Beberapa permasalahan yang diberikan ini

masih terbatas kuantitasnya, oleh karena itu

guru diharapkan memberikan latihan soal

tambahan tentang aritmetika sosial yang dekat

dengan kehidupan siswa, misal pada konteks

jual-beli, perbankan dan perpajakan.

304

BAB 7+ │MATERI TAMBAHAN

MATERI TAMBAHAN

Sumber: infopublik.id

Soal 1

Soal 2

interval estimasi

8 15

Berdasarkan , jika truk tersebut menempuh jarak 21,891 km setiap

harinya, tentukan estimasi emisi yang dihasilkan oleh truk tersebut selama

setahun (365 hari)! Jelaskan.

Hitung estimasi dari operasi berikut.

a) –2,612 × 4,481

b) 215,861 : (–6,012)

Mampu melakukan operasi bilangan untuk menyelesaikan permasalahan

terkait aritmetika sosial

2 Aritmetika Sosial

Tujuan

Pak Heri adalah seorang penjual bakso.

Pak Heri mengeluarkan biaya produksi

sebesar Rp600.000,00 untuk menghasilkan

100 porsi bakso dalam sehari. Jika Pak Heri

menghendaki keuntungan sebesar 50% dari

biaya produksinya (dengan catatan 100 porsi

habis terjual), tentukan harga jual per porsi

bakso yang harus ditetapkan Pak Heri!

Pada kasus di atas, perlu diingat kembali bahwa

(Harga Jual) = (Biaya produksi) + (Keuntungan)

Maka permasalahan di atas dapat kita ubah menjadi bentuk matematika

sebagai berikut.

Harga Jual 100 porsi = 600.000 + (50% × 600.000)

= Rp900.000,00

Jadi, harga jual per porsi = Rp900.000,00 : 100 = Rp9.000,00.

Operasi bilangan penting digunakan untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan aritmetika sosial diantaranya adalah:

1) Jual beli (keuntungan dan kerugian)

2) Bruto, tara dan neto

3) Diskon

4) Perpajakan

P:316

308

2. Penjelasan Contoh 1 , Soal 1 dan

Soal 2

Salah satu penerapan kombinasi operasi

adalah pada beberapa konteks sosial, salah

satunya adalah diskon atau potongan harga

serta masalah jual beli pada konteks tiket

bioskop. Selain pada contoh yang diberikan di

buku, guru juga dapat memberikan contoh lain

penggunaan operasi aritmatika pada konteks

sehari-hari lain yang perlu untuk diketahui siswa,

Dalam hal ini guru juga perlu menekankan

kembali tentang perubahan persen menjadi

bentuk pecahan agar perhitungan dapat

dilakukan dengan lebih mudah.

3. Penjelasan Soal 3

Pada soal ini, siswa diberi kesempatan untuk

menyelesaikan operasi aritmetika terkait

konteks perbankan.

3. Penjelasan Soal 4

Pada soal ini, siswa diberi kesempatan untuk

memahami masalah aritmetika terkait

perpajakan. Dalam hal ini, hanya terdapat

1 masalah pajak saja, yaitu PPN. Guru perlu

memberikan contoh kasus perpajakan yang

lain, misal pajak penghasilan.

3. Penjelasan Soal 5

Soal ini adalah contoh penerapan dalam

kehidupan sehari-hari mengenai aplikasi

penjumlahan atau penguranan bilangan

desimal. Tujuan dari soal ini agar anak

mengetahui penerapan pengurangan pada

bilangan pada konteks sosial beruta bruto, tara

dan neto.

305 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Contoh 1 Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual terhadap

suatu barang. (Diskon biasanya dinyatakan dalam persen).

Tentukan harga harga sepeda setelah mendapatkan diskon.

Diskon = 7% = 7

100

Harga setelah diskon = 4.500.000 – × (4.500.000)

= 4.500.000 – 315.000

= Rp4.185.000,00

Jadi, harga setelah diskon adalah Rp4.185.000,00.

7

100

Toko Venus dan Toko Saturnus menjual jenis pakaian

yang sama. Toko Venus memberikan diskon 50% + 20%,

sedangkan Toko Saturnus memberikan diskon 40% + 30%.

