Buah Tangan Praktikum Ekologi Pertanian Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor 2010/2011
1
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah buku saku Ekologi Pertanian yang berjudul Budidaya Praktis Beberapa Tanaman di Indonesia edisisi Revisi ini telah terbit. Informasi yang disampaikan dalam buku ini merupakan kumpulan data yang diperoleh dari peserta praktikum tahun 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011. Hal yang melatarbelakangi disusunnya buku ini adlah karena adanya kebutuhan mahasiswa pertanian akan informasi budidaya komoditas pertanian terutama ketika berada di masyarakat. Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan buku ini dimasa yang kan datang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
TANAMAN PANGAN - Padi sawah (8) - Padi Gogo (9) - Jagung (11) - Gandum (12) - Shorgum (14) - Kedelai (15) - Kacang tanah (16) - Kacang hijau (19) - Ubi jalar (21) - Uwi (23) - Suweg (24) - Ketela pohon (26) - Ganyong (27) - Talas (29) - Iles-iles (31) - Kentang ireng (33) TANAMAN PERKEBUNAN - Karet (36) - Kopi (37) - Kelapa sawit (39) - Kelapa (40) - Tembakau (41) - Kakao (43) - Teh (44) - Tebu (45) - Kapas (46) - Jarak pagar (47)
TANAMAN SAYURAN - Paprika (50) - Caisin (52) - Asparagus (54) - Kubis (55) - Kangkung (57) - Bayam (58) - Wortel (59) - Kentang (60) - Selada (61) - Cabai (64) - Brokoli (65) - Kacang panjang (67) - Terung (69) - Bawang merah (70) - Bawang putih (71) - Pakchoy (72) - Labu siam (74) - Jagung manis (76) - Sawi (78) - Timun (80) - Buncis (82) - Seledri (84) - Selada (86) - Melinjo (87) - Belimbing wuluh (89) TANAMAN BUAH - Nanas (91) - Manggis (92) - Anggur (93) - Pepaya (95) - Apel (96) - Jeruk (97)
- Meln (98) - Tomat (99) - Semangka (100) - Jambu bol (102) - Stoberi (104) - Mangga (106) - Durian (108) - Pisang (109) - Nangka (110) - Alpukat (111) - Rambutn (113) - Buah naga (115) - Markisa (117) - Jambu biji (119) - Sirsak (120) - Arbei (122) - Timun suri (123) - Srikaya (124) - Bengkuang (125) - Lengkeng (126) TANAMAN REMPAH - Lada (128) - Cengkeh (129) - Lengkuas (130) - Panili (132) - Pala (133) - Kayu manis (135) - Kapulaga (137) TANAMAN OBAT - Mengkudu (139) - Nilam (140) - Katuk (142) - Legetan (144)
- Tapak dara (145) - Combrang (146) - Asam jawa (147) - Kolesom (148) - Rosela (150) - Sereh wangi (151) - Sirih merah (153) - Som jawa (154) - Artemisia (156) - Cabe jawa (158) - Kencur (160) - Kunyit (161) - Jahe merah (163) - Sambiloto (164) - Mahkota dewa(167) - Coleus (169) - Lidah buaya (170) - Temulawak (171) - Salam (172) - Beluntas (173) - Pandan (175) - Kemuning (177) - Daun dewa (179) - Botrowali (180) - Sambung nyawa (183) - Kumis kucing (184) - Temu ireng (185) - Temu giring (186) - Gadung (187) - Oyong (188) - Pare (190) - Saga (191) - Kemangi (192) - Jati belanda (195)
TANAMAN HIAS - Aglaonema (197) - Cabe Hias (199) - Nephentes (201) - Pisang Hias (203) - Caladium (206) - Adenium (209) - Mawar (213) - Anthurium (216) - Melati (219) - Krisan (221) - Sansiviera (223) - Euphorbia (225) - Anggrek (228) - Begonia (230) - Puring (231) - Bunga Matahari(234) - Bugenvil (236) - Sikas (238) - Lili Paris (240) - Dahlia (241) - Anyelir (244) - Philodendron (246) TABULAMPOT - Delima (249) - Belimbing Wuluh (250) - Tomat (253) - Kedondong (255) - Sawo Kecik (257)
TANAMAN PANGAN
patenggang, batu tugi, danau gaung, jatiluhur, way apo buru, ipb 97. Syarat tumbuh : ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 650-1500 mdpl, dengan suhu 16-230C, dengan ketebalan tanah 25 cm, pH tanah 4,0-8,0 Teknik budidaya Jarak tanam : Jarak tanam 40 cm x 15 cm, 30 cm x 30 cm atau 50 x 20 cm Pemupukan : urea 250 kg/ha, sp 18 200 kg/ha, kcl 100 kg/ha (bergantung pada kesuburan lahan) seluruh pupuk diisikan dalam larikan yang dibuat sepanjang baris tanaman pada saat tanah dalam kondisi lembab, kemudian tutupkembali dengan tanah atau dengan cara tugal pada jarak + 5 cm dari lubang tanam sedalam 7 cm.
Hama : wereng, tikus(gropyokan), burung(jarringjaring, bebegig), lalat bibit (pestisida marshal), penyakit : blas(insektisida/bakar sisa jerami), bercak daun coklat(insektisida rapcide 50 WP, tungro (insektisida) Produktivitas : 2,5 ton/ha Umur panen : 110 120 HST (sesuai dengan varietas) Sentra penanaman : Jawa, Bali, Madura, Sulawesi.
10
11
dengan pemberian insektisida 20 kg/ha Furadan 3G pada lubang larikan pada saat tanam. Pengendalian Aphids dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC. Pengendalian penyakit Scab dengan pemberian Fungisida Thiophanate methyl (Topsin M70 WP). Pemberian air melalui antara bedengan sehingga tanah cukup lembab setiap 3 - 4 minggu. Pemberian air dapat juga dilakukan melalui sprinkle. Gandum yang siap panen apabila tanaman telah berumur 90 untuk dataran rendah, berumur 107 hari untuk dataran menengah, dan 112 hari untuk untuk dataran tinggi.Ciri-ciri tanaman siap panen biji sudah keras,jika ditekan dengan kuku tidak keluar cairan, batang dan daun mengering berwarna putih keabuabuan demikian pula kelopak buahnya. Sentra produksi : Sulawesi Selatan (Malino), Jawa Timur (Tosari), Jawa Tengah (Salatiga) dan Sumatra Barat (Sukarami).
13
14
15
Pemupukan : Menggunakan 60-90 kg Urea/ha, 60-90 kg SP36/ha dan 50 kg KCI/ha. Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam/disebar merata kedalam larikan. Penyiangan : Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam Pengairan : Tidak menghendaki air yang menggenang. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah Pemanenan : Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ). Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung,Varietasnya. -Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah tua. Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kulit biji tipis dan mengkilap Hama dan penyakit : Hama utama Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (Plusia chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura), dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, Dursban, Azodrin< Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25, 35 dan 45 hari.Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), 17
bercak daun (leafspot), penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol 45, Baycor, Delsane MX 200 dan Daconil). Untuk pencegahan, fungisida tersebut dapat diaplilkasikan pada umur 35, 45 dan 60 hari. Sentra produksi : jawa tengah, jawa timur, Kabupaten Tuban, Bangkalan, Kabupaten Sampang, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Yogyakarta, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
18
zinckenella) dan penusuk penghisap (Nezara viridula). Penyakit yang sering menyerang adalah bercak daun Cercospora sp., embun tepung (Erysiphe polygoni), kudis (Elsinoe iwatae), karat, dan berbagai serangan virus. Oleh karena itu, penggunaan varietas yang tahan, sanitasi lapang, dan rotasi tanaman lebih bermanfaat dari penggunaan pestisida. Sentra produksi kacang hijau adalah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Jawa Tengah.
20
pembuatan guludan. 1/3 dosis urea dan KCI serta seluruh SP 36 diberikan pada saat tanam. Sedangkan sisanya, 2/3 Urea dan KCI diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan. Aplikasi pupuk harus ditutup dengan tanah. Secara fisik ubi jalar siap dipanen apabila daun dan batang sudah mulai menguning. Di dataran rendah, ubi jalar umumnya dipanen pada umur 3,5 5 bulan. Sedangkan di dataran tinggi ubi jalar dapat dipanen pada umur 2 8 bulan. Hama utama adalah hama boleng Cylas formicarius, penggerek batang Omphisa anastomasalis serta nematode Meloidogyne sp yang merugikan ubi jalar. Penyakit utama pada ubi jalar adalah jamur stek Fusarium sp. dan kudis Spaceloma batatas. Pengendaliannya adalah dengan melakukan pengendalian OPT secara terpadu yaitu : penggunaan bibit/stek yang sehat, bebas penyakit, penanaman varietas tahan, rotasi tanaman bukan inang, sanitasi dan eradikasi tanaman pada saat panen. Pemberian mulsa jerami dapat mengurangi serangan penyakit, karena mengurangi percikan air hujan dan siraman yang membawa pathogen dari bagian bawah tanaman kebagian atas tanaman, selain itu pengguguran daun stek pada saat tanam, bertujuan untuk mengurangi sumber inokulum. SENTRA PRODUKSI Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya dan Sumatera Utara.
22
23
daerah vegetasi sekunder, di tepi-tepi hutan dan belukar, hutan jati, hutan desa, biasanya dibawah beberapa naungan, dengan ketinggian dapat mencapai 700(-900) m dpl. Jenis tersebut tumbuh dan berkembang paling bagus pada curah hujan 1000-1500 mm selama masa pertumbuhan. Naungan dapat mencapai 50-60%, untuk menaikkan produksi umbi. Rata-rata suhu optimal berkisar dari 25-35C, dengan suhu optimal tanah lebih 22-30C.. menyukai Jenis-jenis tanah-tanah
Amorphophallus
dengan drainase bagus dengan kandungan humus yang tinggi. Tanah liat berpasir yang dalam dengan pH 6-7.5 sangat cocok. 24
Produktivitas :
Dalam
setiap
pohon
dapat
memanen hasil sebanyak 2 Kg umbi, dan dalam setiap hektarnya dapat diperoleh 12 ton atau sekitar 1,5 ton kering. Teknik budidaya : umtuk jarak tanam sebaiknya pada periode tumbuh pertama kisaran jarak tanam 37,5x37,5 cm2; periode tumbuh kedua menjadi 57,5x57,5 cm2; dan ketiga meningkat berkisar menjadi 100x100 cm2. Ditinjau dari kandungan glukomanan umbi, telah diperoleh informasi penting mengenai saat panen yakni setelah tanaman memasuki periode vegetatif minimal dua kali dengan kadar glukomanan lebih besar 41,8%,dan untuk masa panen dapat dilakukan setelah berumur 3 tahun (3 kali pertumbuhan). Tanaman suweg ini termasuk tanaman yang tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman sehingga tidak terlalu intensif untuk perawatannya. Sentra produksi pengamatan dan : cara Beberapa pengolahannya daerah yang
kandang atau kompos sebanyak 25-30 ton tiap hektar, Pemupukan bulanan dengan pupuk cair /buatan. Pemanenan dilakukan 4-8 bulan setelah tanam, dicabut/digali. Ciri umbi matang bila potongan segitiga terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Belalang dan Kumbang diberantasan secara kimiawi, dengan insektisida Agrothion 50, dosis 0,6 2 l/ha. Agrotis spp. (Ulat Tanah) diberantasan dengan insektisida Dursban 20%E.C., Hostathion 40 % E.C. dan Phosvel 30 % E.C. Sentra Produksi : di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
28
umur tanaman 12MST dan 20MST menggunakan 100 kg urea per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada 12MST dan 10 cm pada 20MST. Umur Panen : Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan, tapi ada yang memanennya setelah berumur 1 tahun, dan ada pula kultivar yang 4-5 bulan sudah dapat dipanen; contoh: talas genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas lenvi dan talas dalam. Talas bentul, dipanen setelah berumur 8-10 bulan, Produktivitas: 30 ton / hektar. Sentra Produksi : Bogor dan Malang. HPT: Aphis gossypii, Heppotion calerino, Agrius convolvuli,Tarophagus proserpina Bemisia tabaci , Spodoptera litura, Tetranychus cinnabarinus, Hepialiscus sordida, Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae).
30
Manfaat: bahan makanan, sebagai perekat, bahan pencampur pada pembuatan kertas, bahan penguat pada jaringan-jaringan tenunan. Kandungan kimia: Glukomannan, pati, gula
32
Penyakit : Busuk daun ( Phytopthora infestans), layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum), busuk umbi ( Colleotrichum coccodes), penyakit fusarium ( Fusarium sp), bercak kering ( Alternaria solani), penyakit yang disebabkan oleh virus, dan golden cyst nematode ( Globodera rostochiensis) Manfaat :Umbi Coleus tuberosus berkhasiat sebagai obat bengkak-bengkak, disentri, sakit mata, dan sering digunakanan untuk obat sakit maag. Kandungan kimia : Saponin, Flavonoida dan Polifenol.
34
TANAMAN PERKEBUNAN
35
Umur panen: (ideal) 2,5 - 3 tahun tergantung dari lingkungan dan jenisnya. 37
Produktivitas: meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman , puncak umur 7 - 9 tahun, 9 15 kuintal kopi beras/ha/tahun (robusta) dan 5 7 kuintal kopi beras/ha/tahun (arabika). Sentra Produksi : Selatan katulistiwa, seperti di Sumatera bagian selatan, NAD, Jawa, Sulawesi bagian selatan, Bali, dan Nusa Tenggara.
