Anda di halaman 1dari 9

Klasifikasi Agathis

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Araucariaceae
Genus : Agathis
Spesies : Agathis australis

Macam-macam spesies agathis:


Agathis atropurpurea - Kauri hitam, Kauri biru (Queensland, Australia)
Agathis australis - Kauri, Kauri selandia baru (North Island, Selandia Baru)
Agathis borneensis (sinonim A. alba) - damar pilau (Malesia barat,
Kalimantan)
Agathis corbassonii - Kauri merah (New Caledonia)
Agathis dammara (sinonim A. celebica) - damar raja
Agathis endertii - (Kalimantan)
Agathis flavescens - (Kalimantan)
Agathis kinabaluensis - (Kalimantan)
Agathis labillardieri - damar putih (Irian)
Agathis lanceolata - (New Caledonia)
Agathis lenticula - tanggilan, tengilan (Kalimantan)
Agathis macrophylla (sinonim A. vitiensis) - Kauri pasifik, Dakua (Fiji,
Vanuatu, Kepulauan Solomon)
Agathis microstachya - Kauri Sapi Jantan (Queensland, Australia)
Agathis montana - (New Caledonia)
Agathis moorei - Kauri Putih (New Caledonia)
Agathis orbicula - tubu (Kalimantan)
Agathis ovata - (New Caledonia)
Agathis philippinensis - goga (Filipina, Sulawesi)
Agathis robusta - Kauri queensland (Queensland, Australia; Irian)
Agathis silbae - (Vanuatu)
Agathis spathulata - Kauri irian (Irian)
Jenis pohon Agathis spp. dengan nama daerah (damar (Indonesia); dayu-
ngon (Pilipina); kauri (England);kauri pine (Papua New Guinea); damar minyak
(dagang).

Di Indonesia penyebarannya cukup luas yaitu Sumatera, Kalimantan,


Sulawesi, Maluku dan Papua. Beberapa jenis pohon agathis yang terpenting
menurut daerah penyebaran alamnya antara lain Agathis alba Warb (Sumatera,
Maluku), A. bornensis Warb (Kalimantan), A. becarii Warb (Kalimantan), A.
loranthifolia Salisb (Maluku), A. hanii (Sulawesi), A. phillipinensis Warb (Sulawesi)
dan A. labillardieri Warb (Papua).

Tanaman agathis tumbuh baik pada keadaan/persyratan seperti di bawah ini :


Daerah dengan tinggi tempat 300 m sampai 1500 m diatas permukaan laut;
Tanah relatif subur, sarang dan bersolum dalam; ' Tipe iklim dengan curah hujan
3000 4000 mm/tahun. Tidak terdapat musim kemarau yang panjang/keras,
dengan paling sedikit 30 hari hujan selama 4 bulan yang paling kering.

Tinggi hingga 65 m, diameter banir, cabang besar sering mencuat ke atas,


tidak beraturan. Kulit batang abu-abu muda hingga cok- lat kemerahan,
mengelupas dalam serpihan besar tipis, berbentuk tidak beraturan, biasanya
bopeng karena resin. Kayu gubal keputih-putihan hingga kecoklatan, kadang
bersemu merah jambu tanpa teras yang jelas. Daun dewasa berhadapan, bundar
telur, panjang 6 8 cm, lebar 2 3 cm, pangkal daun membaji, ujung runcing,
banyak tulang daun sejajar. Bunga jantan dan betina berada pada tandan
berbeda, pada pohon yang sama (berumah satu). Kerucut betina berbentuk elips
hingga bundar berukuran 6 8,5 x 5,5 6,5 cm; terdiri dari sayap berukuran 30
40 x 20 25 mm, berbentuk segitiga kasar, batas bagian ujung membulat,
sisinya rata, panjang 3 4 cm, diameter melintang 10 mm. Tangkai dari
kelompok atau sebagian kerucut ja ntan memanjang hingga 4 mm, bersifat
permanen atau menyatu dengan dasarnya; diameter melintang microsporophyl
berukuran hingga 2 mm, bagian ujung membulat.

