BASIDIOMYCOTA
Oleh :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Taksonomi Hama dan Patogen |1
BAB I PENDAHULUAN
Basidiomycota memiliki 25.000 spesies. Nama dari Divisi ini diambil dari bentuk
diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup
sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain pada tumbuhan.
Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh orang awam
karena banyak jenis – jenis yang tubuh buahnya besar dan dapat dilihat dengan kasat
mata. Kelompok tersebut yang memiliki tubuh buah besar yang biasa disebut dengan
istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushrooms) sudah dimanfaatkan oleh
manusia misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus dan Falmmulina
velutipes, akan tetapi banyak juga yang beracun, bahkan dengan kadar racun yang
dapat mematikan.
Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro. Basidiomycota yang
makro adalah Basidiomycota yang memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar
sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping,
bola dan setengah lingkaran. Sementara Basidiomycota yang mikro merupakan
basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen
pada tanaman.
Basidiomycota terdiri dari 4 (empat) Kelas yaitu Homobasidioycetes,
Heterobasidiomycetes, Ustilaginomycetes, Hymenomycetes dan Urediniomycetes.
Dalam Kelas Urediniomycetes terdiri atas sub-kelas Urediniomycetidae dengan ordo
Uredinales dan Septobasidiales, sub-kelas Microbotryomycetidae dan
Agaricostilbomycetidae. Kelompok cendawan Basidioycota memiliki peranan sebagai
saprotrofik yang mengurai bahan organik, berasosiasi dengan tanaman seperti
mikoriza, bisa dikonsumsi oleh manusia dan ada yang beracun serta yang paling
banyak mendapat perhatian adalah perannya sebagai patogen tanaman.
Pada ordo Uredinales memiliki spesies yang banyak menjadi patogen tanaman
dan memiliki siklus hidup rumit karena membutuhkan inang yang berbeda untuk
melengkapi siklus hidupnya. Salah satu spesies yang paling berbahaya dan
menyebabkan penyakit pada tanaman adalah Hemileia vastatrix yang menyebabkan
penyakit karat pada daun kopi. Penyakit karat daun menyerang tanaman kopi
Taksonomi Hama dan Patogen |3
terutama dari jenis Arabika yang ditanam pada ketinggian di bawah 1.000 mdpl.
Serangan ini menyebabkan daun-daun berguguran sehingga tanaman menjadi
gundul, pucuk-pucuk pada cabang mati dan akhirnya tanaman mati secara
keseluruhan.
Mengingat kompleksitas dan besarnya peran jamur dalam Filum
Basidiomycota dalam kehidupan manusia, maka diperlukan informasi dan
pengetahuan yang cukup terhadap jamur yang tergoloing dalam Filum ini sehingga
bisa menjadi referensi dalam pengembangan dan pemanfaatannya di lapangan.
Taksonomi Hama dan Patogen |4
BAB II PEMBAHASAN
Kata Basidiomycota berasal dari (basidium = kubus dan mykes = jamur). Nama
Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam
daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur ini
merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer
lignin pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. Merupakan kelas jamur
yang hifa.miselium bersekat, dan bila telah kawin (hifa berinti gandanya)
menghasilkan suatu tubuh buah tipe basidiokarp dengan badan penghasil spora
generatifnya. Spora yang dihasilkan oleh basidium disebut basidiospora.
Contohnya : Jamur Merang (Volvariella volvacea), Jamur Kuping (Auricularia
auricular), Jamur Linggi (Ganoderma sp) dan lainnya.
Basidiospora
Basidium
B. Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di terrestrial dan
akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia.
C. Struktur tubuh
Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya),
misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative jamur
ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh
buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp. Basidiokarp
berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk
basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau
setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak.
Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah).
Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora
basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative. Spora
(basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat
disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh
Taksonomi Hama dan Patogen |6
Keterangan :
a. Cuspidate (berpuncak runcing)
b. Plane W / slight umbo (sedikit menonjol)
c. Plane W / flattened umbo (tonjolan rata)
d. Plane / papillate ( berpapila)
e. Mammilate / pappilate (berpapila cembung)
f. Campanulate (berbentuk lonceng)
g. Convex / hemispheric (cembung / setengah bulat)
h. Broadly paraboloic (berbentuk parabola)
i. small paraboloic (parabola kecil)
j. Conic (berbentuk kerucut)
k. Plane (lebar)
l. Broadly convex (cembung melebar)
Keterangan :
a. Smooth (halus)
b. Veluntious (berbulu sangat rapat)
c. Villose (berbulu panjang)
d. Minutely / pubescent (berbulu jarang / berbulu rapat)
e. Radially fibrillose (berfibri)
f. Tessellated / netted (berbentuk jaring)
g. Areolate / cracked (berbercak)
h. Innately scaley / squamulose (berduri)
i. Squamose scales (bersisik kasar)
j. Pruinose / granular (berlapis butiran)
k. Warty / scurfy (berbutir kasar / berbutir halus)
Taksonomi Hama dan Patogen |8
Keterangan :
a. Porioid (berpori)
b. Crisped (beralu)
c. Intervenose (bergaris melintang)
d. Anastamosed (bersilangan)
e. Regular (teratur / tertata)
f. Back forked (bercabang dari tepi)
g. Margin stipe (bercabang ke tepi)
Keterangan :
a. Free (tidak menempel)
b. Adnaxed (menempel)
c. Adnate (menempel lurus)
d. Adnate with tooth (menempel dengan tepi bergigi)
e. Decurrent / Attached toodllar (seperti payung)
f. Sinuate (menempel dengan pangkal berlekuk)
g. Arcuate (menempel sampai dasar)
Taksonomi Hama dan Patogen |9
Keterangan :
Keterangan :
a. Marginate depressed (tepi menggulug kedalam)
b. Scaly (bersisik)
c. Napiform (tidak ada selubung tetapi bagian dasar membulat)
d. Saccate (memiliki kantong)
e. Concentric ringed (cincin esentrik)
f. Circumsessile (memiliki sesil melingkar)
g. Sheathing (terselubung)
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 10
Keterangan :
a. Caespitose (bercabang)
b. Rhizoids (rhizoid)
c. Inserted / insititious base (menempel langsung pada dasar)
d. Strigose (berserabut)
e. Mycenal pad (menempel langsung tapi berserabut)
f. Attached to rhiomorph (menempel pada rhizoid)
D. Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi
aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina
dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui
perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal (spora
generative), yaitu spora basidium (basidiospora).
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 11
E. Klasifikasi
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk
spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.
Basis = dasar, idion, mykes = jamur, berkembangbiak seksual dengan
basidiospora melalui basidium, hifa bersekat, kebanyakan berukuran
makroskopis, spora terdapat dalam basidiospora, pada permukaan bawah
tudung, disela-sela gill. Tubuh buah (basidiocarp) mudah dilihat mata, dengan
bentuk piala (Cyatus), kuping (Auricula), payung dan memiliki pembungkus
(Volvariella), kulit mengkilat (Ganoderma), dll.
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 12
Salah satu contoh klasifikasi pada filum Basidiomycota dapat dilihat pada
Agaricus campestris Linneaus, sebagai berikut :
a. Ordo Hymenomycetales
Tingkat perkembangannya masih sederhana, belum membentuk tubuh
buah. Umumnya basidium bebas, namun pada anggota yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi, hifa pendukung basidium teranyam
membentuk tubuh buah dan basidium terkumpul membentuk himenium
yang didukung himenofor. Himenium terletak bebas di atas tubuh buah
(gimnokarp). Spora sangat banyak dan secara aktif dilontarkan basidium.
Pada Hymenomycetales tingkat tinggi, himenofor menonjol, membentuk
rigi-rigi, lamela atau papan-papan, sehingga permukaan himenium lebih
luas. Berdasarkan ada tidaknya himenofor, ordo ini dibedakan menjadi
dua subordo, yaitu Aphyllophorales dan Agaricales.