38
39
40
Pupuk dasar :Pupuk kandang yang baik pupuk domba dengan dosis 25-30 ton/ ha. Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Dosis pupuk yang dianjurkan tergantung dari tempat dan varietas: 9 Ditanah regosol di kecamatan tempeh Lumajang: 660 kg Urea, 208 kg SP-36, dan 324 kg KCl 9 Ditanah regosol di kecamatan Kunid Lumajang: 445 kg Urea, 187,5 kg SP-36, dan 182 kg KCl Umur panen: 6 bulan setelah tanam Produktifitas: tahun 1996 = 1.471 ton/ ha, tahun 1997=1,603 ton/ha, tahun1998 = 1,610 ton/ha Sentra Produksi: Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Madura, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan
42
44
45
46
membakar tanaman yang terserang penyakit, aplikasi fungisida, rotasi tanaman, dan sanitasi lingkungan. Sentra Produksi: Bancak, Pringapus, Ungaran, dan Ambarawa
48
TANAMAN SAYURAN
49
(rebah tanaman pada persemaian). Cercospora capici (busuk buah), busuk batang basah (Erwinia), busuk leher akar (Corticum rolsfii dan Rhizoctonia solani). Sentra produksi: Jawa Barat (Lembang, Cipanas, Bogor, Garut, Cisarua dan Sukabumi) dan Sumatera Utara (Brastagi).
51
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Produktivitas : 6-10 ton / hektar
52
Hama dan Penyakit Hama: Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), Ulat tritip (Plutella maculipennis), Ulat Thepa javanica, Cacing bulu (cut worm). Penyakit : Rebah kecambah (pythium debarianum), Bercak daun (Alternaria brassiciae), Embun tepung (Peronospora parasitica). Cara pengendalian HPT: Pengendalian hama dan penyakit dapat
dilakukan secara mekanik, hindari pemakaian pestisida, namun bila terpaksa ushakan
pemakaiannya 15 hari sebelum panen. Sentra produksi : Jawa Barat, Jawa Timur.
53
54
Teknik budidaya: jarak tanam 60 x 70 cm. Pada waktu berumur 2 dan 4 MST diberikan urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha. Dapat dipanen saat 3 4 BST. Hama ulat kubis (Plutella maculipennis) dikendalikan dengan Diazinon atau Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air. Sentra produksi : Sumatra Barat
56
57
58
60
dari lahan. tanah yang mengeras atau berbungkah dihaluskan. Ini penting karena perakaran tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras. Selada ditanam dalam bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1-1,2 m dengan tinggi permukaan tanah sekitar 20 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Antarbedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kelebihan atau kekurangan air. Sedang jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 25 cm. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam.Pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang diberikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman. Hama dan Penyakit :Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun.Insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu- ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips, Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan 62
penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi. Panen dan Pasca Panen : Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam.
63
(Agrotis ipsilon hufa), Kutu daun (Aphis brassicae), Ulat jengkal (Trichoplusiana Sp.), Ulat daun (Chrysodzeixis chalcites Esp), Ulat grayak (Trichoplusiana Sp.), Siput, Jangkrik dan Gangsir(Gryllus mitratus dan Brachytrypes portentosus), Orong-orong. Penyakit: Busuk Hitam (Xanthomonas campetris dows), Busuk Lunak (Erwinia caratovora holand), Akar bengkak atau akar pekuk (Plasmodiophora brassicae wor),
66
Hama: Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Kutu daun (Aphis cracivora Koch), Ulat grayak (Spodoptera litura F.), Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L), Ulat bunga ( Maruca testualis) Penyakit: Antraknose, Penyakit mozaik, Penyakit sapu, Layu bakteri Panen: Panen polong muda: 3,5-4 bulan Produktivitas: Produksi polong muda: 2,0 ton/ha, tergantung varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Dan produksi kacang panjang tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0 ton biji kering.
68
Ngipik Sari, Putih Cilacap dan Sapi Ciparay. Hibrida: Extra Long, Early Bird, Black Dragon dan Vista, No.29 asal Jepang, Farmers Long Jarak Tanam 70 x 70 cm Syarat Tumbuh suhu 22-300 C. Cuaca panas. penyinaran langsung. Toleran pada semua jenis, optm: lempung berpasir, pH 6,8-7,3. elevasi + 1000 m dpl. Umur Panen Awal :3-4 bulan, susulan 3-7 hari sekali 1315 kali panen. Tanaman sampai berumur 6-8 bulan. Produktivitas 30 sampai 40 ton. Sentra Produksi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah
69
70
71
binotalis dan Thepa javanica. Penyakit yang biasa menyerang diantaranya, bakteri, virus, jamur, dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi. Hama dan penyakit tanaman ini, dapat diatasi dengan mudah antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat. Umur Panen Pakcoy dipanen pada bagian daun yang belum dewasa sudah membuka sempurna dengan bagian tajuk yang dapat dimakan. Panen dapat dilakukan paling cepat 3 minggu setelah pindah tanam dari persemaian (kurang lebih 30-45 hari). Panjang maksimal pakcoy yang dapat di panen yaitu, 17 cm (pakcoy baby) maksimal 25 cm (pakcoy hijau & putih) Produktivitas Produksi sayur organik monokultur tanaman pakcoy setiap bulan rata-rata 18,91 kg/10 m.
73
bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Penyakit layu, penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Cara pengendaliannya, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.
75
N 200 kg/ha, P2O5 150 kg/ha, K2O 150 kg/ha. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman. Hama dan Penyakit Tanaman Hama: Lalat bibit (Atherigona exigua Stein), Ulat Agrotis (Agrotis sp.), Ulat daun (Prodenia litura F), Penggerek daun (Sesamia inferens WLK), Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW), Ulat tongkol (Heliothis armigera) Penyakit: Penyakit bulai atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm), Penyakit bercak daun (Leaf bligh), Penyakit karat (Rust), Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Umur Panen jagung manis siap dipanen pada umur 60-70 hari setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80 hari. Produktivitas : 14,8 ton/ha berkelobot atau 11,3 ton/ha tanpa kelobot.
77
jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm. Hama Dan Penyakit Hama : Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat tritip (Plutella maculipennis), Siput (Agriolimas sp.), Ulat Thepa javanica, Cacing bulu (cut worm) Penyakit : Penyakit akar pekuk, Bercak daun alternaria yang disebabkan oleh cendawan Alternaria solani, Busuk basah (soft root), Penyakit embun tepung (downy mildew), Penyakit rebah semai (dumping off), Busuk daun, busuk Rhizoctonia (bottom root), Bercak daun, Virus mosaik Panen Sawi dapat dipanen setelah berumur 40-70 hari.
79
tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang. Produktivitas : Mentimun lokal: 0,9-1.6 kg/tanaman dengan 4-5 buah/tanaman; mentimun hibrida: 10 kg/tanaman dengan jumlah buah 1012/tanaman.rata-rata produksi di inonesia 3,54,8ton/ha Hama : Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver), Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.), Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Penyakit : Busuk daun (Downy mildew ), Penyakit tepung (Powdery mildew ), Antraknose, Bercak daun bersudut, Layu bakteri. Kriteria penyortiran tanaman mentimun adalah: a) Kelas A: panjang=16-20 cm; diameter=1,5 cm; bentuk buah=bagus, lurus, bulat dan mulus. b) Kelas B: panjang=20-23 cm; diameter=2,0 cm; bentuk buah=bagus, lurus, bulat dan mulus. c) Kelas C: panjang=> 23 cm; diameter=< 2,0 cm; bentuk buah=buah afkiran, bengkok, ukuran diameter tidak merata, cacat mekanis. Pembuatan media tumbuh : Bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm, atau guludan dengan lebar bawah 60-80 cm dan lebar atas 40-60 cm, jarak antar guludan 30 cm.
81
hawar daun, penyakit busuk lunak, penyakit karat, penyakit damping off, dan penyakit ujung keriting. Sentra produksi : Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung), dan Cipanas (Cianjur).
83
atau 30 x 30 cm2 dengan dua atau tiga tanaman per lubang. Pemupukan : Penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, selain itu tanah juga perlu diberi pupuk susulan berupa pupuk buatan, yaitu urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha. Hama penyakit dan pengendalian : Pada Seledri hama yang menyerang adalah Liriomyza atau wereng biasa disebut Aro. Hama ini menghisap cairan daun sampai kering.Pengendalian hama tersebut adalah memakai Curacron, Trigard dan Winder 25 WP. Penyakit pada tanaman Seledri adalah penyakit cacar coklat kuning (Cercospora apii) dan sejenis cendawan (Septoria apii). Kedua penyakit ini gejala yang ditimbulkan hampir sama dan dikendalikan dengan Kocide 77WP. Panen : Seledri mulai dapat dipanen pada umur 6-8 minggu setelah tanam. Yang dipanen adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.
85
86
hama penyakit:. Penyakit - penyakit yang biasa menyerang adalah penyakit layu pembuluh bakteri, penyakit hawar daun bakteri dan penyakit hawar daun cendawan. pengendalian : Pengendalian penyakit layu pembuluh bakteri dapat dilakukan dengan cara eradikasi (membasmi) tanaman yang sakit, untuk mencegah penyebarannya kita harus membersihkan alat - alat yang digunakan untuk menolong tanaman yang sakit, pengendalian penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan dapat dilakukan dengan memusnah kan bagian tanaman yang sakit. Hama-hama yang diketemukan dalam tanaman melinjo masih belum begitu merugikan sehingga belum perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi. Apabila ada yang ingin mencegah serangan hama, maka dianjurkan menggunakan pestisida Demicron dengan dosis 1 2 gram per liter air. Pengendalian hama yang efektif, yaitu untuk mencegah serangan hama melalui pengendalian secara mekanik, yaitu dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar sentra produksi: batang (jawatengah),
88
Umur panen Panen perdana umur 3-4 tahun, buah siap panen 3560 hari atau 6590 hari setelah bunga mekar dengan produktivitas 6-9 ton/ha. Hama dan Penyakit Hama Penyakit
Lalat buah (Dacus pedestris) kutu daun, semut ngangrang kelelawar. Bercak daun Penyakit kapang jelaga
89
TANAMAN BUAH
90
91
92
2. Pemupukan tanaman dewasa (1 tahun sampai seterusnya) Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gr TSP/100 gr ZK Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gr urea Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan menjadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gr, TSP 300 gr, ZK 450 gr. Umur Panen: Dataran rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105-110 hari. Produktivitas: 7.5 ton/ha Sentra Produksi: Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali & Kupang (NTT). Hama: Phylloxera vitifolia, Kumbang Apogonia destructor, Wereng daun, Kutu putih, Ulat daun, Rayap, Burung, Kalong, Bajing, & Musang Penyakit: Downwy Mildew, Powdery Mildew, Busuk Hitam, Phakospora vitis, Peronospora.
94
96
97
99
Hama:Thrips, Ulat perusak daun, Tungau, Ulat tanah, Kutu putih dan Lalat buah Penyakit: Layu Fusarium, Bercak daun, Antraknosa, Busuk semai, Busuk buah, Karat daun, Umur panen: 70-100 HST
101
Hama Dan Penyakit Hama : Ulat parasa/ulat bajra, Ulat trabola, Lalat megatrioza, Lalat bisul Penyakit : Antraknose, Bercak daun, Kapang jelaga, dan Karat merah Umur Panen Tanaman berasal dari biji berbuah pada umur 4-5 tahun, dari enten pada umur 3-4 tahun dan bila berasal dari cangkok pada umur 1-2 tahun. Produktivitas Buah jambu bol dapat dipanen dua kali dalam setahun, dengan hasil panen ke dua hanya 50% dari panen pertama. Produktivitas jambu bol merah Cianjur berkisar 12,48-15,6 ton/musim/ha atau 18,72-23,4 ton/tahun/ha, jambu bol putih congkili 78,0 ton/musim/ha atau 117,0 ton/tahun/ha. Produktivitas mulai menurun pada waktu tanaman berumur 30 tahun.
103
(O. sulcatus). Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi) Penyakit: Kapang kelabu (Botrytis cinerea), Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks), Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer), Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis), Daun gosong (Diplocarpon earliana ) Bercak daun , Busuk daun (Phomopsis obscurans), Layu vertisillium (Verticillium dahliae)& Virus. Panen: berbunga 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti. Produktivitas: a) Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun. b) Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun. c) Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.
105
Dosis pemupukan : Pupuk NPK (15:15:15) pada pertngahan musim hujan. Pohon muda 0,5 1 kg dan untuk pohon tua 2-3 kg/pohon. Pupuk kandang sebanyak 50-100 kg/ pohon diberikan tiap bulan pada akhir musim hujan. Umur panen: Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 1015 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Hama penyakit dan pengendalian: Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis), Bubuk buah mangga, Bisul daun(Procontarinia matteiana.), Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus). Pengendalian dengan insektisida Diazinon atau Basudin dan dengan pengendalian secara biologi / hayati.. 5.Sentra Produksi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, NTT, D.I. Aceh, D.I Yogyakarta, Sulawasi Selatan, NTB, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan. Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon.
107
108
109
110
masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun. Panen: 6-7 bulan dari saat bunga mekar Produksi rata-rata: 50 kg/pohon/tahun. Hama Daun: Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf), Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.), Aphis gossypii Glov, Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Risso), Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd) Hama Buah: Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.), Codot (Cynopterus sp) Hama pada Cabang/Ranting: Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth atau Xylosandrus morigerus Bldf). Penyakit: Antraknosa, Bercak daun atau bercak cokelat (Cercospora purpurea Cke.), Busuk akar dan kanker batang, Busuk buah.