Menurutmu, toko mana yang memberikan diskon lebih

besar? Jelaskan.

Bunga adalah biaya yang dibayarkan saat membayar jasa atas peminjaman

uang yang diberikan oleh bank dalam periode waktu tertentu. Bunga ditentukan

melalui persentase dari jumlah simpanan atau jumlah pinjaman.

Untuk melunasi pinjaman uang Rp32.000.000,00 dari sebuah bank, seseorang

mengangsur sebesar Rp875.000,00 perbulan selama 5 tahun. Tentukan

persentase bunga (per tahun) yang ditanggung oleh orang tersebut.

Berat kotor atau bruto sekarung beras adalah 10 kg. Jika

pada karung tertulis neto atau berat bersih beras adalah

9,90 kg, maka berat kemasan atau taranya adalah … kg.

Istilah bruto diartikan sebagai berat suatu benda bersama

pembungkusnya. Sementara itu, neto adalah berat suatu benda tanpa

pembungkusnya dan tara adalah berat pembungkus dari sebuah benda

tersebut. Hubungan antara ketiganya dapat ditulis sebagai berikut.

Bruto = Neto + Tara

Soal 1

Soal 3

Soal 4

Sumber: makassar.tribunnews.com

Soal 2 Jika tercatat banyaknya penonton pada hari

sabtu dan minggu adalah 372 orang (per

harinya), sedangkan pada hari lain hanya nya

saja, tentukan hasil penjualan tiket dalam

seminggu yang diperoleh Bioskop Sidoarjo.

3

4

JUAL OBRAL

Rp4.500.000,00

DISKON 7%

Sumber: https://smarco.jejualan.com

Harga tiket Bioskop Sidoarjo:

Senin-Kamis : Rp40.000,00

Jumat : Rp50.000,00

Sabtu/Minggu: Rp60.000,00

Jawaban

Soal 1

Toko Venus

Soal 2

Rp103.230.000,00

Soal 3

12,812 %

Soal 4

Rp6.500.000,00

Soal 5

0,1 kg

P:317

309

306

BAB 7+ │MATERI TAMBAHAN

MATERI TAMBAHAN

Pengertian Relasi dan Penyajiannya

Memahami pengertian relasi antara dua himpunan menyajikan relasi dengan

berbagai representasi

3 Relasi

Tujuan

Anom membuat catatan tentang olah raga yang disukai oleh lima anak,

termasuk oleh dirinya.

Relasi \"Gemar\"

Pada tabel di atas, dapat dibaca bahwa Anom menyukai olah raga pencak

silat dan sepak takraw, tetapi tidak menyukai voli dan catur. Dari jenisnya, olah

raga voli digemari oleh Ihsan, tetapi tidak disukai oleh Anom, Binsar, Ihsan,

Made, maupun Ujang.

Relasi antara kumpulan anak ke kumpulan jenis olah raga yang dibuat

Anom adalah relasi “gemar,” sehingga diperoleh pemasangan “Anom gemar

pencak silat,” “Anom gemar sepak takraw,” Binsar gemar catur,” …, “Ujang

gemar sepak takraw.” Sebutkan seluruh pemasangan tersebut. Seluruhnya

ada berapa pemasangan?

Apabila dilihat sebaliknya, relasi dari kumpulan jenis olah raga ke

kumpulan anak berupa relasi “digemari,” sehingga diperoleh pemasangan

“Pencak silat digemari Anom.” Tuliskan semua pemasangan yang lainnya.

Berapa banyakkah seluruh pemasangan yang dapat diperoleh?

Soal 1

Gemar Voli Catur Pencak Silat Sepak Takraw

Anom x x √ √

Binsar x √ x √

Ihsan √ √ √ √

Made x √ x √

Ujang x x x √

Contoh 1 Pemasangan “Anom gemar pencak silat” juga dapat dituliskan dengan

menggunakan tanda anak panah, yakni: Anom → pencak silat. Dengan

cara seperti ini diperoleh pemasangan lainnya, yaitu Anom → sepak takraw,

Binsar → catur, Binsar → sepak takraw, Ihsan → voli, …, Ujang → sepak

takraw. Dengan memakai Diagram Panah, pemasangan untuk relasi “gemar”

digambarkan sebagai berikut.

