Anda di halaman 1dari 7

BROTOWALI

BIKIN KESIMPULANNYA YAA WAHYUNI

A.

Deskripsi

Merupakan tanaman liar yang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia


terutama di Pulau Jawa, Bali dan Ambon. Biasa tumbuh di hutan, ladang atau
halaman dekat pagar dengan penyinaran matahari penuh. Dapat tumbuh
pada ketinggian 0 1000 m diatas permukaan air laut. Tanaman ini
merupakan tumbuhan perdu memanjat tinggi diatas tanah dan cenderung
menjadi penutup tanah. Batang sebesar jari kelingking berbintil rapat,
rasanya pahit. Berdaun tunggal, bertangkai, bentuk daun seperti jantung
atau agak bundar telur berujung lancip, panjang 7 12 cm dan lebar 5 10
cm. Bunga kecil warna hijau muda berbentuk tandan semu.
NAMA LAIN BROTOWALI:
1. Nama ilmiah : Tinospora crispa (L.) Miers.
2. Nama daerah : bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); andawali (Sunda);
antawali (Bali).
3. Nama asing : bitter grape (Inggris), shen jin teng (Cina).

B.

Kandungan Bahan

Brotowali mengandung senyawa kimia antara lain:


-

Alkaloid berberin berguna untuk membunuh bakteri pada luka.


Zat pahit pikroretin merangsang kerja urat saraf sehingga alat
pernafasan dapat bekerja dengan baik. " Pahit tapi Berkhasiat Bagian
tanaman

yang

dimanfaatkan

sebagai

obat adalah batang dan daunnya. Kedua bagian tanaman tersebut


biasanya direbus dengan sejumlah air dan menghasilkan cairan yang
rasanya sangat pahit atau di kalangan jamu jawa dikenal sebagai
-

pahitan. Rasa pahit brotowali dihasilkan oleh senyawa pikroretin.


Analgetik sebagai penghilang sakit
Antipiretik sebagai penurun panas

C.

Kegunaan sebagai obat

1. Rheumatic
2. Demam,
3. Demam Kuning,

4. Kencing manis.
5. nafsu makan.
6. Kudis
7. Luka

D.

Syarat Tumbuh

Brotowali dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan


ketinggian
1.700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di hutan,
ladang, atau
halaman rumah. Brotowali menyukai tempat terbuka dan membutuhkan
banyak sinar matahari.

E.

Budidaya Tanamanan

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan tempat pembudidayaan brotowali sebaiknya disiapkan


sebulan sebelum
tanam, yaitu dengan membuat lubang tanam atau alur tanam dengan
ukuran 20 cm x 20 cm x 30
cm. Pada setiap lubang tanam dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5
1 kg yang
dicampur dengan tanah atau dibenamkan pada alur-alur tanam.
Tanaman brotowali membutuhkan tiang panjat agar pertumbuhannya baik.
Tiang panjat
dapat ditanam di samping lubang tanam sebelum penanaman brotowali.
Tiang panjat dapat
berupa panjatan hidup atau mati. Panjatan hidup dapat menggunakan
tumbuhan yang
pertumbuhannya relatif cepat dan kuat.

Penyiapan Bibit

Tanaman brotowali biasanya diperbanyak dengan stek batang agar


pertumbuhan tanaman
seragam. Stek batang diambil dari batang yang sehat dan cukup tua.
Panjang stek batang 5 cm,
10 cm, atau 15 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang stek
terbaik adalah 10 cm.
Sebelum ditanam ke lapangan, stek ditanam di polibeg yang berisi media
tanam
campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Stek
batang ditunaskan selama 3

4 minggu. Untuk mempercepat pertumbuhan tunas dapat digunakan atonik


atau air kelapa.
Stek yang dipindahkan ke lapangan adalah stek yang pertumbuhannya sehat
dan seragam.

Penanaman

Pemindahan bibit dari polibeg ke lapangan adalah dengan cara menyobek


salah satu
bagian polibeg. Bibit dipindahkan ke lubang tanam dengan hati-hati. Tanah di
sekitar bibit
dipadatkan agar bibit tetap kokoh. Untuk menjaga kelembaban tanah dan
menghambat
pertumbuhan gulma sebaiknya diberi mulsa berupa jerami, serasah atau
daun-daun kering. Jarak
tanam brotowali yang dianjurkan adalah 1 m x 1 m.

Pemeliharaan

Pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk organik dapat berupa pupuk
kandang
atau kompos. Pemberian pupuk kimia dikhawatirkan akan mempengaruhi
kandungan tanaman.
Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau
disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma. Penyiangan gulma sebaiknya tidak menggunakan
herbisida, tetapi secara
manual yaitu dengan mencabut gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Apabila digunakan panjatan hidup, pemangkasan cabang dan daun tanaman
perambat
harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan
brotowali. Pengaturan
arah pertumbuhan batang brotowali sebaiknya ditata agar pertumbuhan
cabang teratur sehingga
memudahkan pemanenan. Untuk menarik dan melekatkan sementara
cabang-cabang yang
menjuntai dapat digunakan tali plastik atau tali rafia. Cara perambatan
gantung ini akan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perambatan bebas
pada tanaman
perambat.
Jamur Cercosporella dioscoreophylli sering menimbulkan penyakit bercak
bertepung
pada daun brotowali. Pada daun tanaman yang terserang jamur ini terlihat
bercak kuning.
Penyakit ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi membuat bentuk
daun tidak sempurna.

Penyakit ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi kerimbunan tanaman


perambat agar
kelembaban berkurang khususnya dari embun atau sisa air hujan yang
menempel di permukaan
daun. Jamur Colletotrichum sp. dan Trichocladium sp. juga dapat menyerang
batang brotowali.
Batang yang terserang akan berwarna coklat dan akhirnya menjadi kering.
Hama yang sering mengganggu brotowali adalah Othreis fullonia yaitu ulat
pemakan
daun. Serangan hama ini menyebabkan daun rontok sehingga mengganggu
pertumbuhan
tanaman. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan ekstrak
mimba. Penyemprotan
dilakukan 2 minggu sebelum panen.

Panen dan Pascapanen


Batang brotowali dapat dipanen apabila warnanya coklat kehitaman. Panen
dapat
dilakukan dengan cara memangkas batang. Untuk mendapatkan simplisia
brotowali, batang dipotong kasar lalu dikeringkan.

F.Resep Tradisional
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari
2x
1/2 gelas.

4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah
makan,
sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
7. nafsu makan.
Pertama, cuci bersih kira-kira 4 lembar daun brotowali segar ukuran
sedang. Rebus dalam air sampai airnya tinggal setengahnya. saring
dan diamkan. Tambahkan madu untuk mengurangi rasa pahit.
Minumlah selagi hangat.

http://tumbuhanbrotowali.blogspot.com/2012/05/tumbuhan-brotowali.html
http://mbahjoyoraharjo.blogspot.com/2008/08/tanaman-brotowali.html
http://www.obatherbalalami.com/2010/04/obat-nafsu-makan-yang-hebatdengan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=28

Anda mungkin juga menyukai