112
Produksi : 1000-1600 buah/pohon/tahun atau 1830 kg per tahun. Sentra Produksi: Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang dan Garut. Umur Panen: Sekitar bulan Nopember sampai Februari dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.Buah rambutan dapat dipetik 120 hari setelah antesis (bunga mekar). Hama dan Penyakit Tanaman : Hama berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing, ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis), Ulat penggerek batang (Indrabela sp), Ulat pemakan daun (Ploneta diducta), ulat Jengkal (Berta chrysolineate). Penyakit berupa ganggang (Cjhephaleusos sp.) dan penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus . Manfaat Tanaman : Mengandung gizi, zat tepung, pohon pelindung di pekarangan, tanaman hias, kayu bakar, akar dan daunnya untuk obat. Kandungan Kimia : Karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin, flavonoida, petic substances dan zat besi.
114
Setelah bibit berumur 3 bulan siap ditanam di lahan. Syarat Tumbuh: Dataran rendah dengan ketinggian 20-500 mdpl. Kondisi tanah gembur dan porous, bahan organik tinggi, kandungan unsur hara tinggi, dan pH tanah 5-7. Air tersedia cukup bagi tanaman karena peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air. Membutuhkan cahaya matahari penuh untuk mempercepat proses pembungaan. Umur Panen: Setelah tanaman umur 1,5-2 tahun dapat mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan dilakukan pada buah dengan ciri-ciri warna kulit merah mengkilat, sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Buah dapat dipanen 50 hari setelah bunga mekar. Produktivitas: Setiap tanaman berumur satu tahun minimal bisa menghasilkan 3 kg buah naga. Dalam satu tahun, tanaman bisa berbuah 3 kali dan produksi bisa terus meningkat asalkan tanaman dirawat dengan baik.
116
HPT: lalat buah (Dacus dorsalis) dan nematoda bengkak akar (Meloidogyne incognita). Kutu daun kuning (Myzus persicae) dan kutu putih (Aphis gossypii) sering terdapat pada daun. Penyakit berupa mati pucuk (Phytophthora parasitica), penyakit layu (Fusarium passiflorae), dan penyakit busuk leher akar (damping-off) pada bibit di persemaian yang disebabkan oleh cendawan (Rhizoctonia solani). Manfaat tanaman: minuman, pulpa markisa boleh dijadikan jem, agar-agar, perasa atau campuran pada yoghurt dan es krim. Jus markisa merupakan sumber yang kaya dengan pro-vitamin A, vitamin C, niacin, dan riboflavin. Markisa dapat dijadikan komponen untuk minuman sirup, roti dan susu. Kulit buah markisa juga dapat dijadikan makanan ternakan.
118
119
SIRSAK (Annonaceae)
Syarat Tumbuh Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Jika kelembapan cenderung rendah, dianjurkan untuk memberikan naungan agar transpirasi dapat dikurangi (juga karena pohon sirsak dangkal perakarannya). Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air. Pedoman Budidaya Perbanyakan dan penanaman Pohon sirsak dapat diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai, Akan tetapi, umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan dahulu di persemaian. Setelah 2030 hari, 85-90% dapat berkecambah dan semai itu dapat dipindahkan ke lapangan setelah 68 bulan. Jarak tanam di kebun buah sebaiknya antara 3 m x 4 m dan 4 m x 6 m.
120
Hama dan Penyakit Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang serius disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit utama pada sirsak di daerah yang lembap. Penyakit busuk coklat batang (Corticium sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan busuknya cabang dan mungkin membunuh pohonnya juga. Kutu perisai seringkali menyerang pohon sirsak, dan kutu bubuk dapat bergerombol banyak sekali pada buah sirsak. Panen dan Pasca Panen Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih keras. Buah ini dianggap tua jika duridurinya sudah saling berjauhan dan warna kulitnya yang tadinya hijau berkilat telah berubah menjadi hijau kusam atau hijau kekuning-kuningan.
121
Syarat Tumbuh : Iklim yang panas, tidak tahan terhadap hujan lebat, tanah yang ringan. Jarak Tanam. Antar baris : 120-150 cm.. Antar tanaman: 4060 cm, 2-3 biji/Llubang Umur Panen : 3 BST Pemupukan. Pupuk diberikan sebagai berikut : Pada tanah berpasir diberi pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 2 : 2, dengan jumlah N sebanyak 50-70 kg/ha. Pada tanah lempung diberi pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 2 : 1, dengan jumlah N sebanyak 50-70 kg/ha. Hama dan Penyakit Tanaman. Tanaman setelah berkecambah rentan terhadap damping off. Sentra Produksi. Sentra prodduksi dari timun suri adalah Indramayu.
123
124
BENGKUANG ( Pachyrhizus erosus L.) Syarat Tumbuh Tanaman bengkuang dapat tumbuh pada 0 m-1000 m dpl, (di Meksiko ditanam ketinggian 1700 m dpl). Tumbuh optimal di daerah dengan CH rata-rata 250-1500 mm/tahun dan suhu berkusar antara 20oC-30oC. Lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bengkuang ialah daerah yang lembab panas dan bebas bunga es (frost). Sentra Produksi : India, Afrika Timur dan Asia Tenggara. Produktivitas : Umbi yang bihasilkan dari budidaya bengkuang di Indonesia baru mencapai 16,5 ton/hadengan hasil pertanaman 0,5-1,5 kg, sedangkan panen umbi bengkoang di meksiko dapat mencapai 60-80 ton/ha Jarak Tanam ditanam pada bedengan dengan ukuran 60-100 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. dengan jarak tanam 20-30 cm x 20-30 cm. Jika dilakukan dengan traktor ada beberapa tahapan, yaitu : pembajakan, perataan tanah dan pembuatan bedengan. Panen Penanaman bengkuang denga benih dapat dipanen antara 5-9 bulan setelah tanam, sedangkan yang menanam dengan umbi dapat dipanen hanya dalam waktu 3 bulan setelah tanam.
125
126
TANAMAN REMPAH
127
128
129
sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning. kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, , galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, hidroksi-3,5dimetoksiflavonkariofilen oksida, kario- filenol. Hama dan Penyakit : Ulat kirana diocres dan Udaspes, bercak daun oleh jamur Phyllosticta sp. dan Phytium sp. Manfaat : Reumatik, Sakit limpa, membersihkan darah, Membangkitkan gairah seks, obat kuat, Membangkitkan nafsu makan, Bronkhitis, Morbili, Panu.
131
132
Kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan pala yaitu tanah dengan pH 5,5 7. TEKNIK BUDIDAYA Jarak tanam Jarak tanam pala yaitu 10 x 10 m Umur panen Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 8 tahun dan pada umur 10 tahun dapat berproduksi secara menguntungkan. Umumnya buah pala telah dapat dipanen setelah cukup tua, umur buah 6 bulan sejak dari bunga. Tanda-tanda buah pala yang sudah tua adalah jika sebagian buah pala dari suatu pohon sudah merekah. Hama penyakit dan pengendaliannya Penyakit utama pada pala yaitu: 1. Penyakit busuk kering Disebabkan oleh sejenis jamur Stigmina myrtaceae,. Gejala penyakit pada buah yang terinfeksi ditemukan bercak coklat atau hitam kehijauan. 2. Penyakit busuk basah Disebabkan jamur Colletotrichum gloesporiodes Penzig. Pemupukan Dosis pupuk yang diperlukan, yaitu 120 kg N/Ha, 100 kg P2O5/Ha, 150 kg K2O Produktivitas Produktivitas pala yaitu 482,8 kg/Ha. Sentra produksi di kepulauan Maluku, Irian Jaya dan Sulawesi Utara.
134
ketempat persemaian dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Bibit tersebut dibiarkan tumbuh selama 8 - 12 bulan, sebelum dipindahkan ke kebun. Pemindahan dapat dilakukan jika tinggi tanaman sudah mencapai 60 - 80 cm. Tanaman muda dipangkas sampai tinggal 60 - 70 cm, dan juga akarnya sedikit dipotong. Umur panen Waktu panen yang pertama dimulai setelah pohon tanaman tumbuh lebat dan pertumbuhan selanjutnya tidak menguntungkan. Pemanenan pertama ini dilakukan dalam rangka penjarangan, dengan tujuan agar diperoleh dengan produksi yang lebih tinggi. Penjarangan dilakukan pada saat berumur 3 tahun, sedangkan panen tahap kedua pada 4 - 5 tahun, menghasilkan kulit yang memenuhi persyaratan ekspor.
136
TANAMAN OBAT
138
139
140
panen selanjutnya 3 4 bulan setelah panen pertama. Manfaat Tanaman Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida Kandungan Kimia Patchouli alkohol (PA). PA merupakan komponen terbesar (50 - 60%) dari minyak dan memberikan bau (odour) yang khas pada minyak nilam, karena antara lain mengandung norpatchoulene
141
Produktivitas :Hasil panen pertama berkisar 3-4 ton/ha, selanjutnya meningkat mencapai 21-40 ton/ha. Kandungan Kimia: alkaloid papaverin, protein, lemak, vitamin, mineral, saponin, flavanoid dan tanin.
143
146
cocok ditumis, dibuat cah (dimasak dengan sedikit air) atau sebagai campuran sayur bening atau Daun kolesom dapat digunakan sebagaiu obat bisul dan digunakan untuk mempelancar ASI. Akarnya digunakan sebagai obat luar dan obat dalam.up. temurun akar dan daunnya dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Kolesom dapat menaikan jumlah dan motilitas spermatozoa. Kandungan kimia : akar kolesom mengandung zat aktif seperti saponin, flavonoid dan tanin. Yang pasti bagian daun mengandung vitamin A yang cukup tinggi, serat dan beragam mineral penting lainnya. Kandungan kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan steroid
149
1. Waktu panen Bila setiap batang mempunyai 6 lembar daun tua, sedangkan daun ketujuh masih menguncup. Panen perdana dilakukan sekitar 6-8 bulan, dan panen-panen berikutnya diulangi setiap 75-90 hari sekali. 2. Cara panen Pemengkasan daun dilakukan jangan sampai terlalu ke pangkal, minimal 5cm di atas pelepah daun. Pascapanen Penjemuran Mencegah proses fermentasi yang dapat mengurangi aroma minyak. Lama penjemuran sekitar 3-4 jam. Penyimpanan dapat dilakukan dengan cara meletekkan daun sereh wangi di atas para-para atau di lantai beralaskan papan berkaki. Gudang penyimpanan tidak boleh lembab dan sirkulasi udara harus baik.
152
Panen: Daun tanaman Som Jawa dapat dipanen mulai umur 3-6 bulan. Panen akar dilakukan setelah tanaman umur 7-lebih dari 12 bulan. Cara Pemakaian: a. Lemah syahwat: Akar Som Jawa sebanyak 50 gram diiris tipis-tipis. Seduh dengan cangkir air panas. Tambahkan sedikit garam, dan minum selagi hangat. b. ASI sedikit, kurang nafsu makan : Daun Som Jawa segar secukupnya ditumis, lalu dimakan sebagai sayuran. Bisul :Daun Som Jawa segar dicuci. Tambahkan gula merah secukupnya, lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul lalu dibalut.
155
ARTEMISIA
Aksesi: Hibrida klon China, Hibrida klon Vietnam, Indonesia mempunyai klon lokal Artemisia papuana, Artemisisa annua L Syarat Tumbuh: Daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1000 1500 mdpl, curah hujan 700 1000 mm/tahun, pH antara 5,5-8,5 (pH optimum 6-8). Ketersediaan air merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman terutama pada umur 1-2 bulan. Jarak Tanam: 30 cm x 30 cm dan 30 cm x 60 cm Dosis Pemupukan: Kebutuhan pemupukan bervariasi menurut daerahnya dan tergantung jenis tanah dan status ketersediaan haranya di dalam tanah. Di Missisipi pemberian pupuk anorganik dengan dosis 100 kg N, 100 kg P dan 100 kg K, menghasilkan bobot kering daun 1-2 t/ha. Umur Panen: Lima bulan setelah tanam. Khasiat: obat cacing, obat malaria dan obat rematik, mengatasi sakit haid, keguguran, disentri, keputihan, susah punya anak, muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan. Selain itu Artemisia juga dapat dibuat minyak atsiri. Kandungan Kimia: alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfaamirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan 156
ridentin. Daun mengandung skopoletin dan isoskopoletin. Produktivitas: Artemisia yang ditanam pada bulan Januari dan dipanen saat masih dalam fase vegetatif (4 BST) menghasilkan produksi biomas kering 5,3 t/ha dengan kandungan maksimum artemisinin 0,86% (produksi artemisinin 45,5 kg/ha). Panen yang kedua dilakukan pada saat tanaman akan berbunga menghasilkan biomas kering 3.8 t/ha dengan kandungan artemisinin 0,46%. Artemisia hibrid persilangan klon asal Cina dan Vietnam (ditanam bulan Maret), menghasilkan produksi biomas kering 4.7 t/ha dan produksi artemisinin 41,3 kg/ha saat tanaman dipanen umur 5 BST. Sentra Produksi Di Pulau Jawa
157
sampai Mei, kemudian berlanjut pada Juni, Juli sampai Agustus setiap tahun. Produktivitas: 1,2 ton/ha HPT: Thrips sp., busuk kuning (Rotylenchus similis), , penyakit busuk pangkal batang (Phytophthora capsici). Kandungan Kimia: zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri , N-isobutyldeka-trans-2trans-4dienamide, dan sesamin. Akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Manfaat Tanaman: menghilangkan nyeri (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), mengobati diare, kejang perut, kolera, rematik, dan sebagai bumbu masakan. Sentra Produksi: Madura, Lampung, dan Lamongan Negara Pengimpor: Singapura, Malaysia, Cina, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika
159
dibuat petakan/bedengan dan saluran drainase. Jarak tanam sistem monokultur adalah: 50 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm, 40 cm x 40 cm atau 50 cm x 60 cm, pola tumpang sari dengan tanaman sisipan kacang tanah atau cabai rawit yang ditanam bersamaan. Pupuk kandang 1020 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam. Pupuk yang digunakan adalah urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 100 kg, 200 kg dan 200 kg/ha. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam dan urea diberikan dua kali pada umur 1 dan 3 bulan setelah tanaman tumbuh. Hama pada tanaman kunyit yaitu ulat penggerek akar tanaman, pengendaliannya dengan disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3. Sedangkan penyakit yang sering menyerang yaitu busuk bakteri rimpang dan karat daun kunyit, pengendaliannya dengan mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang, dan penyemprotan fungisida dithane M45. Di Indonesia, sentra penanaman kunyit di Jawa Tengah, dengan produksi mencapai 12.323 kg/ha. Di India, Srilanka, Cina, Haiti, dan Jamaika dengan produksi mencapai > 15 ton/ha.