3 Relasi

Tujuan

Siswa memahami pengertian relasi

antara dua himpunan

Siswa mampu menyajikan relasi dengan

berbagai representasi

Jawaban

Nama anak dipilih nama dari berbagai daerah

yakni, Anom (Yogyakarta), Binsar (Batak), Ihsan

(Melayu-Umum), Made (Bali), dan Ujang (Jawa

Barat). Sedangkan jenis olah raga pencak

silat dan sepak takraw diambil yang khas olah

raga Indonesia. Melalui relasi “gemar” siswa

dikenalkan adanya relasi antar dua kelompok,

yakni kelompok anak dan jenis olah raga.

4 jam

Istilah kelompok ini dipilih agar mudah dikenal

dibanding dengan istilah himpunan.

Siswa dilatih mampu membaca tabel serta

memberi maknanya dengan memakai kalimat.

Titik tiga (…) pada bagian akhir hendaknya

dilengkapi oleh siswa sehingga semua

pemasangan disebutkan. Hal ini bertujuan

untuk melatih keterampilan siswa dalam

membaca tabel secara bermakna.

Jawab: 11

Soal 1

Soal 1 ini dimaksudkan agar siswa mampu

melihat relasi secara terbaik sebagai tahap

persiapan saat nanti siswa belajar tentang

konsep pra-peta pada suatu fungsi.

Pemasangan untuk relasi “digemari”:

Voli digemari oleh Ihsan.

Catur digemari oleh Binsar.

….

Sepak takraw digemari oleh Ujang.

Setelah ditulis seluruhnya akan diperolah 11

pemasangan.

Jawab: 11

Penjelasan Contoh 1

Kemampuan siswa dalam memahami

konsep relasi antar dua kumpulan (himpunan)

ditandai dengan kemampuan menemukannya

saat disajikan dalam representasi selain tabel

dan kalimat, yakni dalam bentuk anak panah,

diagram panah, serta kumpulan (himpunan)

dari semua pasangan berurutan.

Diagram panah adalah sangat sederhana

serta mudah dipahami dan merupakan landasan

yang bagus sebelum mengenalkan relasi yang

disajikan pada bidang koordinat. Siswa akan

mudah melihat jika dalam relasi maka anggota

dari domain (daerah asal) boleh berpasangan

dengan lebih dari satu anggota kodomain

(daerah kawan).

P:318

310

307 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

anak olahraga gemar

(Anom) A

(Binsar) B

(Made) M

(Ujang) U

(Ihsan) I

V (Voli)

C (Catur)

P (Pencak

Silat)

Pemasangan “Anom → Pencak Silat”

jika ditulis dalam pasangan berurutan

adalah

(Anom, Sepak Takraw) disingkat (A, S)

Jadi … Himpuman

semua pasangan

berurutannya adalah:

{(A, P), (A, S), (B, C), (B, S),

(I, V), …, (U, S)}

Gambar 1 Diagram Panah

Perhatikan tabel pada , kemudian buatlah diagram panah untuk relasi

berikut.

(1) Relasi “tidak gemar” dari kumpulan siswa ke kumpulan olah raga.

(2) Relasi “digemari” dari kumpulan olah raga ke kumpulan siswa.

(3) Relasi “tidak digemari” dari kumpulan olah raga ke kumpulan siswa.

Tuliskan pula relasi di atas memakai himpunan pasangan berurutan

seperti pada “Balon percakapan.”

Kumpulan A terdiri dari bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5. Kumpulan B terdiri dari

bilangan 2, 3, 4, dan 5.

(1) Dengan memakai relasi “kurang dari” dari kumpulan A ke kumpulan B,

lengkapilah tabel berikut dengan tanda “√” jika memenuhi dan tanda “x”

jika tidak memenuhi.

Buatlah Diagram Panah untuk masing-masing relasi berikut.

(1) Relasi “Dua Kali Dari”

(2) Relasi “Setengah Dari”

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Kurang Dari 2 3 4 5

1 √ √ √ √

2 x √ ... ...

3 ... ... ... ...

4 ... ... ... ...

5 ... ... ... ...

5

1 √

2 x

3 ...

4 ...

5 ...

