A.
Deskripsi
B.
Kandungan Bahan
yang
dimanfaatkan
sebagai
C.
1. Rheumatic
2. Demam,
3. Demam Kuning,
4. Kencing manis.
5. nafsu makan.
6. Kudis
7. Luka
D.
Syarat Tumbuh
E.
Budidaya Tanamanan
Penyiapan Lahan
Penyiapan Bibit
Penanaman
Pemeliharaan
Pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk organik dapat berupa pupuk
kandang
atau kompos. Pemberian pupuk kimia dikhawatirkan akan mempengaruhi
kandungan tanaman.
Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau
disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma. Penyiangan gulma sebaiknya tidak menggunakan
herbisida, tetapi secara
manual yaitu dengan mencabut gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Apabila digunakan panjatan hidup, pemangkasan cabang dan daun tanaman
perambat
harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan
brotowali. Pengaturan
arah pertumbuhan batang brotowali sebaiknya ditata agar pertumbuhan
cabang teratur sehingga
memudahkan pemanenan. Untuk menarik dan melekatkan sementara
cabang-cabang yang
menjuntai dapat digunakan tali plastik atau tali rafia. Cara perambatan
gantung ini akan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perambatan bebas
pada tanaman
perambat.
Jamur Cercosporella dioscoreophylli sering menimbulkan penyakit bercak
bertepung
pada daun brotowali. Pada daun tanaman yang terserang jamur ini terlihat
bercak kuning.
Penyakit ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi membuat bentuk
daun tidak sempurna.
F.Resep Tradisional
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari
2x
1/2 gelas.
4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah
makan,
sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
7. nafsu makan.
Pertama, cuci bersih kira-kira 4 lembar daun brotowali segar ukuran
sedang. Rebus dalam air sampai airnya tinggal setengahnya. saring
dan diamkan. Tambahkan madu untuk mengurangi rasa pahit.
Minumlah selagi hangat.
http://tumbuhanbrotowali.blogspot.com/2012/05/tumbuhan-brotowali.html
http://mbahjoyoraharjo.blogspot.com/2008/08/tanaman-brotowali.html
http://www.obatherbalalami.com/2010/04/obat-nafsu-makan-yang-hebatdengan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=28