162
diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Pembuatan dan pemeliharaan drainase dimaksudkan untuk menghindari berkembangnya penyakit tanaman. Penanaman: Untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm, atau 30 x 40 cm, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pemupukan: Meliputi pupuk kandang, Urea, SP-36 dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang anjuran berkisar antara 10-20 ton/ha, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Dosis pupuk buatan yang dianjurkan adalah 100-200 kg Urea, 150 kg SP-36, 100-200 kg KCl per hektar. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedang Urea diberikan dua kali, yakni pada umur 1 dan 2 bulan setelah tanam, masingmasing setengah dosis. Pemeliharaan: Penyiangan, hindari terjadinya genangan air. Pengendalian organisme pengganggu tanaman: Hama dan penyakit yang ditemukan menyerang pertanaman sambiloto adalah Aphis spp dan Sclerotium sp. Sclerotium sp seringkali menyerang sambiloto khususnya pada musim hujan, dan menyebabkan tanaman layu. Penggunaan bubuk cengkeh atau eugenol dapat mencegah penyebaran Sclerotium sp. Panen: umur 3 - 4 bulan setelah tanam, yakni pada saat 50% pertanaman mulai berbunga. 165
Panen dilakukan dengan cara memangkas batang utama sekitar 10 cm diatas permukaan tanah. 5. Sentra produksi : Dijumpai hampir di seluruh kepulauan nusantara terutama di jawa dan Bali.
166
bahan alami atau pupuk organik. Penyiraman perlu dilakukan pada saat tanam dan sesudah tanam saat tanaman masih kecil. Bila hari hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan. Setelah tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, penyiraman relatif tidak diperlukan karena jangkauan perakarannya sudah dalam. Penyiangan pada mahkota dewa dilakukan 3-4 kali. Hama yang biasanya mengganggu mahkota dewa adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah. Beberapa gejala serangan penyakit seperti busuk buah oleh jamur Phytoptora infestans memang terkadang tampak,. Ciri buah mahkota dewa yang siap dipetik antara lain: kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula pasir. Sentra produksinya tersebar di berbagai daerah di Indonesia
168
170
172
dibudidayakan sebagai batas kebun dan pagar, karena itu seringkali ditanam sampai di dataran tinggi dan pada tanah-tanah subur. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Perbanyakan Pluchea indica umumnya diperbanyak dengan stek batang yang tua, tetapi juga dengan biji. Manfaat Sebagai tanaman obat dan tanaman pagar Kandungan kimia: Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain : Alkaloid (antiseptic) dan minyak atsiri. Kandungan kimianya antara lain amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan C.
174
yang berdampak positif bagi kesehatan, antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tannin, polifenol dan zat warna alami. Dalam uji coba beberapa kali yang dilakukan oleh ahli herbal, pandan wangi direkomendasikan dapat digunakan untuk pengobatan beragam gangguan seperti rambut rontok, ketombe, lemah syaraf dan rematik.
176
Hama ulat, disebabkan oleh ulat dari kumbang Lecopholis rorida Ulat pemakan daun, disebabkan oleh hama Hyblae puera dan Eutectona machaeralis Layu bakteri, disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae Karat daun, disebabkan oleh jamur Olivea tectonae Jamur upas, disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor Kandungan Kimia Daun kemuning mengandung cadinene, methylanthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methylsalicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7dimethoxy-8(2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone. Sentra Produksi Dijual sebagai tanaman hias di Bogor dan Bandung.
178
179
Budidaya Tanamanan: Penyiapan lahan tempat pembudidayaan brotowali sebaiknya disiapkan sebulan sebelum tanam, yaitu dengan membuat lubang tanam atau alur tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 30 cm. Pada setiap lubang tanam dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 1 kg yang dicampur dengan tanah atau dibenamkan pada alur-alur tanam. Tanaman brotowali membutuhkan tiang panjat agar pertumbuhannya baik. Tiang panjat dapat ditanam di samping lubang tanam sebelum penanaman brotowali. Tiang panjat dapat berupa panjatan hidup atau mati. Panjatan hidup dapat menggunakan tumbuhan yang pertumbuhannya relatif cepat dan kuat. Bibit diperoleh dari stek batang yang sehat dan cukup tua sepanjang 10 cm. Pemindahan bibit dari polybag ke lapangan adalah dengan cara menyobek salah satu bagian polybag. Untuk menjaga kelembaban tanah dan menghambat pertumbuhan gulma sebaiknya diberi mulsa berupa jerami, serasah atau daun-daun kering. Jarak tanam brotowali yang dianjurkan adalah 1 m x 1 m. Pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk organik dapat berupa pupuk kandang atau kompos. Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma dan sebaiknya secara manual. Apabila digunakan panjatan hidup, pemangkasan cabang dan daun tanaman perambat harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan brotowali. Batang brotowali dapat dipanen apabila 181
warnanya coklat kehitaman. Panen dapat dilakukan dengan cara memangkas batang. Untuk mendapatkan simplisia brotowali, batang dipotong kasar lalu dikeringkan. OPT Jamur Cercosporella dioscoreophylli sering menimbulkan penyakit bercak bertepung pada daun brotowali. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengurangi kerimbunan tanaman perambat agar kelembaban berkurang khususnya dari embun atau sisa air hujan yang menempel di permukaan daun. Jamur Colletotrichum sp. dan Trichocladium sp. juga dapat menyerang batang brotowali. Batang yang terserang akan berwarna coklat dan akhirnya menjadi kering. Hama yang sering mengganggu brotowali adalah Othreis fullonia yaitu ulat pemakan daun. Serangan hama ini menyebabkan daun rontok sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan ekstrak mimba. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sebelum panen.
182
186
f. Panen pada umur 12 minggu. Harganya sekitar Rp 2300/kg. Syarat tumbuh tanaman oyong: tumbuh di dataran rendah mapun tinggi pada 1300 meter dpl. Tanah ber-pH 6-7 dan tanaman ini harus mendapat banyak sinar matahari. Varietas unggulnya antara lain hibrida huay kaew 501 dengan produktifitas 22.5 ton/ha, hibrida viset 165 mempunyai produktivitas 25.6 ton/ha , dan hibrida offen 315 yang memiliki potensi produksi 30 ton/ha. Hama yang terdapat pada tanaman Oyong : 1. Cacantal (seperti ulat) 2. Chrysomelidae (Aula copora) : menyebabkan daun dan buah berlubang. 3. Liriomyza sp. : menyebabkan korokan pada daun. 4. Ulat(Pyrallidae) : daun menjadi trasnparan. 5. Thrips : banyak terdapat di permukaan bawah daun sehingga daun menjadi kering. 6. Emphoasca (Cicadellidae) Pengendalian: penyakit korokan dapat diatasi dengan menggunakan insektisida Agrimec 18EC sebanyak 0.5-1 ml/L. Sedangkan penyakit Thrips dengan dosis 0.25-0.5 ml/L. Sentra produksi oyong terdapat di karawang, purwakarta, subang, dan Bandung.
189
190
biasanya ditanam dalam bedengan-bedengan. Bedengan berukuran 1-1 m dengan panjang sesuai ukuran lahan. Sebelum penanaman, bedengan diberi pupuk kandang. Antar bedengan dibuat parit pengairan selebar 35 cm. Jarak tanam kemangi ialah 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm. Pemeliharaan Pemeliharaan Tanaman muda yang sudah di lahan perlu dicek apakah tumbuh dengan baik. Bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya jelek, harus segera disulam. Penyiangan perlu juga dilakukan. Gulma yang tumbuh dicabut atau dikored. Waktu penyiangan tak perlu menunggu hingga rumput tumbuh besar atau banyak. Bungabunga yang tumbuh harus dibuang. Bila tidak maka produksi pucuk segarnya akan menurun. Kuncup bunga dibuang seminggu sekali seraya melakukan pemangkasan. Aturlah agar percabangan menjadi kompak dan pertumbuhan pucuk nantinya tidak berat sebelah, melainkan merata ke segala penjuru. Pemupukan Dosis pupuk kandang yang diberikan ialah 10 ton/ha. Kemangi perlu mendapat tambahan pupuk yang banyak mengandung nitrogen, sepeni Urea. Unsur ini penting untuk merangsang perlumbuhan daun kemangi secara terus-menerus. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu. Pemupukan kedua saat tanaman berumur 5 minggu. Setiap kali memetik, berikan 3 g pupuk nitrogen per tanaman. Kebutuhan pupuk Urea untuk tanaman kemangi ialah 150 kg/ha. 193
Hama dan Penyakit Hama-penyakit yang menyerang tanaman kemangi sangat sedikit. Bahkan petani kemangi sangat jarang melakukan penyemprotan insektisida. Penyemprotan ini memang dihindari karena dikhawatirkan residunya masih tertinggal di daun yang dipanen rutin. Meskipun demikian, bila ditemukan ulat yang menyerang daun kemangi dalam jumlah besar, dapat dilakukan pengendalian dengan insektisida Azodrin sebanyak 20-30 cc/1 air; atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air. Panen dan Pasca Panen Sejak umur 50 hari sesudah tanam, daun kemangi sudah bisa dipetik. Lakukan pemetikan pada daundaun muda seperti melakukan pemetikan pucuk teh. Pemetikan akan merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru yang memungkinkan lebih banyak tunas baru tumbuh.