3 4

Kumpulan A

(2) Berdasarkan hasil dari (1), sajikanlah relasi tersebut dengan diagram

panah.

(3) Buatlah diagram panah apabila relasinya diubah menjadi “lebih dari.”

Balon Percakapan

Representasi untuk relasi dapat pula

dengan memakai cara yang paling abstrak

yakni cara yang formal, yaitu dengan memakai

simbol himpunan pasangan berurutan. Metode

penyajian ini dikenalkan melalui percakapan

balon.

Jawaban

Soal 2

Berpikir secara beragam yang bersumber dari

satu tabel yang sama dilatihkan melalui soal ini.

(1) Anom tidak gemar voli

Anom tidak gemar catur

Binsar tidak gemar voli

Binsar tidak gemar pencak silat

….

Ujang tidak gemar pencak silat.

(2) Voli digemari Ihsan

Catur digemari Binsar

Catur digemari Ihsan

Catur digemari Made

Sepak takraw digemari Ujang

(3) Voli tidak digemari Anton

Voli tidak digemari Binsar

Voli tidak digemari Made

Pencak Silat tidak digemari Ujang

Penyelesaian dengan memakai simbol

himpunan:

(1) {(A, V), (A, C), (B, V), (B, P), (M, V), (M, P), (U, V),

(U, C), (U, P)}

(2) {(V, I), (C, B), (C, I), (C, M), (P, A), (P, I), (S, A), (S,

B), (S, I), (S, M), (S, U)}

(3) {(V, A), (V, B), (V, M), (V, U), (C, A), (C, U), (P, B),

(P, M), (P, U)}

Catatan: Penulisan tanda { } untuk himpunan

dan anggota yang berupa (…, …) merupakan

hal yang baru dikenal oleh siswa. Penegasan,

perhatian, serta pengulangan sangat diperlukan agar siswa menjadi terbiasa dengan

penggunaan simbol yang sangat abstrak ini.

Soal 3

Dar i sebelumnya relasi ter k ait konteks

kehidupan yang dikenal siswa, Soal 3 mulai

mengenalkan konsep relasi dalam matematika.

Himpunan yang dilibatkan sangat sederhana

karena yang diutamakan adalah konsep

relasinya saja.

(1) Urutan jawaban dimulai dari baris kedua.

, , , , , , , , , , , , ,

(2) Diagram panahnya

1 2

2 3

3

4 4

5 5

A B

Kurang Dari

Melaui soal ini, siswa dikenalkan apabila

dalam relasi diperbolehkan ada anggota

himpunan A tidak memiliki pasangan.

(3) Jawaban soal ini serupa namun memakai

relasi “lebih dari.”

Soal 4

(1) dan (2). Soal ini mengenalkan adanya relasi

satu-satu (injektif)

–2 –2

–1 –1

0 0

1 1

2 2

–2 –2

–1 –1

0 0

1 1

2 2

A B Dua Kali Dari A B

Setengah Dari

(3) Jawaban: Persegi Panjang  12, …

P:319

311

308

BAB 7+ │MATERI TAMBAHAN

MATERI TAMBAHAN

Dua Kali Dari Setengah Dari

(3) Relasi “Memiliki Luas” jika A adalah kumpulan tiga bangun berikut dan B

adalah kumpulan bilangan 10, 12, 20, 24, dan 40.

Buatlah Diagram Panah untuk masing-masing relasi berikut.

(1) Relasi “Dua Kali Dari”

(2) Relasi “Setengah Dari”

Penyajian suatu relasi dapat juga memakai bidang koordinat. Sebagai contoh,

pada Q dan Contoh 1, kumpulan anak ditulis pada sumbu mendatar dan

kumpulan olah raga ditulis pada sumbu vertikal. Pasangan Anom gemar pencak

silat diberi tanda dengan sebuah titik yang berada di atas “Anom” dan di sebelah

kanan “pencak silat.” Posisi titik ① menandai Anom gemar pencak silat, atau

Anom → pencak silat. Titik ① ini jika ditulis dengan pasangan berurutan adalah

(Anom, Pencak Silat) atau disingkat dengan (A, P).

Penyajian Relasi dalam Bidang Koordinat

Perhatikan gambar di atas.