Produksi kopal dihasilkan oleh tanaman Agathis sp., yaitu dengan melakukan
pelukaan terhadap kulit pohon Agathis sp., setelah dilakukan pelukaan pada kulit
maka kulit tersebut akan mengeluarkan getah yang disebut kopal. Potensi
keluarnya getah secara kuantitatif pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pasif
yaitu: kualitas tempat tumbuh, umur, kerapatan, tinggi tegakan dan diameter
tegakan. Produktivitas sadapan kopal sangat dipengaruhi oleh ketebalan kulit
batang tegakan tersebut, yang memiliki ketebalan kulit bervariasi dari yang
berkulit tipis (kurang dari 1 cm) sampai tebal (lebih dan sama dengan 1 cm).

Secara fisiologis getah tersimpan dalam saluran vertikal dan saluran radial
yang melintang pada pohon. Saluran tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkima.
Antara saluran getah dan selsel parenkima terjadi suatu keseimbangan
osmotik. Penanaman Agathis sp. pada lokasi tempat tumbuh yang sesuai dengan
persyaratan tumbuhnya akan menghasilkan pertumbuhan pohon Agathis sp
yang optimal dengan pertumbuhan pohon yang optimal akan berdampak positif
terhadap produksi kopal.
Anonim. 2013. Klasifikasi Tanaman Agathis. Dapat diakses pada
http://klasifikasitanaman. com/2013/08/klasifikasi-tanaman-agathis.html
[Diakses pada 6 Mei 2015]
Agathis dammara
Pohon Damar, atau disebut juga Dammar Raja, merupakan salah satu pohon
asli Indonesia dan penghasil utama getah damar. Getah damar ini yang kemudian
diolah menjadi kopal dan dijadikan bahan baku berbagai industri. Pohon damar
(Agathis dammara) merupakan tanaman asli Maluku, Sulawesi, dan kepulauan
Filipina. Namun kini telah dibudidayakan di berbagai tempat lain termasuk di pulau
Jawa.
Pohon damar di beberapa daerah disebut sebagai kalne, kssi, oenela (Muluku);
dammar lulu atau dammar malolo (Sulawesi). Selain dinamai damar, di Indonesia
kerap disebut juga sebagai damar raja. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal
sebagai amboina pitch tree atau celebes kauri.

Ciri dan Karakteristik Agathis dammara

Pohon Damar (Agathis dammara)

Pohon damar (Agathis dammara) berukuran besar dan tingginya bisa mencapai 65
meter. Batangnya silindris dan lurus dengan diameter mencapai 1,5 meter. Kulit
batang berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan. Kulit mengelupas dalam
keping-keping yang tidak beraturan dan biasanya bopeng karena resin.
Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan panjang 6 8 cm dan lebar 2 3
cm. Bagian pangkal daun membaji sedangkan ujungnya runcing. Tulang daun
sejajar dan banyak. Bunga jantan dan betina berada pada tandan yang berbeda, pada
pohon yang sama (berumah satu).

Habitat
Damar merupakan tumbuhan asli Indonesia. Daerah sebarannya meliputi pulau
Sulawesi, kepulauan Maluku, dan kepulauan di Filipina. Namun kini, pohon damar
telah dibudidayakan di perkebunan-perkebunan di pulau Jawa. Tumbuh di hutan
hujan tropisdataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Meskipun tidak termasuk tanaman langka, namun pohon damar (Agathis
dammara) di habitat aslinya telah mengalami populasi hingga 30% dalam 75 tahun
terakhir. Oleh karena itu Daftar Merah International Union for Conservation of
Nature (IUCN Redlist) memasmukkannya dalam spesies Vulnerable (Rentan).

Pemanfaatan Pohon Damar

Batang, daun, bunga, dan buah damar (Agathis dammara)

Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi kopal (manila
copal). Getah damar keluar dari kulit atau kayu damar yang lukai. Getah yang keluar
akan membeku dan mengeras setelah beberap hari. Getah damar yang mengeras
nilah yang kemudian dinamai kopal.
Kopal ini mengandung asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri. Kopal
merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar.
Selain itu kopal dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada
penambal gigi, dan perekat plester.
Pohon damar juga bisa dijadikan pohon penghijauan dan peneduh. Sedangkan
kayunya, meskipun kurrang kuat dan awet, kerap diperdagangkan sebagai bahan
bangunan dengan nama kayu agatis.

Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan : Plantae. Filum : Tracheophyta. Kelas : Pinopsida.


Ordo : Pinales. Famili : Araucariaceae. Genus : Agathis. Spesies : Agathis dammara.

Alamendah.2014. Pohon Damar Penghasil Damar Asli Indonesia. Dapat diakses


pada http://alamendah.org/2014/08/02/pohon-damar-penghasil-damar-asli-
indonesia/ [Diakses pada 6 Mei 2015]
REPRODUKSI AGATHIS

Agathis termasuk ke dalam tumbuhan Gymnospermae.

Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)

Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota


bunganya.

Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah
Merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora
berlainan
Spora itu berupa megaspora membentuk gamet betina, sedangkan
mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di
dalam strobilus.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.

Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu

Pinophyta/conyfenophyta, dikenal sebagai konifer, menghasilkan


resin/getah, monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus merkusii
(Tusam/ pinus) , Agathis alba (damar) , Cemara , Conifer ,Pohon balsam
(Abies balsamea), dll
Cycadophyta, hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya
Cycas revoluta, Cycas rumphii, Encephalartos transvenosus.
Ginkgophyta, hanya mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu Ginkgo
biloba, diesis, biji tidak di dalam rujung benar-benar terbuka ke udara
bebas.
Gnetophyta, berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki pembuluh
kayu untuk mengatur air pada bagian xilemnya. Contohnya Gnetum
gnemon, Epherda dan Welwitschia.

Rian, Hendratno. 2012. Angiospermae-Gymnospermae dan Latihan Soal. Dapat


diakses di http://www.cerdasshare.com/2012/05/angiospermae-
gymnospermae-dan-latihan.html [Diakses pada 6 Mei 2015]

Proses Reproduksi Gymnospermae

Secara garis besar, mekanisme reproduksi generatif tanaman


gymnospermae diawali oleh pembentukan konus. Masyarakat umum mengenal
konus sebagai bunga pohon pinus dan sering digunakan untuk bahan baku
industri kerajinan tangan. Di dalam konus jantan terdapat banyak atredium yang
mengandung sel-sel induk serbuk sari. Sel-sel induk ini membelah secara
meiosis. Ini artinya dari setiap induk terbentuk 4 butir serbuk bersayap yang
haploid.

Sedangkan dalam konus betina terdapat banyak arkegonium yang di


dalamnya masing-masing terdapat 1 sel induk lembaga. Sel induk lembaga
tersebut membelah secara meiosis menjadi 4 sel yang haploid. Dari keempat sel
tersebut, 3 diantaranya akan mati, sedang yang 1 akan tetap hidup sebagai sel
telur. Kita bisa menyimpulkan bahwa sel telur yang dihasilkan oleh konus betina
tanaman gymnospermae hanya satu, bukan empat.

Pada musim semi atau musim pancaroba, konus jantan akan menyebarkan
butir serbuk. Penyerbukan tersebut dibantu arah angin dan hewan serangga
yang hinggap di bunga pinus. Jika butir serbuk ini dapat menempel pada ujung
putik konus betina, maka akan membentuk buluh serbuk. Di dalam buluh serbuk,
inti serbuk sari membelah menjadi inti tabung dan inti spermatogen. Dalam
perjalanan menuju ruang arkegonium, inti spermatogen membelah menjadi dua
inti sperma.

Selanjutnya, di dalam ruang arkegonium inti tabung akan mati, sedangkan


inti sperma akan membuahi sel telur yang ada dalam setiap arkegonium
sehingga terbentuk zigot yang berkembang menjadi lembaga di dalam biji.
Setelah konus berusia kurang lebih dua tahun, biji telah cukup masak dan konus
akan pecah. Biji tersebut dapat terbawa angin atau hewan sehingga membantu
proses reproduksi tanaman gymnospermae.
Ridwan. 2012. Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan Berbiji Terbuka
(Gymnospermae). Dapat diakses di
http://ridwanaz.com/umum/biologi/reproduksi-generatif-pada-tumbuhan-
berbiji-terbuka-gymnospermae/ [Diakses pada 6 Mei 2015]

Anda mungkin juga menyukai