194
195
TANAMAN HIAS
196
AGLAONEMA Syarat Tumbuh :Lokasi yang ideal untuk merawat aglaonema yaitu daerah yang berketinggian 300 - 400 m diatas permukaan laut, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%, kelembaban yang cocok untuk merawat aglaonema sekitar 5070% dikisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 2830oC pada siang hari dan 2022oC malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik. Hama Dan Penyakit Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda diantaranya ; 1) Ulat, ada yang menyerang daun yaitu spodoptera sp dan ada juga yang menyerang batang, yaitu Noctuidae 2) Kutu putih (kutu kebul), sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun. 3) Kutu Perisai, menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk seperti perisai pada bagian punggungnya 197
4) Root mealy bugs, menyerang bagian akar tanaman, bentuknya seperti kutu putih, tanaman menjadi kurus, kerdil, daunya mengecil dan layu. > Penyakit penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan bakteri. 1) Layu fusarium, gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tanggkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi tersebut membuat Fusarium oxysporium leluasa berkembang. 2) Layu Bakteri, ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap 3) Busuk Akar, ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, akarnya berwarna coklat kehitaman, yang disebabkan media terlalu lembab sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembang. Memperbanyak Aglaonema Aglaonema bisa diperbanyak melalui 2 cara, yaitu generatif (kawin) dilakukan dengan cara menanam biji sedangkan vegetatif (tidak kawin) dilakukan melalui stek, pemisahan anakan, cangkok, dan kultur jaringan. Dapat membudidayakan Aglaonema dengan menanam bonggolnya. Dari satu bonggol Anda bisa mendapatkan 2-3 anakan baru. Setelah 6 bulan,dapat memisahkan anakan baru tersebut dari induknya. Tips untuk mengembangbiakan Aglaonema dengan lebih cepat adalah dengan pemotongan pucuk. 198
CABE HIAS (Capsicum frustencens) Varietas :untuk varietas cabe hias tidak berbeda jauh dengan varietas cabai yang ditanam pada umumnya untuk tujuan konsumsi. Contohnya seperti Hot beauty dan Thai Dragon Syarat Tumbuh : Hampir sama dengan cabe pada umum nya. Curah hujan pertahun antara 600-1250 mm/tahun. Intensitas cahaya cukup tinggi atau rendah .pH media tanam antara 5,5-7. Media tanam mempunyai sifat porous dan gembur. Ketinggian atau elevasi >1500 dpl Teknik Budidaya Penyemaian Sebelum ditanam didalam pot benih cabai harus disemai terlebih dahulu dengan media semai. Penyemaian dilakukan denganmenggunakan tray, kemudian wada semai diisi dengan media berupa campuran tanah : pasir : Pupuk kandang = 1:1:1. 1. Menyapih Semaian Setelah umur 1-2 minggu bibit sudah dapat dipindahkan kewadah yang lebih besar (disapih)sebelum ditanam dipot permanen. Media penyemaian sama dengan media utuk menyemai. Pemberian pupuk dilakukan 199
sekali pada umur bibit 15-18 hari setelah semai. 2. Pemindahan ke pot Sambil menunggu bibit mancapai umur 5-9 minggu setelah semai. Pot ynag digunakan sebaiknya tidak berupa pot yang ceper, melainkan dipilih pot yang dalam karena tanaman cabai mepunyai perakaran yang dalam. Beberapa campuran media tanam yang digunakan Pasir + pupuk kandang, Tanah + sekam+ pupuk kandang. dengan perbandingan 1:1:1. 3. Pemupukan Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan jenis pupuk urea yang telah dicampur dengan air atau pupuk cair. Dosis pupuk sesuai dengan umur tanaman Hama dan Penyakit - Hama yang sering dijumpai pada tanaman cabai yaitu Thrips, tungau merah, dan aphid hijau (kutu Hijau) - Penyakit yang sering menyerang yaitu layu Cendawan (Fusarium sp), antraknosa (Colletotrichum sp), bercak daun (Cercospora sp), busuk daun (Phytophthora sp), damping off (Pythium sp) dan busuk hitam pada daun (Xanthomonas sp)
200
NEPENTHES Syarat tumbuh nepenthes Jenis dataran rendah memerlukan suhu antara 20-35 C untuk dapat tumbuh normal, sedangkan jenis dataran tinggi dapat hidup dengan suhu terendah 4 C dimalam hari dan 25 c di siang hari, cenderung menyukai tempat yang mendapatkan cahaya yang banyak, kelembaban yang tinggi, setidaknya kelembaban 75% diperlukan agar nepenthes dapat membentuk kantung. Untuk tanaman yang sudah dibudidayakan, biasanya nepenthes ditanam di media spagnum moss, peat, cocopeat, pasir, moss, ataupun campuran media lainnya. Media-media ini umumnya dapat menyimpan air yang banyak untuk keperluan tanaman. Teknik budidaya Perbanyakan: Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan anakan. Pemupukan: Tanaman dapat dipupuk mengunakan pupuk daun seperti untuk anggrek dengan konsentrasi 1/4 dari yang dianjurkan. Pemberian ke daun cukup satu bulan sekali. Jika tanaman memiliki kantung, pemupukan tidak diperlukan asal kantung mendapat cukup mangsa. 201
Perlu diperhatikan agar kantung tidak menangkap/diberikan terlalu banyak makanan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembusukan di dalam kantung, dan kantung pun akan ikut busuk. Hama Penyakit: Hama yang dapat menyerang nepenthes antara lain adalah ulat yang memakan daun, aphid, kutu putih, kutu kebul, belalang, keong dan siput. Hama dapat dikendalikan secara manual dengan mengumpulkannya dengan tangan atau dengan pestisida sesuai dengan anjuran. Sedangkan penyakit yang menyerang biasanya adalah busuk batang. Hal ini biasanya disebabkan karena terlalu banyak air atau drainase media yang kurang baik. Umur panen: umur 6 bulan tanaman sudah dewasa dan dapat diperbanyak. Manfaat: Sebagai tanaman hias, sebagai indikator iklim (Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembapan diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara), tumbuhan obat (Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk), sumber air minum bagi petualang, sebagai pengganti tali.
202
PISANG HIAS ( Heliconia sp.) Varietas lokal: Pisang hias Varietas Hibrida:Heliconia psittacorum Syarat Tumbuh Suhu : 15 C 29 C. Kelembaban: sekitar 60% Cahaya :Tanaman yang baru ditanam atau baru dipindah sebaiknya diberi peneduh sekitar 30 40% Media : Tekstur tanah gembur berupa campuran pasir, pupuk kandang dan tanah Ketinggian : 0 2000 m dpl Kebutuhan air : 1.000 mm 15.000 mm per tahun Kelembaban : 60 Tanah: Tektur tanah yang gembur berupa campuran pasir, pupuk kandang, tanah, pH sekitar 5 10 Teknik Budidaya a. Perbanyakan : Vegetatif : perbanyakan dengan pemotongan rhizome atau rimpang, pemisahan anakan.Heliconia sp diperbanyak dengan anakan yang muncul dari rimpangnya. b. Pemupukan Pupuk dasar yang digunakan adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote. Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk 203
tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif. Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang munculnya bunga. Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus steril. c. Hama/Penyakit Hama dan penyakit yang sering menyerang Heliconia sp yaitu ulat bulu dan ulat penggulung. Hama ini paling dominan, dapat diberantas menggunakan insektisida dengan takaran/dosis yang tepat. Penyakit bercak daun dan busuk akar, juga banyak dijumpai, dibasmi dengan fungisida. d. Umur Berbunga Tanaman heliconia yang ditanam dari rhizome berbunga rata-rata 5 - 7 bulan. Paling cepat 3 bulan dan sudah dapat dipanen jika 2 - 3 buah seludang bunganya telah terbuka. Ketahanan mekar bunga jika ditanam dalam pot bisa mencapai 21 - 24 hari. e. Manfaat Semula pemakaian Heliconia lebih banyak digunakan sebagai elemen penunjang pada taman. Pembentukan varietas hibrida mendorong beberapa alih fungsi dari tanaman ini menjadi lebih komersial yaitu sebagai bagian dari floral 204
desain dalam bentuk bunga potong. Tangkai daun Heliconia berkhasiat sebagaai obat sakit mencret. Bunga dan daun Hc mengandung saponin dan flavonida, disamping itu daunnya mengandung tanin dan bunganya mengandung polifenol.
205
Caladium. Sp Syarat tumbuh Caladium. sp dapat tumbuh pada tanah dengan pH berkisar antara 5,56,2. Tempat tinggal Caladium. sp tersebar di ketinggian 0-1.000 m dpl dan bersuhu ideal 21-31C. Selain itu, Caladium. sp membutuhkan kelembaban tinggi, 70-95% dan sirkulasi udara lancar. Caladium. sp mentolerir sinar matahari 5070% di pagi dan siang hari. Media tanam Media tanam yang disenangi Caladium. sp adalah media tanam yang basah tetapi poros. Oleh karena itu, media tanam yang terbaik berasal dari campuran media organik (kompos atau humus daun bambu) dan pasir kasar atau tanah subur dengan perbandingan 2:1. Campuran sekam padi juga bisa digunakan. Bila menggunakan sekam padi, perbandingan antara humus, pasir kasar, dan sekam padi yang digunakan adalah 1:1:1. Untuk mencegah umbi agar tidak membusuk, pastikan kondisi media tanam tidak becek. Umbi ditanam dengan kedalaman sekitar 2 inci (sekitar 5 cm). Penanaman dapat dilakukan pada pot atau pada tanah dipekarangan rumah. 206
Pemupukan Satu sendok makan pupuk guano berbentuk butiran-butiran kecil dapat anda taburkan pada permukaan media tanam, terutama pada pinggiran pot. Hindari penggunaan pupuk kimia karena jenis pupuk ini justru membuat kerusakan pada tangkai daun dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dapat pula menggunakan kotoran kambing yang telah disterilkan sebagai pupuk. Pemupukan cukup dilakukan dua bulan sekali. Pengembangbiakkan Caladium. sp dapat dikembangbiakkan secara generatif maupun vegetatif. Secara generatif, Caladium. sp dikembang biakkan dengan mengawinkan benang sari dan putik bunga. Pada cara ini, indukan spesies sering digunakan karena indukan jenis ini memiliki sifat murni. Secara vegetatif, Caladium. sp dapat diperbanyak dengan cara memisahkan anakan maupun langsung membelah umbi sebelum muncul anakannya. Caladium. sp yang terawat baik akan menghasilkan anakan setelah beberapa bulan. Pemisahan anakan hendaknya dilakukan saat tinggi tanaman antara 5-10 cm. Pemisahan anakan hendaknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari yaitu saat sinar matahari tidak terlalu terik. Letakkan tanaman yang baru dipindahkan ketempat yang teduh selama beberapa hari. 207
Serangan OPT Organisme Tanaman Pengganggu (OPT) yang umunya menyerang tanaman Caladium sp adalah kutu daun, predator, parasitoid dan hiperparasitoid. Selain itu umbi pada tanaman ini dapat terserang jamur yang bisa mengakibatkan kebusukan. Salah satu gejala yang dapat mengindikasikan tanaman ini terserang penyakit adalah warna daun yang tidak terlihat tajam atau mencolok. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan fungisida pada bagian umbi yang terserang phytium ataupun fusarium, hal ini sangat penting agar umbi Caladium. sp tidak terserang organisme yang dapat merangsang munculnya jamur.
208
ADENIUM (Adenium obesum). Syarat Tumbuh: Menyukai media tanam yang porous, tanah yang mengandung unsur hara dengan struktur porous dengan tingkat keasaman atau pH antara 5.5-6.5, memerlukan sinar matahari langsung minimal 7 jam per hari, tidak memerlukan banyak air, sering dipangkas, agar bentuk dan pertumbuhannya baik. Perbanyakan Tanaman : Tanaman adenium dapat diperbanyak dengan menggunakan tiga cara, antara lain : (1.) Perbanyakan Generatif : Adenium dapat diperbanyak dengan menggunakan biji hasil persilangan. Perbanyakan generatif bertujuan untuk mendapatkan variasi tanaman yang baru, karena sifat anakan berbeda dengan induknya. 2. Perbanyakan Vegetatif : Perbanyakan vegetatif yang dapat dilakukan antara lain stek batang, cangkok, pemecahan akar, sambung lengkung dan penyambungan (grafting). Stek : Pemisahan atau pemotongan beberapa bagian tanaman (daun, batang, akar) agar bagian-bagian tersebut membentuk akar yang akan menjadi tanaman baru. Untuk adenium stek yang dapat dilakukan adalah stek cabang dan akar. ^ Cangkok/air layerage/aerial layering : Yaitu melukai cabang tanaman dan menutupnya dengan 209
media cangkok, sehingga dari luka tersebut keluar akar. Bagian yang dicangkok masih menyatu dengan tanaman induknya sebelum akar keluar, sehingga keberhasilan cangkok lebih tinggi. Cangkok yang dapat dilakukan pada adenium adalah cangkok sayat, cangkok belah. ^ Graffing/enten/sambung pucuk : Penggabungan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda, sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi yang akan tumbuh terus menjadi tanaman baru. Pemupukan: Pemberian pupuk yang berlebihan akan mengakibatkan daun-daunnya menguning dan akhirnya mati. Oleh karena itu pemupukan adenium sebaiknya menggunakan jenis slow release dengan dosis rendah. Beberapa nama pupuk slow release untuk adenium yang beredar di pasaran diantaranya Magamp, Decastar dan Osmocote. Pemupukan menggunakan pupuk relatif praktis karena cukup 3-6 bulan sekali, tergantung pada kecepatan pupuk melepas unsur hara yang dikandungnya. c. Media Tanam --> Syarat media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman adenium adalah memiliki porositas yang tinggi, dengan derajat keasaman (pH) berkisar antara 5,5 6,5. Beberapa media tanam yang dapat digunakan antara lain : (1.) Tanah bakar, (2.) Arang, (3.) Serbuk sabut kelapa, (4.) Sekam biasa, (5.) Arang sekam, (6.) Pasir malang . Hama dan Penyakit [a.]Pengendalian hama : * Larva Lepidoptera : Ulat : memakan daun-daun 210
adenium yang masih muda dan yang sudah tua. Cara pengendalian: Jika ulat sedikit, dapat dilakukan dengan mekanis, yaitu diambil satu persatu dan kemudian dibunuh. Jika ulat banyak, dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida Sevin yang dosisnya bisa dibaca pada label kemasannya. * Aphids : Serangga semacam kutu berwarna kuning : memakan daun-daun adenium yang masih muda. Tunas daun yang dimakan aphids akan menjadi keriting, hitam, dan mengering. Cara pengendalian : dengan menyemprotkan insektisida Confidor dengan dosis 0,5 ml dalam 1 liter air. * Thrips : Serangga kecil yang masih termasuk jenis kutu berwarna hitam yang bergerak sangat cepat : menyukai bungabunga yang belum mekar, sehingga kuncup gagal menjadi bunga. Cara pengendalian : menggunakan Agrimex dengan dosis 1 ml/liter air. [b.] Pengendalian Penyakit : * Penyakit layu kuning : Gejala : Tangkai daun berwarna kecoklatan dan seperti mengandung air, dan daunnya berwarna kuning. Penyebab : Penyiraman yang berlebihan dan drainase tanah atau media tanam kurang baik. Pencegahan : Penyiraman jangan terlalu banyak, sebaiknya struktur tanah atau media tanam dibuat menjadi porous agar air siraman bisa mengalir lancar. * Layu Pucuk : Gejala : Pucuk tanaman yang terserang penyakit ini tidak mau bertunas lagi. Pucuk tanaman menhitam dan akhirnya membusuk. Penyebab : Jamur Fusarium sp. Pengendalian : Menyemprotkan fungisida Daconil dengan dosis 1 gr/liter air. * Busuk Akar : Gejala : 211
Daun menguning dan mengecil, pada akar tanaman terdapat bagian-bagian yang berair atau membusuk. Penyebab : Penyiraman yang berlebihan dan drainase yang tidak baik. Pencegahan : Dengan mengurangi frekuensi dan volume penyiraman, jika serangan sudah terlanjur datang, sebaiknya tanaman dibongkar, akar-akar yang membusuk dipotong dan diolesi fungisida, media tanam diganti dengan komposisi yang lebih porous dan selanjutnya tanaman ditanam lagi.