(1) Menyimpulkan apakah titik nomor③,④,⑤, dan⑥? Nyatakanlah dengan

memakai kalimat.

(2) Siapa diantara kelima anak yang memilki kesukaan jenis olah raga yang

sama? Jelaskan!

(3) Siapa yang menyukai keempat jenis olah raga? Jelaskan!

(4) Siapa saja yang menyukai catur? Jelaskan!

Soal 5

Penyajian Relasi dalam Bidang Koordinat

Cara penyajian memakai bidang koordinat

diawali melalui pendekatan imitasi dengan

tujuan agar siswa cukup menirukan namun

dengan disertai pemahaman. Pada tahap

imitasi, materi dijelaskan secara sederhana

sehingga mudah dibaca serta dipahami

oleh siswa. Kemudian, siswa dapat diminta

untuk membuat ringkasan dengan memakai

bahasanya sendiri. Sebagaimana kesepakatan

secara matematis, sumbu mendatar digunakan

untuk daerah asal (Nama siswa) dan sumbu

tegak untuk daerah hasil (Jenis oleh raga).

Posisi semua titik telah digambarkan dengan

tujuan agar dipahami secara sederhana.

Sajian bidang koordinat diawali dengan cara

membaca titik-titik dengan dikaitkan dengan

soal-soal sebelumnya yang telah dikerjakan.

Jawaban

Soal 5

(1) Ihsan gemar voli; Ihsan gemar sepak

takraw, Made gemar catur, Ujang gemar

sepak takraw.

(2) Binsan dan Made karena kedua anak samasama hanya suka catur dan sepak takraw.

(3) Ihsan karena terdapat empat titik di atas

tulisan Ihsan.

P:320

312

Soal 6

(1) Ihsan gemar voli; Ihsan gemar sepak takraw,

Relasi “Kurang dari”

1

2

3

4

5

2 34 5

Relasi “Lebih dari”

1

2

3

4

5

2 34 5

Soal 7

(1) Relasi “mempunyai rumus luas”

(2) Relasi “kurang dari”

(3) Relasi “lebih dari atau sama dengan”

(4) Relasi “ditambah satu menjadi”

Soal 8

Soal nomor 8 dikerjakan secara kelompok

(3-4 siswa per kelompok). Kunci jawaban

tergantung pada data yang diperoleh oleh

siswa. Soal ini berpotensi mendapatkan

berbagai macam-macam tipe relasi. Misalkan

relasi “injektif,” “Surjektif,” “bijektif”, dan lainnya.

Referensi untuk Relasi

Dalam ilmu matematika, relasi dari

himpunan A ke B merupakan himpunan bagian

dari perkalian dua himpunan A dan B (dituliskan

A×B). Sebagai contoh A = { 1, 2} dan B = { a, b, c}

maka A×B = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c)}

yang semuanya ada 6 anggota.

Tiga contoh relasi dari A ke B adalah:

(1) {(1, a), (2, c)}

(2) {(1, b), (2, a), (2, b), (2, c)}

(3) { } atau ∅

Jika dihitung seluruhnya, terdapat sebanyak 26

= 64 macam relasi dari himpunan A ke B.

Relasi yang berupa { } atau ∅ dinamakan

dengan relasi trivial (dengan sendirinya ada dan

jelas terlihat). Namun jangan diberikan kepada

siswa SMP.

309 Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII

Dengan meilhat hasil dari Soal 3 bagian (2) dan (3), sajikan masing-masing

relasi tersebut dalam bidang koordinat.

Berilah nama relasi untuk masing-masing relasi pada bidang koordinat berikut.

Kerjakan secara berkelompok.

Buatlah daftar nama ibu beserta anak-anaknya dari 4 temanmu.

Buatlah diagram panah dan bidang koordinat untuk masing-masing relasi:

(1) Ibu dari

(2) Anak dari

Soal 6

Soal 7

Soal 8

(1) (2) (3) (4)

P:321

313

310

BAB 7+ │MATERI TAMBAHAN

MATERI TAMBAHAN

Pada gambar di bawah ini, gambarlah ∆DEF yang merupakan bangun

geometri yang dihasilkan ketika ∆ABC didilatasikan dengan pusat dilatasi P

dan skala .