1. Subordo Aphyllphorales
Tubuh buah tanpa himenofor yang menonjol. Himenium terletak
bebas di atas tubuh buah dan sudah terbentuk sejak tubuh buah
masih muda. Sub ordo ini dibedakan dalam beberapa family, antara
lain :
Famili Polyporaceae
Tubuh buah berbetuk seperti kipas, himenofor membentuk pori-
pori, dari luar tampak berlubang-lubang. Sisi dalam lubang-lubang
itu dilapisi himenium. Tubuh buah dapat berumur beberapa tahun,
setiap kali membentuk lapisan himenofor baru. Umumnya hidup
sebagai saprofit, misalnya: Ganoderma applanatum (jamur kayu):
tubuh buah berbentuk setengah lingkaran, banyak terdapat pada
kayu-kayu lapuk. Ganoderma pseudoferreum (jamur akar merah).
Polyporus giganteus: tubuh buah besar.
Famili Exobasidiae
Jamur ini tidak memiliki tubuh buah. Kebanyakan hidup
endoparasitik pada tumbuhan lain. Pada inangnya jamur ini
menimbulkan badan-badan seperti kutil-kutil. Suatu jenis dari
jamur dari suku ini menyebabkan penyakit pada tanaman the dan
terkenal dengan nama penyakit cacar teh. Jenis jamur ini adalah
Exobasidium vexans.
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 14
Famili Corticiaceae
Tubuh buah merata dan melekat pada substratnya seperti kerak.
Heminofora datar atau sedikit berkerut. Kebanyakan hidup sebagai
parasit. Contohnya : Thelephora iaciniata.
Famili Clavariaceae
Tubuh buah tegak, berbentuk gada atau cabang-cabang, seluruh
tubuh buah diselubungi oleh lapisan himenium. Tubuh buah yang
bercabang-cabang mempunyai bentuk seperti batu karang. Contoh
: Clavaria zivelli
Famili Hydnaceae
Himenofora mempunyai tonjolan-tonjolan berupa duri-duri atau
gigi. Terdapat pada sisi bawah tubuh buah yang berupa suatu kipas
atau suatu payung dengan tangkai kira-kira di tengah-tengah.
Contoh : Hydnum helveolum.
2. Subordo Agaricales
Tubuh buah biasanya berbentuk payung dengan tangkai sentral. Pada
waktu muda tubuh buah itu diselubungi oleh suatu selaput yang
dinamakan velum universale. Apabila tubuh buah membesar, selaput
hanya tersisa di pangkal tangkai tubuh buah dan disebut bursa. Dari
tepi tubuh buah ke tangkai terdapat juga suatu selaput yang menutupi
sisi bawah tubuh buah. Selaput ini dinamakan velum partiale. Apabila
tubuh buah membesar selaput ini akan robek dan merupakan suatu
cincin (anulus) pada bagian atas tangkai.