212
MAWAR Syarat Pertumbuhan Iklim a. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. b. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. c. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. d. Dapat ditanam di daerah beriklim dingin/subtropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 7080 %. Media Tanam Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30%), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,57,0. VARIETAS Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe 213
Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. TEKNIK BUDIDAYA 1. Perbanyakan: Untuk bibit bisa berasal dari biji, stek, maupun okulasi. 2. Pemupukan: Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. 3. Hama dan penyakit Hama : Kutu daun, kumbang, siput berbulu, tungau, thrips, nematode akar, ulat daun, serangga malam, serangga penghisap sel tanaman, lalat, kutu batang, dan kumbang kecil. Penyakit : bercak hitam, karat daun, tepung mildew, bengkak pangkal batang, mosaic, bercak 214
daun, jamur upas,busuk bunga, dan penyakit fisiologis akibat defisiensi hara. 4. Umur panen Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun. 5. Manfaat tanaman a. Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors). b. Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor. c. Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual. d. Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
215
ANTHURIUM Syarat Tumbuh Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 2428 C pada siang hari dan 18 21 C pada malam hari. Kelembaban: Anthurium dapat hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 6080%. Sinar Matahari: anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan intensitas cahaya sekitar 30-60 %. Angin Dan Sirkulasi Udara: Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa menjaga kestabilan kelembaban. Air: Anthurium membutuhkan media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. PERBANYAKAN Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek). 1.Perbanyakan dengan cara generatif (biji) Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina. 2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek) Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Cara 216
perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar, bagian atas tanaman 'yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan. PEMUPUKAN Pupuk yang diberikan untuk tanaman muda, yaitu pupuk daun dengan kadar N dan K tinggi, misalnya Gandasil D. Untuk tanaman dewasa dapat diberikan Gandasil B. Pupuk pelepas lambat yang dianjurkan untuk pemupukan anthurium, yaitu Dekasatar 15:15:15 sebanyak 5 g per pot, setiap 3 bulan sekali. GANGGUAN HAMA DAN PENYAKIT Hama utama pada tanaman anthurium adalah Helopeltis sp. Dan untuk penyakit adalah hawar daun. Gejala serangan berupa bercak nekrotik kecil-kecil, berwarna coklat sampai hitam yang tersebar merata di seluruh permukaan daun. Hama menyerang daun yang masih muda bahkan yang masih menggulung. Daun yang terserang menjadi mengerut atau berlubang-lubang. Hama juga menyerang bunga yang masih muda. Penyakit hawar daun pada tanaman anthurium disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. dieffebachiae. Gejala dapat dijumpai di semua bagian tanaman. Pada daun, infeksi terjadi melalui lubang hidatoda di tepi daun 217
dengan warna kuning kebasahan. Bercak yang sudah lanjut berwarna hitam, biasanya dikelilingi oleh jaringan klorotik. Tingkat serangan kedua OPT tersebut pada anthurium lokal masih rendah.
218
MELATI
Teknik Budidaya: umumnya bibit berasal dari stek cabang yang keras, dan setengah keras dengan panjang 5 atau 6 ruas. Penanaman melati pada umumnya tidak diperlukan pengolahan tanah secara total seperti akan menanam sayuran, tetapi cukup dibuat lubang tanam dengan ukuran panjang, lebar dan kedalaman berturut-turut yaitu: 35 cm x 35 cm x 30 cm dan gulma disekitamya dibersihkan. Namun demikian,dapat juga dilakukan pengelolaan tanah secara intensif untuk menanam melati. Pertama dibuat alur sedalam 30 cm dan lebar 30-40 cm, kemudian alur tersebut diisi dengan kompos dari berbagai bahan limbah pertanian seperti rumput kering, pupuk kandang dan lain-lainnya, kemudian ditutup tanah dan dibuat guludan setinggi 20-30 cm dengan maksud untuk memperkaya bahan organik di dalam tanah. Selanjutnya sekitar 1 bulan kemudian bibit ditanam pada guludan tersebut dengan jarak yang telah ditentukan. Jarak tanam untuk Jasmine sambac pada umumnya sekitar 30-40 cm di dalam barisan dan 100-120 cm antar barisan. Macam pupuk yang digunakan adalah urea, super fosfat dan K2S04 dan diberikan dua kali masing-masing setengah dosis dan ditambah 10 kg pupuk kandang untuk setiap 219
tanaman. Budidaya melati Jasmine sambac yang tidak produktif karena telah berumur tua dapat dilakukan pemangkasan berat sampai sekitar 1/4 1/3 tinggi tanaman aslinya. Varietas melati seperti J. sambac Ait, J. multiflorum dan J. grandiflorum dapat dirangsang pembungaannya dengan zat pengatur tumbuh (ZPT). Waktu penyemprotan ZPT biasanya dikaitkan dengan waktu pemangkasan. Zat pengatur tumbuh yang bersifat menghambat pertumbuhan dan merangsang pembungaan antara lain paclobutrazol pada J. sambac umur 1 tahun yang ditanam dalam pot dengan media tanah:sekam:pupuk kandang = 1 : 1 : 1. Volume pemberian air 75 % dari air tersedia memberikan produksi bunga tertinggi, periode tanpa bunga terpendek, bobot basah dan bobot kering tanaman tertinggi. Bunga melati untuk berbagai keperluan komersial seperti untuk roncean dan pewangi teh, dipetik pada stadia kuncup penuh. Kriteria bunga kuncup penuh yaitu apabila kuncup bunga tersebut berwarna putih merata dan apabila dipetik pada pagi hari, maka sore harinya sudah terbuka sempurna.
220
KRISAN Spesies : Chrysanthemum x grandiflorum Krisan merupakan tanaman hias perdu. Varietas C. maximum C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i. hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink). Syarat Tumbuh Iklim Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama. Media Tanam Tanah liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik serta pH sekitar 5,5-6,7. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 7001200 m dpl. Teknik Budidaya Pembibitan Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan. Penanaman - Penentuan Pola Tanam 221
Tanaman bunga krisan dapat dibudidayakan secara monokultur. - Pembuatan Lubang Tanam Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Pembuatan lubang tanam dengan cara ditugal. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari. - Pemupukan Pupuk Dasar merupakan campuran pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram, KCl 25 gram (3:3:1)/m2. - Cara Penanaman Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm. Untuk insektisida diberikan Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang Panen Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman. Harga Bunga Potong Krisan Tipe Standar Rp 12.000,00 dan Bunga Potong Krisan Tipe Spray Rp 10.000,00.
222
SANSIVIERA Tanaman ini sangat rsisten terhadap terhadap polutan dan bahkan mampu menyerapnya. Hal itu dikarenakan bahan aktif pregnane glikosit yang mampu mereduksi polutan menjadi asam organik,gula dan beberapa senyawa asam amino. Oleh karena itu tanaman ini baik ditaroh diruangan yang berfungsi sebagai (air freshener). Penelitian NASA menunjukkan tanaman ini mampu menyerap 107 unsur berbahaya, diantaranya : kloroform, benzene, xylene, formaldehid, dan trichloro etien. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku industri di Cina dan New Zaeland.Jenis seperti Sansiviera aetiophica, Sansiviera kirkii periini dan sansiviera zaelanika. Sansiviera zaealanika brown memiliki kanungan serat yang tinggi. Sementara di Afrika getahnya digunakan sebagai anti ular dan serangga.Merupakan tanaman perintis yang mampu hidup pada kondisi yang ekstrem. Cara pemupukan melalui akar dan daun. Pupuk yang digunakan berupa pupuk majemuk, yaitu:Growmore (hijau)20-20-20, Gandasil D 2015-15, Nutra phos N 16-14-14, Bayfolan 11-8-6, Dekastar, Osmote, dll. Sansiviera bukan merupakan tanaman yang rakus akan pupuk, pupuk cukup diberikan 3 bulan sekali dengan cara 223
dimasukkan dalam media. Berikan cukup satu sendok teh. Perbanyakan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji, keunggulannya didapattanaman dalam jumlah banyak dan seragam.Kelemahannya di butuhkan waktu yang lama untukmenumbuhkan tanaman selain itu tidak semua tanaman dapat tumbuh bunga dan bij. Secara vegetatif dapat menggunaka stek, pemisahanan anakan,teknik cabut pucuk, dan kultur jaringan. Hama penting yang menggangu adalah siput,baik siput yang telanjang maupun yang berumah aka menyerang daun dan akar, Thrips: menghisap caira dalam tanaman sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyakitt yang menyerang biasanya Busuk Lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora yang menyerang daun dan akar, Busuk akar yang disebabakan oleh jamur Aspergilus niger.. Jamur ini muncul ketika kaondisi tanaman dalam keadaan basah. Bercak daun oleh jamur Fusarium monoliforme yaitu munculnya warna ungu kemerahan pada bagian yang terserang.
224
EUPHORBIA Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Syarat Tumbuh Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40 Celsius. Tanam bibit pada media yang telah di siapkan dan letakan di tempat teduh dengan intensitas cahaya 60-70%. Dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan mempengaruhi pertumbuhan 225
tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas. Menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %). Perbanyakan Cara generatif/menggunakan biji biasanya akan dihasilkan keturunan yang berbeda dengan induknya. Sedangkan cara vegetatif, baik itu setek batang dan sambung batang (grafting) akan dihasilkan tanaman yang lebih cepat berbunga dan tidak berbeda dengan tanaman induk. Perbanyakan euphorbia dengan biji jarang dilakukan karena lama dan tingkat keberhasilannya rendah. Setek batang cara cara mudah memperbanyak si cantik ini. Selain mudah, tingkat keberhasilannya tinggi dan tanaman cepat berbunga. Pilih batang yang sehat dengan diameter 2 cm dan tidak terlalu tua. Potong menggunakan pisau tajam dan steril agar luka tidak menjadi busuk. Panjang batang ideal untuk setek sebaiknya 15-20 cm. Buang daunnya, sisakan 3-4 lembar saja. Lap hingga bersih getah susu yang keluar dari pangkal batang. Diamkan di tempat teduh 4-5 jam agar luka mengering. Olesi dengan zat perangsang akar dan bibit siap ditanam. Perawatan dan Pemeliharaan Euphorbia tergolong tanaman tahan banting dan sangat suka berjemur di bawah sinar matahari. Lakukan penyiraman 2 hari sekali pada pukul 08.00-10.00 pagi, saat intensitas sinar matahari belum tinggi. Menyiram terlalu banyak akan mengakibatkan busuk akar dan batang karena 226
media tergenang air. Kurang siraman juga berakibat tanaman berdaun kerdil, menguning bahkan mati. Agar tanaman tampil prima dan banyak berbunga, lakukan pemupukan secara berkala. Pupuk NPK dengan dosis 1 g/tanaman diberikan secara rutin setiap 1 bulan sekali. Jika tak mau repot, pupuk slow release seperti Osmocate, Dekastar dan Magamp bisa diberikan setiap 4 bulan sekali dengan dosis 5 g/tanaman. Hama dan Penyakit Banyak penyakit dan hama yang bisa menyerang tanaman euphorbia, diantaranya kutu putih atau Homophtera aleyrodidae dan mealy bug, serangan akan lebih banyak jika musim kemarau tiba. Kutu ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan insektisida seperti Agrimex atau Metindo dengan dosis sesuai anjuran pada label. Busuk batang dan akar akibat serangan bakteri Erwina carotavora juga banyak terjadi jika media terlalu lembab dan terjadi luka pada batang atau akar. Semprot dengan bakterisida seperti Starner secara berkala agar tanaman terhindar dari busuk batang atau akar.