Soal 8

4 Dilatasi

Contoh 1 Pada gambar berikut ini, ∆DEF merupakan segitiga yang dihasilkan dari ∆ABC

yang diperbesar dengan faktor skala 2 kali terhadap titik pusat O.

Transformasi yang mengubah ukuran bangun geometri berdasarkan faktor skala

dan titik pusat tertentu disebut dilatasi. Titik pusat tersebut disebut titik pusat

dilatasi.

Pada contoh 1, ∆ ABC didilatasi dengan pusat O dan faktor skala 2 (k = 2),

sehingga OA = 2 × OD, OE = 2 × OB, dan OF = 2 × OC.

Sifat-sifat dilatasi berdasarkan skala dilatasinya k adalah sebagai berikut.

1. Jika skala dilatasi k > 1, maka bayangan hasil dilatasi diperbesar dengan

posisi bayangan sepihak dengan pusat dilatasi dan objek semula.

2. Jika skala dilatasi 0 < k < 1, maka bayangan hasil dilatasi diperkecil dengan

posisi bayangan sepihak dengan pusat dilatasi dan objek semula.

3. Jika skala dilatasi k = 1, maka posisi dan ukuran objek tidak berubah.

1

2

Jawaban

Contoh 1

A B

E D

P

F

C

4 Dilatasi

Pada contoh 1, gambar ∆DEF merupakan

hasil dilatasi ∆ABC dengan faktor skala 2 pada

pusat O. Selanjutnya, dengan gambar contoh

1 sebagai dasar, guru dapat memberikan

penjelasan lebih mendalam tentang dilatasi,

termasuk apabila faktor skalanya negatif atau

bilangan pecahan. Pada buku siswa, tidak

diberikan penjelasan tentang kasus dilatasi

pada titik, garis atau bangun pada koordinat

kartesius. Namun, guru dapat memberikan

contoh saat dilatasi dilakukan pada bidang

yang terletak pada koordinat tertentu pada

bidang kartesius.

Penjelasan sifat-sifat dilatasi

Pada bagian ini, guru diharapkan memberi

kesempatan kepada siswa mendiskusikan sifatsifat tersebut. Diskusi dapat diawali dengan

memberikan pertanyaan pemantik atau contoh

kasus agar siswa memeriksa dan menyelidiki

sifat-sifat yang diberikan tersebut.

Penjelasan Soal 8

Pa d a k a s u s s o a l 1 , s i s w a d i b e r i k a n

permasalahan dengan faktor skala ½. Hal ini

dimaksudkan agar siswa juga memahami

bahwa dilatasi tidak hanya digunakan untuk

memperbesar objek , namun dapat juga

untuk memperkecil objek. Guru juga dapat

memberikan soal tambahan degan kasus faktor

skala bilangan negatif.

P:322

314

Profil Penerjemah

Nama Lengkap : Dirck Julian Abraham Samalo

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : [email protected]

Instansi : (pribadi)

Alamat Instansi : Osaka, Jepang

Bidang Keahlian : Bahasa Jepang

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Human Holdings Co., Ltd. sebagai penerjemah (2019-sekarang)

2. Japanese Station / PT. Media Kreatif Asia sebagai penulis (2016-2017) dan sebagai

Pemimpin Redaksi (2017-2018)

3. PT. OS-Selnajaya Indonesia sebagai staf berbahasa Jepang (2014-2015)

4. PT. Honda Precision Parts Manufacturer sebagai penerjemah (2012-2013)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:

1. S1 Sastra Jepang Universitas Padjadjaran (2005-2012)

2. SMA Negeri 7 Bandung (2002-2005)

3. SMP Negeri 27 Bandung (1999-2002)

4. SD Negeri Merdeka 5 Bandung (1993-1999)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

Tidak ada

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

Tidak ada

Nama Lengkap : Via Luviana Dewanty

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : [email protected]

Instansi : Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Alamat Instansi : Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154

Bidang Keahlian : Bahasa dan sastra, linguistik, media pembelajaran

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Tenaga pengajar di Japanese Language & Management Center (JLMC), 2015-2019.