Himenofor terletak pada sisi bawah tubuh buah, membentuk lamela
yang tersusun radial, dapat juga membuat tonjolan berupa buluh-
buluh. Himenium menutupi permukaan bawah tubuh buah dan mula-
mula terletak di bawah velum partiale. Letak himenium yang
demikian itu disebut angiokarp. Lapisan himenium terbentuk
serempak. Dalam subordo ini contohnya diantaranya :
Famili Agaricaceae
Tubuh buah kebanyakan berbentuk payung, mymenofora
membentuk lamel atau papan-papan dengan lapisan himenium
pada kedua sisimya. Kebanyakan dari susku ini hidup sebagai
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 15
Jamur kuping
1 Dapat dimakan
(Auricularia polytricha)
Jamur merang
2 Dapat dimakan
(Volvariella volvacea)
Jamur shitake
3 Dapat dimakan
(Lentinulla edodes)
1. Sejarah Penyakit
Pada tahun 1970-an, penyakit karat daun merusak pertanaman kopi arabika
di Amerika dan menurunkan produksi 80%. Pada tahun 1980, penyakit ini
merusak perkebunan kopi di Sri Lanka dengan kehilangan hasil lebih dari
50%. Di Uganda, diperkirakan penyakit ini menyebabkan kehilangan hasil
30%, sedangkan di Brasil menurunkan hasil 30% bila tindakan pengendalian
tidak dilakukan. Kehilangan hasil akibat penyakit ini juga terjadi di India
sebesar 70%, di Kolumbia 15-25% dan di Papua New Guinea sampai 70%. Di
Indonesia, penyakit ini mulai mengganas pada tahun 1880-an dan merusak
sebagian besar perkebunan kopi arabika. Meskipun telah dilakukan
rehabilitasi kopi arabika dengan robusta, penyakit ini masih menjadi
masalah di seluruh wilayah penghasil kopi di Indonesia dan menurunkan
produksi 20- 70%. Berdasarkan data tersebut, kehilangan hasil kopi dunia
oleh penyakit ini diperkirakan US$1-2 miliar/ tahun.
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 24
2. Faktor Penyebaran
3. Gejala Penyakit
Gejala penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) jarang tampak pada
buah dan batang sehingga hanya terbatas pada daun. Secara khas penyakit
ini dikenal seperti luka berwarna kuning yang ditutupi bedak atau noda
yang tampak pada permukaan bagian bawah daun. Pada luka yang masih
muda tampak noda kuning pucat dengan sporulasi yang jelas. Noda dapat
berubah-ubah ukuran dan dapat bersatu selama perkembangannya.
Sporulasi terjadi mulai dari stomata dan luka ditandai oleh kulit luar yang
pecah dan setelah pecah karat tidak tampak, luka tersebut tidak dikenal
sebagai jerawat. Akibat kerusakan ini daun akan mengering dan gugur
sehingga mengakibatkan tanaman menjadi gundul. Hal ini memperlemah
tanaman sehingga terjadi pembentukan buah secara berlebihan yang
disebut Overbearing kemudian tanaman kehabisan pati di dalam akar dan
ranting-ranting, akibatnya akar dan ranting mati bahkan pohon dapat mati.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada
kopi arabika penyakit ini masih menjadi masalah utama. Berikut adalah
gambar-gambar gejala karat daun kopi.
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 26
4. Bioekologi Patogen
a. Klasifikasi
b. Siklus Hidup
c. Kerugian
d. Pengendalian Penyakit
yang akhirnya mengakibatkan tanaman menjadi gundul. Hal ini berdampak pada
penurunnya produksi biji kopi yang menyebabkan kerugian secara ekonomi pada
petani, sehingga sangat penting untuk memahami secara mendalam tentang
taksonomi, gejala serangan serta penyebarannya sebagai referensi dalam
menentukan teknik pengendalian.
T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Wheat Stem Rust. Agricultural Research Service - United State
Departement of Agriculture. http://www.ars.usda.gov/Main/docs.htm?
docid=9910. (Diakses Tanggal 05 November 2014)
Ardiyanto T. 2011. Basidiomycetes Basidiomiset Cendawan. http://taufik-
ardiyanto.blogspot.com/2011/11/basidiomycetes-basidiomiset-
cendawan.html. (Diakses Tanggal 5 November 2014)
Kuswinanti, T. 2013. Menguak Tabir Mikroorganisme. IPB Press. Bogor
Sarwono, Mahfud C, Rosmahani L, Jumadi Corlina L. 2000. Pengendalian Penyakit
Karat Daun Hemileia vastatrix B. et. Br pada Tanaman Kopi Arabika dengan
Bubur Bordo Berdasarkan Ambang Kendali. http://pertanian.uns.ac.id/
~agronomi/agrosains/peng_penykit_kartdaun_sarwono.pdf. (Diakses Tanggal
03 Januari 2014).
Webster J, RWS Weber. 2007. Introduction of Fungi. Cambridge : Cambridge
University Press.