227
ANGGREK Jenis Anggrek : Vanda tricolor, Vanda hookerian, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan / Phalaenopsisamabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun anggrek Paphiopedilun
praestans serta glaucophyllum Syarat tumbuh : Angin dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Kelembaban udara di siang hari 65-70%. Ketinggian tempat anggrek panas 0 - 650 m dpl, anggrek sedang 150-1500 m dpl, dan anggrek dingin diatas 1500 m dpl. Media Tanam: Media tanam anggrek meliputi serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang kulitnya, serabut kelapa, potongan batang pohon, arang kayu, pecahan genting/batu bata. Pemupukan : Pupuk-pupuk buatan untuk anggrek ukuran kecil/bibit N:P:K dengan perbandingan 6:3:1, ukuran sedang N:P:K = 3:3: dan ukuran berbunga N:P:K = 1:6:1 Hama : Tungau/ kutu perisai, semut, Trips, kutu babi, keong, red spinder, kumbang, ulat daun, kepik, dan kutu tudung. Penyakit : buluk, rebah kecambah bercak coklat, bercak hitam, busuk akar, layu, busuk lunak, bercak bercincin, cymbidium, dan busuk hitam. 228
Umur Panen : Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman anggrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
229
BEGONIA Jenis / Varietas Begonia : Kelompok Rex : Rosy Morn, Helen Teupel, Lettuce Magic, Christmas, Silver Sweet, Maculata. Kelompok Rhizomatous : B. mazae, B. erythophylla, B. masoniana, B. bowerae Kelompok Basket : Foliosa, Dartagnon, B.brevirimosa Kelompok Semperflorens : pink dan red SYARAT TUMBUH : Hidup di daerah sejuk (20-30C) Lingkungan tidak terkena sinar matahari langsung (ternaungi) Intensitas cahaya matahari yang diperlukan 2000-25000 fc (footcandles) TEKNIK BUDIDAYA : Media tanam : media tanam yang digunakan yang tidak terlalu bersifat porous seperti tanah, pasir, dan pupuk kandang, dan perlu dilakukan repotting setelah tanaman dirasa sudah perlu diganti pot. Pemupukan : pupuk kandang dan pupuk daun ( 1 kali/bulan). Perbanyakan : biji, pemisahan anakan, stek batang, irisan daun Pengendalian hama dan penyakit : sanitasi, langsung (ulat, kutu aphids, kutu putih), insektisida (kutu aphids dan kutu putih) MANFAAT : Sebagai obat luka dan demam (flavonoid dan polifenol) 230
PURING Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta Ordo : Malpighiales Family : Euphorbiaceae Subfamili : Crotonoideae Suku/Rumpun : Codiaeae Genus/Jenis : Codiaeum A. Juss Spesies : Codiaeum affine, Codiaeum hirsutum, Codiaeum megalanthum, Codiaeum tenerifolium, Codiaeum variegatum. Keunggulan Puring Tidaklah salah bila orang dulu menanam puring di kuburan karena dianggap dapat menetralisir polusi di sana. Bakteri dikuburan dapat diminimalkan oleh rimbunan puring. Puring mampu menurunan polusi oksida nitrogen (NOx) yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor. Syarat Tumbuh Agar puring tumbuh dan berkembang menawan, diperlukan iklim ynag pas dan sirkulasi udara yang lancer.Usahakan puring tidak ditanam di lingkungan yang terlalu lembab karena dapat menyebabkan munculnya serangan penyakit. Selain itu, cahaya matahari peril diatur. Puring secara alami membutuhkan cahaya matahari pada pagi hingga menjelang siang hari, mulut daunnya biasanya terbuka pada waktu pagi dan sore hari. Bila kurang cahaya, dapat mengalami 231
pertumbuhan kurang sempurna, yakni batang dan daun tampak layu dan warna daun kurang cerah. Secara umum perawatan putting tidak terlepas dari kegiatan penyiraman, penyiraman ini bertujuan untuk menghasilkan daun lebat dan segar. Pemilihan Media Tanam Puring akan tumbuh danberkembang secara baik dalam media tanam yang tidak terlalu porous dan tidak terlalu keras. Media tanam puring bisa berupa tanah, sekam bakar, atau sekam mentah, dan humus bambu, dicampur dengan kompos (pupuk kandang). Keasaman media yang cocok untuk puring adalah 5-6. Prospek Bisnis Puring Puring merupakan tanaman hias dengan harga yang stabil. Sebagai tanaman hias asli Nusantara, purin berpeluang menggeser dominasi tanaman hias dari luar negeri. Puring merupakan tanaman hias yang potensial sebagai penghias banyak ruang dan tempat, seperti taman kota, serambi hotel, rumah mewah. Puring sering dijual dalam pot, tidak kalah dengan tanaman hias lainnya. Harga yang ditawarkan beragam sesuai dengan keindahan, ukuran, dan bentuknya. Mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 3.000.000. Perbanyakan puring Puring bisa diperbanyak secara generatif menggunakan biji. Tetapi dengan alasan efektivitas waktu, cara vegetatif lebih banyak diterapkan. Cangkok dianggap paling pas untuk menganakinakkan. Persentase keberhasilan cangkok lebih tinggi dibandingkan dengan 232
perbanyakan cara lain. Cara ini pun relatif lebih cepat. Kalau dicangkok calon tanaman baru masih mendapat suplai hara dari tanaman induk sehingga akarnya bisa cepat tumbuh. Kalau disetek calon tanaman tidak memperoleh pasokan hara sehingga akar lama munculnya.
233
BUNGA MATAHARI Syarat Tumbuh Bunga matahari (Helianthus annuus L.) ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias. Cocok di segala alam, tetapi tanaman ini paling subur di daerah pegunungan, daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Bunga matahari dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Bunga matahari tidak dapat hidup di daerah yang tergenang air. Karena akarakarnya akan membusuk. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost. Kerapatan tanam biasanya 60000 hingga 70000 tanaman/ha. Budidaya Bunga matahari merupakan tanaman semusim, menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah, cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Bunga matahari diperbanyak dengan biji. Biji benih berasal dari bunga pertama induknya yang sudah tua. Caranya dengan penyemaian. Biji 234
benih diambil dan ditabur dalam bekas yang mengandung tanah basah, ia mudah berkecambah dan cepat membesar. Satu lubang, cukup satu bibit. Jarak tanam minimal 1 m2. Tanaman sebaiknya ditanam pada tanah gembur. Di awal penanaman, taburkan 3 kg pupuk kandang (kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran lembu) per bibit. Ulangi saat tanaman berumur sebulan. Berikan 25 gram ZA per batang. Di usia 1,5 bulan, tambahkan 15 gram TSP per batang. Untuk pemeliharaan lakukan penyiraman setidaknya sekali sehari. Manfaat bunga matahari Penghasil minyak, dimanfaatkan minyak bijinya. Biji kelompok ini memiliki cangkang biji yang tipis. Kandungan minyaknya berkisar 48% hingga 52%. Untuk menghasilkan satu liter minyak diperlukan biji dari kira-kira 60 tandan bunga majemuk. Pakan ternak, dipanen daunnya sebagai pakan atau pupuk hijau. Tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga, Bahan pangan, dipanen bijinya sebagai kuaci.
235
Bugenvil (Bougainvillea glabra) Syarat Tumbuh Di wilayah tropis Indonesia, Bugenvil dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan 1.400 mdpl. Meskipun demikian, tanaman ini paling optimum produktif berbunga dan warnanya cerah adalah di daerah yang mempunyai ketinggian antara 7001.000 mdpl. Pada fase awal pertumbuhan, bugenvil memerlukan curah hujan/air tanah yang memadai. Namun setelah fase reproduktif justru lebih menyenangi iklim kering. Bugenvil menghendaki sinar matahari langsung yang intensitasnya panjang, sehingga cocok ditanam di luar ruangan. Sebaliknya di tempat teduh, bugenvil tumbuh kurus dan tinggi serta bunga kurang produktif. Teknik Budidaya Budidaya tanaman Bugenvil biasanya menggunakan cara stek. Stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara pemisahan atau pemotongan bagian tanaman seperti batang, daun, pucuk, dan akar. Pemupukan Bugenvil diberi pupuk kandang/kompos dan NPK dengan perbandingan (2:1:1). Pemangkasan Pemangkasan bentuk dilakukan untuk memperoleh bentuk tanaman yang diinginkan. Misalnya, Anda menginginkan bentuk bulat, mirip bonsai, atau dibiarkan tumbuh menjalar seperti pergola. Untuk 236
memperoleh bentuk-bentuk tersebut, lakukan pemangkasan sebagian daun, tunas, cabang atau ranting. Pembentukan bisa dibantu dengan bilahan-bilahan bambu. Penyiraman penyiraman dilakukan 1-2 minggu hingga daundaunya tampak layu dan mulai berguguran. Waktu Berbunga : waktu berbunga bugenvil sekitar 2 minggu. Bunga bugenvil dapat tumbuh seterusnya setelah di panen. Hama dan Pengendalian kutu atau kumbang hijau yang menyerang daun, serta cendawan yang menyerang bibit. Kutu bisa dibasmi dengan obat cair khusus yang telah dicampur dengan air, sedangkan untuk jamur yang membandel basmi dengan detergen.
237
SIKAS Varietas Nama Latin : 1. Encephalartos horridus 2. Encephalartos nubimontanus Famili : Cycadinea Nama Lokal: Pakis Haji Tanaman ini termasuk famili Cycadaceae, dan terdiri lebih dari 90-an spesies. Tanaman ini tergolong tanaman sangat kuno, karena telah ada sejak ribuan tahun lalu. Banyak jurnal ilmiah yang mengaitkan tanaman ini dengan jaman Jurrasic yang terjadi ratusan ribu tahun yang lalu. Secara umum daun sikas berwarna hijau, bentuknya menyerupai bulu dan tumbuh mengarah ke luar dari batang. Sikas adalah tanaman tidak berbunga yang secara fisik baik batang maupun daun menyerupai palem, walaupun secara kekerabatan sikas lebih berkerabat dekat dengan conifers yang ber-reproduksi melalui pembentukan cones and biji (bibit). Salah satu jenis sikas yang paling umum dan banyak dikenal adalah Sikas Revoluta / biasanya disebut Sago Palm. Sama seperti palem, batang daun tumbuh /muncul dari permukaan atas batang tanaman dan membentuk struktur daun dengan pelbagai bentuk maupun warna yang unik sehingga menjadikan sikas sebagai salah satu tanaman hias yang sangat ornamental.
238
Teknik Budidaya Pertumbuhan tanaman ini terbilang lambat. Dalam satu tahun, hanya bertambah tinggi kirakira 10 cm. Begitu pula dengan kemunculan daunnya. Tidak lebih dari satu helai daun, setiap tahun. Keistimewaan tanaman yang termasuk langka ini adalah tidak menuntut banyak perhatian. Sikas bisa diletakkan di dalam maupun luar ruangan. Penyiraman tanaman ini tidak perlu sering dilakukan. Cukup satu sampai dua kali dalam satu minggu. Kunci kesuburannya, seperti juga pada tanaman lain, adalah media tanam. Sikas membutuhkan media tanam yang porositasnya tinggi, seperti campuran pasir malang dan tanah. Agar lebih subur, dapat diberi pupuk kandang. Secara alami sikas berkembang biak secara generatif, dengan kawin dan biji. Bisa juga secara vegetatif, dengan pemisahan anakan. Meski sulit dibudidayakan, perawatan Sikas sangat mudah. Hanya saja, daunnya sering terserang penyakit seperti kutu putih. Sentra Produksi Habitat sikas tersebar di berbagai benua di dunia. Asia termasuk di dalamnya. Sebagai bagian dari Asia, Indonesia merupakan salah satu habitat sikas. Sumatera adalah habitat terbesar sikas.
239
LILI PARIS (Chlorophytum comosum) Famili : Liliaceae Varietas : 1. Chlorophytum comosum variegatum. 2. Chlorophytum comosum vitatum. 3. Chlorophytum comosum mandaianum. Teknik Budidaya : Syarat Tumbuh : 1. suhu 45o F di musim dingin 2. tidak terkena cahaya langsung 3. Pengairan dilakukan secara teratur 4. Kadang-kadang lakukan pengkabutan 5. Penggantian media 1 tahun sekali Perbanyakan : anakan Perawatan : Pemupukan untuk satu pot ukuran 20 cm, beri pupuk NPK sebanyak 4 gram (sekitar 1 sendok teh). Umumnya dipupuk 3 bulan sekali. Sedangkan repotting dilakukan secara insidental. Media Tanam : Bila langsung ditanam di lahan, sebaiknya sebelumnya telah dibuatkan lubanglubang tanam (ukuran panjang 10 cm, lebar 10 cm, kedalaman 10 cm). Tanah galian ditambah pupuk kandang. Biarkan satu minggu, dan setelah itu tanah galian dikembalikan. Bila ingin menanam di pot gantung, siapkan 1 bagian tanah subur, 1 bagian pasir, dan 1 bagian pupuk kompos. Pada dasar pot diberi sedikit pecahan genting atau bata merah. 240
DAHLIA (Dahlia pinnata Cav.) Spesies : D. pinnata, D. variabilis, D. coccinea, D. juarezii Varietas : Figaro dan Rigoletta. Syarat tumbuh: Memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan, dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandung humus, memiliki tata udara baik dan gembur, keasaman tanah dengan pH=6,0-8,0, dan dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700-1.000 m dpl. Produktivitas : Bunga untuk areal tanam 1 tumbak (14 m2), dihasilkan bunga sebanyak 1500 kuntum setiap minggu selama 4 bulan panen. Besar ubi dan produksi ubi per batang tergantung dari jenis dahlia. Dahlia kaktus menghasilkan ubi yang besar dan dapat mencapai 2 kg/tanaman. Dalam 10 tumbak (140 m2) dihasilkan 400 kg ubi. Teknik budidaya : Pembibitan : Teknik penyemaian bibit : perbanyakan generatif dengan benih, perbanyakan vegetatif dengan stek, perbanyakan vegetatif dari ubi. Pengolahan media tanam : Penanaman di polybag (dahlia mini dan dahlia besar) dengan media tanam sekam dan pupuk kandang (6:1) ke dalam polybag 30x20 cm, pembentukan bedengan dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm, dan panjang sesuai dengan 241
kondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm. Penanaman : Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm. penanamannya, ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm. Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh. Pemupukan : Dilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atau NPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupuk diberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengan tanah. Panen : Bunga, tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2 kali seminggu sampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengan diameter 10 cm. Ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah tanam. Hama : Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) dengan gejala ulat menyerang tanaman ubi dan batang. Pengendalian dilakukan dengan membunuh ulat bersamaan dengan pembubunan dan penyiangan gulma, pemberian furadan walau tidak selalu efektif dan penyemprotan insektisida Indofuran 3G atau Hostathion. Penyakit : (1) Embun tepung/Powdery mildew, penyebab adalah jamur Oidium tingitanium Sphaetotheca mascularis atau 242
Uncinula necator) dengan gejala bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, daun akan mengering dan gugur serta pengendaliannya dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC dan (2) Virus, penyebabnya jenis virus CMV, TSV, TSWV dan DMV, dengan gejala pertumbuhan tanaman abnormal sehingga tanaman kerdil dan pengendaliannya dengan mengendalikan perkembangan vektor serangga seperti aphid atau trips, merendam benih dalam air panas, menghancurkan tanaman terinfeksi dan menyemprotkan insektisida. Sentra produksi : Di Indonesia untuk tujuan komersil, dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).