2. Dosen luar biasa di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan, 2015-sekarang.

3. Dosen CPNS di Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, 2019-sekarang.

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:

1. S1 Sastra Jepang, Universitas Padjadjaran

2. Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana UPI

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

Tidak ada

P:323

315

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Majas Metafora dan Metonimi yang Terdapat dalam Novel Shiosai: Tinjauan Linguistik

Kognitif, 2015.

2. The Development of Comics as a Media to Improve Japanese Writing Skill, 2020.

Profil Penyadur

Nama Lengkap : Dr. Sugiman

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : [email protected]

Instansi : Universitas Negeri Yogyakarta

Alamat Instansi : Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta

Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Dosen S1 dan S2 Program Studi Pendidikan Matematika UNY

2. Dosen S2 Pendidikan Dasar UNY

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:

1. S3 bidang Pendidikan Matematika di UPI (Tahun 2007-2010)

2. S2 bidang Matematika di ITB (Tahun 1995-1997)

3. S1 bidang Pendidikan Matematika di IKIP Yogyakarta (Tahun 1984-1989)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Kalkulus Lanjut Berbantuan Geogebra, 2019, ISBN:978-602-498-001-6, UNY Press.

2. Desain Pembelajaran Matematika untuk Melatihkan Higher Order Thinking Skills,

2018, ISBN:978-602-6338-22-8, UNY Press.

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Journal of Teacher Education for Sustainability, vol. 21, no. 1, pp. 48-66, 2019.

2. Diagnosing Students’ Learning Difficulties in The Eyes of Indonesia Mathematics

Teachers DOI: 10.22342/jme.10.3.7798.357-364 | Journal on Mathematics Education,

volume 10 No. 3, September 2019, hal. 357-364

3. Learning Goals-Free Problems: Collaboratively or Individually. DOI:10.21831/

cp.v38i3.26914 | Cakrawala Pendidikan, Vol. 38, No. 3, October 2019

4. The Effect of Comic-Based Realistic Mathematics Approach on Improving Skill of

Students’ Concept Understanding. DOI: 10.5281/zenodo.3575955 | Multicultural

Education. Volume 5, Issue 1, Winter 2019.

5. Design and Validation of Mathematical Literacy Instruments for Assessment for

Learning in Indonesia. | European Journal of Educational Research. Volume 9, Issue 2,

865 - 875.

6. How to Utilize A Calculator on Junior High School for Special Intelligent Students in Math

Enrichment Learning? | Journal of Theoretical and Applied Information Technology

15th August 2020. Vol.98. No 15

P:324

316

Nama Lengkap : Achmad Dhany Fachrudin, S.Pd.,M.Pd.

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : [email protected]

Instansi : STKIP PGRI Sidoarjo

Alamat Instansi : Jalan Kemiri, Sidoarjo

Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika, Literasi Matematika (Numerasi),

Sejarah matematika untuk Pembelajaran.

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Guru MA Amanatul Ummah Surabaya (2015-2016)

2. Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo (2015- Sekarang)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:

1. S2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya (2012-2014)

2. S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya (2007-2011)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. (9 buah Paket) Modul Literasi Numerasi SD Kemdikbud (2020)

2. Inovasi Pembelajaran Matematika dari Sejarah Matematika (2020)

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Building students understanding of quadratic equation concept using naive geometry

| Journal on Mathematics Education | vol: 5 No 2 | 2014|

2. Pendekatan geometri untuk membangun konsep penyelesaian persamaan kuadrat

berdasarkan perspektif sejarah | Jurnal Edukasi 1 (2), 215-228 | 2015

3. Profiling context-based mathematics tasks developed by novice PISA-like task designers

| Journal of Physics: Conference Series | vol: 1200 | 2019| Conference Proceeding

4. Developing a Local Instruction Theory for Learning the Concept of Solving Quadratic

Equation Using Babilonian approach | Journal of Physics: Conference Series | vol: 1108

| 2018| Conference Proceeding

5. Pre-service mathematics teachers knowledge, beliefs, and attitude toward using PISAbased problem in mathematics education | Journal of Physics: Conference Series | vol:

1200 | 2019| Conference Proceeding

6. Ancient China history-based task to support students geometrical reasoning and

mathematical literacy | Journal of Physics: Conference Series | vol: 1417 |2019 |

Conference Proceeding

7. Analisis Sikap dan Keyakinan Calon Guru di Indonesia terhadap Pemanfaatan Sejarah

Matematika dalam Pembelajaran Matematika | Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi

Pembelajaran Matematika (JRPIPM), vol.3 no.1, 2019.

8. Learning pythagorean theorem from ancient China: A preliminary study| In Journal of

Physics: Conference Series | Vol: 1470 (1) | 012018 | 2020

9. The shadow reckoning problem from ancient society as context for learning

Trigonometry | In Journal of Physics: Conference Series | Vol. 1538, No. 1, p. 012098) |

IOP Publishing| 2020

P:325

317

10. History of Mathematics for Teaching Mathematics: The Case of Indonesian Prospective

Teachers’ Beliefs and Attitudes. Universal Journal of Educational Research, 8(6), 2305-

2314 | 2020

11. Facilitating Students’ Multiple Intelligences through RME: A Learning Trajectory of

Volume and Surface Area Measurement. INOMATIKA, 3(1), 2656-7245 | 2021

Profil Penelaah

Nama Lengkap : Budi Poniam, M.Si.

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : [email protected]

Instansi : Universitas Sampoerna

Alamat Instansi : Jalan Raya Pasar Minggu Kav 16

Pancoran, Jakarta Selatan

Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:

1. Dosen tetap di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sampoerna (2011)

2. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika (2019)

3. Anggota Tim Penulis Capaian Pembelajaran-Kemdikbud (2020)

Riwayat Pendidikan dan Tahun Belajar:

1. Sarjana Fisika (S1) Universitas Indonesia (lulusan tahun 1994)

2. Magister Matematika (S2) Universitas Indonesia (lulusan tahun 2016)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

Tidak ada

Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Prosiding Konferensi Nasional Matematika (KNM XVII)

(2014, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya)

Pelabelan Graceful Super Fibonaci pada Graf Friendship dan Variasinya.

2. Prosiding Seminar Nasional Matematika (SNM 2017)

(2017, Universitas Indonesia)

Polinomial Karakteristik dan Spektrum Matriks Adjacency dan Anti-adjacency dari

Graf Friendship Tak Berarah dan Berarah.

3. Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah: Vol 4 No 2 (2020)

Analysis of mathematical Content Knowledge of Elementary Teachers in Lampung

Utara Regency: A Baseline Study

4. Jurnal Riset Pendidikan Matematika 7 (1), 2020, 88-96

An analysis of place value content in the Curriculum 2013 thematic textbooks for

grades 1 and 2

Salsabila Shiellany (1), Budi Poniam (2)

P:326

318

Profil Penyunting

Nama Lengkap : Fristalina, SE, M.Pd

Telpon Kantor/HP : -

E-mail : -

Instansi : Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Purnatugas tahun 2019)

Alamat Instansi : Jalan Gunung Sahari No. 4, Sawah Besar, Jakarta Pusat,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Bidang Keahlian : Editing Buku Pendidikan

Profil Desainer

Nama Lengkap : Erwin

E-mail : [email protected]

Bidang Keahlian : Layout/Settting

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 Tahun Terakhir:

2016 – sekarang : Freelancer CV. Eka Prima Mandiri

2015 – 2017 : Freelancer Yudhistira

2014 – sekarang : Frelancer CV Bukit Mas Mulia

2013 – sekarang : Freelancer Pusat Kurikulum dan Perbukuan

2013 – 2019 : Freelancer Agro Media Group

2012 – 2014 : Layouter CV. Bintang Anaway Bogor

2004 – 2012 : Layouter CV. Regina Bogor

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):

1. Buku Teks Matematika kelas 9 Kemendikbud

2. Buku Teks Matematika kelas 10 Kemendikbud

3. SBMPTN 2014

4. TPA Perguruan Tinggi Negeri & Swasta

5. Matematika Kelas 7 CV. Bintang Anaway

6. Siap USBN PAI dan Budi Pekerti untuk SMP CV. Eka Prima Mandiri

7. Buku Teks Matematika Peminatan Kelas X SMA/MAK Kemendikbud

P:327

319

Catatan:

P:328

Effective mathematics teaching requires

understanding what students know and need

to learn and then challenging and supporting

them to learn it well.

320

Create a Flipbook Now
Explore more