243
ANYELIR Deskripsi : Anyelir merupakan tanaman Herba, tinggi tanaman 30100 cm. Batangnya bulat, beruas-ruas, licin, permukan berlilin, hijau kebiruan. Daun tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau. Susunan bunga majemuk, bentuk malai terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempurna, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm. benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum. Ekologi dan penyebaran Anyelir merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebunkebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah dataran tinggi dan udara serta cahaya matahari mendukung. Tanaman ini menyukai tanah yang gembur dan subur dapat dipanen sepanjang tahun. Perbanyakan Tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang dan generatif, dengan ,enggunakan biji. Bagian yang digunakan sebagai obat 244
Daun dan bunga dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan. Kegunaan Obat diare, penenang dan anti-radang. Khasiat dan pemanfatan 1. Obat diare : daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 40 ml air dingin diminum sekaligus. sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum. Lakukan pengobatan sebanyak 3 kali sehari. 2. Obat pusing: bunga anyelir segar sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 20 ml air mendidih selama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum. Kandungan kimia Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.
245
PHILODENDRON Syarat Tumbuh: Tumbuh pada Suhu F pada 65-70O malam hari dan 7585OF pada siang hari. Tanaman philodendron tanaman yang memerlukan sinar matahari tidak langsung dengan intensitas rendah sekitar 50%. Untuk pembibitan diperlukan naungan dengan paranet/shading net 75%. Kelembaban udara yang ideal 50-75%. Pertumbuhan Philodendron pada area ditempat yang lebih tinggi relatif lebih bagus dan lebih kompak dibanding ditempat dataran rendah. Perbanyakan: Vegetatif: layering, stek batang, stek pucuk/tunas,mencangkok. Generatif: penyerbukan Pemupukan: Kegiatan pemupukan sebaiknya dilakukan pada saat proses penanaman.Umumnya menggunakan jenis pupuk lambat urai dengan komposisi 15-9-12 yang mengandung banyak unsur Mg (Magnesium) pada saat penanaman awal, gunanya untuk pertumbuhan akar. Enama sampai delapan minggu setelah penanaman, pada kondisi pertumbuhan akar yang optimum, dapat diberikan pupuk cair dengan kandungan NPK 24-8-26 atau 20-10-20. 246
Umumnya dosis yang digunakan adalah 0,5-1 gr/liter air atau ikuti petunjuk dosis yang ada pada label produk pupuk yang digunakan. Media Tanam: Campuran media yang digunakan untuk penanaman dalam pot umumnya terdiri dari sekam bakar,sekam biasa,pupuk kandang , akar pakis, humus dan tanah. Umur Panen OPT: Bakteri Aphids, Kutu putih (Mealy Bugs), Tungau (Thrips), Bakteri Erwinia Carotovora, Bakteri Pseudomonas. Varietas:Philo katak, Philo Emerald Duke, Philo Kabel Busi, Philo Black Congo, Philo Mary Body,Philo Red Congo, Philo Melonii, Philo King Dragon. Manfaat: menurut penelitian yang dilakukan NASA, Philodendron sp. Termasuk tanaman yang baik untuk diletakkan didalam rumah. Tanaman ini bisa menyerap polutan diudara didalam ruangan seperti formaldehid yang biasa terdapat pada bahan busa dan partikel debu pada bahan karpet. Zat polutan ini jika terhirup oleh manusia dalam jumlah yang banyak akan merugikan kesehatan, bahkan jika menumpuk terlalu lama akan mengakibatkan kangker.
247
TABULAMPOT
248
DELIMA (Pinica granatum) - Varietas Delima merah, delima putih, dan delima hitam - Syarat tumbuh Ketinggian optimal 500 mdpl dan pencahayaan baik - Perbanyakan Cangkok - Pemupukan NPK 3 butir/pot pada umur < 1 tahun. NPK 5 butir/pot pada umur > 1 tahun. Pupuk daun (POB 2000) 10-15 hari sekali. - Hama penyakit Penyakit pada delima adalah (cendawan Sphaceloma punicae)
antraknosa
- Umur panen Umur panen pada tabulampot delima ialah 2-3 tahun (jika perawatan intensif dan sungguhsungguh - Manfaat Kulit kayu dan akar delima mengandung alkaloid, triterpenoid, glukosa, estron, lendir, dan tanin. Manfaat dari delima antara lain, menghilangkan keputihan, melangsingkan tubuh, sariawan, muntah-muntah, cacingan. 249
BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Varietas. Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas tanaman ini, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak Kunir, Demak Jingga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan varietas Malaysia. Syarat Tumbuh. Belimbing ini dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering. Belimbing membutuhkan cahaya matahari penuh, tetapi toleran terhadap naungan, dan tidak menyenangi angin yang terlalu kencang karena dapat merontokkan bunga atau buahnya. Teknik Budidaya. Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif. Pemupukan. Pemupukan dimulai saat tanaman berumur satu bulan dengan campuran urea, SP36, dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 20 250
gr atau dua sendok makan per pohon. Setiap satu atau tiga bulan sekali diberi pupuk urea atau ZA sebanyak 10 gr yang dilarutkan dalam 10 liter air. Larutan pupuk tersebut disiramkan pada media tanam. Belimbing yang akan mulai berbunga diberi pupuk NPK 16:16:16 sebanyak 25-50 gr/pohon/tahun. Waktu pemupukan tanaman sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan setelah panen dengan dosis 1/3 bagian. Dapat pula digunakan NPK tablet (20:12:10:2:1+unsur hara mikro) sebanyak 3-4 tablet/pohon/tahun atau 1-2 tablet/pemupukan untuk masa TBM, dan NPK tablet (14:11:23:4:2 + unsur hara mikro) sebanyak 10-15 tablet/pohon/tahun atau 3-5 tablet/pemupukan untuk masa TM. .Pot atau wadah tanaman yang digunakan dapat berupa pot dari tanah liat, drum, atau wadah bekas lainnya. Diameter wadah 30-60 cm atau lebih. Media tanam dapat berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Dapat pula digunakan campuran sekam, humus bambu, dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang dianjurkan untuk digunakan berasal dari kotoran kambing. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari tergantung pada kondisi cuaca, yang terpenting media tanam tidak mengalami kekeringan. Manfaat. Belimbing ini banyak digunakan sebagai tanaman obat dan konsumsi sehari-hari. Manfaat lainnya adalah sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan. 251
Hama dan Penyakit. Hama yang selalu menyerang tanaman ini antara lain lalat buah (Dacus pedestris). hama lainnya sepeti kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar. Penyakit yang biasanya menyerang adalah bercak daun, Selain itu penyakit kapang jelaga juga bisa menyerang tanaman ini. Panen. Periode panen buah belimbing, umumnya panen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.
252
TOMAT (Lycopersicum esculentum) Tanaman tomat adalah salah satu jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam. Mengandung banyak vitamin A, C dan sedikit vitamin B. Syarat Tumbuh Tanaman tomat dapat tumbuh baik pada tanah gembur, porous, kandungan bahan organic tinggi dengan pH tanah 5-6. Umumnya ditanam didaerah dataran tinggi, namun beberapa varietas unggul dapat tumbuh di dataran rendah. Waktu tanam yang baik dua bulansebelumm musim hujan. Penanaman Tomat diperbanyak dengan biji yang diperoleh dari penyemaian terlebih dahulu. Pemindahan bibit ke lapang dilakukan sewaktu bibit berumuur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Gondol, Intan, Ratna dan Berlian. Kebutuhan benih 200 300 gram/ha. Pemupukan Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha adalah urea 150 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg. Pemupukan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam dan ureadiberikan 14 hari setelah tanam sebanyak 75 kg dan sisanya 35 hari setelah tanam.
253
Hama dan Penyakit Hama: Siput, nematode, ulat penggerek buah, ulat tanah, ulat granyak Penyakit: bercak cokelat, busuk daun, layu fusarium, layu bakteri Panen Pemanenan sudah dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 60-100 hari.
254
KEDONDONG (Spondias dulcis Forst.) Kedondong merupakan tanaman buah yang berasal dari famili Anacardiaceae. Jenis-jenis kedondong unggul yang potensial dan banyak ditanam diantaranya adalah kedondong karimunjawa, kedondong bangkok, dan kedondong kendeng. Kedondong karimunjawa merupakan kedondong yang buahnya berukuran raksasa/super. Produksi kedondong ini dapat terjadi sepanjang tahun. Bentuk buahnya lonjong dengan berat 0,7-1 kg/buah. Manfaat buah kedondong manis kultivar unggul dimakan dalam keadaan segar, tetapi sebagian buah matang diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Selaian itu, daun dan batang dapat dijadikan pakan ternak, lalapan/sayuran, obatobatan. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%. Tanaman kedondong tabulampot biasanya diperbanyak dengan secara vegetatif/generatif, dengan cara disemai terlebih dahulu. Tanaman ini mampu tumbuh pada tanah batu kapur dan tanah pasir asam, terutama tanah yang porous, gembur, 255
dan mengandung bahan organik. Secara umum tanaman kedondong ditanam dengan jarak tanam 7 m x 7 m. Dengan pH tanah sekitar 5,5-6,2 dan tidak suka digenangi, curah hujan yang diinginkan antara 1.000-1.500 mm/tahun(permukaan air tanah sekitar 50-200cm). Selain itu, untuk mendapat hasil yang baik tanaman kedondong tabulampot tidak diternaungi karena memerlukan banyak cahaya dan ketinggian 700 m dpl. Pemupukan yang baik untuk tanaman kedondong tabulampot adalah menggunakan pupuk organis dapat berupa pupuk kandang, kompos, sampah, pupuk hijau. Penggunaan pupuk kimia dianjurkan jenis N : P2O5 : K2O = 2:1:1 untuk tanah yang subur, sedangkan untuk tanah yang kurus perbandingannya ialah 1:2:2. Hama yang menyerang seperti ulat perusak daun (Cricula trifenestrata) dan Kumbang (Podontia affinis Grond), hama tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan populasinya secara alami dan penyemprotan insektisida. Sedangkan, penyakit pada pohon kedondong sama seperti pada tanaman buah-buahan lainnya. Jenis penyakit yang sering muncul ialah penyakit kulit (Phytopthora), Fusarium, Diplodia, Gloeosporium, Phoma, dll yang disebabkan oleh cendawan, bakteri atau virus. Penyakit biasanya menyerang bagian daun, buah, dan batang. Pengendalian: menggunakan fungisida zat-zat aditif lainnya seperti bubur bordo dan bubur belerang. 256
SAWO KECIK (Manilkara kauki) Syarat Tumbuh Tanaman Sawo kecik dapat berkembang dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai 700 m dpl. Jenis tanah yang sesuai untuk sawo yaitu alluvial loams, lateritic soils, medium black soils, dan loamy soils dengan pH antar 4-6. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman sawo yaitu 12 bulan basah, atau 10 bulan basah 2 bulan kering, atau 9 bulan basah 3 bulan kering, atau 7 bulan basah 5 bulan kering, atau 5 bulan basah 7 bulan kering. Kedalaman air tanahnya 50 sampai 200 cm. Media Tanam Media tanam sawo kecik di dalam pot berupa campuran pupuk kandang/kompos, sekam dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Kedua bahan ini dicampur rata sebelum dimasukkan ke dalam pot. Cara Penanaman Pertama-tama, lepaskan tanaman dari polybag atau pot. Iris salah satu sisi polybag dari atas ke bawah. Lepaskan polybag secara perlahan agar bola akar tidak pecah. Lalu isi dasar pot dengan media tanam dengan ketinggian 1/3 dari kedalaman pot. Setelah itu masukkan tanaman ke dalam pot. Isi ruang-ruang kosong di sekeliling bola akar dengan media campuran hingga mendekati permukaan atas pot. Tanaman siap ditempatkan. 257
Hama dan Penyakit Hama yang biasa menyerang yaitu buah busuk di bagian dalam buah, disebabkan oleh lalat Ceratitis capitata atau lalat Dacus sp dan kutu hijau (Lecanium viridis atau coccus viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra),yang menyebabkan ranting muda dan daun-daun sawo mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya,. Untuk mencegah busuk buah, dilakukan dengan memberongsong buah sawo dengan kertas semen atau dilakukan pengasapan dengan Diasinon 60 EC dosis 1-2 cc/l atau basudin 50 EC dosis 2 cc/l. Sedangkan untuk mengatasi kutu hijau / coklat dilakukan penyemprotan fungisida cupravit OB21 4 g/l setiap 3 minggu sekali. Perawatan Perawatan yaitu pemupukan, pemangkasan, dan penggantian media tanam. Penyiraman setelah tanam dilakukan bila tanah dan media tanam kering. Bila tanah dan media tanam telah lembab, penyiraman tidak perlu dilakukan. Pemupukan dilakukan 3 bulan setelah tanam. Pengendalian gulma secara manual. Pemupukan perlu dilakukan untuk membuahkan tanaman sawo dalam pot setiap 2 bulan sekali pupuk NPK (10:20:15) diberikan sebanyak 50g/tanaman.
258
PENUTUP
Buku saku ini merupakan panduan singkat bagi mahasiswa khususnya untuk budidaya dan aspek penting lainya dari beberapa komoditas tanaman yang banyak berjembang dan diusahakan oleh masyarakat serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dengan terselesaikannya buku ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa serta mampu memberikan masukan baru bagi petani didaerah terutama dalam aspek budidaya. Namun buku ini juga masih banyak memiliki kekurangan sehingga untuk kedepannya diharapkan lebih sempurna lagi. Akhirnya kami mengucapkan syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini.
259